Quantcast
Channel: Melayu Boleh
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live

Cuti Cuti Malaysia with Malay Bikini

$
0
0

Koleksi gambar awek melayu seksi, Bontot melayu, awek tayang tetek, melayu bikini terbaru

Gambar Bogel Cuti Cuti Malaysia with Malay Bikini   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Cuti Cuti Malaysia with Malay Bikini   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Cuti Cuti Malaysia with Malay Bikini   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Cuti Cuti Malaysia with Malay Bikini   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Cuti Cuti Malaysia with Malay Bikini   Melayu Boleh.Com


Ita Janda Liar

$
0
0

Video Lucah : Ita Janda Liar - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Ita Janda Liar   Melayu Boleh.Com

Kak Esah

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Aku nak cerita panjang-panjang pun malas rasanya. Jadi baik aku ringkaskan bagaimana pula aku boleh merasa tubuh bini orang yang montok dan berbontot besar di kampung ni. Semuanya berlaku atas kemiangan dan kegatalan aku. Tidak dinafikan ada antaranya yang menolak, tetapi tidak kurang juga ada yang tidak menolak.

Selepas affair dengan kak Esah, aku menjalinkan pula hubungan sulit dengan Kak Sue. Dia ni bini orang juga. Lakinya bekerja bawa lori di pekan dan balik 3 hari sekali. Anaknya pun dah besar-besar dan paling sulong sebaya aku dan masih belajar di unversiti.

Aku mula main dengan kak Sue semasa kak Sue datang ke rumah aku minta tolong buatkan surat untuk urusan tanahnya. Aku pun sambil buat surat sambil cucuk jarum.
Kak Sue ni orangnya biasa-biasa je, tak semontok kak Esah dan Kak Timah, gebu-gebu je lah. Tapi bontot dia membuatkan aku macam nak bawak dia lari dan kahwin kat Siam. Dahlah lebar, tonggek pulak tu.

Aku yang stim sangat kat dia pun selamba je bangun dari kerusi komputer. Dia punya terlopong tengok aku sampai lalat pun boleh masuk. Nak tahu kenapa. Sebab masa aku bangun tu batang aku tegak menongkat kain pelikat.

Kak Sue senyum je kat aku. Aku pun senyum juga kat dia. Lepas tu aku offer dia pegang batang aku. Kak Sue ni pun berani juga nak cuba. Dia pun pegang. Biasalah, alang-alang dah pegang, aku minta dia lancapkan sekali.

Kak Sue pun lancapkan dan aku pun tanggalkan kain pelikat dan baju aku sampai aku telanjang depan kak Sue. Kak Sue pun hisap batang aku lepas aku minta dan seterusnya persetubuhan pun bermula.

Aku main dengan kak Sue tak pernah ikut depan. Walau jolok cipap sekali pun, tak pernah ikut depan. Mesti menonggeng sebab aku syok gila dengan bontot dia yang lebar dan tonggek tu. Dah lah pinggang dia slim.

Aku beruntung sebab kak Sue dah selalu kena liwat laki dia. Jadi tak ada masalah masa aku jolok bontot dia pertama kali. Memancut air mani aku dalam bontot dia. Kak Sue ni pun jenis suka pakai kain batik ke hulu hilir. Jadi memang senang sangat nak main dengan dia kat mana-mana pun.

Pernah sekali tu aku dah gian gila dengan bontot tonggek dia tu, aku main dengan dia kat belakang reban ayam rumah dia. Masa tu aku sengaja datang ke rumah dia. Tengok-tengok dia tengah berkemban sidai baju kat ampaian.

Aku pun ngorat ajak main. Dia pun ok je. Tapi masa tu mak dia ada dalam rumah. Anak-anak dia pun ada juga. Jadi dia pun ajak aku pergi belakang rumah dan kat belakang reban pun jadi.

Aku selak kain batik kemban dia dan jolok cipap dia dari belakang. Bila nak terpancut je, aku cabut batang aku dan aku jolok bontot dia. Aku rodok dubur tonggek kat Sue kuat-kuat sampai dia menjerit kecil. Lepas tu macam biasalah, aku kencingkan mani aku dalam bontot dia.

Tu je lah… sampai sekarang aku masih menikmati tubuh empuk mereka. Dari apa yang aku tahu, masing-masing kata puas main dengan lelaki muda. Sebab lelaki dah berumur ni dah tak pandang sangat perempuan montok-montok dan gebu-gebu macam mereka. Lelaki muda je yang boleh bagi mereka kepuasan batin walau pun lubang masing-masing dah longgar. Lebih-lebih lagi lubang bontot yang ada sebilangannya yang sebelum itu tak pernah kena liwat, akhirnya di liwat juga.

Bagi mereka, walau pun tak sedap pada mulanya, tapi bila dah selalu kena, sedap gila rasanya hingga menimbulkan kerinduan dan ketagihan pada duburnya untuk diliwat. Malah, itu jugalah satu-satunya lubang yang masih sempit dan sedap ditubuh mereka yang boleh dinikmati dengan penuh nikmat untuk lelaki muda yang memberikan mereka kepuasan batin.

Jadi tak hairanlah dia orang semua malas nak jaga badan. Lagi besar bontot dia orang lagi dia orang suka sebab dia orang tahu ada orang yang menghargai bontot besar mereka tu.

Skandal Melayu Singapore

$
0
0

Video Lucah : Skandal Melayu Singapore - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Skandal Melayu Singapore   Melayu Boleh.Com

pepek dak sekolah melayu

Zubaida

$
0
0

Koleksi gambar awek tudung bogel, jilbab bogel, gadis hijab bogel, jilboob, melayu tudung lucah nakal

Gambar Bogel Zubaida   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Zubaida   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Zubaida   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Zubaida   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Zubaida   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Zubaida   Melayu Boleh.Com

Gara-gara SPP – 4

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Kuminta ia menanggalkan roknya, yang merupakan satu satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Kemudian kuminta ia melanjutkan aksinya sebagai objek fotoku, sampai malam hari, tapi terlebih dulu, kuminta ia untuk mengabari orang tuanya, bahwa ia akan pulang agak larut malam, untuk belajar di rumah Widi. Sehingga orang tuanya tidak khawatir.

Orang tuanya malah menyarankan, bila terlalu malam, lebih baik Lia menginap saja. Karena memang selama ini Lia sering menginap di rumah temannya, terutama Widi yang sudah ia mereka kenal sejak kecil. Sehingga orang tuanya tidak curiga.

Setelah Lia benar-benar telanjang bulat, kuminta ia turun untuk mengambil tali dan rokok yang tertinggal di meja ruang tamu, dengan tanpa sehelai benangpun Lia turun ke bawah menuju ruang tamu, tapi tetap kupantau dari semacam balkon di lantai atas setelah mematikan handycamku terlebih dulu setelah Lia keluar dari kamar. Aku ingin ia melakukan semua aktifitas di rumahku ini tanpa mengenakan pakaian secuilpun.

Setelah ia kembali ke atas, kuutarakan niatku padanya, bahwa sampai ia pulang nanti malam atau kalau perlu besok (karena hari ini hari Sabtu) ia harus terus bertelanjang bulat, apapun yang terjadi. Lia pun menyanggupi karena merasa sudah kepalang tanggung bahwa aku sudah melihat keindahan tubuhnya secara keseluruhan dan takut akan ancamanku tadi jika tidak menuruti permintaanku. Lagi pula ia merasa hanya kami berdua saja yang ada di rumah kala itu.

Aku hanya diam saja, kala ia berkata begitu, karena memang benar bahwa saat itu memang hanya kami berdua saja yang ada di rumah, tapi aku yakin menjelang maghrib nanti pasti para pembantu di rumahku akan pulang dari mengunjungi pacar mereka yang juga bekerja sebagai pembantu di sekitar rumahku ini. Dan memang itu sudah ada dalam pikiranku.

Mereka sebenarnya bukan seratus persen pembantu, karena sebenarnya mereka masih ada hubungan saudara dengan ayah dan ibuku, tapi tepatnya adalah saudara jauh, yang hubunganya juga tidak aku fahami benar, saking jauhnya, maka aku memangil mereka dengan sebutan Mas, karena sebetulnya usia mereka paling-paling masih seumuran dengan kakakku.

Mas Slamet ada hubungan saudara dengan keluarga ayahku, sedang Mas Muji ada pertalian saudara dari keluarga ibuku. Mereka hanya membantu kami untuk urusan yang memerlukan tenaga kasar mereka, sedang untuk masak dan bersih-bersih rumah secara umum sudah dikerjakan oleh pembantu perempuan, yang kemudian pulang siang harinya jika pekerjaannya sudah beres. Biasanya mereka menggunakan pintu kecil di halaman belakang untuk keluar masuk rumah.

Maka kuminta Lia berpose di samping kolam renang yang letaknya di halaman belakang, dan melanjutkan aktivitasku memotretnya dan kali ini dengan kamera digitalku. Tampaknya Lia tidak mengerti jika kali ini aku menggunakan kamera digital. Tapi itu tak penting bagiku, karena aku hanya ingin membiasakan Lia telanjang di depan orang yang belum ia kenal.

Seperti yang sudah aku perkirakan, setelah beberapa lama aku mengambil gambar Lia dengan pose bugilnya yang sexy, tiba-tiba muncullah Mas Slamet dan Mas Muji dari balik tembok. Lia pun berteriak terkejut sambil secara refleks menutupi bagian tubuhnya yang tak tertutupi sama sekali, tampak ia shock dan bingung antara menutupi dadanya atau daerah di sekitar lubang kewanitaannya.

Mas Muji dan Mas Slamet pun tadinya juga terkejut, tapi kemudian tampak bersikap biasa, karena tidak mau mengganggu aktivitasku, tapi aku tahu mereka juga pasti sangat terangsang melihat tubuh indah dan sintal milik Lia, yang kini dapat mereka tonton dengan gratis langsung di hadapan mereka tanpa terhalang apapun. Tubuh mulus Lia yang tanpa tertutup oleh apapun kini menjadi santapan liar mata mereka.

Agar suasana kaku yang terjadi diantara mereka mencair, akupun segera memperkenalkan mereka pada Lia.

"Oh.. Mas Slamet dan Mas Muji sudah datang, Perkenalkan Mas.. Ini Lia temanku, dia tadi ingin berenang, tapi nggak bawa pakaian renang, jadi kusuruh aja berenang tanpa pakaian sekalian!" kataku sekenanya pada Mas Slamet dan Mas Muji.
"Oh.. Lia namanya.., cantik ya! Mirip Dina Lorenza", kata Mas Muji dengan sangat wajar.
"Nama saya Wijianto, biasa di panggil Muji" katanya lagi sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

Lia yang kikuk dan bingung menutupi bagian tubuh tertentu. Kedua tangannya masih menutupi dadanya dan bagian selangkangannya. Lia tidak segera mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Mas Muji. Maka akupun segera berkata..

"Ayo dong Lia, kenalin ini Mas Muji, dia juga tinggal disini" ujarku pada Lia.

Lia pun terpaksa melepaskan tangan kanannya yang menutupi dadanya dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan Mas Muji.

"Li.. Li.. Lia" ucapnya tersendat karena malu.
"Lia, nama yang cantik dan indah, secantik wajahmu dan seindah tubuhmu" kata Mas Muji tanpa melepaskan tangannya yang terus menjabat tangan Lia dengan erat.

Sehingga kini Lia tidak bisa lagi menutupi keindahan buah dadanya yang mencuat menantang, dengan puting susunya yang tampak mengeras, mungkin karena gugup dan malu.

"Kenalkan juga ini, Mas Slamet, ia juga tinggal di sini seperti saya", kata Mas Muji pada Lia, sambil menuntun tangan Lia untuk menjabat tangan Mas Slamet, yang sudah terlebih dahulu, terjulur.

Dan kembali Lia tidak dapat menutupi dua payudaranya yang bergoyang ketika mendekatkan diri ke arah Mas Slamet untuk berkenalan dan berjabatan tangan. Tampak sangat indah payudara Lia yang bergoyang-goyang ketika Mas Slamet berjabatan tangan dengan berkali kali menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah selama bersalaman.

Dalam hati aku berkata, cerdik juga cara Mas Slamet bersalaman, sehingga tampak Lia tambah malu dibuatnya. Lama juga Mas Slamet bersalaman, sehingga payudara Lia makin bergoyang kencang.

Walaupun mereka statusnya seperti pembantu, tapi sebenarnya lebih tepat kalo dikatakan sebagai orang kepercayaan keluarga kami, kadang merangkap sebagai supir pribadi dan di saat tertentu jika dibutuhkan bisa dijadikan ajudan jika Papa keluar kota untuk urusan yang lebih bersifat pribadi.

Jadi tak heran jika aku cukup dekat dengan mereka, dan akupun tahu kesukaan mereka, yang suka nonton film porno yang bersifat eksibisi dan humiliated atau mempermalukan pasangan sexnya. Demikian juga aku. Sehingga makin akrab saja hubungan antara kami, walaupun aku tetap menunjukan bahwa aku yang lebih berkuasa dibanding mereka, dan mereka mengakuinya.

"Begini Mas Slamet dan Mas Muji, malam ini Lia akan bermalam disini" kataku memecahkan keheningan di antara mereka.
"Dan selama di sini, Lia tadi telah meminta padaku agar dia diperbolehkan untuk tidak mengenakan penutup tubuh sedikitpun, Iya kan Lia..?!!", Tanyaku pada Lia, sambil tersenyum dan menggoyangkan kameraku sebagai isyarat padanya.

Lia yang mengerti isyarat goyangan kameraku, hanya bisa mengangguk.

"Jadi kalian harus menuruti keinginannya dan kalian tidak boleh menjamah tubuhnya, kecuali kuijinkan!" kataku untuk menunjukan siapa yang berkuasa di situ.
"Jadi kalian juga harus merelakan Lia tidak berpakaian selama tinggal disini. Kalian baru boleh menjamah tubuhnya jika Lia melanggar apa yang kuperintahkan padanya, kalian mengerti!!", Tanyaku sedikit keras, untuk kembali menunjukan pada mereka siapa yang berkuasa di situ.
"Baik Mas". Kata mereka serempak hampir berbarengan.
"Nah sekarang sepertinya Lia ingin berfoto bareng dengan kalian!?" kataku pada mereka
"Iya kan Lia..?!" tanyaku padanya.

Dan Lia pun hanya bisa mengangguk, yang disambut sorak gembira Mas Slamet dan Mas Muji.

"Nah selama pemotretan kalian boleh menjamah tubuh Lia!" kataku pada mereka. Yang kembali disambut teriakan gembira para pembantuku,

Maka tampak kemudian mereka berpose di kiri-kanan Lia yang telanjang bulat, sambil sesekali tangan mereka meremas, membelai, tubuh Lia, terutama buah dada dan pantat Lia, bahkan kadang sesekali mereka menjambak rambut Lia yang tergerai ke belakang, sehingga Lia terdongak ke atas sambil meringis kesakitan, sambil membungkukkan badan Lia bagaikan menunggangi Lia dari belakang. Itu pose yang aku sukai dari Lia.

Sangatlah kontras kulit tubuh Lia yang putih mulus, dengan warna kulit mereka yang gelap, walaupun Mas Muji dan Mas Slamet tidak telanjang, tapi mereka membuka seluruh kancing baju mereka, sehingga tampaklah tubuh berisi dan berotot mereka. Wajah keras mereka makin menimbulkan kesan sangar.

Agar pose mereka menggambarkan mereka sedang memperkosa Lia, aku menyuruh mereka membuka resleting celana mereka, atau membuka bagian atas celana mereka, tanpa menjatuhkannya ke tanah, sehingga makin kontras saja, mereka yang bertubuh gelap tapi masih berpakaian lengkap, sedang Lia yang berkulit putih mulus, bertelanjang bulat.

Agar tampak seperti dua orang pekerja kasar yang sedang memperkosa Lia, sengaja aku mengatur agar wajah Lia selalu tampak jelas ke arah kamera, dengan matanya yang seolah melirik Mas Muji yang sedang memperkosanya dari belakang, atau berekspresi sedang melakukan oral pada Mas Slamet yang ada di depannya. Sedang wajah Mas Muji atau Mas Slamet sengaja aku samarkan dengan hanya menunjukkan siluet wajah mereka dari samping, kala sedang tertunduk, ataupun menengadah. Sehingga bila orang melihat foto-foto itu, maka hanya tampak jelas wajah Lia dari segala arah, tapi wajah, Mas Muji dan Mas Slamet hanya terlihat dari arah samping atau belakang saja.

Bersambung . . . .

Awekz Kampung

$
0
0

Koleksi gambar awek bogel, melayu bogel, tudung bogel, skodeng awek lucah, tayang tetek dan cipap

Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awekz Kampung   Melayu Boleh.Com

Aiza Yang Gersang

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Aiza Yang Gersang   Melayu Boleh.Com

Jumaat, 1 November 98. Tak tahu kenapa petang ni aku rasa boring gila. Bini dan anak serta semua orang dalam rumah ni pergi kenduri kahwin di rumah saudara di Sungai Petani. Aku tak ikut sebab aku ada kursus di KL Malam esok aku janji sampai ke Sungai Petani , petang besok baru balik ke KL.

Sabtu, 2 November 98. Aku bangun awal pagi ni pasal pergi check-up kereta sebelum jalan jauh. Lepas ambil Lunch aku tidur. Bangun je baru pukul 5.30 pm dah tak boleh tidur. Tak tahu pulak apasal badan rasa stim semacam je. Nak memantat bini tak de. Nak melancap …. tak mainlah mana ade standard, lu orang yang bujang2 bolehlah. So pasal malas nak duduk rumah , akupun mandi dan touch up sikit …. Aku fikir nak bawa kereta slow2 dalam perjalanan ke kampung nanti.

Masuk je Lebuhraya Utara-Selatan, kereta ke utara tak banyak, ni membuat aku bertambah boring. Dalam 1 ½ jam memandu, aku berhenti kat kawasan rehat Tapah. Masa tu ada tiga empat bas ekspres dan keretapun tak berapa banyak berhenti kat situ. Sambil aku lepak dan menikmati kopi O dan menyedut rokok Marlboro Light, aku terperasan ada satu awek dekat meja depan aku. Memang manis, kulit putih, pakai T-shirt dan jeans Guess. Tinggi dalam 163cm. Bentuk badan …fuhh tertelan air liur dibuatnya. Lama juga aku tengok dia, sampai awek tu terperasan lalu senyum kat aku. Aku senyum balik dan terfikir nak approach awek tu tapi takut juga…takut balak atau abang dia ade. Maklumlah awek lawa2 macam ni mana boleh tak de couple.

Aku control hensem… nak kata aku ni hensem sangat tak delah… cuma dengan rambut pendek macam Ronaldo, badan footballer…. SAH aku hensem. Aku biar awek tu dalam 10 minit….. kalau tak de jantan lain datang, aku mesti ngorat punya. Lepas 10 minit, dan tak de jantan lain… aku memberanikan diri, pergi tegur awek tu.

