Video Lucah : With Jilbab Girl In Toilet - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Video Lucah : With Jilbab Girl In Toilet - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Namaku Henry, Umurku 28 tahun. Aku adalah seorang pria yang tergolong lumayan attractive dan charming. Tinggiku 172 cm, beratku 65 kg dan mempunyai badan yang tergolong proporsional. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota J. Aku tergolong orang yang rajin dan smart, at least itu menurut rekan kerja dan Bossku. Bossku sangat menyukaiku sampai-sampai dia menganggapku sebagai anaknya. Maklum karena dia pun tidak mempunyai anak laki-laki. Dia hanya mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Helen.
Bossku sudah tua - dia berumur sekitar 70 tahun dan sudah sakit sakitan - yang terakhir telah di diagnosa oleh dokter adalah kanker paru-paru. Karena dia tidak mempunyai anak laki-laki dan dia sangat cemas dengan keadaan putrinya bila dia nanti telah tiada, maka akhirnya dia menjodohkanku dengan putrinya sendiri. Saya dan Helen akhirnya menikah setahun yang lalu.
Helen adalah seorang wanita yang menurutku sangat anggun dan cantik. Dengan tinggi 167 cm dan berat 48 kg, berambut panjang dan di-highlight dengan warna sedikit blonde, berkulit putih bagaikan porcelain, maklum karena Helen adalah seorang keturunan Tionghoa. Dan dia mempunyai tubuh yang sangat bagus dan sexy. Mempunyai buah dada yang cukup besar, at least berukuran 34 C dan mempunyai pantat yang sangat sexy, bulat montok dan tidak turun, kaki yang panjang dan betis yang menyerupai bunting padi, tumit yang menyerupai telur ayam kampung.
Pada waktu hari perkawinan kami, aku merasa sangat beruntung karena mendapatkan seorang wanita yang cantik dan juga perusahaan yang besar. Pada malam pertama, saya sudah tidak sabar lagi untuk segera meniduri istriku dan menikmati badannya yang perfect itu meskipun saya tahu bahwa dia sebenarnya sudah tidak virgin lagi, karena dia besar di luar negeri. Tetapi itu juga bukan masalah buat saya yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang sangat liberal karena sayapun telah di kirim ke LN oleh Papa saya sejak saya berumur 14 tahun.
Pada malam pertama tersebut setelah pesta perkawinan kami yang di selenggarakan di Hotel M di kota metropolitan ini, kami masuk ke suite kami yang sudah di sediakan oleh hotel M untuk kedua mempelai setelah pesta selesai. Uuh alangkah bahagianya saya, dan saya pun sudah tidak sabar untuk mencumbu istriku.
Sesaat kami memasuki ruangan suite, saya langsung memeluk istriku dari belakang yang masih memakai gaun pengantin dan menciumi lehernya. Dan pada saat itu juga saya merasa sangat horny. Tangan kananku menarik gaun pengantinnya ke atas dan mulai meraba-raba pahanya yang so smooth. Dan tangan kiriku meremas teteknya. Aah gila bener bener perfect.., pikirku. Tetapi Helen tetap bersikap dingin dan malah tiba tiba Helen mengelak dan menarik tubuhnya dariku dan berkata..
"Sabar donk Hen, gua kan masih pake baju ini dan gua cape sekali!"
"Boleh nggak malem ini kita nggak ngapa-ngapain? Gua cape banget nih, emang loe nggak cape?", tanyanya padaku.
"Yah udah sayang kalo kamu cape mungkin kita lakukan besok malam saja OK?" kataku.
Lalu dia pelan pelan melepas gaun pengantinnya sampai hanya tinggal pakaian dalamnya, pantyhose, dan sexy high heel sandalnya saja yang tertinggal di badannya. Ohh my gosh, sexynya, pikirku hingga kontan penisku bangun dan menjadi keras sekali.
Lalu dia akhirnya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku hanya terduduk di sofa sambil mengelus-ngelus kontolku sendiri yang sudah tegang.
"Damn!! Masa gua harus ngocok sih?" pikirku dalam hati.
"Ah sabar deh besok juga dapat masa enggak sih gua kan udah menjadi suaminya, mungkin dia capek sekali..", kataku dalam hati.
Akhirnya kami melewati malam itu tanpa ada excitement. Keesokan harinya waktu aku terbangun dari tempat tidurku, aku melihat ke samping ternyata dia sudah tidak ada di sebelahku. Lalu aku melihat ke sekeliling kamar, ternyata dia pun tidak ada. Lalu aku melihat note dari dia yang mengatakan bahwa dia sudah ada di cafe hotel sedang breakfast dan aku ditunggu di bawah untuk membicarakan sesuatu. Apa lagi sih? Aneh bukannya breakfast di ranjang malah turun ke bawah ada-ada aja nih orang!, gerutuku.
Lalu aku mandi dan bersiap-siap untuk turun ke bawah. Dan akhirnya kutemui dia di bawah. Kulihat dia sedang duduk sendiri sambil menghisap rokok.
"Ngapain di sini, kok bukan breakfast di kamar aja?".
"Sebenernya ada hal penting yang mau gua omongin sama loe Hen", jawabnya.
"Loh ada apa nih?", tanyaku.
"Sebenernya gua nggak mau married sama loe, tapi gua terpaksa karena Papa gua. Kalau saja Papa nggak dalam keadaan sakit seperti ini dan bukan permintaannya yang terakhir, gua nggak bakal married sama loe..", jawabnya malas-malasan.
"Ooh gila, kok jadinya seperti ini?" kataku kaget.
"Jadi mau kamu bagaimana?", tanyaku lagi.
"Yah udah kita tetep married selama Papa masih hidup, lalu kita atur perceraian setelah Papa meninggal gimana?"
"Wah kamu sih gila Len! Mana bisa seperti itu? Mana bisa cerai sebegitu gampang?", tanyaku gusar.
"Well Hen take it or leave it, cepat atau lambat gua juga musti cerai sama loe, gua masih mau free, gua nggak mau committed, and please jangan batasi hidup gua and jangan omong macem-macem sama Papa! Udah deh, gua sekarang mau pulang ke rumah. Lu kan musti ke kantor, ntar kita ketemu deh di rumah malem setelah kamu pulang dari kantor, kita bicarain lagi. Gua pusing nih..", katanya dengan nada tidak sabar.
Lalu dia pergi meninggalkanku. Aku duduk terbengong untuk beberapa saat dengan pikiran sangat kacau. Dan setelah 2 jam aku bengong merenungi nasibku yang aneh ini, aku berfikir untuk tidak pergi ke kantor dan beinisiatif untuk pulang ke rumah dan menemui Helen untuk membicarakan hal ini lagi.
Pada saat kuparkir mobilku di rumah kami yang luas pemberian mertuaku, saya langsung berjalan masuk menuju rumah, dan ketika menaiki anak tangga menuju ke kamar tidur, aku mendengar suara musik dan mendengar 2 orang sedang berbicara dengan nada yang mendesah desah. Lalu dengan berjalan sangat perlahan aku mencoba untuk mengintip. Dan aku melihat istriku bersama Roni anak buahku di kantor sedang berpelukan dan berciuman. Hatiku menjadi panas sekali apa lagi sebenarnya Roni adalah anak buahku yang paling aku benci. Tetapi meskipun begitu Roni adalah pemuda yang cukup ganteng dan memiliki tubuh yang atletis dan disukai oleh banyak wanita, at least itulah yang saya dengar dari anak buahku yang lain.
Awalnya aku ingin langsung masuk ke kamar untuk melabrak mereka tapi kuurungkan niatku, dengan tetap mengintip dan mencari posisi yang lebih baik supaya dapat melihat dengan jelas apa yang sedang mereka perbuat. Pelan pelan aku melihat mereka sedang berpelukan, berciuman dan tertawa-tawa kecil, lalu aku mendengar Roni bertanya..
"Len, gimana malam pertama lu, hehehe enak?"
"Wah gua kaga ngapa-ngapain tuh, males gua soalnya yang ada di otak gua dari kemaren cuma kontol loe aja, gua kangen sama loe Ron, and gua juga kangen sama kontol loe yang nikmat itu, gua pengen di entot sama loe Ron, gua nggak bisa tidur semalem, gua ampe masturbasi di kamar mandi sendirian waktu si tolol Henry itu tidur, sambil ngebayangin kamu ngentotin gua Ron, hehehe..", jawab helen dengan tertawa nakal.
Gila nggak menyangka kalo Helen seorang yang kelihatannya seorang yang anggun itu adalah ternyata seorang yang nakal dan binal, pikirku dengan hati yang panas. Lalu Roni berkata..
"Kalo loe kangen buka donk celana gua, loe nggak mau ketemu sama 'dede' gua?"
"Ahh mau Ron, kasih liat gua donk.." Helen mendesah.
Lalu istriku jongkok dan membuka resleting celana Roni dan pelan pelan di keluarkannya penis Roni dari dalam celananya, lalu Helen menciumnya sambil berkata..
"Gila kontol loe Ron, nikmat banget keliatannya shh, ooh.."
Lalu pelan pelan dia cium penis Roni sambil dikocoknya perlahan hingga Roni mendesah..
"Aahh iyah Helen ciumin kontol gua. kocok kontol gua ahh dasar lonte, ooh, enak sekali".
Lalu perlahan penis Roni membengkak, dan menjadi sangat besar.
Ah gila gede banget penis nih orang, paling tidak panjangnya 18 cm dan gila diameternya, pikirku. Dan Helen pun mulai mengulum dan menjilati kepala hingga batangnya dan mengulumnya lagi, lalu tiba tiba Roni menjambak rambut istriku dan berkata..
"Yah perek, begitu caranya jilatin terus dasar kamu pelacur, jilat pelernya juga donk!".
Kemudian dia menjambak rambut Helen dan memaksa Helen untuk menjilat biji pelirnya. Lalu helen menjilat dan mengulum biji pelernya sambil mengocok penis Roni, dan dengan mendesah desah, dia berkata..
"Roni sayangku, ahh, Ron, memek gua udah basah banget nih ahh gila, Ron please entotin mulut gua Ron, perkosa mulut gua Ron!! Ahh.. Shh," teriaknya.
Lalu Roni menjambak dan memasukkan seluruh bagian penisnya ke dalam mulut Helen sampai Helen hampir muntah setiap kali Roni menyodokkan penisnya ke dalam mulut Helen. Sambil menjambak Rambut Helen dia meracau..
"Nih, gua entot mulut loe nih, dasar mulut cabo, nih gua entot ampe tenggorokan loe, ahh mulut loe memang enak, dasar mulut pelacur tau aja cara nyepong".
Helen pun tak kalah gilanya. Dia lalu dengan semangat menyedot penis Roni, meskipun kadangkala dia hampir muntah karena penis Roni masuk terlalu dalam.
"Iyagh.. ooh entot mulut gua, gua nih pelacur murahan yang harus diperkosa, yahh oohh perkosa terus mulutku.."
Bersambung . . . .
Awik cun main sedap, pictures sex babesKoleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Ni nak cerita lah pasal pengalaman zaman persekolahan dulu. Hari tu kelas abis awal, macam biasa aku ajak member pergi lepak kat taman riadah, port kita orang. Kalau dah lepak dengan member tempat camtu biasa lah apa lagi kalau tak bersembang pasal awek masing-masing. Cuma aku aje yang belum ade lagi, mungkin sebab aku ni memilih sangat sejak break-off dengan awek aku. Ego lah katakan.
Tiba-tiba saja ternampak 2 orang awek dari sekolah perempuan dekat kawasan tu sedang berjalan seperti mencari satu tempat untuk mereka duduk. Aku pun apa lagi, pasang susuk lah! Ini lah 'chan' aku nak tunjuk terror kat depan member-member.
Akupun mulakan langkah macam seorang perwira.. Tunjuk macho lah konon..
"Hai" aku menyapa kat dia orang. Mereka hanya balas senyuman kat aku.
"U berdua ni baru balik sekolah ke?" tanya aku lagi.
"Ya.." dengan nada sombong mereka menjawab.
"Eh jual mahal nampak?" aku bertanya dalam hati. Tak Pa, ikan pasti makan umpan, salah seekor mesti dapat punya.
"By the way, nama I Lan and U?" tanya aku lagi dengan konfiden.
"I Yati dan yang nih sepupu I, Yuni.."
Si Yati, 15 tahun, ni putih gebu dan si Yeni, baru 13 tahun, kulit 'sawo matang' macam aku juga. Lepas tu mulalah aku jual minyak kat diaorang. Member-Member aku pun berbulu mata diaorang sebab aku dapat layan dua awek, sekor pun aku tak offer nak kenal kan untuk dia orang.. Dalam diam member-member hilang entah kemana. Ternampak pulak couple kat depan tengah syok beromen. Kita pun apa lagi ketawa-ketawa malu lah konon nampak macam tu..
"U all tak pernah ke nampak benda macam tu atau pun pernah tak buat benda macam tu?" dengan tak sengaja aku tertanya kat diaorang.
"Eh tak lah! Gila ke, kita ni masih sekolah lagi mana boleh buat macam tu.." jawab Yuni yang tiba-tiba bersuara.
"Ai? Apasal pulak kita masih sekolah tak boleh buat pulak? Ingat orang dah kerja aje boleh buat?" Aku jawab dengan sahaja.
"Kalau I ringan-ringan pernah juga dengan ex-bf I" celah Yati.
"Oh ye ke? Macam mana best tak?" aku tanya dengan sungguh-sungguh nak tahu.
"OK lah tapi tak rasa apa pun mungkin my ex tu tak tau romen lah" sambung Yati lagi. Yuni hanya seyum sinis dengar jawapan dari Yati tu.
Hai nampak nya kenduri besar lah aku malam ni..
"Kalau gitu I jadi bf you lah I boleh bagi U feeling punya" jawab aku dengan berseloroh. Kee! Kee! Kee! Ketawa gatal bercampur miang memecah senja tu.
"U mesti dah expert eh!" tanya Yuni.
"Expert tu tidak lah tapi boleh tahan experience jugalah" jawabku lagi.
"Betul ke? Dengan siapa? Dah banyak ke girl yang U buat cam tu?" tanya Yati.
"Yang tu tak leh jawab dulu, kalau U nak tau kenalah cuba dengan I dulu, nanti U mesti tau punya.." sambil tu aku merapatkan lagi tempat duduk aku dengan Yati.
Yati berbisik kat aku, "I nak, tapi Yuni siapa nak handle dia?"
"No problem I tahu macam mana nak handle dia" sambil aku tarik tengkok Yati dan berbisik.
Sempat aku jilat telinganya untuk memulakan adengan yang memberahikan. Uhh.. Yati mengeluh kesedapan dengan jilatan lidah api aku.
