Quantcast
Channel: Melayu Boleh
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live

Aksi Gadis Bertudung Labuh

$
0
0

Koleksi gambar melayu tudung, awek melayu bertudung, awek hijab, awek jilbab comel cun

Gambar Bogel Aksi Gadis Bertudung Labuh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Aksi Gadis Bertudung Labuh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Aksi Gadis Bertudung Labuh   Melayu Boleh.Com

tudung labuh bogel, awek tudung labuh, gambar bogel tudung labuh, cerita lucah tudung labuh, awek tudung labuh bogel, tumblr tudung labuh, gambar lucah tudung labuh, gambar bogel awek tudung labuh, tudung labuh seksi, gambar tudung labuh bogel, gambar bogel bertudung labuh, tetek labuh, tudung labuh bogel pic, tetek tudung labuh, tudung labuh sex, cerita seks tudung labuh, jilbab labuh bogel, tudung labuh lucah, melayu tudung labuh, aksi bogel melayu

Minah Indonesia Cari makan

$
0
0

Video Lucah : Minah Indonesia Cari makan - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Minah Indonesia Cari makan   Melayu Boleh.Com

Nikmat dalam kepedihan

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Saya mengenal Rani pertama kali lewat IRC. Mulanya kami ngobrol biasa saja (kenalan, bercanda, tebak-tebakan, dan sebagainya). Menginjak minggu ke dua, tidak di sangka dia menanggapi secara antusias setiap obrolan saya yang berbau seks. Sampai saat itu sebenarnya saya masih ragu apakah Rani ini betul-betul perempuan atau cuma laki-laki iseng yang menyamar sebagai wanita. Maklumlah, selama ini kami berkomunikasi hanya secara tulisan, bukan lisan. Keragu-raguan itu akhirnya musnah setelah kami melakukan "copy darat" di Plaza Senayan. Ternyata dia seorang wanita muda. Tidak begitu cantik tapi tidak juga jelek. Sedang-sedang sajalah. Yang istimewa darinya adalah bentuk tubuh yang montok dan buah dadanya yang besar di atas rata-rata buah dada wanita Indonesia.

Setelah berbicara beberapa saat, dia mengajakku ke rumahnya di daerah Pondok Indah. Dari situ saya mengetahui bahwa Rani sebenarnya adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya sekarang sedang bekerja di sebuah kontraktor.

Setelah masuk ke ruang tamu, Rani mempersilakan saya menunggu, sementara dia membuatkan es jeruk untuk saya. Agak lama saya menunggu sampai akhirnya saya melihat Rani keluar membawa segelas es jeruk. Pakaian kerjanya telah ia ganti menjadi daster tipis. Darah saya langsung berdesir melihat puting susunya yang menyembul karena ia melepaskan BH-nya. Setelah saya minum beberapa teguk, tidak saya sangka Rani langsung memeluk dan menciumi saya dengan sangat bernafsu. Lidahnya menjalar di dalam rongga mulut saya. Tangannya memasuki kemeja saya lalu mengusap-usap dada saya. Kemudian tangannya mulai bergerak turun, menuju ritsluiting celana luar saya lalu membukanya. Jari-jarinya menyeruak masuk ke celana dalam dan menyentuh bulu-bulu keriting sebelum akhirnya sampai pada penis saya yang sudah membesar. Nikmat sekali rasanya. Tangannya meremas-remas penis saya dan sesekali meremas pula kantong pelir saya. Saya menyambutnya dengan memasukkan jari saya ke dalam dasternya. Buah dadanya yang sangat besar kuremas dengan sangat bernafsu. Tangan satu lagi saya masukkan ke dalam celana dalamnya. Dari situ saya masukkan jari tengah saya ke dalam lubang vaginanya yang sudah basah. Dia mengerang ketika jari-jari tangan saya mengorek-ngorek dinding vaginanya. Tidak puas dengan satu jari, saya masukkan lagi jari telunjuk saya hingga sekarang dua jari masuk ke dalam vaginanya. Jari manis dan jempol saya gunakan untuk mencubit-cubit kelentitnya yang besar dan keras. Dia merintih manja.

Di saat-saat hot seperti itu tiba-tiba dia melepaskan pelukannya. "Di dalam saja yuk", pintanya sambil menarik tanganku. Aku menurut lalu mengikutinya menuju kamar tidur. Di sana dia mulai melepaskan seluruh pakaiannya, begitu pula saya hingga kami sekarang dalam keadaan telanjang bulat.
"Ikat saya pakai ini", katanya sambil memberikan kepadaku beberapa utas tali. Saya terdiam keheranan. "Ayo, jangan ragu-ragu. Siksa dan sakiti aku sepuas hatimu."
"Tapi..", tanyaku.
"Jangan takut, Rani menikmati kok. Ayo cepat.. tunggu apa lagi?"
"Oke", sahut saya. Memang inilah yang paling saya senangi. Bergegas saya mengambil segumpal kain lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu mulutnya saya ikat kuat hingga tak mungkin dia dapat berteriak. Kalaupun berteriak, suaranya tidak akan terdengar karena sangat lirih terendam kain tebal. Setelah itu kedua tangan dan kedua kakinya saya ikat ke masing-masing sudut tempat tidur. Sekarang tubuhnya sudah benar-benar tidak berkutik. Posisinya telentang seperti patung pembebasan Irian Barat.

Siksaan dimulai. Buah dadanya yang sangat besar saya tarik kuat-kuat lalu pangkalnya saya ikat hingga sekarang bentuk buah dadanya seperti balon. Demikian pula dengan buah dadanya yang satu lagi. Dia menjerit sekuat-kuatnya. Saya dapat melihat buah dadanya yang putih dan montok sekarang berubah kemerah-merahan. Pembuluh darahnya membesar sebab darah tidak dapat mengalir lancar. Benar-benar mengerikan bentuknya. Saya ambil dua utas karet gelang. Karet gelang itu saya pilin berkali-kali sampai kecil lalu saya ikatkan ke puting susunya. Rani menjerit sekuat-kuatnya. Tubuhnya mengejang merasakan sakit yang tiada tara.

Saya lari ke belakang, ke tempat jemuran. Di sana saya mengambil beberapa penjepit jemuran. Sampai di kamar ternyata Rani sudah mulai agak tenang. Tanpa buang waktu, saya jepit kedua puting susunya. Dia menjerit sangat keras. Tubuhnya kembali meronta-ronta. Tapi ikatan pada tubuhnya terlalu kuat hingga dia tidak dapat berkutik. Penjepit berikutnya hendak saya pasang di kelentitnya. Tapi dia meronta. Mulutnya berusaha mengatakan sesuatu tapi kain yang membungkam mulutnya membuat kata-katanya tidak terdengar jelas bagiku. Ketika saya hendak menjepitkan penjepit itu ke klitorisnya, dia menggoyang-goyangkan pinggulnya agar usaha saya gagal. Tapi saya tidak menyerah begitu saja, perutnya saya duduki lalu secepat kilat penjepit itu sudah menancap erat di klitorisnya. Rani menjerit sangat kuat. Tubuhnya mengejang dan meronta-ronta menahan sakit yang teramat sangat. Mukanya memerah dan dari matanya saya melihat tetesan air mata.

Saya tinggalkan tubuhnya yang menggelepar-gelepar kesakitan. Saya masuk ke ruang makan. Di dalam lemari es (kotak dingin) saya menemukan sebuah pare putih (Momordica charantia, bentuknya seperti mentimun, berasa agak pahit dan biasanya dijual tukang siomay bersama tahu, kentang, dan kol) sangat besar. Pare ini kemudian saya pakai untuk mengocok lubang vaginanya dengan sangat cepat dan kasar. Rani menggelepar-gelepar saat pare yang sepanjang permukaannya berbintil-bintil sebesar biji jangung itu keluar masuk lubang vaginanya. Pare yang semula kering sekarang penuh dilumuri lendir putih, licin, dan berbau khas. Sebagian lendir lain yang berubah menjadi busa karena dikocok, meleleh keluar vagina menuju anus. Rani sepertinya menikmati perlakuan ini. Bibir vaginanya membesar dan merekah. Setelah sepuluh menit, saya lihat tubuh Rani mengejang. Kakinya menendang-nendang. Pinggulnya terangkat ke atas. Mulutnya berteriak keras. Saya kira dia mengalami orgasme hebat.

Setelah tubuhnya mulai tenang, saya lepas ikatan pada kedua kakinya. Kaki itu kemudian saya angkat ke atas kepalanya hingga lututnya menyentuh buah dadanya lalu saya ikat kembali. Saya masukkan penis ke dalam lubang vaginanya yang menganga lebar. Sampai di sini tidak ada masalah baginya. Bahkan sepertinya Rani sangat menikmati. Setelah tiga kali dorongan, saya cabut penis saya yang sekarang sudah penuh dengan lendir licin. Dengan cepat saya tusukkan penis saya ke dalam lubang duburnya. Sempit dan sulit sekali. Penis saya sampai bengkok. Rani berteriak hendak mengatakan "Jangan". Kepalanya menggeleng-geleng. Saya tidak peduli. Pada usaha berikutnya saat penis saya benar-benar keras, lubang anusnya berhasil saya tembus hingga dalam. Rani menjerit. Setelah masuk seluruhnya, saya kocokkan penis saya keluar masuk dengan sangat cepat. Rani kembali berteriak kesakitan. Kakinya menendang-nendang tapi percuma saja, karena penis saya tidak mungkin dapat lepas. Sekitar 4 menit kemudian saya merasakan ejakulasi telah hampir sampai. Saya ambil bantal lalu saya tutupkan ke muka Rani hingga Rani tidak dapat bernafas. Saat itulah saya mempercepat gerakan penis saya maju mundur. Sepuluh detik kemudian penis saya benar-benar menegang, memuntahkan sperma banyak sekali ke dalam anusnya. Ah, nikmat sekali. Saya menikmati peristiwa itu selama belasan detik sampai kemudian saya sadar bahwa rontaan Rani semakin melemah. Cepat-cepat saya angkat bantal yang menutupi mukanya. Rani tersengal-sengal sambil diselingi batuk-batuk. Hampir saja dia mati tercekik.

Setelah puas, saya mulai melepas semua ikatannya lalu saya bertanya, apakah ia menikmati perlakuan saya ini? Dia mengangguk kemudian memeluk saya erat-erat. Bibirnya menciumi seluruh muka saya tak henti-hentinya.

TAMAT

Cerita Sex melayu/mak dgn anak, lucah awek tudung vid

Kak Chik Adik Ipar

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Hari tu la kan adik ipar aku datang dari kampung, maklumlah cuti sekolah. Form 4 lagi budak ni. Dia kata nak jalan-jalan tengok KL. So bini aku kata ok lah, akupun tolong sambung kata, "cantiklah tu" tapi dalam hati je.

So biasalah budak-budak kalau malam nengok TV mesti lepak kat sofa. Kebetulan bilik aku cuma berdindingkan sehelai tirai nipis. Saja je malam tu aku ajak bini aku main. Apa lagi aku pun baik punya mainlah. Bini aku dah mengerang baik punya. Aku pulak saja tambah-tambah kasi bunyi kuat sikit. Ada tujuan lah tu. Nak kasi adik ipar dengar, kasi leleh sikit. Masa dok henjut tu aku dengar jugak bunyi sofa terkiut-kiut. Sahlah dia tak tidur lagi. Apa lagi tambah kuat lah suara aku.
"Sedap yang?" Tanya aku dengan suara horny.
"SSeeedapp Bangg!!!" Biasalah my wife.
Lama jugak kita orang dok main sampai peluh berjela-jelalah kata orang. Iye lah senaman malam mesti panas sikit, baru best lepas tu kena kopi O dengan Gudang Garam. Fuh! KOW punya. Dah habih main aku pun keluar nak basuh konek tu, maklumlah berlumurun katakan. Sambil keluar ke bilik air sempat jugak aku jeling kat adik aku tu. Dalam kesamaran aku perasan jugak yang dia sedang tidur menerap sambil tangan kanannya tertindih dek badan dia tu. Sah! Melancap adik ipar aku ni.
Lepas basuh konek aku, aku pergi dapur. Nak minum air suam. Bini aku dah hanyut dah, mana kan tak, 3 kali klimaks tu. Masa kat dapur aku pun lepak lah sambil buat kopi. Bini aku dah tidur nyenyak. Sambil menghirup kopi panas sikit-sikit, tiba-tiba adik iparku pun tiba. Serius je muka dia. Buat-buat tak paham lah tu. Aku pun selamba jugak, walaupun masa tu aku tak pakai apa-apa.
"Tak tidur lagi Kak Chik?" Sapa aku.
"Tak lagi.., dahaga le, panas," jawab dia sambil membuka peti ais.
"Eh… tolong ambil buah limau kejap Kak Chik," saja aku minta buah limau. Sebenarnya dah habis dah siang tadi.
"Kat mana bang?" Tanya adik ipar aku sambil membongkok mencari-cari buah limau yang tak ad tu.
"Ada bawah tu," sambil mata aku memandang punggung adik ipar aku yang bulat tu.
Dia ni tak berapa kurus dan gemuk sangat. Dengan seluar tidur putih dia pakai tu aku terperasanlah seluar dalam dia warna putih. aja je aku pegi kat dia sambil batang aku melekat kat punggung dia.
"Tak jumpa ke?" Tanya aku lagi sambil menyorong batang aku ke dalam sikit, gi dia rasa batang 6 inci ni. Tak jawab pun.
Mesti dia perasan perbuatan aku ni. Tapi tak apa. Selagi dia tak blah kira ok lee tu. Tiba-tiba adik ipar aku pusing dan dada dia terkena perut aku.
"Kenapa ni?" Tanya aku. Tak jawab jugak. Aku pandang muka dia, aku tengok dia dah tersipu-sipu tapi dia tak lari pun.
“Kenapa Kak Chik?” Aku tanya lagi sambil aku rapatkan diri aku dengan batang aku ni menggesel kat pepek dia. Dengan spontan aku pun seluk tangan masuk dalam baju tidur dia, aikk tak pakai bra dah pun!
”Wah tetek kenyal lagi ni,” aku cakap dengan dia, nak tengok respon. Dia tak melawan pun. Cantik.
Aku cuba intai-intai bilik aku. Aahh… line clear. Bini aku sure dah tidur mati. Erm... aku main kat puting tetek adik ipar aku tu. Kak Chik biar je, dia dah mula nafas tercungap-cungap. Aku tau Kak Chik dah gersang nak rasa konek aku yang baru je belasah kakak dia. Aku selak baju tidur Kak Chik macam orang nak susukan anak Aaku terus je menyusu tetek adik ipar aku. Fuh! Tetek muda, puting dia pink lagi, padat dan kenyal. Aahh.. sebelah aku ramas, sebelah lagi tetek dia aku nyonyot.
Then aku jilat-jilat kat sekitar puting tetek dia. Aku gigit manja kat lurah dendam Kak Chik. Kak Chik mula memeluk kepalaku yang sedang menikmati hisapan pada tetek Kak Chik. Aahh... aku terasa batang konekku digenggam tangan lembut Kak Chik, mengusap lembut kepala batang konekku. Besarnya konek aku ni sampai genggaman tangan Kak Chik pun tak cukup. Dia raba lagi sampai bawah. Aaahh... dia raba telur aku yang tengah bergayutan. Kak Chik ramas-ramas telur aku. Lepas tu dia lancap batang konek aku. Peh... rasa nak sorong je masuk dalam pepek Kak Chik.
Aku terus tarik seluar tidur Kak Chik. Senang je dah terlucut semua, tinggal seluar dalam putih dia aje. Sambil aku jilat-jilat leher adik ipar aku tu, tangan aku dah mula mengusap lembut cipap Kak Chik. Aku tak terus cari biji dia. Aku cuma usap-usapkat bahagian bawah, bahagian lubang yang bakal aku terokai kejap lagi. Kak Chik tercungap-cungap, mendesah. Aku terus bukak butang baju Kak Chik. Terjojol gunung di dada Kak Chik. Peh… besar. Terus aku gomol sambil aku jilat-jilat telinga dan leher Kak Chik. Sesekali aku gigit. Sebelah lagi tangan aku menakal kat pepek Kak Chik yang masih berbalut. Makin laju Kak Chik lancap batang aku, makin keras macam batu.
Dah tiba masanya. Aku seluk masuk dalam seluar dalam Kak Chik, aku cari biji kelentit dia. “Arrghhh...” Kak Chik mengerang bila je jemari aku menyentuh biji cipap dia. Terus aku uli. Makin basah. Aku tenyeh-tenyeh sambil uli biji kelentit Kak Chik. Terkangkang adik ipar aku. Tanpa disuruh, Kak Chik sendiri melucutkan panties yang dipakainya. Terserlah segi tiga tembam Kak Chik yang masih berbulu halus. Kak Chik makin mengganas. Dia tarik tangan aku letak kat pepek dia. Dia kangkang luas-luas sambiil letak sebelah kakinya kat atas kerusi, nak bagi senang lagi aku raba pepek dia yang dah basah lenjun tu. Aku terus rapatkan muka aku kat bawah kangkangan Kak Chik. Aku main lidah kat lubang nikmat dia.
“Uuuuuhhhh.. abang, sedap...”
Aku saja sambil jiilat sekitar lubang cipap Kak Chik, hidung aku menenyeh-nenyeh kat bijik dia. Dia sendiri bukak mulut cipap dia dengan jari supaya senang aku nak jilat. Fuh! Merah lagi bijik kelentit Kak Chik ni. Aku terus tuju kat bijik kelentit dia. Aku jiilat, lepas tu aku sedut-sedut bijik dia. Tergigil-gigil Kak Chik. Tangan dia tak henti-henti menarik-narik rambut aku. Stim sangat le tu. Tiba-tiba… aikk... memancut-mancut air pepek Kak Chik meleleh kat muka aku. Mungkin sebab dia malu, terus dia tarik aku. Dia terus kulum batang konek aku. Memang betul-betul stim dah adik ipar aku ni. Dia kulum konek aku macam orang kebuluran. Bayangkanlah sampai telur konek aku pun habis dia jilat dan kulum.
Sesekali aku intai-intai bilik aku. Aahhh... bini aku sure tidur nyenyak kalau dah klimaks 3 kali. Aku dengan adik ipar aku asyik beromen. Batang konek aku makin mengeras tengok tubuh adik ipar aku bertelanjang bulat. Maklumlah ni first time aku tengok semua kemaluan dia. Konek aku dah tak tahan rasa nak sorong masuk pepek Kak Chik. Aku terus pusingkan Kak Chik, aku ramas-ramas, tetek Kak Chik dari belakang. Aku tonggengkan Kak Chik. Terus aku masukkan batang konek aku dalam lubang nikmat adik ipar aku. Fuh ketat lagi! Panas je pepek Kak Chik. Dia kemut, punya mantap. Mendesah-desah Kak Chik. Aku tujah pepek dia sambil tenyeh-tenyeh bijik kelentit dia dari belakang.
“Uurghhhh... sedap Kak Chik," aku berbisik. Aku teruskan adegan sorong tarik masuk kemaluan adik ipar aku. Memang lain rasanya bila main dengan orang yang kita sepatutnya tak boleh main. Sesuatu yang baru bagi aku tapi wa cakap sama lu, sedap giler buat macam ni. Makin kuat kemutan Kak Chik di batang konekku. Mengembang menguncup konek aku. Ah... terasa panas. Aku dah nak terpancut. “Urghh… uhh...” terus aku lepaskan dalam pepek Kak Chik. Sengaja je aku pancut dalam, biar dia tak lupa yang konek abang ipar dia ni pernah menujah dalam pepek dia. Aku puas. Kak Chik tersipu-sipu pada aku. Apa yang kakak dia rasa, kini dirasakannya pula. Semenjak kes tu, bila Kak Chik masuk bilik air, aku selalu curi-curi masuk dan jilat cipap Kak Chik. Peh.. best!!
gambar awek telanjang cerita, awek indon bogel diikat, cerita sex dengan kakak ipar kak gi, cerite sex bogel form 4, horny trip main mertua cina zb, hornytrip kuala lumpur, pussy malaysia hijab mp4

Kampung Setinggan

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Aku tinggal di sebuah kawasan setinggan yang penuh sesak di lereng bukit di tepi sebuah pusat TV. Pada masa itu sekitar tahun 80an, kawasan ini masih tidak mendapat bekalan api dan air. Rumah yang aku sewa hanya menggunakan api daripada janakuasa enjin motor dan dibuka setiap malam bermula jam 7.00 petang hingga 12 malam. Untuk mandi pula, aku terpaksa menuruni lereng bukit ke telaga yang di korek di bawah bukit. Begitulah keadaan penduduk di kampung setinggan ini menjalankan urusan hariannya setiap hari. Rumah pula dibina menggunakan papan sayung yang sudah tentu tidak kemas kalau di buat dinding, pintu dan tingkap. Rumah sewa aku semuanya tiga pintu dan di depannya pula rumah tuan tanah.