"Hai saya Joe, boleh saya duduk sini". Awek tu nampak terkejut, tapi cepat control cun dia, sambil senyum "duduklah kalau tak malu." Aku duduk je..sebab aku kalau pantat punya pasal memang tak malu.
Aku jawab… "I memang tak malu… apa nak malu kita niat baik." Awek tu senyum kat aku,
"nasib baik pandai jawab… nama I Aiza." Aku tanya Aiza, jarang aku jumpa awek sorang drive kat highway ni.
Dia cakap dia memang selalu ulang alik dari KL ke Ipoh… kononnya pasal business. Aku tanya mana abang/ balak dia. Aiza cakap tak de masa sebab sibuk dengan kerjaya. Bila Aiza tanya aku, nak ke mana, terus terang aku cakap dalam perjalanan nak ambil bini dan anak aku kat kampung. Buat pengetahuan lu orang umur Aiza di awal 30an, tapi kalau compare ngan bentuk badan dia…. Mesti lu orang tak percaya macam baru masuk 20an.

Lama juga kita orang borak…. Cadang nak berhenti rehat dalam ½ jam dah jadi sejam. Di pendekkan cerita Aiza cakap dia enjoy borak ngan aku…. Kita orang bertukar business card sebelum menruskan perjalanan masing2. OK selesai bab tu.

Seminggu selepas balik ke KL, company aku hantar aku ke Ipoh buat presentation kat client. Aku pergi ngan member aku, pakai kereta company. Kita orang duduk kat Suen hotel. Malam sebelum balik ke KL, aku teringat kat Aiza. Lepas makan dalam pukul 8.00 pm aku call dia. Aiza agak terkejut yang aku call dia. Aku bagi tahu dia yang aku kat Suen Hotel, Ipoh Borak punya borak, aku ajak Aiza jumpa … saja minum malam. Daripada aku perabis duit belasah pantat amoi kat massage center, baik aku cuba ayat Aiza mana tahu ada rezeki.
Dalam pukul 9.00, Aiza jemput aku kat hotel. Entah mane dia bawa aku…. Dia kata tempat ni ramai orang lepak, aku rasa dekat taman permainan tengah bandar Ipoh. Aiza bertanya pasal family life aku dan dia cakap "this is the 1st time" satu lelaki ngorat dia dan ngaku dah ade anak bini. Dia respect kat aku. Aiza yang banyak bercerita… rupa2nya Aiza ni juga bini orang, tapi nombor 4 punya. Suaminya seorang Datuk kat Ipoh ni. Aiza tanya aku bila nak balik KL, aku cakap besok. Entah apa mimpi Aiza, dia pelawa aku temankan dia sebab diapun nak ke KL besok. Tell you the though, I don't aspect to much from Aiza. So, kita orang janji nak balik lepas lunch 2.00 pm besok. Aku suruh member aku balik dulu. Aku cakap aku follow "sedara" aku yg nak ke KL juga.

Besok pagi member aku blah dulu. Aku lepak sampai pukul 2.00 pm . Tapi tunggu punya tunggu Aiza tak sampai . Aku naik boring dalam hati aku dah menyumpah-nyumpah. Aku tunggu sampai tertidur-tidur, dalam pukul 7.00 pm aku dengar loceng bilik berbunyi. Bila aku bukak pintu, Aiza tersengeh2 macam kerang busuk sambil cakap

"I'm so sorry, suami I tiba2 saja cari I ajak lunch. I got no choice. Nak talipon you…I takut ." Aku tak tahu nak cakap apa2…
"masuklah, tapi bagi I mandi dulu sebab nak freshkan badan sebelum balik KL."
Aiza tanya aku "you marahke ?",
aku jawab "taklah" (kalau orang lain dah tentu kena maki Jepun aku)
Masa mandi kepala aku dah terfikir macam2 …. Boleh ka tak boleh main pantat Aiza ni ? Lama juga aku mandi saja nak bagi Aiza tunggu aku pula. Entah nak dijadikan cerita, masa aku keluar dari bilik air aku tergelincir sikit.. ape lagi terlondehlah kain tuala aku dan terpampanglah konek aku yg kekecutan macam kepala kura-kura nak masuk. Aiza yg sedang duduk di tepi katil…. Ketawa tengok aku, mungkin suka tengok aku jatuh atau suka dapat tengok konek org muda (selalunya tengok konek laki dia yg dah 60 tahun).
Aku bangun dulu, baru aku pakai tuala aku semula. Sebelum aku pakai tuala balik, aku tanya dia dah puas tengok ke.

Aiza jawab "dah, gatallah you ni". Badan aku dah rasa lain… cepat je suhu badan aku meningkat. Dalam hati … aku tak kira aku nak juga pantat Aiza sekarang.

Sambil aku melapkan badan, aku tanya Aiza… "you kena bagi I upah pasal tunggu you lama."

Aiza tanya aku, "you nak apa ?" Aku jawab apa2 saja asalkan menyenangkan. Aiza jawab lagi, you fikir dulu lepas tu you cakap. Aku malas nak fikir panjang, terus aku tolak Aiza ke tilam dan bagi satu ciuman ke dahinya sambil bertanya yg ini boleh ka? Aiza tak menjawab, tapi terus menarik tengkok aku dan melekapkan bibirnya ke bibir aku. (I guess, the answer is YES) Aku terus membalas ciuman Aiza, makin lama makin ganas. Kulum-mengulum lidah, hisap-menghisap bibir… aku dan Aiza lemas.
Tangan aku dah mula meraba, dari tengkok turun ke dada. Pelahan-lahan aku gosok perut Aiza, kemudian mula meramas-ramas tetek Aiza. Memang sah, Aiza ni jarang di usik barangnya. Aku gentelkan pelahan-lahan puting, dan kemudian menghisapnya. Mata Aiza tertutup rapat, hanya rengekkan halus kedengaran. Tiba2 Aiza bangun dan menolak aku menyebabkan aku terlentang. Aiza melondehkan apa yang ada di badannya. Maka terserlah dua gunung yg jarang diusik tu. Bulu pantat Aiza ditrim rapi membuatkan aku makin tak sabar untuk meneroka pantat tu. Aiza memanjatkan aku, kedudukan 69.
Aiza memberi satu senyuman sambil tangannya memegang konek aku. Mula atas dan bawah Aiza sama saja. Dua-dua senyum kat aku. Aiza mula mengulum konek aku, dan aku dah mula menjilat. Pantat Aiza wangi sikit, dan rasa air mazinya pun lazat. Aiza dan aku makin rakus, makin cepat aku menjilat pantatnya, makin kuat nyonyotan Aiza kat kepala konek aku. Habis kelentit, bibir, punggung Aiza aku gigit. Dalam 10 minit upacara jilat dan mengulum, Aiza bangun dan mula menguda aku.

Aku membiarkan saja apa Aiza nak buat dengan aku. Aku rasa Aiza ni memang selama ini tak pernah puas dengan suaminya. Aiza makin liar, aku suruh Aiza memusing menghadap aku supaya dapat aku meramas dan menghisap tetek Aiza sambil Aiza mengongkeknya. Pantat Aiza tak macam pantat bini orang yang lain.
Masih ketat (tapi taklah macam anak dara) dan melekit.

Upacara memantat hampir sampai kepenghujungnya. Aiza makin cepat dan melentik-lentik gerakkan badannya. Kepala aku diuli-uli…. Ah ah ah ahhhhhhhhhhh Aiza menjerit…..serentak dengan tu aku terasa kemutan makin kuat dan basah kat lubang pantat Aiza. Bila Aiza dah macam tu, konek aku tak sempat nak buat2 apa, melainkan memuntahkan air mani aku kat dalam pantat Aiza. Apa nak jadi jadilah….

Janji aku kena pancut juga. Aiza terlentok kat aku, dah macam budak kecil tidur atas bapanya. Aku membelai-belai rambut Aiza sambil membaringkannya. Kita orang tertidur hampir 2 jam. Aku bangun dulu, selesai mandi sedang aku melapkan badan aku, Aiza datang dari belakang dan memeluk aku sambil meramas-ramas konek aku. Aiza cakap …..

" sayang, kita balik esok sajalah…"

Engkau orang boleh agak apa jadi dengan aku dan Aiza malam tu. Yang aku tahu besok tu aku ambil cuti tergempar. Lusa baru balik rumah.


Goyang Lepas Mandi

$
0
0

Video Lucah : Goyang Lepas Mandi - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Goyang Lepas Mandi   Melayu Boleh.Com

Click To Watch

Diikat wanita teman baruku

$
0
0
Suatu hari Sabtu aku pergi bersama teman-teman ke sebuah disco di daerah kota. Teman-temanku sudah mempunyai pasangannya masing-masing, hanya aku saja yang sendiri. Tempat itu terasa penuh, sesak dan bising karena suara musik yang keras. Kami duduk di sebuah meja di pojok ruangan dan memesan minuman. Karena aku tak kuat minuman alkohol, jadi kupesan coca-cola. Teman-temanku ramai-ramai turun dan berdansa, tinggallah aku sendiri di meja itu.

Di kegelapan ruangan disco itu, kulihat sesosok wanita tinggi semampai, cantik dan langsing. Beberapa kali aku melihatnya sambil berharap ada balasan pandangan darinya. Tanpa menunggu lebih lama agi, kuhampirinya dan kusapa.

"Hallo, apa kabar, sendirian aja ya?"
"Ya. Lagi liat-liat dan mau having fun" jelasnya sambil tersenyum.
"Kamu sama siapa kesini?" tanyanya.
"Sama teman-teman. Kenalkan aku.." sapaku sambil menyebut nama.
"Aku Mei Mei" katanya.

Kuajak dia duduk di mejaku lalu memesan minuman. Kulihat wajahnya yang putih bersih, kulit yang halus dan cantik. Dia seorang wanita keturunan Tionghoa. Dia memakai baju dan celana kulit hitam mengkilat dan ketat. Kamipun lalu ngobrol-ngobrol dan ketawa-tawa seolah-olah kami sudah kenal lama. Impresi pertamaku mengatakan dia orang yang baik dan mudah akrab namun cukup agresif. Sesekali kami turun dan berdansa. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 11 malam dan Mei Mei berkata padaku.

"Aku mau pulang, sudah bosan. Aku mau melakukan sesuatu di rumah, tapi aku perlu teman untuk itu. Kamu mau ikut atau tetap disini saja?".
Tanpa pikir panjang kujawab, "Aku ikut denganmu."

Malam itu kami pun lalu mencari taksi dan dia mengatakan ke supir taksi.

"Pak, ke apartemant ABC di Peconongan".

Taksipun lalu berjalan mengarah ke Peconongan. Di dalam taksi aku coba mendekati dan merayunya. Kupegang tangannya dan diapun tak menolakknya. Terasa kulit tangan yang halus. Merasa mendapat angin, aku melanjutkan rayuanku dengan mengecup pipinya. Dia tak menolaknya dan malah mencium balik pipiku. Maunya aku taksi ini berputar-putar biar perjalanannya lebih lama sehingga aku bisa menikmati momen ini.

Tak lama kemudian taksipun sampai di aperteman itu. Kubayar taksi dan dia mengajakku untuk mampir di apartemannya. Kami lalu naik ke lantai 10. Dibukanya pintu utama dan kulihat ruangan apartemannya yang bersih dan rapi.

"Apik sekali ya kamu. Tinggal sama siapa kamu disini?"
Di jawabnya, "Sendirian. Orang tuaku yang beli aparteman ini tapi mereka tidak tinggal disini."

Lampu ruangan yang baru saja dinyalakannya kemudian di redupkan sehingga terangnya seperti api lilin.

"Kalau mau minum, ambil sendiri saja ya. Lemari esnya di sebelah situ dan ada beberapa makanan kecil di dekat kulkas," katanya sambil berjalan menuju kamarnya.

Dia tinggal di 1-bedroom apartemen. Barang-barangnya kulihat tersusun rapi dan apik. Di ruang tengah (tamu) ada TV dan sofa. Diantara sofa dan TV ada karpet tebal dan lembut berwarna putih. Kulihat Mei Mei berjalan keluar kamarnya sambil membawa sebuah tas. Kamipun lalu duduk disofa sambil nonton TV. Dia lalu menawarkan padaku untuk menonton film VCD. Akupun setuju dan tidak perduli apa filmya karena yang ada dibenakku mau "USAHA". Sambil dia mencari film yang dimaksud, kutanya.

"Maaf, apakah kamu sudah menikah?"
Dijawabnya, "Nikah? Pacar aja aku nggak punya".
Kulanjutkan, "Nggak mungkin, cewek secantik kamu nggak punya pacar? Mungkin kamu terlalu milih kali".
Mei Mei lalu berkata, "Aku lagi nggak mau mikirin soal pacar dan nggak usah nanya-nanya soal gituan ya. Sekarang aku lagi mau having fun"

Dahiku berkerut memikirkan apa kiranya yang dimaksud dengan "having fun". Didapatkannya VCD yang dimaksud dan film pun mulai ditayangkan dan betapa herannya aku melihat film tersebut. Film yang disetel Mei Mei adalah tentang Bondage dan Disiplin. Diapun lalu bercerita tentang fantasi yang ia miliki dan betapa senangnya ia kalau bisa melakukan hal-hal seperti yang ada di film tersebut. Di jelaskan padaku bahwa dia ingin dapat mengikat orang lawan jenisnya. Dia lalu bertanya padaku.

"Mau saya ikat kamu seperti di film itu?"

Aku menggelengkan kepala menandakan ketidaksetujuanku. Dia lalu beranjak ke arah pintu dan mengunci serta melepaskan kuncinya.

"Nah sekarang kamu nggak bisa pergi. Kamu sekarang aku culik dan akan kujadikan budakku. Kalau kamu melawan, aku akan berteriak meminta tolong biar orang-orang berpikir seolah-olah kamu mau memperkosa aku. Apa kamu punya pilihan? Sebaiknya kamu nurut aja" katanya sambil mengejek namun terlihat paras muka yang memohon.
Kutanya, "Buat apa pakai di ikat-ikat segala? Lebih enakkan kalau bebas dan kita bisa meneruskan seperti yang di taksi tadi"
Dijawabnya, "Aku mau nerusin yang tadi tapi dengan syarat kamu harus di ikat. Aku senang dan bergairah sekali kalau lawan mainku nggak berdaya lho!"

Akhirnya aku setuju dan menyerahkan diriku padanya.

"Ok deh kalau gitu maunya kamu tapi hati-hati ya," pintaku padanya.

Tak kusangka cewek manis dan cantik ini punya suatu keanehan. Mei Mei lalu memintaku untuk berdiri dan melepaskan pakaianku hingga celana dalam. Aku telanjang bulat dibuatnya. Dikeluarkannya beberapa tali dari tas lalu diletakkan disampingku. Film bondage masih terus diputarnya. Ia lalu meminta kedua tanganku diletakkan dibelakang dan diikatnya dengan seutas tali yang cukup panjang. Beberapa putaran tali dililitkan di tanganku dan kumerasakan ikatan yang kuat. Kedua ujung tali kemudian di ikat mati olehnya sambil terlebih dahulu ditariknya keras-keras. Ia pun lalu mengecek beberapa lilitan tali di tanganku memastikan tidak ada yang longgar.

Setelah kedua tanganku terikat dibelakang, ia lalu mengikat kedua siku lenganku erat-erat. Kemudian ia ikat kedua kaki dan lututku. Aku masih berdiri sambil beberapa kali berusaha menyeimbangi diri agar tidak jatuh. Setelah semuanya terikat, ia lalu menjatuhkan badanku ke lantai. Beberapa tali masih belum terpakai dan tergelatak dilantai. Sesekali ia mengecek tali-tali ikatan itu dan setelah itu kulihat senyum kepuasan diwajahnya.

"Kamu seksi sekali deh telanjang dalam keadaan terikat. Kamu harus kuapakan? Ada ide nggak?" tanyanya sambil memandangku.
Aku menggelengkan kepalaku sambil menjawab, "Nggak ada. Terserah kamu aja deh mau ngapain aku"
Lalu disambungnya, "Ok deh kalau begitu nanti kupikirkan"

Tanpa kusadari, kurasakan kegairahan yang teramat sangat dalam keadaan terikat. Penisku berdiri tegak dan keras bagaikan sebuah tiang bendera yang besar. Tak kupungkiri aku menyukai keadaan ini. Mungkin kegairahan ini timbul karena diikat seorang wanita cantik. Dalam keadaan tak berdaya, Mei Mei lalu memintaku untuk menjilati kakinya. Permintaannya kurasakan sebagai suatu hinaan dan aku benci serta tak mau melakukannya. Belum sempat lama aku berpikir untuk menjawabnya, kedua kakinya diletakkan di muka dan mulutku.

"Ayo jilat, bersihkan kakiku!" bentaknya.

Kulakukan perintahnya dan terdengar desihan nikmat darinya. Kujilat dan kuisap jempol dan jari-jari kakinya beberapa kali. Mulutku terasa kering karena jilatan-jilatan itu. Selang beberapa waktu kemudian, ia memintaku untuk menghentikan dan Mei Mei lalu beranjak dari duduknya dan menibaniku dengan posisi kemaluannya berada diatas kepalaku.

"Sekarang kamu jilat mekiku" pintanya.

Direndahkan mekinya sehingga memudahkanku untuk melakakukannya. Desihan nikmat yang cukup keras terdengar dari mulutnya.

"Aduh enak sekali, ayo jangan berhenti. Terus, terus, terus.."

Ia lalu menundukkan kepalanya dan kemudian kurasakan penisku terisap. Kami melakukan posisi 69. Dilakukannya berualang-ulang hingga kurasakan nikmat yang teramat sangat. Kuperingatkan padanya bahwa sebentar lagi aku akan ereksi, namun Mee Mei tidak perduli malah mempercepat hisapan-hisapan itu sambil mempermainkan biji penisku dengan tangannya.

"Awas, awas aku mau keluar.."

Dan semprotan spermaku keluar dengan kencangnya ke mulut Mei Mei. Cukup banyak sperma yang keluarkan dan mungkin sebagian tertelah olehnya. Walau aku sudah berereksi, ia tidak menghentikan hisapan-hisapan itu dan terus malakukannya. Terasa kegelian tapi nikmat sekali. Tidak lama kemudian, ia pun menyudahi hisapan itu dan berjalan ke kamar mandi membersihkan mulutnya yang dipenuhi oleh spermaku. Ia lalu kembali dan berkata.

"Bagaimana rasanya di sepong dalam keadaan terikat? Nah sekarang istirahat dulu"

Ia pun membiarkan diriku terikat di lantai. Ia lalu mengganti film bondage dengan acara lainnya. Sambil menonton TV, Mei Mei memainkan kembali kedua kakinya pada badan dan kepalaku sambil sekali-kali menendangku, tapi tidak keras.

Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 1 pagi dan badanku terasa capai dan lemas. Kulihat ekspresi yang sama pada Mei Mei. Kuminta padanya untuk melepaskan ikatan-ikatan ini karena aku mau pulang. Permintaanku itu disambutnya dengan menyumpal mulutku dengan lakban serta mengikatkan seutas tali di kakiku dan kemudian menariknya ke atas serta menyatukannya dengan tanganku. Tidak ada jarak yang tersisa, kaki dan tanganku bersatu dibelakang badan dan kemudian ia ikatan kedua ujung tali tersebut. Setelah selesai mengikatkan tali itu, ia lalu menarik tubuhku yang terikat ke dalam kamarnya dan kemudian mengangkatku ke tempat tidurnya. Lalu ia berbaring disebelahku dan berkata.

"Kamu nggak boleh pulang malam ini. Kamu temani aku disini. Aku capai dan mau tidur. Selamat tidur. Mimpi indah ya. Jangan coba-coba melepaskan ikatan tali-tali itu"

Mei Mei lalu mematikan lampu kamarnya dan kemudian ia pun hilang ditelan kegelapan malam. Aku pasrah dan menerima keadaan ini dan berusaha untuk dapat tidur sambil berusaha untuk tidak menghiraukan sakitnya ikata tali-tali di tangan dan kakiku.

Dalam tidurku terasa sesuatu hisapan di penisku. Enak dan nikmat hisapan itu. Aku berpikir mungkin aku sedang bermimpi. Aku tidak sadar bahwa aku masih dalam keadaan terikat. Kubuka kedua mataku dan kulihat Mei Mei sedang menghisap penisku yang sudah berdiri tegak dan keras. Aku sadar sedang tidak bermimpi. Ada sesuatu yang aneh lainnya yang kurasakan. Anusku terasa dimasuki oleh sesuatu, tidak besar namun geli rasanya. Akhirnya kusadari Mei Mei sedang memasukkan jarinya yang tertutup sarung tangan plastik ke lubang pantatku. Tidak mudah ia melakukannya karena posisi ikatan yang menyatukan kaki dan tanganku sehingga menyebabkan lubang anusku tidak mudah untuk digapai.

Tak lama kemudian ereksiku pun terjadi dan spermaku berhamburan kembali di mulutnya. Ia pun kemudian berjalan ke kamar mandi membersihkan dirinya. Kemudian ia kembali menghampiriku dan melepaskan lakban yang menyumpal mulutku dari tadi malam.

"Selamat pagi, gimana kabarnya. Belum pernahkan dibangunkan dengan alarm dengan sepongan" Mei Mei menyapaku.
Aku hanya tersenyum. Lalu aku mengatakan, "Lepaskan dong tali-tali ini. Sakit rasanya terikat semalaman. Aku mau mandi dan pulang".
Ia lalu berkata, "Ini kan hari minggu buat apa cepat-cepat pulang. Lagipula aku masih pengin melihat kamu seperti ini. Kalau rasanya sakit ya lumrah dong. Oh iya, aku punya kejutan lho buat kamu. Tadi aku minta temanku, Florence, kesini. Aku bilang ada sesuatu yang mungkin menarik".
Kujawab, "Gila ya apa kamu. Masa aku harus dipamerkan dan dimainkan oleh teman-temanmu dalam keadaan seperti ini. Aku nggak mau. Ayo buka tali-talinya!!" kataku dengan suara yang keras.
"Nggak mau. Buka aja sendiri" sahutnya.

Mei Mei lalu menyumpal mulutku kembali dan keluar kamar. Aku meronta-ronta sekuat tenagaku mencoba membuka ikatan tali-tali itu. Berkeringat seluruh badanku. Tidak lama kemudian ia kembali membawa sebuah lilin yang menyala. Ia lalu duduk disampingku dan meneteskan air lilin yang panas ke badanku.

"Ugh, ugh, ugh.." aku berteriak menahan panasnya tetesan lilin itu.

Aku bergeliat-geliat mencoba menjauhinya namun ia terus mendekatiku dan mengulangi meneteskan lilin itu. Akhirnya aku pasrah dan hanya bisa berteriak dalam keadaan tersumpal. Setelah puas melakukan permainan meneteskan lilin itu, Mei Mei lalu membuka sumpalan mulut dan ikatanku satu demi satu hingga aku terbebas.

"Aku bercanda kok bilang temanku mau datang kesini. Tapi nanti kalau kamu aku ikat lagi, boleh ya aku ajak temanku, cewek kok. Siapa tahu nanti akan lebih asyik dan bergairah. Ma kasih ya. Minggu depan kesini lagi ya tapi jangan malam. Kita mulainya dari Sabtu siang aja, kan jadi punya banyak waktu," sapanya sambil memperlihatkan beberapa foto diriku dalam keadaan terikat.

Belum sempat aku menjawab, Mei Mei lalu berkata sambil mengancam.

"Kalau kamu nggak mau ketemuin aku lagi, foto-foto ini nanti aku sebarkan lho! Jadi jangan coba-coba untuk menghindar. Aku juga sudah tahu nomor telpon dan alamat kantormu dari kartu nama yang ada di dompetmu".

Aku tidak bisa berkata apa-apa kecuali mengiyakan permintaannya. Akupun lalu mandi dan berpakaian. Tak lama kemudian aku pamit pulang tanpa banyak berkata apa-apa. Sebelum berpisah, Mei Mei kembali mengingatkanku dan tersenyum mengejekku.

"Minggu depan ya sayang, jangan lupa. Aku tunggu lho.."

Tak kusangka jam pada saat itu menunjukkan pukul 10 pagi. Hampir 24 jam aku terikat dan disiksa olehnya. Namun ikatan dan siksaan itu sangat kunikmati dan sangat menggairahkanku. Aku berkata dalam hatiku tanpa foto-foto itu atau diminta untuk datang kembali, aku pasti akan datang memintanya untuk mengikat dan menyiksaku lagi.

Tamat

My Chubby GF Ride

$
0
0

Video Lucah : My Chubby GF Ride - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel My Chubby GF Ride   Melayu Boleh.Com

Pesta Milenium – 2

$
0
0


Melihat nafsu seks Vira mulai meningkat, Andi mulai meningkatkan serangannya, ia mulai menjilati dan meremas kemaluan Vira karena Vira tidak menunjukan penolakan maka ia meneruskan serangan lebih jauh. Vira mulai kesetanan dan lupa diri sehingga momen itu tidak disia-siakan oleh cowok-cowok lain untuk mulai ikut serta menikmati keharuman dan kesintalan tubuh Vira. Tiga cowok mulai mendekat dan mulai ikut meraba dan meremas-remas buah dada Vira, yang mengakibatkan Vira menjerit, "Ahh.., ahh.., ahh", dan makin kesetanan apalagi pada saat kedua buah dadanya disedot oleh dua orang cowok dan kemaluannya dijilati oleh seorang cowok.




Supaya semuanya dapat merasakan nikmatnya tubuh Vira, mereka menyuruh Vira mengambil posisi seperti anjing berdiri sementara itu tiga orang cowok rebahan di bawah tubuh Vira, satu di kemaluan dan dua lagi di buah dada. Sementara itu yang seorang lagi menyodorkan penisnya kepada Vira untuk diisap dan dijilati, tanpa malu-malu lagi Vira mulai melahap penis cowok itu dengan sangat bernafsu sambil sesekali mengeluarkan suara erangan, "Ah.., ahh.., ahh", yang kurang jelas karena tersendak oleh penis cowok yang ada di mulutnya.




Setelah beberapa menit mereka mulai tidak tahan lagi dan ingin melakukan serangan terakhir. Vira direbahkan di atas karpet dan kemudian mereka melakukan undian siapa yang berhak pertama kali merasakan kenikmatan kemaluan Vira. Cowok pertama yang mendapat giliran pertama memiliki penis yang cukup besar, panjangnya kira-kira 18 cm dan diameternya kira-kira 4 cm. Melihat Vira yang sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar, langsung saja cowok menancapkan penisnya ke dalam kemaluan Vira. Vira langsung menjerit antara sakit dan nikmat, maklum saja meskipun kemaluan Vira sudah basah tetapi kemaluannya masih rapat (Vira belum pernah melahirkan). Cowok tersebut mulai menggoyangkan pantatnya, perlahan dan makin lama makin cepat. Sementara itu cowok-cowok yang belum mendapat giliran tidak mau tinggal diam, mereka sibuk dengan menjilati dan menciumi buah dada Vira yang ranum dan sekal itu. Vira benar-benar menikmati semua itu sehingga ia mulai mengeluarkan suara erangan yang keras dan sesekali berkata terus-terus, makin cepat, makin cepat, "Ahh.., ahh.., ahh.., nikmat.., nikmat.., lebih dalam.., lebih dalam.., ahh.., ahh.., nikmat sekali". Sementara itu aku tidak dapat berbuat apa-apa melihat Vira dijadikan pemuas nafsu seks cowok-cowok di pesta itu.




Setelah beberapa menit kemaluan Vira dibombardir, kulihat tubuh Vira mulai mengejang (tanda ia mau mencapai klimaks) dan mengerang dengan keras. "Ahh.., ahh.., ahh.., nikmat.., nikmat sekali", dan kemudian tubuh Vira menegang untuk beberapa saat yang menandakan ia sudah mencapai klimaks dan ternyata dibarengi semburan cairan kental dari penis cowok itu. Begitu penis cowok itu lepas, penis cowok lainnya mulai kembali membombardir kemaluan Vira begitu seterusnya sampai orang keempat selesai melakukan tugasnya. Kulihat tubuh Vira mulai kecapaian, apalagi setelah ia berjuang beberapa ronde untuk memberikan kenikmatan kepada empat orang cowok. Andi yang ikut menikmati Vira juga tergeletak di karpet, kecapaian. Tetapi tak lama kemudian Andi bangkit dan berkata, biarkan ia istirahat dahulu, waktu pesta masih panjang.




Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Andi mulai mendekatiku dan berkata, "Ternyata tubuh Vira benar-benar nikmat dan menggairahkan mungkin gue nanti akan mencicipinya lagi".

"Bajingan lu", kataku.

"Tenang-tenang", kata Andi, "Sebenarnya sejak gue bertemu Vira di caf, waktu itu Vira menggunakan baju atasan dan rok berwarna hitam gelap dan agak transparan sehingga dapat terlihat jelas pakaian dalamnya, gue sudah membayangkan kenikmatan tubuh Vira. Untuk merealisasikan keinginan itu maka gue sudah mengatur permainan tadi sehingga lu pasti kalah sehingga kami semua dapat merasakan nikmat dan harumnya tubuh Vira. Makanya kalo punya istri yang cantik dan berbodi OK, jangan pelit dong untuk membaginya dengan teman-teman".

"Bangsat lu", kataku.

Kemudian temanku berkata, "Sabar aje nanti lu akan melihat yang lebih seru lagi yang bakal kami lakukan terhadap Vira. Tapi kalo lu mau ikutan juga boleh, nanti gue akan suruh dua orang cewek buat muasin lu daripada lu cuman bisa ngeliatin tubuh Vira kami garap dan cicipi sampai puas, OK".




Setelah selesai berbicara denganku, Andi lalu mengambil sebuah kamera dan mulai memotret tubuh Vira yang telanjang, karena kecapaian Vira tidak menyadarinya. Sebelum film di kamera tersebut habis, Andi membangunkan Vira dan mulai memotret Vira lagi, kali ini Vira langsung berusaha menutupi buah dadanya dan kemaluannya. Akan tetapi usaha Vira sia-sia karena ia tidak dapat menutupi kedua alat vitalnya sekaligus. Selesai memotret Vira, Andi mulai berkata, "Vira, sekarang kami memiliki foto telanjangmu jadi kami mohon kerja samamu untuk mengikuti semua perintah kami, OK".

Menyadari semua itu, akhirnya Vira pasrah dan menganggukan kepalanya tanda ia memahami maksud Andi.




Perintah pertama, kamu harus membersihkan badanmu dulu di taman belakang rumah karena badan kamu penuh dengan keringat dan sperma. Kami akan menyirami tubuhmu dengan air dan kamu harus mulai membersihkan tubuhmu sambil melakukan gerakan menari erotis, mengerti. Karena tidak ada pilihan lain maka Vira mulai melakukan perintah Andi, Vira dengan gontai mulai berjalan ke taman belakang rumah dengan dibarengi oleh cowok-cowok. Sesampai di taman belakang andi mulai menyalakan selang air dan mulai menyemprotkannya ke tubuh Vira.

"Ayo nari", kata Andi dengan kasar, "Ayo cepat nari".

Mendengar bentakan Andi, Vira agak takut dan mulai meliukkan badannya.

"Yach gitu terus, goyangin pantatmu yang bahenol, ayo terus nari, bikin kami semua nafsu buat nyetubuhin kamu".

Vira sadar bahwa ia tidak mungkin lari maupun menolak perintah Andi karena nantinya dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak ia inginkan. Vira mulai berusaha menikmati perintah yang diberikan oleh Andi, Vira mulai bergairah menggoyangkan pantatnya dan tubuhnya sambil tangannya meremas-remas buah dadanya yang sekal dan sesekali tangannya meremas-remas kemaluannya. Tindakan Vira tersebut membuat cowok-cowok makin blingsatan dan meninggi nafsu seksnya. Tiba-tiba Andi berteriak kepada dua orang cewek yang ada di dalam rumah untuk bergabung dengan Vira.

"Buka baju kalian berdua dan temani Vira menari. Lakukan dengan baik karena kalian sudah mendapatkan bayaran yang besar".




Tak lama kemudian Vira ditemani dua cewek yang juga telanjang bulat, menari erotis. Kedua cewek tersebut diperintahkan Andi untuk menjilati buah dada dan kemaluan Vira, sehingga membuat Vira mulai blingsatan. Setelah beberapa menit berlalu dua orang cowok ikutan bergabung, mereka langsung membuka pakaian mereka dan langsung menerkam Vira dengan buas. Buah dada Vira diremas-remas dan diisap dengan lahapnya juga kemaluannya sehingga membuat Vira mengerang nikmat, "Ahh.., ahh.., ahh.., nikmat.., nikmat", dan Vira pun mulai aktif meremas-remas penis kedua cowok itu. Sementara itu dua cewek tadi juga mulai dimanfaatkan oleh cowok lainnya, akan tetapi sebagian besar cowok dengan sabar dan tabah menahan nafsu seksnya, supaya bisa menikmati tubuh Vira, mereka lebih memilih Vira karena terjamin kebersihannya dan bukan wanita bayaran.




Kedua cowok yang sedang menggumuli Vira ternyata sudah mulai meningkatkan gempuran, terlihat satu cowok sudah bersiap-siap memasukan kemaluannya ke lubang kenikmatan Vira, karena nafsunya sudah hampir mencapai puncak, cowok itu langsung menancapkannya dengan keras sehingga seluruh kemaluan langsung terbenam, hal ini membuat Vira menjerit kecil karena merasa sakit dan nikmat sekaligus. Vira mulai meracau, "Ahh.., ahh.., oh.., oh.., nikmat sekali barangmu, terus makin cepat, terus makin cepat, ahh.., oh.., nikmat sekali".




Setelah beberapa menit cowok itu menggempur kemaluan Vira, cowok itu mencapai klimaks sambil menancapkan penisnya sedalam-dalamnya di kemaluan Vira. Melihat temannya sudah mencapai klimaks cowok yang satu lagi langsung mengambil posisi untuk menggempur kemaluan Vira. Seperti cowok yang pertama, kemaluannya yang besar langsung ditancapkan sekaligus ke dalam kemaluan Vira, Vira menjerit kesakitan karena kali ini penis yang menggempurnya mempunyai bentuk yang besar dan panjang.




Setelah beberapa menit Vira sudah mulai dapat merasakan kenikmatan penis itu dan mulai menggoyangkan pinggulnya. Mulanya kemaluan Vira digenjot secara perlahan-lahan, akan tetapi kecepatannya terus ditingkatkan sehingga sampai suatu titik tertentu yang dapat membuat perasaan Vira terbang ke langit karena nikmatnya. Mulut Vira tidak berhenti-henti mengeluarkan suara erangan nikmat dan juga kata-kata yang menggambarkan kenikmatan yang tiada tara. Melihat Vira yang sudah seperti orang yang kerasukan setan nikmat, tiga orang datang mendekat dan mulai ikut serta meremas-remas dan meraba-raba tubuh Vira. "Ahh.., ahh.., ohh.., ohh", jerit Vira ketika kedua buah dadanya diisap dan disedot dengan ganasnya oleh dua orang cowok sementara kemaluan masih dibombardir oleh meriam. Selama dua jam Vira terus dibombardir secara bergantian oleh lima buah meriam yang besar dan kekar sehingga sulit dilukiskan kenikmatan yang diperoleh Vira saat digauli oleh cowok-cowok itu.




Setelah beberapa jam puas menikmati tubuh Vira, akhirnya kami berdua diijinkan untuk pulang. Meskipun Vira tetap dalam keadaan telanjang bulat, saya menggendongnya masuk ke dalam mobil dan saya pun langsung tancap gas supaya lekas sampai di rumah. Sesampai di rumah, tubuh Vira kurebahkan di atas ranjang dan kubiarkan ia tertidur untuk mengembalikan kondisinya. Aku baru tersadar bahwa Andi masih memiliki foto-foto telanjang Vira dan aku berniat untuk memintanya pada suatu saat nanti.




Setelah istirahat selama dua hari, akhirnya Vira bisa ceria dan segar kembali. Suatu hari, sekitar satu minggu setelah kejadian tersebut, Vira menerima telepon di dalam kamar saat kebetulan aku baru pulang kerja dan juga ikut mengangkatnya, saat aku ingin menaruh telepon tersebut aku mendengar suara cowok di seberang sana, suara Andi temanku, aku mengurungkan niatku untuk menutup telepon akan tetapi malahan aku menutup bagian gagang sebelah bawah supaya Vira tidak mengetahui bahwa aku menguping pembicaraan mereka.




"Hai Vir, apa kabar?".

"Baik-baik saja", kata Vira.

"Bagaimana skenario pesta akhir tahun yang kubuat Vir?, Kau tentu sangat menikmatinya khan?, Kulihat dalam pesta itu kau sangat bernafsu sekali dan benar-benar puas menikmati 8 orang cowok sekaligus dalam satu hari dan tidak dicurigai oleh suamimu?

"Iya Ndi, gue bener-bener menikmati dan nafsu banget apalagi pas ngeliat cowok-cowok nya pada telanjang bulat di depan gue. Gue puas banget, Ndi. Kapan-kapan lu rancang lagi cerita terusannya yach, jadi gue bisa ngerasain lagi nikmatnya bermain dengan beberapa orang cowok, gue tunggu yach. Ndi, udahan dulu yach ntar suamiku keburu pulang, thanks yach buat hadiah akhir tahun barunya".