"Eh korang buat apa ni!?" tanya Yuni.
"Tak de apa apa, ringan-ringan aja, U relax lah tengok kita buat, kalau nak belajar teknik-teknik beromen, sambil tu tengokkan kalau ada orang OK!" perintahku. Sambil tu aku suruh Yuni duduk kat sebelah aku.
Yati sudah mula hayal dek pelukkan elektrik aku sambil mengusap-usap tengkok dia, ni lah kelemahan perempuan, bibir aku pun mula mendekati bibir Yati. Kita berciuman basah sambil lidah kami bergomol antara satu sama lain. Yuni hanya perhatikan kelakuan kami berdua. Tanganku meraba-raba ke tetek Yati yang agak padat tu. Hmm besar juga tetek dia, Yati biarkan apa yang aku buat. Tak cukup dengan tu aku pun menyapai tangan Yati untuk meraba pelir aku, dia turutkan kemahuanku, uhh sedapnya. Satu demi satu aku tanggalkan butang uniform Yati, ternampak longkangnya yang gebu tu, aku menyelokkan tanganku ke dalam colinya dan meramas-ramas tetek si Yati. Dia mengerang kesedapan, makin keras dia memicit buah pelir aku. Dalam itu aku pun melepaskan butang coli Yati, aku pun menyelaknya dan lidah apiku pun mula mencari sasarannya nya.
"Eerrgghh..", Yati mendesah lagi mungkin sedap atau mungkin tak tahan geli.
Aku tak peduli sambil cuba memasukkan payudaranya ke mulutku sambil menggigitnya. Rasa macam nak telan aje gunung tu. Tanganku mula menjelajah ke peha Yati yang putih gebu itu, dengan perlahan aku meraba selengkangnya. Aku mengusap-usap seluar dalam cotton-nya yang dah basah sejak tadi lagi.
Tiba-tiba Yati menarik Yuni mendekati kami, diambil tangan Yuni ke riba aku. Aku terasa panas, mungkin si Yuni pun dah naik stim. Aku mula menurun kan zipku dan mengeluarkan 'pedang pemecah langit'ku dengan dibantu Yati. Dia merosotkan seluarku ke paras lutut, maka terlihatlah pedang yang terhunus bersama dua biji bebola besi.
Yati terus melancapkan aku. Yuni seperti dirasuk, mula mengikut apa yang dibuat Yati tadi. Dia mula bermain dengan bebolaku. Aku pun begitu juga, mula memasukkan jariku ke alor sungai yang sempit itu. Semakin laju jariku berdayung, begitu juga dengan Yati yang seperti lagi menumbuk sambal.
"Aahh.. Aahh.. Aahh..", kata Yati yang dah tak tahan itu, tapi aku tak pedulikannya, aku terus mendayung sampai dia klimaks!
Sudah itu dengan matanya yang setengah buka setengah tutup berbisik kat aku..
"U memang best, I tak pernah rasakan macam ni" aku senyum sahaja.
Kapal tak sampai lagi. Aku menyorong kepala Yati ke konekku yang mengeras macam batang besi tadi. Dia tahu apa yang harus dia lakukan walaupun nampaknya dia belum pernah kerja-tiup (blowjob) tu. Aku mula merangkul Yuni dan menciumnya. Dia tak melawan dan ikutkan saja apa yang aku buat.
Tetek Yuni tak sebesar tetek Yati tapi padat dan kenyal. Aku menyelak uniform serta coli Yuni. Sambil tangan kananku pula menyelak seluar dalam Yuni yang pun dah basah kuyup. Kedua-dua awek ni tak de bulu cipap lagi. Jari-jariku mula bermain di celah selengkang Yuni yang lubangnya terlalu kecil lagi sempit itu.
Sekarang giliran Yuni pula untuk menikmati kelazatan zakar aku sambil Yati memerhatikan perbuatan adik saudaranya tu. Yati menjilat-jilat pula pelir aku. Waah aku bagaikan raja dilayan dayang-dayang. Aku meramas tetek kedua awek tu. Kiri dan kanan.
Hari sudah gelap tak nampak satu manusia dikeliling kami. Aku suruh Yati baring di kerusi panjang tempat kita duduk. Aku baring diatas Yati.
"Bang! Yati takut pregnant"
"Don't worry sayang I tak pancutkan kat dalam" pujukku.
Aku menyuruh Yuni mengarahkan batangku ke mulut cipap Yati, ni first time dapat buat adengan berat sebab tu belum tau shooting lagi, dengan pelahan Yuni memasukkan dan aku membantu dengan menolak pelahan juga.
"Aaww..", jerit Yati.
"Sshh.., Sikit lagi sayang" rayuku pada Yati.
Zitt.. Terasa dara Yati terkoyak olehku.
"Ooh..", Yati kesakitan.
Aku mengulum lidah Yati supaya dia tidak dapat menjerit lagi. Aku pula mula menghayunkan badanku. Kami berdua mula mengimbangi permainan kami. Yati dah tak tahan lagi langsung klimaks! Dia menciumku dengan kuat, meyedut lidahku kepuasan biar pun sakit pada mulanya.
Kini Yuni pula merebahkan dirinya di depanku, bagaikan minta di'fuck'. Aku menguakkan kakinya tinggi dengan dibantu Yati.
"Ti sakit tak?" tanya Yuni pada Yati.
"Sikit je lepas seminit tu tak sakit lagi" pujuk Yati pada Yuni agar melayani nafsuku.
Aku pun rasa dah tahu kat lubang mana aku nak sental, aku pun mula dengan pelahan. Tapi kali ini batangku rasa perit sedikit sebab lubang Yuni yang masih terlalu kecil lagi untuk batang aku yang 5.5" tu dan bulatnya adalah sebesar bulat duit syiling 50 sen.
"Aahh!!"
Setelah selaput daranya dirobek Yuni menjerit kesakitan. Yati menutup mulut Yuni supaya jangan menjerit. Aku pun suruh Yati menghalakan selengkangnya ke arah mulut Yuni. Dan menyuruh Yuni menjilat pantat Yati. Yuni menghirup sisa-sisa air alor Yati tadi. Srrp srrp.. Terdengar jilatan Yuni. Yati yang kesedapan memejamkan matanya. Yuni mula rasa keenakan dek buayan syurgaku. Dengan pantas aku meneraju kapal yang hampir berlabuh itu.
Yuni klimaks, aku tahu kemutan dan rasa kehangatan air cipapnya yang menyembur batangku di dalam, kemudian aku suruh mereka berlutut di depanku sambil melancap depan muka dua saudara tu. Crrutt crrutt crutt air maniku memancut dengan banyaknya ke muka mereka sambil kusuruh mengeluarkan lidah masing-masing. Hhmm sedapnya mereka kata kat aku.. Rasa sakit di puki dia orang dah hilang kini batang aku pulak yang melecet sebab mengoyak dan merobek dua dara sunti sekali goes. Aku mengaku itulah pengalaman make love aku yang pertama dan mereka pun rasa beruntung juga sebab dapat bujang aku pada malam tu.
Satu hari tu pemeriksaan dah nak dekat, jadi Yuni pun ajaklah member dia sorang tu nak belajar sama. Nama dia Juniati tapi dipanggil Juni aje lah! Dia bengap. Sekejap nak tanya aku pasal tu dan ni. Terkadang tu sengaja aku gesel tetek dia yang agak besar kalau dibandingkan dengan gadis yang seumur dengannya. Paras dia dikatakan lebih cantik dari Yuni atau Yati. So agaknya aku dah bosan dok layan pertanyaan dia, aku sengaja masuk kan batang pensil ke celah longkang dia.
"Eh apa ni?" tanya Juni.
"Tak de ape saj nak tengok berapa besar U punya dengan Yuni dan Yati.." jawab aku berseloroh.
"Ya lah mari kita tengok siapa punya yang besar!" celah Yuni.
"OK aku setuju" sokong Yati"
"Tak nak lah! Malu lah ada Abang!" jawab Yuni.
"Apa nak malu kita orang dah biasa tengok masing telanjang!" kataku lagi.
Dengan tak cakap banyak, Yuni dan Yati pun memaksa bukak baju Juni dengan diperhatikan olehku.
"Eh tak nak! Tak nak! Apasal ni korang?" ronta Juni.
"He he he padan muka kau tadi suruh buka elok-elok tak mau kan dah kena paksa" Yuni bersenda.
Akhirnya terdedah juga badan Juni di hadapanku. Dia memakai coli putih brand Bee Dees menampakkan teteknya yang keras. Lalu aku sengaja menyelak skirt uniform Juni.
"Ha pakai seluar dalam pun Bee Dees lah!" Juni ni anak orang berada jadi pakaian dia boleh dikatakan Branded. Benar sangkaan aku, dia memakai baju dan seluar yang sepasang.
"Eh pakai branded, apasal nak tutup pulak tunjuk kan lah, U mesti bangga dengan Branded stuff U!" kataku lagi.
Yuni dan Yati pun dah buka pakaian masing-masing, hanya tinggal baju dan seluar dalam mereka sahaja yang menantikan perasmian dari aku.
"Ia lah Juni buka lah skirt kau Juni, kalau tak kita paksa lagi nak tak?" Yati mengugut Juni.
"OK OK OK aku buka, tapi untuk apa korang buat ni?" Tanya Yuni dengan tersipu.
"Alah nanti tau lah kau.." jawab Yati.
Wah rupa rupa nya payudara Juni lebih besar kalau dibandingkan payudara Yuni dan Yati. Kita orang pun tengok lah cerita blue yang kita buat sendiri. Untuk pengetahuan korang, kita ada rakamkan adegan seks kita. Sebab Ayah Yuni ni juru video jadi diam kita pakailah sendiri.
"Eh tu korang ke Yuni, Yati?" tanya Juni dengan terperanjat.
"Siapa lagi kalau tak kita, saja kita tape buat kenangan.." jawab Yuni.
"Ee, tak sangka korang boleh buat benda cam ni, takulah" jawab Juni lagi.
Sebelum apa-apa aku pun merangkul leher Juni dan menciumnya. Juni meronta tapi aku terus jilat telinga, leher dan kelongkangnya. Juni pun tak terdaya nak melawan lagi kerana keenakan jilatanku.
Uhh Juni mendesah, "Sedapnya.." katanya halus.
Yuni dan Yati mula mendekati kami. Juni kita baringkan di sofa. Yati dan Yuni memegang peha Juni kiri dan kanan. Juni hanya dapat memejamkan matanya kerana malu. Aku baring di atas badan Juni yang empok tu. Dan teruskan jilatanku di seluruh badannya. Aah.. Aku pun menyelak seluar dalam Juni dan terlihat bulu halus Juni di dalamnya.
Pukinya mula basah dan aku mau ia tambah basah dengan menjilatnya. Yuni merapatkan wajah dekat aku seperti minta dijilat seketika. Aku dan Yuni pun bermain lidah. Sementara Yati pula secara diam bermain lidah dengan Juni. Yuni, Yati dan aku pun secara bergilir menjilat puki Juni. Dia dah tak tahan dengan kelakuan kami. Sudah berapa kali dia cum tapi batangku masih belum merasmikannya lagi.
Kemudian aku pula yang duduk di sofa, Yuni dan Yati menarik seluar dalam aku ke paras lutut. Mereka bermain-main dengan batangku yang sejak tadi belum dijamah. Kusuruh Juni turun dan melihat apa yang mereka sedang lakukan pada batang butuhku. Yuni menjilat kepala butuhku Yati menjilat buah pelirku. Kakiku diangkat tinggi supaya dapat kulihatkan lubang buritku yang juga minta dijilat.
Juni terasa ghairah dengan adegan jilat menjilat itu. Lalu mereka pun bergilir menjilatku. Aku pun hayal dengan kenikmatan itu. Yuni dan Yati dah tak sabar minta di'fuck'. Yati naik atas batangku dengan memandang ke arah aku. Dengan perlahan dia memasukkan batangku yang besar ke dalam rimba nafsunya.
"Uuh.. This is what I want", kata Yati.
Juni dan Yeni duduk di antara kanan dan kiriku sambil aku memicit dan meramas buah dada mereka yang masih awal ranum tu. Yati menghenjut seperti menunggang kuda. Semakin pantas semakin kuat nafasnya menghembus.
"Aah I cum, I cum, I cum..", Henjutan Yati menjadi lemah lalu dia pun menciumku menandakan dia dah 'cum'.
Giliran Yuni pula dengan menghulurkan bontotnya ke arahku. Yati menghulurkan batangku ke puki Yuni yang masih ketat walaupun sudah berkali di belasah olehku. Yuni menghulur dan menarik bontotnya kemudian aku menghentakkan batangku dengan kuatnya ke puki Yuni.
"Aaww..", jerit Yuni yang sedap-sedap sakit itu. Dia pun melajukan gerakannya.
"Aahh.. oohh.. aahh yes fuck me fuck me..", Yuni dah bagaikan orang hilang akal. Aku pun menghentakkan batangku dengan sekuatnya ke puki Yuni. Aahh.. Yuni berhenti seketika menandakan dia pun dah cum.
Kini giliran Juni pula untuk mengorbankan daranya padaku. Yati dan Yuni menarik kaki kiri dan kanan Juni dan menaikkanya supaya ia terbuka luas. Juni hanya bisa diam, mungkin ingin merasakan kenikmatan yang sudah dikecapi oleh Yuni dan Yati. Dengan perlahan aku menyorong batangku, pukinya dikuak oleh Yani dan Yati yang suka bekerjasama dalam hal-hal macam ni.
Uuhh bila batangku mula memasuki lobang Juni. Terasa betapa basahnya puki dia dan terasa agak licin di dalam mungkin kerana dah terlalu banyak air alornya mengalir. Kumasukkan setengah batangku dan kutarik semula kumasukkan lagi dan terus ke dalam lubang puki Juni. Dia hanya memejamkan matanya sambil mulutnya terbuka seperti menjerit tanpa suara. Aku meramas ramas buah dada Juni yang aku geramkan sejak tadi. Aku hisap-hisap dan aku jilat teteknya.
Dalam sesi selama 45 minit itu akhirnya aku terasa air alor Juni memancut di kepala butuhku, terasa kehangatannya aku pun menarik keluar butuhku dan mengarahkan ke muka Juni. Yati dan Yuni mendekat kan wajah masing seperti menunggu terpancutnya airmaniku yang lazat.
Crrutt crutt crutt air maniku terpancut dengan banyaknya di muka dan di dada Juni. Yati dan Yuni menjilatnya seperti kucing minum susu.
