Video Lucah : Makcik Berkain Batik - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Video Lucah : Makcik Berkain Batik - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Video Lucah : Gadis Melayu Plentong Part 1 - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Video Lucah : Husband Recording Wife Playing With BBC - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Video Lucah : My Black Wife - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Adalah sorang awek cina tu baru pindah rumah sebelah kat apartment aku, aku pun sebab boring punya pasal tolonglah dia pindah, menyibuk pun ia. Dia ni pun boleh tahan jugak bentuk badannya. Namaya Rina Chong, seorang executive, tapi belum ada kereta sebab kereta Wajanya belum ready lagi.
Cerita punya cerita rupanya dia punya office kat sebelah office aku aje kat KL. So seminggu lepas dia pindah aku pun offerlah kalau - kalau dia nak tumpang aku pergi kerja sama-sama. Rina pun setuju, sebab public transport dari apartment kami ke KL payah sikit, kerana dia kata dia belum ada special lagi, aku pun seronok sangatlah, sebab aku bujang lagi.
Aku kata kalau nak ikut aku kena tolong kejutkan aku pagi - pagi sebab aku ni masuk kerja ikut suka hati, sebab aku boss kecik kat ofis. SO dia kata okay.
Oleh kerana apartment tu belum ada phone-line, aku pun bagi kunci rumah aku kat Rina.
Pagi tadi Rina datang kejut aku, tapi kali ni aku rasa basah dan sejuk semacam konek aku. Bila aku terjaga rupanya Rina sedang mengulum batang aku apa lagi aku terjaga batang aku pun terus terjaga macam asakar sedang berbaris.
Kerana dah tak tahan sangat aku pun bangun lalu aku tarik Rina yang cuma memakai baju gaun tidur. terus cium mulut dan pegang tetek dia. Rina cakap slow sikit, tak lari kemana punya.
Aku buka baju dia, tu dia tetek bulat dan tegang, puting dia pun bukan main tegang lagi. Tanpa banyak cakap aku terus nyonyot tetek Rina sambil duduk, sambil tangan meramas-ramas tetek yang sebelah, dan bergilir gilir, lepas sebelah kiri sebelah kanan, kadang-kadang tu aku geram sangat sampai menjerit Rina sebab sakit.
Semua tu kami buat sambilberdiri atas lutut masing-masing. Rina pulak meraba-raba dan mengusap batang aku sambil mencium-cium rambut aku, sebab aku sedang sibuk menyoyot teteknya.
Bila dah puas dengan tetek Rina, Rina minta aku jilat pantatnya pulak, aku pun apa lagi terus menjilat panatatnya, wah wanginya sebab Rina dah spray dengan parfume jenama mahal punya.
Sedang menjilat-jilat pantat Rina, Rina dah tak tahan pulak minta aku masukkan batang pulak, air RIna jangan katalah memang banyak sampai basah muka aku, macam cuci muka lah pulak...
Rina terus baring dan membuka kakinya luas-luas untuk memberi peluang kepada 'pahlawan' masuk ke gelanggang. Susah jugak nak masuk sebab RIna ni rupany masih dara lagi. Bila dah masuk Rina merengak bagai nak rak, sedapnya pantat Rina tak tau nak cakap.
Bila dah sorong taik selama lebih kurang 10 minit tibalah saat-saat bahagia, aku pun tanya RIna, 'in or out?', Rina cakap 'Outside, outside....ah ah ah ...' Aku terus cabut batang aku dah melutut, apa lagi air mani aku terus memancut dengan deras nya dan terus landing kat atas tetek RIna, ada jugak titik titik yang terlepas samapi kemukanya.
Hari tu kami tak jadi pergi kerja, Rina ambik cuti lagi dua hari, aku pulak ambik cuti seminggu. Sedap punya pasal.
Hari tu kami bersetubuh sampai 4 kali, sampai air mani akupun keluar sikit aje...
Dah habis tulis cerita ni aku nak main lagi ni sebab Rina dah datang, aku dengar bising aje kat ruang tamu aku...okay aku chow dulu...pada kengkawan, sorry, aku punya sorang aje, yang ini tak boleh kongsi sebab aku ingat nak kahwin terus dengan dia...bye-bye see you
amoi cun lucah, gambar wanita berpurdah bogel, cina cerita lucah sex, gambar sex style doggy, awek cina malaysia bogel, amoi seksi bogel, cerita amoi malaysia, Gadis Melayu Bersetubuh, cina lucah, wanita melayu bersetubuh, cerita sex wanita berpurda, cerita seronok berjimak, Cerita seronok, cerita seks seronok, cerita seks melayu bersama amoi, cerita ngewe amoi, cerita lucah seronok, cerita lucah melayu bersetubuh, cerita bersetubuh melayu, cerita amoi seksi lucahVideo Lucah : Puteri Suka Ride - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi gambar bogel, awek bogel, melayu lucah, gadis nakal, telanjang tetek
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Kudekati telinga Vera, dia yang sudah ketakutan padaku, dia berusaha menjauhkan kepalanya, mungkin dikiranya aku mau menggigit telinganya. Kubisikkan sesuatu di telinga Vera, "Vera, gimana kalau kita ganti alatnya, sekarang pakai ikat pinggang saja ya", bisikku sambil menyeringai sadis. Vera menunjukkan ekspresi terkejut setengah tidak percaya bahwa dia akan menerima siksaan yang lebih hebat. "Ampun.. lepaskan saya.." ibanya meskipun tahu aku tidak akan melepaskannya.
Kubuka ikat pinggangku yang terbuat dari kulit, kulilitkan sebagian pada telapak tanganku, Vera melirikku dengan ketakutan yang amat sangat, nafasnya tersenggal-senggal meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengaturnya. Mungkin dengan mengatur napas dia berharap sabetan ikat pinggangku tidak akan terlalu sakit. Kuangkat tinggi tanganku dan kuayunkan dengan keras, Vera memejamkan matanya, saat ikat pinggangku mendarat di pahanya terdengar meja yang ditiduri Vera agak berderit karena tubuh Vera secara spontan bergetar keras menahan sakit. "Ahh.. ampun.. ampun.. hahh.. hahh.." Vera berkata tersendat-sendat. Kali ini bukan hanya garis merah yang tampak, tetapi semacam jalur merah tercetak di paha Vera.