Ternyata istriku sudah kenal dengan Andi dan pesta akhir tahun baru itu hanya skenario yang dirancang oleh Andi untuk istriku. Oh, betapa kagetnya aku.




TAMAT

Amateur Homemade Video

$
0
0

Video Lucah : Amateur Homemade Video - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Amateur Homemade Video   Melayu Boleh.Com

Kakak yang nakal

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Kakak yang nakal   Melayu Boleh.Com

Cerita ini terjadi 15 tahun yang lalu,ketuika aku masih di
sekolah,cerita lama la ni ,,,,,,,,,,,,, aku sorang budak yang nakal
selalu mengusik kak ku ni, dia seorang kak yang baik,,,aku selalu
dibenarkan tidur dengan nya pada waktu malm,selalunya aku tidur agak
buas ,pada suatu malam aku telah memeluknya tanpa aku sedari,tangan
ku berada di atas bukit kak ku ini,tapi sememang nya bila tidur apa
yang berlaku tidak diketahui oleh aku dengan kak ku ini.... aku mula
meramas bukit kak ku ni lama kelamaan aku semakin berani untuk
membuka baju kak ku ni, aku mula mengatur cara untuk membuka
bajunya,, tapi dia bagaikan tidak mahu bagi kehendak ku ini,,, aku
pasrah untuk malam pertama percubaan ku ini,,

Malam kedua aku buat2 meletakaan tngan di ats dadanya lg dia tidak
menghalang,,,aku mula meramas dia tidak melawan aku mula main
putingnya,,,, dia tidak melawan aku mula teringin nak main dadanya
tanpa baju aku mula membuka bajunya....

perlahan2 aku membuaka
akhirnya aku berjaya membuka majunya aku mula main dadanya perlahan2
dia tidak berbuat apapa...aku ula melangkag startegi baru ku,,,, aku
mula meletakkan bibirku di putingnya lalu aku mengusap dadanya dia
mula bergerak tapi tidak melawan aku mula seroniok aku mula
menggomol dadanyta dengan rakus ...keinginanku mula meningkat,,,aku
mula membuka seluaryang dipakainya,,,, perlahan2aku membuka
seluarnya,,,,sampai kebawah akhirnya aku berjaya membuka,,,,,aku
mula ingin membuka seluarkeciknya....
perlahan2 aku
membuka,,akhirnya aku berjaya membuka,,,, aku mula nampak pantat
dia,,, aku mula meletakkn lidahku di bawahnya,,, dan mula menjilat
dia mula gairah tapi matanya tidak buka,,,aku tahu dia nak kan
jilatanku ini,,,aku mula membuka kakinya,,,seluas luasnya.... untuk
memudahkan aku memasukkan batang ku.... perlahan2 aku memasukkan
batang ku ke dalam buritnya,,,, dia mula mengerang kesedapan dengan
batang ku ini..... akhirnya dia menyatakan pada ku yang dia nakakan
aku berbuat begiti padanya pada setiap malam,,,,aku hnya menghangguk
tanda setuju,,,,, maka tiap2 malam aku kena buat kak ku orani.....

hampir setiap malam aku bergelombang dengan dosa... paada satu hari
kak ku menyatakan dia ingin berkahwin dengan pilihannya....3 bulan
selepas itu kak ku berkhawin dengan pasangan ya,aku mula inginkan
benda itu.....selama beberapa bulan aku tidak mendapatnya...
pada satu petang kak ku menelefon ku untuk menghantar nya untuk
pergi tempat kerja,,,dia menyatakan abag ku tidak ada di rumah .abg
ku kena ke thailan dengan urusan kerjanya....maka aku terus ke rumah
kak ku selepas dia memberitahu ku permohonannya....

setiba di rumah kak ku dia tergejut denagn kehadiran ku yang awal ke
rumahnya,,,,aku menyatakan yang aku nak kan barang nya....dia
menolak kemahuan ku,,,,aku terus ingin pulang kerumah ku.... dia
mula merayu pada ku.... untuk menghantarnya ke tempat kerja.....maka
aku terus dapatkan tubuh kak ku ini,,,,,dia tidak melawan aku
meratah badan kak ku ini semahu mahunya hampir berbulan aku tidak
mendapatkan body nya.....hampir sejam aku menghayun buritnya.....
aku melepas kan air ku di dalam badannya....

aku puas dengan habuan ku ari ini..... aku menyatakan padanya,,,
yang aku nak kan lg body nya setiap hari sepanjang abg ku tiada....
kak ku mengsetujuinya....pada paginya aku pergi mengambil kak ku di
tempat kerja,,,apabila aku sampai di rumahnya aku nakkan lagi body
nya di pagi itu kak ku memberinya tanpa alasan lagi,,,, aku gembira
kerana aku mula mendapat bodynya kembali setelah sekian lama aku
tidak merasainya...hampir seminggu aku membelasah buritnya.... abg
ku pulang kerumahnya,,, aku mula gelisah....

aku medapat tahu yang kak ku mengandung,,, aku mula gelisah......
pada satu petang aku berjumpa dengan bag ku.... di kedai makn,,dia
menyatakan yang dia akan ke tempat kerjka dia kerja 12 jam
sehari.... dan dia menyatakan kak ku baru pulang kerja,,, aku terus
ke rumah kak ku.... setiba disana aku masuk kerumahnya.... dan aku
terdengan ada org di dalam bilik air yang pintunya tidak tertutup
maka aku mula mengintip apa yang dilakukan oleh kak ku ini rupanya
dia sedang orani seorag diri maka aku terus dapatkan nya.... dia
mula memeluk ku untuk dapatkan aku kami mula membuat pada setiap
hari apabila abg ku tiada dirumah,,,,, aku dapat kak ku selama 7
tahun puas dengan dosa yang aku lakukan dengan nya,,

Satu malam di ruang komputer

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Hampir tidak percaya bahwa hari telah larut malam. Aku masih berada di ruang komputer kampus sendirian. Pegal rasanya seharian menulis tugas yang harus diserahkan besok pagi. Untunglah akhirnya selesai juga. Sambil melepas lelah iseng-iseng aku buka internet dan masuk ke situs-situs porno. Aku membuka gambar-gambar orang bersenggama lewat anus. Mula-mula terasa aneh, tapi makin lama aku merasakan fantasi lain. Aku merasakan erangan perempuan yang kesakitan karena lubang duburnya yang sempit ditembus dengan kemaluan yang mengeras. Ah.. khayalanku semakin jauh.

Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara pintu ruangan membuka dan menutup. Hii.. aku lihat sudah jam 22:30, malam-malam begini pikiranku jadi membayangkan hal-hal menakutkan. Tapi kemudian aku dikagetkan lagi ketika melihat seorang perempuan membawa map berisi beberapa lembar kertas dan dua buah buku tipis masuk kemudian menaruhnya di sebelah komputer, lalu menyalakan komputer dan mengetik. Komputernya terhalang tiga meja komputer di sebelahku. Aku jadi lega, sekarang ada teman, walaupun dia tidak memperhatikan aku sama sekali. Aku perhatikan dari samping, wajahnya manis dengan hidung yang kecil dan mancung. Kulitnya tidak terlalu putih, tapi mulus dengan jaket jeans lengan pendek yang dikenakannya, dia tampak cantik.

Tapi, akh peduli amat. Aku melanjutkan buka-buka situs tadi, anganku semakin menerawang, kemaluanku agak menegang. Dan akhirnya aku melirik pada perempuan di ruangan itu, dan langsung aku melirik pantatnya. Besar! pikirku. Tiba-tiba saja aku membayang kalau kemaluanku merobek-robek pantatnya yang menggiurkan itu. Aku jadi deg-degan, semakin dibayangkan semakin menjadi-jadi kemaluanku menegang. Sampai akhirnya aku nekat mendekati dia. Aku mencoba menenangkan diriku agar tampak normal.

"Ma'af.. sedang mengerjakan tugas?" suaraku sedikit bergetar.
Dia melirikku sebentar lalu matanya tertuju lagi ke layar komputer, sambil menjawab,
"Iya.. Mas.. aku kelupaan menuliskan beberapa judul buku dalam daftar kepustakaan, cuma dikit kok."
"Rumahnya deket sini?"
"Iya di asrama, dan saya biasa kerja malam-malam begini," jawabnya.
"Nah.. selesai deh," dia membereskan kertas-kertas, lalu terdengar suara mesin printer bekerja.
Dia mengambil hasilnya dan kelihatan puas.
"Bisa pulang sama-sama?" aku bertanya sambil mataku sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah pantatnya yang kelihatan besar membayang dibalik celana trainning kain parasitnya. Aduh, dadaku mendesir.
"Sebentar aku tutup dulu komputerku ya.."

Aku bergegas pergi ke komputerku.
"Mas sedang ngerjakan apaan?"
Aku kaget tidak menyangka kalau dia mengikuti aku.
"Ah.. ini.. iseng-iseng aja buka-buka internet, capek sih ngetik serius terus dari tadi."
"Eh.. gambar-gambar gituan yaa? Hi ih!" dia mengangkat bahunya, tapi mulutnya tersenyum.
"Ah.. iseng-iseng aja.. Mau ikutan liat-liat?" tiba-tiba keberanianku muncul. Dan di luar dugaan dia tidak menolak.
"Tapi bentar aja yaa.. entar keburu malam!" dia langsung duduk di kursi sebelahku.
Makin lama kami makin asyik buka-buka gambar porno, sampai akhirnya,
"Aku mau pulang deh Mas. Udah malem.. Aku bisa pulang sedirian.. deket kok."
Dia siap berdiri. Tapi dengan reflek tanganku cepat memegang pergelangannya. Dia terkejut. Aku sudah tidak memperdulikan apa-apa lagi, kecuali mempraktekkan gambar-gambar yang dilihat tadi. Kemaluanku sudah menegang.

Tanpa basa basi aku langsung menduduki pahanya dan langsung melumat bibirnya. "Umh.. mh.." dia berusaha meronta dan menarik kepalanya ke belakang, tapi tangan kiriku cepat menahan belakang kepalanya, sementara tangan kananku sudah memegang buah dadanya, memutar-mutar, dan meremas-remas putingnya. Gerakan perempuan itu makin lama makin lemah, akhirnya aku berani melepaskan ciumanku, dan beralih menciumi bagian-bagian tubuh lain, leher, belakang telinga, kembali ke leher, lalu turun ke bagian belahan buah dadanya. Aku melihat dia juga menikmatinya. Matanya mulai sayu, bibirnya terbuka merekah.

"Namamu siapa?" aku tampaknya agak bisa mengendalikan keadaan. Dia tidak menjawab. Hanya matanya yang sayu itu memandang kepadaku. Aku tidak mengerti maksudnya. Tapi ah tidak perduli aku mengangkat berdiri tubuhnya, lalu aku duduk di kursi, kutarik badannya dan dia duduk di pangkuanku. "Ehh.. hh.." dia berdesah ketika kepalaku menyeruduk buah dada yang masih terhalang T-shirt merah muda di balik jaket jeans yang terbuka kancingnya. Tanganku segera menaikkan kaosnya, sehingga tampak bagian bawah dadanya yang masih berada di balik BH. Kunaikkan BH-nya tanpa melepas, dan kembali mulutku beraksi pada putingnya, sementara tanganku meremas-remas pantatnya dan pahanya.

"Oohh.. Mas.. Mas.. Aoohh.." aku semakin menggila mendengar desahnya. Lalu aku ingin melaksanakan niatku untuk menembuskan batang kemaluanku ke pantatnya. Kubalikkan badannya sehingga dia membelakangiku. Aku pun berdiri dan menurunkan celana trainingnya dengan mudah. Dengan tidak sabar celana dalamnya pun segera kuturunkan. Aku duduk dan kutarik badannya sehingga pantatnya menduduki kemaluanku. "Aghh.. Uhh" aku terkejut karena kemaluanku yang sedang menegang itu rasanya mau patah diduduki pantatnya. Tapi nafsuku menghilangkan rasa sakit itu. Aku genggam kemaluanku dan kutempelkan ke lubang duburnya, lalu kutekan. "Aaah.." dia menjerit, tubuhnya mengejang ke belakang. Tapi kemaluanku tidak bisa masuk. Terlalu sempit lubangnya. Keberingasanku makin menjadi. Aku dorong tubuhnya sehingga posisi badannya membungkuk pada meja komputer. Pantatnya kelihatan jelas, bulat. Pelukanku dari belakang tubuhnya membuat dia tertindih di meja. Kutempelkan kemaluanku pada lubang pantatnya. Sementara tangan kiriku meremas buah dada kirinya. Mulutku pun tidak henti-hentinya menggerayangi bagian belakang leher dan punggungnya. Dengan sekali hentak paksa, kudorong masuk kemaluanku. "Aih.. ah uh aoowww.." aku pun mersa sedikit kesakitan, tapi kenikmatan yang tiada taranya kurasakan. "Jangan.. aduh aahh sakiit, tidak deh.. ahh.." Aku semakin bernafsu mendengar rintihannya. Sambil memeluk buah dadanya., kutarik dia berdiri. Lalu aku pun menggerakan kemaluanku maju mundur, mulutku menciumi pipinya dari samping belakang, sementara tanganku meremas buah dadanya, seolah-olah ingin menghancur lumatkan tubuh perempuan yang sintal itu.

Perempuan itu tidak henti-hentinya merintih, terutama ketika kemaluanku kudorong masuk. Beberapa tetes air mata menggelinding di pipinya. Mungkin kesakitan, aku tidak tahu. Tapi apa daya aku pun sudah tidak kuat menahan keluar air maniku lagi dan tubuhku mengejang, perempuan itupun mengejang dan merintih, karena tanganku dengan sangat keras meremas buah dadanya. Badannya ikut tertarik ke belakang, dan mulutku tanpa terasa menggigit lehernya. "Ouhh.. hh.." kenikmatan luar biasa ketika kemaluanku menyemburkan air maniku ke pantatnya. Hangat sekali. Aku terduduk dia pun terduduk di atas kemaluanku yang masih menancap di pantatnya. Kepalaku terkulai di punggungnya. Perempuan itu memandang ke arah layar komputer dengan pandangan kosong. Sementara tetes air matanya masih terus membasahi pipinya.

"Ma'afkan aku.. Aku tidak kuat nahan diri," aku mencoba menghiburnya. Tapi dia tidak menjawab.
"Siapa namamu?" tanyaku dengan lembut. Kembali dia membisu.
"Aku mau pulang.. kamu tidak perlu nganter aku.. biar orang-orang tidak tanya macem-macem," katanya dengan suara perlahan.
"Aku sebenarnya tau siapa kamu.. Mas," dia berbicara tanpa menoleh ke arahku.
"Ha.. aku.." aku tekejut.
"Ya.. karena aku temen baru pacarmu, Yuni, aku pernah liat foto-fotomu di tempat dia."
Kali ini dia menatapku dengan tajam.
"Tapi.. aku sama sekali tidak nyangka kelakuanmu seperti ini," selesai dia menaikkan celana dan membetulkan BH dan T-shirtnya.
"Tapi tidak usah khawatir aku tidak bakalan cerita kejadian ini, aku takut ini akan melukai hatinya. Dia setia sama kamu," lanjutnya.
"Kamu tidak.. kasian ama dia?"
Aku terdiam, termangu, bahkan tidak menyadari kalau dia sudah berlalu.

Akhir-akhir ini aku tahu nama gadis itu Rani, memang dia teman pacarku, Yuni. Aku menyesali perbuatanku. Rani tetap baik pada kami berdua. Kami bahkan menjadi kawan akrab. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Entah sampai kapan dia akan menyimpan rahasia ini. Aku kadang-kadang khawatir, kadang-kadang juga memandang iba pada Rani. Oh, aku telah menghancurkan gadis yang tulus.

TAMAT


Terima Kasih Dr. Thomas Tan

$
0
0
Perkahwinanku diatur oleh keluarga. Waktu itu umurku 26 tahun sedangkan umur suamiku 40 tahun. Sebagai seorang pengacara tv, aku sememangnya mempunyai wajah yang cantik. Pada mulanya aku malas memikirkan soal kahwin tapi kerana didesak oleh keluarga maka sebagai anak yang taat aku menurut saja. Sejak aku putus cinta sewaktu di IPT dulu aku menjadi tawar bila memikirkan soal kahwin.

Suamiku seorang usahawan yang berjaya. Orangnya baik dan taat pada keluarganya. Perkahwinan kami terjadi atas desakan keluarganya.Wataknya lemah lembut dan penyayang. Selepas kami berkahwin aku makin cinta padanya kerana sifat penyayang dan baik hatinya. Hubungan kami berjalan lancar dan tiada kelainan dalam hubungan kami suami isteri. Aku puas tiap kali kami berhubungan badan tetapi sehingga hari ini belum ada tanda-tanda aku mengandung. Pada usiaku yang ketiga puluh aku mengingini seorang anak.

Tiap kali aku pulang ke rumah mertuaku, suamiku selalu ditanya bila kami akan menimang cahaya mata. Biasanya aku dan suami memberi alasan belum ada rezeki. Dan keluarga suamiku mula memandang serong kepadaku. Ada suara-suara menuduhku mandul. Aku tak mampu memberi zuriat. Malah ada suara-suara jahat menyuruh suamiku kahwin lagi. Kadang-kadang aku agak keberatan bila suamiku mengajak aku pulang ke rumah orang tuanya.

"Azlan, ibu sudah tua tapi ada satu hal yang membuat ibu merasa hidup ini belum lengkap. Ibu mengharapkan seorang cucu dari kamu. Cubalah kamu membuat pemeriksaan doktor. Kalau memang isteri kamu mandul, ceraikan dia, kamu boleh menikah lain. Ibu boleh uruskan kalau kamu mahu.” Terngiang-ngiang di cupingku mendengar suara mertuaku satu petang. Suamiku dan ibunya tidak perasan aku mendengar perbualan mereka.

Secara diam-diam aku membuat pemeriksaan doktor. Aku tidak memberitahu suamiku yang aku ke klinik pakar. Di dalam bilik pemeriksaan aku diarah oleh Dr. Thomas Tan membuka seluar yang kupakai dan berbaring di katil khas dalam bilik pakar perbidanan dan sakit puan tersebut. Akhirnya aku melepaskan celana dalam warna krim yang melekat di punggungku. Tundunku yang menonjol dihiasi dengan bulu-bulu halus kerinting rapi tersusun kerana sering juga aku mencukur bahagian tepinya supaya kelihatan teratur. Aku sememangnya tak mencukur botak kerena aku tak mahu taman rahsiaku kelihatan seperti taman rahsia budak kecil yang masih berhingus.