Kami pun terbaring di depan sofa berempat kali ini. Juni katakan dia tidak menyesal apa yang dia buat hari ini. Dia sebenarnya memang nak tahu benda ni cuma tak de orang nak bagi.
Koleksi gambar bogel, awek bogel, melayu lucah, gadis nakal, telanjang tetek
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
ceritanya bermula di sebuah sekolah menengah dijb. aku baru saja bertugas dan bersamaku seramai 5 orang guru baru. hanya aku saja lelaki dan yang lainnya perempuan. selepas saja mendaftar, aku menginap seorang diri di rumah bujang dan 4 guru yang lain tu, semuanya masih "cik" menginap di sebelah rumahku....namanya as, sue, yati dan liza. semuanya tergolong dalam kategori cute dan miut...
nak dijadikan cerita, selang beberapa minggu selepas itu, tangki air rumah dia orang ni bocor. as meminta aku betulkan tangki itu. lepas habis sekolah (aku dan as sebelah pagi manakal yang lainnya sebelah petang), aku terus ke rumah as untuk melihar kerosakan itu. as sorang aje le masa tu. aku terus ke bilik air dan melihat tangki itu. as pula meminta diri untuk masuk ke biliknya...
apabila aku panjat tangki air tu, yang letaknya lebih tinggi daripada dinding bilik itu, aku sesungguhnya dapat menyaksikan keseluruhan bilik tersebut... dan yang paling mengasyikkan aku, as kulihat ketika itu sedang membelakangi aku aku... dan sedang membuka bajunya. kainnya telah dilucutkan sebelum ini...
tanpa terselindung, aku dapat melihat keputihan kulit as dan keseluruhan bentuk tubuhnya dari belakang. as hanya memakai coli dan seluar dalam aje... ku lihat as membelek-belek tubuhnya... dengan aksi yang begitu mencabar kelakianku.
kemudian as berpaling menghadap ke arah ku (dia tidak perasan aku sedang memerhatikannya dari atas sana) dan tangannya membelai lembut buah dadanya yang masih berbungkus. buah dadanya agak sederhana...kedua-dua belah tangannya mengusap lembut dan matanya tertutup.
aku tak sedap hati.. terus aku turun sikit dan berteriak padanya mengatakan bahawa aku dah kesan kebocorannya. aku terpaksa balik sekejap untuk mengambil peralatan yang diperlukan. as cuma menjawab dari dalam bilik. aku kata aku akan datang lagi selepas ini....
aku terus keluar dan balik ke rumah untuk mengambil peralatannya. dari sebelah dinding aku dengar ceburan air.. mungkin as sedang mandi.. aku tunggu seketika sebelum kembali ke rumah as dan mengetuk pintu rumahnya. as suruh masuk, pintu tak berkunci katanya. aku pun masuk. as di dalam bilik dan katanya baru lepas mandi. aku kata nak baiki tangki sekarang... as kata ok.
aku pun terus panjat lagi tangga tu menuju ke tangki air... niatku sekarang telah bertukar, dari membaiki tangki ke mengendap as... aku naik lagi dan dapat melihat pemandangan yang lebih menarik. as sedang menyapu bedak ke tubuhnya dalam keadaan bogel... kulitnya putih bersih, buah dadanya sederhana dengan puting yang agak kecil, punggungnya lentik dan bahagian kemaluannya dihiasi dengan bulu yang berbentuk tiga segi yang dijaga rapi barangkali... aku menahan nafas seketika..ku lihat as menggosok-gosok kedua-dua belah buah dadanya sambil menyapu bedak...kemudian seluar dalam dipakai dan diikuti dengan colinya. setiap gerakannya begitu mengasyikkan aku... sehingga as lengkap berpakaian, aku memerhatikannya tanpa tertinggal satu babak pun... aku berfikir, ini baru as saja. yang lain-lain tu pun, boleh tahan juga bodynya... tak sabar nak tengok body-body yang lain....
bila as keluar bilik, barulah aku kelam-kabut, mengetuk-ngetuk tangki dan sebagainya.
as tanya... teruk sangat ke rosaknya. aku kata sikit aje... kena tampal aje.. as kemudian ke dapur untuk membuat air.
timbul perasaan jahat dalam diriku... dan tanpa berlengah aku menggunakan drill dan menebuk lubang tembus ke dinding rumahku. tandas rumah ini, bilik air dan bilik mandinya dalam satu bilik... aku pastikan lubangnya itu cukup tersorok dan cukup besar untuk melihat apa yang berlaku di dalam bilik air tersebut... kemudian aku tampal dan aku pastikan tak de kesan yang boleh menggagalkan rancangan aku.kemudian aku betulkan tangki itu yang bocornya tak besar sangat.
bila aku turun, aku lihat as sudah siap menanti aku dengan hidangan air dan kuih. as ucapkan terima kasih kerana aku sudi menolongnya...
pada sebelah petangnya, aku tak sabar-sabar menanti tiga lagi dara itu balik. telah beberapa kali ku cuba mengendap melalui lubang itu dan segalanya nampak dengan jelas sekali. terbayang-bayang di fikiran aku keputihan dan kejelitaan tubuh masing-masing nanti ketika sedang mandi. aksi-aksi ghairah memenuhi segenap ruang dalam otakku....
Video Lucah : Makwe Nak Rasa air Mani - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi gambar awek tudung bogel, jilbab bogel, gadis hijab bogel, jilboob, melayu tudung lucah nakal
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Aku sedang membanting pantatku di jok belakang taxi, ketika dering HP-ku memanggil. Kuperhatikan jelas sekali bahwa ini nomor yang sama dari dua kali panggilan tadi. Tapi karena aku merasa tidak mengenalnya, aku sama sekali tidak menanggapinya.
"Kenapa tidak diangkat, Bang..?" tanya sopir taxi yang sekilas melihatku lewat spionnya.
"Buat apa. Paling-paling wartawan 'bodrek'. Menawarkan berita kemenanganku ini di koran kelas 'teri'-nya. Bosen aku berurusan dengan mereka..!" sahutku sambil kuperhatikan sekali lagi secara kilas dua medali emas dan piala juara favorit kejuaraan binaraga kelas junior ini.
Taxi meluncur kencang membawaku pulang ke rumah kontrakanku di daerah Radio Dalam. Taxi masih melenggang di atas aspalan Sudirman ketika nomor HP itu muncul lagi di layar HP-ku. Berdering dan berdering minta diangkat. Terpaksa kali ini aku menerimanya dengan malas.
"Hai Andre, sombong bener sih, nggak mau terima telponku. Kenapa..?"
"Sori Mbak. Ini siapa, dan ada apa..? Aku merasa nggak kenal anda."
"Benar. Kita belum pernah saling kenal kok. Tapi aku selalu memantau kemajuanmu dalam bertanding binaraga. Pokoknya aku selalu mengikutimu kemana kamu berlaga memamerkan tubuhmu yang berotot kekar tapi indah dan seksi sekali itu. Aku senang sekali. Banyak teman-temanku yang mengidolakan dirimu lho Mas. Kupikir masa depanmu pasti cerah sekali di dunia binaraga. Gimana nih, kami mau kenalan lebih dekat lagi, juga foto-foto bersama atlet idola kami. Bagaimana Mas..?"
Aku sejenak berpikir. Siapa sih mereka? Apa maksudnya? Kalau aku tolak, aku merasa merendahkan atau menyepelekan apa yang namanya fans atau penggemar. Fans atau penggemar, apalagi wartawan itu adalah jalur yang tidak boleh kulawan. Mereka harus kurangkul dan akrabi. Begitu nasehat teman-teman seniorku di dunia olahraga yang banyak penggemarnya.
"Baiklah. Dimana ini kalian semua..?" tanyaku setelah menghelakan nafasku.
Sebuah daerah pemukiman elite disebutkan suara cewek itu. Permata Hijau. Aku segera minta sama sopir taxi segera meluncur ke alamat yang dituju. Kuperhatikan jam tanganku sudah menunjukkan pukul 23.45 tepat. Waktuku untuk istirahat. Tapi demi fans, aku rela membagi waktuku dengan mereka.
Rumah mewah itu memang terlihat sepi, gelap, dengan halamanya yang terlihat teduh. Berlantai tiga dengan gaya arsitektur spanyol yang unik. Bergegas aku segera turun dan kuperhatikan sejenak taxi telah menghilang di tikungan jalan. Kembali aku perhatikan alamat rumah yang kutuju itu. Aku segera menyelinap masuk ke dalam halamannya setelah membuka sedikit pintu gerbangnya yang dari besi dicat hitam. Hujan mendadak turun dengan rintik-rintik. Berburu aku lari kecil menuju teras yang tinggi, karena aku mesti menaiki anak tangganya.
Aku dengan tidak sabaran menekan-nekan bel pintunya yang yang tampak sekali aneh bagiku, sebab tombol bel itu berupa puting susu dari patung dada wanita. Tidak berapa lama, pintu model tarung kuku itu terbuka. Aku seketika berdecak kagum dan 'ngiler' berat melihat figur penggemarku ternyata anak baru tumbuh yang bertubuh seksi.
"Mas Andre, ya? Ayo Mas, dua temanku sudah tak sabar nungguin Mas. Biar kubawakan pialanya.. yuk..!" ujar gadis berusia sekitar 17 tahun itu ramah sekali menyambar piala dan tas olahragaku.
Aku menyibakkan sebentar rambut gondrongku yang basah sedikit ini, sambil sejenak kuperhatikan gadis itu menutup dan mengunci kembali pintunya.
"Ng.., maaf, belum kenalan..," gumamku perlahan membuat gadis berambut pendek cepak ala tentara cowok itu menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya ke arahku sambil mengumbar senyun manisnya.
"Oh ya, aku Tami..," sahutnya menjabat tanganku erat-erat.
Hm, halus dan empuk sekali jemari ini, seperti tangan bayi.
Tami yang berkulit kuning langsat itu melirik ke sebelah, di mana dari balik korden muncul dua temannya. Semua seusia dirinya.
"Ayo pada kenalan..!" sambung Tami.
Malam ini Tami memakai kaos singlet hitam ketat dan celana pendek kembang-kembang ketat pula, sehingga aku dapat dengan jelas melihat sepasang pahanya yang mulus halus. Bahkan aku dapat melihat, bahwa Tami tidak memakai BH. Jelas sekali itu terlihat pada dua bulatan kecil yang menonjol di kedua ujung dadanya yang kira-kira berukuran 32.
"Lina..," ujar gadis kecil lencir berambut panjang sepinggangnya itu menjabat tanganku dengan lembut sekali.
Gadis ini berkulit kuning bersih dengan dadanya yang kecil tipis. Dia memakai kaos singlet putih ketat dan celana jeans yang dipotong pendek berumbai-rumbai. Lagi-lagi Lina, gadis cantik beralis tebal itu sama seperti Tami. Tidak memakai BH. Begitupun Dian, gadis ketiga yang bertubuh kekar seperti laki-laki itu dan berambut pendek sebatas bahunya yang kokoh. Kulitnya kuning langsat dengan kaos ketat kuning dan celana pendek hitam ketat pula. Hanya saja, dada Dian tampak paling besar dan kencang sekali. Lebih besar daripada Tami. Cetakan kedua putingnya tampak menonjol ketat.
Aku dapat melihat pandangan mata mereka sangat tajam ke arah tubuhku. Aku pikir iru maklum, sebab idola mereka kini sudah hadir di depan mata mereka.
"Dimana mau foto-foto bersamanya..?" tanyaku yang digelandang masuk ke ruang tengah.
"Sabar dulu dong Mas, kita kan perlu ngobrol-ngobrol. Kenalan lebih dalam, duduk bareng.. gitu. Santai saja dulu lah.. ya..?" sahut Dian menggaet lengan kananku dan mengusap-usap dadaku setelah ritsluting jaket trainingku diturunkan sebatas perutku.
"Ouh, kekar sekali. Berotot, dan penuh daging yang hebat. Hm..," sambungnya sedikit bergumam sembari menggerayangi putingku dan seluruh dadaku.
Aku jadi geli dan hendak menampik perlakuannya. Tapi kubatalkan dan membiarkan tangan-tangan ketiga gadis ABG itu menggerayangi dadaku setelah mereka berhasil melepas jaketku.
Kuakui, aku sendiri juga menikmati perlakakuan istimewa mereka ini. Kini aku dibawa ke sebuah kamar yang luas dengan dinding yang penuh foto-foto hasil klipingan mereka tentang aku. Aku kagum. Sejenak mereka membiarkanku terkagum dan menikmati karya mereka di tembok itu.
"Bagaimana..?" tanya Lina mendekati dan merangkul lengan kiriku.
Lagi-lagi jemari tangan kirinya menggerayangi puting dan dadaku. Kudengar nafas Lina sudah megap-megap. Lalu Dian menyusul dan memelukku dari belakang, menggerayangi dadaku dan menciumi punggungku. Kini aku benar-benar geli dibuatnya.
"Sudahlah, lebih baik jangan seperti ini caranya. Katanya mau foto-foto..?" kataku mencoba melepaskan diri dari serbuan bibir dan jemari mereka.
"Iya, betul sekali. Lihat kemari Mas Andre..!" sahut Tami yang berdiri di belakangku.
Aku segera membalikkan tubuhku dan seketika aku terkejut. Mataku melotot tidak percaya dengan penuh ketidaktahuan dan ngerti semua ini.
"Ada apa ini, apa-apa ini ini..? Kalian mau merampokku..?" tanyaku protes melihat Tami sudah menodongkan pistol otomatis yang dilengkapi dengan peredam suara itu ke arah kepalaku.
"Ya. Merampok dirimu. Jiwa dan ragamu. Semuanya. Ini pistol beneran. Dan kami tidak main-main..!" sahut Tami dengan wajah yang kini jadi beringas dan ganas.
Begitupun Lina dan Dian. Sebuah letupan menyalak lembut dan menghancurkan vas bunga di pojok sana. Aku terhenyak kaget. Mereka berdua memegangi lengananku dengan kuat sekali. Aku hampir tidak percaya dengan tenaga mereka.
"Tidak ada foto. Tapi, di ruangan ini, kami memasang beberapa kamera video yang kami setel secara otomatis. Setiap ruangan ada kamera dan kamera. Semua berjalan otomatis sesuai programnya. Copot celananya, Lin..!" ujar Tami membentak.
Aku hendak berontak, tapi dengan kuat Dian memelintir lenganku.
"Ahkk..!"
"Jangan macem-macem. Menurut adalah kunci selamatmu. Ngerti..!" bentak Dian tersenyum sinis.
