Quantcast
Channel: Melayu Boleh
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live

Anak Jiran Sebelah

$
0
0

Video Lucah : Anak Jiran Sebelah - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Anak Jiran Sebelah   Melayu Boleh.Com

foto main perempuan

Singapore Naughty Wife

$
0
0

Video Lucah : Singapore Naughty Wife - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Singapore Naughty Wife   Melayu Boleh.Com

Yang Ketiga

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Yang Ketiga   Melayu Boleh.Com

ok, kali ni aku cerite pasal lelaki ketige yg aku main.
die nie tunang org, dan tua 5 thn drpd aku.
mase first time aku ngan die, memang aku dah agak bende nie akan jadik..
pasal mase tu, aku punye pantat pun dah lame tak dijolok.
so mlm yg aku lepak kat bilik die tu aku terus je buat-buat yg aku ngantuk sgt.
aku terus membaringkan badan aku atas tilam die and die pun baring sebelah aku.
mule-mule die cume peluk aku je, lepas tu die mule start kiss-kiss leher aku , pipi aku,
sambil tu tangan die pulak merabe-rabe tetek aku. aku mase tu
masih lagi berbaju T lengkap dgn short.
makin lame die kiss-kiss tu aku pun tak tahan la jugak, aku pun balas.
kitorang pun ber frnch kiss la lepas tu..
aku sebenarnye dah tak tahan..mulut pantat aku bagaikan meraung-raung kelaparan.
almaklumlah dah berape bulan tak bagi mkn.
mamat tunang org ni makin lame pun merabe makin kuat, tau-tau je aku dah bogel atas
tilam die tu. die pun dah bogel gak, magic betul...
puting tetek aku tegang dan keras bile die gentel dgn jari die...aku macam biaselah..tak dapat nak kontrol suare.
aku mengerang tak henti-henti...air pantat aku dah byk yg keluar.
air tu semakin melimpah-limpah bile die sentuh bijik kelentit aku yg kiut miut tu.
erangan aku semakin hebat...aku tunggu jugak, kalau-kalau die nak
jilat pantat aku...sebenarnye itulah yg paling aku suke..
tapi mamat ni kemelayuan sikit, jenis tak jilat pantat punye, so
aku adela sedikit keciwa.
tapi tak kisahlah, asalkan aku dpt batang mlm tu.
die pun dah tak sabar, terus je die halakan konek die, dan terus je die redah
lubang pantat aku.
menggigil pantat aku bile merasekan btg die masuk dlm pantat
aku yg dah basah kuyup tu.
aku merengek...tapi aku terperanjat besar bile die masukkan
btg die saampai habis dlm pantat aku.
aku terase seperti pantat aku digonyoh dgn berus...
mak oi!!!! bulu die rupenye...kasar bukan main... macam berus
sabut!
melecet kulit pantat aku yg gebu.
tapi mase tu aku dah tak kire, pantat aku pun dah lapar yg amat.
die mule berdayung, aku pulak terus mengerang, kali ni sebab
sedap bercampur pedih kena bulu die...
aku belum pun sempat sampai ke kemuncak, bile aku dengar
die mengerang dan mendengus macam lembu kena sembelih..
hii...terus hilang stim aku tengok die klimaks style camtu.
apelagi...malam tu aku terpaksela melancap utk memuaskan pantat aku
yg sentiasa lapar ni...
hai...sedihnye...

Cute Indonesian Teen

$
0
0

Video Lucah : Cute Indonesian Teen - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Cute Indonesian Teen   Melayu Boleh.Com

Janda Muda Pantai Timur

$
0
0

Video Lucah : Janda Muda Pantai Timur - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Janda Muda Pantai Timur   Melayu Boleh.Com

Budak pemuasku – 1

$
0
0




Saya adalah seorang wanita, single dan telah 8 tahun bekerja di sebuah perusahaan multi national yang terkenal, mungkin para pembaca mengetahui sebagai pekerja apalagi di sebuah perusahaan yang besar, karir kita tidak akan pernah mencapai posisi puncak, tentunya posisi ini biasanya diisi oleh seorang Expat yang ditunjuk langsung oleh headquarters yang bertempat di luar negeri.

Selama 8 tahun saya terus berambisi dan bekerja keras untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi lagi, dimana bukan hanya imbalan materi dan fasilitas yang lebih baik, tetapi juga untuk mendapatkan kekuasan yang lebih, hal kedua ini sifatnya lebih condong untuk kepuasan batin.

Saya rasakan juga bahwa hal ini lumrah bagi manusia untuk mendapatkan hal yang lebih dan kelebihan itu selalu berkisar di antara hal hal tersebut, hanya setiap orang mempunyai hasrat dan ambisi yang berbeda beda dan di tambah dengan faktor talenta, kemauan untuk kerja keras dan faktor keuntungan tentunya tidak semua orang akan mendapatkan level yang sama.

Di perusahaan di tempat saya bekerja, saya terkadang merasa tertekan di mana atasan saya selalu menganggap saya sebagai budaknya dan segala hasil kerja keras saya selalu di ambil creditnya untuk atasannya lagi. Terkadang sebagai wanita kita juga sering di lecehkan (tidak secara sexual dalam case saya) tetapi dalam arti batas kemampuan kita, kelemahan dan lain sebagainya. Saya mengerti di dunia ini dan sudah menjadi kenyataan ada kecenderungan pria dianggap sebagai manusia yang lebih dalam segala hal sehingga segala sesuatunya akan lebih baik bila pria yang mengerjakannya sehingga mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.

Oleh karena hal tersebut di atas saya berkesimpulan bahwa sebab sebab dari kesukaan saya untuk menjadi seorang Domina dalam fantasi permainan sex ini mungkin berawal dari ketidak puasan saya dengan kejadian kejadian dan situasi di tempat kerja saya tersebut. Permainan fantasi sex ini seakan membalaskan dendam saya terhadap ketidak puasan dan keadaan di tempat saya bekerja sehingga secara kejiwaan saya bisa menjadi sangat menikmati dan puas bila dapat melihat seorang pria tidak berdaya dan menurut atas kemauan saya apalagi ketidak berdayaannya itu dilakukannya sendiri dengan sukarela dan senang hati.

Pertanyaan pertanyaan dari para pembaca yang menanyakan akan sebab dari kesukaan saya ini semoga bisa dengan jelas terjawab dalam penjelasannya yang saya ungkapkan dengan sejujur jujurnya diatas.

Mungkin cukup penjelasan saya mengenai back ground dari kesukaan saya ini, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan seorang pria yang kebetulan juga cocok dengan fantasi saya dan juga cocok selera dengan saya dari segi fisik maupun sifatnya.


Seleksi dan Recruitment

Pertemuan saya dengan budak cowok saya yang baru ini berawal dari email. Setelah pemuatan cerita saya yang berjudul "Pemijat Submissive", banyak sekali cowok yang berkirim surat kepada saya untuk meminta dijadikan budaknya. Namun dari sekian banyak email saya memilih beberapa saja yang saya balas, tentunya dari balasan yang ada saya juga menyeleksi ulang lagi cowok-cowok yang mendaftar untuk menjadi budak saya.

Kriteria pemilihan saya terutama adalah orang yang intelegent, open minded dan tentunya benar benar menghayati perannya sebagai seorang budak. Kemudian saya juga memeriksa background orang tersebut dari segi materi, kebersihan dan status perkawinan. Saya sengaja mencari orang yang status sosialnya cukup tinggi, sudah kawin dan cukup mapan, pertimbangan ini saya pilih untuk menghindari masalah privacy saya di dunia luar, karena saya juga yakin seorang dengan kriteria yang tadi juga ingin rahasia jati dirinya di jaga sehingga kami bisa saling menjaga privacy.

Dari proses penyaringan tersebut akhirnya saya memilih satu kandidat yang saya pikir cukup memadai, namanya Anwar. Dia adalah seorang Chinese yang cukup mapan, berasal dari keluarga yang terhormat, sudah kawin dan berusia 32 tahun. Setelah kurang lebih 1 bulan kami saling mengenal diri melalui telepon dan email akhirnya saya merasa sudah cukup comfortable untuk bertemu langsung dengan dia.

Pertemuan kami atur di sebuah Mall besar di Jakarta Barat yang sangat terkenal dan ramai, pertemuan ini di sepakati pada hari dan jam kerja, di sebuah coffe shop.

Saya sengaja datang 60 menit lebih awal untuk mempelajari situasi dan menyiapkan jalan untuk back out dari pertemuan ini bila ternyata si Anwar itu tidak cocok dengan deskripsi yang telah dia berikan, terus terang pembaca saya sangat nervous sekali waktu itu.

Sambil duduk dan minum cafe late yang sudah dihidangkan saya berharap harap cemas menunggu pertemuan dengan Anwar, jantung saya berdebar debar keras, dan efek dari coffe yang saya minum sepertinya membuatnya menjadi tambah parah. Tiba tiba telepon HP saya berdering, sepertinya jantung saya hampir copot mendengarnya, memang kami sudah berjanji untuk saling menelpon bila sudah dekat di lokasi.

"Hello Mbak, saya Anwar.."
"Oh iya.. Sudah dimana kamu?" desahku sambil gemetar.

Sambil menjawab saya melihat ke sekeliling coffe shop, ketika itu saya melihat seseorang cowok yang sedang berdiri dan celingukan sambil menelpon. Mata kami beradu dan dia tersenyum sambil mengangukan kepalanya, seketika itu saya langsung tahu kalau cowok itu adalah Anwar yang sepertinya sudah saya kenal walau hanya melalui telepon dan email. Dia berjalan menghampiri saya sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya untuk berjabatan tangan.

Para pembaca, pertemuan yang mendebarkan ini ternyata cukup menyenangkan, saya seketika merasa nyaman sekali berada di dekat si Anwar setelah bertemu dan mengobrol ngalor ngidul tentang kehidupan kami. Orangnya menurut saya sangat open minded, pintar dan sedikit pemalu, secara fisik cukup menarik, tingginya sekitar 180 cm, kulitnya putih bersih kecoklatan, rambut pendek, badan cukup berisi hanya sedikit gemuk di sekitar pinggang.

Tanpa terasa kami sudah ngobrol selama 1 jam, selama ngobrol mata kami saling bertatapan, dan saya melihat ketulusan dan kejujuran di sorot matanya, sesekali dia menundukan mata bila saya bertanya yang sifatnya sangat pribadi, saya merasa berada diatas angin dan mendominasi pembicaraan. Bahan pembicaraan kami sama sekali tidak menyinggung mengenai permainan sex yang kita gemari tetapi lebih banyak ke keluarga, kerja dan lain lain. Sepertinya kita bisa saling terbuka dengan kehidupan kami. Saya juga merasakan adanya peningkatan atas kepercayaan dan merasa comfortable dengan dia.

Setelah pertemuan itu, kita berjanji untuk saling kontak untuk pertemuan berikutnya melalui email dan telepon, mungkin kita malu untuk memulai pembicaraan tentang fantasi permainan yang memang kami sukai itu secara langsung, mungkin karena ini pun pertemuan pertama kita.

Setibanya saya di rumah saya langsung menyalakan note book dan mulai menulis email untuk Anwar untuk pertemuan kita yang lebih lanjut. Di dalam email intinya saya menyatakan kepada dia bahwa saya ingin menjadikan dia seorang budak sex pemuas nafsu yang mengabdikan badan dan jiwanya kepada saya sebagai Mistressnya, tentunya dengan batas batas tertentu yang dia punyai, untuk itu saya menanyakan komitmen dia dan batas batas yang di sanggupi oleh dia.

Di dalam email saya juga menulis semacam pernyataan atau perjanjian mengenai kerahasian dan kebersihan yang harus di lengkapi dengan hasil pemeriksaan lab atas bebasnya dia dari penyakit penyakit kelamin sebagai syarat saya untuk menyewa dia sebagai budak sex saya.

Setelah kurang lebih 1 minggu (yang serasa lama sekali) saya mendapatkan email balasan dari si Anwar. Dengan berdebar debar saya mulai membuka dan membaca email balasan darinya. Di dalam emailnya dia menyanggupi segala syarat dan keinginan saya, dia juga bahkan melampirkan hasil scan dari hasil pemeriksaan lab yang meluluskan dia dari penyakit penyakit. Dia sangat ingin segera mengabdikan dirinya untuk saya dan juga menuliskan batasan batasan yang dia inginkan.

Pembaca, menurut saya batasan batasan yang di berikan oleh dia cukup bisa dimengerti. Batasan utama yang diinginkan adalah mengenai kerahasiaan sehingga permainan hanya berlaku di dalam tempat yang aman dan discreet dan di luar dari itu hubungan kita tetap hanya sebagai teman biasa, sehingga "public humiliation/punishment" tidak bisa di terapkan di dalam permainan kami. Batasan lainnya juga mengenai penyiksaan yang sampai menimbulkan luka permanen atau mengeluarkan darah juga tidak dapat di tolerir karena dapat menimbulkan bekas dan berbahaya. Kemudian ada juga batasan untuk permainan "force feminization" atau dimana saya melecehkan dia dengan mendandani dia dengan pakaian perempuan. Sebagai tambahan safety kami juga mempunyai semacam kata kode, dimana bila dia atau saya mengatakan kode itu semua permainan akan berakhir.