Aku menyewa rumah tengah dan di kiri rumah aku dihuni oleh kak Lijah dan ibunya. Di sebelah kanan pula dihuni oleh kak Munah dan suaminya.Aku yang tak berkelulusan tinggi hanya menjawat jawatan kerani stor di KL. Dengan gaji yang tak seberapa aku terpaksa menempuh hidup di KL dengan begitu susah sekali. Oleh itu aku terpaksa berbaik-baik dan bersikap ramah dengan semua orang di kampung itu. Aku cukup baik dengan kak Lijah. kak Munah dan Ibu kak Lijah iaitu makcik Ton. Inilah nama-nama yang aku kenal dan aku tak mahu menyelidik lebih lanjut nama mereka yang sebenar.
Aku yang berkulit agak cerah, manis di pandang tidaklah lawa sangat. Cuma aku ni memiliki tubuh yang sasa dan tegap kerana aku dibesarkan dalam keluarga petani dan sedari kecil lagi aku dah dilatih untuk bekerja kuat menyebabkan badan aku menjadi tegap dan sasa. Mungkin keadaan aku beginilah aku di senangi oleh jiran-jiranku. Dalam soal seks, aku tidaklah pandai sangat tetapi melalui pergaulan dengan kawan-kawan ku di kampung dahulu, aku sedikit sebanyak mengerti juga soal seks.
Semasa di kampung dahulu kami sering membandingkan antara kami, siapa punya batang yang besar dan panjang. Kami juga beberapa kali berlawan melancap siapa boleh keluar air dahulu dan siapa yang boleh memancutkan air maninya paling jauh. Dalam bab siapa panjang dan besar aku adalah salah seorang yang boleh dimahkotakan sebagai yang mempunyai batang yang besar dan panjang tetapi tidaklah dapat mengalahkan orang putih atau negro. Pengalaman aku di kampung yang suka mengintai orang mandi terbawa-bawa ke Kl. Di kampung setinggan ni peluang itu amat mudah kerana kesemua warganya mandi di telaga dan menggunakan kain basahan. Dan apabila kita menunggu giliran untuk mandi maka dapatlah kita melihat susuk badan mereka dan kadang dapat juga melihat kawasan-kawasan badan tertentu terutama ketika mereka menukar kain basahan.
Aku pula tidak banyak menghadapi halangan kerana jiran-jiran aku ni semacam tidak mengisah sangat dengan aku. Kalau kain basahan terlucut pun mereka tidak peduli sangat kerana mereka tahu yang akan melihat ialah aku. Kalau aku terserempak dengan mak kak Lijah ketika sedang membasuh kain, kadang-kadang dia sengaja membiarkan kain di sebelah bawah ketika memberus terbuka hingga menampakkan pehanya yang putih dan kadang-kadang aku dapat melihat pantatnya yang tersepit di celah peha. Walau bagaimanapun aku pendamkan saja perasaan aku tetapi kadang-kadang aku gunakan juga kejadian itu sebagai bayangan aku untuk melancap apabila nafsu syahwat aku memuncak tambahan pula kalau membayangkan badan kak Lijah.
Pada suatu hari kak Lijah datang mengetuk pintu rumah aku. Dia memberitahu pada hujung minggu ni, dia akan mengikuti rombongan kilangnya ke Padang Besar. Jadi dia meminta aku menemani emaknya dua tiga hari kerana emaknya jenis yang penakut terutama pada malam hari. Aku menjadi serba salah walaupun aku sudah biasa dengan mereka. Memikirkan mereka amat baik dengan ku, aku terpaksalah membantu.Lebih kurang jam 10.00 malam aku pun mengetuk pintu rumah sewa kak Lijah. Emak kak Lijah menjemput aku masuk. Kemudian dia bertanyakan samada aku sudah makan atau belum. Aku jawab sudah. Aku dihulurkan dua biji bantal dan tilam span untuk tidur di ruang hadapan. Rumah sewa kami hanya mempunyai satu bilik sahaja.
“Kalau ada apa-apa nanti makcik panggil Lan, ya”, katanya. Aku hanya mengangguk tanda setuju. Pada malam itu aku resah betul dan tak boleh nak lelapkan mata mungkin beralih tempat tidur agaknya fikir ku.Baru hendak terlayang, aku dikejutkan oleh suara yang menjerit dan memanggil aku. Aku meluru masuk ke bilik makcik Ton dan bertanyakan apa hal. Dia mengatakan dia nampak ‘tuan puteri’ melintas. Kalau di kampung ‘tuan puteri’ tu adalah tikus. Aku segera mencapai lampu tidur dan menyuluh ke segenap ruang di dalam bilik itu.
“Tak ada pun”, kata ku. “Mungkin dah lari kot”., aku menyedapkan hatinya.
“Lan tidurlah dalam bilik ni ya”, katanya. Aku menjadi serba salah. Walau bagaimanapun aku turutkan kehendaknya.“Kenapa susah sangat nak tidur ni?”, katanya. Dengan tilam span, aku tidur berhampiran pintu dan dia juga tidur bertilamkan span berhampiran dinding. “Lan! makcik takutlah. Lan tidurlah di sebelah makcik”, katanya.
Aku menjadi serba tak kena. Kepala aku sudah mula membayangkan sesuatu perkara akan berlaku. Batang aku yang kecut tidur dah mula terangsang dan mula sedikit demi sedikit mengembang.Walaupun aku selalu dapat melihat tubuh makcik Ton tetapi aku lebih geramkan tubuh kak Lijah. Tubuh makcik Ton ni bolehlah tahan walaupun umurnya sekitar 40-an aku rasa tetapi kelihatannya masih menarik dan teteknya tidaklah melandut sangat. Dengan badannya yang putih, dia masih kelihatan menarik dan masih boleh dilanyak fikir ku.
Dari lampu tidur yang agak cerah, aku dapat lihat dia membuka baju dan berkemban saja.
“Panaslah…, Lan”, katanya. Aku mengiyakan saja. Sambil tu, dia mengibas-ngibaskan kain batik yang dipakainya hingga mula menampakkan tundunnya yang membusut. Aku tersentak apabila dalam keadaan berbaring, aku lihat dari ekor mata ku tundunnya begitu tinggi membusut. Aku mula terangsang dan batang aku mula menegak di dalam kain. Aku biarkan makcik Ton melihat batang aku menegak di dalam kain. Nafsu aku sudah mula memuncak. Matanya terpaku apabila melihat kain aku terjojol meninggi bagai ada tiang bendera didalamnya.
“Apa yang ada dalam kain Lan tu? Tikus ke?”. Dia cuba bergurau. Aku mengangguk dan mengatakan itu tikus mondok dan sedang mencari gua untuk dimasuki. Walaupun sebelum ni aku belum pernah menjolok pantat dengan batang ku tapi melalui cerita kawan-kawan yang telah merasai nikmat menjolok pantat, aku sudah nekad mahu mencuba dan merasakan nikmatnya malam ini. Makcik Ton menghuraikan ikatan kain kembannya dan menolak hingga ke pusat. Teteknya terdedah dan meleper di dada. Puting teteknya tegang. Dia menarik aku merapati tubuhnya. Kepala ku dihalakan ke teteknya. Aku terus menghisap tetek makcik Ton. Dia mengerang kesedapan.
Dia menyelak kain batiknya hingga menampakkan pantatnya. Tangan ku terasa ditarik dan diletakkan di atas tundunnya yang membusut. Dia memegang jari ku lalu ditonyohnya ke celah belahan pantatnya. Aku rasa air berahinya memenuhi alur tersebut. Dia menolak jari ku ke atas ke bawah. Jariku terasa ada seketul daging kecil. Dia menonyoh dengan perlahan daging itu. Tiba-tiba aku rasa ada tangan yang memegang batang ku. Batang ku digenggam erat dan dilancap ke atas ke bawah sehingga ia begitu keras dan mengembang.Makcik Ton menarik aku naik ke atas badannya. Dia membuka kangkangnya dan menghalakan batang ku ke alur pantatnya. Dia menggesel-gesel batang ku di alur pantatnya. Kemudian aku rasa batang ku mulai memasuki lubang pantatnya. Lubang pantatnya masih sempit sehinggakan batang ku terasa sendat. Aku juga mulai menekan dengan perlahan batang ku. Dia mendengus kesedapan. Aku juga begitu. Batang ku terasa ngilu dan kegelian. Sungguh nikmat aku rasa.
Setelah menyorong tarik batang ku tujuh lapan kali, tiba-tiba aku rasakan air mani ku nak terpancut. Makcik Ton yang berpengalaman luas segera mangarahkan aku berhenti sebentar dan menarik nafas. Aku ikut semua arahannya. Setelah aku dapat mengawal diri ku, dia meminta aku mula menghenjut kembali. Dari perlahan aku mulai melajukan henjutan dan akhirnya aku mahu memuntahkan air mani ku. Makcik Ton mengerang dengan agak kuat dan memeluk erat badan ku. Aku membuat hentakkan yang terakhir dan menekan batang ku rapat-rapat hingga aku terasa tulang tundunnya dan sekali gus melepaskan air mani ku.Crutttt… cruttt… cruttt… air mani ku memancut memasuki rahim makcik Ton. Aku kepuasan. Makcik Ton juga terkulai puas.
Setelah selesai adegan yang menyeronokkan itu kami berbual. Makcik Ton membuka segala rahsia hidupnya kepada aku. Banyak juga kisah-kisah sedih dalam hidupnya. Dia memuji aku kerana hebat dan bertenaga tetapi kurang berpengalaman. Dia mengajar aku dalam babak-babak seterusnya. Aku juga memuji kehebatannya sehinggakan aku mulai berminat kepada wanita yang berumur lebih tua daripada aku. Selama tiga hari aku menemani makcik Ton, aku banyak belajar daripadanya.Pengalaman yang aku perolehi membuatkan aku mula mencari pantat lain terutama kak Munah jiran sebelah. Aku tahu kak Munah juga berminat dengan ku cuma masa sahaja yang akan menentukan
kisah seks rumah setinggan, ceritalucah makcikmakcikkampung, Setinggan lucah, puki lijah, melayu-boleh me>home>ceritalucah, makcik munah sex, gadis ghairah menggoda, cite lucah ngorat kak munah, awek rumah setinggan, cerita sex melayu setinggan, cerita seks melayu setinggan, cerita seks melayu mak cik melayu boleh, cerita seks ghairah disetinggan, cerita seks aku dengan makcik kampung berusia, cerita lucah sex di setinggan, cerita lucah lijah, sex setinggan

Cute Singapore GF

$
0
0

Video Lucah : Cute Singapore GF - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Cute Singapore GF   Melayu Boleh.Com

sex askar, Skandal Blog 6 Jambu Batu

Outdoor Beramai Ramai

$
0
0

Video Lucah : Outdoor Beramai Ramai - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Outdoor Beramai Ramai   Melayu Boleh.Com

sex tudung melayu, Novel lucah dengan video, video melayu sex ramai ramai

Nightlife in KL – Clubbing with Awek Melayu

$
0
0
Nightlife in KL – Clubbing with Awek Melayu

Many nightspots have a short lifespan of a few years, as the clubbing crowd of Kuala Lumpur can be quite finicky, quickly changing their preference for more avant-garde and newer establishments; effectively bankrupting the old ones. Below we listed some of popular senarai Club, Pub dan Disko di Kuala Lumpur, Malaysia




(Gambar Awek) Nightlife in KL – Clubbing with Awek Melayu

Clubbing in KL – Kuala Lumpur Pubs, Clubbing and Disco Lists:

ATMOSPHERE
TwelveSI, 12 Jalan Sultan Ismail
Tel: 03 2145 9198
As its name suggests, the club is one huge boom box emanating heart-stomping atmosphere from its Nexo sound system equipped with bass-bins. The club holds many large-scale events ranging from arts to fashion regularly.

BAR BLONDE
50, Jalan Doraisamy, Asian Heritage Row
Tel: 03 2691 1088
Bar Blonde is different from its neighbouring clubs and restaurants. With its stark white walls, high ceiling and designer furniture, Bar Blonde offers a relaxing atmosphere. Also featured is the club’s exotic local cuisine, warm appetizers and a small but quality range of spirits, wines and soft drinks.

BARFLY
TwelveSI, 12 Jalan Sultan Ismail
Tel: 03 2145 9198
The club is a haven for the young, with five plasma televisions splashed all over the place, three pool tables and one foosball table. Patrons may relax on cushioned seating areas while sipping rare champagne cocktails from the Bar’s liquor selection. Barfly is also a part of TwelveSI.

BAR IBIZA
924 & 926 Jalan P. Ramlee
Tel: 03 2713 2333
Straight out of Ibiza comes a club with walls that swirl lava right in the middle of Kuala Lumpur. An island bar sits in the center of the place while dancers gyrate on a steel gangplank above it. There’re also plenty of lounge areas to relax in and even a foosball table to play.

BAR SAVANH
62 – 64, Asian Heritage Row, Jalan Doraisamy
Tel: 03 2697 1180
Oriental-themed Bar Savanh is a great place to unwind. The place is decorated with Buddhist sculptures, long opium den style sofas and a fish pond. The mystique ambience is accentuated by candle and incense. Music is subtle, encouraging conversation.

BAR UNO
924 & 926 Jln. P.Ramlee
Tel: 03 2713 2333
At this fine club right next to Grand Modesto’s, you’ll be assured of a fun time with live bands, liquors on promotion and themed parties every fortnight.

BEACH CLUB
97 Jalan P Ramlee
Tel: 03 2166 9919
Beach Club looks like a scene right out of Hawaii with plenty of dried palm leaves covering the roofs and beach wood all around. Popular among clubbers, this is one spot you’d want to explore. For a feel of a seaside beach party right in the middle of Kuala Lumpur, there’s no better place than Beach Club.

BLEU BAR
Rohas Perkasa, Jalan Perak
Tel: 03 2711 300
Bleu Bar is a popular venue for underground musicians to strut their stuff, in a bar with plenty of tall stools and posters of sexy women plastering the walls.

BLISS
12 Jalan Sultan Ismail
Tel: 03 2145 9198
Catering to the more mature corwd, Bliss is the softer version of Atmosphere club downstairs. It’s perfect for those seeking a more intimate environment or relaxed drinking.

CARNEGIE’S
Central Plaza, Jalan Sultan Ismail
Tel: 03 2141 7888
Carnegie’s had been around in Hong Kong, Singapore, Perth and Taipei. Finally, it’s here in Kuala Lumpur. Opened in late 2004, the bar continues the strong theme of music with a more modern feel. This bar has a mezzanine floor with a glass bridge straddling the void in the upper floor. A great place for entertaining music and feel-good ambience.

CLUB DE MACAU
Jalan Ampang
Tel: 03 2163 2632
Club De Macau has a luxurious decor that spans 20,000 square feet over two levels. Each room fits up to 30 people besides being elegantly furnished and equipped with the latest karaoke units and songs ranging from English to Malay and Chinese dialects to Japanese. Club de Macau also offers sensational snacks and a wide selection of beverages.

THE COTTON CLUB JAZZARAUNT
G-11, Maju Junction Mall, 1001, Jalan Sultan Isamil
Tel: 03 2772 8588
The Cotton Club Jazzaraunt is a classy jazz bar and restaurant that promises to be the right place to relax and unwind. The bar’s resident bands, Jazzy Chillerz and The Jazzperts will brighten up and soothe weary souls with their selection of swing and cool jazz tunes, while the Jazzaurant offers delectable Western contemporary cuisine served from an open kitchen.

DELUXE NITE CLUB
Ampang Park
Tel: 03 2162 1399
Located at Ampang Park Shopping Centre, the Deluxe Nite Club is one of the most exciting spots in the city. The club comes with cozy private karaoke rooms and an excellent dance floor.

DEUTSCHES BIERHAUS
12, Jalan P. Ramlee
Tel: 2162 8268
Deutsches Bierhaus is truly an authentic German restaurant complete with its hallmark cuisines and typical German ambience. It’s perfect for anybody who wants to enjoy great food and real German lager in good company

GRAND MODESTO'S
Jalan P. Ramlee
Tel: 03 2713 2333
Smack in the middle of Kuala Lumpur is the cool and classy pub, lounge and club. From the wooden feel of the red furniture to the neon lights that litter the glass walls, you'll feel the warmth of style in a cozy environment. With simply superb dishes and drinks, Grand Modesto's is a place you don't want to miss.

THE DISCO
1st Floor, 3.04, Central Market Annexe, Jalan Hang Kasturi
Tel: 03 2026 5039
Formerly a Cineplex, the club retains some of its old architecture, including a ticket booth and silver screen. Resident DJs Jason and Fendi play a whole range of music from techno all the way up to disco. There’s plenty of space to dance on the floor that accommodates up to 400 people at once, and also plenty of bars to go around.

THE FUN THEQUE
102 & 104 Jalan Bukit Bintang
Tel: 03 2144 3892
Dubbed as Malaysia’s first ‘Funtheque’, Captain’s Cabin hosts the whole gamut of club events, from live performances, contests, games and DJs to sports. Everyday of the week is a themed event but Thursdays cater for those in the automobile industry and Sundays for contractors. Different and exciting? Go figure at this happening club.

GALAXY DISCO, LOUNGE AND KTV
Level 11, Grand Seasons Hotel 72, Jalan Pahang, Kuala Lumpur
This three-in-one occupies 10,000 square feet of space dominated by fun, fub and yet more fun! the Fun pub is a little mellowed and you can even opt to play a game of pool. However, if you are looking to party the night away, pop in to the discotheque and groove to all the latest pop favourites and some all time classics. karaoke lovers are not forgotten as there is a large selection of song available at the lounge.

THE GREEN MAN
40 Changkat Bukit Bintang
Tel: 03 2141 9924
A British owned pub serving local beers like Tiger, Heineken and imported Kilkenny. Their restaurant arm, Gaslight, serves plenty of traditional British fare. A great mix of local and foreign pubgoers who throng the pub till late hours.

FRANGIPANI BAR
25 Changkat Bukit Bintang
Tel: 03 2144 3001
Frangipani Bar has a large selection of fine cocktails and shooters to choose from as you listen to the DJ spin house music. A fantastic place to hang out and get comfortable on fancy couches and chairs.

HARD ROCK CAFÉ
2 Jalan Sultan Ismail
Tel: 03 2144 4152
The internationally renowned Hard Rock Cafe attracts a massive crowd of locals and tourists. Live bands keep the place noisy and alive while weekends see some respite with DJs playing rhythm and blues music. There’s excellent American cuisine to try out and plenty of Hard Rock Cafe souvenirs and merchandise to buy.

HEMINGWAY’S
33 Changkat Bukit Bintang
Tel: 03 2145 2268
The pub takes a page right out of Cuba, inspired by books from the famous writer Ernest Hemingway. Latin music plays through the amplifiers and the walls are adorned with monochrome photos depicting Cuban city life. Crowds of locals, expatriates and middle-aged folks mingle at this cozy location.

LUNA
Pacific Regency Hotel Apartments
Tel: 03 2332 7777
Located on the poolside rooftop of Menara Pan Global, this contemporary designer lounge offers a panoramic view of the KL skyline. Enjoy “dining under the stars” and unwind with “chill-out” music. Luna features an eclectic food menu, complemented by extensive wine selection and unique specialty cocktails.

NOUVO
5, Jalan Sultan Ismail
Tel: 03 2170 6666
This is the club to be at for the hottest music and coolest DJs. The Nouvo club features many inter-national guest DJs as well as Kuala Lumpur’s top DJs every month.

ORANGE
1 Jalan Kia Peng
Tel: 03 2141 4929
The Orange Club plays some great soul music but did you know that even rock bands play here on weekends? Bands like Wings have graced the stage before, with more such gigs in the future.

PLANET HOLLYWOOD KUALA LUMPUR
Unit G003, Ground Flr, KL Plaza Jalan Bukit Bintang
Tel: 03 2144 6602
This is a very popular club with locals and tourists, constantly packed on weekends. Many local and foreign artists perform on a regular basis. You may also sample American food and drinks or purchase some exclusive Planet Hollywood merchandise.

POPPY
18-1, Jalan P Ramlee
Tel: 03 2141 8888
At Poppy, you have a selection of bars and restaurants to pick from. Bar Mandalay is perfect for you to unwind, while Havanita is the classy and exclusive lounge bar. Passion, the all-women operated lounge is spellbindingly sensual. The atmosphere is cozy, plush and inviting.

QBA
The Westin Kuala Lumpu, Jalan Bukit Bintang
Tel: 03 2731 8333
Qba permeates a unique and romantic setting for a perfect night out. Relax and enjoy the perfect ambience with low-key lighting while sipping Qba’s extensive selection of boutique wines. From the magnificent interior to the live Latin band performances, Qba lets you have a taste of what is a multi-level Latin experience.

RUM JUNGLE
1 Jalan Pinang
Tel: 03 2148 0282
Rum Jungle is like an oasis in a desert of concrete and glass and steel. The Main Floor is where the crowd masses and the show begins. The food offered is a tribal fare with wholesome appeal. Listen to world music such as reggae, Latin, Spanish and even ethnic and tribal percussion.

SANGRIA BAR
5 Jalan P. Ramlee
Tel: 03-2164 6666
Within the compound of Nouvo lies this cool club that plays commercial rhythm and blues hits and hip hop tunes.

SUGAR CLUB
Crowne Plaza Mutiara Kuala Lumpur
Tel: 2143 0020
Sugar Club is an up-market establishment. With its chic warmth and soft ambience, it’s no wonder Sugar attracts celebrities, personalities, artistes and socialites. Serving high-end snacks and a cigar room to relax in, the club also has a raised stage cum seating area, deejay console, dance floor and island bar. DJs spin retro, funky soul and hip hop music. Dress well if you plan to visit, as the club is strict on dress codes.