Celana trainingku kini lepas, berikut sepatuku dan kaos kakinya. Lina sangat cepat melakukannya. Kini aku hanya memakai cawat hitam kesukaanku yang sangat ketat sekali dan mengkilap. Bahkan cawat ini tidak lebih seperti secarik kain lentur yang membungkus zakar dan pelirku saja. Sebab karetnya sangat tipis dan seperti tali.
"Kamu memang seksi dan kekar..," ucap Tami mendekati dan menggerayangi zakarku.
"Iya Tam. Sekarang aja ya, aku udah nggak sabar nih..!" sahut Dian mengelus-elus pantatku.
"Sama dong. Tapi siapa duluan..?" sahut Lina mengambil sebotol minyak tubuh untuk atlet binaraga.
Kulihat mereknya yang diambil Lina yang paling mahal. Tampaknya mereka tahu barang yang berkualitas.
"Diam dan diam, oke..?" kata Lina menuangi minyak itu ke tangannya.
Begitupun Dian dan Tami. Segera saja jemari-jemari tangan mereka mengolesi seluruh tubuhku dengan minyak. Bergantian mereka meremas-remas batang zakarku dan buah pelirku yang masih memakai cawat ini dengan penuh nafsu. Aku kini sadar, mereka fans yang maniak seks berat. Walau masih ABG. Dengan buas, Tami merengut cawatku dengan pisau lipatnya, yang segera disambut tawa ngakak temannya. Zakarku memang sudah setengah berdiri karena dorongan dan rangsangan dari stimulasi perbuatan mereka. Bagaimanapun juga, walau dalam situasi yang tertekan, aku tetap normal. Aku tetap terangsang atas perlakuan mereka.
"Ouh, sangat besar dan panjang. Gede sekali Lin..," ucap Dian kagum dan senang sembari menimang-nimnag zakarku.
Sedangkan Tami meremas-remas buah pelirku dengan gemas sekali, sehingga aku langsung melengking sakit.
"Duh, rambut kemaluannya dicukur indah. Apik ya..!" sahut Dian mengusap potongan bentuk rambut kemaluanku yang memang kurawat dengan mencukur rapi.
"Auuhk.., jangan. Jangan.., sakit..!" ucapku yang malah bikin mereka tertawa senang.
Lina sendiri menciumi daging zakarku dan menjilat-jilat buas pelirku. Aku tetap berdiri dengan kedua kakiku agak terbuka.
Mereka dengan buasnya menjilati dan menciumi zakar dan buah pelirku serta pantatku.
"Ouh.. jangan.. aauhk.. ouhhk.. aahkk..!" teriak-teriak mulutku terangsang hebat.
Hal itu membuat Tami jadi ganas dalam mengocok-ngocok batang zakarku. Sedangkan Lina gantian meremas-remas buah pelirku. Sementara Dian menghisap putingku dan memelintirnya, sehingga putingku jadi keras dan kencang. Kedua tanganku kini berpegangan pada tubuh mereka, karena dorongan birahiku yang mendadak itu. Aku kian menjerit-jerit kecil dan nikmat. Teriakan mereka yang diselingi tawa senang kian menambah garang perlakuan mereka atas tubuh telanjangku.
Bergantian mereka mngocok-ngocok zakarku hingga kian mengeras dan memanjang hebat. Bahkan mereka dengan buasnya bergantian menyedot-nyedot zakarku dengan memasukan ke dalam mulut mereka, sampai-sampai mereka terbatuk-batuk karena zakarku menusuk kerongkongan mereka.
"Nikmat sekali zakarnya, hmm.., coba diukur Dian. Berapa panjang dan besarnya, aku kok yakin, ini sangat panjang..!" ujar Tami sambil terus mengulum-ngulum dan menjilati zakarku.
Dian segera mengukur panjang dan besarnya zakarku.
"Gila, panjangnya 23 sentimeter, dan garis lingkarnya.. hmm.., 18 senti. Apa-apaan ini. Kita pasti terpuaskan. Dia pasti hebat dan kuat..!" ujar Dian kagum sambil mengikat pangkal batang zakarku dengan tali sepatu secara kuat.
Begitupun pangkal buah pelirku diikat tali sepatu sendiri. Sementara Lina gantian kini yang mengocok-ngocok zakarku sambil mengulum-ngulumnya. Karuan saja, zakarku jadi tambah keras dan merah panas membengkak hebat. Otot-ototnya mengencang ganas. Aku kian menjerit-jerit tidak kuat dan tidak kuasa lagi menahan spermaku yang hendak muncrat ini.
Mendengar itu, Lina mencopot lagi tali sepatuku di batang zakarku dan pelirku. Cepat-cepat mereka membuka mulutnya lebar-lebar di depan moncong zakarku sambil terus mengocok-ngocok paling ganas dan kuat.
"Creet.. croot.. creet.. srreet.. srroott.. creet..!" menyembur spermaku yang mereka bagi rata ke mulutnya masing-masing.
Bergantian mereka menjilati sisa-sisa spermaku sambil mengurut-ngurut batang zakarku agar sisa yang masih di dalam batang zakarku keluar semua.
"Hmm.. nikmat sekali. Enak..!" ucap Diam senang.
"Iya, spermanya ternyata banyak sekali.. kental..!" sahut Lina.
"Ayo, ikat dia di ruang penyiksaan. Cepat..!" perintah Tami berdiri, diikuti Lina dan Dian.
Sedangkan aku masih lemas. Rasa-rasanya mau hancur badanku. Aku nurut saja perintah mereka. Memasuki ruang penyiksaan.
Apa pula itu? Mereka dengan cepat memasang gelang besi di kedua tangan dan kakiku. Rantai besi ditarik ke atas. Kini tubuhku merentang keras membentuk huruf X. Posisi badanku dibikin sejajar dengan lantai yang kira-kira setinggi satu meteran itu. Lampu menyorot kuat ke arahku. Keringatku menetes-netes deras.
"Siapa kalian ini sebenarnya..?" tanyaku memberanikan diri.
"Diam..! Tak ada pertanyaan. Dan tak boleh bertanya. Pokoknya menurut. Kamu kini budak kami. Ngerti..!" bentak Tami mencambuk dadaku dan punggungku dengan cambuk yang berupa lima utas kulit yang ujungnya terdapat bola berduri. Sakitnya luar biasa.
Mendadak Dian membuka lantai di bawahku. Aku kaget, rupanya di bawah sana ada liang seukuran kira-kira lebar 50 senti dan panjang dua meteran. Dan di lubang sedalam kira-kira satu meteran itu terdapat tumpukan batu bara yang membara panas sekali! Pantas saja, tadi kakiku sempat merasakan panasnya lantai ubin ini. Walau kini tubuhku setinggi kurang dari dua meter dari bara, tapi aku masih kuat merasakan betapa panasnya batu bara itu uapnya membakar kulit tubuhku bagian belakang.
"Cambuk terus..! Sirami dengan minyak dan jus tomat..!" perinta Tami mencambuki kakiku.
Sedangkan Lina mencambuki dadaku. Dian mencambuki punggungku. Panas dan pedih, semua bercampur jadi satu. Bersamaan mereka juga mencambuki zakar dan pelirku yang masih setengah tegang ereksinya. Batu bara yang tertimpa minyak dan jus tomat itu mengeluarkan asap panas yang segera membakar kulitku. Entah, di menit keberapa aku bertahan. Yang jelas tidak lama kemudian aku pingsan.
Saat terbangun, ternyata aku sudah terbaring di atas ranjang luas dan empuk bersprei putih kain satin. Tapi kondisiku tidak jauh beda dengan disiksa tadi. Kedua tanganku dirantai di kedua ujung ranjang bawah, sedangkan badanku melipat ke atas karena kedua kakiku ditarik dan rantainya diikatkan di kedua ujung ranjang atas kepalaku, sehingga dalam posisi seperti udang ini, aku dapat melihat anusku sendiri.
Sebuah bantal mengganjal punggungku. Lampu menyorotku. Tiba-tiba Lina sudah mengakangi wajahku. Dan dia telanjang bulat. Kulihat vaginanya yang mengarah ke wajahku itu bersih dari rambut kemaluan. Rupanya telah dipangkas bersih.
"Jilati, nikmati lezatnya kelentitku dan vaginaku ini. Cepat..!" teriak Lina menampar wajahku dua kali sambil kemudian membuka bibir vaginanya dan menjejalkannya ke mulutku. Terpaksa, aku mulai menjilati vagina dan seluruh bagian di dalamnya sambil menghisap-hisapnya.
Lina mulai menggerinjal-gerinjal geli dan nikmat sambil meremas-remas sendiri duah dadanya dan puting-puting susunya yang kecil itu. Kulihat selintas datang Dian dan Tami yang juga telanjang bulat. Sejenak mereka berdua saling berpelukan dan berciuman. Mereka ternyata lesbian..! Lina segera beranjak berdiri.
"Lakukan dulu Lin, kami sedang mood nih..!" ujar Tami mencimui vagina Dian yang berbaring di sebelahku sambil menggerinjal-gerinjal geli.
Kedua tangan Dian meremas-remas sendiri buah dadanya. Lina segera saja mengambil boneka zakar yang besar dan lentur. Segera saja Lina menuangi anusku dengan madu, serta merta gadis itu menjilati duburku. Aku jadi geli.
Kini jemari Lina mulai mengocok-ngocok zakarku, setelah sebelumnya mengikat pangkal buah pelirku secara kuat.
"Ouh.. aduh.., aahhk..," teriakku mengerang sakit dan nikmat.
Lina dengan cepat segera menusukkan boneka zakar plastik itu ke dalam lobang anusku. Karuan saja aku menjerit sakit. Tapi Lina tidak perduli. Zakar plastik itu sudah masuk dalam dan dengan gila, Lina menikam-nikamkan ke anusku. Aku menjerit-jerit sejadinya. Sementara tangan satunya Lina tetap mengocok-ngocok zakarku sampai ereksi kembali dengan kerasnya.
Tiba-tiba Tami mengakangi wajahku dan mengencingi wajahku.
"Diminum. Minum pipisku.. cepat..!" perintah Tami menanpar-nampar pantatku.
Terpaksa, kutelan pipis Tami yang pesing itu. Rasanya aku mau muntah. Lebih baik menjilati vaginanya, ketimbang meminum pipisnya. Tami tertawa ngakak sambil mengambil alih mengocok zakarku dengan buas.
"Gantian..!"ujar Dian menggantikan posisi Tami.
Pipis lagi. Aku kini kenyang dengan pipis mereka. Tubuhku basah oleh pipis mereka. Lina masih menusuk-nusuk duburku dengan zakar plastiknya. Pelan-pelan rantai dilepas, tapi Lina malah membenamkan zakar plastik itu dalam-dalam di anusku. Kakiku dibuat mengangkang. Dengan buas, satu persatu memperkosaku.
"Auhk.. aahk.. ouhkk.. yeaah.. ouh..!" teriak-teriak mulut mereka menggenjot di atas tubuhnya setelah memasukkan zakarku ke dalam vaginanya.
"Ouh.. ouhk, tidak.. ahhk.. ahhk..!" menjeritku kesakitan karena sperma yang mestinya muncrat tertahan oleh tali ikatan itu.
Cambuk kembali melecuti dadaku. Pokoknya tidak ada yang diam nganggur. Saat Tami menggagahiku, Lina mencambuk. Dian menetesi puting susuku dengan cairan lilin merah besar. Atau menyirami lilin panas itu ke anusku. Saking tidak kuatnya aku, kini aku jatuh pingsan lagi.
Entah berapa lama aku pingsan. Saat terbangun, banyak spermaku yang tercecer di perutku. Tidak ada rantai. Tidak ada lilin. Bahkan mereka juga tidak ada di sekitarku. Kemana mereka? Perlahan aku beranjak berdiri, tertatih-tatih mencari pakaianku. Tubuhku penuh barut bekas cambuk dan lilin mengering. Luar biasa sakit dan pedihnya tersisa kurasakan.
Secarik kertas ditinggalkan mereka bertiga untukku. Kubaca dengan muak dan geram.
Trim atas waktumu. Tapi kami belum puas menikmatimu. Kami pasti datang lagi untuk kepuasan kami. Kami pergi karena ada mangsa baru yang lebih lemah tapi kuat seksnya. Kalau kamu tolak, kami edarkan videonya. Awas, kamu kini adalah 'anjing' seks kami. Trim. Sampai jumpa.
TAMAT
cerita lucah dalam taxi, gambar koleksi bontot melayu besarVideo Lucah : Pakwe Jilat Sampai Licin - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Tengahari itu Bedah tidak memasak. dia merasa begitu penat untuk memasak. Malek yang terbaring di sisinya masih lagi berdengkur keletihan. bagi Bedah biarlah mereka makan di luar sahaja tengahari itu.
Bedah bangun lalu segera masuk ke bilik air. tubuhnya masih lagi berbogel. Tiada seurat benangpun yang menyaluti tubuhnya yang gebu dan seksi itu. dia tersenyum memerhati ke arah Malek ketika dia mencapai kain tuala sebelum melangkah masuk ke bilik air.
sengaja dia tidak mahu mengejutkan Malek yang benar-benar keletihan itu. Baginya biarlah Malek berehat sepuas-puasnya. dia berhasrat untuk berjuang lagi dengan Malek pada sebelah petang dan malam nanti.
Bedah berendam lama di dalam bath tub di dalam bilik air di biliknya itu. Dia memang selalu mandi begitu. mandi macam orang putih. berendam lama-lama akan lebih menyegarkan tubuhnya.
setelah puas berrendam, barulah Bedah keluar dari bilik air. tubuhnya yang gempal dan seksi itu dikeringkan dengan tuala yang menyaluti
tubuhnya. dia berdiri sebentar di hadapan cermin besar di sudut bilik. dia merenung tubuhnya yang telah berjaya meruntuhkan banyak iman lelaki. dia berbangga memiliki tubuh begitu. dia tersenyum sendirian.
perfume yang terletak di atas meja solek segera diambilnya. dia menyemburkan wangian itu ke seluruh tubuhnya. seluruh bilik turut berbau harum dan menyegarkan. setelah menyemburkan seluruh tubuhnya dengan perfum, Bedah mengambil pakaiannya dari almari pakaian.
dia mengambil T-shirt dan seluar jeans berwarna putih. dia terus menyarungkan pakaian tersebut ke tubuhnya tanpa memakai pakaian dalam terlebih dahulu. Bedah memang sering berpakaian begitu. baginya dia lebih selesa berpakaian demikian kerana dengan berpakaian begitu akan lebih ramai kaum lelaki terpesona dengan bentuk tubuhnya.