Bersambung . . . . .. .

Bila Janda Yang Goyang.. Gerekkk

$
0
0

Video Lucah : Bila Janda Yang Goyang.. Gerekkk - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Bila Janda Yang Goyang.. Gerekkk   Melayu Boleh.Com

My Ex-Girlfriends

$
0
0

Video Lucah : My Ex-Girlfriends - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel My Ex Girlfriends   Melayu Boleh.Com


Our Affrican Advanture

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Our Affrican Advanture   Melayu Boleh.Com
I, or should I say we, own a small engineering business. Sally my wife and co-owner is the dogsbody, my secretary and over-sees the general running of the place while I'm out drumming up business. Sally is 36 and we've been married for 11 years, she's very attractive and has kept her shapely figure despite having had two babies. She has always been willing to muck in and help the business and a few years back she proved it in no uncertain way. At first business was easy to get and we did a lot of work for foreign clients, particularly those from African countries. I would entertain reps and soon found out that to make certain of getting an order they required a woman's services during their stay. So I contacted an escort agency in town that supplied girls to service my customers, for which I paid. It was well worth it, but as the recession hit, we couldn't afford to keep the big foreign and British clients sweet with the girls and lost even more business. That was about three years ago, and it was then that Sally put her proposition to me on how to keep getting the orders in: she would be the reps' date. As you can guess, I wasn't too keen on the idea, but she kept on about it and in the end, I gave in and agreed it was the only solution. However I insisted that the reps wear condoms because apart from the obvious risk of disease, I didn't want my wife to get pregnant by another man. I kitted her out in all new sexy gear; Basques, suspenders, stockings, really high spiky heeled shoes and some horny outfits, short tight skirts etc. On her first date she looked a right horny sexy desirable tart and she watched me giving myself a hand- shandy while waiting for her cab to arrive. While she was out I went through all the emotions, but I also found I was getting incredibly turned on at the thought of my wife being screwed by another man. Sally got home late the following morning, having spent the night at the rep's hotel. When she got into work she was still highly excited and we locked ourselves into the office while she told me all about it. She was back in her working suit but when she sat down, her skirt rode up to reveal she was still wearing stockings. I knelt beside her as she told me how exciting and different it had been with David, the rep, how much better and how many orgasms she had had. She said he had fucked her three times before going to sleep and again when he woke up in the morning, she also said she had agreed to meet him again that night. In the end I had to ask the inevitable questions: was he bigger and better than me. She giggled and said yes on both counts, she also added he was more of a stayer and when he came he really filled the condom every time - unlike me. She crossed her legs and pulled her skirt up showing me she wasn't wearing any panties. I knelt there looking at the curve of her bum and the sensuous sweep of her thighs to the tops of her stockings. I gazed at the length of her lovely legs and got my cock out to give her a good fucking but she stopped me saying she was too sore and it would be nice if I gave myself a wank. I knelt there tossing myself off imagining David's big cock up her and I kissed her legs and knees. She said, "These are the stockings I wore while he screwed me, is it turning you on darling?' Turning me on? I was going crazy with lust and my lips caressed her milky white thigh, just above her stocking top. She lay back and opened her legs showing me her flushed and swollen pussy. That's when my come exploded from my cock and when she held my head and pulled my face into her yawning pussy so I could lick her and bring her off Sally climaxed noisily really dragging my face into her gash letting me continue to lick until I erupted all over the floor again. That night, off she went again, without returning to work the following day. She told me that evening they had fucked on and off all night and most of the day and that she had really enjoyed it. It was clear to me that Sally was a natural whore. After that it came easily to her she gave good service to all our clients and relished the fact that they were, on the whole, bigger and better than me. I knew that things would never be the same between us again. I still loved her madly and she loved me in her own way but she made it quite clear that I could no longer satisfy her, which made me impotent in a strange way. I could always get a hard on knowing that she was being fucked and could wank off when I was licking her out after she'd been with a client but at other times, I struggled to get an erection. So I looked forward to her 'dates' but never once wanted to watch Sally in action. Business started to pick up again, mainly due to Sally's sexual prowess, but although we had contracts from all over the world, we still hadn't had a big African contract come in. My wife had had cocks from around the world, but she still hadn't had a big black one. I was now making enough money to afford agency girls again, so Sally reverted back to her old duties in the office. That was until recently when I got a call from an Ethiopian company, wanting certain parts and equipment. They told me that a rep would be coming over in the next month. Now Sally and I both knew, from the girls we used years before, that black men, especially east Africans, had extremely large cocks and I could tell that Sally was more than interested at the prospect of some 'overtime'. On the day of Mr. Ndabi and Mr. Ackoko's visit Sally took more care getting ready for work than usual. Her hair was shining, her make-up perfect, and she was dressed in sexy suspenders, seamed stockings, knee length skirt with a daring split to the thigh and silk blouse without a bra - I could clearly see her large nipples showing through the luscious silk. She was out to pull a big black cock without a doubt. Mr. Ndabi and Mr. Ackoko arrived at our office dead on time. Both were very handsome black men. Mr. Ndabi was the youngest of the two in his mid to late twenties and was the superior of Mr. Ackoko who insisted on my calling Mr. Ndabi 'Sir', as I was inferior to both of them. Sally was sitting typing but looking at Mr. Ndabi with undisguised admiration. We went into my office, and I called Sally in to take notes. She positioned herself so that her split skirt revealed a good length of stocking clad thigh. I got an instant hard on at her blatant display and Ackoko's eyes nearly popped out of his head. Mr. Ndabi just smiled lustfully. It was hard going for me, all I could concentrate on was Sally and Ndabi fucking her good and hard. I brought some drinks in and we discussed the deal. Mr. Ndabi said that he would go away and think about it and it might help if he had a woman with him. By then I had changed my mind about Sally doing the honors and offered to call up the agency, but he stopped me saying, "How about your secretary would she like to spend the evening with us?" I explained that she was married, but he insisted, "Does that matter? I like her. She has a lovely body." I went out to Sally and put it to her, adding that I didn't think it was a very good idea, but she went into the office and thanked Ndabi for his kind offer and agreed to go out that evening providing I came with them. Mr. Ackoko said that I should bring my wife along too, but I said she was away for the week. Sally giggled at my lie. We arranged to meet them at their hotel later that evening. Sally was like an excited child as she dressed for the evening. She got herself all tarted up for her first black man. I made sure she had a good supply of condoms in her bag as I thought after Mr. Ndabi had fucked her, Mr. Ackoko would have a go too. She looked divine, wearing a little black party dress over skimpy undies and sexy suspenders and stockings. I noticed her G- string was so tiny it was tight up her crack. God, my hard on was painful. We met at their hotel and I drove to the restaurant that Ndabi had chosen. Sally sat in the back of the car with Mr. Ndabi. I could hear her giggling and he asked her if her husband minded her being out on her own. Looking directly at me in the rearview mirror she said, "No it's nothing to do with him, he's a bit of an old wanker anyway, no good for a woman." They all had a good laugh at that and I joined in. Then I heard Sally sigh and glanced round to see Mr. Ndabi kissing her, her legs wide open and his hand between her white thighs. We nearly had an accident as I swerved and Ackoko told me to concentrate on my driving. In the restaurant Sally was very excitable, especially when Ndabi gave me her G- string to look after. My wife was brilliant, her skin flushed and her eyes shining as he fingered her underneath the table. I could see she was really on heat. After the meal I offered to call them a cab to take them back to the hotel but Mr. Ndabi said as my wife was away, why not go back to my place for drinks and whatever else. What could I do or say? I needed the contract and I realised that for the first time I could see my wife being well and truly fucked by not one man, but two. Once home I fixed them a drink before seeing the babysitter out and checking on the kids. When I returned, Sally had put some music on and was dancing with Mr. Ndabi, her dress was up at the back and his hands were on her bum, his fingers digging into the crack, holding her tightly against him. Their lips were joined in a sensual kiss, her arms around his neck, drawing him down. I couldn't help it, I groaned as I came in my pants. Mr. Ndabi sat Sally on the sofa as Ackoko pulled her dress up around her hips, she was unzipping Mr. Ndabi and drawing his trousers down. I was gazing at my wife's gaping pussy when I heard her whisper "Oh god! Oh god, just look at it!" I did and received the biggest shock of my life, I was looking at the largest cock ever, of that I'm sure, it was still hanging down flaccid and all of 10 inches long. It was a huge soft rubbery thing dangling between his legs like a horse's. Sally was going potty looking at his slowly erecting cock. She held it in her tiny hands and started gently wanking it. I couldn't see how she was going to take such a monster without it splitting her in two. I was shaken out of my stupor by Mr. Ackoko, he was rubbing a finger up and down Sally's pussy, he pulled me down to my knees between Sally's long legs and instructed me to lick her cunt to prepare it for Mr. Ndabi. In a dream I obediently did as I was told, lapping my tongue the full length of Sally's gash, with her bucking her cunt at my face. I could hear her moaning so I looked up and saw her licking and sucking Ndabi's cock, now almost fully erect, its fat pink head squeezing itself clear from the foreskin. It looked all of a foot long. I went back to eating pussy, thoroughly enjoying myself when suddenly I felt Ackoko pulling me away. He pushed me to the floor as Mr. Ndabi moved between Sally's splayed legs. I could see her holding his massive shaft guiding that huge shining pink knob between the soft dribbling folds of her pussy and as he raised her stockinged legs over his arms. I realised he wasn't wearing a condom but I was too far gone to stop him. Sally must have known as well but she just held it and fed it into her yawning minge. God how she squealed as she took it and realised just how big he was. Her body twisted and turned as he worked it up inside her. I saw tears streaming down her cheeks. All I could do was stare as he squeezed his cock inside her tight tunnel. Sobs racked her body as he forced more and more in. He had about 10 inches in and she was begging him to stop but he had the bit between his teeth and there was no stopping him now. She clawed at him as he rammed in and out and suddenly he was all the way in, his balls nestling against her thighs. He just stood there moving his hips gently back and forth and slowly Sally's sobs of pain turned to sobs of pleasure and she began to respond. She started to work herself against him, grinding her hips into him as he just stood there letting her do all the work. She was sighing, then she shuddered and squealed as she climaxed. He pulled her to the floor with her legs stretched over his shoulders and fucked her hard, as she screamed in both pain and ecstasy. Mr. Ndabi shagged my wife for a good hour bringing her to climax after climax until she was too weak to move with him. He carried on regardless pausing briefly to regain his composure before setting about her again, then came the time he didn't pause at all, he kept right on fucking her getting faster and faster. Sally knew he was about to come and urged him and begged him for his spunk. When he came, she went crazy, screaming the house down. That's when I come in my pants again. Mr. Ackoko pushed me towards Mr. Ndabi saying: "We must thank my chief for allowing us to watch him mate with a woman, then we must leave otherwise it will be on insult to him." He went up to Mr. Ndabi and said, "Thank you sir for the honor you have bestowed upon me." I followed, bowing as I repeated Ackoko's words. I asked Ackoko if he was going to fuck Sally as well but he explained that it would be impossible as he was not worthy of her now she had been with Mr. Ndabi. I didn't get much sleep that night my mind was full of what I had seen earlier. but my thoughts were interrupted by the sound of our bed creaking and soon I heard Sally's moans and cries as Mr. Ndabi took her again. I tossed myself off twice during the time it took him to fuck her, her cries grew louder and louder but I resisted the temptation to disturb them, I just wanted to hear my wife being fucked and put in the club by that big-cocked black man. There's so much more to tell you, like the next morning when Ackoko discovered that Sally was not my secretary and was in fact my wife and said I would be privileged to lick her out just after Ndabi had fucked her and I tasted his thick spicy come. How Sally went back to Ndabi's hotel for four days and returned knackered, sore and pregnant and how a big fat contract landed signed and sealed on my desk the day she returned. I know that her child will be well taken care of by Mr. Ndabi and have been told it is a great honor to have my wife chosen to mate with such a great and important man. In fact, I can't wait until the baby is born so that Mr. Ndabi comes over again and I can watch him and Sally renewing their friendship.

gambar pepek

$
0
0

Gambar Bogel gambar pepek   Melayu Boleh.Com

Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel gambar pepek. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.

Tersentil Bijik Dia

$
0
0

Video Lucah : Tersentil Bijik Dia - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Tersentil Bijik Dia   Melayu Boleh.Com

Terjebak Penampilan – 3

$
0
0
Gue melirik jam di dinding menunjukkan pukul 2:00 pagi, tapi mereka berdua terlihat masih segar sekali sedangkan aku sudah mulai lemas, mungkin siksaan bertubi-tubi dan air yang tertelan. Mungkin mereka meminum suplemen penguat tubuh hingga terlihat segar. Mana aku sudah setuju kalau session ini sampai pagi. Sebenarnya aku bisa membalik keadaan, dia berdua yang akan menjadi tawanan tapi ban pinggang ini yang menjadi senjata mereka untuk menaklukkan aku.

