Koleksi gambar melayu tudung, awek melayu bertudung, awek hijab, awek jilbab comel cun
Koleksi gambar melayu tudung, awek melayu bertudung, awek hijab, awek jilbab comel cun
Video Lucah : Minah Indonesia Cari makan - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Saya mengenal Rani pertama kali lewat IRC. Mulanya kami ngobrol biasa saja (kenalan, bercanda, tebak-tebakan, dan sebagainya). Menginjak minggu ke dua, tidak di sangka dia menanggapi secara antusias setiap obrolan saya yang berbau seks. Sampai saat itu sebenarnya saya masih ragu apakah Rani ini betul-betul perempuan atau cuma laki-laki iseng yang menyamar sebagai wanita. Maklumlah, selama ini kami berkomunikasi hanya secara tulisan, bukan lisan. Keragu-raguan itu akhirnya musnah setelah kami melakukan "copy darat" di Plaza Senayan. Ternyata dia seorang wanita muda. Tidak begitu cantik tapi tidak juga jelek. Sedang-sedang sajalah. Yang istimewa darinya adalah bentuk tubuh yang montok dan buah dadanya yang besar di atas rata-rata buah dada wanita Indonesia.
Setelah berbicara beberapa saat, dia mengajakku ke rumahnya di daerah Pondok Indah. Dari situ saya mengetahui bahwa Rani sebenarnya adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya sekarang sedang bekerja di sebuah kontraktor.
Setelah masuk ke ruang tamu, Rani mempersilakan saya menunggu, sementara dia membuatkan es jeruk untuk saya. Agak lama saya menunggu sampai akhirnya saya melihat Rani keluar membawa segelas es jeruk. Pakaian kerjanya telah ia ganti menjadi daster tipis. Darah saya langsung berdesir melihat puting susunya yang menyembul karena ia melepaskan BH-nya. Setelah saya minum beberapa teguk, tidak saya sangka Rani langsung memeluk dan menciumi saya dengan sangat bernafsu. Lidahnya menjalar di dalam rongga mulut saya. Tangannya memasuki kemeja saya lalu mengusap-usap dada saya. Kemudian tangannya mulai bergerak turun, menuju ritsluiting celana luar saya lalu membukanya. Jari-jarinya menyeruak masuk ke celana dalam dan menyentuh bulu-bulu keriting sebelum akhirnya sampai pada penis saya yang sudah membesar. Nikmat sekali rasanya. Tangannya meremas-remas penis saya dan sesekali meremas pula kantong pelir saya. Saya menyambutnya dengan memasukkan jari saya ke dalam dasternya. Buah dadanya yang sangat besar kuremas dengan sangat bernafsu. Tangan satu lagi saya masukkan ke dalam celana dalamnya. Dari situ saya masukkan jari tengah saya ke dalam lubang vaginanya yang sudah basah. Dia mengerang ketika jari-jari tangan saya mengorek-ngorek dinding vaginanya. Tidak puas dengan satu jari, saya masukkan lagi jari telunjuk saya hingga sekarang dua jari masuk ke dalam vaginanya. Jari manis dan jempol saya gunakan untuk mencubit-cubit kelentitnya yang besar dan keras. Dia merintih manja.
Di saat-saat hot seperti itu tiba-tiba dia melepaskan pelukannya. "Di dalam saja yuk", pintanya sambil menarik tanganku. Aku menurut lalu mengikutinya menuju kamar tidur. Di sana dia mulai melepaskan seluruh pakaiannya, begitu pula saya hingga kami sekarang dalam keadaan telanjang bulat.
"Ikat saya pakai ini", katanya sambil memberikan kepadaku beberapa utas tali. Saya terdiam keheranan. "Ayo, jangan ragu-ragu. Siksa dan sakiti aku sepuas hatimu."
"Tapi..", tanyaku.
"Jangan takut, Rani menikmati kok. Ayo cepat.. tunggu apa lagi?"
"Oke", sahut saya. Memang inilah yang paling saya senangi. Bergegas saya mengambil segumpal kain lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu mulutnya saya ikat kuat hingga tak mungkin dia dapat berteriak. Kalaupun berteriak, suaranya tidak akan terdengar karena sangat lirih terendam kain tebal. Setelah itu kedua tangan dan kedua kakinya saya ikat ke masing-masing sudut tempat tidur. Sekarang tubuhnya sudah benar-benar tidak berkutik. Posisinya telentang seperti patung pembebasan Irian Barat.
Siksaan dimulai. Buah dadanya yang sangat besar saya tarik kuat-kuat lalu pangkalnya saya ikat hingga sekarang bentuk buah dadanya seperti balon. Demikian pula dengan buah dadanya yang satu lagi. Dia menjerit sekuat-kuatnya. Saya dapat melihat buah dadanya yang putih dan montok sekarang berubah kemerah-merahan. Pembuluh darahnya membesar sebab darah tidak dapat mengalir lancar. Benar-benar mengerikan bentuknya. Saya ambil dua utas karet gelang. Karet gelang itu saya pilin berkali-kali sampai kecil lalu saya ikatkan ke puting susunya. Rani menjerit sekuat-kuatnya. Tubuhnya mengejang merasakan sakit yang tiada tara.