Bedah sebenarnya bukanlah seorang wanita yang mempunyai bentuk badan yang gemuk. cuma punggung dan buah dadanya sahaja yang besar dan apabila dia berpakaian begitu, dia akan kelihatan lebih seksi. setiap kali dia pergi ke kompleks membeli belah atau ke supermarket sudah pasti beberapa orang lelaki akan terpegun melihat bentuk tubuhnya.
setelah selesai bersolek, Bedah kini duduk di tepi katil di sisi Malek yang masih terlena keletihan. bibir Malek dikucupnya dengan mesra. Malek segera mencelikkan matanya apabila dia terasa bibirnya disentuhi sesuatu. setelah dia membuka matanya, dia tersenyum apabila melihat Bedah yang mengucupi bibirnya. kucupan Bedah itu segera dibalas olehnya. bibir mereka bertembung seketika.
tangan Bedah kemudian segera hinggap di senjata Malek yang masih berbogel itu. senjata yang lembik itu diusap-usap dengan lembut oleh jari Bedah. Malek hanya membiarkan sahaja apa yang dilakukan oleh kakak iparnya itu. baginya biarlah Bedah melakukan sepuas hatinya. bukannya selalu dia memperolehi kesempatan begitu.
Malek kini merangkul tengkuk Bedah dan bibir Bedah yang merah kerana baru di sapu gincu itu dikucupnya dengan penuh bernafsu. lidahnya mula merayau rayau ke dalam mulut Bedah dan mencari cari lidah Bedah. akhirnya lidah mereka bertemu dan berkuluman. Bedah merasa begitu nikmat bila dikucup oleh Malek.
tangan Bedah masih lagi memain mainkan senjata Malek. senjatanya tadinya lembik dan layu kini mulai segar kembali. Bedah tersenyum bila melihat senjata Malek sudah mulai naik dan membesar. tangannya semakin nakal memain mainkan senjata Malek.
"nak main lagi?" tanya Malek.
Bedah menggeleng gelengkan kepalanya.
"habis nak apa?" tanya Malek.
"nak makan. aku laparlah!" balas Bedah.
‘'akak dah masak?" tanya Malek.
"belum. kita makan di luar saja," balas Bedah.
Malek terdiam. hasratnya untuk meneruskan perjuangan dengan Bedah terbantut. dia tahu bahawa kakak iparnya itu masih mahu lagi berjuang dengannya. dia perlu bersabar. masa masih banyak untuk mereka.
"aku mandi dulu!" Malek bangun dan terus mengambil tuala. lepas itu dia segera menghilang di dalam bilik air.
tidak seperti Bedah, Malek tidak mengambil masa yang panjang ketika mandi. Tidak lama dia berada di dalam bilik air itu dia telahpun keluar. senjatanya bergoyang goyang ketika dia mengelap badannya ketika dia melangkah keluar dari bilik mandi. Bedah tersenyum melihat senjata adik iparnya itu.
"bagaimana perasaanmu?" tanya Malek ketika dia mengenakan seluar dalamnya yang berwarna putih yang terletak di atas lantai.
"perasaan apa?" tanya Bedah.
"perasaanmu setelah berjuang dengan aku," balas Malek dengan nada selamba.
"boleh tahan." Bedah tersenyum
"masakan cuma setakat boleh tahan!"
"istimewa. paling istimewa," balas Bedah sambil meluru ke arah Malek lalu melepaskan sebuah ciuman di pipi kanan adik iparnya itu.
Malek begitu bangga bila mendengar pengakuan dari kakak iparnya itu. dia memang sudah mengagak bahawa kakak iparnya itu pasti kagum dengan cara persembahan yang dilakukan olehnya. dia tahu kakak iparnya benar benar telah merasai kepuasan ketika bersetubuh dengannya.
"kakak nak lagi?" tanya Malek sambil mengenakan T-shirtnya.
"nak apa?" Bedah pura pura tidak tahu.
"nak main!" Malek berterus terang.
"tak mahu."
"kenapa?"
"senjata Malek tu terlalu panjang dan besar!"
"tak sedap ke?"
"bukan tak sedap, tapi sakit."
Malek tersenyum bila mendengar kata kata kakak iparnya itu. dia tahu Bedah berkata begitu bukanlah bermakna dia benar benar mengalami kesakitan. dia tahu Bedah hanya bergurau sahaja. dalam hatinya dia benar benar yakin bahawa Bedah pasti masih teringin untuk mengulangi lagi perjuangan yang dilakukan oleh mereka sebentar tadi.
setelah selesai mengenakan pakaian, kedua-dua mereka segera keluar. Bedah berhajat untuk makan di hotel Hilton. bagi Bedah, dia akan merasa lebih selesa makan di situ walaupun harganya agak mahal sedikit tetapi layanan yang diterima olehnya begitu memuaskan.
dia memang biasa makan di hotel tersebut. hampir kesemua pelayan pelayan yang bertugas di hotel tersebut telahpun mengenalinya, dia merasa begitu bangga jika menerima layanan yang memuaskan.
di samping itu, Bedah akan berpeluang juga menemui beberapa orang kenalannya di situ. mereka memang sering berkunjung ke hotel itu. kesemua kenalan Bedah adalah terdiri daripada isteri-isteri peniaga peniaga besar ataupun perempuan perempuan simpanan mereka.
Bedah dan Malek segera diberikan layanan istimewa oleh pekerja pekerja hotel. sebagai pekerja di hotel hotel besar yang bertaraf antarabangasa, mereka telahpun dilatih untuk melayani setiap pelanggan yang datang ke hotel mereka.
setelah membuat pesanan, Bedah dan Malek berbual buat beberapa ketka Malek begitu kagum dengan Bedah. dia kagum kerana Bedah terlalu dikenali di hotel tersebut. hampir kesemua pekerja di situ begitu rapat dengannya.
"akak selalu ke sini?" tanya Malek.
"selalu. hampir setiap hari. terutama kalau Datuk tiada dirumah," balas Bedah.
"untuk apa?"
"makan. dan kadang kadang bertemu kawan!"
dari apa yang diceriakan oleh Bedah itu, Malek telah mengerti bahawa kakak iparnya itu memang sering kesepian. abangnya begitu sibuk dengan perniagaan dan itulah puncanya kenapa Bedah sering tiada di rumah.
ketika mereka sedang asyik berbual bual itu, tiba tiba bahu Bedah ditepuk oleh seorang gadis Cina yang jelita. Bedah segera menoleh ke belakang. Janet Wong tersenyum memandang ke arahnya.
"Dah lama sampai?" tanya Janet.
"baru sebentar. marilah makan bersama." pelawa Bedah.
"aku tak suka mengganggu." balas Janet Wong.
"mengganggu apa pulak. silakanlah." pelawa Bedah lagi.
Janet Wong segera duduk. Malek memerhatikan wajah Janet Wong sambil tersenyum.
"perkenalkan, ini adik ipar i. Malek, dan ini Janet Wong," Bedah memperkenalkan Malek dan Janet Wong.
"you ni adik Datuk Mahmud?" tanya Janet Wong sambil menyambut tangan Malek. Malek tidak menjawab. dia hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali tanda mengiyakan kata kata Janet Wong itu.
"patutlah ada rupa Datuk Mahmud. mulanya i ingatkan siapa tadi." balas Janet Wong sambil tersenyum panjang.
perbualan mereka terhenti sebentar apabila seorang pelayan masuk untuk bertanyakan pesanan dari Janet, setelah melihat menu beberapa ketika, Janet segera membuat pesanan dan pelayan tersebut terus meninggalkan meja mereka. "malam ini awak ada rancangan tak?" tanya Bedah.
"tak ada. kenapa?"
"kalau tak ada rancangan apa apa, datanglah ke rumah aku malam ini," pelawa Bedah.
"ada program istimewa ke?"
"datanglah dulu, nanti kau pasti akan terkejut." ujar Bedah sambil tersenyum. Janet tersenyum memandang ke arah Malek. hatinya merasa agak tertarik juga kepada Malek. wajah Malek benar benar mempunyai daya tarikan yang boleh menyebabkan perempuan mudah menyerah kepadanya.
"dah lama di sini?" tanya Janet bila dia mendapati Malek hanya mendiamkan diri buat beberapa ketika.
"baru dua hari. esok aku akan segera pulang ke Alor Setar." balas Malek.
"buat apa?"
"aku bertugas di sana."
"Ohhh."
Janet Wong memang telah lama mengenali Bedah. semenjak Bedah mengenali Ah Tong, semenjak itulah dia mengenali Janet. Janet sebenarnya bukanlah isteri kepada tauke balak dari Pahang itu tetapi hanyalah merupakan perempuan simpanan Ah Tong sahaja.
Ah Tong hanya menggunakan Janet ketika dia datang ke Kuala Lumpur bagi menguruskan perniagaannya di sini dan masa masa lainnya dia menghabiskannya bersama isterinya yang tinggal di Mentakab.
sebagai seorang perempuan simpanan, Janet memang sering kesepian. dia sentiasa inginkan kenikmatan, tetapi kenikmatan yang diharap harapkan olehnya itu hanya datang sesekali sahaja. untuk itu dia juga turut meraih kepuasan di luar rumah.
bagi mereka, sudah tidak ada rahsia yang harus disembunyikan. Bedah tahu segala rahsia Janet manakala Janet pula mengetahui segala rahsia Bedah. hidup mereka hampir hampir sama cuma bezanya Bedah mempunyai suami dan menjadi isteri ke empat kepada seorang lelaki tua yang telah lemah manakala Janet pula menjadi seorang perempuan simpanan kepada seorang lelaki yang telahpun beristeri.
"ada hidangan istimewa malam ini?" Janet mengulangi pertanyaan. Bedah tidak menjawab soalan Janet itu. dia hanya mengenyitkan matanya sahaja. Janet sudah dapat menangkap maksud Bedah itu. dia tahu sudah pasti Bedah telahpun menyediakan hidangan paling istimewa untuk dinikmati olehnya malam nanti. Malek pula merasa begitu risau bila mendengar Bedah mengundang Janet untuk datang ke rumah mereka malam itu. bagi Malek, sudah pasti hasratnya untuk mengulangi rasa nikmatnya bersama Bedah akan tergendala apabila Janet datang ke rumah mereka nanti.
setelah selesai makan. Bedah dan Malek meminta diri untuk pulang. Janet masih lagi duduk di meja. dia tidak mahu segera pulang ke rumahnya. dia ingin menemui beberapa orang temannya disitu. oleh itu dia tidak membenarkan Malek menjelaskan pembayaran makanan yang telah dinikmati oleh mereka.
"biar i yang bayar." ujar Janet ketika Malek memanggil seorang pelayan untuk meminta bil makanan dan minuman yang telah mereka nikmati sebentar tadi. "tak apalah, bukannya selalu kita makan bersama.' balas Malek.
"tak payahlah. biar i saja yang bayar. lagipun i terpaksa duduk lama lagi di sini kerana menunggu kawan i yang akan datang ke sini." balas Janet.
Malek terpaksa mengalah. akhirnya dia dan Bedah segera meninggalkan Coffee House di hotel Hilton itu dan segera menuju ke rumah. hendak bersiarpun cuaca masih terlalu panas dan tiada tempat yang hendak ditujui.
"siapa si Janet tu?" tanya Malek sebaik baik sahaja mereka sampai di rumah.
"kawan akak."
"dah lama akak berkawan dengan dia?"
"lama juga. hampir tiga tahun!"
"apa kerjanya?"
"tak ada!"
"habis dari mana dia dapat duit untuk belanja hariannya?"
"dia tu perempuan simpanan tauke balak." balas Bedah.
Malek sudah tidak mampu untuk menyoal lebih jauh. dia sudah dapat mengagak bahawa Janet juga adalah merupakan perempuan yang hidup dalam kesepian seperti Bedah. mungkin kehidupan Janet jauh lebih parah dari Bedah.
Malek tidak segera mengekori bedah masuk ke biliknya sebaliknya dia terus masuk ke bilik tetamu yang terletak di bahagian bawah rumah besar dua tingkat itu. Dia perlu berehat seketika. Bedah pula tidak memanggil adik iparnya naik ke atas. Malek segera teringat kepada Janet Wong. menurut penglihatannya, Janet Wong memang benar benar jelita cuma bentuk tubuh Janet sahaja yang kurus tinggi dan tidak seperti Bedah yang padat berisi terutama di bahagian dada dan punggung. tubuh Janet begitu menggiurkan Malek. dia ingin menikmati batang tubuh itu. Dia ingin untuk menghubungi Janet pada masa masa akan datang. baginya pertemuan pertama dengan Janet telah melahirkan satu rasa aneh. baginya Janet benar benar memikat. benar benar menawan.
tubuh Janet tidaklah sama dengan tubuh yang dimiliki oleh Bedah. dia seorang gadis yang tinggi lampai dan buah dadanya tidak terlalu besar. hanya sederhana. punggungnya kelihatan masih gempal dan berisi.
menurut perhitungan Malek, Janet pasti pernah bertugas sebagai seorang model pakaian sebelum mengenali Ah Tong. dia benar benar pasti. kalau dia tidak silap, dia ternampak Janet sedang menggayakan pakaian pakaiana terbaru keluaran sebuah syarikat pakaian terbesar ketika dia menyaksikan satu pertunjukan fesyen pakaian beberapa tahun lalu. Malek benar benar pasti! dia pasti Janet adalah bekas seorang model pakaian.
perasaan teringinkan tubuh Janet segera meluap luap di ingatannya. dia merasa kesal kerana tidak meminta nombor telefon Janet ketika makan bersama sebentar tadi. dia merasa kesal. namun begitu perasaannya kesalnya itu segera lenyap apabila dia teringat Janet akan datang ke rumah abangnya itu malam nanti.
"bagaimana kalau dia tidak datang?" Malek menyoal dirinya sendiri.
dia bercadang untuk meminta nombor telefon Janet Wong dari kakak iparnya tetapi dia mersa agak segan. dia takut kalau kalau dikatakan oleh kakak iparnya sebagai seorang lelaki buaya. perasaan malu segera menyelinap dibenaknya.