Sekarang aku sudah dilepas dari ikatan, dan duduk di ubin sambil berlutut mengikuti perintah mereka sekalian menunggu session berikutnya yang mereka sedang mempersiapkannya.

Terlihat Mrs Rani keluar ruangan. Tapi tak lama kemudian masuk kembali sambil menarik rantai yang menempel di collar seorang cewe yang hanya memakai TANK TOP dari sutra putih yang ketat sebatas paha hingga samar terlihat payu dara yang cukup besar dan ranum menonjol dserta seberkas warna hitam samar karena rambut hitam di selangkangannya. Mukanya terbungkus ketat dengan kulit hitam sebatas leher, hanya ada dua lubang kecil di bagian hidung untuk bernapas serta bolongan kecil di daerah kedua mata.

Ternyata mulutnya sudah disumbat karena saat sedang ditarik dia meronta melawan, yang keluar hanya suara wanita : UHUhUh... Kakinya pun dipakaikan belengu dengan rantai yang pendek hingga ia sulit berjalan mengikuti Mrs Rani yang menariknya sambil tertawa. Sedangkan tangannya diikat kebelakang dan Sesekali cewe tsb di sabet dengan rotan yang ada di tangannya Mrs Rani, tentu diiringi suara erangan seorang cewe yang khas, pasti karena rasa pedih.

Sambil melepas rantai yang menempel di leher cewe tersebut dan membiarkan dia berdiri menunggu, Mrs Rani berkata :

M: Nah slave, cewe ini juga sama dengan kamu, tapi dia udah 1 minggu di sini, kayanya dia kerasan. Dia ini lesbian murni namanya PUSPA, benar2 tidak suka cowo, tapi lihat aja.dia harus melakukan selayaknya seorang cewe yang normal. Dia akan bertanding dengan kamu dalam masturbasi, yang kalah klimax duluan akan mendapat session terus tanpa berhenti sampai pagi, yang menang boleh istirahat.

Puspa mendengar komentar dan rencana yang akan dijalankan terhadap dirinya, ia berontak berteriak-teriak tertahan karena sumbatan mulut dan berlari kecil karena rantai di kakinya menuju pintu mereka masuk tadi. Mrs Rani tersenyum melihat kelakuan Puspa seperti itu, dia hanya melihat saja dan memberi kedipan mata ke Ida agar menutup pintu.

Mrs Rani menghampiri Puspa dan berkata :

M: Kamu tidak bisa kabur Slave Puspa, tidak seorangpun yang udah menjadi slave disini bisa kabur. Tapi karena kamu melawan jadi kamu harus dihukum.

Aku memperhatikan semua kejadian dalam keadaan berlutut dilantai.

M: Karena kamu suka berlari maka akan saya hukum kamu dengan berlari

SP: Hemp.hemp.hemp.!!!, jawab Puspa karena mulut yang tersumbat ketat.

M: Slave Ida, tempelkan lagi rantai ini di COLLARnya, dan ujungnya kaitkan ke rantai yang menggantung di ceiling, kita akan melihat Slave Puspa berlari.

Ida melakukan perintah Mrs Rani. Setelah selesai, Mrs Rani berjalan menuju tembok dimana terlihat ada saklar bundar. Ketika dia memutar saklar ke angka 1, rantai yang tergantung mulai berjalan perlahan di relnya di ceiling dimana Puspa harus mengikuti arah rantai tersebut mengelilingi ruangan yang bundar ini. Karena kakinya terbelengu rantai pendek, hingga langkahnya terlihat tersendat sendat, tapi karena geraknya perlahan dia dengan mudah mengikuti arah gerak rantai tsb.

Timbul rasa kasihan melihat si Puspa ketika Mrs Rani menaikkan kecepatannya, telihat Puspa harus mempercepat langkahnya yang pendek karena rantai di kaki, apalagi diikuti cambukan di pantatnya yang membuat ruangan penuh teriakan tertahan seorang cewe.

Mrs Rani menghentikan mematikan saklar dan menghampiri Puspa sambil berkata:

M: Masih mau coba kabur lagi?

Puspa menggelengkan kepalanya.

M: Berarti kamu sebagai seorang slave harus menurut perintah kan?

Puspa menganggukkan kepalanya. Mrs Rani mulai membuka kulit hitam yang membungkus kepalanya dan melepas sumbat mulut tersebut. Terlihat seorang cewe yang cantik sekali sedang menangis.

M: Kamu ini siapa?

SP: Saya ini budaknya Mrs Rani.

M: Ayo beritahu ke slave boy saya, siapa kamu dengan lengkap.

SP: Saya ini slave Puspa yang selalu akan menurut perintah Mrs Rani, dan selalu akan membuat beliau senang meskpun saya harus menerima rasa sakit, terhina. Saya ini lesbian, tapi saya akan melakukan segala apa yang diperintahkan Mrs Rani meski bertentangan dengan perasaan saya

M: Wowgood slave..! Itu baru namanya slave yang baik dan mulai terlihat proses cuci otaknyahihihi..

Mrs Rani menyuruh Ida melepaskan Puspa dari kaitan rantai di ceiling, dan membawanya ke ruangan lain, aku juga gue ikut.

Terlihat sebuah ruangan segi delapan dimana sekelilingnya tertutup cermin. Ditengah ruangan tersebut ada kayu berbentuk X, mungkin ini yang dinamakan X RACK. Tapi tidak berdiri, melainkan tidur letaknya dan tergantung di udara. Dimana keempat ujungnya ada rantai untuk mengantung, tingginya sekitar 1 meter dari lantai.

Aku dan Puspa berdiri bersanding badan, dia sama tinggi denganku. Mungkin sekujur tubuh si Puspa sudah di baluri minyak wangi, karena parfum tubuhnya sangat jelas tercium membuat si DOEL berdiri lagi dan gerak2. Hal ini sempat diperhatikan oleh si IDA, dia hanya tersenyum melihat hal ini.

Aku dan Puspa disuruh minum air putih, masing2 harus menghabiskan 1 botol aqua besar, entah untuk rencana apalagi. Perutku terasa kembung karena air tsb, mungkin si Puspa pun demikian, tapi habis juga sih.

Kemudian aku disuruh naik ke XRACK tersebut dengan terlentang diatasnya. Mereka berdua mulai membelengu kaki tanganku yang terbentang lebar. Lalu Ida mengambil satu benda yang diletakkan di bawah kepala, seperti besi tipis yang ditanjapkan di siku XRACK di bawah punggung. Terasa kepala ada penahannya hingga tidak tergantung. Tepat disamping kepala ada lempeng besi yang menempel di kening kepala, mungkin setelah mereka menyetelnya, kepalaku tidak bisa lagi menengok ke kiri atau ke kanankarena tertahan lempeng besi tersebut.

Kemudian Puspa di suruh naik di atas badanku dengan posisi 69. Mereka mulai mengikat kedua kakinya di kedua tanganku yang terbentang dan mulai membungkus dengan pelastik bening sepanjang tangan dan kaki jadi satu. Sekarang memang benar2 tidak bisa bergerak lagi karena gulugan plastik yang ketat tsb. Hal ini membuatku horny sekali karena kemaluan Puspa dekat sekali dengan mukaku.

Aku terus memperhatikan adegan pengikatan ini melalui cermin dimana mereka juga melakukan hal yang sama dengan kedua tangan Puspa di kedua kakiku. Setelah itu mereka pun membungkus tubuhku dengan tubuh si puspa menjadi satu. Sekarang lengkap sudah pengikatan ini hingga benar2 tidak mungkin ada gerakan lagi, apalagi berusaha melepaskan diri dari penyatuan dua tubuh ini.

Terlihat di cermin Mrs Rani memaksa Puspa memasukkan penisku yang lagi tegang kemulutnya. Setelah masuk Ida mengambil benda yang ditancapkan seperti yang dilakukan terhadapku tapi bentuknya beda. Kalau yang ini berfungsi untuk menahan kepala Puspa agar tidak bisa menengok atau mengangkat keatas, hingga tidak mungkin bisa mengeluarkan penis di mulutnya.

Begitu pula halnya denganku, mereka menyetel benda tersebut hingga mulut menempel di kemaluan Puspa dan tidak bisa dihindari, sedangkan hidung menempel di lubang anusnya.

M: Siapa pun yang berbuat salah karena menyakiti lawannya dengan cara menggigit atau berbuat apapun, pasti akan menerima hukuman yang berat sekali. Kamu berdua mengerti slave?

Aku menganggukkan kepala, demikian pula Puspa karena terasa mulutnya bergerak di penis gue.

M: Sekarang kalian berdua harus membuat lawan kamu klimax duluan dengan cara masing2 dan tidak ada terlihat cairan jatuh. Kalau terlihat, yang menjatuhkan dinyatakan kalah. Sekarang jam 2.30 pagi, saya beri waktu 60 menit untuk pertandingan ini. Yang kalah akan meneruskan session lain sampai pagi jam 10, Ok???!!! MULAI!!!!!

Aku mulai menghisap kemaluannya Puspa dan sang lidah mulai beraksi, tapi herannya aku ngga merasa dia melakukan sesuatu, mungkin dia segan karena dia lesbian, dia engga mau terjadi air maniku muncrat ke mulutnya. Aku mulai terasa bahwa si Puspa sedang mendekati klimax karena gerakan pinggulnya ke muka. Sementara hidungku semakin amblas di anusnya. Terdengar pula suara Mrs Rani dan Ida yang menonton tapi terselip ada suara erangan Puspa karena berahi. Saat aku yakin akan menang tiba2 terasa ada hisapan keras di penis. Ternyata dia mulai beraksi buas dengan hisapan dan lidah hingga berahiku pun mendekati puncak. Mungkin dia tidak mau kalah, karena kalau kalah harus menjalani session lain sampai pagi. Timbul suara2 sexi dari Puspa dan desahanku.

Muncratlah air mani ke mulut Puspa di iringi suara kenikmatanku, tapi berbarengan terasa hentakan pinggul Puspa dan cairan keluar meleleh kemulutku. Pertadingan dinyatakan seri.!!! Ternyata si Puspa menelan semua air mani yang berada di mulutnya tanpa menetes sedikitpun. Kalau aku kan cuma sedikit tapi dia kan banyak....GILAAAA...!

Karena seri, pertandingan jalan terus, tapi yang apa terjadi..????

Mungkin karena sebelumnya aku dipaksa untuk minum banyak, terasa kebelet kencing yang sangat!!!! Karena ngga tahan lagi tak tertahan lagi aku kencing di mulut Puspa. Ternyata Puspa pun demikian halnya, dia kencing juga di mulutku. Karena takut ada cairan yang jatuh terpaksa kutelan semua. Namun tetap saja ada yang menetes meski udah berusaha menjaga dengan membuka mulut lebar untuk menampung semua kencing si Puspa sampai perut kenyang dengan air kencing si Puspa yang cukup banyak. Pertama kali aku merasakan aroma air kencing seorang WANITA.rasanya bau pesing dan agak payau, pahit tapi membuatku horny kembali.

Puspa juga terjadi hal yang sama, tapi dia berhasil menelan semua air kencing dengan mulutnya tanpa menetes sedikit pun. Mungkin karena bentuk yang berbeda, dia bisa dengan mudah menampung karena letaknya di dalam mulut tapi aku.....??


Terasa dia kembali menghisap penisku yang mulai tegang karena horny. Aku pun melakukan hal yang sama. Kali ini benar2 aku menyerah kalah, air maniku muncrat kembali kemulutnya tanpa jatuh setetes pun. Dia menelan semuanya dengan cermat. Sedangkan dia belum apa2. Wah...kebanyakan dalam hal klimax lelaki selalu kalah.....APESSS...!



Aku dinyatakan kalah total hingga harus meneruskan session ini sampai jam 10 pagi, meski udah lemes karena keluar dua kali. AMPUN GILAAAA.!!!! MAMPUS !!!!! Mana udah kenyang dengan air kencing si Puspa, mana dengkul lemes...!!! bener,.


M: Ternyata slave cowo selalu kalah dengan slave cewe..dan kita masih punya permainan sampai pagi.hi..hi..hi. Karena kalah, sekarang kamu beri hadiah kepada slave puspa, jilatin anusnya selama 5 menit tanpa berhenti, KERJAKAN!!!!

Aku terpaksa melakukan perintah itu terasa Puspa menggerak gerakan pinggulnya, mungkin karena geli atau enak? Tapi punyaku diisap juga dan ..... bangun lagi.GILAAAAA!!! Kalau keluar lagi bisa gawat nih.. Dua kali aja udah kaya gini lemesnya.

Setelah 5 menit, Ida melepaskan Puspa dari ikatan sedangkan aku tetap seperti keadaan semula. Tapi selang beberapa menit terdengar suara desahan cewe.... aku melirik kearah suara itu, ngga tahunya Mrs Rani dan Puspa sedang berlesbian ria... bercumbu ria. Ida hanya menonton sambil masturbasi. Tinggal aku yang bingung karena masih terikat di Xrack tergantung ini. Ada sih sedikit perasaan menyesal, tapi lama kelamaan enak juga.