THAI CLUB & BISTRO
Wisma Tong Ah, No. 1, Jalan Perak
Tel: 03 2161 6898
The new and popular Thai Club is well known as a club with a saucy reputation. Well worth a visit for those who like their action naughty and rowdy, this Thai/Western/80s discotheque décor club is heavily packed and not one to be missed. Just remember to stay out of trouble; a sign at the door says, “Fight? Banned for six months”.

THAT INDIAN THING
52, Jalan Doraisamy
Tel: 03 2698 6357
The ambience here is warm and cosy with an ethnic feel. Expect good food here; it has been said that the chefs are flown in from different regions of India. Stir your emotions with their selection of Classic Rock and R&B hits from the 70s-80s while you unwind at the unique sculpted long bar that greets you at the patio.

THE IVY
48 Jalan Doraisamy
Tel: 03 2693 2260
One of the latest to open at Asian Heritage Row, The Ivy attempts to revive old English classics in a cosy and intimate environment. From its décor to the food served, you won’t be disappointed if you’re an English fan. If you love English music too, join The Ivy’s “An English Affair” every Wednesday after 10pm. A bottle of Chivas or JW Black Label will
cost you RM250 nett.

THE LOFT KL
34, 36, 38 & 40, Jalan Doraisamy
Tel: 03 2691 5668
Housed in this four-shoplot massive loft space are Mezzanote, a trendy fine dining restaurant offering traditional and modern Italian cuisine, and Tokyo Tei, an upscale Japanese bistro that serves sushi and various traditional and modern Japanese cuisines. Upstairs, a large open club lounge on the first floor offers early loungers upbeat lounge tunes and late night clubbers music that will work up lots of sweat and grind.

ZOUK
113 Jalan Ampang
Tel: 03 2171 1997
Arguably the most happening club in Kuala Lumpur, the structure of Zouk takes on a futuristic theme with plenty of white shades and round angles. The Mainroom fits up to 2000 people easily while a terrace bar fronts Jalan Ampang. Also check out the Velvet Underground, sister to the Mainroom for cocktails and cool funk and jazz music.

Maafkan aku sobat – 2

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Saya hanya tercenung mendengar ucapannya. Kemudian sambil tetap berpelukan ia mengatakan bahwa jika ia menjadi istri Irvan, mungkin ia tidak akan pernah merasakan keindahan seperti ini. Seumur hidup ia mencari cowok ideal buatnya dan baru kali ini menemukannya dalam diri saya. Sheila memang baru sekali pacaran yaitu dengan Irvan. Sangatlah menyesal jika apa yang menjadi impiannya harus lepas walaupun sudah berada di depan mata. Mendengar penuturannya, saya hanya berkata bahwa saya juga amat sayang dengannya, tapi kata-kata saya terhenti oleh sebab yang hingga saat ini saya tidak tahu apa, dan dengan lembut saya mencium pipinya.

Sheila tertunduk di pundakku sambil tersenyum dan membalas ciuman itu pada pipi kiriku. Mungkin karena terbawa suasana, Sheila dengan gerak refleksnya langsung mencium bibir saya dan menahannya lama. Ketika dilepaskannya ciuman itu, ia tertunduk malu atas kelakuannya, tapi wajahnya terlihat tersenyum.
"Maaf Nard, mudah-mudahan kamu ngga marah", ujarnya singkat. Saya hanya diam dan baru sadar ketika Sheila menarik tubuh saya dan tubuhnya direbahkan di karpet. Saya merasakan desiran hangat di sekitar kemaluan saya dan menyadari bahwa milik saya itu sudah menegang menekan perut bagian bawah Sheila.

Tanpa pikir panjang, saya mencium bibir Sheila dan dibalas dengan sangat panas olehnya. Sambil terus berciuman, saya melepaskan pelukan dan mulai meraba tubuh Sheila yang putih mulus itu. Tidak ada dalam pikiran saya untuk berbuat lebih. Jemarinya juga tidak tinggal diam mulai menjelajahi dan mengusap-usap punggung saya.

Lama kami bergumul dikarpet ruang tamu itu, berciuman, menciumi leher masing-masing dan menjilatinya. Kurang lebih sekitar 45 menit kami bercumbu sampai akhirnya saya berinisiatif menghentikannya. Dengan nafas tersengal-sengal, Sheila memandangi saya dengan wajah sedikit kesal.
"Kenapa Nard?" tanya Sheila.
"Jangan Sel, nanti keterusan", jawab saya.
Saya duduk di sofa dan sesaat kemudian Sheila duduk di sebelah saya dengan merapatkan tubuh dan menggelendot manja. Kata-kata terima kasih mengalir dari bibir ranum yang baru saja saya kulum itu. Ia merebahkan kepalanya di dada saya dan memeluk saya erat.

Sejak itu, selama sebulan, kami mengulangi perbuatan yang sama setiap Irvan harus ke Jakarta. Jadwal kuliah Dina bisa dengan mudah diketahui Sheila karena mereka sekampus dan setiap hari Sheila dan Dina kebagian jadwal yang berbeda. Sikap kami di depan Irvan juga tidak berubah. Sehari-hari kami berusaha menjaga kewajaran. Semua ini dengan tujuan agar tidak diketahui oleh masing-masing pasangan kami. Di depan saya, Sheila tetap manja dengan Irvan dan saya tetap mesra di depan Dina.

Dan kami mengulang lagi apa yang sudah sering kami lakukan saat Irvan ke Jakarta. Dina sudah pulang saat Sheila datang. Karena saya ingin mandi dahulu, tidak saya ketahui ketika Sheila sudah bertukar pakaian. Yang saya ketahui, ia sudah mengenakan bicycle pant pendek dan kaus oblong putih saat saya selesai mandi. Darah saya mendesir ketika Sheila menghampiri saya. Ia tampak sangat seksi dengan lekuk tubuh yang terbayang di kaosnya.

Langsung ia memeluk saya dan kami mulai lagi bercumbu. Saat itu saya juga hanya bercelana pendek. Desiran hangat mengalir deras di sekitar kemaluan saya ketika saya menindih Sheila. Tangan saya mengusap-usap punggungnya juga tangannya melakukan hal yang sama. lehernya habis saya ciumi dan saya jilati. Desahnya semakin menderu. Entah setan apa yang lewat, saya kali memberanikan diri memasukan tangan saya ke dalam kausnya. Saya raba perutnya yang indah dan perlahan-lahan mulai naik ke arah dada. Tak saya kira sebelumnya, Sheila bukannya melarang malah membimbing tangan saya menuju dadanya. Seumur hidup, baru sekali ini saya merasakan gumpalan kenyal di dada cewek, bahkan milik Dina pun saya tak berani.

Tangan saya terdiam diatas dadanya dan kemudian tangannya diletakan diatas tangan saya dan mulai meremas. Tangan saya jadi ikut meremas dadanya. Wow, saya sungguh baru sekali ini merasakan lembutnya gumpalan kenyal milik cewek. Semakin keras saya remas, Sheila semakin keras mendesah.

Tiba-tiba saya merasakan ada yang meraba kemaluan saya. Saya lihat, jemari Sheila mulai meraba dan juga meremas-remas milik saya yang sudah mengeras itu. Tangannya kemudian mulai menyelusup ke dalam celana saya dan juga menyelusup ke dalam celana dalam yang saya pakai. Seketika aliran darah disekitar kemaluan saya bertambah deras. Tak mau kalah, saya langsung membuka kaitan bra yang dipakai Sheila dan segera kembali meremas buah dadanya (Saya gambarkan sedikit, buah dada Sheila mempunyai ukuran yang besar bagi ukuran cewek indonesia. Mungkin karena perawatan yang baik, buah dadanya masih kencang).

Semakin panas permainan kami ini sampai akhirnya kami membuka seluruh pakaian kami dan saling memberikan senyuman. Tak habis-habisnya saya memandangi tubuh telanjang Sheila dengan sebentuk tubuh yang seksi dan indah. Tidak mungkin cowok tidak terangsang jika melihat tubuh indah seperti yang dimiliki Sheila.

Kali ini giliran Sheila yang menciumi dan menjilati seluruh tubuh saya. Milik saya sudah mengacung tegang dan jilatan berikut ciuman Sheila makin turun ke bawah. Saya rasa saya sudah tidak tahan lagi. Saya langsung bangun dan merebahkan Sheila di ranjang. Sheila malah mendekap saya ketika saya bergerak akan menindihnya. Milik saya yang sudah menegang itu menempel keras di kemaluannya yang berbulu lembut di sekitarnya. Desahnya makin terdengar ketika gesekan terjadi. Nafsu sudah menguasai kita berdua dan semakin mengkungkung kami saat ujung kemaluan saya menyentuh mulut kemaluannya. Kakinya berusaha menahan badan saya agar tidak mendorong tubuhnya lebih dalam. Rintihan kesakitan terdengar saat saya mulai kembali menekan tubuhnya. Saya sama sekali tidak ingin memasukan milik saya ke dalam kemaluannya, bagaimanapun itu adalah hak suaminya kelak.

Tiba-tiba tangannya meraih milik saya dan menggesek-gesekan ujung milik saya itu di mulut kemaluannya. Badan terlonjak-lonjak, sayapun merasakan sensasi yang luar biasa. Kenikmatan yang tidak ada bandingannya. Tubuh saya bergetar menahan nafsu yang semakin memuncak. Tiba-tiba tubuh Sheila menegang dan terlonjak sangat keras ke kasur. Saya dengar desahnya sempat sangat keras dan perlahan mereda.
"Sayangku, aku udah ngga tahan lagi", ujarnya setengah membisikiku.

Kebimbangan segera hinggap di kepalaku. Wajahnya memancarkan kehangatan yang berbeda dan saya menjadi tidak berakal. Pelan-pelan saya dorong tubuh saya dan milik saya perlahan-lahan masuk ke mulut kemaluannya. Wajahnya meringis menahan sakit sambil terus mendorong tubuh bagian bawah saya agar perlahan terus masuk. Mulut kemaluannya terasa sangat sempit. Saya lepas kembali dan perlahan-lahan saya masukan lagi. Begitu berulang-ulang sampai akhirnya saya sudah tidak tahan lagi dan seketika menerobos mulut kemaluannya dengan ganas. Ia terlonjak kaget dan saya lihat airmatanya meleleh tapi wajahnya tersenyum.
"Ohh.., Sayangku..", desahnya sambil memelukku erat. Tubuh saya mulai bergerak naik turun dan saya merasakan desiran hangat di seluruh kemaluan saya. Terasa ada yang memijit-mijit seluruh permukaan milik saya itu. Walaupun sambil menahan sakit, Sheila terlihat sangat menikmati permainan kami tersebut. Permainan yang sama-sama baru kita rasakan sekarang. Tak sampai sepuluh menit, mungkin karena masih sama-sama baru, saya merasakan nikmatnya muncratan cairan hangat dari kemaluan saya di dalam rongga kemaluan Sheila. Kemaluannya seketika menjadi hangat dan dipenuhi oleh cairan kental dari kemaluan saya.

Sheila memeluk saya dengan sangat erat, ia sesegukan menahan tangisnya, bibirnya bergumam menyebutkan bahwa ini adalah yang pertama baginya. Kami berpandang-pandangan dan saya kemudian bertanya apakah ia menyesal?
Kaget saya dibuatnya ketika dengan cepat ia menggeleng dan berkata", Sheila melakukannya dengan orang yang memang menjadi idaman Sheila dari dulu, Sheila tidak menyesal..", tuturnya diiringi senyuman di bibirnya. Mungkin karena gemas, ia mencium bibir saya lagi dan memainkan lidahnya di dalam mulut saya.

Sejak peristiwa "the first time" yang kami alami itu, kami menjadi semakin terobsesi untuk mengulang kejadian itu dan mereguk kenikmatan yang tidak pernah kami rasakan sebelumnya. Semua tingkah laku kami memang tetap biasa, tidak ada yang berubah. Saya tidak ingin hubungan saya dengan Dina berantakan karena kegiatan Sheila dan saya tercium, terlebih lagi terhadap Irvan, sobat kental saya yang sudah saya anggap sebagai saudara kembar itu. Tetapi semua itu akan segera berubah menjadi nafsu terpendam ketika Irvan dan Dina tidak ada. Kami melakukan lagi dan lagi dan lagi, seperti tidak ada lagi hari esok dengan makin panas dan bernafsu.

Saya dan Sheila tetap melakukan persetubuhan kami ini sampai saat menjelang mereka menikah. Bisakah anda bayangkan?, Tiga hari sebelum menikah, kami masih sempat melakukan persetubuhan itu. Ditengah waktu yang sempit kami melakukannya di dalam kamar kakak Sheila yang memang kosong. Letak kamar tersebut di paviliun rumah Sheila. Itu kami lakukan di tengah-tengah kesibukan orang-orang mempersiapkan rumah untuk upacara perkawinan Irvan dan Sheila.

Selama sebulan setelah pernikahan mereka (Saya dan Dina menikah sebulan lebih dulu dari mereka), saya dan Sheila menghentikan perbuatan biadab tersebut. Sampai suatu hari Irvan menelepon saya dan memberitahu bahwa ia akan tugas ke Eropa selama seminggu sambil menanyakan titipan apa yang saya mau. Saya menjawab sekenanya karena bayangan saya segera lari ke tubuh indah Sheila yang sudah sering saya reguk tersebut. Dan benar saja, sepuluh menit setelah itu, Sheila gantian menelepon saya dan mengajak saya bertemu di sebuah hotel di daerah Jakarta Selatan.

Kami akhirnya melakukan perbuatan laknat itu lagi dari siang hingga sore hari seakan kerinduan selama sebulan terobati dengan tiga kali hubungan badan yang kami lakukan. Itulah perbuatan kami yang pertama setelah Sheila dan Irvan menikah. Sebulan kemudian, saya mendengar dua kabar baik bahwa Dina dan Sheila tengah hamil. Saya dan Irvan terlonjak kegirangan karena Dina dan Sheila sama-sama hamil satu bulan.

Kini, Jason dan Grant (anak Irvan dan Sheila, diberi nama itu karena Irvan sangat mengidolakan Grant Hill, power forward Detroit Piston) sudah berumur 1,5 tahun. Keduanya lincah dan cerdas. Hobi mereka sama. Karena saya dan Irvan memang membeli rumah yang bersebelahan, otomatis Jason dan Grant menjadi dua sahabat kecil selalu rukun.

Grant dan Jason terlihat persis seperti saya dan Irvan. Saya sering mendengar Irvan memuji Grant dengan bangga sampai saya sempat kaget ketika sambil dengan muka ceria Irvan berkata, "Mukanya mirip banget sama lu Nard, liat aja tuh, ngga salah gue punya sobat kayak lu", seketika saya melihat Grant dan memang benar, ciri-ciri fisiknya sama dengan saya sehingga Grant dan Jason selintas seperti adik kakak. Kemudian dengan cepat pula mata saya memandang Sheila yang tersenyum dan begitu bertemu muka dengan saya, ia mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah saya.

Hubungan intim saya dengan Sheila memang tidak sesering dulu lagi, tapi bagaimanapun saya adalah yang pertama untuknya dan ia adalah yang pertama bagi saya. Sulit untuk melupakan yang pertama, sebisa mungkin kami mencoba untuk mengulanginya dan merasakan keindahannya lagi.

TAMAT

Masalah Sosial Remaja Malaysia

$
0
0

Koleksi gambar awek melayu cun, awek kuala lumpur, awek comel seksi, melayu skodeng tetek

Gambar Bogel Masalah Sosial Remaja Malaysia   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Masalah Sosial Remaja Malaysia   Melayu Boleh.Com

melayu boleh, melayu cun, awek cun malaysia, MONTON MELAYU SUNDAL, www gabar cipap awek budak sekolah com my, awek sosial, foto awek remaja cun hot diambang 2017, gambar lucah 2015, awek melayu remaja hot, melayu lucah melampau foto, awek comel di malaysia, Awek dada besar melayu, Malaysia awek sekolah, imej remaja cute, gambar remaja main, Gambar remaja lucah kl, fucking teen kuala lumpur, awek lucah sosial, foto awek remaja malaysia, awek sekolah seks beramai ramai

Malam Pengantin

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Terlebih mohon maaf kalau kisah ini membosankan tapi inilah drama yang akhirnya telah menukarkan pola hidupku sehingga kini. Namaku Haz**** dah berumahtangga dan aku bahagia dengan kehidupanku sekarang walaupun tidak sepenuhnya bagai yang pernah aku impikan sewatu zaman remajaku dulu. Aku pasrah tidak ada seorangpun yang dapat mengatasi takdir kerana ketentuan adalah milikNYA jua. Aku tergolong dalam profesion yang agak berpengaruh juga di negara kita ini dan punya cukup segalanya untuk bersyukur dengan kehidupan yang aku alami kini. Suamiku seorang yang sangat penyayang terhadap diriku serta anak-anak kami yang dah mula bersusun, mungkin kerana sifatnya sebagai seorang pendidik yang berjiwa halus serta cukup memahami kehendak orang lain malah selama kami berkahwin belum sekalipun ia meninggikan suaranya terhadapku tetapi apa yang salah ditegurnya dengan cukup berhemah. Aku terkadang menangis kerana cukup malu bila berdepan dengannya berbanding dengan diriku yang lebih kumal dan selekeh (dalam kerja-kerja mengurus rumahtangga).

Perkahwinan kami bukanlah atas dasar cinta atau pandang pertama tetapi lebih kepada pertemuan jodoh yang diaturkan oleh pihak keluarga. Sungguhpun semasa aku di kolej (la ni dah jadi universiti) dulu aku mempunyai seorang kekasih (masih di tahap intermediate - belum sampai tenggek menenggek) dan menurut katanya ia juga mempunyai kekasih hati (belajar di U yang berlainan). Sedang aku hanyut berkasih sayang tiba-tiba sahaja aku dikejutkan dengan berita ada orang masuk meminang mulanya aku menyangkakan kekasihku yang meminang tetapi bila aku check semula rupanya orang lain yang aku tak kenal langsung. Aku memberontak tak mahu menerima pinangan berkenaan dengan berhujah menentangnya daripada orangtuaku. Mereka juga sebenarnya lebih merestui hubunganku dengan kekasihku itu tetapi mereka tergamam dan tak dapat untuk berbuat apa-apa sebab pinangan itu datangnya daripada seorang yang sangat-sangat disegani serta dihormati dalam kampung kami. Aku membuat keputusan untuk bertemu dengan pihak berkenaan untuk menjelaskan kedudukan sebenarnya diriku.

Akhirmya aku ditemukan dengan sipeminang (bukan suamiku tetapi datuk dan neneknya), berderau darahku bila melihat pasangan tua berkenaan kerana selama inipun aku sangat menghormati serta memuliakan mereka malah setiap kali cuti panjang aku sering ke rumah mereka untuk belajar pelbagai perkara termasuk masak memasak serta hal-hal agama. Hatiku cair bila mendengarkan suara datuk yang begitu lembut meminta aku menerima pinangannya, tunang saja bukan apa-apa lagi kalau ditakdirkan tak jadi tak apalah kami tak marah pada Haz katanya lagi. Masih ada harapan kata hatiku, baiklah cuma tunang sahaja sebab diri ini belum memikirkan soal kahwin masih nak belajar lagi, eyalah kami akur dengan pintaan Haz tambah mereka lagi.

Sebenarnya keluargaku serba salah kalau menolak pinangan mereka ini sebab apa kata orang kampung nanti sebab kalau orang lain kecik tapak tangan mesti nyiru yang ditadahkan memandangkan status serta nama baik famili mereka yang terkenal selama ini. Mereka menunjukkan sekeping gambar seorang jejaka yang dari potretnya memang cukup handsome sebab mereka ini ada kacukan darah Parsi menurut apa yang aku ketahui tapi saya tak tahupun datuk ada lagi anak yang masih bujang aku mencelah; bukan anak tetapi cucu kami yang sesekali saja datang menjenguk sebab tinggal dengan ibu bapanya jauh di perantauan apa yang aku tahu ia kini bertugas sebagai seorang pendidik. Patutlah aku tak kenal sebab bukan besar di kampung kami. Malam itu tersarunglah cincin intan berbatu lima di jari manisku tanda ikatan pertunangan telah terjalin dan pinangan telah diterima dengan rasminya. Apa yang jelas soal hari langsung tidak boleh dibangkitkan sama sekali itu adalah hak aku untuk menentukannya.

Aku kembali ke kolej dengan hati yang gusar apatah lagi bila kekasihku melihat cincin intan di jari manisku habis bungkam hatinya, aku sebak lalu mencabut cincin berkenaan dan membuangnya tetapi kekasihku mengambil semula serta menyarungkan kembali di jariku. Jangan bertindak keterlaluan kelak memalukan famili sendiri katanya bukankah masih ada hari esok buat kita katanya memujuk sambil meramas-ramas tanganku. Masa terus berlalu dan aku dahpun menamatkan pengajianku di kolej serta cukup bernasib baik dapat menyambung pengajian peringkat ijazah di salah sebuah universiti begitu juga dengan kekasihku kami sama-sama diterima masuk jadi harapan untuk bersama kian menggunung.