Saya lari ke belakang, ke tempat jemuran. Di sana saya mengambil beberapa penjepit jemuran. Sampai di kamar ternyata Rani sudah mulai agak tenang. Tanpa buang waktu, saya jepit kedua puting susunya. Dia menjerit sangat keras. Tubuhnya kembali meronta-ronta. Tapi ikatan pada tubuhnya terlalu kuat hingga dia tidak dapat berkutik. Penjepit berikutnya hendak saya pasang di kelentitnya. Tapi dia meronta. Mulutnya berusaha mengatakan sesuatu tapi kain yang membungkam mulutnya membuat kata-katanya tidak terdengar jelas bagiku. Ketika saya hendak menjepitkan penjepit itu ke klitorisnya, dia menggoyang-goyangkan pinggulnya agar usaha saya gagal. Tapi saya tidak menyerah begitu saja, perutnya saya duduki lalu secepat kilat penjepit itu sudah menancap erat di klitorisnya. Rani menjerit sangat kuat. Tubuhnya mengejang dan meronta-ronta menahan sakit yang teramat sangat. Mukanya memerah dan dari matanya saya melihat tetesan air mata.
Saya tinggalkan tubuhnya yang menggelepar-gelepar kesakitan. Saya masuk ke ruang makan. Di dalam lemari es (kotak dingin) saya menemukan sebuah pare putih (Momordica charantia, bentuknya seperti mentimun, berasa agak pahit dan biasanya dijual tukang siomay bersama tahu, kentang, dan kol) sangat besar. Pare ini kemudian saya pakai untuk mengocok lubang vaginanya dengan sangat cepat dan kasar. Rani menggelepar-gelepar saat pare yang sepanjang permukaannya berbintil-bintil sebesar biji jangung itu keluar masuk lubang vaginanya. Pare yang semula kering sekarang penuh dilumuri lendir putih, licin, dan berbau khas. Sebagian lendir lain yang berubah menjadi busa karena dikocok, meleleh keluar vagina menuju anus. Rani sepertinya menikmati perlakuan ini. Bibir vaginanya membesar dan merekah. Setelah sepuluh menit, saya lihat tubuh Rani mengejang. Kakinya menendang-nendang. Pinggulnya terangkat ke atas. Mulutnya berteriak keras. Saya kira dia mengalami orgasme hebat.
Setelah tubuhnya mulai tenang, saya lepas ikatan pada kedua kakinya. Kaki itu kemudian saya angkat ke atas kepalanya hingga lututnya menyentuh buah dadanya lalu saya ikat kembali. Saya masukkan penis ke dalam lubang vaginanya yang menganga lebar. Sampai di sini tidak ada masalah baginya. Bahkan sepertinya Rani sangat menikmati. Setelah tiga kali dorongan, saya cabut penis saya yang sekarang sudah penuh dengan lendir licin. Dengan cepat saya tusukkan penis saya ke dalam lubang duburnya. Sempit dan sulit sekali. Penis saya sampai bengkok. Rani berteriak hendak mengatakan "Jangan". Kepalanya menggeleng-geleng. Saya tidak peduli. Pada usaha berikutnya saat penis saya benar-benar keras, lubang anusnya berhasil saya tembus hingga dalam. Rani menjerit. Setelah masuk seluruhnya, saya kocokkan penis saya keluar masuk dengan sangat cepat. Rani kembali berteriak kesakitan. Kakinya menendang-nendang tapi percuma saja, karena penis saya tidak mungkin dapat lepas. Sekitar 4 menit kemudian saya merasakan ejakulasi telah hampir sampai. Saya ambil bantal lalu saya tutupkan ke muka Rani hingga Rani tidak dapat bernafas. Saat itulah saya mempercepat gerakan penis saya maju mundur. Sepuluh detik kemudian penis saya benar-benar menegang, memuntahkan sperma banyak sekali ke dalam anusnya. Ah, nikmat sekali. Saya menikmati peristiwa itu selama belasan detik sampai kemudian saya sadar bahwa rontaan Rani semakin melemah. Cepat-cepat saya angkat bantal yang menutupi mukanya. Rani tersengal-sengal sambil diselingi batuk-batuk. Hampir saja dia mati tercekik.
Setelah puas, saya mulai melepas semua ikatannya lalu saya bertanya, apakah ia menikmati perlakuan saya ini? Dia mengangguk kemudian memeluk saya erat-erat. Bibirnya menciumi seluruh muka saya tak henti-hentinya.
TAMAT
Cerita Sex melayu/mak dgn anak, lucah awek tudung vidKoleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Hari tu la kan adik ipar aku datang dari kampung, maklumlah cuti sekolah. Form 4 lagi budak ni. Dia kata nak jalan-jalan tengok KL. So bini aku kata ok lah, akupun tolong sambung kata, "cantiklah tu" tapi dalam hati je.
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Aku tinggal di sebuah kawasan setinggan yang penuh sesak di lereng bukit di tepi sebuah pusat TV. Pada masa itu sekitar tahun 80an, kawasan ini masih tidak mendapat bekalan api dan air. Rumah yang aku sewa hanya menggunakan api daripada janakuasa enjin motor dan dibuka setiap malam bermula jam 7.00 petang hingga 12 malam. Untuk mandi pula, aku terpaksa menuruni lereng bukit ke telaga yang di korek di bawah bukit. Begitulah keadaan penduduk di kampung setinggan ini menjalankan urusan hariannya setiap hari. Rumah pula dibina menggunakan papan sayung yang sudah tentu tidak kemas kalau di buat dinding, pintu dan tingkap. Rumah sewa aku semuanya tiga pintu dan di depannya pula rumah tuan tanah.