Secara profesional Dr.Thomas Tan mendekatiku yang sedang berbaring telentang dan melebarkan kangkanganku. Sejuk pendingin udara terasa di pangkal peha dan lubang syurga yang menjadi perhatian. Bibir kemaluanku di sibak dengan beralaskan sarung tangan. Sentuhan-sentuhan di bibir kemaluanku membuatkan perasaan berahiku terusik. Sebagai seorang wanita muda perasaan berahiku mudah bangkit. Aku semakin stim dan terasa seperti cairan panas mula merembes keluar dari lubang kemaluanku. Dr.Thomas Tan tidak menghiraukannya tapi meneruskan dengan memilih peralatan yang sesuai dengan lubang syurga yang akan diterokai. Malu yang aku rasa tidak dapat mengatasi kegairahan menyebabkan aku mencuri pandang pada seluar Dr Thomas Tan. Nampak nya Dr. Thomas Tan sangat profesional dengan tidak menunjukkan reaksi walaupun dihadapannya aku terpaksa mempamerkan segi tiga idaman setiap lelaki.

Dr. Thomas Tan mula mengambil putik kapas dan mengambil lendiran pada dinding saluran kemaluanku. Gerakan-gerakan putik kapas yang memutar menerbitkan perasaan geli. Tindakan pakar tersebut membuat aku menjadi semakin ghairah. Aku dapat merasakan cairan maziku makin banyak mengalir keluar. Aku malu kepada Dr. Tan. Tetapi sebagai seorang pakar Dr. Tan tidak memperlihatkan reaksinya. Mungkin beginilah tindak balas semua pesakit yang diperiksanya saban hari.

Pemeriksaan untuk mengambil spesimen berlangsung beberapa minit saja. Aku diarah berpakaian semula. Dr. Tan kembali ke meja tulisnya dan mencatat sesuatu di kad rawatan. Kemudian aku diberi satu kad kecil warna merah muda yang mencatat tarikh temujanji berikutnya. Aku teliti kad tersebut. Jelas tercatat yang aku perlu datang seminggu dari sekarang. Selepas mengucapkan terima kasih aku meninggalkan klinik Dr. Thomas Tan.

“Cik Lina, awak tiada masalah. Hasil pemeriksaan awak subur dan mampu hamil,” terang Dr. Tan jelas. Pakar lulusan Universiti Kebangsaan Malaysia ini memang fasih berbahasa melayu.

“Kalau begitu mengapa saya tidak mengandung. Sudah hampir lima tahun kami berkahwin,” ujarku lemah.

“Ada banyak sebab kenapa seseorang wanita gagal mengandung. Awak pun tahu lelaki juga boleh mandul. Lelaki yang berfungsi baik sewaktu persetubuhan pun mungkin mandul. Yang menyebabkan wanita hamil bukan alat kelamin lelaki tetapi benih yang dihasilkannya. Jika benih yang dihasilkan tidak subur, kehamilan mustahil berlaku,” kata Dr. Tan.

“Apa yang perlu saya buat sekarang?”

“Awak ajak suami awak untuk lakukan pemeriksaan.”

“Suami saya sentiasa sibuk. Susah untuk mengajaknya ke sini. Tak ada jalan lainkah doktor?”

Aku memerah otak memikirkan bagaimana caranya mengajak suamiku melakukan pemeriksaan doktor. Macam-macam alasan yang diberi bila aku mengusulkan supaya dia berjumpa pakar kesuburan. Katanya dia lelaki normal, alat kelaminnya berfungsi baik dan dapat menghasilkan sperma. Mungkin belum ada rezeki, katanya.

Satu malam seperti biasa pasangan suami isteri, kami melakukan hubungan seks sebagai satu keperluan jasmani. Kali ini aku mengusulkan agar suamiku memakai kondom. Pada mulanya suamiku terperanjat dengan usulku kerana selama ini kami tidak pernah menggunakan kondom bila bersama. Tapi dengan alasan untuk merasakan perbezaan bila menggunakan kondom suamiku menurut saja. Selepas selesai mengadakan hubungan seks, aku dengan hati-hati mencabut kondom dari zakar suamiku dan menyimpannya dalam peti ais. Suamiku tidak perasaan tindakanku ini kerana ia terlena selepas melakukan pergelutan nikmat.

Besoknya pagi-pagi aku ke klinik Dr. Tan membawa kondom yang berisi mani suamiku untuk membuat pemeriksaan. Selepas beberapa hati aku dipanggil Dr. Tan dan memberitahu keputusan pemeriksaan. Hasilnya sah suamiku adalah punca kami tidak mampu menimang cahaya mata. Benih suamiku tidak cukup kuat menghamilkan aku. Dalam bahasa biasa, suamikulah yang mandul.

“Sekarang apa yang perlu saya lakukan doktor? Apakah saya tak akan mempunyai anak sendiri seumur hidup saya?”

“Ada beberapa pilihan. Awak boleh pilih cara permanian beradas dengan mengguna benih suami awak. Cara ini kejayaannya kurang pasti kerana benih suami awak kurang cergas. Kosnya boleh mencapai puluhan ribu. Atau awak boleh memilih menggunakan benih penderma. Cara ini murah dan kejayaannya terjamin”.

“Kalau saya memilih cara kedua, bagaimana prosedurnya?”

“Cara yang paling mudah ialah menyalurkan benih penderma ke dalam rahim awak sewaktu awak subur,” terang Dr. Thomas Tan.

“Saya kurang faham, doktor. Bagaimana caranya benih penderma itu dimasukkan ke dalam rahim saya?”

Sambil tersenyum Dr. Tan melirik ke arahku. Dengan nada biasa Dr. Tan menyambung penerangannya. “Cara termudah dan murah ialah penderma akan melakukan hubungan seks dengan awak. Benihnya akan dipancutkan ke dalam rahim awak secara normal.”

Aku terperanjat dengan saranan Dr. Tan. Selama beberapa minit bilik Dr. Tan sunyi sepi. Aku memikirkan baik buruknya menerima cadangan Dr. Tan. Jika aku menolak bermakna aku tidak akan mempunyai zuriat. Kesan paling buruk yang mungkin aku terima ialah aku akan dicerai oleh suamiku atas desakan keluarganya. Aku akan bergelar janda atas kesalahan yang tak pernah aku lakukan. Aku subur bukan mandul seperti anggapan mertuaku.

“Siapa pendermanya doktor? Boleh saya tahu?”

“Saya,” jawab Dr. Tan ringkas.

Melihat keadaanku yang termangu-mangu Dr. Tan menceritakan yang beliau telah menolong lima wanita yang mempunyai masalah sepertiku. Kelima-limanya berhasil dan sekarang mereka berbahagia dengan keluarga masing-masing. Menurut Dr. Tan hanya wanita terpilih saja diusul cara ini. Dr. Tan tak mahu benihnya dipersia-siakan satu hari nanti. Dr. Tan mengeluarkan sekeping gambar dari laci mejanya. Aku merenung gambar berukuran poskad tersebut. Dr. Tan bergambar dengan isterinya yang cantik dan tiga anaknya yang comel berusia lima, tiga dan satu tahun. Secara tidak langsung Dr. Tan ingin memberitahuku bahawa beliau adalah seorang lelaki normal yang mampu membenihkan wanita.

“Cik Lina tak perlu buat keputusan sekarang. Cik Lina fikirkan dulu tawaran saya ini. Jika awak bersetuju awak call saya.”

“Ada syaratnya doktor?”

“Ada tapi syarat biasa sahaja. Pertama awak mesti dalam masa subur waktu awak menerima benih penderma. Kedua awak perlu memberi tahu tiga hari lebih awal agar saya boleh menyimpan benih yang terbaik untuk awak. Pada masa ini saya tidak boleh berhubungan dengan isteri saya. Kosnya berpatutuan, untuk awak saya bagi diskaun, lima ribu sahaja”.

Aku mengangguk tanda faham. Selepas mengucapkan terima kasih aku meninggalkan klinik Dr. Tan dengan perasaan berbelah bagi. Menerima atau menolak cadangan Dr. Tan. Aku perlu memilih. Aku perlu mengambil risiko demi kebahagian dan kesejahteraan keluargaku. Yang pasti perkahwinanku perlu diselamatkan.

Sepuluh hari selepas kedatangan haid aku menelefon Dr. Tan. Aku menerima tawarannya dan bersedia menerima benihnya. Dr. Tan meminta aku datang pada petang Sabtu jam 5.00 petang. Aku bersetuju kerana petang itu aku tidak bekerja. Suamiku seperti biasa sibuk dengan bisnesnya. Biasanya dia akan tiba di rumah paling awal jam 10.00 malam. Aku nekad dengan niatku. Dan yang pastinya aku akan mengadakan hubungan seks dengan seorang lelaki cina yang bekerja sebagai pakar perbidanan dan sakit puan.

Sejak awal aku telah menduga seperti kebanyakan lelaki cina Dr. Thomas Tan pastinya tidak bersunat. Ada perasaan geli bila membayangkan zakar tak berkhatan. Rosmiza kawan pejabatku kata ada keju di bawah kulit kulup. Sungguhpun begitu aku penasaran juga ingin melihat zakar yang masih berkulup. Kata Miss Chin kawanku, zakar tak berkhatan bentuknya cute dan comel. Bila kulit kulup diselak akan terlihat kepala penis sentiasa lembab dan licin berkilat. Kata Miss Chin lagi aroma kepala zakar yang tak bersunat sungguh mengghairahkan dan membangkitkan nafsu birahi. Lagi banyak cheese lagi sedap baunya, tambah Miss Chin.

Pada fikiranku tentu saja Miss Chin memuji zakar berkulup kerana kawan lelakinya berketurunan cina. Tapi bila Farah kawanku yang bekerja sebagai pramugari bersetuju dengan cerita Miss Chin aku makin penasaran. Yang aku tahu Farah berkawan dengan seorang jurutera berketurunan india. Mengikut Farah boyfriendnya itu sungguh handal di atas katil. Zakar boyfriendnya yang hitam legam itu sungguh panjang dan besar. Mengikut Farah, Siva kawannya itu juga tidak bersunat. Dia amat gemar menggigit kulup kawan lelakinya yang tebal dan kenyal.

Pada hari yang dijanjikan aku membersihkan tubuhku sebaik-baiknya dan mengenakan wangian serta berpakaian sewajarnya. Tepat jam lima petang aku sudah berada di pintu klinik Dr. Tan. Dari jauh aku melihat Dr. Tan bercakap sesuatu dengan pembantunya dan mempersilakan aku masuk ke bilik rawatan. Aku patuh dan mengekori Dr. Tan dari belakang.

Dr. Tan mengajakku ke arah pintu di samping bilik rawatannya. Bila sahaja pintu terbuka jelas terlihat sebuah bilik tidur dengan perabot yang lengkap. Di tengah bilik ada katil king size dan tilam tebal yang sungguh empuk. Menurut Dr. Tan di bilik itulah tempatnya berehat pada waktu tengah hari dan di sebelah petang. Aku memerhati sekeliling dan aku dapati bilik tidur tersebut sememangnya amat selesa dengan cahaya lampu redup dan nyaman.

Dr. Tan mendekatiku dan berbisik. Dia bukan memaksa aku berhubungan badan dengannya tetapi ingin membantu. Aku faham maksud Dr. Tan dan rasanya kami tidak perlu berbasa-basi lagi.
Aku perlu memulakan inisiatif kerana aku yang memerlukan Dr. Tan. Sebagai salam pengenalan aku memberi ciuman mesra di pipi Dr. Tan. Dr. Tan membalas tindakanku dengan mencium leher dan belakang tengkukku. Sebagai wanita muda yang tengah subur aku cepat terangsang. Satu persatu kancing baju Dr. Tan aku buka. Dada bidang Dr. Tan yang tidak berbulu terdedah. Aku cium mesra dadanya dan sekitar teteknya yang berputing kecil warna merah kecoklatan.

Dr. Tan memberi kerjasama dan membantuku.Aku menurunkan zip seluar Dr Thomas Tan dan menampakkan seluar dalam warna putih jenama crocodile. Dengan lembut aku melurut seluar dalam kebawah dan jelas terpampang di hadapanku zakar Dr. Tan separuh keras terjuntai dari pangkal pahanya. Secara refleks aku memegang dan mengusap-usap zakar Dr. Tan dari hujung ke pangkal. Topi keledar Dr. Thomas Tan yang berwarna merah kelihatan tertutup bila aku menarik ke hujung dan keluar mengilat bila aku menurunkan urutan ke pangkal. Memang sah Dr. Tan tak berkhatan. Aku begitu takjub dengan pemandangan itu dan terus mengurut dengan lembut. Baru kali ini aku melihat keadaan kemaluan lelaki yang tak bersunat. Berbeza dengan bentuk kemaluan suamiku yang sememangnya telah berkhatan sejak remajanya.

Aku pernah terbaca di laman web mengenai satu kajian yang dilakukan di Amerika. Enam daripada tujuh wanita menyatakan zakar tak bersunat lebih memberi kenikmatan. Aku ingin memastikan samada kajian tersebut ada kebenarannya. Aku ingin Dr. Tan membuktikan kajian tersebut tidak salah. Dan sebentar lagi faraj melayu milikku akan diteroka oleh zakar cina yang berkulup. Aku rela dan sememangnya sudah sedia menunggu.

Dengan tanganku yang lembut aku mengurut lembut zakar yang semakin keras dan panjang. Selepas beberapa ketika zakar Dr. Tan menegang secara maksima berukuran tujuh inci dan agak besar. Di hujung kepala torpedonya sudah mula kelihatan air bening saperti embun di hujung daun di waktu pagi. Dengan mengunakan ibu jari aku mengilap meratakan air bening itu keseluruh kepala dan takok kepala zakar Dr. Thomas Tan. Kepala zakar menjadi semakin berkilat dan ini lebih membangkitkan kegairahanku.

Aku perhati tidak banyak bulu di badan Dr. Tan. Bulu yang sedikit hanya tumbuh di atas pangkal tongkat saktinya. Kerandut buah pelirnya aku perhatikan bergerak-gerak mengecut dan mengembang bila aku melurut batang berwarna coklat muda itu. Nafsuku tak terkawal lagi rasanya. Kepala bulat separuh terbuka itu aku cium. Aroma yang terbit memang membangkitkan nafsu. Cerita Miss Chin memang benar. Bila aku menarik kulup ke belakang, aroma yang terbit makin kuat terutama sekitar takoknya. Aku sedut dalam-dalam.

Puas menghidu kepala, takok dan batang zakar aku mula menjilat kepala licin. Lubang kencing yang masih tetangkup rapat aku jilat dengan hujung lidah. Bila nafsuku berada di ubun-ubun aku mula memasukkan keseluruhan kepala merah ke dalam mulutku. Aku kulum dan sedut kepala zakar warna merah tersebut. Terasa kenyal saja otot-otot zakar. Kenyal dan elstik seperti bola getah ukuran kecil. Kuluman itu aku teruskan sehingga keseluruhan batang berurat berada di dalam mulutku. Lidahku beraksi dengan terampilnya sekitar kepala dan batang kemaluan lelaki cina tersebut. Perbuatanku itu rasa-rasanya menerima respons yang baik kerana Dr. Thomas Tan kelihatan memejamkan mata menikmati permainan mulutku pada alat kejantanan beliau. Permainan mulut berterusan, kuluman dan jilatan berlanjutan hingga aku mula terasa ada lendiran masin mula keluar dari lubang kencing.

Aku rasa Dr. Thomas Tan sudah berada di kemuncak berahinya. Pakaianku dilepaskan satu persatu dan aku dipapah lembut ke katil. Dalam keadaan telanjang bulat aku tidur telentang di tengah tempat tidur berukuran king size itu.

Dr. Tan dengan zakar terpacak menghampiriku. Jelas kepala bulat warna merah itu belum seluruhnya keluar dari kulupnya. Aku tak sabar menunggu tindakan Dr. Tan. Dr. Tan merangkak ke arahku. Wajahnya mendekati pahaku. Kedua pahaku dipegang mesra dan ditolak ke arah perutku hingga aku berkeadaan terkangkang. Tiba-tiba saja Dr. Tan merapatkan hidungnya ke lurah buritku yang basah. Hidung Dr. Tan mengelus lembut kelentitku. Kelentitku yang besar dan panjang kerana aku tak bersunat waktu kecil amat digemari oleh Dr. Tan. Basah hidung Dr. Tan yang mancung dengan air nikmat yang banyak terbit dari rongga buritku. Aku hanya mampu mengerang. Lama sekali Dr. Tan menghidu bau kemaluanku. Mungkin juga bau vaginaku membangkitkan nafsunya.

“Sedaplah bau vagina awak. Burit isteri saya tak sedap macam ni. Sejak mula saya memeriksa awak saya sudah terangsang dengan bentuk dan baunya,” celoteh Dr. Tan sambil mukanya masih di pangkal pahaku. Menurut Dr. Tan, sebagai seorang pakar perbidanan dan sakit puan dia telah memeriksa ribuan vagina. Baginya biasa-biasa saja bila melihat kemaluan perempuan. Hanya beberapa saja yang boleh menaikkan nafsunya bila melihat. Antaranya adalah buritku. Kerana itu dia mempelawa untuk berhbungan denganku.

Tak lama lepas itu aku rasa lidah Dr. Tan membelai bibir kemaluanku. Lidahnya yang kasar merodok lubang cipapku. Aku tak tahan lagi. Aku mengerang kuat bila Dr. Tan menjilat dan megulum kelentitku yang besar panjang tu. Dikulum-kulum lama seskali. Aku seperti melayang di kayangan kerana terlampau sedap. Aku rasa cairan panas banyak mengalir keluar membasahi bibir faraj dan pahaku. Aku sudah tidak sabar menunggu untuk menikmati batang balak Dr. Tan.

Aku tidur telentang di atas tilam empuk. Kakiku terkangkang luas menunggu tindakan Dr. Tan seterusnya. Faham akan hasratku, Dr. Tan bergerak mencelapakku. Dr. Tan kemudian menghalakan kepala zakarnya betul-betul d iantara celah kedua pahaku. Farajku yang tembam dan membusut itu terlihat jelas. Dua bibir yang ditumbuhi bulu halus terbuka. Terlihat alur merah telah basah. Perlahan-lahan kepala zakar Dr. Tan membelah tebing farajku dan perlahan-lahan menyelam ke dasar lubuk bila Dr. Tan menekan punggungnya. Dr. Tan menekan zakarnya sehingga bulunya menyentuh kedua bibir buritku yang lembut. Aku menjerit keenakan.

"Very nice, Dr. Tan" kataku spontan.

Setelah zakarnya terbenam ke dalam farajku, Dr. Tan mula mencabutnya. Bila kepala merah yang berlendir hampir keluar, Dr. Tan membenamkan semula pedang saktinya. Acara sorong tarik berterusan. Yang aku rasa hanya kesedapan dan nikmat hubungan kelamin. Dr. Tan meneruskan aksi sorong tariknya. Badanku kemudian dipeluknya kemas sambil mulutnya berlegar di gunung kembarku yang sedang mekar itu. Sesekali terdengar suaraku mendengus kesedapan. Dr. Tan meneruskan aksi sorong tarik makin laju.