Berbalik kepada tunangku kami tak pernah bersua atau bertegur sapa dan selalu mengelakkan diri daripada bertemu, setiap kali dia ada di kampung aku tak akan balik, pernah sekali dia mengutus warkah kepadaku tapi ku balas dengan bahasa yang agak keras walaupun tutur bahasanya boleh mencairkan hati mana-mana perempuan yang menatap warkah berkenaan. Pengajianku di universiti akan mengambil tempoh tiga ke empat tahun jadi adakah dia sanggup menanti begitu lama hingga lebih lima tahun nanti sedangkan usia pertunangan kami telah melampaui tiga tahun. Harapanku biarlah dia yang memutuskan ikatan pertunangan dan tiada siapa yang akan menyalahkan keluargaku nanti.
Satu hari aku menerima telefon dari seorang lelaki yang mahukan aku berjumpa dengannya di dewan asrama dia sah tunangku bila masa dia datang ke KL akupun tak pasti. Aku panik peluh membasahi tubuhku tak tahu nak buat apa last-last aku meminta room mate turun berjumpa dengannya menyampaikan sekeping nota ringkas. Ia membacanya, mengucap terima kasih lantas berlalu. Apa yang ku tulis hanyalah helah untuk tidak berjumpa dengannya tetapi terpaksa juga bertemu dengannya esok hari. Room mateku melompat naik dengan liuk-lintuknya fulamak kalau itulah tunangku katanya bagi dirinya no second tought zap terus jadi dan tambahnya lagi kalau aku tak mahu boleh rekomenkan dirinya naik jeles pulak aku dia yang lebih-lebih.
Esoknya bila aku turun dia dah menanti, terpaku juga aku bila melihatnya itulah kali pertama kami bertemu pandang dia tersenyum memang handsome, kacak dan tinggi lampai orangnya. Boleh cair hati melihatnya, dia meminta aku mengikutnya dengan menaiki keretanya ada hal sikit nak diperkatakan, aku memandang room mate pohon kepastian dan terus sahaja angguk kepala tanda tiada bantahan. Aku tak dapat lari lagi lalu melangkah masuk ke tempat duduk di sebelah driver dan kereta terus berlalu membelah kota. Rupanya kami berpergian ke sebuah lagi kampus universiti di pinggir kota dan setelah mencari tempat yang agak sunyi kamipun mengambil tempat duduk. Agak lama juga untuk memecahkan kebuntuan kerana tiada seoranpun yang mahu membuka mulut last-last aku give-up sebab lagi lama lagi lambat aku balik nanti.

Aku terus bertanya perlu apa dia mahu bertemu denganku sebab mengikut syarat yang ku berikan kepada datuknya…..stop dia memotong I undersatand fully understand sebab itulah dia mahu bertemu denganku. Akhirnya aku berterus terang mengatakan yang aku dah ada pilihan hati sendiri tapi tak mampu nak tolak pinangan datuknya well indeed kita kena cari jalan keluar supaya semua orang puas hati, by the way dia sambung belajar kat universiti berkenaan sebab boring juga tunang lama-lama dan seperti aku dia juga tak mampu nak kata tidak kepada datuknya. Akhirnya kami mengambil kata putus untuk sama-sama membentangkan perkara ini kepada keluarga masing-masing dan kalau perlu kami akan bersemuka dengan mereka. Kembang rasanya hatiku bila melihat peluang untuk bersama kekasihku kini terbuka luas. Aku memberitahu familiku yang kami akan balik hujung minggu nanti dan dia juga turut menyampaikan berita itu kepada datuk dan neneknya.

Kami kembali ke kampungku bersama dan disepanjang perjalanan kami rancak berbual mengenai bidang pengajian masing-masing tanpa sedikitpun menceritakan hal pertunangan kami. Bila sahaja kereta memasukki halaman rumahku kami agak terkejut kerana orang agak ramai gaya seperti ada kenduri di rumahku mungkin juga majlis kenduri bacaan Yassin malam nanti bisik hatiku. Sebaik turun aku disambut oleh neneknya dipeluk cium dan dipimpin naik ke atas rumah, aku masih termangu-mangu tak tahu apa yang terjadi sebenarnya, tak lama ibu memanggilku serta meminta aku cepat bersiap kerana mak andam dah lama menanti takut tak sempat nanti katanya.

Aku meluru keluar lalu bertanya sapa yang nak kawin ni sambil air mataku dah merembas keluar membasahi pipiku, ibuku terkejut malah seluruh ahli keluarga tergamam ehh bukankah engkau sendiri yang mahukan begitu jawab ibuku aku membantah bila pulak aku kata begitu, itu hari tu yang beri tahu nak balik bersama dengannya? Soal ibuku semula. Aku dah naik angin lalu terus menyerang tunangku mengatakan dia cuba perangkap aku dengan cara ini habis bajunya koyak bila aku menyentapnya dengan kuat, pihak famili menyabarkan aku malah datuk dan neneknya juga turut panik. Perlahan-lahan dia mendekati diriku lalu berkata demi Allah dia tidak berbuat demikian tapi mungkin berita kita balik bersama telah disalah anggap oleh famili kita, jadilah orang terdidik terpelajar sahaja belum mencukupi tambahnya lagi.

Barulah kami ketahui rupanya berita kami balik bersama telah disambut dengan rasa gembira oleh datuk dan neneknya terus sahaja menghubungi kedua orang tuanya yang baru sampai dari perantauan pagi tadi untuk sama-sama menumpang gembira. Neneknya beranggapan kalau aku tak mahu menerima tunangku masakan aku sanggup balik ke kampung berdua dengannya sedangkan selama ini bersua mukapun aku tak hingin. Datuk dan neneknya bersyukur kerana doa mereka dimakbulkan juga dan terlanjur mereka dah tua eloklah kalau malam itu kami dinikahkan dulu sementara mencari waktu yang sesuai untuk hari langsungnya nanti. Barulah aku sedar bila aku memberitahu famili akan balik bersama tunangku telah disalahertikan oleh semua pihak kerana selama ini aku mengelak berjumpa dengannya dan akhirnya aku sendiri yang terjerat.

Aku masih membantah, sekali lagi dia menyelamatkan keadaan datang berbisik kepadaku kita ikutkan sahaja sebab tak baik membatalkan majlis yang sudah hampir bermula, dia berjanji tidak akan menyentuh aku walaupun sudah bernikah dan kalau perlu dia akan menceraikan aku jika itu yang aku mahukan. Akhirnya kami dinikahkan pada malam itu dan sekali lagi jari manisku disarungkan dengan cicncin berlian berbatu tunggal agak besar, neneknya meneteskan air mata kegembiraan.
Kami ditinggalkan berdua oleh semua orang untuk memberi peluang kepada pengantin baru tapi apa yang berlaku adalah jiwaku berperang, Qais (bukan nama sebenar but nama itu aku senonimkan dengan the world great lovers) memegang bahuku mengangkat daguku yang berjuraian dengan air mata, menyekanya dengan jari-jarinya lalu mengucup dahiku. Aku terimamu sebagai isteriku walaupun hanya untuk semalam sahaja tanpa mengujiskan walau sedikitpun perhiasan dirimu cuma pintaku izinkanlah aku mengucup bibirmu sebagai tanda kenangan yang kita pernah menjadi suami isteri katanya sayu. Aku merelakan Qais mengucup bibirku panas terasa bila sahaja dia mengucup bibirku maklumlah itu kali pertama bibirku disentuh oleh lelaki, dia mengucapkan terima kasih dan terus berlalu, malam itu dia tidur di rumah datuknya dan aku dibuai keresahan sehingga pagi.

Esoknya pihak keluarga telah memutuskan agar hari langsung di adakan seminggu selepas Aidilfitri nanti kerana mereka tak tahu apa rancangan sebenar kami. Semasa balik ke KL aku bungkam tak tahu apa nak cakap tambahan hari langsung dah tak lama lagi lepas ni puasa lepas tu raya dan….Qais berjanji akan mencari jalan keluar malah katanya dia sendiri akan membawa aku menikah nanti sebaik sahaja habis edah tapi dia meminta aku memikirkannya sambil berdoa banyak-banyak mohon petunjuk Allah. Aku menangis sepuasnya di bahu kekasihku sambil menceritakan apa yang dah terjadi yang pada mulanya dia agak sangsi tapi bila bertemu dengan Qais tak lama selepas itu barulah dia faham akan perancangan kami.

Bak kata orang kita hanya mampu merancang tetapi perancangan Allah mengatasi segalanya. Selepas itu kekasihku dah agak jarang mahu berjumpa denganku tak manis katanya sebab aku dalam apa jua keadaan adalah isteri orang terlalu bersalah rasanya berdua-duaan dengan isteri orang tanpa pengetahuan suaminya. Qais juga tidak menghubungi aku sebab he got to settle his own problem barangkali.

Akhirnya bila hampir sampai hari langsung kami, kekasihku datang membawa hadiah….inilah sahaja yang mampu aku berikan seikhlasnya kau kawinlah dengannya tak baik meyeksa banyak orang dengan percintaan kita cuma kenanglah daku sekali sekala dalam doamu mana tahu kita bisa bertemu lagi kemudian hari. Jangan sedih tapi bergembiralah….aku menangis sepuasnya sambil memeluknya aku merayu ambillah apa sahaja yang ada pada diriku aku merelakannya malah aku mahu dia memuaskan nafsunya, tebuklah aku dulu sebelum dia sambil tanganku meraba-raba kangkangnya dengan harapan kotenya mahu keras aku dah nekad malam itu.
Walaupun aku dapat merasakan kotenya mula mengeras tapi kekasihku menolak tubuhku perlahan-lahan bukan aku tak mahu dan bukan aku tak sudi, aku tak mampu menanggung dosanya nanti lebih baik aku melanggan pelacur daripada bermukah dengan isteri orang tambahnya, cuma sebelum berpisah buat kali terakhir kekasihku hanya memegang jari manisku lalu mengucupnya. Kesian dia bertahun-tahun bercinta hanya itu yang dia dapat tetapi itulah lelaki sejati sebab itu aku masih menghormatinya sehingga kini malah aku menceritakan kepada Qais perilaku kekasihku itu. Qais kata andai kata dia diberi peluang sekali lagi dia akan cepat-cepat kawin lain agar kami tidak dijodohkan dan aku dapat bersamanya.

Malam persandingan kami meriah semuanya gembira hanya aku dan Qais sahaja yang memendam rasa tapi kekasihku telah bertemu dengannya dan mohon maaf kerana tidak dapat melunaskan perancangan kami disebabkan terlalu banyak orang yang akan menderita nanti biarlah dia tanggung seorang. Setelah larut malam barulah Qais masuk ke bilik bila dilihatnya aku masih belum tidur dia memberi salam lalu ku jawab sambil mencium tangannya. Aku masih berpakaian pengantin tapi Qais dah bersalin baju lain panas katanya. Qais merapati diriku memegang bahuku, mengangkat daguku lalu mengucup bibirku, aku terus menyembam muka ke bahunya dan menangis sambil berbisik Qais aku pasrah menjadi isterimu lakukanlah kewajipanmu dan seandainya kau bosan nanti buanglah aku ke tempat yang sebaiknya.

Qais mengesat air mataku udah jangan nangis lagi nanti bila pulak kita nak merasa madu malam pengantin kita ni katanya melawak. Aku terus berdiri dalam bilik yang begitu terang kerana aku mahu Qais melihat semuanya milikku untuk memastikan bahawa aku masih suci belum ada yang luak pada diriku. Aku membuka pakaian satu persatu dan sedikit demi sedikit anggota tubuhku terdedah bahagian dadaku kini hanya dibaluti bra, aku beralih kepada kain menanggalkannya lalu terus menjatuhkan kain dalam tinggal hanya panties berwarna putih yang menutupi cipapku yang telah licin ku cukur tanpa sehelai bulupun yang tinggal.

Aku terhenti tak dapat meneruskan membuka cangkuk bra kerana tak mampu menahan malu, Qais bangun sambil menanggalkan pakaiannya hanya tinggal brief sahaja yang jelas kelihatan ada sesuatu yang menonjol di situ. Dia melepaskan cangkuk bra sambil menarik braku keluar, terpancul sepasang buah dada yang mengkar dengan aeriolanya berwarna kemerahan serta puting tetek yang masih kecil. Aku dapat melihat dengan jelas tubuhku menerusi cermin besar yang terdapat dalam bilik peraduan kami itu. Qais mengusap-ngusap manja buah dadaku sambil memainkan puting tetekku, aku mendakapnya terus mencium bibirnya dan kali ini kami benar-benar melakukan french kiss dengan lidah bertaupan menjelajah mulut ke mulut.

Nafsuku yang terpendam sekian lama melonjak dengan tiba-tiba seluruh tubuhku terasa bahang, tanpa diminta aku melorotkan terus pantiesku dan terserlahlah pantat gebuku yang ku jagai dan andami selama ini. Mata Qais membulat melihatkan pantatku yang sungguhpun kecil tapi tembam menebeng dengan alur rekahannya berwarna pink serta sebutir mutiara tersergam indah di puncak alur. Tanpa sehelai bulu lebih menjelaskan segalanya milikku itu buat tatapan suamiku, aku nampak bonjolan di seluar dalam Qais kian membesar jelas nampak ia melintang. Qais tak tahan lagi terus sahaja melucutkan briefnya dan kali ini aku pulak yang terbeliak biji mata kerana itulah kali pertama aku melihat batang pelir yang begitu besar, panjang dan tegar (walaupun aku pernah nampak kote milik adik dan abangku namun tidak sebesar dan sepanjang ini).
Batang pelir Qais terhangguk-hangguk dan aku nampak ada semacam air terkumpul di mulut kepala pelirnya. Dia menggesel-geselkan kepala pelirnya di alur cipapku yang dah mula berair aku terus berbisik mampukah cipapku menahan kemasukan kemaluannya yang besar dan panjang tu. Kita buat pelan-pelan tentu boleh katanya dan kami perlahan-lahan merebahkan diri di atas tilam empok yang pertama kali digunakan itu.

Kami berkucupan dengan penuh berahi habis satu badan aku dikucup, jilat dan diusap oleh Qais puting tetekku menjadi sasaran utama digentel dan dihisap semahunya dan entah berapa kali aku dah klimaks aku tak pasti lagi, Qais kemudiannya turun ke bawah pusatku dimain-mainnya pelvisku serta merta aku merasa kegelian yang amat sangat kemudian jari-jarinya semakin ke bawah lagi lalu menyentuh biji mutiaraku yang kini dah tegak berdiri diulit-ulitnya biji berkenaan hingga mataku naik buntang menahan rasa berahi yang memuncak tiba-tiba aku terasa jari-jarinya membuka kelopak bibir farajku yang dah cukup lencun, tahulah aku dia meninjau kulipis daraku yang masih intact menegang di ruang dalam lubang pantatku.

Di masa yang sama jari-jariku secara spontan dah mengurut-ngurut batang pelirnya sehingga tak muat tanganku menggenggamnya, Qais terus menyenbamkan mukanya di celah kangkangku menjilat seluruh kawasan pantatku sambil lidahnya menyedut-nyedut biji kelentitku. Terangkat-angkat punggungku menahan keberahian yang amat tinggi ku alami ketika itu, Qais tak tunggu lama terus mengacukan kepala butuhnya ke alur pantatku yang merekah sambil menekan-nekan manja. Aku tersentak-sentak bila saja kepala berkenaan cuba membuka rekahan pantatku sebab terasa begitu nyeri sekali. Perlahan-lahan dapat ku rasakan kepala butuh suamiku berjaya membelah alur pantatku lalu masuk ke dalam hingga menyentuh kulipis daraku, aku tersentak lalu menolak badan Qais agar tidak meneruskannya, ia akur lalu menarik keluar semula lantas mengulit-ngulit sekali lagi kepala butuhnya ke biji kelentitku.
Bila aku telah memberikan resopon semula sekali lagi Qais menekan masuk hingga ke kulipis daraku dan berhenti, dia berbisik ke telingaku bila dia bilang satu….dua….tiga aku hendaklah mengangkat punggungku ke atas secepat mungkin aku hanya memberi isyarat ya kepadanya.

Sayang kalau terasa sakit sayang tahan ye we got to do it anywhere tapi aku tak tahu apa sebenarnya yang bakal dilakukannya. Satu….dua….tiga aku terus mengangkat punggungku ke atas secepatnya dan Qais dengan serta merta menekan masuk batang pelirnya yang dah cukup bersedia tu. Aduh…aduh… sakitnya….sakit Qais aku menjerit sambil tanganku memeluk badannya tidak membenarkannya bergerak baik ke depan mahupun ke belakang. Batang pelir Qais terbenam menerobos dalam lubang pantat daraku yang kecil, perlahan-lahan dia merebahkan aku semula cepat-cepat aku memegang baki batang pelirnya supaya dia tidak dapat menekan masuk lebih dalam lagi.

Qais membiarkan sahaja batangnya yang sekerat masuk tu terendam dalam cipapku yang menyepit tidak membenarkan ia bergerak lagi, perlahan-lahan dinding vaginaku memberi ruang kepada bendasing yang memasukinya dengan melonggarkan sepitannya dan Qais terus sahaja menarik keluar pelirnya tetapi sebaik sahaja sampai ke hasyafahnya dia menekan semula ke dalam dengan keras menyebabkan kemasukan kali ini begitu jauh hingga mencecah batu merianku dan sekali lagi aku menjerit sakit serta memaut pinggangnya. Qais menyorang tarik perlahan-lahan dan tak lama terus mencabutnya keluar lalu memegang batang pelirnya menghala ke mukaku, aku memejamkan mata tiba-tiba aku merasa cecair panas tumpah ke mukaku bertalu-talu sambil mendengar suamiku mendesis bagaikan ular tedung yang sedang mengembangkan kepalanya.
Aku tak berani membuka mata kerana terasa cecair berkenaan turut tumpah di kelopak mataku. Jari-jari Qais melumurkan cecair berkenaan ke seluruh mukaku dan kemudian terdengar bukalah mata sayang everything will be ok, jangan basuh muka biar ia kering dulu tambahnya lagi.

Qais rebah di sisiku tak lama iapun terlena, aku duduk memeriksa pantatku kelihatan ada sedikit darah meleleh turun ke punggungku lalu jatuh ke pelapik kain putih yang sememangnya diletakkan oleh mak andam. Aku menangis lagi tapi bukanlah kerana sakit kerana memang nyeri dan pedih masih terasa tetapi disebabkan berakhirlah sudah zaman keperawananku yang selama ini ku jaga dan bercita-cita untuk ku abadikan kepada kekasihku tetapi takdir tuhan menjadikannya milik Qais suamiku pula.

Aku melihat batang pelir Qais yang dah mengecil turut diselaputi kesan-kesan darah, aku memegangnya tetiba Qais tersedar sambil tersenyum ia berkata tidurlah dulu esok sahaja kita cuci sambil ia memelukku dan mencium dahiku dan lagi satu simpan semula bulu cipap biar lebat dan panjang yang ni sambil memegang cipapku macam budak-budak punya katanya lagi. Semenjak itu aku tak pernah lagi mencukur bulu pantatku sebab suamiku cukup suka dengan bulu pantat yang panjang dan lebat hanya sebelum bersalin sahaja ia akan mencukurnya tetapi sebaik selepas itu akan ku biarkan panjang semula.

Inilah kisahku salam buat semua dan terima kasih kepada Mayong.

amek melayu bogel, www cerita seks melayu nafsuku dibangkitkan mamaku, tumbler gambar mak cik isap batang adik, seks melayu malam pengantin, roommate tetek besar, novel seks malam pengantin, lucah malam pengantin, gambar minah jepun tetek besar, cerita melayu pengantin, cerita lucah mayong, bertudung rebah puting digentel, www ceritalucah info/page/6

Scandal Melayu Singapore

$
0
0

Video Lucah : Scandal Melayu Singapore - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Scandal Melayu Singapore   Melayu Boleh.Com

lucah singapore, scandalmelayu, video sex melayu di singapore, melayu scandal 3gp, scandal melayu com, video sex melayu spore, melayu sex di bedok singapore, www malayu sex scedal, melayu sex di hotel bedok spore, melayu sex di singapore terbaru, video sex scandal singapore, 3gp scandal melayu, vedio seks bini malayu singapoe, lucah scandal, www singapor anak melayu sex com, artis singapore scandal vedio seks kt hotel, awek tudung melayu singapore seks vidio kt hotel, bohsia-singapore melayu girl 3 gp, melayu hotel scandal, malayu gp

Seks dengan anak tuan rumah sewa

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Seks dengan anak tuan rumah sewa   Melayu Boleh.Com

Ceritanya begini, sewaktu dalam tahun dua, akibat daripada kekurangan hostel yang disediakan oleh pihak U, maka ramailah student yang terpaksa tinggal di luar kampus, sewa rumah sendiri atau dengan member-member lain. Aku pun menghadapi masalah yang sama, terpaksa mencari rumah sewa diluar kampus.

Dipendekkan cerita akhirnya dapatlah aku menyewa sebuah bilik di kawasan perumahan di seksyen 17, Tuan punya rumah adalah seorang janda yang kematian suaminya, dan tinggal bersama dengan dua orang anak perempuannya. Namanya ialah Maznah, tapi aku panggil dengan nama Kak Nah saja. Kak Nah adalah seorang mualaf cina, dia memeluk agama islam kerana hendak berkahwin dengan suaminya yang beragama Islam, dari yang aku tahu dari Kak Nah, suaminya meninggal dua tahun yang lalu kerana kemalangan jalanraya. Kerana keturunan cina, maka kulit Kak Nah putih bersih, bodynya masih cun lagi, umurnya dalam lingkungan 39 tahun, rambutnya panjang melepasi bahu.
Pertama kali melihat Kak Nah, aku tak menyangka yang dia sudah mempunyai tiga orang anak dan seorang cucu. Kesemua anaknya adalah perempuan, yang sulung namanya aku tak tahu, tapi aku panggil Along saja, sudah kahwin dan tinggal di kampung Pandan, yang kedua namanya Norlaili tapi aku panggil Angah saja, dan yang bungsu namanya Norbaya tapi panggilnya yaya saja. Rumah Kak Nah ini mempunyai tiga bilik, satu bilik Kak Nah punya, bilik kedua untuk Angah dan Yaya dan bilik kecil di bahagian belakang dekat dengan bilik mandi itulah disewakan kepada aku.