Video Lucah : Cute Singapore GF - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Video Lucah : Outdoor Beramai Ramai - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Saya hanya tercenung mendengar ucapannya. Kemudian sambil tetap berpelukan ia mengatakan bahwa jika ia menjadi istri Irvan, mungkin ia tidak akan pernah merasakan keindahan seperti ini. Seumur hidup ia mencari cowok ideal buatnya dan baru kali ini menemukannya dalam diri saya. Sheila memang baru sekali pacaran yaitu dengan Irvan. Sangatlah menyesal jika apa yang menjadi impiannya harus lepas walaupun sudah berada di depan mata. Mendengar penuturannya, saya hanya berkata bahwa saya juga amat sayang dengannya, tapi kata-kata saya terhenti oleh sebab yang hingga saat ini saya tidak tahu apa, dan dengan lembut saya mencium pipinya.
Sheila tertunduk di pundakku sambil tersenyum dan membalas ciuman itu pada pipi kiriku. Mungkin karena terbawa suasana, Sheila dengan gerak refleksnya langsung mencium bibir saya dan menahannya lama. Ketika dilepaskannya ciuman itu, ia tertunduk malu atas kelakuannya, tapi wajahnya terlihat tersenyum.
"Maaf Nard, mudah-mudahan kamu ngga marah", ujarnya singkat. Saya hanya diam dan baru sadar ketika Sheila menarik tubuh saya dan tubuhnya direbahkan di karpet. Saya merasakan desiran hangat di sekitar kemaluan saya dan menyadari bahwa milik saya itu sudah menegang menekan perut bagian bawah Sheila.
Tanpa pikir panjang, saya mencium bibir Sheila dan dibalas dengan sangat panas olehnya. Sambil terus berciuman, saya melepaskan pelukan dan mulai meraba tubuh Sheila yang putih mulus itu. Tidak ada dalam pikiran saya untuk berbuat lebih. Jemarinya juga tidak tinggal diam mulai menjelajahi dan mengusap-usap punggung saya.
Lama kami bergumul dikarpet ruang tamu itu, berciuman, menciumi leher masing-masing dan menjilatinya. Kurang lebih sekitar 45 menit kami bercumbu sampai akhirnya saya berinisiatif menghentikannya. Dengan nafas tersengal-sengal, Sheila memandangi saya dengan wajah sedikit kesal.
"Kenapa Nard?" tanya Sheila.
"Jangan Sel, nanti keterusan", jawab saya.
Saya duduk di sofa dan sesaat kemudian Sheila duduk di sebelah saya dengan merapatkan tubuh dan menggelendot manja. Kata-kata terima kasih mengalir dari bibir ranum yang baru saja saya kulum itu. Ia merebahkan kepalanya di dada saya dan memeluk saya erat.
Sejak itu, selama sebulan, kami mengulangi perbuatan yang sama setiap Irvan harus ke Jakarta. Jadwal kuliah Dina bisa dengan mudah diketahui Sheila karena mereka sekampus dan setiap hari Sheila dan Dina kebagian jadwal yang berbeda. Sikap kami di depan Irvan juga tidak berubah. Sehari-hari kami berusaha menjaga kewajaran. Semua ini dengan tujuan agar tidak diketahui oleh masing-masing pasangan kami. Di depan saya, Sheila tetap manja dengan Irvan dan saya tetap mesra di depan Dina.
Dan kami mengulang lagi apa yang sudah sering kami lakukan saat Irvan ke Jakarta. Dina sudah pulang saat Sheila datang. Karena saya ingin mandi dahulu, tidak saya ketahui ketika Sheila sudah bertukar pakaian. Yang saya ketahui, ia sudah mengenakan bicycle pant pendek dan kaus oblong putih saat saya selesai mandi. Darah saya mendesir ketika Sheila menghampiri saya. Ia tampak sangat seksi dengan lekuk tubuh yang terbayang di kaosnya.
Langsung ia memeluk saya dan kami mulai lagi bercumbu. Saat itu saya juga hanya bercelana pendek. Desiran hangat mengalir deras di sekitar kemaluan saya ketika saya menindih Sheila. Tangan saya mengusap-usap punggungnya juga tangannya melakukan hal yang sama. lehernya habis saya ciumi dan saya jilati. Desahnya semakin menderu. Entah setan apa yang lewat, saya kali memberanikan diri memasukan tangan saya ke dalam kausnya. Saya raba perutnya yang indah dan perlahan-lahan mulai naik ke arah dada. Tak saya kira sebelumnya, Sheila bukannya melarang malah membimbing tangan saya menuju dadanya. Seumur hidup, baru sekali ini saya merasakan gumpalan kenyal di dada cewek, bahkan milik Dina pun saya tak berani.
Tangan saya terdiam diatas dadanya dan kemudian tangannya diletakan diatas tangan saya dan mulai meremas. Tangan saya jadi ikut meremas dadanya. Wow, saya sungguh baru sekali ini merasakan lembutnya gumpalan kenyal milik cewek. Semakin keras saya remas, Sheila semakin keras mendesah.
Tiba-tiba saya merasakan ada yang meraba kemaluan saya. Saya lihat, jemari Sheila mulai meraba dan juga meremas-remas milik saya yang sudah mengeras itu. Tangannya kemudian mulai menyelusup ke dalam celana saya dan juga menyelusup ke dalam celana dalam yang saya pakai. Seketika aliran darah disekitar kemaluan saya bertambah deras. Tak mau kalah, saya langsung membuka kaitan bra yang dipakai Sheila dan segera kembali meremas buah dadanya (Saya gambarkan sedikit, buah dada Sheila mempunyai ukuran yang besar bagi ukuran cewek indonesia. Mungkin karena perawatan yang baik, buah dadanya masih kencang).