Tiba-tiba aku menjerit, "I'm cuming, I'm cuming".

Bila mendengar aku berkata demikian Dr. Tan melajukan lagi kayuhannya dan Dr. Tan menekan semahu-mahunya ke dalam faraj ku yang bermadu. Muka Dr. Tan berkerut manahan nikmat.

"I dah keluar," kataku membisik di telinga Dr. Tan.

"I pun nak keluar " jawab Dr. Tan.

Serentak itu aku rasa tubuh Dr. Tan seperti mengejang. Badannya ditekan rapat ke badanku. Badanku dipeluk kemas dan dapat aku rasakan zakar Dr. Tan membesar dan kepalanya menyentuh pangkal rahimku. Sejurus itu pangkal rahimku seperti disiram cairan panas bila Dr. Tan memancutkan benihnya berkali-kali. Badan Dr. Tan seperti tersentak-sentak bila pancutan demi pancutan dilepaskan ke dalam rahimku. Bagaikan berada di kayangan bila rahimku yang subur disemai oleh benih Dr. Tan.

"Jangan cabut lagi, tahan dulu Dr. Tan," bisikku.

“Okay, okay," kata Dr. Tan.

Dr. Tan terus memelukku. Dikapuk kemas badanku yang masih solid dan bergetah. Aku membalas merangkul tubuh Dr. Tan. Aku mahu kesemua benih Dr. Tan masuk ke rahimku. Aku tak mahu ada yang mengalir keluar. Selepas bebek dari lubang buritku. Dalam keadaan keletihan tapi puas Dr. Tan tergeletak di sisiku.

Aku memeluk dengan mesra tubuh Dr. Tan. “Banyak sungguh benih doktor, puas rasanya,” kataku lembut.

“Tiga hari saya simpan. Saya terpaksa berkelahi dengan bini saya kerana kemahuannya saya tak tunaikan. Katanya saya ada perempuan lain di luar”.

Aku hanya tersenyum. Memangpun Dr. Tan ada perempuan lain. Akulah perempuan itu. Makin erat tubuh Dr. Tan aku peluk. Aku mengerling zakar Dr. Tan yang mula mengecut. Aku dapat melihat jelas zakar Dr. Tan mula mengecil dan memendek. Kepala licin yang tadinya gagah telah bersembunyi ke dalam sarung kulup. Aku mengakui ada kebenarannya kajian yang dilakukan di Amerika.

Sebulan selepas menerima benih Dr. Tan aku disahkan mengandung. Suamiku dan keluarga mertuaku amat gembira. Aku juga gembira dan rahsia ini biar aku dan Dr. Tan sahaja yang tahu. Aku telah mengandungkan zuriat kepunyaan pakar perbidanan dan sakit puan. Terima kasih Dr. Thomas Tan.

Jalang Dara

$
0
0
Aku ni berkerja di Kedah. Tapi aku telah diarahkan bertugas out station selama dua minggu di Kota Bharu. Setelah seminggu di situ aku dah mula rindukan isteri. Bukannya apa. Rindukan pantatnya aje. Aku ni pulak memang kaki mengongkek. Setiap hari aku nak. Jadi bila kena berjauhan macam ni, air pun naiklah ke kepala. Nak cari jalang tu aku memang berkemampuan. Tapi kat Kota Bharu ada banyak duit pun tak guna. Sebab aku tak reti nak cari tempatnya. Nak bertanya tergamak pulak rasanya. So terpaksalah aku berpuasa aje.

Pada hari Kamis tu genaplah seminggu aku tak dapat pantat. Oleh kerana kerja aku habis awal, jadi aku pun baliklah ke hotel untuk rilek rilek sikit. Ketika itu jam dah pukul 1 petang. Maka aku pun makan tengahari di restoren hotel tersebut. Setelah selesai makan, datanglah seorang perempuan muda yang bertugas sebagai pelayan di situ.

"Ada apa apa lagi yang encik perlukan ?" Tanya pelayan tersebut pada aku. Sambil bertanya dia membersihkan meja makan tempat aku tu. Ketika itulah aku meninjau susuk tubuh gadis melayu berkenaan. Dari loghat tutur katanya, ternyata dia anak tempatan di situ.

Di dalam hati aku menjawab, "Aku perlukan tubuh mu sayang." Tapi tak berani aku melamarnya secara terus terang. Maklumlah tempat orang. Nanti tak pasal pasal bertelur pulak kat dahi aku ni.

Budak ni memang cantik. Kulitnya putih dan halus. Amat sedap kalau dapat aku peluk sampai pagi. Bibirnya pula merah merkah. Sesuai benar untuk kulum batang aku ni. Salutan kebaya sendat di tubuh si gadis itu cukup menyerlahkan kerampingannya. Dengan hiasan rambut yang tersanggul indah, dia bergaya bagaikan pengantin di atas pelamin.

"Tak ada apa lagi. Hanya bilnya saja yang belum selesai." Jawab aku. Pelayan itu pun pergi ke kaunter untuk mendapatkan bil berkenaan. Kemudian dia pun beredarlah untuk melayani para pelanggan yang lain.

Agak lama juga baru dia muncul semula di meja aku untuk menyerahkan bil. Aku pun membayar jumlah tersebut dan beredar dari situ. Sampai di dalam bilek aku pun masuk mandi. Lepas tu aku rilek rilek saja sambil menonton VCD lucah. Bukannya apa, saja nak senamkan sikit batang aku ni. Ketika itu aku cuma bertuala saja.

Tiba tiba terdengar bunyi ketukkan di pintu bilek aku. Oleh kerana terlupa merapatkan pintu, aku pun berpekik lantang "masuk !". Si gadis pelayan tadi pun bergeraklah masuk ke dalam bilek aku. Sambil itu pintu bilek aku dengan tersendirinya terkatup kembali. Ceria sungguh perasaan aku bila melihatkan kemunculan si gadis ayu tersebut.

"Maafkan saya Encik. Tapi encik ni telah tertinggal dompet kat restoren tadi." Kata gadis itu.
"Ye ke !!! Oh terima kasihlah kerana pulangkan balik. Tapi berapa banyak wang yang masih ada di dalam tu ? Saya selalu tak ingat jumlahnya." Dia pun membelek kandungan dompet aku dan mengira jumlah wang yang ada di dalamnya.
"Ada 5,427 ringgit." Jawab gadis itu.

"Ummm....!!!. Kamu ni seorang yang jujur. Dan cantik pulak tu. Ambillah 50 ringgit sebagai hadiah." Bukan main tersenyum lagi dia sambil mengambil sekeping note 50 berkenaan. Lepas tu barulah dia menggembalikan dompet itu pada aku. Sebelum sempat dia mengatur gerak untuk keluar, aku bertanyakan namanya.

"Saya Zalina. Tapi kawan kawan panggil saya Lina." Jawabnya lembut.
"Ummm... Lina. Manis nama tu. Macam orangnya juga. Berapa umur Lina sekarang ?" Tanya aku lagi.
"Tiga bulan lagi saya genaplah 18 tahun." Jawabnya ringkas.
"Jadi Lina sedang tunggu SPM lah ni. Minggu depan keputusan keluar. So lepas ni nak ke mana? Kolej? Universiti? Mahal gak perbelanjaannya tu." Aku memperjelaskan pada Lina.
"Ye Lina tau memang mahal. Itu pasal Lina kerja kat sini. Untuk tampung perbelanjaan tu nanti. Nak harapkan orang tua, memang tak ke manalah jawabnya. Tapi gaji kat sini sikit sangat. Banyak lagi yang masih tak cukup." Terang Zalina dengan lebih mendalam.

Aku turut berasa simpati mendengarkan masalah yang dihadapinya. Tapi semakin simpati, semakin keras pulak batang aku ni. Geram sungguh melihatkan kemontokkan tubuh Lina. Teringin sangat tangan aku ni nak gosok kat bawah perutnya itu.

Pantas aku bangun dan bergerak ke pintu. Selepas ianya dikunci, aku pun bersandar pada pintu tersebut. Sengaja aku bersandar di situ supaya dia tiada ruang untuk melarikan diri. Ketika itu aku memang dah bertekad nak kongkek pantat Zalina. Apa jadi sekali pun dia mesti aku pujuk sampai cair. Kalau pujuk pun tak menjadi, memang kena rogol lah budak ni nanti. Macam mana sekali pun, air benih aku akan tetap juga tersiram ke dalam lubang pantat Lina.

"Lina dengar sini baik baik. Saya amat berminat nak tolong Lina. Separuh dari wang yang ada dalam dompet ni adalah milek Lina. Tapi terlebih dahulu Lina mestilah bantu penuhi keperluan saya." Tersenyum meleret dia mendengarkan tawaran aku tu. Angka yang melebihi 2 ribu ringgit terang benderang bercahaya di matanya. Separuh dari masalah kewangan Lina boleh selesai dengan wang yang sebanyak itu.

"Boleh......" Jawab Lina. "Tapi bantuan apa yang Encik Gopal perlukan ? Lina mula tertanya tanya.
"Errrhh... Begini. Dah seminggu saya berada di sini, dan seminggu jugalah saya tak dapat bersama isteri. So.... kalau boleh apa kata Lina tolong tolongkan saya mengingatinya ?" Dengan bahasa yang agak berbelit belit aku cuba menerangkan hajat terhadap Lina.

Pada mulanya dia nampak agak keliru dan tidak beberapa tangkap akan maksud aku tu. Maklumlah budak Kelate ni selalunya agak tebal dengan hasutan ugama. Sebab itulah perkara perkara yang berbentuk lamaran maksiat agak lambat untuk Lina fahami.

Seketika kemudian aku lihat wajah Lina mula berubah. Mungkin dia sudah mula dapat mentafsirkan hajat yang aku maksudkan. Mata Lina agak terbeliak sikit. Lirik senyumannya tadi telah bertukar menjadi separuh ternganga.

"Eh... Apa maksud Encik Gopal ni ? Lina ni bukannya perempuan macam tu. Tak naklah. Lagi pun Lina masih dara. Dan kekallah hendaknya sehingga Lina kawin nanti." Dengan nada yang agak keciwa Lina cuba menegaskan penderiannya. Dia cuba bergerak ke arah pintu. Tapi aku terlebih dahulu sempat menyambar tangannya.

"Lina tolonglah saya ni !!! Saya sangat sangat perlukan tubuh Lina. Kita buat perlahan lahan. Saya jamin Lina mesti syok nanti !!!" Aku cuba memujuk Lina. Sambil itu dia nampaknya masih bergelut untuk keluar dari bilek. Tapi apa jadi sekali pun Lina memang tak akan aku lepaskan. Bilek aku tu bilek kelas satu. Jadi memang kalis bunyi. Menjerit sekuat mana sekalipun tak siapa yang akan tahu.

Aku ni pulak memang cukup gila pasal merosakkan dara melayu. Kali terakhir aku dapat peluang tu 3 tahun lalu. Itu pun dengan budak dadah yang telah terjerat ke kancah pelacuran. Taklah secantik si Lina. Tapi 10 ribu ringgit aku telah sanggup hanguskan ke arah keinginan tersebut. Kini peluang telah datang menggolek ke riba aku. Perawan melayu secantik Zalina tu memang pasti akan aku kongkek sebentar lagi.

"Kenapa Lina gelisah ? Nanti dulu... Cubalah bawa bertenang. Errrr... Apa kata jika.... Lina ambil saja kesemua wang yang ada di dalam dompet ini. Janji Lina mesti tidur dengan saya." Aku pantas memberikan tawaran yang berganda banyaknya.

Lina nampak tergamam dengan tawaran aku tu. Rontaannya tiba tiba terhenti. Tapi aku tahu perasaan Lina bercelaru di dalam usaha mempertimbangan tawaran aku tu. Dia tersepit di antara kekolotan konsep harga diri dengan kejayaan masa depan. Begitulah bunyinya dua alternatif yang terpaksa Lina pileh.

Tapi berdasarkan cita cita Lina yang tinggi, aku sudah dapat mengagak akan arah perhitungannya. Jika Lina benar benar gadis bijak, sudah pasti dia akan memileh jalan yang menjanjikan kejayaan intelektual. Bukannya konsep harga diri yang tidak bermanfaat itu.

Setelah agak lama termenung, dia pun memberikan jawapannya. "Ok lah.... Lina sanggup. Tapi 5 ribu tu Lina yang punya." Bukan main lega lagi aku mendengarkan kata kata Lina. Lamaran aku untuk mengongkeknya telah pun disambut. Nampaknya tak perlulah aku melanjutkan tawaran sehingga 10 ribu ringgit. Persetujuan itu jelas membuktikan bahawa dia ni memang tak reti langsung tentang selok belok pelacuran.

Aku berasa cukup seronok. Dengan hanya bermodalkan 5 ribu ringgit, si dara berkebaya sendat akan dapat aku tiduri. Sanggul indah di kepalanya buatkan aku berasa seperti bakal meniduri gadis pengantin. Harum semerbak bauan yang dipakainya itu tambah menghidupkan lagi suasana tersebut.

"Lina tak akan menyesal. Itu janji iklas dari saya." Sambil berkata kata aku mula membelai belai rambutnya. Itu cuma sebagai langkah ujian. Dia nampak tenang saja. Segala apa yang aku lakukan terhadapnya tidak langsung mencetuskan penentangan. Dengan perkembangan yang sebegitu rupa, aku pun mula bertambah yakin dan berani.

"Buangkan seluar dalam Lina tu. Tapi baju dan kain biarkan dulu. Lepas tu Lina baringlah di atas katil." Kata aku sambil melucutkan tuala yang terselit di pinggang. Maka berbogellah aku di depan mata Lina. Apa lagi, dengan keras Zalina meneguk air liur bila ternampak batang aku yang dah keras terpacak.

Tercegat sekejap dia mendengarkan sebegitu rupa corak arahan aku tadi. Namum tak berapa lama kemudian Lina pun mulalah bertindak mematuhinya. Dia pun tunduk untuk menyelak kain belah yang dipakai itu.

Sambil meneliti gerak geri Lina, tangan aku menggosok gosok batang yang memang dah keras. Semasa kainnya terselak, aku dapat lihat bertapa putihnya peha Zalina. Cukup jelas ia terpamir di hadapan mata aku. Itulah yang telah menghasut geram berahi aku terhadap Lina. Perlahan lahan Lina melucutkan seluar dalamnya. Lepas tu Lina pun berbaringlah di atas katil seperti mana yang telah aku arahkan.

Setelah Lina melabuhkan tubuh, aku pun segera mengikuti jejaknya. Satu persatu aku tanggalkan butang baju Lina sehingga habis semuanya terlerai. Lepas tu aku selakkan branya ke atas. Maka tersembullah puting yang berwarna kemerah merahan. Segala galanya terlambak buat habuan aku. Dengan penuh berseni aku pun menjari puting tetek si remaja itu.

Beberapa ketika kemudian Lina mula mengeliat macam kegelian. Gentelan jari aku tu telah jelas menampakkan kesan. Dari reaksinya aku tahu bahawa belum ada lelaki yang pernah sentuh di situ. Mulut Lina ternganga nganga. Dia bagaikan tak percaya akan denyutan kesedapan yang sebegitu rupa. Usia aku ni mungkin setaraf dengan ayahnya sendiri. Tapi pada ketika itu aku yakin bahawa Lina sudah berkeinginan sangat untuk berkongkek dengan aku.

Berdasarkan keadaan tersebut maka aku pun mulalah menyelak kainnya. Kain yang berbelah sampai ke pangkal peha itu telah memudahkan lagi kerja aku. Sekejap saja pantat Lina sudah berjaya aku dedahkan. Perlahan lahan aku melebarkan kangkangnya.

Pangkal peha Zalina ternyata lembut dan gebu. Helaian bulu bulu halusnya boleh dikira. Ia begitu cantik menghiasi ketembaman pantat. Manakala di persekitaran lubang pantat pula betul betul licin tanpa sehelai bulu sekali pun. "Bertuah sungguh suami kamu nanti. Tapi sayangnya aku yang dapat tebuk dulu." Kata aku di dalam hati.

Jari aku mula meraba raba alur pantat Lina. Bagaikan di sapu gincu, kemerahan kulit halus di situ. Memang pantat beginilah yang menjanjikan kebahgiaan bagi lelaki. Sedap dilihat dan sedap jugak dikongkek. Begitulah hakikat kenyataannya.

Tak lama kemudian jari jari aku pun melanjutkan lagi penjelajahan. Juntaian kelentik Lina pula yang jadi tumpuan. Ianya aku tarik tarik. Lepas tu aku usap usap. Begitulah aku perlakukan berulang kali.

Macam perempuan nak bersalin Lina mengerang. Entah apa bahasa yang terpancul dari mulutnya aku sendiri pun tak faham. Kuat dan lantang gema suaranya itu. Kelakuan Lina tak ubah seperti si sundal murahan. Lina bagaikan sudah terlupa pada sikap malu dan kesopanan gadis melayu.

Tak putus putus dia menerbitkan isyarat kesedapan. Kadang kadang Lina seperti tak mahu aku meneruskannya. Tapi kadang kadang pula nampak macam ianya sengaja ditadah tadahkan. Begitulah bersileh ganti kesan tindak balas dari Lina. Namun lama kelamaan dia mula lebih banyak bertadah dari mengelak. Aku pun paham sangat akan signalnya itu. Maka aku pun pergiatkanlah lagi tumpuan usaha pada kelentik tersebut.

Aku ni pula pasal main kelentik bolehlah dikira sebagai pakar. Jadi taklah menghairankan bila budak mentah seperti Lina tu cair habis di tangan aku. Alur pantatnya memang sudah becak sakan. Cukup seronok aku melihatkan perangai si dara melayu bila dah termakan hasutan nafsu. Lebih lebih lagi bila terperangkapnya perempuan yang sejelita si Zalina tu.

"Pantat Lina ni dah cukup basah. Sudah tibalah masanya untuk mencemarkan kehormatan Lina." Perjelas aku padanya. Ketika itu batang aku dah bukan main keras lagi. Bukan setakat keras saja, malahan berdenyut satu macam. Ia bagaikan dah tak sabar sabar lagi nak rosakkan pantat si cantik manis itu.

Lina kelihatan agak keciwa bila aku menghentikan permainan kelentik. Tanpa sedikit pun memperdulikan itu semua, aku pun mula bercelapak di celah kangkang dia. Kemudian perlahan lahan aku merangkak ke atas tubuh Lina. Sambil itu jugalah kedua belah kakinya aku disangkutkan pada kedua belah bahu aku. Sengaja aku rancang kedudukan yang sebegitu. Selain dari berkesan untuk mematau pergerakkan si mangsa, ia juga memudahkan laluan batang untuk memasuki lubang pantat.