Tamat

Budak nafsu Tante Lisa

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Namaku Wawan, aku adalah seorang mahasiswa PTS terkenal di Yogyakarta berusia 22 tahun dan aku kost di sebuah rumah milik seorang janda pengusaha toko, sebut saja Tante Lisa. Usianya masih 40 tahun. Suaminya meninggal karena komplikasi, dan dengar-dengar dari tetangga Tante Lisa itu dulunya hostess di Surabaya. Tante Lisa sangat cantik dan menjaga tubuhnya sehingga dia tampak seperti berumur 30 tahun. Dia juga berpenampilan seksi, suka memakai celana kaos ketat dan tank-top.

Ceritanya berawal ketika suatu hari aku sedang onani di kamar mandi dan ternyata lupa dikunci. Ternyata Tante Lisa menontonnya dan setelah aku orgasme, aku kaget melihatnya.
"Wan, kelihatannya asyik ya.. mendingan lain kali minta bantuan Tante pasti lebih enak."
Aku jadi malu berat dibuatnya, "Maaf Tante, saya lupa menutup pintunya."
"Nggak apa kok Wan, kan kamu sudah dewasa dan wajar melakukannya. Tante juga sudah sering lihat yang begituan kok", katanya sambil senyum.

Beberapa hari kemudian aku disuruh bantu-bantu di tokonya dan tanpa segan-segan aku membantunya hingga malam Tante Lisa memintaku untuk menemaninya dan aku disuruh menginap di situ, memang di tokonya ada dua kamar di lantai dua (ruko) dan kamar tersebut kadang ditempati Tante Lisa bersama anaknya. Tante Lisa mengajakku makan bersama dan minum wine dan aku tidak mengerti kok aku bisa sampai tidak sadar, mungkin dicampur obat tidur.

Paginya Tante Lisa membangunkanku bahkan harus sampai disiram, aku disuruh cepat-cepat pulang kost dan merahasiakan kalau aku tidur di ruko. Aku menurutinya dan malamnya setelah toko tutup Tante Lisa mengajakku berhubungan intim.
"Wan, Tante minta malam ini kamu puasin Tante ya."
Karuan saja kutolak karena aku memang belum pernah gituan dan takut meskipun aku sering nonton BF.
"Maaf Tante saya nggak berani", kataku sambil gugup. Tante Lisa mengancam dan Tante Lisa memutar videoku sedang tidur bugil. Tante Lisa bilang tadi malam saat tidur menelanjangiku dan merekamnya dengan Handycam.
"Tante akan menyebarkan rekaman ini jika kamu nggak mau melayani Tante kecuali kamu mau melakukan yang Tante minta. Percaya Tante deh, toh Tante juga menjaga nama baik Tante jadi ini akan jadi rahasia kita berdua."

Akhirnya karena takut dan polos aku melayaninya. Dari situ aku tahu ternyata Tante Lisa maniak seks, Tante Lisa pertama minta mandi Caty (dijilati tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut) dan Tante Lisa minta aku menjilatinya liang kewanitaannya sampai berjam-jam setiap aku berhenti Tante Lisa menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke liang sorganya.

Pengalaman pertamaku menyentuh wanita apalagi menjilati seluruh bagian tubuhnya, dalam keterpaksaan itu aku sampai menangis.
"Sudah Tante.. sudah", sambil nafasku tersengal-sengal.
"Aghh.. jangan lepas. Teruss.. teruss!"
Tante Lisa terus menjepit kepalaku dengan kedua pahanya yang kencang. Aku dapat merasakan harumnya kemaluan Tante Lisa. Aku sendiri merasa nikmat sekaligus takut. Dia menyuruhku tidur di sofa dan Tante Lisa menduduki wajahku sehingga aku dipaksa menjilati kelamin dan anusnya.

"Aghh.. enak sekali Wan", katanya sambil memutar-mutar pantatnya di atas wajahku yang sudah basah karena cairan kewanitaannya. Pantatnya yang hangat dan kencang itu menindih wajahku sehingga aku sampai susah bernafas. Jika Tante Lisa tidak merasa puas atas pelayananku ia suka sekali menampar, mencakar, menjambak, meludahi. Setelah itu Tante Lisa mengambil posisi 69 dan kami saling mengoral. "Ayo Wan, kamu bisa lebih panjang lagi", katanya sambil menarik-narik kemaluanku dan memelintir pelirku. Aku yang kesakitan tapi merasakan sensasi yang luar biasa. Dalam mengoral, Tante Lisa seperti singa yang tidak diberi makan 3 hari. Sangat buas dan Tante Lisa mempermainkannya dengan sangat cekatan terampil, kadang menarik terus memutar kadang mengocoknya dengan cepat terus perlahan.

Bahkan pernah Tante Lisa mengencingi wajahku sambil membuka mulutku.. lalu aku disuruh menjilat air kencingnya yang tercecer di lantai. Entah kenapa lama-lama aku malah menyukai mungkin aku termasuk sado masochocist.

Suatu hari entah dari mana Tante Lisa membawa alat-alat untuk seks sado masochist, ada bola penyumpal mulut terus seperti kuas penggelitik, cemeti dari kulit, pengikat leher seperti anjing, CD kulit yang berlobang di bagian depannya dan pakaian seperti pasukan Romawi dulu. Dia menelanjangi dan mengikatku sambil merangkak Tante Lisa berteriak-teriak memecutiku dan menendang pantatku persis seperti anjing, dia sebar makanan di lantai dan menyuruhku memungut dengan mulut bahkan menjilati ludah dan kencingnya di lantai.

Di bagian batang kemaluanku dia mengikatkan sebuah karet gelang yang ada kerincingnya sehinga setiap kali merangkak berbunyi nyaring. "Ayo.. ayo kalau kamu mau jadi anjing Tante yang setia harus nurut yang Tante perintahkan!" Tante Lisa kadang memperlakukanku seperti kuda, dengan mengikat leherku dan menunggangi punggungku sambil memecut pantatku. Sering juga Tante Lisa memasukkan sebagian pisang susu ke liang kewanitaannya dan menyuruhku mengambil dan memakannya dengan mulut. Untuk menyumpal mulutku agar aku tidak mengerang keras biasanya Tante Lisa memakai CD-nya atau Carefree Panty Shield.

Aku tidak pernah punya kesempatan menggunakan batang kemaluanku, paling Tante Lisa suka sekali mengocoknya bahkan Tante Lisa pernah mengocokku sampai orgasme 4 kali dalam satu malam. Sampai batang kemaluanku lecet dan perih dan tangan Tante Lisa juga sampai pegal-pegal.

Tante Lisa sangat merawat batang kemaluanku, buktinya setiap habis main selalu dia merendam dengan air hangat dan kadang dengan teh basi katanya agar batang kemaluanku selalu kuat dan siap kapan saja.

"Masak cuman bisa dua kali.. nih rasakan!" katanya sambil menyentil ujung kemaluanku.
"Aduh.. ampun Tante.." pintaku memelas.
Itulah yang sering terjadi jika Tante Lisa memaksaku orgasme berkali-kali. Dalam mengocok Tante Lisa juga kadang pakai sarung tangan, pakai foam/shampoo, odol, pakai supit untuk mie dll, biasanya Tante Lisa mengocokku sambil minta dioral seks atau menjilati puting dan ketiaknya. Yang paling mengerikan, pernah Tante Lisa memintaku memakan kotorannya (berak red) dan aku tolak karena selain jijik juga takut sakit, untungnya Tante Lisa mau ngerti.

Sampai sekarang sudah hampir 2 tahun dan aku makin suka meski kadang aku sempat sakit. Aku hanya merasakan kepuasan dan mengabaikan rasa sakit dan suatu saat aku berangan-angan dapat bermain seks seperti itu dengan lebih dari 1 orang saja. Kalau dari pembaca ada yang tertarik saya akan melanjutkan cerita saya. Silakan kalau ada yang ingin memberi komentar.

TAMAT

Mia Suka Sesangat Batang Abang

$
0
0

Video Lucah : Mia Suka Sesangat Batang Abang - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Mia Suka Sesangat Batang Abang   Melayu Boleh.Com

Makwe Gstring Hitam

$
0
0

Video Lucah : Makwe Gstring Hitam - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Makwe Gstring Hitam   Melayu Boleh.Com


Tante Wulan dan Kakakku – 2

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Tiba-tiba Tante Wulan berdiri dan menyambar piyama tidurnya dan keluar kamar begitu saja. Haaa saya hanya melongo dibuatnya kali ini apa yang akan dibuatnya? Terdengar suara agak gaduh di luar, sepertinya ia sedang mencari sesuatu. Kemudian saya bangun dan mengintip dari balik pintu, rupanya ia mengambil sesuatu dari kulkas dan menyembunyikan di balik badannya, dan melangkah ke arah saya. Ssstt ayo masuk, bisiknya dan ia menunjukkan sesuatu tepat depan wajah saya. Haa, Tante untuk apa ketimun itu, tanyaku heran. Aahhh aku tauu! Dasar! lalu dia memelukku dan menjatuhkan diri bersama-sama ke atas tempat tidur setelah ia membuka kembali piyamanya. Nih, pegang..! teryata ketimun ini sudah diberi baby oil, licin dan basah. Sekedar informasi, ketimun itu adalah ketimun import Cucumber Pickling Berwarna hijau tua berukuran seperti alat vital orang dewasa.

Beberapa saat kita berguling-guling di atas kasur sampai akhirnya ia berada di bawah saya dan membimbing tangan saya untuk memasukkan ke dalam liang senggamanya. Aaauuugghh.. teeruuss yang dalam.. uuhzz.. yeeaaah pompa terus Roy.. ya begitu.. terus.. aahhhggh.. nikmat Roy.. puter.. puter.. yaa sodok.. sodok lagi aauuhh.. niikmaatt.. agak ke atass.. ya begitu.. ocehan Tante Wulan makin menjadi sambil ia mengocok senjata pusakaku. Tante Wulan membalikkan badan saya dan menduduki tugu kenikmatan yang sudah mengeras dan membimbingnya masuk. Srruup.. amblas, tapi hanya setengahnya saja dan Tante Wulan mulai menaikturunkan pantatnya dengan perlahan sambil berpegangan pada lututnya. Uuuhh batangmu hangat sekali.. lebih enak punyamu sesekali ia membenarkan letak rambutnya.

Kraak.. kraakk kraakk suara ranjangku seakan berteriak karena menahan beban tubuhku dan tubuh Tante Wulan. Malam itu menjadi malam yang sangat istimewa dan gaduh, suara rintihan, erangan, kenikmatan berbaur menjadi satu seperti hendak sengaja mempertontonkan adegan yang mencengangkan. Astaga pintu kamarku belum ditutup, tetapi Tante Wulan sedang asyik bermain di atas tubuhku, aku pun tak ketinggalan, menjamah, meremas buah dadanya sehingga membuat Tante Wulan semakin liar saja. Samar-samar ada empat mata yang memandang dari kegelapan, apakah itu cuma khayalanku yang timbul karena rasa takut? Ah masa bodoh, selama mata itu tak menggangu acaraku.

Lalu saya bangun tapi hanya sebatas duduk, Tante Wulan masih berada di atas pangkuanku. Bibir kami saling bertemu dan berpagutan, saling menjilat dan saling memompa, berpelukan. Kemudian saya bangun dan berdiri sambil menggendong Tante Wulan agar batang kejantananku tetap menancap di liang senggamanya, dan kunaikturunkan dengan kedua tanganku. Enaaak.. Roy.. Tante Wulan semakin memelukku dengan erat. Lalu tak kusadari kakiku melangkah keluar sambil tetap pada posisi tadi, sampailah di ruang tengah dan kuletakkan tubuh Tante Wulan di atas meja, tanpa kucabut batang kemaluanku yang bersarang indah di liang sorganya.

Aku mulai memompanya lagi, Aauugghhh lebih cepat Roy ya teruss.. begitu, desah Tante Wulan sambil melingkarkan kedua kakinya di pantatku. Aku mengayun dengan sekuat tenaga, meja bergetar dan pot bunga, gelas berjatuhan akibat getaran kenikmatan yang kukeluarkan. Roy lebih cepatt.. mau keeluarr nih.. Aku pun semakin mempercepat dorongan dan pompaanku, Aaahhh teriakku sambil mengumpulkan tenaga yang tersisa, mulai terasa olehku ada suatu cairan hangat yang memenuhi liang senggama Tante Wulan dan menyelimuti seluruh batanganku, membuat seakan berkumpul kembali tenagaku, bersamaan itu Tante Wulan bangun dan memelukku erat sambil melumat bibirku dan tak lama kemudian aku pun tiba-tiba merasa tergoncang hebat sambil memacu dengan gencarnya, Croot croot.. croott crooot empat kali tembakanku, lalu lunglailah tubuh kami. Nafasku tersengal-sengal, Tante Wulan memandangku dengan penuh rasa bangga dan puas, lalu ia menarik dirinya dari pelukanku sambil memberikan kecupan lembut di bibirku, dan ia melangkah menuju kamar mandi.