"Ceplass.. Ceplass.." sabetan ikat pinggangku semakin liar menghujani tubuh Vera. Vera sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya menggeleng ke kiri ke kanan menahan penderitaan yang kuberikan. Puas dari samping, "Bagaimana kalau pukulan yang mengarah langsung ke liang kewanitaannya?" pikirku. Lalu aku mulai menyobek CD-nya dan minta kepada dua temanku untuk melepaskan ikatan kaki Vera dan mengikatnya kembali pada posisi menekuk ke atas dan mengangkang, sehingga liang kewanitaannya terbuka lebar. Vera berusaha meronta dan menutup liang kewanitaannya dengan kakinya, namun ikatan kami cukup erat sehingga kedua kakinya tidak bisa mengatup. Persis menghadap liang kewanitaannya, aku mengelus-elusnya sambil tersenyum sinis. Vera mengangkat kepalanya dan menatapku dengan pandangan nanar.
Aku mulai menjauh, ikat pinggang mulai kuputar-putar, lalu.., "Ceplass.." ikat pinggang itu mendarat dengan tepat di bibir liang kewanitaan Vera. Kali ini Vera meronta-ronta dengan sangat dan cukup lama, tampaknya dia sangat kesakitan, kepalanya ditengadahkan ke atas sembari mengguncang-guncangkan pantatnya di atas meja. Aku berjalan ke sampingnya, "Lagi?" tanyaku seolah tak menghiraukan penderitaannya. Vera tidak mengatakan apa-apa, kelihatannya dia sudah pasrah. Aku tersenyum penuh kemenangan, kusentuh bibir liang kewanitaannya yang tentunya masih pedih, Vera menggelinjang, tak peduli kugesek-gesekan jariku di liang senggamanya, tubuh Vera terus menggelinjang. "Sakitt.. sakitt.." gumamnya lirih.
Seolah tak peduli, kembali aku mengambil dua jepitan, dan kujepit di kedua bibir liang kewanitaan yang memerah itu. Vera menatapku dengan pandangan tak percaya akan kesadisanku. "Oke", kataku, "Tidak ada lagi pukulan..", Vera diam saja tanpa ekspresi, "..tapi sekarang waktunya bermain lilin", lanjutku sambil menyunggingkan senyum. Kali ini Vera menolehkan wajahnya yang layu, berkeringat dan basah karena air matanya. Bisa kubaca dalam pikirannya, "Oh.. apa lagi yang akan diperbuatnya pada tubuhku.. malangnya nasibku.."
Memang di kamar Aguk ada beberapa lilin untuk jaga-jaga jika lampu mati, ada yang kecil dan ada juga yang besar supaya awet. Kuambil Zippo-ku, kunyalakan satu lilin yang kecil. Lidah api menari berputar-putar melelehkan batang lilin yang menahannya. Menembus lidah api itu, kulihat pandangan Vera yang berharap aku hanya bercanda. Kujawab dengan pandangan juga yang menyatakan bahwa aku serius. Segera lilin yang kupegang kumiringkan di atas payudara Vera. Kulihat ekspresi Vera yang memandang lekat batang lilin yang terkena nyala api, pandangannya seolah berharap agar lilin tersebut tidak meleleh atau apinya tiba-tiba mati. Tapi tentu saja itu tidak terjadi, yang terjadi adalah tetesan pertama jatuh dan menetes di atas puting susu Vera sebelah kanan.
"Hhh.." Vera mendesah, punggungnya terlihat bergerak ke atas menahan panas lilin yang meleleh. Tetesan demi tetesan bergerak jatuh, dan Vera terlihat semakin kesakitan karena tetesan tersebut jatuh di tempat bekas pecut dan sabetan ikat pinggangku tadi. Tiba-tiba teman-temanku ikut bergabung, mereka semua memegang lilin bahkan tidak hanya satu tapi tiga atau empat sekaligus. Mereka dengan gembira meneteskan ke bagian-bagian sensitif Vera, seperti buah dada, pusar, sekitar liang kewanitaan dan paha. Kali ini Vera seperti ular kepanasan, dia meliuk-liukkan tubuhnya menahan panas tetesan lilin.
Seperti biasa, setelah puas pada bagian tubuh Vera, aku pun mengambil sebuah lilin dengan diameter yang besar dan menyalakannya. Setelah menunggu agak lama supaya lelehan lilin cukup banyak di atas lilin itu, aku kembali mengelus-elus liang kewanitaan Vera. Vera langsung berkata, "Tidakk.. jangan.. jangan Mas..", aku pun tersenyum penuh nafsu mendengar nada yang memelas itu. Tapi tetap saja lilin yang besar itu kumiringkan di atas liang kewanitaan Vera, Vera berusaha mengelak dengan menggeser pantatnya, "Pintar juga dia", pikirku, tapi karena lelehan lilin ini masih banyak, dengan leluasa aku "menaburkan" tetesan-tetesannya ke liang kewanitaannya. Tak ayal bagaikan lahar panas tetesan tersebut mengalir ke liang kewanitaan Vera dan mungkin ke dalamnya.