Suatu hari apabila aku pulang kerumah selepas selesai kuliah lebih kurang pukul 5pm, ku lihat Yaya sedang termenung, aku lihat mukanya masam saja. Lalu aku hampirinya dan duduk disebelahnya. Dia buat tak layan saja. Aku tanya dia, ‘apasal yaya masam aje ni ?’ yaya paling tengok aku tapi tak ada jawapan yang keluar dari mulutnya yang comel, aku cakap lagi,’ ni mesti ada problem dengan boy friend, kalau Yaya ada problem dengan boyfriend, Yaya cerita dengan abang (aku membahasakan diriku abang) mungkin abang boleh tolong’ Yaya diam, mukanya terus masam. ‘Okeylah Yaya, abang masuk bilik dulu dan ingat kalau masalah tu tak boleh diselesaikan, jumpalah orang yang berpengalaman macam abang ni’ sambil bangun berjalan menuju ke bilik aku dibahagian dapur.
Selepas buka pakaian, rasa mengantuk pulak, dengan hanya bertuala sahaja, aku baring dikatilku, tiba-tiba pintu diketuk dan dibuka, rupanya yaya yang datang. Yaya masuk tanpa dijemput dan duduk di birai katilku dengan mukanya yang masih masam. Aku yakin yang yaya ada masalah dan perlukan pertolongan, dari mukanya dapat aku rasakan yang Yaya susah nak ceritakan masalahnya. Tapi akhirnya setelah aku berjaya menyakinkan dia yang aku boleh tolong dia pun setuju untuk cerita. Masalahnya ialah selepas sekolah tengahari, dia pergi menonton wayang gambar, dalam pawagam boyfriendnya nak ringan-ringan dengan dia dan nak kiss mulutnya, tapi Yaya tak berikan, katanya ‘bukan Yaya tak nak kasi, tapi Yaya tak tahu macam mana nak buat’, lepas tu boyfriendnya merajuk dan diam sampai cerita tamat. Itulah yang merunsingkan Yaya.

Aku mendengar masalah Yaya dengan senyum manis, dalam fikiran aku dah ada perkara yang tak baik dengan Yaya, tambah pula bila tengok yaya masa tu hanya pakai baju T dengan seluar pendek. Aku melirik pada teteknya, nampak dah berbonjol tapi taklah besar sangat, pinggangnya ramping dan bontotnya lebar, mungkin ikut maknya yang besar bontotnya. Pahanya gebu dengan kulit yang putih sekali.

Aku mulai geram tegok yaya. Tiba-tiba yaya kata’ abang boleh tolong tak ni..Yaya tak tahu macam mana nak pujuk dia’. Aku tanya yaya ‘yaya sayangkan dia’ yaya tunduk kan mukanya dan berkata ‘ yaya sayang sangat dengan Lan’ rupanya boyfriend yaya namanya Lan, aku mula jual minyak, ‘kalau yaya sayangkan Lan, yaya mestilah beri apa yang Lan nak’ Yaya paling ke arah aku dengan matanya yang terbuka luas ‘ kan Yaya dah kata yaya tak tahu macam mana nak layan Lan’ .Aku menambah lagi, ‘kalau yaya nak tahu, abang boleh ajarkan yaya bagaimana caranya nak layan apa yang Lan nak dari yaya’ Yaya semakin ingin tahu dan bertanya ‘ apa yang abang nak ajarkan’ aku dengan selamba menjawab ‘abang akan ajarkan bagaimana nak kiss dan ringan-ringan’ lepas tu yaya tunduk sambil menutup mukanya dengan kedua belah tanganya dan berkata,’ tak nak lah bang.. yaya malu’ tapi nak berusaha lari atau keluar dari bilik aku, jadi aku rasa yaya memang nak suruh aku ajar dia dan bila dia dah pandai bolehlah dia berasmara dengan balak dia.

Aku semakin berani mengusap rambutnya yang yang separas bahu itu, dan kemudian memegang dagu yaya untuk menolehkan mukanya kearahku, aku lihat muka yaya dah merah, mungkin malu atau takut dengan guru barunya ini. Aku perintahkan yaya tutup mata dan membukakan mulutnya sedikit. Mukaku semakin dekat dengan yaya dan konekku dah naik , terasa terangkat tuala di bahagian konek aku, mengelembong dekat situ. Akhirnya bibirku dah bertemu dengan bibir yaya, dia diam saja aku teruskan mengucup bibirnya dan memasukkan lidahku dalam mulutnya, tarasa nafas yaya semakin laju tapi masih kaku. Aku berhenti dan menerangkan apa yang seharusnya yaya lakukan bila aku kiss dia, yaya nampaknya dah termakan umpan.. aku sambung balik, terus kiss dan ku rasa yaya dah mula bertindak balas, nafasnya makin laju, lidahnya juga sudah mula memasuki mulutku, aku asyik sekali dengan ciuman ini, konek aku dah mencanak naik.

Tangan ku tak boleh ditahan lagi, mula mengusap belakang tubuh yaya, tangan kanan menyelinap ke bahagian dada yaya yang berbukit itu, sampai di teteknya, aku elus dan usap perlahan -lahan, yaya mengerang perlahan dan melepaskan ciuman ..’ abang yaya geli..yaya takut..ahhhh..yaya malu’ usapan ku di teteknya semakin kuat, tangan kiri memeluk yaya dan mengusap belakangnya. Aku kembali mengucup bibir yaya dan dengan perlahan membaringkan yaya dikatilku. Sekarang yaya terbaring dikatilku dengan bibirku terus mengucup bibirnya dan tangan kananku mengusap teteknya. Yaya semakin kuat mengerang kecil, dah terasa nikmat barangkali. Mataku melirik ke jam di mejaku, sudah pukul 6pm dan masa ini Kak Nah sedang sibuk di gerainya dan akan pulang ke rumah bila tutup gerainya pukul 12 nanti dan Angah juga membantu ibunga dan biasanya akan pulang ke rumah pukul 9 malam nanti. Jadi aku masih ada banyak masa.

Aku melepaskan ciuman dan kulihat yaya terus memejamkan matanya dan menikmati usapan tanganku di teteknya, T-shirt yang dipakainya terselak sedikit menampakkan bahagian perutnya yang putih dan gebu, nafsu ku semakin gila, konekku semakin menegang. Aku masih lagi separuh tidur dengan tangan kiriku dibawah bahagian leher yaya dan tangan kananku terus mengusap teteknya. Kemudian ku masukkan tanganku ke dalam T-shirtnya dan mengusap perutnya sambil bibirku mencium lehernya ..aahhh…ahhh yaya terus merintih kecil bila tanganku sampai di bahagian teteknya, aku rasakan teteknya sudah agak besar dan mempuyai kulit yang halus serta putting yang menegang.

Aku tak tahan lagi lalu aku angkat baju yaya keatas, ingin ku liat betapa gebunya teteknya , kuperintahkan yaya buka bajunya, tanpa bantahan dan dengan mata yang terpejam yaya buka bajunya dan singlet kecil yang digunakan untuk menutup teteknya, aku tak tahan melihat tubuh yaya yang begitu putih dan gebu, ku arahkan bibirku ke arah teteknya dan bermain-main di puting dia, renggekan yaya makin kuat nafasnya makin tak karuan sambil tangan ku merayap kebahagian perutnya dan kemudian kebahagian kelangkangnya, terasa pantatnya, tak lama aku tangan ku bermain disitu, aku naikkan semula dan masukkan dalam seluarnya dan terus kedalam panties dia, sampai di pantatnya aku rasakan pantatnya dah berair, aku mainkan jariku di belahan pantatnya,,yaya semakin kuat merengek…uhhh abang geli bangg,,,yaya geli bang…jangan bang… jariku terus mencari bijinya dan bila jumpa bijinya terus aku mainkan bijinya..yaya makin kuat berbunyi dan bontonya terangkat keatas pehanya kuat mengepit tanganku.

Aku keluarkan tangan ku dari dalam seluar yaya, kemudian mengubah posisiku agar aku lagi bebas memainkan perananku, bibirku terus bergerak dari tetek ke bahagian perut sambil tanganku menarik seluar yaya kebawah. Aku perintahkan yaya mengangkat sedikt bontotnya untuk memudahkan ku melucutkan seluarnya, yaya lakukan tanpa bantahan dan dengan mata yang masih pejam. Sekarang sudah kulucutkan seluar yaya terus ..yaya bogel di hadapanku, aku angkat kepala untuk melihat tubuh yaya, nafsuku makin gila bila melihat tubuh bogel yaya dengan kulitnya yang putih bersih dan pantatnya yang belum ditumbuhi bulu, yang adapun seperti bulu roma ditanganku, menyedari aku melihat tubuh bogelnya, yaya malu dan menutup pantatnya dengan tangan.

Tapi pehanya tak dapat dikepit kerana posisiku sekarang berada diantara kedua kakinya yang berjuntai di katil, maknanya aku berdiri dengan mengunakan lututku. Aku pegang tangan yaya dan membawanya ke atas dan menundukkan mukaku ke arah pantatnya, yaya melihat dan berkata.. jangan bang..jangan..tapi aku tak peduli lagi dengan larangan yaya terus aku jilat pantatnya, dengan menggunakan lidahku, aku mainkan pada bijinya, yaya mengerang kuat dan memegang serta menarik rambutku, aku semakin lahap menjilat, kemudian aku buka pantatnya dengan menggunakan kedua tanganku yang melingkari pehanya, aku lihat bijinya masih merah jambu dan banyak cairan yang keluar dari lubang pantatnya, aku terus menjilat pantat yaya dan lidahku bermain di bijinya sampai satu ketika yaya mengejang tubuhnya, tahulah aku yang yaya hendak sampai puncaknya, rambut ku semakin kuat ditariknya.. ngeranganya makin kuat…uhhh abang ,,yaya geli…tak tahan bang…aku segera hentikan semua tindakanku dan melihat yaya dalam keadaan hampir sampai kemuncaknya.
Yaya mencengkam tanganku..dan membuka mata ..hairan rasanya kenapa aku berhenti tiba-tiba..dengan nada hairan yaya bertanya ‘ kenapa berhenti bang ?…lagilah bang yaya dah stim habis ni..aku menjawap dengan menipunya, yaya akan terus rasa begini dan semakin lama semakin hebat tapi tak boleh habis, tak boleh sampai klimaknya.. yaya hairan ..kenapa bang..aku beritahunya jika yaya nak sampai klimak mestilah dengan memasukkan kemaluan abang dalam kemaluan yaya.
Aku berdiri dan melucutkan tuala yang aku pakai, nampaklah batangku yang menegang macam kayu..ukuranya tak lah besar dan panjang, biasa saja. Tapi bagi yaya dia terkejut kerana baginya batangku cukup besar dan yaya berkata lagi..muatkah abang punya masuk dalam yaya punya. Aku dapat rasakan yang yaya memang teringin mencapai klimaknya, bermakna perangkap aku dah mengena. Aku menjawap mestilah muat tapi sakit sikit macam semut gigit sahaja, aku tanya lagi, yaya nak tak ?.. yaya memandang aku dan mengangguk dan kemudian berkata ini rahsia kita ya. Aku senyum mengangguk dan memegang batangku mengarahkanya ke lubang pantat yaya.

Aku geselkan kepala konek ku dekat bijinya, yaya mula pejam mata dan nafasnya kuat kembali, aku tekankan batangku kedalam lubang pantatnya, susah nya nak masuk, aku merungut dalam hati, aku tekan lagi masuk kepalanya saja, yaya dah mula mengerang uhhh..uhhh abang sedap..aku tekan lagi dengan agak kuat..masuk lagi tapi kali ini yaya buka matanya dan ..abang sakit bang ..yaya tak nak..bang sudah bang..sambil tanganya menolak-nolak perutku dan dadaku, aku ambil nafas dan kutekan sekuat-kuatnya..masuk hampir habis dan yaya mula menjerit…sakit bang..tolong bang..yaya tak nak bang…aku cium pipi yaya dengan harapan dapat menenangkanya..aku biarkan batangku dalam pantatnya. Pantatnya terlalu sempit dan aku rasakan kemutanya kuat sekali berdenyut-denyut batangku.

Akhirnya aku lihat yaya dah okey sikit dan pantatnya rasanya dah boleh menerima batangku, aku mula menggerak-gerakan batangku, tarik dan sorong. Yaya dah mula mendesah dan nafasnya mula laju. Pelan-pelan bang..sakit..kemudian aku rasakan pergerakan ku semakin licin dan yaya dah mula mengerang kembali ..aku tanya ..’sakit lagi..yaya jawap ‘sedap bang’. Tak lama kemudian tubuhnya mula mengejang dan tanganya mencengkam kuat belakangku, tahulah aku dia dah nak sampai, akhirnya yaya menjerit kuat ..bang…bang…ahhhh..ahhhh.. aku pun dah tak tahan lagi, tambah pula dapat pantat yang sempit begini, aku semakin laju menyorong dan menarik dan kurasakan air maniku dah bergerak ke kepala..cepet-cepat ku tarik batang ku keluar dari pantat yaya dan terpancutlah maniku ..creet…creet …creett habis dibahagian pantatnya, perutnya dan kusapukan air maniku ke dadanya.

Yaya dah terkulai keletihan..aku lihat di pantatnya ada cecair maninya mengalir bercampur darah daranya . Aku tersenyum puas mengenangkan yaya yang akhirnya menyerahkan kegadisanya kepadaku akibat dari sayangkan boyfriendnya dan kebodohanya mengenai seks.
Semenjak dari peristiwa itu aku sering melakukan hubungan seks dengan yaya yang baru berusia 14 tahun. Dan yaya makin jarang membantu ibunya di gerai sebaliknya lebih senang menggentel batangku di rumahnya.

cerita sex awek gambar, Kisah lucah sewa rumah, seks dengan anak tuan rumah melayu boleh, Cerita lucah anak tuan rumah, seks dengan anak tuan rumah, www awek bogel kat rumah siwa, Kisah hot melayu, cerita lucah main dengan anak d rumah, cerita lucah main dengan tuan rumah sewa wanita, cerita lucah melayu main dengan tuan rumah jandabergetah, cerita lucah kat rumah, cerita lucah di rumah sewa, cerita lucah di rumah member, cerita lucah di rumah kosong, cerita lucah bini tuan rumah bilik sewa#spf=1, cerita lucah bilik kosong, cerita bogel di rumah, ceeita sex di rumah sewa, awek rumah sewa kuat seks, awek fuck rumah siwa

Abang Askar

$
0
0

Video Lucah : Abang Askar - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Abang Askar   Melayu Boleh.Com

seks askar, video lucah askar, cerita seks abang askar, askar sex, abg askar lancap, askar melayu lucah, cerita sex abang askar, video sex askar melayu, askar melayu melancap, sematlink video, video sex askar, askar melayu xxx, abang askar bogel, video lucah askar melayu, askar seks, lucah abg, askar seks#spf=1, sex askar melayu, xxx askar melayu downlod, askar melayu bogel

Kakak best

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Kakak best   Melayu Boleh.Com

Aku terjaga dari tidur apabila terasa bibir aku dicium dengan rakus.

"Man... burit kakak rasa gatai....miang sangat-sangat, jomlah kongkek...."

Perlahan-lahan aku membuka mata.

Seorang wanita cantik berusia 25 tahun, iaitu 9 tahun lebih tua dariku,
sedang asyik mencium bibirku. Aku turut tercium haruman wangi dari tubuhnya.
Mungkin baru lepas mandi.

"Mama dengan abah dah pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana. Kita boleh
berpesta 2 hari 1 malam di rumah. ", kata wanita cantik itu sambil
melancapkan kote aku.

Tiba-tiba kedengaran suara seorang bayi menangis. Disisi aku terlentang anak
saudara aku yang berusia 6 bulan. Wanita cantik itu segera menanggalkan
terus tuala yang dipakainya. Bertelanjang bulat dihadapanku, dan terus
memasukkan puting tetek kirinya yang coklat kehitaman ke dalam mulut
anaknya.

"Kakak.... Man pun nak hisap tetek kakak", kataku sambil memicit-micit
puting tetek kanan Kak Ina sehingga keluar air susu dari puting tetek Kak
Ina.

"Kesianyaaaa.... adik pun dah lama tak dapat tetek kakak, kakak bagi baby
minum dulu, lepas tu adik lepas rindu puas-puas kat tetek kakak....
Sementara tu adik main-main dulu dengan burit kakak yer..... burit kakak
rasa gatai" pujuk kakakku dengan suaranya yang lunak dan manja.

Kak Ina mula tinggal bersama kami kembali, semenjak suami kak ina meninggal
ketika Kak Ina mengandung. Dan semenjak itu hubungan kami mulai intim.

Segala-galanya bermula daripada tindakanku yang suka meraba dan melihat puki
kakakku. Dah banyak kali aku meraba dan melihat puki Kak Ina. Kak Ina jenis
tidur mati. Boleh dikatakan dia tak sedar langsung apa yang berlaku pada
diri dia ketika dia tidur.

Bilik aku dan bilik Kak Ina bersebelahan dan berkongsi satu bilik mandi.
Jadi aku boleh ke bilik dia melalui bilik mandi. Mudahlah aku masuk ke
biliknya.

Pada suatu hari Kak Ina cuma tidur dengan berkemban kain batik saja. Aku
menyelak kain batik dia hingga ke pinggang. Kak Ina tak pakai seluar dalam.
Puki dia terus terdedah.

Selepas itu aku meleraikan ikatan kain batik di dada dia. Menarik kain batik
dia hingga ke pinggang dia. Ketika itu kain batik dia cuma berada di
bahagian pinggang . Bahagian lain semuanya terdedah.

Aku duduk disisi katil. Perlahan-lahan aku buka kaki dia sedikit demi
sedikit sehingga agak luas, supaya boleh melihat lebih jelas puki dia. Aku
buka bibir pantat dia supaya aku boleh melihat isi di dalam bibir pantat
dia.

Terkejut beruk aku apabila tiba-tiba Kak Ina bangun dari tidur dan terus
berdiri ketika aku raba puki dia. Matilah aku..... mak abah akan tahu.

Kak Ina memakai semula kain batik dia. Terus masuk bilik air. Mungkin sebab
nak kencing. Dia langsung tidak mempedulikan aku yang berada di sisinya.
Kemudian dia terus masuk semula ke bilik tidur dan sambung tidur.

Aku jadi serba salah. Nak raba atau tidak selepas itu. Akhirnya aku sambung
tidur. Keesokan harinya, Kak Ina berkelakuan selamba saja. Seolah-olah tak
ada apa yang berlaku.

Hari demi hari, nafsu aku meronta. Aku tak tahan. Aku kembali meraba.
Takut-takut juga kalau kali ini Kak Ina tersedar dan terus naik angin.

Tetapi macam biasa Kak Ina tidur lena tak sedarkan diri.

Selepas puas meraba, aku masuk semula ke bilik aku dan terus tidur. Beberapa
ketika selepas aku tidur, tiba-tiba Kak Ina menggerakkan aku.

"Man,... celah punggung kakak rasa gatai. Tolong tengok apa punca." Kak Ina
membuka lampu bilikku. Kak Ina dengan selamba menyelak pesak seluar dalam
dan membuka celah punggung dia.

Aku bermimpikah?? Kak Ina menunjukkan lubang punggung dia di depan aku.

"Hoi!!! Mengigau apa ni?", Kak Ina menampar kepala aku.

"Tak der apa-apa. Cuma teringat kali pertama kita kongkek dulu"

"Kenapa? Nak check semut kat celah punggung kakak?"

"Tak... tak der apa-apa. Cuma teringat saja" kataku sambil mula mengusap
puki Kak Ina. Semakin diusap semakin mengembang kelopak puki dan bijik
kelentit dia.

Sekejap saja dah mula basah puki dia. Puki Kak Ina memang cepat terangsang.
Air mazi dia pula cukup banyak setiap kali keluar. Dalam beberapa minit saja
jari-jari aku habis basah dengan air mazi dia.

Sesekali Kak Ina menjeling manja ke arahku. Dia perempuan tercantik bagi
aku. Segala-galanya begitu sempurna. Dari rupa paras hinggalah kepada tubuh
badan.

Sawo matang kulitnya tetapi begitu gebu dan cantik sekali kulitnya. Agak
kurus dan tinggi tetapi buah dada dan punggungnya montok berisi. Kak Ina
meletakkan anaknya di atas katil setelah anaknya tidur semula.

Selepas itu aku terus menerkam dia. Kak Ina terus kangkang kaki seluas yang
boleh apabila aku menghala kote aku ke arah puki dia. Aku merodok terus kote
aku ke dalam lubang puki Kak Ina yang sudah sedia ternganga.

Kira-kira lima minit kemudian.....Creettt.... cretttt....... Aku terus
pancut ke dalam pantat dia. Aku terasa puki dia menyedut kote aku ketika aku
pancut. Menyedut keluar ke semua air mani aku ke dalam lubang faraj dia.
Selepas itu aku cuba menarik keluar kote aku.