"Sekarang marilah kita lakukan perbuatan yang terkutuk itu." Aku cuba mempersendakan keimanannya. Lina terdiam mendengarkan ayat yang berbunyi sedemikian rupa. Gerak matanya nampak bercelaru. Aku tahu memang sudah terlintas di hatinya untuk menarik diri. Sebegitulah respond yang aku hajatkan. Aku nakkan dia berasa ragu di saat saat akhir. Itu pasal lah sengaja aku memperapikan sedikit hakikat moral.

Perempuan melayu ni biasanya cukup ngelabah bila dikaitkan pasal unsur unsur dosa. Perkataan seperti zina dan maksiat memang sensitif bagi mereka. Secara tiba tiba ia boleh menjejaskan rangsangan nafsu. Siksa akhirat seolah olah sudah terbayang di hadapan mata. Begitulah agaknya!!!

Bisikan para malaikat mula bertarbiah di kepala Lina. Kesedaran berkenaan disusulinya dengan beberapa tindakkan yang serba tidak menjadi. Raut mukanya mula berkerut kerisauan. Kedua belah kaki yang terpaut pada bahu aku tu pun dah mula bertindak seperti menendang nendang. Tangan Lina pula cuba menolak nolak dada aku untuk menjauhkannya.

Sedikit sebanyak reaksi kebantahan telah dapat aku kesan dari tindak tanduknya yang sedemikian rupa. Namun posisi Lina telah terlebih dahulu aku pantau kemas. Menang tiada ruang baginya untuk melepaskan diri. Tambahan pula batang aku tu dah kemas terselit pada bibir pantat Lina. Ia hanya menunggu masa saja untuk dihenyakkan ke dalam.

Gelagat penentangan Lina amat menarik perhatian aku. Ia menyebabkan batang aku bertambah ketara denyutannya. Itulah petanda untuk segera meragut kesucian Lina. Maka batang aku pun bersedialah untuk memulakan upacara memecah dara. Sedikit demi sedikit ianya masuk ke dalam. Kepala batang yang tak bersunat aku tu perlahan lahan memasuki bibir pantat Lina.

"Ummmm.... Si manis tujuhbelas. Ishhh...!!! Sempitnya pantaaaat....!!! Itu pun belum lagi sampai pecah dara....!!!" Kata kata aku telah membuatkan Lina semakin ngalabah. Dia mengeleng gelengkan kepala. Maksud isyarat tersebut memang aku faham tapi sengaja aku tak perdulikan. Malahan dengan rakus pula aku merodokkan batang jauh ke dalam pantat Lina.

Apa lagi, berceraplah kesan bunyi yang kedengaran. Dengan itu maka tercemarlah kehormatan seorang lagi gadis melayu. Satu lagi lipatan sejarah telah tercatit. Sekali lagi batang aku telah berjaya meragut kehormatan tersebut.

"Arrhhhh.... Sakiiiiiiit........!!! Ieeeeeiiii..... Toloooong...!!!" Begitulah berulang ulang jerit pekik yang terpancul dari mulut Lina. Ia berpunca dari kesakitan yang memenuhi lubang pantatnya. Aku tahu memang teruk si pompuan bila kena pecah dara dengan aku. Lebih lebih lagi bila gerbang kehormatan Lina aku redah secara ganas. Dalam sekelip mata, kepadatan 7 inci batang aku tu terbenam hingga ke dasar pantatnya.

Cukup derita si Lina dengan penangan batang aku tu. Tak berapa lama kemudian dia mulalah menanggis teresak esak. Airmata penyesalan berlinang membasahi pipinya. Namun itu hanya membuatkan aku bertambah seronok. Aku pun mulalah menghayunkan irama sorong tarik. Oleh kerana lubang Lina tu masih terlalu sempit, maka terpaksalah aku buat secara perlahan lahan.

Pantat budak Kelate ni memang cukup ketat. Sepanjang usia aku, dah berbelas pantat dara telah aku rosakkan. Namun pantat Linalah dikira paling sempit yang pernah dapat aku kongkek. Patutlah bagai nak gila dia meraung bila kena penangan batang aku tu. Memang sungguh naya pantat si Lina pada masa tu.

Setelah agak lama, barulah Lina menampilkan sedikit reaksi sedap. Dia nampak macam geli geli nikmat. Ianya berlaku pada setiap kali aku membenamkan batang sampai ke pangkal. Mula mulanya aku tidak faham kenapa boleh terjadi begitu. Rupa rupanya bulu bulu tebal di pangkal batang aku tu yang menyebabkan puncanya.

Kekasaran serabut tebal telah berjaya bertindak sebagai sagatan yang amat mengelikan. Memang untung usaha aku tidak menebasnya selama 5 tahun. Bahagian pantat yang menjadi sasaran ialah di persekitaran bibir dan juga pada kelentik Lina. Permukaan di situlah juga yang paling sensitif pada sentuhan. Kawasan tu pulak memang licin tiada berbulu. Dalam keadaan yang sebegitu rupa, sagatan bulu panjang aku tu memanglah ketara dapat Lina rasai.

Lama kelamaan tangisan Lina mula reda. Lubang pantat Lina semakin berair. Sekali sekala aku membenamkan batang dalam masa yang agak lama. Sambil itu aku menggelek gelekkan bontot. Ia bertujuan untuk memperhebatkan pergeresan bulu ke atas kelentik dan bibir pantat si Lina.

Mengeliat habis tubuhnya bila aku buat macam tu. Amat ketara terbitan nikmat dari pantat Lina. Ianya terkemut kemut pada kepanjangan batang aku tu. Bukan main sedap rasanya bila pantat sempit mampu melakukan kemutan yang sebegitu rupa. Nak terpancut air mani aku dibuatnya. Pantas aku pun mengeluarkan sebahagian batang aku tu. Barulah boleh control sikit luapan tersebut.

Beberapa kali aku ulangi perbuatan itu. Kesan rangsangan nafsu jelas terpalit di wajah Lina. Mulutnya mula mengerang kesedapan. Isu dosa dan kesakitan sudah jauh tersisih dari perasaannya. Malahan dia sendiri pun sudah pandai memainkan peranan. Tanpa segan silu dia mengoyang goyang bontot. Ia bertujuan untuk mengandakan sentimen kenikmatan. Dari himpunan tindak balas berkenaan, terbuktilah suasana berahi yang dialami oleh Lina.

Oleh kerana dah lama tak dapat pantat, maka aku tak merangcang untuk bertahan lama. Gelagat nafsu si Lina tu pulak memang dah cukup liar. Batang mana yang boleh tahan bila diperlakukan sebegitu rupa. Lebih lebih lagi setelah melayari pemecahan dara.

Apa lagi, aku pun benamkanlah seluruh kepanjangan batang ke dalam pantat Lina. Dalam pada itu Lina semakin rancak menari narikan bontotnya. Tak lama kemudian tibalah kemuncak kegelian aku. Maka bersemburlah air mani aku kat dalam pantat Lina. Aku rasa hampir 10 das ledakkan padat telah berjaya aku hasilkan. Hajat yang dah seminggu tertakung itu aku perah dengan sepenuh nafsu. Setiap titisan air benih tersebut aku pastikan tercurah masuk ke dalam perut Lina.

Walaupun segala pancutan nafsu telah selesai tapi batang aku masih lagi terasa keras. Buat seketika aku biarkan ia terus berkubang di dalam pantat. Hati dan nafsu aku benar benar berasa puas. Dapat juga aku rosakkan seorang budak ayu yang masih mentah.

Lina pula nampaknya masih ghairah mengocak gocakkan pinggulnya. Aku tau memang terlalu awal baginya untuk mencapai kepuasan. Tapi sengaja aku tak mahu dia puas pada pusingan pertama itu. Sebab kalau dia dah puas sudah pasti dia tak nak kena lagi. Alamat melepaslah peluang aku untuk berseronok sampai ke pagi.

Sengaja aku rangcang sebegitu. Aku mahu supaya Lina masih terus berkeinginan pada khidmat batang aku ni. Setelah selesai pusingan pertama, aku pun berehat dahulu. Selepas memesan minuman dan makanan, kami berbual mesra sambil bergurau senda. Kira kira sejam kemudian kami pun mulalah berkongkek semula. Dari petang hinggalah ke pagi besok, sebegitulah aturcara aktiviti seksual yang kami lakukan. Entah berapa pusingan aku melantak pantat si Lina, aku sendiri pun tak pasti. Tapi anda cuba cubalah perhitungkan.

Aku cukup puas bila dapat pantat dara yang cantik dan lincah pula mengongkek. Manakala Lina pula gembira dapat selesaikan masalah kewangannya. Di samping itu dia juga telah menikmati bonus istimewa. Ia itu dapat puas merasai penangan batang kafir aku yang tak bersunat ini.

Pengalamanku

$
0
0
Ini Pengalamanku sebenarnya, sengaja aku samarkan namaku dan suamiku agar dia tidak tersinggung dan tidak tahu kalau ini yang nulis saya, Kalau sampai tahu kan nggak enak dong, bisa tengkar nantinya.

Kejadian ini tidak pernah kuduga sebelumnya, Selama ini rumah tanggaku berjalan baik dan aku tidak pernah melakukan hubungan sex selain dengan suamiku sendiri. Ade, suamiku seorang kontraktor yang cukup besar di kota Malang Jawa Timur, hampir setiap hari waktunya habis dikantor untuk mengurus proyek dan proyeknya. Aku sendiri Dini menikah dengan Ade, kakak tingkat kuliahku di Perguaruan Tinggi Bandung, 2 tahun diatasku.

Kehidupan sexku biasa saja, dan cenderung membosankan padahal kurasakan sampai sekarang gairahku cepat sekali memuncak dan kalau melakukan hubungan intim aku suka sekali berlama- lama menikmati dengan berbagai variasi, tetapi suamiku orangnya kuno dalam melakukan hubungan sex dengan cara yang biasa saja, dia diatas dan aku dibawah, kadang aku kepingin juga cara lain seperti pada video porno yang pernah kulihat saat suamiku pergi, tapi tidak pernah kesampaian, karena pernah kuutarakan pada suamiku dia tidak menjawab apapun, sehingga kadang aku merasa tidak puas.

Aku sering juga melakukan masturbasi untuk menambah kepuasanku sambil membayangkan wajah seseorang dengan penis menantang. Saat ini aku dikaruniai 2 orang anak yang cukup manis dan ganteng. Aku sendiri memiliki beberapa kesibukan dirumah dengan membuat caterring untuk beberapa perusahaan yang ada di Malang. Jadi dari segi materi aku bisa dikatakan sudah cukup.

Untuk mengisi waktu luang aku sempatkan mengikuti kegiatan kesehatan berupa senam pada sanggar senam tertentu hal ini aku lakukan untuk menjaga stamina dan juga tubuhku biar tidak gembrot, dan hasilnya lumayan saat ini tinggi badanku 165 cm, rambutku hitam pekat, mata coklat, pinggangku cukup ramping pantat juga berisi dan yang penting payudaraku tidak kendor walaupn pernah menyusui dan ukurannya cukup membuat orang menelan ludah 36C.

Aku sengaja mengambil jadwal pagi karena siang sedikit aku harus sudah rapi berada dikantor pribadiku. Setelah membereskan urusan rumah aku bersiap berangkat menuju tempat senam, dengan memakai T shirt Kuning cukup ketat dan celana senam aku memagut diri dikaca, Yach,… lumayan juga pikirku, dengan tshirt tersebut payudaraku seakan tertekan dan hendak melompat keluar, aku sadari itu.

Peugeot 306 yang kukendarai memasuki pelataran parkir kulihat didalam suara cukup ramai juga kiranya hari ini. Aku memang tidak pernah ikut ibu-ibu yang suka ngerumpi ditempatku senam, selesai senam aku langsung pulang. Pagi ini berbeda sekali tempat senam hampir penuh, aku duduk sendiri ditepi sambil mempersiapkan baju senamku, aku menuju kekamar ganti kudengarkan ada beberapa suara ibu-ibu cekikikan sambil menceritakan pengalamannya, Ah,… gila pikirku, mereka suka sekali sama laki-laki muda usia untuk permainan sexnya.

“Iya Jeng Nik,… tadi malam itu seru lho, aku tidak menyangka Dion begitu perkasa, aku dibuatnya tak berkutik dalam 4 ronde sekaligus, padahal kelihatan dia paling pendiam ya disini, dan permainannya,………. Yahuuut lho, memekku sampai seperti mati rasa,……” Cerita salah satu ibu peserta senam.

“Ah,…. Masak sih jeng Rita,….. yach,… sayang aku nggak dapet ya,… kalau sama Rico gimana jeng,……… itu lho anak SMA 3 yang kita temukan bersama waktu nongkrong di café Regent,….. yang itunya item dan gede.” Timpal temannya.

”Oh,….. Kalo yang itu sih lumayan, tapi permainannya masih hebat si Dion, Awalnya saja aku sudah keder dibuatnya.”

”Masa,… aku jadi pengin mencobanya jeng,…… Lihat aja ya nanti,… aku habisin dia dengan segala tenagaku,…” celetuknya dengan geregetan.

Pembicaraan terus berlangsung secara tidak sadar aku terbawa ikut memikirkan Dion,… Apakah Dion itu pelatih senam yang baru 2 bulan melatih ditempatku, kalo lihat cirinya pendiam dan acuh sih memang dia,…tanpa terasa tanganku telah berada diantara dua pahaku terasa hangat dan kuraba pelan memeku dari luar baju sanam ah,…. Cepat-cepat kubuang pikiran buruk itu aku tidak ingin terjadi sesuatu. Semakin kupikir semakin berkecamuk pikiran itu ada. Aku ingat waktu itu Dion memang sempat menjadi buah bibir dikalangan ibu-ibu tempatku senam tapi aku tidak pernah sedikitpun ikut didalamnya. Apakah dion itu ya yang dibicarakan ibu-ibu. Pertama kali masuk Dion memang sempat grogi disoraki oleh ibu-ibu bahkan sempat membuat wajahnya memerah ketika perkenalan ibu-ibu menanyakan statusnya. Bahkan salah satu ibu ada yang nyeletuk menanyakan besar tidaknya ukuran vital Dion, dan hanya dijawab dengan senyum saja.

”Tok,.. Tok,… Tok,…..” Aku terkejut mendengar pintu kamar ganti diketok dari luar, ah kiranya cukup lama juga aku berada dikamar ganti, cepat cepat kekemasi barangku dan keluar menuju hall senam, disana masih banyak ibu bergerombol menunggu waktu senam berlangsung.

Aku duduk sendiri sambil minum the hangat, tiba-tiba disebelahku duduk empat ibu-ibu yang nampaknya cukup centil dengan usia yang bervariasi. Sambil berbasa-basi dia memperkenalkan diri dan aku agak terkejut karena suara dan namanya sama dengan yang ada di kamar ganti sebelahku tadi.

Jeng Nanik dan Jeng Rita cukup keren juga orangnya dari parfum dan merk lain yang ada ditubuhnya bukan orang yang tidak mampu kiranya. Nanik kutasir berusia 37 tahun dan mengaku anaknya 3 dan suaminya pegawai swasta dengan jabatan cukup layak, kulitnya putih dan mulus dengan alis tebal dandanannya tidak semenor Rita Tingginya sekitar 5 Cm dibawahku dan payudaranya juga tidak sebesar punyaku, kutaksir sekitar 34 B tapi nampak serasi sekali dengan penampilannya. Kalau Rita lebih tinggi dari Nanik tapi masih dibawahku, rambutnya dipotong pendek dan kulitnya kuning langsat dengan jari lentik payudaranya kutaksir bernomor 36 B dan pantatnya lebih besar dari Rita, dan kelihatan sekali Rita lebih aggresif dalam pembicaraan, sambil diselingi tawa renyah mereka.

”Eh jeng Dini kan sudah lama ikut disini, udah pernah nyoba-nyoba rasa lain nggak selain rasa suami,……Dengan cara arisan bersama,… enak lho jeng, rugi kalo nggak mencobanya” celetuknya berbisik hati-hati,…… Sambil sesekali melirik Nanik. Merah wajahku rasanya, karena selama ini tidak pernah aku temukan orang yang bicara terbuka seperti itu,…

“E,…. E,….. ti,… ti,… dak kog,.. ini apa ya,…. Aku gelagapan. Dan serempak dua ibu tadi tertawa berbahak-bahak,…… Ah,… masa jeng Dini, lha wong sekarang fasilitas sudah banyak kog tidak dipergunakan, yach,… JUST FOR FUN saja kog, kalo habis yang dibuang to jangan dibawa pulang bungkusnya bisa bahaya ya jeng Nanik,"

"Iya lho Jeng Dini kita ini kan punya kelompok disini yang kadang bikin acara enjoy bersama dan tertutup sekali lho, tidak semua ibu boleh ikutan disini, Tak lihat jeng Dini mulai pertama ikut senam tidak pernah ada teman dan menyendiri, apa salahnya kalo bergabung dan menikmati menu baru kami."

Gila orang-orang ini Jeng Nanik pintar juga ngomong gituan, belum sempat aku berpikir dan menjawab mereka menyela lagi.

“Sudah lah jeng Dini ,…. Ikut aja rahasia pasti terjamin kok,.. dan yang penting ada menu baru tiap bertemu”. Sambil menarik tanganku menuju hall senam.

Konsentrasiku bubar selama senam aku secara tidak sengaja hanyut oleh pikiran ibu-ibu, dan kebetulan pelatihku hari ini Dion. Kuperhatikan seksama Dion cukup keren juga Tongkrongannya bodinya bagus, otot-ototnya nampak menyembul, dan,…. Ayooo,… hap,… satu,… dua,… renggangkan kaki,… perintahnya. Dia menghadap peserta senam dan,… Alamak,… otot diantara kedua selangkangannya tertekan oleh baju senamnya nampak menyembul keras dan cukup panjang, aku jadi berpikiran yang bukan bukan, seandainya bisa kugenggam dan kulakukan seperti di video porno itu enak kali ya,…….Gila,… pikirku aku kok jadi gini.

Senam sudah usai, mobil merangkak pelan menuju garasi, kuhempaskan tubuhku diatas kasur, pikiranku berkecamuk membayangkan perkataan ibu-ibu tentang menu baru penuh rahasia tadi, tiba-tiba pikranku menerawang dan melintaslah bayangan Dion dengan mesra aku merinding, Dion seolah datang dan memelukku, tangannya mulai membelai punggung dan turun ke pantat. Diremasnya pelan dan kurasakan benda keras diantara selangkangannya menempel ketat dibaju senamku, aku kegelian, dan,….. Lambat namun pasti kurasakan tangannya mulai menyentuh dadaku yang kenyal, kurasakan pelintirannya membuat pentilku mulai kaku dan keras..