"Errgghh.." gumam Vera, dia langsung menggoyang-goyangkan pantatnya dan menengadahkan kepalanya menahan panas dan sakit, dengan mulutnya yang menggigit rapat dan matanya terpejam erat. Kemudian kucoba untuk memasukkan sebuah lilin kecil ke anusnya, sulit sekali karena anusnya begitu rapat, aku memasukkan jariku terlebih dahulu dan menggesek-geseknya agar anusnya membesar. "Aduh.. aduh.." ucap Vera, tapi aku tidak peduli, setelah anusnya membesar mulai kutancapkan sebuah lilin di anusnya. Dan ide cemerlangku muncul lagi, kunyalakan lilin yang menancap itu dan setelah cukup lama, kutiup apinya dan kubalik, jadi yang menancap adalah bagian yang barusan menyala. "Jess.." bunyi panas lilin bercampur dengan cairan yang keluar dari anus Vera. Tentu saja Vera menggeliat kesakitan, pantatnya dibentur-benturkannya ke meja seakan ingin melepaskan lilin yang menancap di anusnya. Aku tersenyum senang sambil kumasuk-keluarkan lilin tadi di anus Vera.
Karena sudah puas menyiksa Vera, aku kasih kesempatan kepada teman-temanku untuk menyetubuhinya. Teman-temanku begitu gembira, mereka langsung beraksi, sementara aku melihat pertunjukkan ini dengan kepuasan total. Mereka melepas ikatan Vera yang sudah tidak berdaya itu, lalu tubuhnya dibalik dan pantatnya ditarik ke atas sehingga dalam posisi menungging. Aku melihat Vera diam saja, mungkin dia sudah capai dan pasrah serta tidak punya harapan hidup lagi. Wajahnya yang cantik terlihat sangat lesu dan seolah-olah siap diperlakukan apa saja. Dodot dengan tubuhnya yang besar mulai membuka celana dan melakukan penetrasi, langsung sodomi. Vera membelalak tak menyangka bahwa ada benda sebesar itu yang harus masuk ke anusnya. Belum selesai dia "menikmati" penderitaan karena ulah Dodot, Aguk langsung menyelinap ke bawah tubuh Vera dan berusaha memasukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaan Vera.
Vera melolong kesakitan karena anus dan liang kewanitaannya yang sudah lecet dan perih terkena sabetan ikat pinggang dan tetesan lilin, masih harus bergesekan dengan batang kemaluan teman-temanku. Tubuhnya terguncang ke depan berulang-ulang setiap kali Dodot dan Aguk menghunjamkan batang kemaluannya. Payudaranya berguncang keras persis di atas wajah Aguk yang dengan penuh nafsu meremas sekuatnya. Masih tersiksa dengan keadaan begitu, Bimo mengeluarkan kepunyaannya dan minta dikaraoke oleh Vera. Rintihan Vera menjadi tersendat-sendat karena tersedak dan batuk, Bimo bukannya kasihan malahan dia semakin terangsang sehingga dia menghunjamkan batang kemaluannya ke mulut dan tenggorokan Vera berulang-ulang.
Aku tersenyum saja melihat kelakuan teman-temanku yang brutal, lalu kudekati Vera sambil berkata, "Vera.. punggungmu masih mulus lho.. aku cambuk ya.." Karena tidak mungkin menggunakan pecut dan ikat pinggang sebab bisa mengenai Aguk yang berada di bawah tubuh Vera, maka aku menggunakan rotan yang tadi sebagai pegangan untuk pecut, rotan ini ujungnya memecah sehingga sangat cocok untuk menimbulkan rasa sakit.
Segera kuraih rotan itu dan kupukulkan berulang-ulang ke punggung Vera. Tubuh Vera terlihat menggelinjang dan menggeliat seiring dengan hujaman-hujaman yang diberikan oleh Dodot, Aguk dan Bimo serta siksaan cambukan rotan dariku. Dodot yang melihat punggung Vera terkena pukulan rotanku sangat terangsang dan segera memuntahkan maninya ke liang dubur Vera, lalu dia pun mencabut batang kemaluannya. Karena pantatnya kosong, atau tidak ada orang, aku pun dengan leluasa memukul pantatnya dengan rotan. Kulihat Vera sangat menderita, pantat yang baru saja dimasuki paksa oleh Dodot masih harus menerima siksaan rotanku.
Giliran Bimo yang ejakulasi, maninya langsung menyemprot ke tenggorokan Vera, membuatnya menjadi sulit bernafas dan seperti mau muntah. Melihat begitu semakin keras kupukulkan rotan ke pantatnya, bahkan ke belahan pantatnya. Tiba-tiba Vera lunglai, kelihatannya dia tak tahan lagi menerima siksaan kami, dia pingsan. Aguk yang belum selesai masih terus melakukan aksinya, sehingga tubuh Vera yang pingsan itu terguncang-guncang ke sana ke mari, akhirnya Aguk pun mencapai puncaknya dan menyemprotkan air maninya di dalam liang kewanitaan Vera yang masih pingsan. Aku sendiri sudah merasa puas dengan balas dendamku ini. Kami berempat tertawa dan puas.
Kami lalu membawa tubuh Vera untuk di"buang", sebetulnya kami ingin menyimpannya untuk kenikmatan sehari-hari tetapi terlalu beresiko. Akhirnya tubuh Vera kami lempar di depan plaza tempat dia bekerja. Aku tersenyum puas karena sudah memberi pelajaran kepada SPG yang sombong itu, tapi dalam hati aku merasa ketagihan untuk menyiksa SPG yang lain, kusampaikan ini ke teman-temanku dan mereka semuanya setuju untuk suatu waktu menculik dan menyiksa SPG yang lain.
TAMAT
Video Lucah : Bersama Bohsia - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel gambar awek melayu berzina. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.
awek melayu berzina, melayu berzina, cerita lucah budak berzina, malay tetek terbesar pics, gambar2 bogel, Gambar seksi pmpuan gmuk, gambar lucah melayu berzina, gambar bogel melayu berzina, gambar berzina melayu, gambar awek melayu hijab berzina, gambar awek kantoi tengah main, gambar awek berzina com, foto awek tengah berzina, cerita lucah cina berzina dengan melayu, poto puki gadis tawauKoleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Panggil saja aku Fire. Karena aku tidak ingin menjadi siapapun juga kecuali menjadi api. Yang selalu membakar dan menggairahkan. Awalnya aku tidak menyadari bakat (atau kelainan) ku ini. Aku adalah seorang gadis yang baik-baik saja dari kecil hingga dewasa. Namun ketika pertama kali aku mengenal seks, aku temukan yang hilang dalam diriku.