"hendaknya Janet Wong datang malam ini." harapan Malek dan ketika itu dia sudah tidak lagi menganggap bahawa kedatangan Janet malam itu nanti akan mengganggu urusannya untuk kembali berpesta bersama Bedah.
bagi Malek, seleranya terhadap Bedah segera terhapus apabila dia teringatkan wajah Janet Wong. perasaan giannya terhadap Bedah kini telahpun tawar. rasa hatinya untuk kembali mengulangi perbuatan yang dilakukannya bersama Bedah pagi tadi semakin pudar.
baginya sudah tidak ada apa apa yang istimewa lagi. segala galanya telah dirasainya. telah dinikmati olehnya. Malek tersenyum sendirian di dalam biliknya. hatinya semakin berdebar debar menunggu kedatangan Janet malam itu.
sejak balik dari makan tengahari bersama Malek sebentar tadi, Bedah terus terlena di bilik tidurnya. dia memang sering tidur di waktu petang. rasa letihnya kerana melakukan tugas berat bersama Malek di sebelah pagi menyebabkan matanya semakin mudah terlena.
ketika dia sedar, cuaca telahpun gelap. baru dia ingat bahawa dia telah tertidur tanpa menanggalkan terlebih dahulu pakaiannya. dia benar benar mengantuk dan keletihan sehingga terlupa untuk melucutkan seluar dan T-shirt yang dipakainya itu. semenjak berkahwin dengan Datuk Mahmud, belum pernah Bedah tidur dalam keadaan begitu. dia sering tidur dalam keadaan berbogel, bukan itu sahaja, dia sebenarnya lebih selesa kalau berbogel. di rumah yang didiaminya sendirian itu dia memang sentiasa berbogel.
Bedah hanya akan mengenakan pakaiannya sekiranya dia hendak keluar bersiar siar atau keluar menemui teman temannya. dan kalau tidak ke mana mana dia akan hanya berbogel di rumahnya itu.
sebelum ini dia terpaksa juga mengenakan pakaian sekiranya ada tetamu yang datang kerumahnya terutamanya Malek yang memang sering datang ke situ. Malek memang lebih suka datang ke rumah Bedah dari tinggal di rumah kakak iparnya yang lain. dia sebenarnya tidak berasa gemar kepada gangguan dan sekiranya dia tinggal di rumah kakak kakak iparnya yang lain dia pasti menerima gangguan terutama suara bising dan tangisan anak anak buahnya.
Malek memang tidak berapa suka kepada kanak kanak apatah lagi kalau kanak kanak itu sering sahaja memekak. itulah sebabnya kenapa Malek merasa lebih selesa tinggal di rumah Bedah. di rumah itu hanya Bedah dan abangnya sahaja yang ada. tidak ada anak anak kecil dan dia lebih selesa tinggal di rumah yang sunyi begitu.
Bedah, sebelum ini memang sering mengenakan pakaian ketika berada di rumah terutama ketika Malek datang ke rumahnya. Dia menghormati adik iparnya itu. tentulah tidak sopan kalau dia berbogel di depan adik iparnya sendiri.
tetapi kini Malek sendiri telah puas melihat tubuhnya yang berbogel. bukan sekadar melihat sahaja, Malek sendiri telah menikmati apa yang diperlukan oleh seorang lelaki terhadap seorang perempuan.
Malek sebenarnya lebih beruntung dari suaminya Datuk Mahmud. Malek telah berjaya menikmati kedua dua lorong sempit kepunyaan Bedah sedangkan Datuk Mahmud yang sudah kurang tenaganya itu hanya sempat merasai alurnya sahaja. Bedah terus menanggalkan pakaiannya. seluar dan baju yang dipakainya sebentar tadi dimasukkan kedalam kotak pakaian kotor yang terletak di sudut bilik. Dia kemudiannya mencapai kain tuala dan terus masuk ke dalam bilik air.
dia berhasrat untuk berendam lagi. dia mahu berendam sepuas puasnya. dia mahu menghilangkan bau peluh yang membasahi tubuhnya ketika dia sedang nyanyak tidur sebentar tadi. dia tidak mahu bau peluh yang hapak itu akan mengganggu kemesraannya dengan Malek sebentar lagi.
setelah puas berendam di dalam bath tub di bilik airnya itu, akhirnya Bedah keluar lalu terus mengeringkan air yang melekat di badannya dengan tuala yang dibawanya bersama tadi.
agak lama juga dia mengesat seluruh tubuhnya. dia mahu pastikan tubuhnya benar benar kering. dia tidak mahu ada setitikpun air yang masih melekat di tubuhnya. setelah mengelap seluruh tubuhnya itu dengan kain tuala, Bedah seperti biasa terus menyemburkan perfume ke seluruh tubuhnya. celah peha dan ketiak disemburnya lebih sedikit. dia tahu kawasan itu amat mudah mengeluarkan bauhapak dan akan melemaskan orang yang menghampirinya.
setelah menyemburkan tubuhnya dengan perfume, Bedah segera mencapai telefon yang terletak di atas meja kecil di tepi kepala katil. dia segera menghubungi Janet. dia meminta Janet membelikan makanan untuk mereka sebelum datang ke rumahnya.
"i malas nak keluar makanlah." ujar Bedah.
"you nak makan apa?" tanya Janet.
"apa apa pun boleh."
"ayam goreng bagaimana?" tanya Janet.
"boleh juga, tapi jangan banyak sangat. nanti membazir pula," ujar Bedah mengingatkan Janet.
dia tersenyum setelah meletakkan gagang telefon. Janet pasti akan sampai sebentar lagi. dia tahu apa yang dikehendaki oleh temannya itu dan kali ini dia akan menyediakan hidangan paling istimewa buat Janet. dia sedar nasib mereka serupa dan penderitaan Janet benar benar dapat dirasakan olehnya.
Bedah segera turun untuk mengejutkan Malek. dia pasti melek juga tentu sedang tidur dengan nyenyaknya sepertinya. dia tahu Malek merasa lebih letih dan penat dari dirinya. dia faham.
pintu bilik Malek yang tidak berkunci itu terus diselaknya. Malek tidur dengan begitu nyenyak sekali. dia hanya memakai seluar jeans berwarna biru yang telah luntur. Tshirtnya telahpun ditanggalkan. peluh masih membasahi tubuh adik iparnya walaupun alat hawa dingin di bilik itu terpasang.
dada Malek terdedah dan bulu dadanya yang tebal itu menyebabkan Bedah mulai bernafsu. dia tidak segera mengejutkan adik iparnya yang sedang lena itu sebaliknya dia menghampiri Malek lalu duduk di tepi katil.
bulu dada Malek diusapnya dengan lembut. dia begitu bernafsu melihat bulu dada yang tumbuh lebat itu. kemudian Bedah merapatkan mukanya ke muka Malek. Pipi Malek diciumnya beberapa kali. Malek masih tidak sedar apa yang dilakukan oleh kakak iparnya.
setelah mencium kedua dua belah pipi Malek, akhirnya Bedah meletakkan bibirnya di atas bibir Malek. bibir yang ditumbuhi misai lebat itu membuatkan Bedah begitu bernafsu untuk mengucupinya. setelah beberapa kali mengucupi bibir bermisai lebat itu akhirnya lidah Bedah mulai menerjah masuk ke dalam mulut Malek yang ternganga sedikit.
lidah Bedah segera mencari cari lidah Malek dan sebentar kemudian lidahnya bertemu dengan lidah Malek. Malek yang sedang nyenyak tidur itu tiba tiba terkejut bila dirasakan ada sesuatu benda sedang menindih tubuhnya.
bila matanya terbuka dilihatnya Bedah telahpun berada di sisinya. tubuh Bedah yang sedang berbogel itu ditenung seketika oleh Malek. tetek Bedah kelihatan besar dan keras. kemudian dia segera memeluk tubuh Bedah rapat ke tubuhnya.
bibir Bedah segera dikucupnya. lidahnya segera mencari cari lidah Bedah dan mereka berkuluman lidah untuk beberapa ketika. setelah puas mengulum lidah Bedah, Malek segera melepaskan tubuh Bedah dari pelukannya.
"biar aku mandi dulu." Malek bersuara.
"baguslah tu. Janet akan datang sebentar lagi." ujar Bedah.
"akak dah makan?" tanya Malek.
"belum."
"lebih baik kita pergi makan setelah saya selesai mandi nanti," kata Malek.
"tak payah! Janet akan bawakan makanan untuk kita!"
"kalau dia tak bawakan makanan, bagaimana?"
"dia pasti akan bawakan makanan untuk kita. akak dah suruh dia belikan makanan untuk kita sebelum dia datang ke sini," balas Bedah.
Malek segera menapak menuju ke bilik mandi. setelah selesai mandi, Malek segera mengenakan pakaian. Bedah yang masih berbogel dan duduk di tepi katil di bilik Malek itu hanya tersenyum memandang gelagat adik iparnya itu. dia begitu bangga mempuanyai seorang adik ipar yang handal dan hebat macam Malek dan malam itu dia akan memberikan Malek habuan yang istimewa sesuai dengan keistimewaan yang dimiliki oleh Malek sendiri.
Malek memerhatikan jam di tangannya. telahpun pukul sembilan malam. Wajah Janet Wong masih belum kelihatan. perut Malek kini mula terasa pedih. dia lapar. "kita keluar makan dulu." ajak Malek.
"tak payah. sebentar lagi Janet pasti sampai. dan kalau kita keluar makan nanti membazir saja makanan yang dibawakan oleh Janet tu." ujar Bedah.
Bedah tersenyum melihat Malek yang begitu resah. mungkin Malek resah apabila melihat dia masih lagi berbogel sedangkan Janet akan sampai tidak lama lagi. Bedah merapatkan tubuhnya ke tubuh Malek yang ketika itu sama sama duduk di tepi katil. tubuh Malek dipautnya rapat ke tubuhnya. Malek hanya membiarkan sahaja apa yang dilakukan oleh Bedah. baginya dia sudah tidak berselera lagi untuk menikmati hidangan dari Bedah. yang penting perutnya mesti diisi terlebih dahulu. Malek hanya membiarkan Bedah mencium pipinya. Malek juga membiarkan mulutnya dikucup oleh Bedah. dia tidak menunjukkan sebarang reaksi untuk menentang cumbuan yang dilakukan oleh Bedah itu.
sedang mereka duduk berdua duaan itu, tiba tiba mereka terdengar bunyi kereta masuk kedalam kawasan rumah itu. Malek segera bangun dan bergegas ke luar bilik. dia membukakan pintu dan kelihatan Janet tersenyum di luar rumah sambil menjinjit satu beg plastik berisi makanan.
"maaf kerana terlewat." kata Janet.
"tak apa." balas Malek sambil tersenyum.
Janet memang telah biasa di rumah Bedah itu. dia terus menuju ke dapur dan terus mengambil empat biji pinggan. Dia kemudian meletakkan pinggan tersebut di atas meja kecil di ruang tamu.
"makanlah dulu. aku yakin engkau tentu dah lapar benar," kata Janet sambil terus berlari lari anak menaiki tangga untuk menuju ke tingkat atas.
Malek yang betul betul sedang dalam kelaparan tidak berlengah lengah lagi membuka bungkusan makanan yang dibawa oleh Janet itu. dia segera mengambil ayam goreng dan dimakannya dengan berselera. perutnya perlu diisi dengan segera. Bedah masih belum lagi keluar dari dalam bilik Malek. entah apa yang dibuatnya, Malek tidak perlu ambil tahu. baginya ketika itu perutnya mesti diisi. itu saja yang dia tahu.
setelah memakan dua potong ayam goreng, Malek memakan pula mee goreng. begitu berselera sekali dia menikmati makanan yang dibelikan oleh Janet itu. "Bedah ke mana?" tanya Janet apabila dia mendapati Bedah tiada di dalam biliknya. "ada di dalam bilik bawah," balas Malek.
Janet masuk kembali ke dalam bilik dan Malek meneruskan memakan mee yang menyelerakannya itu.
sebentar kemudian Bedah keluar dari dalam bilik. dia masih lagi bertelanjang bulat. Malek merenung wajah Bedah. dia begitu hairan kenapa Bedah masih lagi bertelanjang bulat sedangkan di rumah itu ada tetamu.
"sedap ke?" tanya Bedah.
"rasalah sendiri."
Bedah mengambil seketul ayam goreng, ayam goreng itu dimakannya lambat lambat. dia tidak segelojoh orang lelaki. agak lama baru dia menghabiskan sepotong ayam goreng itu dan sepotong ayam goreng sudah cukup untuk mengenyangkan perutnya.
Malek telah selesai makan dan berasa cukup kenyang. kini hatinya kembali lapang. rasa pedih perut telah hilang. dia masuk kedapur lalu membawa dua cawan air suam. dia mengunjukkan segelas kepada Bedah. Bedah menyambutnya dengan lembut dan tertib.
"mana Janet?" tanya Bedah.
"di atas"
Bedah tahu apa yang dilakukan oleh Janet bersendirian di bilik tidurnya itu. dia mesti mandi dan bersiap siap dahulu. seperti juga dengan dirinya dan lain lain perempuan yang akan menghadapi tetamu istimewa.
"kenapa dia tak turun dan makan bersama?"
"mungkin dia telah makan di bandar tadi."balas Bedah.
setelah meletakkan gelas di atas meja, Bedah mempelawa Malek mengikutnya naik ke bilik atas. Malek merasa agak hairan kenapa Bedah masih lagi berbogel sejak dari tadi.
sampai di tingkat atas, Bedah terus menyelak pintu biliknya. Malek begitu terkejut bila medapati Janet sedang terbaring dalam keadaan bertelanjang bulat di atas katil bertilam empuk di bilik Bedah.
dia terpaksa menelan air liur bila ternampak susuk tubuh Janet dalam keadaan bertelanjang bulat itu. Bedah tersenyum memandang kearah Malek yang kelihatan sedikit malu.
"masuklah." pelawa Bedah.
Malek cuba memberanikan hatinya untuk sama sama masuk ke dalam bilik yang pagi tadi menjadi medan perjuangan antaranya dengan Bedah. kali ini adakah dia akan berjuang dengan Janet pula. dia sendiri belum pasti.
bedah 5 | melayu boleh, Www cerita seks datuk dan permpuan simpananVideo Lucah : Makwe Cute Suka Maen Ganaz - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi gambar bogel, awek bogel, melayu lucah, gadis nakal, telanjang tetek
Video Lucah : Checkin Dgn Mak Janda - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Video Lucah : Makwe Baru Dapat - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Aku akhirnya menerima surat rasmi daripada JPA yang meminta aku memasuki kampus Intan bagi mengikuti kursus PTD untuk sesi pengambilan tahun hadapan. Di samping itu juga uncleku telah menyatakan dengan terperinci sebaik sahaja aku menamatkan kursus berkenaan aku akan dihantar melanjutkan pelajaran ke peringkat MSc. dan kalau result baik hingga peringkat Ph.D di Cornell atau Harvard. Dipendekkan cerita aku berangkat ke US tak lama selepas ditauliahkan sebagai Pegawai PTD tapi kembali ke tanahair sebaik tamat master dan dipinjamkan ke salah sebuah universiti kerana kursus yang aku ambil itu begitu teknikal dan lebih ke arah menjadi seorang pensyarah (aku dahpun kahwin dengan 1st. wife jadi kena balik uruskan hal dia pulak), aku hanya sempat tiga semester di U berkenaan sebelum dihantar mengambil Ph.D (kepada bekas pelajar yang mungkin kenal salam hormat buat anda semua) dan selepas bergelar Dr. aku berkhidmat di beberapa buah kedutaan kita di luar negara sebelum dipinjamkan ke salah sebuah anak syarikat kerajaan yang tak lama selepas itu diperbadankan. Bersama-sama dengan anak buah yang komited serta sokongan boss dan rakan-rakan organisasi berkenaan maju dan tak lama selepas itu ianya diswastakan. Selepas penswastaan aku berhenti lalu membuka syarikat sendiri atas desakan 1st. wife dan bapak mentua hinggalah ke hari ini (modal bini dan bapak mentua yang kasi serta semasa inilah aku berkahwin untuk kali kedua dan agaknya tak lama lagi kahwin satu lagi pulak - kena rujuk kisah-kisahku yang terdahulu apa sebab musababnya). Mukadimah ini perlu sebelum aku menamatkan kisah Bahanaseks ini.