"Heyyyy!!! Jangan tarik kote keluar lagi, sekejap saja lagi baru kakak
puas....", Kak Ina melarang aku menarik keluar kote aku.

Tak perlu tunggu lama, selalunya dalam 5 atau 6 minit Kak Ina akan sampai
kemuncaknya. Selepas Kak Ina puas barulah aku cabut keluar kote aku.

"Tunggu sini, sekejap lagi, kita kongkek lagi. Kakak nak kencing", kata Kak
Ina sambil berdiri.

"Man nak tengok kakak kencing.....", balasku.

"Adik tak pernah tengok perempuan kencing? "

"Tak..tak pernah"

“Adik tak pernah cuba intai kakak kencing masa kakak dalam bilik air?” tanya
Kak Ina.

“Tak..”

"Apasal tak intai? Ikut kakak masuk bilik air", kata Kak Ina

"Ok, jugak,... selama ni pun cuma tengok lubang kencing kakak saja... Nak
tengok juga macam mana air kencing kakak keluar", kataku sambil cuba
mengelap saki baki air mani aku yang melimpah keluar dari lubang puki Kak
Ina kerana dia sedang berdiri ketika itu.

"Jomlah cepat... Kakak dah nak terkencing ni...", Kak Ina segera menarik
tangan aku.

Di dalam bilik air, Kak Ina berdiri sambil menghala kelangkang dia ke arah
mangkuk tandas. Aku membuka bibir kemaluan dan kelopak puki dia sehingga
kelihatan lubang kencing dia.

Selepas itu air kencingnya yang entah ditahan berapa lama, menyembur keluar
dari lubang kencingnya.

Selesai kencing, Kak Ina mencangkung. Aku mengorek keluar air mani aku yang
masih bertakung di dalam lubang pukinya. Membersihkan pukinya.

"Kak Ina.... mama dengan abah pergi mana?", tiba-tiba aku terdengar suara
Kak Zila.

"Pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana." kata Kak Ina sambil bangun berdiri.
Aku mengeringkan puki Kak Ina dengan tuala. Kak Ina kangkang sedikit kakinya
untuk memudahkan aku mengeringkan pukinya.

Selepas itu Kak Ina beredar keluar dari bilik mandi.

Aku melihat Kak Zila berkemban dengan tuala di tepi pintu. Kak Zila terus
masuk ke dalam bilik air.

"Man,.. man tutuh Kak Zila. Cepat sikit. Kakak nak mandi kejap lagi", kata
Kak Zila, sambil membogelkan terus badan dia dengan menanggalkan kain
tualanya.

"Baru saja tutuh Kak Ina.. tak boleh nak keras ni..."

"Tak payah tunggu keras lah, Man jolok saja butuh Man dalam burit kakak.
Cepatlah.. kakak nak mandi nak pergi kerja ni..."

Kak Zila tinggi lampai, lebih tinggi dari aku. Jadi mudah bagi aku untuk
jolok kote aku ke dalam lubang puki Kak Zila sambil kami berdiri.

"Hoi!!!... Raba-rabalah sama badan kakak, takkan nak kaku macam ni saja.
Bila masa kakak nak puas macam ni...", rungut Kak Zila.

Aku pun mula meraba-raba punggung dan tetek dia.

"Kak Zila, Man nak tengok kakak kencing"

"Huh... ada hobi baru pulak"

"Tadi Man tengok Kak Ina kencing,..."

"Oh... gitu,... Jadi.. Man nak tengok Kak Zila pula kencing yer?" tanya Kak
Zila, sambil mula mengemut-ngemut lubang puki dia.

"Yer....", jawabku.

"Tak senonoh!!!", jerkah Kak Zila sambil lubang puki dia tak henti-henti
mengemut-ngemut kote aku berulang kali.

"Sorry... sorry... saja tanya, kalau tak boleh tak apa....tak tengok pun tak
apa"

"Habis tu... kalau dia berak pun kau nak tengok juga?"

"Errr..... tak...."

"Kakak tak rasa nak kencing,... lain kali jerlah sayang tengok kakak
kencing", kata Kak Zila tersenyum sambil mengenyit mata. Kedua-dua tangannya
mencubit kedua-dua pipi aku. Huh... Kak Zila selalu permainkan aku....

"Man.... pagi ni sejuk sangatla... kejap lagi turun kat ruang tamu.... tutuh
kakak..." tiba-tiba saja Kak Ina muncul di tepi pintu.

"Ya....", jawabku lemah. Boleh mampus aku macam ni.....

Sepanjang hari ini hujan turun dengan lebat. Aku rasa malas nak keluar.
Lagipun aku tak nak tinggalkan Kak Ina kesunyian seorang diri di rumah.

Aku rasa enak betul dapat memeluk kakakku dalam suasana yang dingin begini.
Aku tidur tertiarap di atas Kak Ina. Kami berdua bertelanjang bulat.
Langsung tak berpakaian semenjak pagi tadi.

Kote aku masih lagi berkubang dalam lubang puk i Kak Ina. Selalunya itulah
yang kami lakukan. Membiarkan kote aku berada di dalam lubang puki selama
yang boleh.

Rasanya dekat 1 jam dah aku tertidur dalam pelukan Kak Ina. Aku menatap
wajah Kak Ina. Cantik betul. Hidung mancung dengan bibir yang merah mulus.
Pipinya lembut. Kadang-kadang dia kelihatan seperti budak belasan tahun.

Aku mencium pipi, hidung, bibir dia berulang kali. Seronok betul ada kakak
macam Kak Ina.

Aku menatap tetek dia. Bulat montok berisi susu. Aku membelai puting tetek
dia. Tak
perlu menunggu lama. Seketika saja puting teteknya menonjol hampir sepanjang
satu ruas jari. Kak Ina masih lagi tidur dengan nyenyak.

Cruutttt..... cruutttt.... Aku menghisap puting tetek Kak Ina. Aku menelan
air susu yang terkeluar dari puting teteknya.

Kak Ina mengeliat. Dia membuka mata seketika. Apabila dia melihat aku
menghisap puting teteknya, dia merangkul aku. Kemudian menutup matanya
semula. Sambung tidur agaknya.

Perlahan-lahan kote aku yang masih berkubang di dalam puki Kak Ina mengeras.
Aku
mula melocok batang aku. Sambil itu aku berterusan menghisap keluar air susu
dari puting tetek Kak Ina dan menelan air susu dia.

Selepas memancutkan mani aku ke dalam lubang puki Kak Ina, aku kembali
tertiarap di atas tubuh Kak Ina. Kalau boleh aku ingin tubuh bogel aku dan
tubuh bogel Kak Ina melekap buat selama-lamanya. Terasa begitu enak sekali.
Kehangatan tubuhnya terasa begitu nyaman sekali.

Di sebelah malam aku tak berpeluang menjamah tubuh Kak Ina. Dia sibuk
melayan bayinya yang agak kurang sihat. Aku pun tak mahu menyusahkan dia.
Apa-apa yang aku boleh tolong dia, aku tolong.

"Man... dah mandi belum?", tiba-tiba saja muncul Kak Zila. Dia baru balik
kerja.

"Belum lagi"

"Kalau begitu, teman kakak mandi..."

Nampaknya malam ni kena layan Kak Zila lah pula.

Hubungan aku dengan Kak Zila bermula selepas dia terlihat aku sedang kongkek
Kak Ina beberapa minggu yang lepas.

Di dalam bilik air aku membersihkan tubuh badan Kak Zila. Kak Zila berusia
21 tahun. Kerja sebagai operator kilang. Hari ini dan esok giliran dia kerja
petang hingga lewat malam.

Kak Zila memang cantik orangnya walaupun tak secantik Kak Ina. Kulit dia
putih bersih dengan puting tetek merah jambu.

Di dalam bilik air, aku membersihkan seluruh tubuh dia hinggalah termasuk
puki dan celah punggung dia.

"Man... cukur bulu burit kakak. Dah mula berserabut bulu burit kakak..."
kata Kak Zila sambil menyerahkan pisau cukur kepadaku.

"Lumur sabun dulu pada burit kakak. Senang sikit nak cukur bila licin", arah
Kak Zila.

Kali pertama aku mencukur bulu puki Kak Zila. Aku cuba mencukur bulu puki
Kak Zila sehati-hati yang boleh, supaya tak terluka.

Kak Zila pula kelihatan yakin terhadap aku. Kak Zila berdiri sambil membuka
sedikit kaki dia untuk memudahkan aku mencukur. Aku turut mencukur sedikit
bulu yang berada di celah punggung Kak Zila.

Selepas selesai Kak Zila duduk mencangkung dan menyuruh aku membersihkan
puki dan celah punggungnya dengan air.

Nampak comel puki Kak Zila tanpa bulu. Aku membuka bibir puki Kak Zila. Aku
menatap puki dia.

“Nak tengok kakak kencing?”, Kak Zila bertanya kepadaku.

“Nak tengok.. Man nak tengok” jawabku dengan gembira.

Air kencing Kak Zila terus terpancut di depanku. Aku melihat tanpa rasa
jijik sedikitpun malah seronok melihat Kak Zila sedang kencing. Selepas itu
aku membersihkan puki dia.

"Dahlah tu...dah bersih dah tu. Lain kali Man tengok kakak kencing lagi.
Kita masuk dalam bilik pulak... Lepas tu Man belek puas- puas burit kakak
yer…", kata Kak Zila.

Aku mengeringkan tubuh aku dan tubuh Kak Zila dengan tuala. Selepas itu Kak
Zila terus masuk ke dalam bilik. Kak Zila terus berbaring di atas katil.

"Ok. Sambung tengok burit kakak", kata Kak Zila sambil terus kangkang
kakinya. Bibir puki dia ternganga terus.

Aku melutut antara dua kaki dia. Aku raba dan belek puki dia. Menjolok jari
aku ke dalam lubang puki dia. Mengorek-ngorek lubang puki dia.

Aku melihat ke dalam lubang faraj Kak Zila. Kelihatan basah dengan air dan
berlendir. Sekali-sekala kelihatan otot-otot faraj dia terkemut-kemut.

Aku berterusan mengorek hingga habis basah jari aku dengan air pukinya.
Selepas itu aku menolak tubuh Kak Zila hingga mengiring.

Aku buka celah punggung Kak Zila. Aku tengok lubang punggung dia yang merah
gelap itu. Aku usap lembut dan geletek lubang punggung Kak Zila. Kak Zila
suka aku geletek lubang punggung dia. Sekali sekala kelihatan terkemut-kemut
lubang punggung dia menahan geli.

Aku tak tahan dah. Terus telentangkan semula tubuh Kak Zila. Aku kangkang
kaki dia luas-luas.

"Hoii... berapa punya luas nak kangkang. Kakak dah tak mampu nak terkangkang
ni.." kata Kak Zila. Ternganga luas bibir puki Kak Zila. Nampak pelbagai isi
yang kemerahan di celah puki dia.

Aku terus masukkan kot e aku ke dalam lubang pukinya. Kak Zila cuma melihat.
Selepas seluruh batang kote aku masuk ke dalam lubang pukinya, Kak Zila
merangkul aku.

Kak Zila menjelir lidahnya. Memasukkan lidahnya ke dalam mulut aku. Aku mula
mengulum dan menghisap lidah Kak Zila sehingga puas.

"Hisap tetek kakak", arah Kak Zila selepas aku puas menelan air liur dia.
Aku menghisap beberapa kali hingga puting tetek Kak Zila tersembul keras.
Dalam masa yang sama kote aku berasa lubang puki Kak Zila semakin basah.

Aku melocok kote aku. Nafas Kak Zila tersekat-sekat. Dia menikmati apa yang
aku lakukan. Kak Zila mengemut-ngemut kote aku dengan kuat menyebabkan kote
aku terasa terlalu geli.

"Kak.... jangan kemut kuat nanti Man terpancut...."

"Pancut jerlah.... apa masalahnya?", tanya Kak Zila

"Nanti kakak tak puas tak main lama", kataku.

"Biar jer kote Man dalam burit kakak lepas pancut. Lama-lama nanti kakak
puas la.. ", kata Kak Zila.

Aku tak tahan. Aku terus melepaskan air mani aku ke dalam lubang puki Kak
Zila. Sepanjang malam tu aku tidur bersama Kak Zila.

Kami tidur mengiring sambil berpelukan. Aku membiarkan saja kote aku
berkubang sepanjang malam di dalam lubang puki Kak Zila.

"Hoiii.... bangunlah.... asyik korang jer kongkek. Kak Ina pun nak kongkek
juga", Kak Ina mengejutkan kami dari tidur.

Aku dengan Kak Zila mengeliat. Aku melihat Kak Ina duduk di sisi katil. Kak
Ina bertelanjang bulat.

"Giliran Kak Ina pula kongkek dengan Man. Petang ni mama ngan abah dah nak
balik", tambah Kak Ina lagi.

"Pukul berapa sekarang?" tanya Kak Zila.

"Dah dekat pukul dua", jawab Kak Ina.

"Hahhh!! Aku kerja pukul tiga.... Apasal Kak Ina tak kejutkan Zila!". Kak
Zila terus meluru ke bilik mandi.

Aku hanya terbaring di atas katil. Kak Ina mencangkung di atas aku dan
menggesel-gesel puki dia pada kote aku. Aku memegang ke dua-dua ketul tetek
Kak Ina. Memicit-micit puting tetek hingga terkeluar sedikit susu dia.

"Jom kita pergi kat ruang tamu", ajak Kak Ina.

Aku menurut saja. Sebenarnya, Kak Ina tak begitu gemar kongkek di atas
katil. Dia lebih suka buat di ruang tamu, atas lantai ataupun sambil
berdiri.

Di ruang tamu, Kak Ina menyerongkong di atas lantai. Punggungnya ditonggek
hingga celah punggungnya merekah sehingga menampakkan lubang punggungnya.
Nampak comel lubang punggung Kak Ina.

Aku meramas punggung Kak Ina sambil sekali sekala mengusap lubang punggung
Kak Ina.

"Hoii!!!... Cepatlah kongkek! Macamlah tak pernah tengok lubang punggung
kakak. Lepas kongkek kakak sambung tengok balik...", rungut Kak Ina.

Aku segera memasukkan kote aku ke dalam lubang puki dia. Kak Ina terus
mengemut-ngemut lubang puki dia. Enak betul puki Kak Ina. Kak Ina
betul-betul pandai melayan kote aku.

Aku melocok kote aku. Kak Ina mengerang nikmat sekali sekala. Terasa semakin
berlendir dan basah kote aku.

Lubang puki Kak Ina seolah-olah menyedut kote aku menyebabkan kadang-kadang
terasa susah sikit untuk melocok kote aku. Tiba-tiba terasa telur aku
diusap-usap. Tapi bukan Kak Ina yang usap.

"Ok.. bye.. nak pergi kerja dah ni...", tiba-tiba Kak Zila muncul di ruang
tamu sambil mengusap kote aku.

"Ok...bye", kataku.

"Ok. Hati-hati. Jangan lupa beli ubat", Kak Ina ingatkan Kak Zila supaya
beli pil perancang.

"Ok", jawab Kak Zila, Aku melepaskan air mani aku sepuas-puasnya ke dalam
lubang puki Kak Ina. Lubang puki Kak Ina pula menyedut kote aku
sekuat-kuatnya. Sehingga aku terasa seolah-olah habis air mani aku disedut
keluar.

Terasa begitu menikmatkan lebih-lebih lagi Kak Zila membelai-belai telur aku
ketika itu. Kemudian Kak Zila melepaskan telur aku dan menuju ke pintu
keluar rumah.

Aku dan Kak Ina meneruskan aktiviti kami sehinggalah abah dan mama balik ke
rumah pada petang itu.

cerita lucah kencing, foto gadis comel bogel, cerita lucah terkencing, adik main burit 4kakak perempuan, kakak best, video sex porn melayu, cerita seks puting tetek coklat kak, cerita seks melayu kencing, zila puas sex porn, cerita seks awek masa kencing, cerita lucah melayu kencing kak, cerita lucah melayu kakak best, cerita lucah Malaysia kak lama tak boleh kote, cerita lucah mak kencing dalam mulut anak, cerita lucah main lubang kencing, cerita lucah main dengan kakak bersusu, cerita kencing dalam burit, cerita kakak cepatlah, cerita aku dan kakak ina, akak terkencing cerita lucah

Janda Manja

$
0
0

Video Lucah : Janda Manja - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Janda Manja   Melayu Boleh.Com

Bila Berduaan Di Dalam Bilik

$
0
0

Video Lucah : Bila Berduaan Di Dalam Bilik - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Bila Berduaan Di Dalam Bilik   Melayu Boleh.Com

main dalam bilik, melayu sex bogel con, main dlm hotel, bilik sex, sex dlm bilik, video main dalam bilik, video sex melayu dalam hotel, main bontot sex melayu boleh, malayu main dalam bilik, kongkit melayu dalam bilik, seks dlm bilik, video dalam bilik hotel, tudung mian dalam belik, sex melayu di bilik, sex dalamhotel, sedot maut janda melayu, janda melayu kongkek di dalam bilik, video blue dalam bilik, sex di dalam bilik, sex dalam bilik video

Pesta seks dengan 3 Gadis Dusun – 1

$
0
0


Cenit bersandar di dinding, gadis itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Setengah busana atasnya masih rapi tapi seluruh rok dan celananya sudah terbuka. Menampakkan kedua paha yang putih mulus dan montok. Sementara tumpukan daging putih kemerahan menyembul di sela rambut-rambut hitam yang nampak baru dicukur.




Sedikit tengadah dan dengan tatapan mata sendu ia berujar lirih…




“Masukkanlah, Kak! Aku juga ingin menikmatinya….”




Aku hanya terdiam.. kami sama-sama sudah membuka busana bagian bawah, beberapa menit kemudian kami bergelut di pojok ruangan itu. Dengan penuh nafsu ku tekankan tubuhku ke tubuh gadis itu. Ia membalas dengan merengkuh leherku dan menciuminya penuh nafsu. Baca kelanjutan cerita seru pesta seks dengan 3 gadis dusun hanya di RumahSeks. Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubi-tubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya yang kenyal dan besar itu. Ia hanya melenguh-lenguh melepas nafasnya yang menderu. Setiap remasan dan kuluman… diiringi dengan erangan penuh kenikmatan.




Tanpa kusuruh ia membuka sebagian kancing bajunya. Menampakkan onggokan buah dada yang membulat dan putih. Tanpa membuka tali beha ia mengeluarkan buah dadanya itu dan mengasongkannya ke mulutku.




Dengan rakus kukulum buah dada besar Cenit sepenuh mulutku. Ia mengerang antara sakit dan enak. Nafasku pum semakin tersendat, hidungku beberapa kali terbenam ke bulatan kenyal dan hangat itu.




Puncak dadanya basah oleh air liurku yang meluap karena nafsu. Licin dan agak susah meraih puting susunya yang mungil kemerahan itu. Jelas sekali kulihat proses peregangannya. Semula puting susu itu terbenam, namun dalam sekejap saja dia keluar menonjol dan mengeras.




Cenit tahu susah mengulumnya tanpa memegang karena aku mencengkram erat leher dan pinggang gadis itu. Tanpa menunggu waktu ia memegangi buah dadanya dan mengarahkan putingnya ke mulutku.




Aku pun mengulumnya seperti bayi yang kehausan. Mengulum dan menyedot sampai terdengar berbunyi mendecap-decap. Kulihat gadis itu, dalam sayu matanya merasakan kenikmatan, bibirnya tersungging senyuman dan tawa kecil. ‘Gigit sedikit, Kak.’ pintanya padaku.




Aku menuruti kemauannya, dengan gigiku kugigit sedikit puting susunya. ‘Aih….’ Jeritnya lirih sambil menggigit bibir. Barangkali ia tengah merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian itu. Kurasakan tubuhnya melunglai menahan nikmat.




Kemudian tubuh kami saling mendekap semakin rapat. Gairah dan rangsangan nikmat menjalar dan memompa alirah darah semakin kencang. Secara naluriah aku menyelusuri tubuh sintal Cenit.




Mulai dari leher, terus ke punggung, meremas daging hangat di pinggul… terus ke bagian bawah. Akhirnya menyelip di antara paha. Gadis itu membuka pahanya sedikit, mengizinkan tanganku menggerayangi daerah itu.




Dalam pelukan erat, tanganku mencoba masuk… ehm.. bagian itu terasa hangat dan basah. Cenit menggeser pantatnya sedikit. Kedua matanya memejam sembari menggigit bibir , desah-desah halus keluar tak tertahankan. Detak jantungku semakin kencang ketika kubayangkakn apa yang terjadi di’sana’.




Gadisku menggelinjang, nafasnya sesekali tertahan, sesekali ia seperti menerawang, apa yang dia harapkan? Aku tahu, dia menginginkan itu, dia mendorong-dorongkan pantatnya ke depan, agar bagian itu lebih tersentuh oleh jemariku. Dengan penuh pengertian aku pun turun… dari leher… buah dada.. wajahku terseret ke bawah, menikmati setiap lekuk liku tubuhnya yang hangat. Setiap sentuhan dan gesekan menimbulkan rintihan lirih dari mulutnya. Wajahnya menengadah, matanya setengah terpejam, bibir agak terbuka, dan sedikit air liur menetes dari salah satu sudutnya.




“Teruskan, kak… jangan hentikan..!” pintanya. “Puaskan aku….?” katanya lagi tanpa rasa sungkan. Yah, tak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, pasti dia minta, kapan saja kami bertemu. Begitu pula aku… kalau lagi pingin, dia pasti kasih.