Semakin panas permainan kami ini sampai akhirnya kami membuka seluruh pakaian kami dan saling memberikan senyuman. Tak habis-habisnya saya memandangi tubuh telanjang Sheila dengan sebentuk tubuh yang seksi dan indah. Tidak mungkin cowok tidak terangsang jika melihat tubuh indah seperti yang dimiliki Sheila.
Kali ini giliran Sheila yang menciumi dan menjilati seluruh tubuh saya. Milik saya sudah mengacung tegang dan jilatan berikut ciuman Sheila makin turun ke bawah. Saya rasa saya sudah tidak tahan lagi. Saya langsung bangun dan merebahkan Sheila di ranjang. Sheila malah mendekap saya ketika saya bergerak akan menindihnya. Milik saya yang sudah menegang itu menempel keras di kemaluannya yang berbulu lembut di sekitarnya. Desahnya makin terdengar ketika gesekan terjadi. Nafsu sudah menguasai kita berdua dan semakin mengkungkung kami saat ujung kemaluan saya menyentuh mulut kemaluannya. Kakinya berusaha menahan badan saya agar tidak mendorong tubuhnya lebih dalam. Rintihan kesakitan terdengar saat saya mulai kembali menekan tubuhnya. Saya sama sekali tidak ingin memasukan milik saya ke dalam kemaluannya, bagaimanapun itu adalah hak suaminya kelak.
Tiba-tiba tangannya meraih milik saya dan menggesek-gesekan ujung milik saya itu di mulut kemaluannya. Badan terlonjak-lonjak, sayapun merasakan sensasi yang luar biasa. Kenikmatan yang tidak ada bandingannya. Tubuh saya bergetar menahan nafsu yang semakin memuncak. Tiba-tiba tubuh Sheila menegang dan terlonjak sangat keras ke kasur. Saya dengar desahnya sempat sangat keras dan perlahan mereda.
"Sayangku, aku udah ngga tahan lagi", ujarnya setengah membisikiku.
Kebimbangan segera hinggap di kepalaku. Wajahnya memancarkan kehangatan yang berbeda dan saya menjadi tidak berakal. Pelan-pelan saya dorong tubuh saya dan milik saya perlahan-lahan masuk ke mulut kemaluannya. Wajahnya meringis menahan sakit sambil terus mendorong tubuh bagian bawah saya agar perlahan terus masuk. Mulut kemaluannya terasa sangat sempit. Saya lepas kembali dan perlahan-lahan saya masukan lagi. Begitu berulang-ulang sampai akhirnya saya sudah tidak tahan lagi dan seketika menerobos mulut kemaluannya dengan ganas. Ia terlonjak kaget dan saya lihat airmatanya meleleh tapi wajahnya tersenyum.
"Ohh.., Sayangku..", desahnya sambil memelukku erat. Tubuh saya mulai bergerak naik turun dan saya merasakan desiran hangat di seluruh kemaluan saya. Terasa ada yang memijit-mijit seluruh permukaan milik saya itu. Walaupun sambil menahan sakit, Sheila terlihat sangat menikmati permainan kami tersebut. Permainan yang sama-sama baru kita rasakan sekarang. Tak sampai sepuluh menit, mungkin karena masih sama-sama baru, saya merasakan nikmatnya muncratan cairan hangat dari kemaluan saya di dalam rongga kemaluan Sheila. Kemaluannya seketika menjadi hangat dan dipenuhi oleh cairan kental dari kemaluan saya.
Sheila memeluk saya dengan sangat erat, ia sesegukan menahan tangisnya, bibirnya bergumam menyebutkan bahwa ini adalah yang pertama baginya. Kami berpandang-pandangan dan saya kemudian bertanya apakah ia menyesal?
Kaget saya dibuatnya ketika dengan cepat ia menggeleng dan berkata", Sheila melakukannya dengan orang yang memang menjadi idaman Sheila dari dulu, Sheila tidak menyesal..", tuturnya diiringi senyuman di bibirnya. Mungkin karena gemas, ia mencium bibir saya lagi dan memainkan lidahnya di dalam mulut saya.
Sejak peristiwa "the first time" yang kami alami itu, kami menjadi semakin terobsesi untuk mengulang kejadian itu dan mereguk kenikmatan yang tidak pernah kami rasakan sebelumnya. Semua tingkah laku kami memang tetap biasa, tidak ada yang berubah. Saya tidak ingin hubungan saya dengan Dina berantakan karena kegiatan Sheila dan saya tercium, terlebih lagi terhadap Irvan, sobat kental saya yang sudah saya anggap sebagai saudara kembar itu. Tetapi semua itu akan segera berubah menjadi nafsu terpendam ketika Irvan dan Dina tidak ada. Kami melakukan lagi dan lagi dan lagi, seperti tidak ada lagi hari esok dengan makin panas dan bernafsu.
Saya dan Sheila tetap melakukan persetubuhan kami ini sampai saat menjelang mereka menikah. Bisakah anda bayangkan?, Tiga hari sebelum menikah, kami masih sempat melakukan persetubuhan itu. Ditengah waktu yang sempit kami melakukannya di dalam kamar kakak Sheila yang memang kosong. Letak kamar tersebut di paviliun rumah Sheila. Itu kami lakukan di tengah-tengah kesibukan orang-orang mempersiapkan rumah untuk upacara perkawinan Irvan dan Sheila.