Kulepaskan keperawananku pada pacar pertamaku. Vega namanya. Sejak awal ia memang hanya iseng padaku. Teman-temanku berkata bahwa ia hanya akan memacariku sampai aku melepaskan keperawananku padanya. Saat itu, pulang sekolah, seperti biasa ia menjemputku. Kebetulan orang tuaku sedang keluar kota. Aku tahu bahwa ia tidak akan mengantarku pulang.
Ternyata benar. Ia membawaku ke sebuah motel. Dengan gayanya yang sok Don Juan, ia melepaskan pakaianku. Saat itu yang ada dalam kepalaku hanya perasaan ingin tahu. Lalu Vega menelanjangiku, dan menidurkan aku ke atas ranjang. Kubiarkan ia meremas remas payudaraku yang besar (36B). Ada rasa aneh seperti menggelitik saat itu. Vega menciumi dan menjilati puting susuku. Lalu tangannya yang satu lagi menjalar ke vaginaku. "Akhh.." tak terasa aku mendesah. Lidah Vega menjilati putingku lalu beralih ke payudaraku yang satu lagi. Kedua putingku mengeras.
Tiba-tiba kurasakan jari Vega masuk ke dalam vaginaku. Dan ia memain-mainkan jarinya. Aku merasa nikmat, namun juga sedikit sakit. "Oohh.. Sakit, Veg.." ujarku. Vega terus menjilat dan menyedot putingku. Aku menggeliat-geliat sementara tanganku menjambak rambutnya. Saat itu Vega langsung membuka pakaiannya. Kami berdua kini sama-sama telanjang. Aku dapat melihat penisnya yang menegang, tersembul ketika ia melepaskan celana dalamnya. Bulu-bulu lebat memenuhi kemaluan dan pahanya. Tanpa basa-basi, Vega langsung memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. "Aaww!!" Aku merasa kesakitan. Aku berusaha mendorong Vega, tetapi ia sangat kuat. Kelihatan sekali bahwa ia sangat bersusah payah untuk memasukkan kemaluannya.
Vega merentangkan kedua pahaku dan kembali berusaha memasukkan penisnya. "Akhh.. Sakit, Veg.." Lalu, bles.. tiba-tiba penisnya sudah masuk ke dalam vaginaku. Dengan cepat ia menggesek, mendorong penisnya dalam vaginaku. "Kamu suka nggak, sayang. Kamu suka nggak sama punyaku?" ujarnya sambil terus mendorong penisnya tanpa memperhatikan aku yang mengerang dan menjambaki rambutnya. Ditengah-tengah rasa sakitku, sebenarnya aku merasakan kenikmatan.
Lalu tiba-tiba Vega mencengkram bahuku dan tiba-tiba ia mengerang dan mengeluarkan penisnya dan menjulurkannya ke atas dadaku. Creett.. Sperma menyembur dan membawahi dadaku. Kulihat kepuasan di wajah Vega. Aku tak mengerti apa yang terjadi saat itu. Kemudian Vega menggeletakkan dirinya di sebelahku. Aku bangkit dan membersihkan sperma di dadaku. Saat itu aku melihat darah sedikit di atas sprei. Saat itu juga aku menyadari bahwa aku tidak perawan lagi. Benar juga, seperti kata teman-temanku, Vega memang memutuskan aku, beberapa hari setelah itu. Anehnya, aku tidak menyesal. Malahan saat itu aku merasa bahwa aku menjadi berbeda dan lebih kuat.
Selang beberapa tahun setelah itu, aku berpacaran dengan beberapa teman lelakiku dan selalu berhubungan initim. Begitu lepas SMA, Papa mengirim aku ke UK untuk sekolah manajemen. Di sana aku tinggal sendiri di sebuah apartemen milik kerabat Papa. Ada sebuah bar di sana yang bernama Lorga. Setiap akhir pekan aku selalu ke sana. Lama-lama, para bertender di sana kenal denganku. Saat itu aku betul-betul jenuh dengan kehidupan seksku. London sangat bebas. Aku pernah tidur dengan bermacam-macam lelaki. Black, White, Chinese, Japan, hampir segala ras pernah aku pacari dan getting laid. Pink, salah satu bartender di Lorga, yang kebetulan pernah getting laid denganku menyarankan untuk datang ke sebuah pesta pribadi temannya.
Lalu aku pun pergi ke sana. Rupanya pesta itu adalah sebuah pesta seks. Tanpa tahu temannya, aku pun bergabung dengan keramaian di sana. Ketika aku datang, semua orang sudah saling menempel dan ada pula yang sudah memulai. Musik underground terdengar memenuhi dadaku. Awalnya aku bingung hendak apa.
Akhirnya aku bergabung dengan sebuah kelompok di sebuah sudut, lima orang lelaki dan dua orang wanita, semuanya telanjang. Aku lepaskan seluruh pakaianku dan bergabung dengan mereka. Ketika aku mendekat, mereka semuanya tidak ada yang terganggu. Salah satu pria di situ, seorang pria latin (Namanya Ronnie, dari Itali) memiliki penis yang sangat besar "menganggur". Yang lain, penisnya sedang di jilat oleh kedua wanita itu. Aku meremas penis pria itu. Pria itu sedang menjilati puting salah satu wanita di situ. Aku pun mulai mengulum penisnya.
Tiba-tiba kakiku direnggangkan oleh seorang lelaki. Aku merasakan basah di vaginaku. Rupanya seorang lelaki Negro tengah menjilati vaginaku. Tanganku mulai menekan-nekan penis pria itu sementara pria Negro itu menyedot vaginaku. Dan seorang lelaki yang sedang bercinta dengan seorang wanita lain menjilati puting payudaraku. Sungguh hebat dan nikmat. Aku sangat terangsang.