Keesokan harinya, pukul 11.00 aku bangun dan aku melihat mata kedua kakakku merah dan bengkak seperti orang habis begadang, karena memang pertempuran semalam selesai ketika matahari mulai nampak. Hatiku bertanya-tanya, Apakah mereka menontonku? tapi dari sikap mereka terlihat biasa saja. Roy kenapa kamu bangunnya siang begini tak seperti biasanya? tanya Risma curiga. Ehhh karena.. kecapean kali.. Aku pun bingung, tetapi aku jadi malu jika menatap wajah tanteku itu, ada perasaan bersalah tapi ia tenang dan mengusap-usap bahuku dan kepalaku dan seperti biasanya kami melakukan aktifitas kami masing-masing, Riska kuliah dan Risma sekolah di sebuah SMA Negeri di Jakarta, dan aku sendiri sekolah tak jauh dari rumah.

Pukul 17.00 aku tiba di rumah, aku menengok ke kanan dan ke kiri, sepi sekali di dalam rumah, pintu tidak dikunci terlihat olehku pintu kamar Riska agak terbuka, dengan berjingkat aku masuk dan mengintip. Ahhh.. baju.. rok dan celana dalam kakakku bertebaran di lantai, lalu mataku mulai menjelajah ke setiap sudut ruangan. Astagaaa, jantungku berdetak keras melihat Riska tanpa busana membelakangiku sambil tangan kanannya berpegangan pada lemari dan tangan kirinya maju mundur seperti sedang memasukkan sesuatu ke dalam kemaluannya, hal ini membuat darah mudaku mendesir. Dia mengerang, meringis. Kepalanya menengadah ke atas langit-langit, lalu ia merebahkan diri ke atas kasur, sambil terus memompa sesuatu di liang kemaluannya.

Perlahan setelah kulepas sepatuku, aku masuk dan menutup pintu, aku tak tahan dan kukeluarkan kejantananku, tetapi sayang ia membalikkan badannya ke arahku, terpaksa aku masuk ke dalam kolong ranjang. Ahhh sial kataku. Aaaa jeritan Riska menyudahi kenikmatannya, entah sudah berapa lama ia melakukan itu (martubasi dengan ketimun), tapi tak terdengar apa-apa, semuanya menjadi sunyi, aku tak berani keluar dari kolong dan setelah 2 jam aku mulai keluar dan memperhatikan sekelilingku. Oh, rupanya ia telah tidur dengan mengenakan selimut.

Perlahan-lahan kutarik selimut itu. Mataku terbelalak melihat pemandangan yang satu ini, tubuh molek kakakku yang dihiasi dengan keringat semakin indah kelihatannya, ia teryata lebih seksi dari Tante Wulan, payudaranya lebih kencang, tubuhnya padat berisi. Uhh, pokoknya diatas segala-galanya jika dibandingkan dengan Tante Wulan. Lalu kutangalkan semua pakaianku dan kukunci pintu.

Perlahan kuhampiri tubuh kakakku yang sedang tertidur, lalu aku menyentuh bulu-bulu tipis yang tumbuh di sekitar kemaluannya dan kusisir dengan lidahku perlahan-lahan, sambil tanganku menggapai-gapai buah dada milik Riska dan kuambil kembali ketimun itu dan kumasukkan perlahan. Ehm, pantatnya agak terangkat sedikit dan kupompa perlahan, masih tertinggal bekas cairan memeknya di ketimun yang ia gunakan tadi. Aromanya lebih tajam dari milik Tante Wulan. Riska tampak menggeliat-geliat sambil bergumam, Ohhh.. oohhh tangannya tak bisa diam menjambaki rambutnya dam meremas-remas payudaranya, kupercepat pompaanku tapi aku tidak tega dan kutarik kembali ketimun itu dan kugantikan dengan punyaku sendiri.

Ssleeephh Ooohhh Riska merintih panjang dan astaga membuka matanya dan kaget melihatku yang ada di atas tubuhnya dan mendorongku, tapi tanganku lebih kuat. Rooy jangannn tolong Roy jangan, katanya, tapi kusumpal dengan mulutku. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, menghindari ciumanku dan kutahan kepalanya, kupaksa ia untuk menerima ciumanku. Aaaihh teryata bibir Riska lebih manis dari Tante Wulan. Aku semakin bernafsu saja. Ia terus berontak, berontak. Semakin ia berontak, aku semakin kencang mengayun batanganku. Auuu.. uughh.. Riska menggigit bibirnya, tak kusadari bahwa setiap hentakanku turut dibantunya dengan menggoyangkan pantatnya, membuat semakin nikmat walau punya kakakku lebih sempit dari milik Tante Wulan, ini tak menjadi penghalang bagiku, kali ini sepertinya ia sudah kehabisan tenaga dan pasrah.

Roy jangan kau tumpahkan manimu di dalam ya, katanya memelas, aku hanya menganggukkan kepala saja dan kuciumi bibirnya, ia tidak menolak bahkan lidahnya masuk ke dalam mulutku dan ikut menikmatinya, karena takut ketahuan yang lain aku memacunya lebih cepat dan kulihat senyuman dari bibir kakakku. Ia melingkarkan kakinya di pantatku agar tak terlalu kencang getaran yang ditimbulkannya. Aaaa kita berteriak bersamaaan, dan tiba-tiba ia memelukku dan menciumi bibirku sambil menekan pantatnya hingga terasa olehku menyentuh dinding kemaluannya bahkan klitorisnya, dan Crooott crrooot.. untung saja aku cepat mengeluarkan dan tertumpah mengenai wajah Riska, dan saat itu juga ia meraih dan mengulum batanganku dan menyedot habis mani yang tersisa di sekitar topi kepala bajaku. Terlihat juga ada lava putih mengalir dari dalam liang senggamanya yang disertai aroma yang merangsang. Sebetulnya aku masih ingin bercinta dengannya tapi sudah agak petang dan karena itu aku tadi mempercepat genjotanku, dan aku mengambil bajuku dan keluar menuju kamar mandi, beruntung ketika aku mandi, Tante Wulan dan Risma pulang sehingga mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.

Saya mengharapkan bagi teman-teman pembaca untuk memberikan kritik, saran dan pendapatnya mengenai tulisan saya ini.

TAMAT

Gadis Melayu Singapura

$
0
0

Video Lucah : Gadis Melayu Singapura - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Gadis Melayu Singapura   Melayu Boleh.Com

Rakan Pejabat Yang Gersang

$
0
0
Kisah ini berlaku selepas aku kembali semula bertugas ditempat kerja asalku dan kehidupan kembali normal buat seketika. Tak berapa lama di situ, aku nampak ada seorang kerani di situ yang keramahannya dan kemanjaannya lain macam bila bercakap dengan aku. Kalau dah bersembang, senyumnya tak habis-habis dan cakap tak mahu henti-henti. Dah lama aku perhatikan perangainya. Kadangkala make-upnya sampai hampir over. Agaknya batangku juga dapat menghidu apa yang aku fikirkan, kerana selepas itu setiap kali dia berbual dengan aku, batang aku asyik mengeras bersimpul di celah pahaku bila dia tersenyum dan ketawa. Aku harap dia tak perasan sangat kalau dia tak selalu menjeling ke arah itu.

Aku mula merisik kalau-kalau dia ni bini orang juga. Memang ya, dia bini orang. Tetapi nampak macam budak sekolah kerana tubuhnya kecil, tingginya mungkin tak sampailima kaki, dan pakaiannya jenis yang dipakai oleh gadis remaja. Tapi, yang lainnya, dia ni isteri kedua.Jarang orang nampak rupa suaminya, tetapi mereka kata sesekali memang ada datang bermalam di rumahnya di sebuah kuarters kerajaan
yang disediakan di situ.

Second Wife! Memang selalu jadi sasaran jejaka. Minat aku bertambah bila mengetahui dia ni isteriorang. Tak kisahlah nombor berapa. Lagi tinggi nombornya lagi tinggi peluang untuk mendapat cipapnya . Fikiranku mula berligar disekitar bagaimana helahnya supaya dapat rambut ditarik dari dalam tepung dengan baik dan sempurna. Kerja sepejabat ni, amat mudah nak terbongkar. Amat mudah orang tahu. Kita baru nak mesra pun orang boleh berbau.



Akhirnya aku mengambil keputusan mengambil jalan ringkas sahaja. Selepas beberapa minggu aku perhatikan sifat ramah mesranya, aku terus bentangkan my last card on the table. Satu hari ketika lunch time orang tak ada dia seperti biasa ada saja tajuknya nak berbual dengan aku. Aku terus tembak buta dalam gelap. A SHOT IN THE DARK !

"You ni nampak cute betul.I baru hari ni tahu you dah kawin. Memang I tak sangka….", kataku selamba, memulakan dengan kata-kata pujian. Tetapijauh didalam hatiku, kata-kata pujian itu ku lafazkan dengan penuh keikhlasan, kerana memang dia cute. Kecil, molek., genit,..dan paling atas, tentu lubang pantatnya
sempit memandangkan saiz badannya dan keadaannya yang jarang digunakan oleh
suaminya.

"Ala….biasa saja… ," senyumnya melebar luas dan wajahnya sungguh ceria berseri.Aku bayangkan apakah bibir pantatnya juga turut mengembang tersenyum lebar begitu dibawah sana tu…………
"Cek Mar pun apa kurangnya. Tall,dark and hansome!" Katanya aku tall, tetapisebenarnya dia nampak aku tall sebab dia tu yang pendek! Aku cuma ketinggian 166 cm, berat 60 kg. Hanya an average Malaysian.
"Ya lah tu," sahutku. "Kalau I ni tall dark and hansome, memang padan benar lakita!" aku cuba mengusik." Tapi sayang sekali orang dah kawin rupanya"
"Ce' Mar pun dah kawin juga. Samalah kita," pantas jawabnya sambil ketawa kecil. Jantungku berdebar-debar kerana terasa macam kail dah nak mengena. Umpan dah di gerit, cuma belum ditelan. Belum boleh di sentak lagi…..kena umbut pelan-pelan macam main daun terup!

"Isy….kalau ada suami pun hidup macam orang bujang , buat apaa…." Dia seolah meluahkan persaan." Kini wajahnya serius dan tidak lagi senyum ketawa. Aku terdiam sejenak, fikiranku dalam persimpangan antara melahirkan kata simpati yang ikhlas sebagai seorang kawan, atau mahu meneruskan apa yang aku rancangkan. Kedua-dua pilihan ini adalah percanggahan yang amatketara.Akumemilihjalankedua, kerana pendapat yang kedua ni di setujui oleh dua kepala!!

"Apa suami you tak pernah datang ke? Jauh ke tempat kerjanya.." aku mencuba.
"Tak jauh. Dua tiga batu dari sini saja. Yang teruk tu , dia bukan ada kerja. Semua jenis kerja tak suka. Kalau datang pun, nak minta pinjam duit dan nak anu aje." Curahan hatinya dah ketara. Jelas ada sesuatu yang tak kena dalam perkahwinannya.
"Kalau macam tu sekali, macam mana dulu boleh kawin dengan dia?"
"Dulu I ingat dia pegawai. Duit selalu loaded, kerja dengan agensi Kerjaan. Selalu datang rumah mak pakai kereta. Rupanya kereta sewa. Dengarnya wang sewa kereta pun selau tak dibayarnya. Itu sebab dia selalu hilang tak nampak rupa.."

Aku rasa umpan aku dah dalam mulut dikulumnya. Hanya tunggu dia telan, dan akanku sentak talinya…..Aku mengambil keputusan memendekkan perbualan, kerana jam dah hampir pukul dua, dan sekejap lagi pejabat kecil niakan penuh semula.

"Macam ni lah. Nanti kita berbual panjang dalam suasana yang lebih selesa, ok? Nanti dia orang datang kejap lagi, apa pun tak jadi." O.k. …" dia mengangguk, menjeling, tersenyum, lalu pergi. Macam sengaja nak pikat aku. Aku menarik nafas panjang penuh lega dan aku dapat rasakan, jauh disudut hati, batang butuhku akan dapat rezeki!!

Kami berjumpa beberapa kali selepas itu. Mula-mula perjumpaan yang innocent sekadar berbual di gerai biasa , kemudian bertukar ke coffee house…dan kemudian lagi akumula mencari parking dikawasan terpencil. Di tepi lombong, berbual sambil menikmati pemandangan; dipinggir semak, dan kemudian lagi,di tempat landing "kereta rosak" dekat Stadium Negeri. Dari dating siang dah mula keluar malam.