Selama sebulan setelah pernikahan mereka (Saya dan Dina menikah sebulan lebih dulu dari mereka), saya dan Sheila menghentikan perbuatan biadab tersebut. Sampai suatu hari Irvan menelepon saya dan memberitahu bahwa ia akan tugas ke Eropa selama seminggu sambil menanyakan titipan apa yang saya mau. Saya menjawab sekenanya karena bayangan saya segera lari ke tubuh indah Sheila yang sudah sering saya reguk tersebut. Dan benar saja, sepuluh menit setelah itu, Sheila gantian menelepon saya dan mengajak saya bertemu di sebuah hotel di daerah Jakarta Selatan.
Kami akhirnya melakukan perbuatan laknat itu lagi dari siang hingga sore hari seakan kerinduan selama sebulan terobati dengan tiga kali hubungan badan yang kami lakukan. Itulah perbuatan kami yang pertama setelah Sheila dan Irvan menikah. Sebulan kemudian, saya mendengar dua kabar baik bahwa Dina dan Sheila tengah hamil. Saya dan Irvan terlonjak kegirangan karena Dina dan Sheila sama-sama hamil satu bulan.
Kini, Jason dan Grant (anak Irvan dan Sheila, diberi nama itu karena Irvan sangat mengidolakan Grant Hill, power forward Detroit Piston) sudah berumur 1,5 tahun. Keduanya lincah dan cerdas. Hobi mereka sama. Karena saya dan Irvan memang membeli rumah yang bersebelahan, otomatis Jason dan Grant menjadi dua sahabat kecil selalu rukun.
Grant dan Jason terlihat persis seperti saya dan Irvan. Saya sering mendengar Irvan memuji Grant dengan bangga sampai saya sempat kaget ketika sambil dengan muka ceria Irvan berkata, "Mukanya mirip banget sama lu Nard, liat aja tuh, ngga salah gue punya sobat kayak lu", seketika saya melihat Grant dan memang benar, ciri-ciri fisiknya sama dengan saya sehingga Grant dan Jason selintas seperti adik kakak. Kemudian dengan cepat pula mata saya memandang Sheila yang tersenyum dan begitu bertemu muka dengan saya, ia mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah saya.
Hubungan intim saya dengan Sheila memang tidak sesering dulu lagi, tapi bagaimanapun saya adalah yang pertama untuknya dan ia adalah yang pertama bagi saya. Sulit untuk melupakan yang pertama, sebisa mungkin kami mencoba untuk mengulanginya dan merasakan keindahannya lagi.
TAMAT
Koleksi gambar awek melayu cun, awek kuala lumpur, awek comel seksi, melayu skodeng tetek
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Terlebih mohon maaf kalau kisah ini membosankan tapi inilah drama yang akhirnya telah menukarkan pola hidupku sehingga kini. Namaku Haz**** dah berumahtangga dan aku bahagia dengan kehidupanku sekarang walaupun tidak sepenuhnya bagai yang pernah aku impikan sewatu zaman remajaku dulu. Aku pasrah tidak ada seorangpun yang dapat mengatasi takdir kerana ketentuan adalah milikNYA jua. Aku tergolong dalam profesion yang agak berpengaruh juga di negara kita ini dan punya cukup segalanya untuk bersyukur dengan kehidupan yang aku alami kini. Suamiku seorang yang sangat penyayang terhadap diriku serta anak-anak kami yang dah mula bersusun, mungkin kerana sifatnya sebagai seorang pendidik yang berjiwa halus serta cukup memahami kehendak orang lain malah selama kami berkahwin belum sekalipun ia meninggikan suaranya terhadapku tetapi apa yang salah ditegurnya dengan cukup berhemah. Aku terkadang menangis kerana cukup malu bila berdepan dengannya berbanding dengan diriku yang lebih kumal dan selekeh (dalam kerja-kerja mengurus rumahtangga).
Perkahwinan kami bukanlah atas dasar cinta atau pandang pertama tetapi lebih kepada pertemuan jodoh yang diaturkan oleh pihak keluarga. Sungguhpun semasa aku di kolej (la ni dah jadi universiti) dulu aku mempunyai seorang kekasih (masih di tahap intermediate - belum sampai tenggek menenggek) dan menurut katanya ia juga mempunyai kekasih hati (belajar di U yang berlainan). Sedang aku hanyut berkasih sayang tiba-tiba sahaja aku dikejutkan dengan berita ada orang masuk meminang mulanya aku menyangkakan kekasihku yang meminang tetapi bila aku check semula rupanya orang lain yang aku tak kenal langsung. Aku memberontak tak mahu menerima pinangan berkenaan dengan berhujah menentangnya daripada orangtuaku. Mereka juga sebenarnya lebih merestui hubunganku dengan kekasihku itu tetapi mereka tergamam dan tak dapat untuk berbuat apa-apa sebab pinangan itu datangnya daripada seorang yang sangat-sangat disegani serta dihormati dalam kampung kami. Aku membuat keputusan untuk bertemu dengan pihak berkenaan untuk menjelaskan kedudukan sebenarnya diriku.