Perlahan aku menyusuri tubuhnya ke bagian bawah. Sekarang aku sudah di atas perutnya yang mulus. Aku bermain-main sebentar di sana. seluruh tubuh Cenit memang sangat menggairahkan. Tidak ada lekuk tubuhnya yang tidak indah. Aku sangat menikmati semuanya.




Tiba-tiba Cenit memegang kepalaku, meremas sedikit rambutku dan mendorong kepalaku ke bawah. “Ayo, Kak, udah gak tahan nih..! Jangan di situ aja dong….Aih..” Aku menurut…. Dulu aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang hal itu menjijikkan. Dalam keadaan terangsang dia sangat menginginkanya. Sesampai di bagian itu… aku terpana menyaksikan pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku. Setumpuk daging berwarna kemerahan berkilat di celah-celahnya …




Bagian itu, bibir kemaluan Cenit yang merah dan basah dipenuhi cecairan lendir yang bening. Dengan kedua jari telunjuk ku buka celah itu lebih lebar… Klentitnya menyembul… nampak berkedut karena rangsangan nikmat tidak terkira.




Berkali-kali ia berkedut… setiap denyutan dibarengi dengan nafas dan rintih tertahan gadis itu. Aku memandang ke atas. Ke arah payudaranya yang terbuka, putingnya semakin mengeras. Nafasnya terengah-engah, buah dada Cenit yang putih itu nampak naik turun dengan cepat. Kulihat lagi kemaluan gadisku itu… semakin merah dan merekah. Kubuka lagi dengan dua telunjukku… cairahn kental pun mengalir deras. Meluap dan merembes sampai ke sela paha, persis seperti orang yang sedang ngiler. Cairan itu terus mengalir perlahan… sampai ke arah anus. Kemudian perlahan berkumpul dan akhirnya menitik ke lantai. Semakin lama semakin banyak titik-titik lendir bening yang jatuh di lantai kamar itu.




Terasa ia merenggut rambutku… dan menekankan kepalaku ke arah vaginanya yang sedang terangsang itu. Aku pun semakin bernafsu…. Dengan penuh semangat aku pun mulai mengulum dan menjilati seluruh sudut kemaluan Cenit…




“Ahh…. Ahhhh… nikmat sekali, Kak!” Cenit merintih, tubuhnya menegang, cengkramannya di kepalaku semakin kuat. Pahanya mengempot menekan ke arah mukaku, sementara kemaluannya semakin merah dan penuh dengan lendir yang sangat licin.




Aku pun semakin dalam menusuk-nusukkan lidahku ke liang senggamanya. Beberapa kali klentitnya tersentuh oleh ujung gigiku, setiap sentuhan memberi pengaruh yang hebat. Gadis itu melolong menahan nikmat… aku terus menyelusuri bagian terdalam vaginanya. Oh… hangat dan sangat-sangat basah. Tak bisa kubayangkan kenikmatan apa yang dirasakannya saat ini. barangkali sama nikmatnya dengan rangsangan yang kuperoleh dari kemaluanku yang juga sudah mengeras sedari tadi.




Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal… rasanya ingin aku melepaskan nikmat di saat itu juga. Tapi aku harus menyelesaikan permainan awal ini dulu, gadis ini minta untuk segera di tuntaskan.




Semakin aku memainkan kemaluannya, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali aku menengadah menatap wajahnya yang merah. Tampak ia menghapus air liurnya yang mengucur dengan lidahnya yang merah itu. Tiba-tiba ia tertawa mengikik… seperti ada yang lucu. Ia mengusap wajahku yang bergelimang cairan vaginanya. Sambil memandangku penuh pengertian. “Lagi, Kak” pintanya.




Aku mengulangi lagi kegiatan itu, ia pun kembali merintih-rintih menahan rangsangan hebat itu di kemaluannya. Beberapa kali klentit itu kusentuh dengan ujung gigi…. Tiba saatnya, dia sudah sampai mendekati puncak. Nafas semakin memburu dan tubuhnya menegang hebat beberapa kali. Tanpa sungkan lagi, ia mengeluarkan lolongan penuh kenikmatan ketika rasa enak itu tiba…




“Ohhhhh… hhhh…ahhhhhhhh…” jeritnya lepas. “Enak sekali…”




Pantatnya mengempot ke depan setiap denyutan nikmat itu menyergap vaginanya… dan setiap denyutan diiringi dengan keluarnya cairan yang lebih banyak lagi. Beberapa cairan itu bagaikan menyembur dari liang senggamanya, aku mundur sebentar, melihat bagaimana bentuknya vagina yang sedang mengalami orgasme. Tegang, merah, basah… berkedut-kedut, cairan pun membanjir sampai ke kedua pahanya….. mengalir dengan banyaknya sampai ke mata kaki… Aku pun tidak tahan melihat keadaan itu, cepat aku berdiri… mengasongkan kemaluanku yang sudah tegang itu ke arahnya.




Ia memelukku, terasa tubuhnya bersimbah peluh, wajahnya yang memerah karena baru melepas nikmat itu disusupkannya ke leherku. Memelukku semakin kuat…




“Puaskanlah dirimu, Kak!”




Aku pun mendekap tubuh sintal itu semakin erat. Rasa nikmat berkecamuk di titik kemaluanku. Terasa semakin menegang dan mengeras…. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain.




Kuturunkan kepala gadis itu ke bagian itu. Ia menurut, perlahan ia menyusuri tubuhku dari dada terus turun ke bawah. Seperti yang kulakukan tadi, mulutnya menciumi perutku dan terus turun… sesampai di bagian itu ia memandangi penis yang selama ini selalu dia senangi.




Ia menengadah.. memandangku dengan senyuman nakal…. “Besar sekali punyamu, Kak! Ini untukku untuk selamanya,” katanya sambil mengelus dan mulai meremas pangkalnya. Aku terkesiap… jemari lembut itu mulai mengocok-ngocok kemaluanku dengan penuh cinta.




“Nikmatilah, Kak! Aku ingin kamu menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan, kamu milikku, tidak boleh untuk orang lain….” Aku mengangguk sambil tersenyum, perempuan kalau sudah cinta dan ingin pasti mau melakukan apa saja. Perlahan ia mulai mengocok pengkal kemaluanku… sesekali ia mengecup bagian kepalanya yang seperti topi baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali pula ia menempelkannya di pipi sambil matanya terpejam.




“Ohh.. inilah yang aku impikan selama ini. Kepunyaanku milik kekasihku yang perkasa…”




Kemudian ia meningkatkan kocokannya, kedua jemari tangan menggenggam dan meremas-remas menimbulkan rasa geli luar biasa. Kemaluanku semakin menegang menahan nikmat.. keras dan enak.




Gadis itu sangat lihai mempermainkan jemarinya, seolah dia turut merasakan apa yang kurasakan. Sambil terus jongkok dan menciumi pangkal kemaluanku jemarinya terus juga digesekkannya.




Akhirny aku pun tak tahan lagi… aku merenggut rambut di kepalanya, tubuhku pun menegang. Aku mendorong pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.




“Cenit…” kataku sambil mencengkram rambutnya. Ia menatapku, wajahnya tepat di ujung kemaluanku yang sedang dicengkeramnya. Gadis itu tersenyum kecil…. Dia senang menatapku yang sedang dalam puncak nikmat.




Maka, sambil setengah terpejam, aku pun mengeluarkan segalanya, kemaluanku meledak dalam genggaman tangan Cenit, menyemburkan air manikyang sangat banyak, mengenai seluruh muka gadis itu. Sebagian ada yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang mendarat di wajahnya…




“Hhhh…hhhh.hh,” perlahan nafasku mulai teratur… puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan kata-kata.




Cenit bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia melangkah. Gadis itu mengambil baju, mengusapkannya di wajah yang penuh cairan mani. Menoleh ke arahku sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arahku. Merentangkan kedua tangan, memelukku dan menempelkan pipinya di pipiku.




“Enak ya, Kak”




Aku mengangguk, memeluk tubuh yang masih bersimbah peluh itu. Memandang matanya lekat-lekat. Ia membalas tatapanku, “Aku sangat mencintaimu, Kak. Kaulah milikku dan milikilah aku selamanya…”




Entah berapa lama kami berpelukan sambil berdiri.




Ketika angin berdesir melalui kisi-kisi jendela, terasa semuanya sudah mengendur. Jiwa dan raga sudah terpuaskan. Sekarang waktunya merapikan pakaian, duduk mengobrol di ruang tamu. Sebentar lagi teman-teman kost kekasihku akan pulang. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda, seperti tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.




Tiba-tiba gadis itu berdiri seperti tersentak kaget. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. Aku tak mengerti ketika ia menunjuk dengan sudut matanya ke arah lantai. Ha ha ha… hampir lupa, cairan itu masih berserak di lantai. Buru-buru ia pergi ke belakang dan kembali dengan secarik kain. Perlahan dia lap lendir-lendir itu dengan kain tadi.




“Ini punyaku…” katanya sambil menunjuk setitik cairan. “Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum. “Dari mana kamu membedakan keduanya?” tanyaku sambil mengambil sebatang rokok.




Seraya bangkit dan tertawa… “Punya perempuan dan laki-laki jelas beda. Punyaku lebih bening…”




“Tapi punyaku lebih enak kan?” kataku bercanda.




“Iya dong sayang…. ” katanya seraya menghampiriku dan mengusap wajahku penuh kasih dan sayang. “lain kali kita masukin ya . Kak. Aku ingin lebih menikmatinya..” bisik gadis itu, “Aku ikhlas demi Kakak…” bisiknya lagi di telingaku. Ia melingkarkan tangannya di leherku, aku pun memeluk tubuh sintal dan bermandi peluh itu lebih erat.




Malam belum begitu larut ketika aku dan Liani sedang asyik bercinta di ruang tamu rumah kostnya. Tubuh montok gadis itu terbaring pasrah di atas dipan sederhana yang terletak di salah satu sudut ruangan. Sedari tadi punyaku keluar masuk menyelusuri seluruh lipatan kemaluan gadis itu.




Berkali-kali gadis itu menggeram menahan rasa. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit. Dia sungguh menikmatinya gesekan-gesekan itu, aku juga. Yang hebatnya, gadis satu ini sepertinya tidak memerlukan foreplay. Kami langsung melakukannya begitu saja. Cukup dengan tatapan mata, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, kepuasan di malam yang basah oleh rintik hujan ini.




Jam delapan malam aku ada janji dengan Cenit kekasihku untuk bertemu di rumah kost khusus putri ini. Padahal malam ini bukan malam minggu seperti biasanya kami bertemu. Tapi dia sms aku minta ketemuan, ada yang penting katanya. Aku paham yang penting itu apa.




Yang aku tidak mengerti ketika aku tiba di rumah kost itu, ternyata dia tidak ada. Liani teman sekost nya yang menyambutku. Dia suruh aku masuk dan ketika kutanyakan kemana Cenit, dia bilang sedang keluar sebentar, ada perlu dan dia pergi dengan Rinay kawan sekampungnya. Dia bilang, kata Liani, suruh tunggu saja nggak akan lama kok. Liani, gadis lain desa yang bertubuh tinggi semampai berkulit putih dan berambut panjang itu menyuruhku duduk.




Tak lama dia pergi ke belakang , mau bikin minum katanya. Aku manut saja seraya mengambil sebatang rokok. Diam-diam kerhatikan tubuh gadis itu dari belakang ketika berlalu. Cukup lumayan, tinggi dan lumayan montok. Apalagi malam ini dia hanya menggunakan sehelai baju tidur sebatas lutut tanpa lengan. Menampakkan gumapalan-gumpalan indah khas gadis desa yang terbiasa bekerja cukup keras.




Tak terasa aku menghela nafas sambil menyaksikan pemandangan tubuh Liani yang gemulai menuju ke ruang belakang yang agak gelap itu. Pantatnya lumayan besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumitnya yang kemerahan. Kalau tidak ingat Cenit kekasihku, mungkin gadis ini pun sudah kupacari, tapi katanya dia sudah punya pacar, entah siapa aku belum pernah ketemu dengan lelaki yang katanya jadi pacarnya itu.




Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil membawa nampan dengan segelas air putih. “Maaf, Bang, cuma ini yang aku sediakan,” katanya sambil setengah embungkuk meletakkan gelas itu di meja di hadapanku.




Tanpa sadar belahan dada gaun tidur gadis itu agak melorot, menampakkan dua bulatan putih yang mau tidak mau merasuk ke mataku. Kuakui tubuhnya sangat sintal. Walaupun tinggi semampai, tubuh itu tampak padat dan berisi. Buah dadanya tampak menantang tatkala ia berdiri.




Liani mengibas-ngibaskan rambut panjangnya di depanku. Bibirnya tersenyum. “Ada perlu apa, Bang? Kok tumben nggak malam mingguan ke sininya?” tanyanya sambil membenahi rambutnya yang indah itu. Ia menatapku dari sudut matanya.




Gadis yang satu ini memang memanggilku dengan sebutan ‘Bang’, tidak seperti yang lain memanggilku’Kakak’. Aduhai tubuhmu Liani sangat sintal dan lagak lagumu malam ini seperti bukan kepada orang lain saja.




Gadis itu duduk dengan santainya di depanku sembari memegangi nampan di perutnya. Tak ada canggung sedikit pun ketika mengangkat kedua kakinya dan membiarkan gaunnya yang selutut itu tertarik sampai ke batas paha. Aku menelan air liur ku sendiri. Di rumah kost yang sepi ini hanya kami berdua sementara Cenit dan Rinay entah ke mana….




Bersambung . . . . .

Kisah bahagia di hari minggu – 3

$
0
0


Besok siangnya Ani meneleponku untuk datang ke rumahnya (kini Ani tinggal bersama orang tuanya, orang tuanya beli sebuah rumah di perumahan yang cukup mewah), dia butuh teman katanya. Sesampainya aku disambut dengan pelukan hangat dan ciuman di bibirku.




"Temenin aku, ya Hunny. Nanti malam Papa Mama baru kembali", katanya manja sambil mengelus-elus kemaluanku.

"Baik, Hunny", jawabku sambil menjilati bibirnya dan meremas-remas dadanya dan mengelus putingnya perlahan, Ani memejamkan matanya.




Kami masuk ke rumah, rumah itu benar-benar sepi dan juga lingkungannya. Ani membuatkan minuman untukku, lalu aku keluar ke taman dibelakang rumah. Sejuk sekali ditempat ini, aku duduk diatas kursi tangan panjang, dibawah sebuah pohon. Ani datang dan menaruh minumannya di meja kecil, lalu dia duduk dipangkuanku. Hari itu Ani memakai tank-top dan rok mini, rupanya sayangku tak memakai branya. Sedang aku memakai celana pendek dan t-shirt.




Kupangku, sayangku ini.

"Ko kamu sendirian, emang pada pergi kemana?" tanyaku.

"Kondangan, sepupunya Mama anaknya ada kawinan", jawabnya, sambil menangkupkan tanganku di dadanya.




Perlahan kuremas-remas dadanya dan kuelus-elus putingya dengan ibu jariku sambil kuperhatikan sekeliling yang sepi dan cukup aman, kuberanikan untuk menanggalkan tank-topnya.




Ani menyandarkan kepalanya di pundakku, sambil berbisik, "Hunny, ML yuk disini", dengan nafas yang mulai berat.




Mulai kumainkan lidahku di dadanya yang sangat kusuka. Kubenarkan posisinya sehingga dadanya menghadap wajahku, kuciumi bibirnya sambil kumainkan lidahku.




"Kamu horny dari tadi ya, Hunny", kataku padanya, Ani hanya tersenyum.




Kutusuk mulutnya dengan lidahku, kugosok-gosok langit-langit mulutnya perlahan dan kuadu lidahnya. Lalu turun ke lehernya, Ani memejamkan matanya menikmati rangsanganku. Turun ke dadanya perlahan kuciumi, melingkar-lingkar sekitar putingya, kemudian kujilat putingya yang mengeras perlahan, kiri kanan. Kujilati putingnya melingkar-lingkar, kugerakkan lidahku naik-turun, kiri-kanan. Ani mengacak-acak rambutku kemudian memeluk kepalaku erat sambil mendesah kenikmatan. Dadanya memerah karena sedotanku, kucupang kecil di kanan dan kiri. Kududukkan Ani, sambil membuka selangkannya. Ani duduk, kusingkap roknya, vaginanya sudah basah, rupanya sayangku memakai g-string. Kusibak CDnya sedikit, tampak klitorisnya basah pada vagina yang gundul, kugesek sedikit dengan ibu jariku, dan "Uh.." Ani mendesah. Kutanggalkan CDnya, tampak belahan merah yang basah.




Aku jongkok, kubuka selangkannya kujilati perlahan klitorisnya, Ani memegangi kepalaku dan mendesah keenakan "Oh.. Ya.. Uh.. Ya..".




Aku menikmati vagina Ani, terutama cairan vaginanya, aku ketagihan. Memeknya yang kedutan kurasakan di lidahku, Ani menjepit kepalaku lalu menuntun tanganku untuk mengerjai dadanya. Kuremas-remas perlahan dadanya sambil menyedot-sedot klitorisnya perlahan, tangan Ani menjambak rambutku dan menekannya ke vaginanya.




Ani semakin keras meracau dan mendesah, "Terus Hunny.. Terus.. Ah.. Ah.. Uh.. Uh..", Ani menggelinjang keenakan dan menekan kepalaku ke vaginanya.




Kujilati klitorisnya, kumainkan lidahku di sana bergerak melingkar-lingkar, naik-turun, dan sesekali kusedot lembut klitorisnya serta gigitan kecil yang membuatnya sesekali mendongakkan kepala dan badannya. Vaginanya sudah mudah banjir, karena rangsangan lidahku memeknya sudah kebajiran dan bibir vaginanya kedutan. Kutangkupkan mulutku menutupi vagianya, kusedot kuat-lemah bergantian sambil kujilatin klitorisnya dan kutusuk-tusuk lubang senggamanya, Ani makin keenakan.




Desahan-desahan yang terdengar dari mulutnya tiba-tiba, "Argh.. Argh.. Aku keluar, Hunny".




Ani orgasme, kontan tengannya menekan kepalaku dan kakinya menjepit kepalaku. Kusedot kuat-kuat vaginanya. Setelah selesai, Ani melepaskan jepitannya dan tangannya, terkulai lemas. Tampak peluh keluar dari keningnya, aku duduk di sampingnya yang masih mengangkangkan selangkangannya. Kuciumi bibirnya, dan meremas-remas dadanya. Kulihat vaginanya masih basah olah cairan kewanitaannya bercampur dengan liurku.




"Sekarang giliran kamu", katanya, sambil berdiri menanggalkan rok mininya.




Ani sudah bugil, perlahan melucuti pakaianku, hanya tinggal CD putihku dengan dedeku yang sudah ON. Ani menciumi bibirku, memainkan lidahnya sehingga beradu dengan lidahku. Turun keleherku, ke dadaku, putingku, akhirnya penisku. Dilepaskannya CD ku dan dilemparkannya dimeja. Ani menjilatinya, seperti lolipop. Dari kepalanya, batangnya dan bijinya. Nikmat sekali. Lanjutnya Ani jongkok di depanku dan mulai menjilati penisku, naik turun, jilatin kepalanya, batangnya dan zakarnya sambil tanganya mengelus-elus bolaku. Aku mendesah keenakan dan sesekali memejamkan mataku. Ani perlahan-lahan mengemut penisku, sesekali dimasukkannya seluruh batang dalam mulutnya.




"Argh..", desahku kencang saat lidahnya memainkan kepala penisku yang besar sambil tanganku mengelus rambutnya yang hitam panjang. Terdengar suara sepongan Ani dipenisku, spluk.. Spluk.. Spluk.. Penisku yang gundul dilibasnya, demikian pula kedua bolaku. Sentuhan bibir, tangan dan lidahnya sungguh terasa di penisku yang gundul.




"Argh.." desahku lagi sambil mendongakkan kepalaku dan menyodokkan penisku di dalam mulut Ani, saat lidahnya menggosok kepala penisku sambil dia menyedotnya. Spluk.. Spluk.. Spluk terdengar kocokannya, Ani menikmatinya.

Kemudian, "Argh.." teriakku lagi sambil menekan kepala Ani di penisku hingga penisku mengeluarkan sperma, lima kali berkedut.

Ani mendesah, "Mmm.." lalu Ani menikmati mani yang keluar itu. Ani menunjukkan pejuku yang ada di mulutnya, kemudian dia telan.

"Mmm.. Enak.." katanya sambil menjilati penisku menikmati sisa pejuku, dan aku mengelus-elus kepalanya. Lalu penisku mengeras kembali merasakan rangsangan lidah Ani di penisku.

"Udah ON lagi nich, si 'kecil'. Pengen ngebor ya", katanya nakal.




Ani berdiri, dari selangkangannya tampak cairan vaginanya mengalir ke pahanya. Kusuruh dia berbaring dikursi, Ani berbaring dan mengangkangkan kedua kakinya. Vaginanya banjir, rupanya my Hunny horny banget. Kujilati cairan vaginanya dan sedikit menyedot klitorisnya. Terasa vaginanya kedutan. Kuberdirikan Ani, kugesek klitorisnya dengan kepala penisku, Ani memperhatikan dengan rangsangan nikmat divaginanya. Perlahan kusodokkan ke dalam pussy-nya yang udah soaking wet (banjir), sambil mengangkat salah satu kakinya dan Ani memelukku. Kepalaku dipeluknya, penisku pun mulai kusodokkan perlahan.