Tiba-tiba pria yang sedang aku sedot penisnya menarik kepalaku. Ia menatapku lalu menciumi bibirku. Kelihatannya ia ingin memasukkan penisnya ke dalam vaginaku, tetapi mereka mengeroyokku. Tiba-tiba si Negro membalikkan tubuhku. Rupanya ia ingin doggy style denganku. Ia memasukkan penisnya yang sangat besar ke dalam lubang vaginaku. Lalu ia mengocok penisnya ke dalam vaginaku. Aku sangat terangsang. Pria Itali itu memperhatikanku. Entah mengapa aku seperti tertantang. Terlihat seorang wanita di depanku baru selesai disetubuhi oleh seorang lelaki. Aku langsung menciumi puting wanita itu dan menciumi bibir wanita itu. Pria Itali itu mendekati kami dan memasukkan penisnya ke dalam vagina wanita itu. Doggy style juga, sama seperti si Negro denganku.
Namun aku tak mampu lagi untuk memperhatikan pria Itali itu karena tiba-tiba dua orang lelaki mendekati aku dan menarik rambutku, minta agar aku melakukan blow job. Aku lalu menjilati penis lelaki itu, sementara salah satu wanita di dekatku menghisap puting payudaraku. Malam itu malam terhebat yang pernah aku lewati. Tubuhku disembur oleh sperma dari bermacam-macam lelaki di situ.
Ketika pagi, tubuh-tubuh telanjang bergeletakan di lantai. Tanpa aku sadari. Pria Itali itu rebahan di sampingku. "What's your name?" tanyanya. Akupun memberikan nama, alamat dan nomor teleponku. Ronnie, pria itu mengundangku untuk datang ke pertemuan berikutnya yang kebetulan dilaksanakan di rumahnya. Aku langsung menyanggupi. Ketika aku pulang, aku tetap tidak mengenali mereka, merekapun tidak mengetahui siapa aku, kecuali Ronnie.
Langsung ke weekend berikutnya, aku datang ke rumah Ronnie. Rupanya pesta belum dimulai. Hanya aku sendiri di situ, berdua dengan Ronnie. Kami tidak mengobrol karena Ronnie langsung menelanjangiku. Kali ini ia malah tidak melepaskan pakaiannya. Ia malah mengenakan sebuah rantai di leherku. "Your going to love this." Katanya. Lalu Ronnie melepaskan kemejanya. Pada saat yang bersamaan, terdengar ketukan di pintu. Ronnie membukakan pintu. Tiga orang pria masuk. Salah satunya pria Negro bartender itu yang kulihat di pesta yang lalu. Mereka kelihatan senang melihatku. Langsung saja mereka melepaskan kemeja mereka.
Dua orang yang lain masuk ke kamar Ronnie dan kembali dengan sebuah kamera video. Ronnie mulai menarik rantaiku dan menyuruhku duduk di lantai. Pria Negro itu mengikatkan tambang kecil di seluruh tubuhku. Aku tidak dapat bergerak. Tangan dan kakiku diikat menjadi satu. Ronnie melepaskan celananya dan menekan kepalaku sementara si Negro memegangi pahaku dan mulai menciumi vaginaku. Pria yang lainnya mulai melepaskan pakaiannya sementara yang satu lagi merekam kami. Anehnya, aku benar-benar menyukainya. Ronnie benar. Aku menghisap penis Ronnie. Ronnie menjambak rambutku. Si Negro menjilati klitorisku hingga betul-betul becek. Pria yang satu lagi, lebih kurus dari Ronnie, si Negro dan yang memegang video menciumi payudaraku. Lalu si Negro selesai menciumi vaginaku. Ia memukuli pantatku hingga aku kesakitan. Mulutku penuh dengan penis Ronnie. Sementara aku merasa pantatku panas karena dipukuli oleh si Negro.
Si pria kurus melepaskan ikatanku. Si Negro menarik pinggulku hingga si pria kurus berada di bawahku, sementara Ronnie, sambil memegangi rantai leherku, terus kujilati penisnya. Tiba-tiba, si pria kurus memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Tetapi aku merasakan si Negro membuka pantatku. Awalnya aku agak cemas. Aku melepaskan penis Ronnie dari dalam mulutku, tetapi Ronnie, menarik rantai leherku dan menekan kepalaku agar aku terus menjilati penisnya.
Dan bleg, aku merasakan penis si Negro masuk ke dalam pantatku. "Akhh.. It's hurt! " jeritku, namun Ronnie menamparku dan kembali menarik rantai leherku dan memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Aku merasa diperkosa. Si pria kurus menekan-nekankan penisnya ke dalam vaginaku, sementara si Negro terus menekankan penisnya ke dalam duburku, sementara si pria video terus merekam. Ronnie semakin keras menjambak rambutku. Tanpa terasa aku menikmatinya. Mungkin karena sempit, si Negro orgasme duluan. Ia menyemprotkan spermanya ke punggungku. Pria video kelihatan sangat horny. Ia mengoper video itu ke pria Negro dan menggantikan posisi pria Negro, membuka celananya dan mengeluarkan alat vitalnya yang sudah mengeras ke dalam duburku. Aku betul-betul merasa nikmat. "Aakhh.. I think I'm coming.." desahku.
Ronnie berhenti memaksaku untuk menjilati penisnya, sementara pria kurus terus menekan penisnya sambil menjilati puting payudaraku dan si pria video terus menekan-nekankan duburnya. oohh.. yeaahh.. akkhh!! I'm coming.. " jeritku sambil merejang, menegang, sementara pria kurus terus mengulum puting susuku dan menekan-nekankan penisnya. Dan aku orgasme. Pria kurus tidak lama kemudian juga menyemprotkan spermanya. Begitu pula pria video. Pria kurus membanting tubuhku dan menyemprotkan spermanya ke tubuh dan mulutku. Aku merasa sangat lelah. Namun aku menggosok-gosokkan sperma ke seluruh tubuhku.