Akhirmya aku ditemukan dengan sipeminang (bukan suamiku tetapi datuk dan neneknya), berderau darahku bila melihat pasangan tua berkenaan kerana selama inipun aku sangat menghormati serta memuliakan mereka malah setiap kali cuti panjang aku sering ke rumah mereka untuk belajar pelbagai perkara termasuk masak memasak serta hal-hal agama. Hatiku cair bila mendengarkan suara datuk yang begitu lembut meminta aku menerima pinangannya, tunang saja bukan apa-apa lagi kalau ditakdirkan tak jadi tak apalah kami tak marah pada Haz katanya lagi. Masih ada harapan kata hatiku, baiklah cuma tunang sahaja sebab diri ini belum memikirkan soal kahwin masih nak belajar lagi, eyalah kami akur dengan pintaan Haz tambah mereka lagi.
Aku kembali ke kolej dengan hati yang gusar apatah lagi bila kekasihku melihat cincin intan di jari manisku habis bungkam hatinya, aku sebak lalu mencabut cincin berkenaan dan membuangnya tetapi kekasihku mengambil semula serta menyarungkan kembali di jariku. Jangan bertindak keterlaluan kelak memalukan famili sendiri katanya bukankah masih ada hari esok buat kita katanya memujuk sambil meramas-ramas tanganku. Masa terus berlalu dan aku dahpun menamatkan pengajianku di kolej serta cukup bernasib baik dapat menyambung pengajian peringkat ijazah di salah sebuah universiti begitu juga dengan kekasihku kami sama-sama diterima masuk jadi harapan untuk bersama kian menggunung.
Aku terus bertanya perlu apa dia mahu bertemu denganku sebab mengikut syarat yang ku berikan kepada datuknya…..stop dia memotong I undersatand fully understand sebab itulah dia mahu bertemu denganku. Akhirnya aku berterus terang mengatakan yang aku dah ada pilihan hati sendiri tapi tak mampu nak tolak pinangan datuknya well indeed kita kena cari jalan keluar supaya semua orang puas hati, by the way dia sambung belajar kat universiti berkenaan sebab boring juga tunang lama-lama dan seperti aku dia juga tak mampu nak kata tidak kepada datuknya. Akhirnya kami mengambil kata putus untuk sama-sama membentangkan perkara ini kepada keluarga masing-masing dan kalau perlu kami akan bersemuka dengan mereka. Kembang rasanya hatiku bila melihat peluang untuk bersama kekasihku kini terbuka luas. Aku memberitahu familiku yang kami akan balik hujung minggu nanti dan dia juga turut menyampaikan berita itu kepada datuk dan neneknya.
Kami kembali ke kampungku bersama dan disepanjang perjalanan kami rancak berbual mengenai bidang pengajian masing-masing tanpa sedikitpun menceritakan hal pertunangan kami. Bila sahaja kereta memasukki halaman rumahku kami agak terkejut kerana orang agak ramai gaya seperti ada kenduri di rumahku mungkin juga majlis kenduri bacaan Yassin malam nanti bisik hatiku. Sebaik turun aku disambut oleh neneknya dipeluk cium dan dipimpin naik ke atas rumah, aku masih termangu-mangu tak tahu apa yang terjadi sebenarnya, tak lama ibu memanggilku serta meminta aku cepat bersiap kerana mak andam dah lama menanti takut tak sempat nanti katanya.
Barulah kami ketahui rupanya berita kami balik bersama telah disambut dengan rasa gembira oleh datuk dan neneknya terus sahaja menghubungi kedua orang tuanya yang baru sampai dari perantauan pagi tadi untuk sama-sama menumpang gembira. Neneknya beranggapan kalau aku tak mahu menerima tunangku masakan aku sanggup balik ke kampung berdua dengannya sedangkan selama ini bersua mukapun aku tak hingin. Datuk dan neneknya bersyukur kerana doa mereka dimakbulkan juga dan terlanjur mereka dah tua eloklah kalau malam itu kami dinikahkan dulu sementara mencari waktu yang sesuai untuk hari langsungnya nanti. Barulah aku sedar bila aku memberitahu famili akan balik bersama tunangku telah disalahertikan oleh semua pihak kerana selama ini aku mengelak berjumpa dengannya dan akhirnya aku sendiri yang terjerat.
Esoknya pihak keluarga telah memutuskan agar hari langsung di adakan seminggu selepas Aidilfitri nanti kerana mereka tak tahu apa rancangan sebenar kami. Semasa balik ke KL aku bungkam tak tahu apa nak cakap tambahan hari langsung dah tak lama lagi lepas ni puasa lepas tu raya dan….Qais berjanji akan mencari jalan keluar malah katanya dia sendiri akan membawa aku menikah nanti sebaik sahaja habis edah tapi dia meminta aku memikirkannya sambil berdoa banyak-banyak mohon petunjuk Allah. Aku menangis sepuasnya di bahu kekasihku sambil menceritakan apa yang dah terjadi yang pada mulanya dia agak sangsi tapi bila bertemu dengan Qais tak lama selepas itu barulah dia faham akan perancangan kami.
Bak kata orang kita hanya mampu merancang tetapi perancangan Allah mengatasi segalanya. Selepas itu kekasihku dah agak jarang mahu berjumpa denganku tak manis katanya sebab aku dalam apa jua keadaan adalah isteri orang terlalu bersalah rasanya berdua-duaan dengan isteri orang tanpa pengetahuan suaminya. Qais juga tidak menghubungi aku sebab he got to settle his own problem barangkali.