Aku mulai mengejang, tapi tak dilepas tangannya didadaku bahkan mulai nakal, tangan kanannya berani menuju selangkanganku dikuaknya kuat-kuat celanaku sampai kudengar robekan kain Oh,……. Jari-jemarinya membelai lembut gumpalan daging lunak penuh bulu dan,… Mulutnya tak tinggal diam, Dion mulai mengeluarkan lidaknya menjilati memekku yang mulai basah,…. Aaaaaahhhhhhh,,,, Zzzzzzzt,….. aku tak kuat menahan, Dion masih terus menjilat dan menjilat klentitku mulai kaku dan memekku semakin basah dan,….Kriiiinngggg,….. Krrriiiiingggg,…. Suara telepon berdering aku tertegun,…Gila cing aku bisa membayangkan dengan Dion begitu hebaaat, badanku meriang rasanya dan satu lagi yang kurasakan basah diselangkanganku. Aku bangun bermalas-malasan dan kuangkat telepon.

”Hallo,…. Jeng Dini ada”,….. ” Ya saya sendiri, siapa ini ya,…”
”Aduh,…. Masak lupa saya Rita yang senam tadi,….. Wah sedang apa ini kog kayaknya malas-malasan saja,…….. Terasa sekali memang agak serak suaraku saat ini habis membayangkan dengan Dion kering rasanya tenggorakkan.

“Oh,…. Tidak jeng ini lho sedang membersihkan rumah kacau balau gini, kalau jeng Rita sedang apa ini kok tumben telpon saya””Ah enggak lagi free aja ini ngga’ ada temen ngobrol,… Eh,.. iya gimana tadi tawaran kelompok kami jeng,… Mbok ikut aja lah biar sekali-sekali punya menu sesuai selera,… ha ha ha,….. ndak usah takut,.. enjoy aja kok,. Jeng Rita menceritakan panjang lebar club gilanya dan aku tambah menerawang atas kegiatan dengan pengalamannya yang menggila itu.

“Jeng Rita apa suami jeng nggak curiga,…….."

Belum selesai aku bicara, Rita menimpali dengan amat berapi-api.

”Ya caranya dong,… abis gituan sama yang lain jangan mikirin dia lagi, abis ya abis kan beres jeng jadi nyampek rumah pikiran fres dan segar lho,…. Bener Jeng,… ayo deh ikutan ,…… nanti pasti deh jeng Dini suka. Rayunya tak henti-henti”.

Tak lama berselang telepon kuakhiri tanpa jawaban iya atau tidak,….. aku bingung dan berfikir keras sampai akhirnya aku tertidur.

Sore hari setelah menerima laporan dari tukang antar caterringku aku membukukan hasil caterringku selama sehari, aku membantu anak-anakku menyelesaikan tugas belajarnya. Kudengar bel pintu dan suamiku pulang dengan wajah kuyu kelelahan, kupersiapkan perlengkapan mandinya. Malam larut aku sangat menginginkan hubungan intim malam ini, kucoba dekati suamiku dia sudah tertidur lelap tergambar kelelehan diwajahnya, aku kasihan tapi memekku sudah mulai basah ingin dijenguk oleh kemaluan suamiku. Kucoba membangunkan dia, tapi dia menolak dan hanya kekecewaan yang kudapat malam ini dan tanpa tersadar aku sudah terlelap.

Suasana hingar bingar ruang senam kembali kudengar dan kulihat sekeliling kembali bergerombol sekelompok ibu-ibu yang 3 hari kemarin mengajakku ikut dalam kelompoknya.

”Hai jeng Dini,… sini dong kenapa sendirian saja disitu” ajak jeng Rita sambil tersenyum.

Kulangkahkan kakikku menuju kearah mereka kuhitung ada 7 orang denganku. Aku berbasa basi memperkenalkan diri.

”Ibu-ibu, ini peserta baru kita yang saya ceritakan kemarin itu lho, Gimana Jeng jadi ikutan ya,… untuk pengalaman aja kok… ” ajaknya merayu.
”Iya jeng ,…. (spontan ibu-ibu seperti Koor)
“Rahasia terjamin deh”
“Mereka itu sudah terlatih kok, habis acara ya kayak ngaak kenal lagi sama kita deh,… dijamin”
”Dan yang penting jeng dijamin pasti enjoy dan kurang terus.. Hehehe”

Suara mereka bersautan mempromosikan kegiatannya selama ini. Aku yang pusing belum memperoleh jatah suamiku tiba-tiba timbul pikiran burukku untuk mencobanya.

”Tapi,… Gimana ya?!” Tanyaku bingung dan ragu.
”Alaaaaaahhhh nggak usah bingung jeng nanti kita antar dan kita service untuk anggota baru kita, gimana ibu-ibu kalo saat ini kita tetapkan aja bahwa anggota baru kita yang memperoleh jatah arisan kunci saat ini dan langsung kita antar,Setuju?”
”Setuju deh biar tambah saudara,…. Nah sekarang kita senam dulu yok…" Ajaknya sambil memberikan kunci padaku dan aku menerima kunci tersebut tetapi tidak tahu untuk apa kunci itu.

Senam kali ini aku benar-benar tidak konsentrasi dan bingung apa yang harus aku lakukan, hampir semua gerakanku tidak ada yang benar. Senam telah berakhir dan ibu-ibu mengajak menuju tempat yang telah disediakan, sebuah rumah yang cukup bagus dengan halam luas dibelakang terdapat kolam renang, aku membuka dengan kunci yang telah disediakan, dan kulihat ada 3 kamar yang tertutup setelah omong-omong sejenak, beberapa ibu masuk kamar mandi untuk membersihkan diri tak lama kemudian mereka ada yang minta diri untuk pulang.

”Begini jeng Dini itu kuncinya ada lima kan ?… salah satunya kunci diruangan yang tertutup ini nah nanti kalo jeng Dini sudah siap buka aja kamarnya dan lihat sendiri deh ada apa disana dan enjoy saja rumah ini aman kog, ini punya jeng Nanik dan memang khusus untuk kegiatan Arisan ini, kebutuhan makan dan minum ada di kulkas, dan silahkan saja dinikmati sampai jeng Dini suka kalo pulang ya langsung aja pulang, kuncinya jangan dibawa lho jeng,… liriknya menggoda”.

Aku termanggu mendengarkan ocehan jeng Rita sementara temanya hanya tersenyum dambil memainkan matanya. Aku semakin bingung bagaimana nantinya. Tak lama kemudian mereka berdua mohon pamit pulang terlebih dahulu dan aku tinggal sendirian. Aku bingung melangkah antara iya dan tidak, aku juga teringat kisah khayalanku dengan Dion,…… aku tercenung.ingin mencobanya, kulangkahkan kaki dengan berdebar Klik,.. !!!! pintu pertama kubuka tapi kulihat sekeliling tidak ada seorangpun, pintu kedua kubuka dan,…. Darahku berdesir hebat kuluhat seorang lelaki tegap dan cukup ganteng dengan kulit bersih memakai T shirt hitam dan celana pendek biru tua dia tersenyum, aku membalas kecut dan kuurungkan langkah kakiku masuk kamar tersebut, aku kembali duduk diruang tamu.

Kunyalakan televisi untuk menepis kegugupanku kuganti channel per channel tapi tak ada yang menarik tiba-tiba…

"Hai ,.. Aku Bandi,.. Kenapa kog tidak ngobrol didalam saja tadi kan udah buka pintu tak tunggu lho,…..” pintanya sambil mengulurkan tangan perkenalan.

”Eh,.. e….Aku Dini,,.. Eh… Ah nggak kog Aku cuman pengen tahu aja,” jawabku gugup dan tanganku mulai berkeringat dingin.

Kuperhatikan wajahnya ada bulu halus didagu masih baru dicukur dan dadanya cukup bidang dengan tinggi badan berkisar 175 Cm, otot-ototnya menonjol kuat. Bandi dengan santai duduk disebelahku sambil ikut mengawasi televisi yang remotenya masih ditanganku, dia tahu kalo aku gugup diambilkannya aku minum susu hangat dan dia menuju ke televisi diputarnya Film laser disk. Aku diam saja dan dia mulai membuka pembicaraan basa-basi untuk melemaskan suasana. Aku kaget dua kali karena begitu aku menoleh ke televisi, kulihat film porno yang diputar, disana terlihat orang kulit putih sedang asyik menghisap kemaluan orang kulit hitam yang tegang dan panjang, aku risih dan malu tapi badanku mulai hangat terutama ada rasa geli disekitar pahaku, Bandi kelihatan mulai lebih mendekatiku aku tak menghiraukan mataku tetap kearah televisi, tanpa kusadari aku mulai ikut hanyut dan kurasakan ada benda asing yang menempel didadaku, kulirik ternyata tangan Bandi kutoleh dia hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatnnya.

Aku diam merasakan dan dia semakin berani, diselusuri leherku dengan bibirnya,… turun kebahuku,… ditariknya pelan kaosku sampai kelihatan tali Bh. ku aku tak tahan, disofa aku direbahkan perlahan, dia tambah semangat, tanpa bicara dia mulai mengupas kulitku perlahan, tak pernah kurasakan hal ini sebelumnya, aku seolah melayang kegelian.

Bandi membuka sendiri kaosnya dan kulihat dada bidang itu ditumbuhi bulu halus. Dia bekerja sendiri ditariknya kaosku sampai beberapa kancing terlepas dan diangkat keatas hingga sekarang hanya tinggal Bh da rokku saja, tanganya kurasakan menempel lagi pada susuku dipelintirnya ujung susuku dan kurasakan mengeras,dia mulai menindihku, aku terpejam kurasakan bulu-bulu halus mulai menyentuh dadaku…

Ditariknya lepas BHku sehingga susuku yang besar seolah melompat keluar dadaku bandi terkejut melihat besarnya susuku dengan warna kuning langsat dengan bulatan kecil coklat tua kemerahan serta putting kecil menantang mulutnyapun menuju putingku… kurasakan lidahnya lincah membuat nafsuku memuncak, putingku semakin mengeras sesekali kurasakan gigitan kecil giginya menggores putingku.

Diatas perut kurasakan ada benda yang membonggol mendesak hebat. Bibirku terasa habis dilumat bibirnya, sampai aku tak bisa bernafas, aku mulai berkeringat dan tangan kanannya mulai menuju kearah vagina, diselipkan diantara pahaku, aku gak kuat kupeluk dia dan dia semakin berani ditariknya rokku sampai terlepas, ditarik perlahan celana dalamku sambil tersenyum dan dengan sigap direnggangkannya kakiku sehingga dia dengan leluasa Bandi melihat memekku yang padat dengan bulu hitam keriting, tangannya mengocek memekku yang sudah basah.

Dimasukkannya jari tengah sedangkan ibu jari dan jempolnya membuka jalan dengan meminggirkan rambut kemaluanku. Klentitku kaku, dijilat dan disedotnya susuku sampai aku kegelian dan kini kurasakan mulutnya sudah diatas memekku. Aku semakin geli lidahnya menyapu bersih ruang dalam memekku yang basah sambil tangan kanannya ikut membantu memainkan.

”Eeeeeeeh... Bandi... aduuuuuh… ” aku mengerang kegelian, tapi dia tidak perduli diteruskannya mempermainkan klentitku.

Aku sudah tak tahan, dengan berjongkok kududukkan bandi dan aku kaget melihat benda menggelantung tegak menghadap keatas (bukan tegak lurus seperti punya suamiku kayaknya) disela selangkangannya. Dia hanya tersenyum memegang leher penis dan digerak-gerakkan dengan tangannya, kudekati dan kupegang.

Alamak.. tanganku tak cukup melingkar pada penisnya dan panjangnya 2 cm dibawah pusarnya. Aku geli dan takut melihatnya Hitam, mendongak seperti pisang ambon besarnya, Kutaksir panjangnya sekitar 19 Cm, sedangkan yang pernah kurasakan hanya 16 CM.

”Kenapa kok dilihatin seperti itu?” tanyanya.
”Eh… aku heran kok kayak gini ya… cukup nggak ya ini lewat punyaku nanti?” Jawabku sambil tetap memegangnya.

Belum selesai aku melanjutkan omonganku disorongkakn ujung penisnya kemulutku, dan ehm… mulutku tak muat menampung semua penisnya kedalam… kurasakan nikmat juga, selama ini aku tak pernah seperti ini… Sedotanku keluar masuk penisnya menyembul tenggelem dalam mulutku tangannya juga tidak diam menggapai semua bagian tubuhku yang sensitif, aku semakin terangsang. Tak lupa pula Bola penis dua buah menjadi sasaran lidahku, kurasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan terus kuhisap sampai mulutku tak mampu lagi menahan.

Tiba-tiba terlintas dipikiranku bahwa Aku akan berbuat seperti yang di Laser Disk itu. Ingin merasakan air mani Bandi yang segar nanti akan kuhabiskan.

”Din coba kamu ngadep belakang dan pegangi ujung sofa itu.” Perintahnya. Aku tidak menolak, kulakukan perintahnya tiba-tiba kurasakan penis bandi dipukul-pukulkan pada pantatku aku kegelian.

Diserudukkan penisnya ke memekku dari belakang sulit sekali.. dia coba lagi dan gagal.

”Aaaaaaah... seret sekali ya kayak perawan..” omongnya.

Aku semakin tersanjung karena anakku sudah 2 tapi memekku dibilang seret kayak perawan. Aku berbalik ku bantu bandi dengan mengolomohi penisnya dengan ludahku tapi masih juga tidak berhasil menembus memekku.

Kulihat Bandi tidak kehilangan akal diambilnya hand bodi dan dioleskan pada penisnya yang besar dan perlahan masuk pada vaginaku yang kecil, kurasakan agak pedih.

”Bandi,.. udah ah… nggak bisa masuk lho…terlalu besar sih,”pintaku.
”Sebentar… tahan dulu ya… ini udah nyampai sepertiga lho..” Jawabnya sambil didesaknya vaginaku dengan penis dan… sreeet… sret… sreeeeetttttt.
“AaaaaUUUUUU...” Aku menjerit kurasakan penis Bandi terasa tembus ke kerongkonganku, digerak gerakan pantatnya aku kegielian… akhirnya banjir juga vaginaku dan kurasakan kenikmatan saat penis Bandi maju mundur diruang vaginaku. Sesekali pantatku ditepuknya untuk menambah semangatku menggenjot penisnya, susuku dibiarkan bergelantungan bergerak bebas sementara tangan Bandi sibuk memegang pinggulku memaju mundurkan pantatku. Saat penis masuk badanku terasa tertusuk geli tak karuan. Sesekali juga Bandi menciumi punggungku sambil penisnya terus bergerak keluar masuk memekku. Aku juga berusaha dengan menggerakkan pantatku kiri kanan dan penis Bandi seakan terjepit diapun mengerang kuat. Dipegangnya susuku kuat-kuat dan ditarik masukkan penis besar tersebut berulang sampai aku kelelahan.

”Aaaahhhhhh…Dini… aku mau keluar nih……” Erangnya.
”Sebentar ya……” Kutarik penis Bandi dan tak kusia-siakan, kumasukkan lagi dalam mulutku sambil kugerakkan maju mundur tanganku, dan dia semakin kegelian, tak lama kemudian… Creeet.... Creeet.. Creeettt.. kurasakan mulutku penuh dengan tumpahan air mani Bandi, segar rasanya. Kubersihkan penis bandi dengan mulut dan lidahku dari air maninya, dipegangnya kepalaku seakan dia tak mau aku membuang maninya keluar. Dan Bandi tergeletak kelelahan dengan keringat yang luar biasa.

Kubersihkan diriku dan kulihat Bandi masih istirahat dengan telanjang. Kuciumi tubuh Bandi (kini aku tidak malu lagi) perlahan dia tersenyum dan kulihat penisnya mengecil lemas… kupegang, remas perlahan dan aku masih kurang nampaknya. Mulutku dengan sigap melahap penis bandi yang lemas itu, dalam kondisi lemas, masuk semua bagian penis kemulutku, terus kupermainkan seperti dalam LD yang diputar Bandi tadi. Tak lama kemudian mulutku sudah tak muat menampung penis bandi untuk kukulum. Akhirnya kurelakan sebagian batang penis Bandi keluar dari mulutku.

Bandi pun mulai bangun dan aggresif, diusapnya vaginaku yang sudah kucuci dan mulai basah oleh tangannya. Bandi berbalik menciumi vaginaku sementara aku menciumi penisnya yang tambah mengeras (posisi 69)Bandi tambah menggila dimasukkan semua bagian lidahnya ke vaginaku aku menjerit kegelian. Bandi memindah posisi ditaruh tubuhnya diatas karpet dan diangkatnya tubuhku menindihnya… penis Bandi ditutuntun menuju lubang kemaluanku dan tanpa ampun lagi kemaluanku diucek-ucek oleh penisnya.

Kurasakan penis bandi tidak masuk semuanya atau memang vaginaku yang dangkal aku tak tahu, yang ada dalam benakku sekarang hanya nafsu dan nafsu saja.

Kugerakkan naik turun pantatku menduduki pahanya sementara vaginaku sibuk melahap penis Bandi yang kekar dan angkuh itu. Tangan Bandi sesekali mengucek susuku tak kuhiraupan karena nikmatnya tak seberapa dibanding dengan penisnya yang mengisi penuh vaginaku. Kurebahkan tubuhku karena payah sambil kulumat bibir bandi yang terus mengerang itu dan terus kugoyang pantat sesuai irama nafsuku. Bandipun demikian. Aku mulai merasakan vaginaku semakin longgar karena becek basah dan geliku memuncak… Kugigit dada Bandi kuat-kuat untuk menahan kepuasan dan bersamaan dengan itu pula kudengar erangan Bandi yang menyatakan bahwa air maninya akan tumpah… Kupercepat menggoyang pantat karena aku tak mau menyia-nyiakan keadaan ini aku ingin kepuasan maksimal…… Dan…… Aaaaaaaahhhhhhhhh…… Sreeeeet… Sreeetttt… sreet…

Kurasakan ada aliran hangat menyemprot vaginaku dan terasa penuh. Bandi masih mengerang hebat aku gigit dadanya sekali lagi sambil kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan dipenis Bandi. Kuraih penis itu dan kubersihkan kembali dengan mulut mungilku yang serakah tiada habisnya melihat penis tegang besar dan keras itu. Bandi pun tersenyum puas layaknya aku, ciuman mesranya mendarat dujung bibirku, dan diapun tak mau ketinggalan mengusap vaginaku dengan lidahnya… akup un geli.

Tak terasa hari sudah siang. Tak lama kemudian aku pamit dan aku menjadi keterusan mengikuti acara ibu-ibu itu dengan berganti-ganti pasangan yang hebat.Sedangkan hubunganku dengan suami tetap tidak terganggu karena suamiku tidak pernah minta yang aneh-aneh,… jadi asal aku terlentang dia masuk... kocek-kocek sebentar selesai. Untuk kepuasan lainnya aku dapatkan dari yang lain

Makwe Barang Tembam

$
0
0

Video Lucah : Makwe Barang Tembam - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Makwe Barang Tembam   Melayu Boleh.Com

singapore Sex Slave

$
0
0

Video Lucah : singapore Sex Slave - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel singapore Sex Slave   Melayu Boleh.Com

Imej awek melayu
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live