Pria Negro mendekatkan kameranya kepadaku, dari mulutku yang penuh sperma, ke tanganku yang mengusap-usapkan sperma dan ke vaginaku yang sangat basah. Setelah itu ketiga pria itu menciumi bibirku, putingku dan mengatakan bahwa aku sangat hebat. Ronnie masuk sambil membawa segelas air dan sebuah pil. Ronnie juga memujiku. Ia menyuruhku untuk meminum pil itu. Ia mengatakan bahwa aku akan menjadi pulih dan lebih kuat setelah minum pil itu.
Benar juga. Belum berapa lama, aku sudah merasa bertenaga. Aku menanyakan pada mereka untuk apa video itu. Rupanya mereka mengoleksi video-video semacam itu. Aku meminta kopinya. Aku tak keberatan dengan video itu. Aku menyukai dan sangat menikmati suasana tadi. Ronnie menawarkan aku untuk ikut kembali minggu depan. Namun minggu depan mereka akan mengadakannya di alam terbuka. Aku sangat tertarik. Begitulah kehidupanku di sana. Setiap akhir pekan, selalu ada new experience bersama Ronnie. Terkadang, aku merindukan suasana itu di Jakarta. Adakah?
TAMAT
Video Lucah : Awek Melayu BJ Kat Hotel - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Akhirnya kutinggalkan Hotel Hilton yang telah menjadi rumahku selama hampir sebulan ini, sesuai kontrak kerja sama dengan Om Lok. Sebelum meninggalkan kamar kuamati sejenak kamar itu, begitu banyak kisah yang telah kulalui disini, ranjang yang telah menjadi saksi bisu perjalanan hidupku yang penuh warna kelabu, duka dan duka (sedikit suka) telah kulewati, tak ada kesedihan saat meninggalkan segala "kemewahan" yang ada, semua telah siap kutinggalkan.
Beberapa Room Boy melepasku dengan sedih, dengan kepaergianku tentu mereka tidak lagi mendapatkan tip yang hampir tiap hari kuberikan secara rutin setelah membereskan kamar, mereka semua tahu akan profesiku, tak bisa disangkal itu meskipun tak pernah mengatakannya, apalagi aku sering membantu keuangan apabila mereka mengalami masalah. Kubagikan masing masing 100 ribu setelah mengangkut semua barangku ke mobil, toh ini terakhir dan aku yakin dan tak ingin akan ketemu mereka lagi.
Koh Wi, si pengacara (tamu pertamaku, baca seri cerita pertama) menjemput dan membawaku ke Hotel Garden Palace. Dialah orang yang berhasil membujukku untuk meninggalkan Om Lok dan hidup bersamanya, meski tak jelas hidup bersama seperti apa, tapi bagiku yang penting hidup bebas dari ikatan Om Lok terlebih dahulu, setelah itu bagaimana jadinya, itu urusan belakang. Aku harus keluar dari kandang buaya ini, tak mungkin selamanya disini, lebih baik pergi selagi masih dibutuhkan dari pada disuruh pergi setelah manisnya tubuhku habis terhisap, tentu akan sangat menyakitkan.
"Kenapa kamu mau pergi Ly?", tanya Om Lok beberapa hari sebelum kontrakku berakhir.
Kutolak perpanjangannya karena aku ingin bebas mengatur hidupku sendiri, tidak tergantung dia, aku juga berhak atas diriku yang selama ini selalu dalam genggaman orang lain, suatu kehidupan yang dengan sengaja "kugadaikan" ditukar dengan limpahan materi, ternyata kurasakan begitu gersang.
"Aku ingin bebas Om".
"Kenapa? apa disini kurang bebas? semua kebutuhan sudah kucukupi, uang yang kamu dapat tidak berkurang sedikitpun, tamu juga terus berdatangan tak pernah sepi, kamu ingin apa? Mobil? Ntar Om belikan BMW, rumah? Kamu pilih sendiri yang mana? Tinggal bilang saja", Om Lok masih berusaha membujukku dengan iming iming berbagai limpahan materi.
Tapi tentu saja dia sudah berhitung dengan cermat antara yang diberikan dan yang akan dia dapat, sebenarnya itu juga sebagian besar adalah hasil keringatku sendiri.
Aku tetap bersikukuh untuk keluar, apapun resikonya, apalagi Koh Wi sudah berjanji mendukungku apabila Om Lok bertindak macam-macam, dia kan pengacaranya dalam beberapa hal, tentu Om Lok tak berani kalau harus berhadapan dengannya. Akhirnya dia menyerah tak berhasil membujukku dengan berbagai cara dan iming-iming, tekadku sudah bulat, tak bisa ditawar lagi, hal ini juga berkat tekanan dari Koh Wi padanya. Sejak saat itu Om Lok tak pernah telepon apalagi datang ke kamarku, hanya anak buahnya yang memberi tahu kalau akan ada tamu, sekalian memberikan uang bagianku.
Beberapa hari terakhir tamuku makin banyak, tidak pernah kurang dari 3 orang, rupanya Om Lok ingin memanfaatkanku habis habisan sebelum aku lepas dari genggamannya, bahkan di hari terakhir aku harus melayani 5 tamu dalam sehari.
Kugunakan kesempatan ini untuk mulai "marketing" diriku sendiri, secara nggak langsung kuberitahu mereka kalau aku tidak akan disini sebentar lagi, terutama pada tamu tamuku yang sudah menjadi langganan. Kuberikan nomer pagerku, atas bantuan Room Boy aku telah mendapatkan pager tanpa setahu Om Lok, maklum waktu itu handphone masih belum sepopuler sekarang, nomernya masih terbatas sekali, apalagi di daerah Surabaya, masih menggunakan 082-310xx dan pesawatnya sebesar handy talkie, bisa untuk ganjal mobil mogok. Beruntung beberapa tamu tak keberatan memberiku nomer telepon, tentu saja mereka yang sudah percaya diri dan mempercayaiku.