Malam persandingan kami meriah semuanya gembira hanya aku dan Qais sahaja yang memendam rasa tapi kekasihku telah bertemu dengannya dan mohon maaf kerana tidak dapat melunaskan perancangan kami disebabkan terlalu banyak orang yang akan menderita nanti biarlah dia tanggung seorang. Setelah larut malam barulah Qais masuk ke bilik bila dilihatnya aku masih belum tidur dia memberi salam lalu ku jawab sambil mencium tangannya. Aku masih berpakaian pengantin tapi Qais dah bersalin baju lain panas katanya. Qais merapati diriku memegang bahuku, mengangkat daguku lalu mengucup bibirku, aku terus menyembam muka ke bahunya dan menangis sambil berbisik Qais aku pasrah menjadi isterimu lakukanlah kewajipanmu dan seandainya kau bosan nanti buanglah aku ke tempat yang sebaiknya.
Aku terhenti tak dapat meneruskan membuka cangkuk bra kerana tak mampu menahan malu, Qais bangun sambil menanggalkan pakaiannya hanya tinggal brief sahaja yang jelas kelihatan ada sesuatu yang menonjol di situ. Dia melepaskan cangkuk bra sambil menarik braku keluar, terpancul sepasang buah dada yang mengkar dengan aeriolanya berwarna kemerahan serta puting tetek yang masih kecil. Aku dapat melihat dengan jelas tubuhku menerusi cermin besar yang terdapat dalam bilik peraduan kami itu. Qais mengusap-ngusap manja buah dadaku sambil memainkan puting tetekku, aku mendakapnya terus mencium bibirnya dan kali ini kami benar-benar melakukan french kiss dengan lidah bertaupan menjelajah mulut ke mulut.
Kami berkucupan dengan penuh berahi habis satu badan aku dikucup, jilat dan diusap oleh Qais puting tetekku menjadi sasaran utama digentel dan dihisap semahunya dan entah berapa kali aku dah klimaks aku tak pasti lagi, Qais kemudiannya turun ke bawah pusatku dimain-mainnya pelvisku serta merta aku merasa kegelian yang amat sangat kemudian jari-jarinya semakin ke bawah lagi lalu menyentuh biji mutiaraku yang kini dah tegak berdiri diulit-ulitnya biji berkenaan hingga mataku naik buntang menahan rasa berahi yang memuncak tiba-tiba aku terasa jari-jarinya membuka kelopak bibir farajku yang dah cukup lencun, tahulah aku dia meninjau kulipis daraku yang masih intact menegang di ruang dalam lubang pantatku.
Sayang kalau terasa sakit sayang tahan ye we got to do it anywhere tapi aku tak tahu apa sebenarnya yang bakal dilakukannya. Satu….dua….tiga aku terus mengangkat punggungku ke atas secepatnya dan Qais dengan serta merta menekan masuk batang pelirnya yang dah cukup bersedia tu. Aduh…aduh… sakitnya….sakit Qais aku menjerit sambil tanganku memeluk badannya tidak membenarkannya bergerak baik ke depan mahupun ke belakang. Batang pelir Qais terbenam menerobos dalam lubang pantat daraku yang kecil, perlahan-lahan dia merebahkan aku semula cepat-cepat aku memegang baki batang pelirnya supaya dia tidak dapat menekan masuk lebih dalam lagi.
Qais rebah di sisiku tak lama iapun terlena, aku duduk memeriksa pantatku kelihatan ada sedikit darah meleleh turun ke punggungku lalu jatuh ke pelapik kain putih yang sememangnya diletakkan oleh mak andam. Aku menangis lagi tapi bukanlah kerana sakit kerana memang nyeri dan pedih masih terasa tetapi disebabkan berakhirlah sudah zaman keperawananku yang selama ini ku jaga dan bercita-cita untuk ku abadikan kepada kekasihku tetapi takdir tuhan menjadikannya milik Qais suamiku pula.
Inilah kisahku salam buat semua dan terima kasih kepada Mayong.
Video Lucah : Scandal Melayu Singapore - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Ceritanya begini, sewaktu dalam tahun dua, akibat daripada kekurangan hostel yang disediakan oleh pihak U, maka ramailah student yang terpaksa tinggal di luar kampus, sewa rumah sendiri atau dengan member-member lain. Aku pun menghadapi masalah yang sama, terpaksa mencari rumah sewa diluar kampus.
Dipendekkan cerita akhirnya dapatlah aku menyewa sebuah bilik di kawasan perumahan di seksyen 17, Tuan punya rumah adalah seorang janda yang kematian suaminya, dan tinggal bersama dengan dua orang anak perempuannya. Namanya ialah Maznah, tapi aku panggil dengan nama Kak Nah saja. Kak Nah adalah seorang mualaf cina, dia memeluk agama islam kerana hendak berkahwin dengan suaminya yang beragama Islam, dari yang aku tahu dari Kak Nah, suaminya meninggal dua tahun yang lalu kerana kemalangan jalanraya. Kerana keturunan cina, maka kulit Kak Nah putih bersih, bodynya masih cun lagi, umurnya dalam lingkungan 39 tahun, rambutnya panjang melepasi bahu.
Pertama kali melihat Kak Nah, aku tak menyangka yang dia sudah mempunyai tiga orang anak dan seorang cucu. Kesemua anaknya adalah perempuan, yang sulung namanya aku tak tahu, tapi aku panggil Along saja, sudah kahwin dan tinggal di kampung Pandan, yang kedua namanya Norlaili tapi aku panggil Angah saja, dan yang bungsu namanya Norbaya tapi panggilnya yaya saja. Rumah Kak Nah ini mempunyai tiga bilik, satu bilik Kak Nah punya, bilik kedua untuk Angah dan Yaya dan bilik kecil di bahagian belakang dekat dengan bilik mandi itulah disewakan kepada aku.