Kemesraan yang dulunya hanya sekadar bertukar senyuman dan jelingan sudah meningkat ketahap demi tahap. Mula-mula mencium tangan; mencium pipi; kemudian naik sikit berkucupan di mulut dan saling berkulum lidah; kemudian naik setahap lagi ke peringkat saling meraba-raba dimana aku mula belajar meraba-raba dada dan tundunnya dan dia meramas-ramas mengurut-ngurut batangku didalam
seluar. ...Setelah sekian lama, aku rasa dah sampai masa untuk memulakan peringkat yang seterusnya. Kalau dulu aku hanya membiarkan dia mengurut dan meramas batangku didalam seluar sahaja, ini aku sudah mula membukakan zip mendedahkan batangku untuk ditatap sepuas hatinya. Pada kali pertama aku berbuat demikian, dia

Pernah juga aku menyeluk kedalam kainnya dan mengurut-ngurut celah kangkangnya merasakan kepanasan dan kepekatan cecairyang mengalir membasahi seluar dalamnya. Menggosok-gosok seluar dalam yang basah dan licin dek cecair kemaluannya yang panas itu pun dah membuat aku keghairahan sampai badan naikpanas dan sejuk hangat tak keruan! Aku rasa dah tiba masanya untuk aku terus direct menyatakan tujuan.

Dalam keadaan bercengkerama demikian, aku memulakan perbualan "You ada tak cadangan nak berjalan dengan I kemana-mana. Jauh sikit darisini…" aku separuh bertanya, separuh membuat cadangan. "Nak kemana….." jelingan nya aku dah kenal. Macam sinis, macam dah faham.
"Tak kisahlah kemana…asalkan dapat sedikit masa untuk kita betul-betul berdua," jawabku selamba, sambil hatiku berdetup- detap mengharapkan jawapan positif darinya.
"Tak ke orang rumah nanti serang saya. Saya ni kecil orangnya. Nanti tak terlawan!" dia ketawa kecil sambil menjeling dan tersenyum manja macam biasa.Aku tidak terkejut, kerana ini mememang soalan biasa.
"Soalan tu susah saya nak jawab. Tapi kalau kita sendiri gatal nak beritahu dia, tentu dia serang macam singa betina!" jawapan ku seolah penuh keyakinan. "Kalau nak pergi,kena pandailah jaga jangan sampai ada orang jumpa. Kita bukan nak melancong sebenarnya. Kita nak bersembunyi!"

Dia ketawa kecil dan mencubit kuat dipahaku. Aku mengaduh dan terus mencium pipinya, lantas terus mengucup bibirnya. Dalam hatiku, aku tahu, jawapannya.. "YA"!!

Kami membuat persetujuan untuk berjumpa di sebuah bandar yang terletak kira-kira 90 km dari tempat kerja. Aku pergi dahulu dan menantinya disana, kerana kamibersetuju untuk bertolak berasingan dan akan naik bas sahaja. Tepat pada masa yang dijanjikan dia sampai dengan sebuah beg overnighter. Aku menarik nafas lega, kerana biasa beg kecil begitu bermakna tentu bermalam punya! Aku buat muka selamba sambil tersenyum biasa menyambut ketibaannya, sedangkan nafsu syahwatku dah mula menyala.

"Kita nak kemana?" dia bertanya sebaik saja tiba "Kita pergil makan dulu, then kita fikir sama-sama, ok?" jawabku ringkas. Dia tak banyak cerita, kerana aku rasa dia pun dah berdenyut-denyut pantatnya. Kamiterus ke keretaku dan beredar dari situ. Dalam kereta kami tak banyak bercakap, mungkin kerana masing-masing sedang membuat ramalan mental tentang betapa hebat agaknya prestasi alat kemaluan masing-masing!

Tiba digerai makan, hari dah hampir gelap. Datangnya malam membawa kegelapan memang amat baik bagi pencuri. Kami mengambil dinner terus, sambil berpura-pura berbual kosong supaya tak disyaki oleh orang sebelah meja tentang matlamat kami.

"I hantar you ke Caspian Hotel, dan you kena check-in sendiri sorang-sorang. Buat-buat macam dah biasa dan tunjuk lagak berani. Dapat kunci bilik you terus naik dan kunci diri. Jangan toleh belakang atau teragak-agak. Kalau budak hotel tu tolong bawa beg, cepat-cepat berikan dia dua ringgit dan suruh dia pergi. Nanti I datang kemudian." Aku menyuarakan rancangan ku macam askar berpangkat Sarjan. Memang aku seorang Inspektor Polis, tetapi Polis Sukarelawan!

"Alaa….takutlah…..!! Kita masuk sama la…." Dia merengek manja. Aku terpaksa tegas.
"You nak pencegah maksiat cekup kita. Kes maksiat ni sekarang boleh kena buang kerja. Jangan ambil ringan," aku cuba memberi keyakinan. "Kalau you tak boleh buat macam tu, kita kena batalkan saja. Memang bahaya" Dia termenung seketika dan aku berdiam diri. "O.K lah….I pergi sekarang. You jangan tak datang tau?" aku lihat wajahnya serius sekali. Sedikit kemerahan.

Aku dah agak dia akan pergi. Orang perempuan nipun kalau dah on switch nya, gajah ditengah jalan pun dia tak peduli. Tapi yang amat susahnya ialah nak cari dimana letak "switch" nya. Macam mencuri kereta. Kalau dah dapat dibuka pintunya masih lagitak guna. Kena ada kunci switch nya baru boleh dipandu, perlahan atau
pun laju!

"You tunggu dalam masa setengah jam.You sempat mandi pun dan pakai wangi- wangian. I akan ketuk pintu tiga kali. Jangan buka kalau lain dari itu. Nanti I datang, I terus nak apam!" aku mengusik, menepuk punggungnya untuk menghilangkan tension yang dirasainya. Dia menoleh padaku sambil tertawa…

"Eeeeh..gatalnya!….." Dengan kata-kata itu dia turun dari kereta dan aku memerhatikan dari jauh sehingga dia selamat masuk ke dalam lif hotel dan hilang dari pandangan mata.Aku meluncurkan kereta ke tempat parking yang agak jauh dan selamat. Aku kemudian membawa beg pakaian ku berjalan kaki ke arah hotel yang sama setengah jam kemudian. Semasa check in aku sempat menjeling buku daftar dimana tercatat nombor biliknya.Di dalam lif, jantungku berdebar, suhu badanku meningkat, nafasku kian cepat, memikirkan nun di atas sana, satu lagi cipap isteri orang mungkin sudah siap terhidang. Batang zakarku pun sudah mulaberdenyut-denyut menegang!!

Tiba di pintu biliknya,aku berdiri tercegat buat beberapa ketika. Dadaku berdebar- debar tak tentu kira. Sudah begitu berpengalaman pun ,masih gabra juga. Aku tak tahu, mungkin terlalu excited kerana nak dapat rasa cipap isteri muda. Sambil menarik nafas, aku mengetuk tiga kali seperti yang dijanjikan. Secepat kilat pintu dibuka, dan apa yang ku lihat didepan mataku kini membuatkan ......aku seolah-olah sudah berada di alam nirwana!

Dia berpakaian baju tidur nipis warna putih. Nipis halus nampak jelas bayangantubuh montelnya. Nampak jelas baju dalam dan bentuk buah dadanya. Nampak jelasseluar dalam jenis "hipster" nya. Bau keharuman Estee Lauder membuatkan aku hampirnak lupa dunia. Nafsu syahwat ku dah hampir tak terkawal lagi.

Berpura tenang aku melangkah masuk meletakkan beg aku di atas katil. Dia berdiri memandang lagakku. Aku rasa macam nak aku terkam terus menghunjamkan batang zakarku terus kepantatnya! Tetapi tak boleh. Itu bukan kerja profesional. Itu kerja budak mentah yang sedang gila naik motor berlumba haram tu. Dia orang pun banyak juga dapat pantat, tetapi apa yang dirasa oleh budak-budak pompuan tu kita tak lah tahu. Jangan-jangan hanya dapat rasa pedih pantat sahaja!..Aku perlu tenang, steady, control Supaya keyakinannya terhadapku kian bertambah tinggi.

Sambil berdiri aku merenung kepadanya sebgai tanda apresiasi. Aku menggeleng- gelengkan kepalaku sambil berkata: " Hebat. Hebat! Memang you ni sungguh hebat sekali. Bila kena pakaian begini, semua lelaki boleh lupa bini you tau!!! Jangankan lupa bini, lupa dunia sekali!"

"I nak enjoy betul-betul dengan you malam ni. Memang I dah lama menanti you ajak I, tetapi you ambil masa lama sangat…" lembut dan manja jawapannya.
"All right… I mandi dulu. Cuci badan bersih-bersih pakaisabun wangi…….lepas tu kita luahkan semua yang terpendam dihati. Bila I siap mandi, I nak you dah ready, tak mahu banyak cerita lagi, ok?" Aku dah dapat kawal perasaan. Biar dia tunggu aku mandi. Lagi lama dia tunggu, lagi banyak air mazinya meleleh keluar melicinkan lagi lubang cipapnya memudah aku nak masuk nanti. Aku mencapai tuala dan terus kebilik air untuk mandi.

Dalam bilik mandi, aku berangan-angan macam-macam cara nak aku kongkekdia ni. Nak suruh dia hisap zakar ke, atau aku nak jilat dulu pantatnya. Nak cara melentang atau nak cara menonggeng ke; nak plain sex atau nak aku liwat sekali anus nya; nak romen lama-lama atau nak terus kongkek sahaja…..seribu satu macam khayalan macam dalam mimpi. Batang zakarku dah tegang mencanak disepanjang aku mandi tu. Bila aku sabunkannya, mengurut-ngurut sana sini dia jadi tambah garang macam dah tak tersabar lagi. Macam lembu garang dah nak merentap tali. Aku fikir kalau macam ni, nan baru sekali sorong ke lubang pantatnya, tentu aku dah terpancut mani! Buat malu saja.

Lantas aku segera mengambil keputusan untuk melancap sahaja dulu supaya terkeluar satu round air maniku. Baru nanti boleh main lama sikit. Ini satu kerugian, sepatutnya load yang pertama ni, yang pekat padat dan kuat pancutannya ni kena lepaskan dalam lubang pantatnya. Baru lebur seluruh isi pantatnya. Tetapi aku fikir
kalau terpancut dengan dua kali sorong tarik, nanti buat malu aku saja.

Lantas aku terpaksa buat satu pengorbanan, kerana dalam kes ini, dia amat memerlukan kepuasan climax sebenarnya. Batang memang dia dah pernah rasa dari laki dia. Cuma mungkin dengan cara "wham bang, thank you ma'am" saja. Tak climax dan tak puas agaknya. Aku kena puaskan dia, lebih penting dari memuaskan aku punya senjata. Walaupun aku terpaksa bekerja keras macam memanjat pokok kelapa.

Aku menggenggam batang zakarku yang sedia tegak keras dengan tangan kananku, dalam satu genggaman yang unik yang telah terlatih sejak mula akil baligh dulu.Air sabun yang melicinkan pergerakan jejajriku membuatkan amat mudah mengurut batang zakarku. Aku memejamkan mataku membayangkan tubuhnya yang sudah bersih dan harum.

Melancap batang sendiri bukanlah satu perkara mudah. Kekuatan genggamannya mesti cukup-cukup dan menyelerakan Terlalu longgar akan terasa seperti mengongkek terowong keretapi; manakala terlalu ketat mencekikakan menyebabkan kepala butuh naik merah dan pening tak tentu kira Ia memerlukan kemahiran. Memerlukan latihan. Melancap adalah suatu seni . Kalau tak betul caranya, sampai subuh esok pun tak akan keluar mani. Tangan lenguh, kepala pedih luka kanan kiri!

Dalam membayangkan aku menyorongkan batang zakar ku yang tegang keras kecelah rekahan bibir pantatnya dari arah belakang, aku mula merasakan satu macam syok dan kegelian. Tanganku kian rancak memainkan peranan. Turun naikdalam pergerakan yang penuh kemahiran. Sedikit turun kebawah, dan naik semula hingga jari terkena sedikit menyentuh takuk di kepala; turun sikit kebawah dan naiksemula dalam rentak dan rhytm yang telah lama dibiasakan. Semakin kuat rasa kegelian membina tekanan di batang zakar, semakin dalam aku bayangkan batangku memasuki lubang pantatnya. Kepanasan dan kelicinan air sabun yang mula membuih kerana geseran tanganku memberi satu simulasi seolah-olah batangku benar-benar
sedang dikemut dan disedut oleh saluran pantatnya.

Dalam khayalan, aku membayangkan diriku sedang menghayun punggung kian laju megongkek lubang pantatnya; tanganku sebelah lagi memaut sinki yang aku rasakan seperti memaut pinggangnya. Kian kuat kegelian, kian laju jejariku melancapkan batangku yang telah mulamengedik-ngedik kenikmatan. Dan, kini buah pelirku mula terasa keras dan batang zakar menceding lain dari biasa. Akuterasa seperti arus letrik tiba-tiba menjalar keseluruh urat sarafku. Badan menjadikejang serta aku sudah terdiri di hujung jari kaki.