Berbalik kepada kisahku di kuarters berkenaan, suatu hari kira-kira di pertengahan tahun kalau tak silap aku, Ustaz Mohsin meminta aku datang ke rumahnya malam nanti sebab ada sesuatu yang hendak dibincangkan dengan aku (ustaz Mohsin merupakan keluarga terlama yang menghuni salah satu krs di sebelah hujung dan akan bersara tidak berapa lama lagi, isterinya seorang ustazah tetapi telah mengambil optional bersara lebih awal. Aku memanggil mereka ini sebagai Haji Mohsin dan Kak Hajah sahaja maklumlah kedua-duanya telah mengerjakan haji). Aku sampai ke rumah mereka selepas solat isyak, Haji Mohsin dan anak lelakinya mengajak aku duduk di ruang tamu dan tak lama Kak Hajah membawa kopi dengan goreng pisang awak legok lalu join bersembang dengan kita orang. Haji Mohsin mengeluarkan sepucuk surat bersampul besar lalu memberikannya kepadaku, aku mengambil lalu membukanya oh rupa-rupanya surat tawaran kemasukan ke universiti untuk anak lelaki sulungnya, aku lantas mengucapkan tahniah kepada mereka. Selepas itu banyaklah pertanyaan yang dikemukakan kepadaku tentang selok belok universiti dan apa jua yang mereka ingin tahu….masalahnya bukan wang ringgit sebab mereka mampu kalau tak dapat biasiswapun….macam mana nak ke sana siapa yang patut hantar sebab Haji Mohsin tidak boleh meninggalkan sekolah, mereka meminta aku yang menghantar kerana mereka tidak tahu selok belok untuk ke sana jadi akupun setujulah dengan syarat pihak sekolah membenarkan aku mengambil cuti sementara ke sana, kak hajah mencelah soal itu dah beres malah HM aku telahpun mengizinkan, aku heran sedangkan aku belumpun ke sekolah bertemu HM lagi, kak Hajah cakap dia dah beritahu lebih awal….baru aku teringat yang HM tu (kini dah bergelar YB. Tapi aku tak pernah jumpa dia lagi) adalah adik kak Hajah.
Sementara itu aku menghubungi auntieku memberitahu kedatanganku ke KL dan berhasrat menumpang di rumah mereka semalam dua, auntie membenarkan tapi mereka sekeluarga tiada ke rumah terpaksa ke Kuantan jadi aku boleh ambil kunci di tempat biasa malah kereta auntie boleh aku gunakan selama aku di KL. Kami pergi bertiga sahaja kak Hajah, anaknya dan aku menaiki keretapi malam. Sampai KL aku terus mengambil teksi dan mengarahkannya ke rumah auntie, mengambil kunci dan masuk ke rumah. Selepas mandi, sarapan dan berkemas kami menuju ke U tempat anak lelakinya diminta mendaftar dengan kereta auntieku jadi perjalanan agak cepat sikit. Pendaftaran memakan masa dua hari termasuk pendaftaran di fakulti serta pemeriksaan semula perubatan oleh doktor U berkenaan pula. Selepas sesi pendaftaran hari pertama kami makan di kafetaria U kemudian aku membawa mereka berkereta mengelilingi kampus membeli apa-apa yang patut sebelum menghantar anak lelakinya ke hostel yang telah ditetapkan. Kami pulang semula ke KL dan berjanji untuk bertemu dengannya semula tengahri esok di kafetaria. Dalam perjalanan pulang sempat juga aku membawa kak Hajah melihat satu dua tempat termasuk solat di Masjid Negara dalam perjalanan balik ke rumah auntieku. Kami sampai rumah dah dekat maghrib jadi lepas mandi terus solat dan aku berehat, ku beritahu kak Hajah nanti kita makan kat luar sebab tiada siapa nak masak. Aku hanya tersedar bila kak Hajah memanggil aku keluar bilik, tergesa-gesa aku memakai seluar baju untuk ke kedai tapi kak Hajah memberitahu makan malam dah sedia tersaji di meja. Rupa-rupanya dia memasak kerana bahan-bahan masakan serta lauk-pauk mentah memang telah disediakan oleh auntieku sebelum mereka ke Kuantan. Sedap juga masakan kak Hajah ni, aku makan agak banyak juga sebab lapar kerana aku tak suka makan di kedai tak sama dengan masakan di rumah.
Kami makan mengadap antara satu sama lain, jadi lama-lama tu baru aku perasan yang kak Hajah ni masa mudanya mesti cantik orangnya sebab kean-kesan kecantikan itu masih tampak jelas terutama bila dia tak memakai tudung. Selepas makan kami beredar ke ruang tamu, kak Hajah membersihkan meja makan dan tak lama dia turut ke ruang tamu membawa secangkir kopi dengan biskut tawar, aku memerhatikan kak Hajah ni dengan rambutnya yang mengurai dan hanya berbaju tidur labuh nampak seksi dalam usianya, aku ingin nak tahu lebih lanjut lalu bertanya berapakah umurnya yang sebenar….dia jawab dah lima puluh sebab dah dekat sepuluh tahun dia ambil optional….aku menambah agaknya kakak masa muda dulu lawa orangnya….mana hang tau….itu kesan-kesannya masih ada di wajah kakak….dan tak nampak macam orang dah lima puluh tahunpun. Kak Hajah tersenyum, aku meletakkan cawan kopi lalu duduk di sebelahnya ku perhatikan betul-betul lehernya, kakinya, dadanya dan rambutnya sah dia nampak lebih muda dari umurnya yang sebenar. Akhirnya dia memecahkan rahsia yang dia juga turut mengamalkan petua yang diberikan oleh kak Esah kepadanya untuk menjaga badan dan kesihatan. Aku jadi tambah berani lalu bertanya sama ada dia masih melakukan senggama macam dulu-dulu….wajahnya tetiba muram lalu berkata dah hampir lima tahun mereka tak melakukannya sebab Haji Mohsin dah tak berupaya lagi sejak kemalangan motosikal dulu tapi disebabkan dia dah berumur dan dah menopause jadi dia tak kisah lagi. Kami beredar ke bilik tidur masing-masing, sambil berjalan tu tanganku meraba punggungnya, dia terkejut tapi tidak menghalang lalu aku memusingkan badannya dan terus mencium bibirnya, terasa kaku pada mulanya tetapi tak lama ia semakin hangat dan membalas ciumanku, aku mula terangsang lalu kedua-dua punggungnya ku ramas dengan keras ternyata kak Hajah tidak memakai panties cuma ada kain dalam sahaja. Aku mencempung kak Hajah masuk ke bilikku dan merebahkannya di atas katil ia cuma memandangku dengan penuh kehairanan.
Aku mendekatinya lalu berbisik….kalau kakak izinkan saya nak…nak rasa burit kakak….belum pernah merasa perempuan yang dah berumur sikit….itupun kalau kakak beri. Dia menarik nafas panjang....cara tu salah tak boleh….tapi kalau hang nak juga ambillah kakak tak upaya nak larang….cuma nampaknya musim haji akan datang kakak kena pi semula. Mendengarkan itu aku terus menggomoi perempuan setengah umur berkenaan, aku lucutkan baju tidurnya yang tinggal hanya bra dan kain dalamnya sahaja, aku turut membuka pakaianku bertelanjang bulat aku tak kisah lagi biarlah dia lihat sendiri bentuk tubuh badanku terutamanya batang koteku yang dah mula nak naik. Aku membuka kancing branya lalu melorotkannya, terdedahlah tetek kak Hajah yang aku kira masih ada bukitnya walaupun ia dah jatuh di dada. Aku meramas-ramas teteknya sambil menggentel puting kiri dan kanan lalu beralih menyonyotnya pula, puting kak Hajah mampu lagi menegang bila dihisap begitu dan nafasnya juga kian kencang, ia nampak malu bila aku menatap wajahnya yang dah memerah menahan rasa berahi yang mula menggugat hatinya. Aku terus meraba-raba perutnya, pinggangnya, pinggulnya lalu turun ke jari-jari kaki, buku lali, betis dan peha. Bila aku mahu meraba cipapnya kak Hajah tak benarkan….kakak malu hang tengok burit orang tua….lalu aku jawab tua ke muda sama juga burit lalu aku menanggalkan kain dalam yang dipakainya mendedahkan segalanya. Sangkaanku meleset kerana aku tengok tundun cipapnya masih tinggi dengan bulunya yang nipis tanda selalu dicukur, pantatnya masih macam perempuan lewat tiga puluhan cuma yang menampakkan perbezaan ialah daging kelentitnya agak kendur menyebabkan labia minoranya terjuih sedikit namun biji kelentit serta urat jarumnya masih utuh. Aku terus menggentel biji kelentitnya sambil meramas-ramas seluruh cipapnya, aku tak pasti sama ada kak Hajah mampu mengeluarkan mazi lagi tapi aku perlu berusaha takut terlalu kering vaginanya sukar untuk aku setubuhi nanti. Urat jarumnya aku kulum sambil ku lurut dengan lidah, kak Hajah dah terangkat-angkat punggungnya dan tak lama selepas itu cipap vateran itu merembeskan cecair pelicin yang ku nanti-nanti dengan menggunakan jari-jariku air mazi kak Hajah ku lumurkan di sekitar lubang cipapnya agar bertambah licin.
Saat itu bibir pantatnya juga dah membengkak menandakan darah dah memasuki serta menyediakan lubang burit yang gersang selama ini untuk ditojah semula. Setelah menyakini ia bersedia aku membisikkan di telinganya….kakak saya minta maaf tapi saya rasa cukup bernafsu untuk menyetubuhi kakak, saya pohon keizinan kakak….dia membuka matanya seraya memandangku lalu anggukan diberikan tanda setuju….hang mainlah kut mana hang suka kakak ikutkan saja, jangan balun deras sangat sudah takut kakak tak dapat ikut rentak hang nanti. Mendengarkan itu aku terus memegang batang koteku yang dah mencanak tegangnya itu lalu ku bawa ke bibirnya dan sepantas itu juga ia mengulum kepala kote serta menjilat-jilat batang kote serta kerandut buah zakarku. Aku kemudiannya membawa turun koteku ke arah cipapnya lalu mengetuk pintu lantas melagakan biji zakar dengan biji kelentitnya, aku cuba mencari makam berahinya dengan mencuba pintu-pintu makam dan memang nasib baik nafsunya berada di dalam lalu ku benamkan perlahan-lahan batang koteku menerusi pintu makam atas, sepanjang pengalamanku menenggek perempuan itulah pengalaman senggama yang paling lembut pernah aku lakukan. Aku tekan perlahan sungguh masuknya hun demi hun sambil memberi ruang lubang pantatnya menerima kemasukan batang pelirku yang besar serta panjang, ku lihat muka kak Hajah memerah sakan menahan kemasukan batang pelirku yang kini dah terbenam habis hingga mencecah batu meriyannya, kakak tersentak dan ku biarkan sebentar. Setelah aku rasa cipapnya dapat menerima kehadiran batang pelirku aku memulakan tusukan dengan melakukan hayunan petai dan tak lama kakak klimaks lalu ku benamkan dalam-dalam koteku memberi peluang dinding-dinding vaginanya mengemut atau menguli batang kote yang dah lama tak dirasainya. Aku terus memainkan cipap kak Hajah mengikut satu demi satu pintu makam persis apa yang diajarkan kepadaku oleh kak Esah, aku bertekad memuaskannya sungguh-sungguh dengan membawanya klimaks pada setiap makam sambil menyimpan klimaks yang paling besar agar dapat klimaks bersama-sama. Kak Hajah tampak kelesuan bila dah berkali-kali klimaks lalu aku berbisik lagi….kita main sat lagi sampai dapat bersama….ia mencium pipiku. Aku melipatkan kaki kak Hajah lalu ku ajak main secara pasak bumi, kak Hajah tersentak-sentak menerima gagasan tojahanku, kira lama juga kami main malam itu sampai dah berbunyi-bunyi cipapnya kena tojah tetiba kak Hajah bersuara….cukup kakak tak tahan lagi….rasa mak meletup burit kakak, aku menghabiskan permainan pasak bumi kami lalu melepaskan kakinya agar menapak di tilam, aku keluarkan batang pelirku lalu ku tojah masuk dan keluar berkali-kali dengan keras sehingga kak Hajah oleng kiri dan kanan, aku tak peduli lagi air mani perlu dikumpul di pangkal kote agar menambah kelazatan pancutannya nanti. Kak Hajah mendesah tak lama ia menjerit serta meraung-raung kecil tapi tak ada sesiapa di rumah jadi tak ada orang yang dengar jeritannya, aku terus mengepam bertubi-tubi hingga ke saat benar-benar akan terpancut barulah aku benamkan sedalam mungkin batang pelirku sambil ku gesel-gesel serviknya, kak Hajah mendakap badanku sekuatnya, merapatkan pehanya menyepit koteku lantas badannya menjadi kejang, nafasnya tak boleh nak cakap lagi kalah kuda berlari tetiba aku dapat merasakan seluruh dinding cipapnya bergerak dan mengemut dengan kuat batang pelirku bertali-tali, crittt….crittt….crittt aku lantas melepaskan pancutan demi pancutan ke dalam lubang pantatnya yang dah relah ku kerjakan. Biarlah banyak manapun mani yang mampu keluar akan ku pancutkan semuanya, badan kami semacam melekat tak bergerak langsung yang berkerja hanyalah batang kote dan cipap. Setelah cengkaman buritnya terlerai barulah aku dapat menarik keluar batang koteku dan barulah aku tahu kak Hajah mengamalkan kemut anjing yang tak membenarkan kote ditarik keluar sebelum ia melepaskan cengkamannya. Aku mencium dahi kak Hajah dan dia turut mencium pipiku kiri dan kanan tanda kami berterima kasih dan disebabkan terlalu keletihan kak Hajah terus tertidur telanjang bulat tanpa sempat berpakaian lagi. Aku memakaikan semula baju tidurnya serta menyelimutkannya tak lama akupun lelap.