Ani mulai mendesah kenikmatan sambil memejamkan matanya. Bibirku pun bekerja, kuciumi lehernya dan sesekali kujilati, naik-turun ke dadanya juga, kanan-kiri kusedot-sedot putingnya. Ani semakin keenakan dengan nafasnya yang berat. Peluh mulai bercucuran seiring dengan sodokanku yang semakin kencang. Slep.. Bless.. Cplok.. Cplok.. Cplok irama persenggamaan kami ditambah aroma tubuh kami yang membuat libido semakin meninggi.




"Sh.. Sh.. Ah.. Ah.. Ah.. Oh.. Yeh..", Ani semakin menggila, sesekali rambutku dijambaknya.




Vaginanya semakin basah dan berkedut-kedut seakan-akan memijat penisku, nikmat sekali. Sesekali udara bertiup, sedikit mendinginkan suasana yang panas. Aku duduk, Ani mengambil posisi jongkok dihadapanku, vaginanya melahap penisku yang berkepala besar. Ani memasukkan perlahan ke dalam pussy-nya, merasakan kenikmatan gesekan penis dan dinding vagina dengan memejamkan matanya. Ani berpegangan pada sandaran punggung kursi taman. Perlahan Ani menggerakkan pantatnya naik turun, deng kedua tanganku memegangi dan mengerjai boobsnya.




"Argh..", desahku keenakan merasakan persenggamaan ini, dengan irama kocokan yang semakin cepat, suara gesekan dan benturan yang basah.

Ani makin liar mendesah "Argh.. Ah.. Sh..", berkali-kali keluar dari mulutnya, dan dinding vaginanya terasa mulai menyedot penisku.

"Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar.. Aduh say.. Enak.. Say.. Sh.. Ah.. Aduh sayang.. Ah.. Enak say.., nikmat sekali.. Rasanya ingin keluar say, nikmatnya, terus.. Aduh saya nggak tahan ingin keluar..", desah Ani yang merasakan g-spotnya tergesek dengan posisi dia di atas, kulihat Ani terkulai lemas memelukku dengan kondisi jongkok dan memeknya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan memeknya yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan erotis pada saat Ani akan orgasme.

"Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, udah mau orgasme!", cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Ani.




Giliran aku menggenjot memeknya dengan dia masih jongkok didepanku. Demi melihat wajah cantik yang sayu itu, genjotanku dipercepat.




"Sayang, saya mau keluar nich..".

"Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Ani juga mo keluar lagi."




Dan akhirnya spermaku mendesir ke batang penisku dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Ani.




"Ough.. Saya sampai nih.. Ahh..", croot, air maniku keluar dengan derasnya ke dalam memek Ani, Ani pun menikmatinya.




Ani terduduk dalam pangkuanku, kurasakan vaginanya berkedut seakan-akan memeras sisa pejuku. Kami berdua bugil di taman, di bawah pohon melakukan persenggamaan. Saat itu aku tak perduli walaupun ada bagian dari taman yang langsung ke jalan perumahan, walau tertutup oleh sederetan tanaman yang cukup rapat.




"Asik yaa ML di taman" kata Ani padaku.




Aku terdiam mengelus-elus punggungnya yang mulus. Selama 10 menit kami dalam posisi ini, lalu Ani duduk disampingku, menjilati penisku yang sedikit mengendur lalu membersihkannya dengan CD nya, setelah itu giliranku menjilati bibir vaginanya dan melapnya dengan CD-nya tadi. Aku minum, kukumpulkan pakaian kami lalu kami masuk ke rumah dalam kondisi bugil dan kugendong Ani di punggungku.




*****




Malamnya aku pulang, setelah menemani dan melayani Ani hari itu. Setelah aku menutup pintu gerbang, Ani masuk. Sesaat aku akan menghidupkan mesin motorku, seorang wanita tetangga seberang rumah (selang 1 rumah diseberang rumah Ani) memanggilku.




"Mas, sini sebentar" katanya.




Tanpa pikir panjang aku mendekatinya. Kulihat seorang wanita chinese muda, memang kebanyakan yang tinggal di kompleks itu warga keturunan, yang cukup sexy. Wanita itu memakai kaos ketat dan rok mini.




Wanita ini mendekatiku, "Kamu pacarnya Ani, ya?" tanyanya.

"Kamu tadi ML di taman sama Ani khan, aku lihat loh..", ujarnya dengan senyum yang menggoda.




Kontan aku kaget, ternyata ada yang melihat persenggamaan kami.




"Nggak usah takut", lanjutnya sambil memegang salah satu tanganku.

"Masuk ke dalam dulu yuk", ujarnya sambil mencabut kunci kontak motorku.




Dengan pasrah aku mengikutinya. Dia langsung mengajakku duduk di ruang tengah. Rumahnya mirip punya Ani, tetapi penataan ruang yang berbeda. Sebelumnya dia memperkenalkan diri, namanya Sherly, single, 26 tahun. Didalam rumah aku dikenalkan dengan wanita lain, Helena adiknya, mulai kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta, Poppy adik keduanya, masih kelas 2 smp, dan Airin, orang sunda temannya yang tinggal bersama mereka. Aku dikenalkan sebagai pacarnya Ani tetangga mereka, saat mereka tahu itu, mereka tersenyum nakal padaku. Mbak Sherly, tapi aku disuruh memangilnya Ci Sherly, menggandengku ke dapur. Kubantu dia membuat minuman popcorn, walau aku masih bingung dan cemas, lalu dia membuka pembicaraan.




"Nggak usah takut, aku udah kenal Ani cukup baik dan dia sering main ke sini. Dan sering cerita masalah sex dengan kita-kita. Dia juga cerita tentang persenggamaannya dengan pacarnya, yang dia nggak bisa ngelupain untuk selamanya, dan ternyata itu kamu." Gila ternyata dia cerita sama orang lain, batinku.




"Terus tadi waktu aku jalan-jalan nggak sengaja melihat kalian, aku horny dech. Pengen ngerasain punya kamu", sambil Sherly mendekatiku dan mengelus-elus kemaluanku.

"Tenang, Ani ngga bakalan marah, kok. Kami berlima dengan Ani pernah pesta oral sex bersama setelah dia kamu perawanin."




Aku hanya tersenyum. Lalu kami berlima menonton acara TV HBO yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama keempat wanita itu, terutama Sherly, rasanya dia nggak tenang dan gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku duduk di sampingnya. Tiba-tiba Sherly berbisik mengajakku ke kamarnya yang ada pas di belakangku duduk.




"Donnie temenin Sherly malam ini sayang, aku sudah lama sekali nggak dijamah sama laki-laki", ujarnya sambil memelukku dan memohon.

"Yah sayang? Mau kan?", katanya lagi.

"Ii.. Ya", jawabku gugup.




Bersambung . . . .

Kak Ros Janda Part 1

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Kak Ros Janda Part 1   Melayu Boleh.Com

Nama aku Razlan. Tinggi aku lebih kurang 171 cm dan berat badan aku lebih kurang 70 kg. Kira aku ni tinggi la juga orangnya, tapi kulit aku gelap sikit, ala-ala mamak sikit. 'Batang nikmat' aku boleh tahan juga saiznya, panjangnya ada la hampir-hampir 6 inci dan ukur lilitnya ada la lebih kurang 4 inci. Untuk orang Asia, aku punya saiz tu kira canggih la juga kan.

Aku ni ada satu minat yang lain sikit dari lelaki-lelaki lain yang sebaya aku. Aku minat sangat-sangat kat wanita-wanita yang berusia dalam lingkungan 30-an dan awal 40-an, lebih-lebih lagi golongan-golongan janda yang fizikalnya masih mantap lagi. Contoh kategori wanita yang menjadi minat aku ni ialah salah seorang aktress Malaysia iaitu Rosnah Johari. Selama ini aku memang selalu sangat aku melancap sambil merenung gambar-gambar Rosnah Johari dan berangankan adegan-adegan seks aku dengan dia.

OK la, melalui ruangan ini aku nak menceritakan pengalaman aku lebih kurang 6 tahun yang lepas bersama dengan seorang janda cantik yang beranak dua dan berumur lebih kurang 35 tahun pada waktu itu. Aku panggilnya dengan nama Kak Ros sahaja.

Kak Ros ni nampak bersopan bila keluar dari rumah dan tak nampak langsung ciri-ciri seorang yang gatal atau miang walaupun dia dah lama menjanda. Kak Ros selalunya berbaju kurung dan bertudung bila keluar bekerja dan masih tetap bertudung pada waktu-waktu biasa. Orangnya kurus dan tinggi, sama separas telinga aku. Kulitnya putih, halus dan gebu sekali. Teteknya sederhana besar namun sentiasa kelihatan menonjol kerana cara jalan Kak Ros yang sedikit mendada.

Pinggang Kak Ros ramping dan punggungnya bulat montok dan sedikit tonggek. Wajahnya cantik tanpa ada sebintik jerawat pun, ada mirip-mirip aktress idaman aku iaitu Rosnah Johari, itu yang buat aku syok sangat dapat berkenalan dengan Kak Ros ni. Kalau sesiapa yang tak mengenali Kak Ros pasti akan mengatakan yang Kak Ros ni berusia dalam lingkungan 20-an. Pandai sungguh Kak Ros ni menjaga kecantikan tubuh badannya dan itulah yang buat aku cukup-cukup stim setiap kali berjumpa dengan Kak Ros.

Kak Ros sudah bercerai lebih kurang 3 tahun sewaktu aku baru mula mengenalinya. Kedua-dua anaknya tinggal di kampung, dijaga oleh kedua orang tua Kak Ros. Kak Ros bekerja di sebuah bank di kawasan Subang Jaya. Dia tinggal pun di sebuah apartment yang dimilikinya sendiri di kawasan yang sama. Kebetulan pula aku juga tinggal menyewa sebuah bilik utama di sebuah rumah teres di kawasan Subang Jaya. Jadi, senang la aku bertemu dengan Kak Ros selalu.

Selama perkenalan kami berdua, Kak Ros cukup sporting dan mesra dengan aku. Pergaulan kami berdua kadangkala aku rasakan bagai sepasang kekasih, cuma kami tak pernah mengucapkan kata-kata cinta sahaja. Usik-mengusik, cubit-mencubit sudah jadi perkara biasa bagi kami berdua, cuma usikan-usikan dan perbualan kami masih tetap terbatas lagi waktu itu. Aku pun sebenarnya takut-takut juga nak bergurau lebih-lebih, takut apa yang aku idam dan hajatkan daripada Kak Ros nanti tidak kesampaian.

Kalau kami berdua menaiki motosikal aku, Kak Ros pastinya akan memeluk aku ketika membonceng. Itulah yang buat aku seronok sangat bila dapat memboncengkan Kak Ros di atas motosikal aku. Apatah lagi dengan keadaan yang seperti itu pastinya tetek Kak Ros yang selama itu menjadi kegeraman aku pasti akan melekap kuat dan mesra di belakang badan aku. Itu yang buat 'batang nikmat' aku sentiasa menegang keras dan terseksa hebat di dalam seluar aku. Kadangkala tu rasanya macam tak nak turun dari motor je.

Kak Ros seperti tidak kisah langsung dengan perbuatannya dan itu yang buat aku bertambah seronok dengan Kak Ros. Samada Kak Ros jenis yang memang tak rasa apa apabila berkeadaan seperti itu dengan seorang yang berpangkat adik kepadanya ataupun sememangnya dia sendiri menikmati keadaan yang seperti itu, aku sendiri tak berapa pasti. Yang aku pasti memang aku cukup suka dengan keadaan itu.

Selepas lebih kurang dua bulan hubungan kami terjalin, maka terjadilah satu peristiwa yang selama ini amat-amat aku hajatkan daripada Kak Ros. Pada suatu pagi hari Sabtu iaitu hari cuti aku, lebih kurang pada pukul 7 pagi, aku mendapat panggilan telefon dari Kak Ros. Oleh kerana pada telefon bimbit aku terpapar nama Kak Ros, maka aku dengan senang hati menjawab panggilan tersebut walaupun sebenarnya aku masih lagi sedap diselimuti mimpi. Kalau orang lain yang telefon aku, jangan harap la aku akan menjawabnya.

Melalui telefon, Kak Ros memohon maaf kerana mengganggu aku pagi-pagi hari. Dia katakan kepada aku yang dia tengah bosan dan mahu mengajak aku keluar bersarapan pagi serta meminta aku mengambilnya dengan motosikal aku. Aku pun bersetuju dan meminta masa sedikit untuk mandi terlebih dahulu. Siap mandi, aku terus keluar menuju ke apartment Kak Ros untuk mengambilnya.

Seperti biasa, Kak Ros sudah sedia menunggu aku di luar pagar kawasan apartmentnya. Pagi itu Kak Ros bertudung putih, memakai kemeja putih dan seluar yang berkain lembut. Dengan wangian yang menaikkan nafsu syahwat aku, Kak Ros begitu mempesonakan aku. Tanpa banyak bicara, Kak Ros terus membonceng motosikal aku dan kami terus ke sebuah gerai mamak untuk menikmati sarapan pagi.

Selesai sarapan Kak Ros bertanya kepada aku, "Hari ni Razlan ada planning nak keluar kemana-mana ke?"
"Tak ada, rasa-rasanya nak lepak kat bilik je, Kak Ros ada nak ke mana-mana ke?" Soal aku semula kepada Kak Ros.
"Tak ada juga, tak taulah apa yang Kak Ros nak buat hari ni." Kak Ros seolah merungut.
"Kalau macam tu, lepak kat bilik sewa Razlan je la." Aku beranikan diri mempelawa Kak Ros.
"Kalau tak jadi masaalah pada Razlan, boleh juga rasanya. Balik rumah Kak Ros pun tak ada apa yang nak dibuat."

Walaupun sedikit terperanjat dengan ajak-ajak ayam aku, namun jawapan Kak Ros benar-benar menggembirakan aku zahir dan batin.

Selesai membayar harga sarapan, kami pun terus menuju ke bilik sewa aku. Waktu ketika itu lebih kurang pukul 10 pagi dan cuaca masih lagi sejuk sebab malam tadi hujan sangat lebat. Sampai ke rumah, aku terus mengajak Kak Ros ke bilik sewa aku kerana sememangnya ruang tamu rumah tersebut kosong dan tiada tempat untuk tetamu duduk-duduk. Ketika itu penghuni bilik-bilik lain masih lagi tidur. Kak Ros seperti biasa saja aku lihat, tak ada rasa takut untuk mengikut seorang lelaki hingga ke bilik sewanya. Aku pulak dari tadi tak senang duduk rasanya sebab batang nikmat aku menanduk-nanduk keras ke arah seluar aku menandakan bahawa dia tengah terdesak untuk mencari sarungnya.

"Pandai Razlan kemas bilik, macam bilik orang kahwin." Komen Kak Ros setelah melihat bilik tidur aku tersusun kemas dengan set bilik tidur murah yang aku beli setahun yang lepas. Segala peralatan audio, TV dan peti ais aku letakkan dalam bilik sebab bilik sewa aku besar dan selesa. Disebabkan bilik aku adalah bilik tidur utama, maka bilik air juga ada terdapat di dalam bilik aku.

Kak Ros duduk di tepi katil aku dan aku terus memasang siaran TV. Aku memohon kepada Kak Ros untuk ke tandas sebentar bagi melepaskan hajat aku. Kak Ros hanya tersenyum seraya mengangguk. Aku tanggalkan seluar aku dan mengenakan tuala mandi ke badan aku. Semasa itu aku merasakan Kak Ros ada menjeling-jeling ke arah aku semasa aku menanggalkan seluar.

Dalam bilik air, aku duduk di atas mangkuk jamban dalam keadaan berbogel. Aku benar-benar tak tahan dengan gelora nafsu aku terhadap Kak Ros. Masih lagi terasa-rasa akan tetek Kak Ros yang melekap mesra di bahagian belakang badan aku dan juga bau aroma yang harum semerbak yang dipakai oleh Kak Ros pagi ini. Ditambah pula kehadiran Kak Ros ke dalam bilik sewa aku, menambahkan lagi nafsu syahwat dan fikiran-fikiran jahat aku terhadap Kak Ros.

Perlahan-lahan tangan kiri aku menggoncangkan 'batang nikmat' aku sementara tangan kanan aku memegang sebatang rokok yang telah aku nyalakan tadi. Sambil memejamkan mata, aku berangan-angan mengadakan hubungan seks dengan Kak Ros di dalam bilik tidur aku ini. Tangan kiri aku masih lagi menggenggam sambil menghayun perlahan-lahan dengan irama yang sama kepada batang nikmat aku. Beberapa minit kemudian batang nikmat aku memuntahkan air nikmatnya. Aku puas, berehat seketika dan terus membasuh batang nikmat aku.

Oleh kerana aku merasakan bahawa peluang untuk aku menikmati tubuh Kak Ros yang menjadi idaman aku selama ini adalah 75 peratus, maka aku menggosok gigi terlebih dahulu sebab tak mahu mulut aku berbau busuk akibat merokok ketika melakukan ciuman mulut dan usapan-usapan lidah dengan Kak Ros nanti.

Keluar dari bilik air, aku lihat Kak Ros sedang duduk bersimpuh di atas katil aku sambil membaca surat khabar yang aku beli tadi dengan kini kain tudungnya telah dibuka. Aku terpesona dengan kejelitaan Kak Ros yang tanpa tudung itu di depan mata aku. Inilah pertama kali aku lihat Kak Ros tanpa tudungnya dan aku lihat Kak Ros mempunyai rambut yang sangat cantik, lebat, hitam dan lurus serta panjangnya hanya separas bahu sahaja.

Dengan keadaan sedang bersimpuh itu, aku melihat sebuah pemandangan indah daripada kecantikan dan keghairahan rupa tubuh badan yang dipamerkan oleh Kak Ros. Indah.. Memang indah, Kak Ros memang indah pada pagi itu. Aku terpaku seketika menatapi keindahan tersebut, Kak Ros terlalu mempersonakan mata aku.

"Kenapa Razlan pandang Kak Ros macam tu, ada apa yang tak kena ke?" Soal Kak Ros tersenyum sambil menyelak sedikit rambutnya. Aku merasakan bahawa Kak Ros seperti cuba menggoda aku, mungkin.
"Tak ada apa yang tak kena. Cuma Kak Ros nampak mengancam dan menggoda sangat pagi ni."

Kak Ros tertawa kecil mendengarkan jawapan aku. Aku mengambil seluar pendek aku yang tergantung di dinding pintu. Aku menyarungkan seluar pendek sahaja kerana aku rasa Kak Ros seperti mahu berada lama di dalam bilik sewa aku ini.

Kak Ros tersenyum kepada aku. Manis sungguh senyuman Kak Ros aku rasakan. Senyuman yang aku bayangkan seolah-olah mengharapkan sesuatu daripada aku. Kemudian, aku memberanikan diri untuk duduk bersebelahan Kak Ros di atas katil. Di atas katil, aku bersila sambil dengan agak sengaja aku menggeselkan peha aku sedikit ke tepi pehanya. Kak Ros hanya menjeling tersenyum kepada aku dan tiada sebarang bantahan daripada Kak Ros atas perbuatan aku itu.

Kini dengan kedudukan aku yang betul-betul rapat dengan Kak Ros membolehkan aku mencium bau aroma tubuh badannya yang begitu harum dan benar-benar menggoda nafsu jantan aku. Rasa-rasanya seperti mahu saja aku menerkam dan menggomol tubuh Kak Ros ketika itu juga. Tetapi aku ni bukan jenis lelaki gopoh dan gelojoh. Aku lebih suka menikmati seks secara perlahan-lahan sebab aku mahu pasangan aku turut sama menikmati permainan seks kami, namun teknik dan gaya aku suka yang berbagai-bagai. Aku tak suka yang ganas-ganas sangat sebab aku rasa tak puas seperti itu dan lagipun kalau aku buat cara itu, cepat sangat air nikmat aku terpancut. Jadi, biar lambat asal nikmat.

Kini, kecantikan, kehalusan dan keghairahan tubuh serta wajah Kak Ros sudah betul-betul berada dekat di depan mata aku. Secara otomatiknya, batang nikmat aku yang baru sebentar tadi menghamburkan air nikmatnya, kini memacak tegak kembali. Kak Ros berhenti membaca akhbar dan dilipat serta diletakkan di atas meja kecil yang terletak bersebelahan katil aku.

Kak Ros tetap tersenyum kepada aku seraya bersuara manja, "Kita lepak kat sini lama sikit ye Razlan, hilangkan rasa bosan Kak Ros, borak-borak dengan Kak Ros."

Aku tersenyum menerima ajakan Kak Ros yang kini semakin menggoda dan sememangnya inilah yang aku hajatkan dari Kak Ros selama ini.

biar lambat asal nikmat, Cerita sex biar lambat asal nikmat, kak ros lucah, gelora batin, biar lambat asal nikmat 5, menikmat gelora nafsu seks, biar lambat asal nikmat com, korae bogal, Biar lambat asal nikmat 1, cerita sex biar lambat asal nikmat 6, gelora nafsu janda, gelora batin janda, cerita lucah mendada, biar lambat asal nikmat part 1, biar lambat asal nikmat part, Cerita seks melayu gelora batin janda, myadulttv nafsu orang tua, biar lambat asal nikmat 6, gelora janda, cerita lucah gelora nafsu
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live