Tiba-tiba semua pergerakan terhenti, aku kejang seketika, dan dengan satu ledakan yang menggegarkan seluruh tubuhku, air mani melancut dalam gumpalan pekat diikuti satu rasa nikmat kepuasan nafsu yang tadinya bergelora. Beberapa kali pancutan itu berulang, menggegarkan badan setiap kali ia meledak. Mataku terpejam rapat, sehingga selesai semua berlalu. Kenikmatan yang aku rasakan dengan cara begini kadangkalanya jauh melebihi kepuasan ......melakukan persetubuhan itu sendiri.

Bila aku telah recover dan membuka mata, aku ternampak gumpalan air putih pekat melekat dalam beberapa tompokan di dinding tiles yang licin. Ada yang dah mula mencair dan meleleh turun berbentuk jaluran menghiasi dinding yang berwarna warni itu. Cepat-cepat aku pancutkan air shower dan dinding bersih semula. Aku selesai mandi dan memakai tuala. Aku tidak mengenakan pakaian. Hanya tuala,.dan aku keluar dari bilik mandi terus duduk di atas settee.Dia sedang berbaring membaca entah majalah apa. Melihat ketibaanku, dia segera menutup majalah dan memandang lama ke arahku.

"Lamanya you mandi….." senyum meleret macam selalu.
"Biasalah…banyak berangan-angan daripada mandi. Maklumlah, nak jadi pengantin baru!" aku cuba berselindung dengan gurauanku.
"Alaa…..buat apa kita nak banyak cakap lagi. Bila kita nak mula..?" aku cuba memendekkan cerita.
"Mula apa…?" dia pura-pura tak tahu.
Aku dah naik satu macam kerana terasa batangku nak mula mengeras semula. Aku dah kehilangan modal nak menjawab. Aku bangun dan terus duduk disisinya diatas katil. Rapat, sehingga aku dapat rasakan kepanasan badannya. Aku memaut bahu, dan mencium pipinya. Dia buat saja seolah- olah tak terasa apa-apa, tetapi aku terasa kelajuan nafasnya. Aku terus menyusuri hidungku kepipinya yang licin, lembut dan gebu. Menyusuri ke dagu, keleher,naik semula ke pipi, kehidungnya, dahinya dalam keghairahan membangkitkan nafsu. Baru ternampak kesannya.

Nafasnya kian kuat dan matanya kuyu, serta lehernya dah lembik terkulai tersendeng ke dadaku… tanganku meramas-ramas bahunya, menggosok-gosok belakangnya dan sekaligus aku rasa tangannya mula memaut leherku. Dalam berbuat begitu dia kehilangan support dan jatuh terbaring bersamaku. Aku masih dapat mengawal suasana. Aku masih terus mencium dan mencium bahagian pipi, leher, telinga dan dadanya yang terdedah oleh pakaian tidur "low-cut"nya. Dia semakin erat memaut leherku, sambilmenggosok-gosok belakang kepalaku.

Aku berjimat. Mahu terus panaskan enjinnya dulu. Jangan gopoh kerana ayam dah ada dalam cekap. Cuma sekarang sedang mengasah pisau untuk menyembelihnya sahaja.

Ciuman ku kini melarat kepada menjilat pula. Seluruh dagunya ku jilat perlahan dan lembut, ibu kucing menjilat anak; bukan macam bapa kucing menjilat susu!. Dagunya, lehernya, dadanya. Tapi yang lazat ialah menjilat dibawah dagu…..dia punmenggeliat; aku pun naik steam semacam. Namun batang ku hanya keras separuh tiang. Tegang, tetapi lembut macam berisi kekabu, disebabkan maniku baru saja terpancar tadi. Ini akan memberikan aku peluang untuk mencumbuiya sampailembik macam uli tepung nak buat roti. Barulah dia akan merasakan kenikmatan dan keindahan perhubungan jenis antara dua insan dengan sepenuh-penuhnya.

Aku menggigit-gigit kecil dan mengulum-ngulum cuping telinganya. Inimembuatkan badannya naik "goosebumps' dan tegak bulu roma. Aku tahu bahawa satu kejutan arus letrik bervoltan sederhana sedang menjalar dalam tubuhnya. Dariseluruh anggota badan mengalir berkumpul disaluran pantatnya. Aku belum mahu mengusikpantatnya, tapi aku pasti nonoknya sudah kembang dan basah mengalirkan lendiran
mazi yang mula turun tanpa henti.

Dia dah nampak terkapai-kapai, antara sedar dengan tidak. Matanya pejam rapat, menggetap bibir, sementara badannya dah menggelisah tak keruan. Aku terus lagimemeluk, mencium dan menggomolnya. Rakus, tapi gentle dalam pergerakan yang kemas dan teratur. Akhirnya aku terasa tangannya meraba-raba ke arah pangkal pahaku mencari-cari sesuatu. Aku pandukan tangannya ke batang zakarku dan meletakkannya disana, sambil aku menyingkap membuang tuala.

Aku agak terkejut juga, kerana dapat saja batangku digenggamnya, dia terus meramas-ramas dengan penuh geram sepertimeramas pisang ranum nak buat

Aku rasa sudah tiba masanya untuk mara setapak lagi. Dengan sebelah tanganku aku singkapkan perlahan baju tidurnya. Darilutut ke paha, naik kepinggang mendedahkan apam yang tembam menonjol seluar dalam hipsternya. Dia mengangkatkan badan memudahkan akau melurutkan bajunya, sambil matanya masih terpejam rapat menikmati ciuman dimerata-rata dada dan dagunya. Bila aku loloskan bajunya di atas kepala, dia terus celapakkan sebelah kakinya memeluk pinggangku.

Aku sempat menempatkan tapak tanganku di celah kangkangnya meramas-ramas tundun dan apamnya yang masih berseluar dalam. Sambiltangan kiriku membantalkan kepalanya, tangan kananku meramas-ramas nonoknya. Seluar dalamnya basah lenjun macam boleh diperah. Tetapi aku tetap belum mahu memulakan penetration. Aku mahu dia terus histeria biar dia ingat aku sampai bila- bila. Lama aku mengucup mulutnya, menghisap lidah saling berkuluman hingga bercerup-cerup bunyinya, sambil meramas dan menggosok-gosok nonoknya.

Air cipapnya mencurah-curah turun macam paip bocor dan dia dah mula mengerang. Mulanya perlahan tapi kini dah bunyi macam orang perempuan menangis kematian suami!Akuseluk ke dalam dan menepuk-nepuk muka cipapnya, merasakan denyutan dan kepanasannya seketika sebelum akau melucutkan seluarnya dengan satu pergerakan yang tidak mengganggu aktivitiyang lain. Oleh kerana kami masih berkucupan aku tak nampak macam mana rupa bukit merekah dibawah sana. Tetapi jejariku memang lebih cekap dari mataku. Dengan meletakkan tapak tanganku menekap apamnya aku dapat membayangkan bentuk dan rupa rekahan bibir luar, kemerahan bibir dalam, dan ketegangan biji kelentitnya. Semuanya berdenyut-denyut di tapak tanganku yang basah dan panas menekapnya.

Aku mula menghidupkan jari telunjukku dan menari-nari dicelah rekahan bibir pantatnya, berpusar-pusar ke atas, ......kebawah, ke kiri, ke kanan, menuju kian dekat ke hujung atas untuk menuju biji kelentityang tersembunyi dicelah kelopak bibrnya. Usahlah aku ceritakan bagaimana dia meliuk melintuk meronta mengerang menangis tak tahu nak sebut bagaimana. Sampai aku lihat air matanya mula meleleh turun kepipinya baru aku berhenti.

"I buat kasar ke…….sakit ke..?" aku bisikkan halus tak mau merosakkan suasana.

Matanya masih pejam tetapi menggeleng-gelengkan kepala. "Taaaak…………I sedaaaaap….!!" Dan terus dia menangis lagi.

Aku merasa yakin segala usaha ku berhasil. Memang aku nak lonjak dia setinggiyang mungkin ke puncak nikmat asmara. Siapa yang dah merasa akan tahulah rasanya. Kalau laki di rumah hanya pariap sebulan sekali, alamat goodbye lah pastinya Kalau hantar wang bulanan bererti membela burung untuk disembelih oleh orang lain lah adanya. Aku terus ke langkah seterusnya, kerana aku tahu dia sudah bersedia.

Tanpa memberi apa-apa isyarat aku segera bangun dan menolakkan kangkang kakinya seluas mungkin. Dia tak bantah, malah mengikut saja. Secepat kilat dengan sebelah tangan aku dah menyorongkan sebiji bantal kebawah punggungnya.

Diatas sekali,tompok kecil bulu hitam halus berkeriting bertakhta dipuncak pantatnya, dimana bulu itu kian menipis kebawah hingga ke permulaan rekah bibir luarnya. Kelopak di atas separuh terbuka kerana telah turut kembang dek keghairahan nafsu berahinya, menampakkan sedikit ketuldaging berwarna kemerahan menonjol dicelahnya. Nyata bijikelentitnya sudah begitu mengembang dek kenikmatan hingga tidak boleh bersembunyi lagi.

Ke bawah sedikit di tengah-tengah lurah jelas aku lihat lubang kecilmenghiasidasarnya,lubangkencing orang perempuan yang jarang dapat dilihat oleh sesiapa kalau tak di kelebek dengan betul-betul. Lubang ini agak tertutup rapat, keranadalam keghairahan yang dialaminya sekarang, lubang kencing tak ada fungsinya;
lubangpantatpula yang mengambil alih kuasa. Dibawah lubang kencing ini aku lihatliang saluran farajnya sudah nyata sekali kembang ke tahap maksimanya. Merahnya lain macam, seolah-olah bercahaya dan kedutan-kedutan dinding saluran dalam jelas kelihatan, berkilat dibasahititisan dan percikan air nikmatnya. Sesekali lubang saluran pantatnya itu mengempis mengeluarkan cecair jernih mengalir keluar
membasahi bibr tepinya.

Aku terpegun lama,kerana ini lah kali pertama aku betul-betul menilik membelek rapi pantat perempuan sepuas-puasnya. Puas ku tatap lama, dan akhirnya aku tak sedar yang aku telah menyembamkan muka ku menekapkan bibirku tepat kelubangnya!

Aku terdengar dia menjerit kecil, tetapidua pahanya memeluk erat kepalaku agar lebih kuat menekap kefarajnya. Telingaku hampir bengang terhimpit pahanya yang padat gebu berisi, tetapi aku tak peduli,kerana kenikmatan menjilat pantat dah membuat aku hampir tak sedar diri. Aku lulurkan lidahku sepanjang alur pantatnya, ke atas dan ke bawah dalam slow motion yang membuatkan dia mengeluh, mengerang, menggeliat dan terkujur keras mengejang. Ke atas, ke bawah, dari atas menyentuh biji kelentinya, ke bawah melurut lurah hingga terkena lubang kencingnya dimana aku memusar-musarkanlidah menjolok-jolok lembut lubang kecil itu. Dia menggeliat kegelian, namun kepala aku kian rapat disepitnya kedalam.

Dari lubang kencing aku luruti ke bawah, menemuinya lubang pantatnya. Bilasaja lidah ku menjelir menjolok ke dalam,dia menggelepar menggigil macam diserang demam. Aku tumpukan peranan lidahku disitu. Keluar masuk, keluar masuk,sambil aku menyedut lelehan air maninya yang turun tak berhenti. Rasa kelat-kelat masam air maninya membuat aku bertambah berahi. Batangku sudah menceding mengedik-gedik tapi aku tak peduli. Aku sedut air syoknya sampai bercerup-cerap berbunyi. Aku telan setiap teguk yang dapat ku hirup seperti menikmati air sarbat asli. Bagi yang biasa buat kerja ini aku tak payah terangkan dengan lebih jelas lagi. Kalau dipijak gajah pun ketika ini aku tak akan lari.

Dia dah betul-betul naik berahi. Lebih tepat aku katakan dia dah naik "syeikh", kerana tangisannya makin kuat kini. Tambahanpula sekali sekala aku lurutkan lidah. Dengan mengepit kepalaku bagai nak kemek, badannya melentik keras, kakinya kejang, satu jeritan kuat "ABANG!!!"….airnyaterpancut kuat mencapai climax yang paling atas sekali. Aku terasa percikan air panas suam memenuhi mulutku. Aku tak buang masa, terus menyedut sekuat hati dan menelan semuanya sekali. Denyutan pantatnya seolah-olah meramas mukaku dan aku terus menyedut semua saki bakiairnya yang mengalir kedalam mulutku.Dia seperti terhempas jatuh ketilam dan terbaring kaku.

Dalam keletihan yang amat sangat dia meniarap tanpa sepatah kata, menyembamkan mukanya kebantal, tetapi punggungnya tercodek diatas bantal tadi, membulat sexy seolah-olah mencabar aku untuk menerokainya dan meneruskan pelayaran yang dirancang rapi...

Bondage game bersama Lia – 2

$
0
0
Tidak lama kemudian, pembantunya pun pergi dan dia kembali ke garasi lalu membukakan pintu mobil dan berkata.