Aku tersedar hari dah tinggi kira-kira jam sepuluh pagi tapi ku dapati kak Hajah dah tiada di sisiku, aku lantas bangun memakai tuala dan mencarinya, rupa-rupanya ia berada di dapur menyediakan sarapan, aku merapatinya perlahan-perlahan memeluk pinggangnya dari belakang lalu mencium pipinya. Dia kata sudahlah pergi mandi boleh sarapan sebab nak pergi jenguk anaknya, aku jawab aku nak sarapan kerang dulu baru boleh mandi, aku membaringkan kak Hajah atas meja dapur dengan kakinya berjuntai di tepi meja, menyelak baju tidurnya, ku pangku pehanya lalu ku sorong batang koteku yang dah mengeras sejak tadi, kak Hajah hanya membiarkan sahaja aku menikam buritnya bertalu-talu tak lama aku terasa nak memancut lalu aku tekan sedalam yang mungkin lalu ku pancut air mani pagi ke lubang cipap kak Hajah ia cuma menanti pancutan tanpa ada reaksi seperti semalam. Ia menepuk-menepuk belakangku….sudah karang tak sempat nak pergi, aku jawab masih banyak masa lagi lalu beredar ke bilik mandi. Selepas siap berpakaian aku ke ruang makan aku lihat kak Hajah dah siap berpakaian serta menantiku untuk bersarapan sama, kak Hajah bersolek lain sikit pagi itu nampak muda pulak malah cukup harum dengan pewangi "poison" milik auntieku….nak try katanya, aku datang hampir kepadanya lalu ku cium pipinya ia memelukku sambil tersenyum….cepat makan kita pergi selesai nanti hang bawa aku shopping sat lepaih tu balik ke rumah hang buatlah ikut suka tapi lepas maghrib kita kena balik takut tak sempat nak ligan keretapi nanti. Kami berjumpa dengan anaknya di kafetaria dan ia memberitahu segala proses pendaftaran telahpun selesai dan malam itu akan bermula minggu orientasi (ragging ikut istilah aku), aku lihat kak Hajah meninggalkan sedikit wang kepada anaknya dan kamipun meminta diri untuk pulang. Aku membawa kak Hajah shopping di sekitar Jalan TAR, aku turut membawanya menikmati nasi beriani sebelum pulang ke rumah auntieku.
Petang tu sekali lagi ku kerjakan kak Hajah dan dia memberikan respon yang cukup baik malah ia turut membetulkan langkah-langkah yang silap semasa kami bersenggama itu maklumlah orang lama dah cukup berpengalaman. Malah semasa mandi bersama kak Hajah memberikan pula petuanya kepadaku sambil berpesan ajarkan kepada isteri kelak hangpa hidup bahagia sampai bila-bila. Bagaimanapun kak Hajah melarang aku menutuh duburnya hanya dapat cecah setakat kepala takuk sahaja….orang tua lagu kakak dah tak kuat grip lagi nanti bertabo' susah nak jalan. Kami balik dengan keretapi malam dan sampai keesokan harinya, sebelum sampai ke kawasan krs kami, aku memohon maaf banyak-banyak daripadanya kerana dah melakukan sesuatu yang tak patut aku lakukan terhadapnya. Dia kata tak apalah lagipun perkara dah terlanjur….jangan cakap kat orang dah laa.
Inilah semua pengalaman yang ku perolehi selama setahun lebih aku berada di daerah berkenaan, selepas aku menamatkan pengajian sarjana dan kedoktoran hanya sekali aku sampai ke darah berkenaan tetapi penghuni krs telah bertukar malah krspun telah banyak dikosongkan sebab akan dibangunkan projek perumahan guru di tapak berkenaan dan semenjak itu aku tak dapat mengesan lagi perempuan-perempuan yang berjasa dan pernah mengajarku erti nikmat senggama yang sebenarnya. Aku sangat berterima kasih kepada mereka yang telah memberi ku pengalaman yang cukup berharga dan dapat pula dipraktikkan apabila aku memasuki gerbang perkahwinan.
amoibogel com, kisah benar seks cikgu sekolah 6, cerita lucah hajah, cerita lucah mak hajah, cerita malayu lucah tar baru, www malayulucah com my, cerita lucah seorang ustazah, cerita seks cikgu sekolah 6, cikgu sekolah 6, cipap goreng, kisah benar intan main, kisah benar main semasa krusus, blog cerita lucah cikgu melayu, cerita lucah kisahku, Cerita lucah cikgu sekolah 6, Cerita lucah cikgu rasmi pantat murid, cerita lucah cikgu blogger, cerita lucah cikgu 6, blog lucah kak, blog cerita lucah melayu jpaKoleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Malam tu Kamal menuntut janji. Aku suruh dia datang bilik aku masa semua orang dah tidur. Tapi yang merisaukan aku, dia tidur sebilik dengan Zamri. Zamri tu pulak jenis tidur lewat. Aku abaikan semua tu, kalau ada, ada la. Kalau takde pun takpe. Aku paling benci projek dalam ketakutan ni. Tak boleh feel langsung. Nak stim pun susah.
Malam tu dia masuk bilik aku pukul 3.15 pagi. Aku dah tertidur pun. Kamal sentuh pipi aku untuk kejut aku. Aku terkejut terus terjaga. Dia tanggalkan baju aku satu persatu. Kami Cuma ada satu jam lebih sebelum mak aku bangun sembahyang subuh. Mak aku selalu bangun pukul 5 pagi. Selepas dia bogelkan aku, dia terus kangkangkan aku dan jilat pantat aku. Ketakutan aku berkurangan sebab aku yakin sangat yang semua orang dah tidur, kalau ada yang terjaga pun, takde sape nak masuk bilik aku tak pasal-pasal. Sedap kene jilat sampai aku dah basah. Berair pantat aku kene jilat. Aku mengangkang, dan kamal berlutut bawah katil. Pantat aku betul-betul kat bucu katil. Jadi aku terpaksa ramas sendiri breast aku bila aku terasa sedap yang teramat sangat.
Hampir seluruh tubuh aku dijilatnya. Aku kegelian bila dia menjilat pusat aku dan beralih sikit ke pinggang. Satu kekurangan pada projek kali ni ialah aku tak boleh nak mengerang. Takut orang dengar lol! Dia menjilat peha aku, terasa naik bulu roma aku. Breast aku tetap jadi tumpuan. Dia menjilat dan isap breast aku sesuaka hati dia untuk jangka masa yang lama. Dia menggentel-gentel puting breast aku dan menggigit halus. Breast aku mengeras bila aku dapat menikmati kesedapannye. Dia duduk dibirai katil dan meminta aku isap konek dia. Aku takde masalah. Apa lagi saiz konek dia adalah saiz idalam aku. Sampai lenguh mulut aku isap konek dia. Dari hujung hingga kepangkal. Selepas kolom, aku jilat menggunakan lidah bermain-main dihujung kepala takuk dia. Bila aku rasakan air mazi dia keluar sikit, aku beralih pada dua bijik telur dia pulak. Dia meramas rambut aku dan memejam mata menahan kesedapan. Dia mengusik-usik breast aku lagi supaya keadilan dapat dirasakan dengan saksama. Aku sedap dia pun sedap.
Pantat basah aku tak boleh tunggu lama lagi. Aku mendambakan konek besar tu menusuk masuk kelembah keramat aku sedalam-dalamnya. Tapi Kamal lebih selesa bermain-main dengan kelentit aku. Dia memasukkan hujung lidahnya kelubang aku. Aku kesedapan dan berharap agar dia menekan dalam lagi.
Kamal menjilat lagi dari bawah keatas dan pantat aku terasa bagai diurut-urut. Aku terasa nak mengerang tapi aku terpaksa tahan. Melentik-lentik bontot aku terangkat menahan sedap yang teramat sangat.
Kamal bersedia memacakkan konek dia ke liang faraj aku. Pehanya yang berbulu tu menambah keghairahan aku bila aku terasa kegelian masa peha dia berlaga dengan peha aku. Kamal menolak perlahan hujung kepala takuknya sedikit demi sedikit. Ketat dan padat. Aku melentik dan memejam mata tanpa bersuara. Sumpah! Sedap sangat! Tapi aku tak dapat mengerang. Kalau kat rumah aku sendiri, aku dah jerit dah lepaskan kesedapan. Tapi apakan daya, kalau aku mengerang nanti lain pulak jadinye hehehe…
Dia menujah dan jemarinya ligat mengusik kelentit aku yg timbul dan keras. Aku terjongkek-jongket kesedapan sesekali menahan senak. Kamal memegang kedua-dua pinggang aku dan menarik tolak konek dia. Tujahan demi tujahan menggegarkan breast aku yang turut sama turun naik mengikut dayungan goncangan Kamal.
Aku tak dapat lihat wajah kamal dengan jelas sebab gelap. Aku dapat dengar nafas Kamal mendesah menikmati tujahannya sendiri. Aku mula kejang setelah lama berdayung. Aku kemut sekuat hati hingga terkeluar bunyi “hmmmm…” dari mulut kamal. Risau jugak aku kalau dia tak dapat kawal diri. Dibuatnya dia mengerang ke nanti, naya je! Semakin aku kemut semakin kuat dia mengeluh. Hanya nafasnya yang kedengaran. Kamal melajukan goncangan dan tiba-tiba dia menekan kuat hingga aku merasa senak yang teramat sangat. Dia memancutkan muntah susunya kedalam lubang pantat aku. Lima tembakan kalau tak silap aku. Dia berhenti sekejap untuk setiap satu tembakan. Dia menarik keluar konek dia yang sedikit lembik dan menyarung baju dan seluarnya semula. Dia selimutkan aku kembali tanpa memakaikan aku baju dan mengucup dahi aku mengucapkan selamat malam. Aku keletihan dan tertidur dalam keadaan bogel dibaluti selimut.
gambar2 azalna pkai seluar lengging ktat sksi, aku dijilat, awek baju sendat 2016, gambar puki budak sekolah bogelKoleksi gambar awek bogel, melayu bogel, tudung bogel, skodeng awek lucah, tayang tetek dan cipap
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Sesudah tamat sekolah di kampung akupun berpindah ke rumah kakakku yang sudah berumahtangga dan tinggal di bandar.
Oleh kerana aku menyambung untuk bersekolah di kolej maka ibubapaku bersetuju aku tinggal bersama kakak dan abang iparku.
Aku gadis yang pemalu dan memakai tudung , sembayang tak pernah tinggal dan kakakku pun begitu juga. Abang iparku pula kuat beramal dan selalu sembahyang sunat pada tengahmalam dan awal pula bangun untuk mengaji dan sebagainya.
Di pendekkan cerita, mula-mula tak ada apa-apa berlaku sampailah kakakku mengandung anaknya yang ke empat. Dia selalu saja penat dan tidur awal dan mungkin tak dapat melayan kehendak abang iparku ketika kami sedang menonton Tv kakakku berkata dia mengantuk sangat dan pergilah tidur, tinggalah kami bersama anak-anaknya yang masih kecil 3-5 tahun. Oleh kerna budak-budakni dah biasa tidur awal kerna sekolah esok maka terlelaplah pula mereka di depan tv.
Tiba-tiba rancangan tvtuh pula ada adegan yang mengairahkan. aku jadi malu dan terus mengatakan aku ingin masuk tidur jadi abang iparku mengatakan untuk mengangkat anak-anak nya masuk kebilik dulu kerana aku tidur bersama mereka. setelah semuanya beres maka aku pun bersedialah untuk tidur tiba-tiba abang iparku menarik tanganku dan mencium bibirku. Aku yang terkejut menolaknya tapi dia yang lebih bertenaga tidak peduli terus menolak aku kekatil dan menindih aku sambil mencium mulutku dengan ghairahnya. dia menarik skaf ku dan mencium ke telingaku aku jadi ghairah ketika lidahnya bermain dalam cuping telingaku dan membiarkan terus. Oleh kerana dia berpengalaman aku cepat jadi longlai dan dia terus meramai buah dadaku sambil lidahnya bermain-main di leher, bibir dan telingaku. Aku makin ghairah dan rela di perlakukan sedemikian.
Abang iparku terus mengangkat separuh baju tidurku ke atas dan menyelak bra ku dari atas dan menghisap puting breastku. tanganya yang satu meramas-ramas kemaluanku dari atas kain. Aku yang kesedapan hanya dapat mengeluh-geluh kenikmatan kerana inilah pertama kali aku di perlakukan demikian.
Setelah kedua-dua belah putingku di hisap maka abang iparku dengan lebih berani mnyelak kain sarungku dan membuka seluar dalamku dan menyuruh aku membangkangkan kakiku, aku akur dan dia terus menjilap lubang kemaluanku. Aku rasa kelentitku di jilap dan di hisap, lidahnya pula mencucuk-cucuk ke dalam lubang kemaluanku aku yang sudah tak tahan kerana sudah 2 kali aku klimak terus mengatakan aku tak tahan dan abang iparku terus membuka kain pelekatnya dan memasukkan zakarnya ke dalam kemaluan aku.
Kami bersetubuh di dalm bilik yang gelap itu. Mula-mula sakit lepas itu nikmat dan selepas habis, abang iparku datang lagi tengah malam dan subuh untuk menyetubuhi aku. Sehinggalah ke hari ini aku masihlagi di setubuhi olehnya.
Aku yang sudah biasa bersetubuh kadang-kadang minta di setubuhi di mana saja ketika kakak tidak ada kadang-kadang ketika aku berada di dapur atau ketika di tandas dan paling selalu ktiaka anak-anak tertidur depan tV kami akan bersetubuh di ruang tamu dan Tvlah yang menyaksikan kami.
Kadang-kadang kalau abang iparku penat melayang kakakku agaknya, dia hanya menjilat kemaluanku ketika di dapur atau ketika aku pura-pula duduk menulis dan dia berada di bawa meja berselindung di dalam lapik meja dan menjilat dan mencucuk jarinya ke dalam kemaluanku. Anak-anaknya asyik melihat kartun dan kemaluanku asyik di jilat dan buah dadaku asyik di ramas ayah mereka.
gambar awek lancap burit comVideo Lucah : Indonesian Teen Give Hard Blowjob - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi gambar awek tudung bogel, jilbab bogel, gadis hijab bogel, jilboob, melayu tudung lucah nakal