Sengaja kutinggalkan beberapa barang pemberian Om Lok, terutama gaun malam sexy, sebagian barang rumah tangga kubagi bagikan ke Room Boy yang kupikir lebih membutuhkan. Kutinggalkan kamar itu sebagai wanita yang sama sekali berbeda dengan saat masuk sebulan yang lalu, kini namaku Lily, nama pemberian Om Lok, berbeda dengan nama pemberian orang tua yang sudah lebih dari 25 tahun kusandang (tentu saja pembaca tak perlu tahu siapa nama asliku).
"Kita sudah sampai", kata Koh Wi menyadarkanku dari lamunan.
Ternyata Mercy sudah masuk pelataran parkir Hotel Garden Palace. Aku sendiri masih tak tahu kenapa pilihanku jatuh ke Koh Wi, padahal sudah banyak tamu yang menawarkan diri untuk "melindungiku", menjadikan simpanannya, menjadikan istri kedua dan sebagainya, tapi aku lebih condong ke Koh Wi. Padahal dia sudah seusia papa-ku, wajahnya tidak ganteng bahkan menyeramkan dengan sedikit bekas cacar di mukanya. Mungkin karena dia "telah berjasa membimbing dan meyakinkanku" sehingga aku punya rasa percaya diri yang tinggi dalam menjalani profesi ini. Aku tak berfikir materi saat ini, karena kurasakan perhatian dan kasih sayang tersendiri darinya, dimana tak kudapatkan dari para tamu yang hanya melampiaskan nafsunya saja. Mungkin saat itu aku terlalu haus kasih sayang sehingga menjadi buta tidak melihat kenyataan bahwa dia sudah berkeluarga dan mempunyai anak seusiaku.
Sesampai di kamar kubongkar pakaianku dan kumasukkan ke lemari, kamar itu cukup luas meski lebih kecil dari Hilton, bertemakan Roman sehingga kurasakan suasana berbeda, pemandangan kota Surabaya yang lama tak kunikmati terlihat jelas dari lantai 12. Hari ini kurasakan kembali kemerdekaanku yang telah beberapa lama tergadai, hatiku begitu ceria dengan kebebasan ini. Kuutarakan niatanku membeli mobil, Koh Wi berjanji membelikanku tapi aku menolak, khawatir nanti menjadi suatu ikatan dan kemerdekaanku kembali tergadai, akhirnya kuputuskan untuk membeli Isuzu Panther dari hasil keringatku sendiri selama hampir sebulan, tanpa bantuan sedikitpun dari Koh Wi. Sengaja tidak kupilih sedan, disamping untuk menghemat pengeluaranku, juga karena aku masih berkeinginan memiliki BMW yang masih belum terjangkau saat ini, paling tidak harga jual kembali tidak terlalu jatuh, apalagi aku sedang merenovasi rumah hasil pembagian harta saat cerai dulu, selama ini tak pernah kuperhatikan, tak mungkin selamanya aku tinggal di Hotel. Aku sekarang harus berpikir sendiri soal keuangan, tak tahu bagaimana pemasukanku nanti setelah lepas dari Om Lok, meskipun optimis tapi masih belum tahu bagaimana nantinya.
Sehabis mandi sore itu, kukenakan pakaian santai, celan pendek dan T-shirt polos, rambut kukuncir ke belakang tanpa make up, toh dia bukan tamuku kali ini, jadi aku lebih bebas. Koh Wi hanya memandangku dengan pandangan yang lain dari biasanya.
"Kenapa?" tanyaku.
"Nggak, kamu masih tetap cantik walaupun tanpa make up atau accessories lainnya", pujinya melihat penampilanku yang apa adanya.
Aku hanya tersenyum dan duduk di pangkuannya. Tentu saja penampilanku jauh berbeda dengan saat menemani tamu, kini aku merasa seperti di rumah, tanpa beban untuk melayani dan memuaskannya dengan segala cara. Koh Wi mencium pipiku, kami berciuman, entah kenapa jantungku berdetak keras, padahal udah berulangkali kami berciuman sebelumnya, tapi kali ini ada perasaan lain saat aku mencium bibirnya, perasaan yang sudah lama tak kurasakan. Cukup lama kami saling melumat, aku benar benar menikmati ciuman ini, tangan Koh Wi sudah menjelajah ke dadaku, diremasnya kedua bukitku yang tanpa bra, aku menggelinjang dalam pangkuannya, tangannya menyusup di balik kaos dan mengusap usap dadaku dengan lembut, makin menggelinjang aku dibuatnya, ciumannya beralih ke telinga dan leherku membuatku tak tahan berlama lama dalam pangkuannya.
Tubuhku merosot turun ke bawah, dia melepas kaosku, kubuka resleting celananya dan kukeluarkan penisnya yang gede, inilah penis yang telah "mem-perawani" aku saat pertama kali berprofesi, penis yang telah berulang kali membuatku terkapar dalam lautan kepuasan sex. Kuusap usapkan ke buah dada dan putingku, lalu kuciumi dengan gemas sambil kupermainkan lidahku di ujungnya, dia mendesis seraya mengelus dan membelai rambutku. Belaian berubah menjadi remasan ketika kumasukkan kejantanannya ke mulutku, desisnya makin keras apalag saat aku lidah dan bibirku menyusuri batang tegangnya. Sungguh kurasakan nikmat tersendiri melakukan oral seperti ini tanpa paksaan, beberapa menit kupermainkan kejantanannya di mulutku. Dia merebahkanku di ranjang, dilepasnya celana pendek dan celana dalamku dengan sekali tarik, terpesona melihat selangkanganku, padahal udah berulang kali dia menikmatinya, tapi kali ini memang lain, semalam sebelum aku tidur yang terakhir kalinya di kamar itu, kucukur habis bulu bulu kemaluanku, ingin penampilan yang berbeda sekalian meninggalkan semua "jejak" masa lalu.