"Aku suruh pembantuku pergi agar dia tidak melihat kami dalam keadaan seperti ini. Aku nggak mau orang lain tahu tentang ini."

Lia pun lalu menuntun aku masuk ke rumahnya tanpa melepaskan penutup mata dan belenggu di tanganku. Setelah dia menempatkan aku pada sebuah kamar ruangan dan memintakan untuk duduk beristirahat sejenak.

"Aku mau ambil tas dulu dimobil ya. Kamu tunggu aja dulu disini."

Dia pun lalu berjalan pergi. Sekembalinya, Lia lalu melepaskan bandana yang penutup mataku, begitu pula dengan borgolnya. Aku mengucek-ngucek kedua bola mataku karena penglihatan yang buram selah tertutup beberapa saat. Lia lalu berkata.

"Permainan baru akan dimulai dan sekarang aku akan mengikatmu. Jangan coba-coba kabur ya karena kalau iya, kamu akan merasakan hukumannya. Ayo sekarang lepas baju dan celanamu".

Aku menurut saja sambil menunggu dengan berdebar-debar. Tidak semua kutanggalkan, hanya celana dalam yang masih menempel di badanku. Kumemohon padanya untuk tidak memintaku melepaskan CD ini. Dia pun setuju namun kemudian dia berkata.

"Sekarang CD boleh tetap di tubuhmu tapi aku tidak janji apakah akan tetap terpakai sampai permainan ini selesai nantinya."

Kegairahan yang sangat kurasakan sehingga penisku berdiri tegak dan keras. Aku sudah tak sabar menunggu untuk diikat olehnya. Lia lalu membuka lemari pakaian yang ada di ruangan tersebut dan kulihat dia mengambil sesuatu. Tak bisa terlihat dengan jelas apa yang diambilnya karena terhalang oleh tubuhnya. Dia lalu menuju kamar mandi dan beberapa saat kemudian keluar dan kulihat dia sudah berganti pakaian. Dia sekarang menggunakan gaun malam kimono, berwarna hitam dan tipis terbuat dari sutera dan tembus pandang. Terlihat jelas dari balik gaun malam yang anggun celana dalam yang menempel ditubuhnya. Kedua payudaranya sudah tidak lagi tertutup oleh BH.

"Wau, cantik, anggun dan manis sekali kamu pakai itu. Maaf ya, kenapa nggak sekalian aja celana dalamnya dilepas?" gurauku.
"Dasar lelaki, brengsek dan kurang ajar banget sih loe. Tunggu aja nanti." Lia terlihat sebal dan emosi mendengar gurauanku.

Sambil menahan emosi, dia lalu kembali ke lemari dan mengambil sesuatu. Terlihat beberapa selendang berwarna hitam, putih, biru dan merah tergenggam di tangannya. Selendang-selendang yang panjang-panjang dan terbuat dari kain sutera yang halus dan tipis.

"Ayo, permainan sudah di mulai. Letakkan kedua tanganmu di belakang!" terdengar emosinya.

Akupun menurut dan meletakkan kedua tanganku dibelakang badan. Terasa kulit jari-jarinya yang halus memegang ke dua tangan di belakang. Dirapatkannya kedua tanganku lalu selendang berwarna putih di lilitkan dengan kuat berputar berkali-kali mengelilingi pergelangan tanganku. Sekali-kali ditariknya kedua ujung selendang berlawan arah menguatkan ikatan itu. Setengah selendang sudah dililitkannya dipergelangan tanganku dan kemudian ia pindahkan lilitan selendang itu diantara rongga pergelanganku. Lilitan ini untuk mengunci ikatan agar tidak mudah dilepaskan. Setelah beberapa lilitan, ujung simpul kedua selendang itu ditarik berlawan arah memperkeras lilitan yang sudah terasa kuat dan lalu ia ikatankan sekencang-kencang.

"Aduh, kuat sekali. Jangan terlalu keras dong nanti peredaran darahku bisa terganggu." tuturku pada Lia.

Dia tidak memperdulikan perkataanku tadi. Untuk tidak memungkinkan ke dua ujung simpul di buka olehku, dia lalu menyatukan ke dua ujung simpul selendang itu dengan lakban.

"Bagaimana rasanya terikat, ini baru permulaan. Aku masih mempunyai beberapa selendang dan tali-tali yang belum kupakaikan padamu" katanya.

Kurasakan emosinya yang belum mereda. Kemudian diambilnya selendang kedua berwarna merah dan mengikatkannya di dua siku lenganku. Hal yang sama di lakukannya ketika Lia mengikat kedua pergelangan tangaku.

"Aduh, sakit sekali. Tolong jangan terlalu keras" sapa aku ke Lia.

Seperti sebelumnya, Lia tidak menghiraukan perkataanku dan terus menyelesaikan ikatannya. Keadaan terikat ini membuatku semakin bergairah dan terangsang. Penisku terasa sangat keras bagikan tembok menara.

"Eeh kamu kelihatannya enjoy sekali ya diikat. Awas ya kalau spermamu sampai keluar sebelum aku mau. Kamu harus tahan itu, kalau tidak aku bisa sangat marah dan resikonya bisa bahaya.." katanya sambil mengejekku.

Dia lalu kembali lagi ke lemari dan sekarang mengambil celana dalamnya serta di masukkannya ke mulutku. Di tekannya CD itu dalam-dalam ke rongga hingga menyentuh mulutku sehingga terasa sesak dan penuh sekali. Setelah itu, di ambilnya bandana yang tadi digunakan untuk menutup mataku dan dililitkan beberapa kali menutupi mulutku yang tersumbat celana dalamnya. Di ujung bandana itu dililitkan lakban memutar beberapa kali untuk memastikan bandana itu tidak terlepas. Ugh, ugh, ugh.. suara mulutku yang tersumbat terdengar mengatakan sesuatu padanya.

"Kamu ngomong apa sih? Kalau mau ngomong yang jelas dong.." sapanya mengejekku.
"Aku belum selesai dengan kamu. Kakimu masih bebas dan tak mungkin kubiarkan."

Diambilnya selendang hitam dan di lilitkanya ke kaki ku seperti yang di lakukan pada pergelangan tanganku. Setelah selesai dengan kaki, dia lalu melanjutkan mengikat ke dua lututku dengan selendang lainnya. Ikatan-ikatannya terasa sangat kuat. Tidak puas, dia kemudian mengambil tali dari dalam tas dan di ikatkannya di antara ke dua rongga kakiku dan lalu menariknya ke atas hingga menyentuh tanganku. Sakit sekali rasanya ketika kaki dan tanganku disatukan. Ia lalu lilitkannya tali itu beberapa kali dan sebelum mengikat ujung tali, ia tarik tali itu berlawanan arah sehingga ikatan terasa semakin kuat. Ugh, ugh, ugh.. teriakku menahan rasa sakit. Namun tidak tahu mengapa diriku begitu menyukai keadaan ini. Aku semakin bergairah dan terangsang.

"Itu kan yang kamu katakan posisi hogtie" katanya sambil tersenyum mengejek kepadaku.

Aku hanya dapat menggangguk menjawab sapaan Lia.

"Apa yang harus kulakukan ke kamu sekarang yah, biar kupikirkan dulu deh sambil istirahat" sapanya.
"Kamu pernah bilang kalau kamu biasanya berusaha melepaskan ikatan yang membelenggumu, sekarang coba buktikan. Aku mau lihat. Aku beri waktu 30 menit."

Lia pun lalu keluar kamar dan membiarkan diriku dalam keadaan terikat. Aku berusaha keras untuk melepaskan ikatan-ikatan yang membelenggu tangan dan kakiku. Beberapa kali kucoba namun sia-sia. Ikatannya sangat sulit kujangkau dengan jari-jari tanganku. Lia mengintip dan mengawasi dari sela-sela pintu kamar yang sengaja tidak di tutupnya. Lia kembali masuk ke dalam kamar pada saat aku sedang berusaha melepaskan ikatan untuk yang kesekian kalinya.

"Silahkan saja kalau bisa. Ayo buktikan kalau memang kamu bisa. Ayo coba.." sapanya.

Ia mengambil gunting dan kemudian berjalan menghampiri diriku lalu menggunting celana dalamku dan melepaskannya. Sekarang aku telanjang bulat tanpa ada satu helai bahanpun yang menempel.

"Tadi aku minta kamu menahan ereksimu dan aku senang kamu bisa melakukannya. Sekarang aku mau kamu mengeluarkannya. Ayo, ayo keluarkan spermamu.." pintanya dengan suaranya yang mengejek.

Aku tidak bisa berereksi walaupun aku sangat bergairah dan terangsang. Setelah beberapa saat tidak keluar, ia lalu menempelkan tangan halusnya di penisku dan kemudian mengocok-ngocok beberapa kali. Tak lama kemudian spermaku pun berhamburan di sekitar tempatku terbaring. Semprotan sperma yang sangat kencang kurasakan. Sebagian dari hemburan itu mengenai muka Lia.

"Ha ha ha ha.." terdengarnya tertawa puas.

Setelah itu kulihat paras mukanya berubah menjadi benci dan marah. Aku tak tahu apa sebabnya.

"Kamu laki-laki memang sialan. Aku benci sama kaum semua."

Plak, plak, plak.. terdengar suara tamparan Lia ke arah bokongku. Di ulanginya lagi tamparan tersebut berkali-kali. Aku tidak dapat berkata apa-apa dan membiarkan saja kejadian itu. Aku berteriak menahan sakit namun sia-sia belaka karena mulutku masih tersumpal.

"Mau coba minta tolong? Ayo silahkan kalau kamu mampu dan bisa. Silahkan, ayo teriak sekencang-kencangnya.." bentaknya.

Setelah itu Lia pun berhenti dan kulihat parasnya berubah menjadi sedih seperti sedang memikirkan nasib sial yang baru menimpanya. Tak kudari air mataku menetes merasa kasihan dan iba terhadapnya. Tak lama kemudian ia meninggalkanku sendiri di dalam ruangan.

Seperti sebelumnya, akupun berusaha melepaskan ikatan-ikatan yang membelenggu diriku. Untuk kesekian kalinya aku gagal. Lama rasanya aku menunggunya. 30 menit sudah berlalu namun rasanya seperti beberapa jam. Lia pun kembali masuk ke ruangan namun sekarang raut mukanya sudah berubah cerah.

"Apakah tangan dan kaki kamu terasa sakit?" tanyanya kepadaku.

Aku mengangguk.

Lanjutnya dia berkata, "Baik, kalau begitu akan aku buka semua ikatan itu."

Dibukanya ikatan yang membelenggu kakiku dan kemudian lututku dan terakhir di siku lenganku. Dia tidak melepaskan ikatan di pergelangan tanganku dan sumpal yang membelenggu mulutku. Lia memintaku untuk duduk beristirahat. Lia lalu berjalan ke arah tas dan mengeluarkan isinya.

"Aku hanya memberikan waktu sebentar untukmu beristirahat dan sekarang akan aku pasangkan tali-tali ini di tubuhmu sebanyak mungkin. Sengaja tak kulepaskan selendang pengikat tanganmu karena aku tidak mau terjadi hal-hal yang tidak kuharapkan."

Dia pun kemudian berjalan mendekatiku. Dengan tangan masih terikat, Lia memintaku untuk berdiri dan berjalan ke ruangan lainnya. Dengan tuntunannya, akhirnya aku sampai di ruangan yang letaknya bersebelahan dengan ruang sebelumnya. Aku heran ketika melihat ada besi seperti huruf U terpasang di langit-langit kamar itu disertai tali panjang menggelantung di besi itu. Aku pun bertanya-tanya pada diriku untuk apa besi yang tergantung di langit-langit ruangan.

Tanpa kusadari, Lia mendorong dan menjatuhkan tubuhku ke lantai dan mulai mengikat kaki, lutut paha dan siku tanganku dengan tali-tali tersebut. Di ikatkannya tali-tali tersebut sekuat-kuatnya dan pada ujung simpul tali di satukan serta di lakban agar tidak mudah di lepaskan olehku. Selendang pengikat tanganku tak dilepaskannya malah Lia mengikatkan seutas tali lagi dengan kuat pada tanganku yang sudah terikat. Selanjutnya, diambilnya tali yang sangat panjang kemudian mengikatkan tali tersebut ke seluruh tubuhku mulai dari pundak hingga ke ujung kaki. Tanganku sekarang sudah menyatu dengan badanku. Tidak ada ruang gerak dan terasa amat sesak. Dia lalu membisikkanku.

"Apa yang kamu dapat lakukan sekarang? Kamu sudah menjadi milikku dan aku bebas melakukan apa saja yang aku mau. Kamu tidak bisa menolak. Yang hanya kamu bisa lakukan adalah pasrah dan menerima. Aku senang dengan keadaan ini."

Bersambung . . . .

Baek Punya Intip

$
0
0

Video Lucah : Baek Punya Intip - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Baek Punya Intip   Melayu Boleh.Com

Viewing all 6253 articles
Browse latest View live