"Ha? Cantik..", komentarnya melihat selangkangan gundul di antara kakiku.
Aku hanya tersenyum tak sempat berkomentar karena Koh Wi sudah mendaratkan bibirnya di bibir vaginaku. Aku menjerit kaget dan nikmat, lidahnya dengan lincah menari nari di klitoris dan vagina, diselingi permainan jari jemarinya yang keluar masuk liang kenikmatanku, desahanku terlepas bebas tanpa ke-pura pura-an, aku benar benar menikmati dengan setulus hati. Hampir saja aku orgasme hanya dengan permainan mulut dan jarinya, kalau saja Koh Wi tidak segera menghentikannya. Dia melepas semua pakaiannya tanpa bantuanku seperti biasanya, penisnya terlihat besar menegang, masih memegang rekor penis terbesar dalam catatanku.
Aku hanya telentang pasrah menanti, dijilatinya kedua putingku yang sudah besar agak kehitaman (terlalu sering dikulum dan disedot kuat, mulanya sih kecil kemerahan tapi kini sudah berubah, meski bentuknya masih tetap kencang seperti sebelumnya, aku sangat bersukur diberi karunia buah dada yang indah, bahkan mungkin aku berani adu keindahan dengan Tamara Blezinski yang konon katanya mempunyai buah dada terindah, Pede aja lagi), lidahnya menyusuri leherku sebelum akhirnya tubuh gendut Koh Wi menindih.
Kusapukan penisnya ke vaginaku yang basah, perlahan tapi pasti melesak mengisi rongga kewanitaanku, makin lama makin dalam hingga penis gede itu sempurna memenuhi vaginaku, rintihan kenikmatanku membuat Koh Wi makin gairah menciumi leher dan telinga, aku menggelinjang nikmat, apalagi setelah dia memulai kocokannya, perlahan dan kurasakan penuh perasaan.
Oh betapa nikmatnya, sudah lama tak kurasakan kenikmatan seperti ini, sudah lama kulupakan bersetubuh dengan penuh perasaan, kini kembali aku mengalaminya, suatu kenikmatan yang luar biasa, berkali kali kucium dan kulumat bibir Koh Wi. Kocokannya makin cepat, kuimbangi dengan gerakan pinggulku, tak kupedulikan apakah aku orgasme lebih dulu, tak kupedulikan apakah dia bisa puas apa tidak, aku ingin orgasme secepatnya sebelum dia.
Gerakanku penuh gairah, segairah hatiku membuat Koh Wi makin cepat mengocok, aku benar benar bermain total, tidak separuh hati seperti biasanya, kukerahkan segala imajinasi dan kemampuanku untuk mencapai puncak kenikmatan secepatnya, sebelum permainan menjadi liar seperti sebelum sebelumnya. Harapanku terkabul, tak lebih 10 menit Koh Wi menyetubuhiku, aku langsung terbang ke puncak, kupeluk erat tubuhnya, jeritan kenikmatanku begitu lepas keluar dekat telinganya, dibalas pelukanku dengan kuatnya meski tak menghentikan irama kocokannya, justru membuatku melambung makin tinggi.. Dan langsung lemas terkulai tak berdaya dalam tindihannya. Meskipun aku tipe wanita yang bisa orgasme ber-ulang ulang, dan itu sudah terbukti, tapi kali ini aku langsung kehilangan tenaga sesaat setelah orgasme pertamaku, mungkin terlalu dipengaruhi perasaan dan terlalu bernafsu sehingga makan banyak energi, orgasme terindah selama ini.
Koh Wi hanya tersenyum melihat aku sudah tidak menggerakkan tubuhku, bahkan mendesaHPun rasanya berat. Koh Wi masih saja sabar seperti dulu, meski dia belum orgasme.
"Oke kita istirahat saja dulu", katanya sambil turun dari tubuhku, padahal keringat belum sempat keluar dan rokok yang dinyalakan tadi belumlah habis.
"Kok tumben udah KO duluan, masih capek ya kemarin habis di-forsir habis", katanya ketika kusandarkan kepalaku di dadanya, kami telanjang berpelukan.
Aku hanya tersenyum, tak mungkin dia mengerti perasaan yang tengah kualami, capek bukanlah alasan bagiku, itu hal yang biasa, apalagi kalau capeknya capek enak. Justru ini adalah rekorku, karena hari hampir menjelang malam baru kurasakan satu laki laki, biasanya paling tidak sudah 2 penis yang telah mengisi vaginaku untuk waktu seperti ini.
Sambil berpelukan kuelus elus penisnya yang masih tegang, aku benar benar menyukai penis ini.
Tak lama kemudian aku sudah bergoyang kembali di atasnya, tubuhku turun naik mengocoknya, desahan kami beriringan bersahutan, tangannya yang kekar membelai dan meremas kedua buah dadaku yang berayun ayun bebas sambil sesekali menyibakkan rambut yang menutupi mukaku. Keringat kami mulai menetes deras, entah sudah berapa lama aku bergoyang pinggul di atas tubuhnya, kuputar pantatku hingga terasa penisnya mengaduk aduk rongga rongga di vaginaku, ouuhh.. betapa nikmatnya, meskipun ini yang kesekian kalinya kami bercinta, tapi masih saja kurasakan kenikmatan yang hebat, sudah beberapa kali kugapai puncak kenikmatan, tapi kepuasan memang tiada batas.
Bersambung . . . .
desahan menggapai kenikmatan bersama om lokKoleksi gambar melayu tudung, awek melayu bertudung, awek hijab, awek jilbab comel cun
Video Lucah : Hot Couple - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi gambar bertudung bogel, jilbab bogel, jilboobs, awek tudung lucah, awek hijab tayang tetek
Koleksi gambar bogel, awek bogel, melayu lucah, gadis nakal, telanjang tetek
Video Lucah : Cute Amoi Pasrah - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi gambar awek melayu cun, awek kuala lumpur, awek comel seksi, melayu skodeng tetek