Suatu hari apabila aku pulang kerumah selepas selesai kuliah lebih kurang pukul 5pm, ku lihat Yaya sedang termenung, aku lihat mukanya masam saja. Lalu aku hampirinya dan duduk disebelahnya. Dia buat tak layan saja. Aku tanya dia, ‘apasal yaya masam aje ni ?’ yaya paling tengok aku tapi tak ada jawapan yang keluar dari mulutnya yang comel, aku cakap lagi,’ ni mesti ada problem dengan boy friend, kalau Yaya ada problem dengan boyfriend, Yaya cerita dengan abang (aku membahasakan diriku abang) mungkin abang boleh tolong’ Yaya diam, mukanya terus masam. ‘Okeylah Yaya, abang masuk bilik dulu dan ingat kalau masalah tu tak boleh diselesaikan, jumpalah orang yang berpengalaman macam abang ni’ sambil bangun berjalan menuju ke bilik aku dibahagian dapur.
Selepas buka pakaian, rasa mengantuk pulak, dengan hanya bertuala sahaja, aku baring dikatilku, tiba-tiba pintu diketuk dan dibuka, rupanya yaya yang datang. Yaya masuk tanpa dijemput dan duduk di birai katilku dengan mukanya yang masih masam. Aku yakin yang yaya ada masalah dan perlukan pertolongan, dari mukanya dapat aku rasakan yang Yaya susah nak ceritakan masalahnya. Tapi akhirnya setelah aku berjaya menyakinkan dia yang aku boleh tolong dia pun setuju untuk cerita. Masalahnya ialah selepas sekolah tengahari, dia pergi menonton wayang gambar, dalam pawagam boyfriendnya nak ringan-ringan dengan dia dan nak kiss mulutnya, tapi Yaya tak berikan, katanya ‘bukan Yaya tak nak kasi, tapi Yaya tak tahu macam mana nak buat’, lepas tu boyfriendnya merajuk dan diam sampai cerita tamat. Itulah yang merunsingkan Yaya.
Aku mendengar masalah Yaya dengan senyum manis, dalam fikiran aku dah ada perkara yang tak baik dengan Yaya, tambah pula bila tengok yaya masa tu hanya pakai baju T dengan seluar pendek. Aku melirik pada teteknya, nampak dah berbonjol tapi taklah besar sangat, pinggangnya ramping dan bontotnya lebar, mungkin ikut maknya yang besar bontotnya. Pahanya gebu dengan kulit yang putih sekali.
Aku mulai geram tegok yaya. Tiba-tiba yaya kata’ abang boleh tolong tak ni..Yaya tak tahu macam mana nak pujuk dia’. Aku tanya yaya ‘yaya sayangkan dia’ yaya tunduk kan mukanya dan berkata ‘ yaya sayang sangat dengan Lan’ rupanya boyfriend yaya namanya Lan, aku mula jual minyak, ‘kalau yaya sayangkan Lan, yaya mestilah beri apa yang Lan nak’ Yaya paling ke arah aku dengan matanya yang terbuka luas ‘ kan Yaya dah kata yaya tak tahu macam mana nak layan Lan’ .Aku menambah lagi, ‘kalau yaya nak tahu, abang boleh ajarkan yaya bagaimana caranya nak layan apa yang Lan nak dari yaya’ Yaya semakin ingin tahu dan bertanya ‘ apa yang abang nak ajarkan’ aku dengan selamba menjawab ‘abang akan ajarkan bagaimana nak kiss dan ringan-ringan’ lepas tu yaya tunduk sambil menutup mukanya dengan kedua belah tanganya dan berkata,’ tak nak lah bang.. yaya malu’ tapi nak berusaha lari atau keluar dari bilik aku, jadi aku rasa yaya memang nak suruh aku ajar dia dan bila dia dah pandai bolehlah dia berasmara dengan balak dia.
Aku semakin berani mengusap rambutnya yang yang separas bahu itu, dan kemudian memegang dagu yaya untuk menolehkan mukanya kearahku, aku lihat muka yaya dah merah, mungkin malu atau takut dengan guru barunya ini. Aku perintahkan yaya tutup mata dan membukakan mulutnya sedikit. Mukaku semakin dekat dengan yaya dan konekku dah naik , terasa terangkat tuala di bahagian konek aku, mengelembong dekat situ. Akhirnya bibirku dah bertemu dengan bibir yaya, dia diam saja aku teruskan mengucup bibirnya dan memasukkan lidahku dalam mulutnya, tarasa nafas yaya semakin laju tapi masih kaku. Aku berhenti dan menerangkan apa yang seharusnya yaya lakukan bila aku kiss dia, yaya nampaknya dah termakan umpan.. aku sambung balik, terus kiss dan ku rasa yaya dah mula bertindak balas, nafasnya makin laju, lidahnya juga sudah mula memasuki mulutku, aku asyik sekali dengan ciuman ini, konek aku dah mencanak naik.
Tangan ku tak boleh ditahan lagi, mula mengusap belakang tubuh yaya, tangan kanan menyelinap ke bahagian dada yaya yang berbukit itu, sampai di teteknya, aku elus dan usap perlahan -lahan, yaya mengerang perlahan dan melepaskan ciuman ..’ abang yaya geli..yaya takut..ahhhh..yaya malu’ usapan ku di teteknya semakin kuat, tangan kiri memeluk yaya dan mengusap belakangnya. Aku kembali mengucup bibir yaya dan dengan perlahan membaringkan yaya dikatilku. Sekarang yaya terbaring dikatilku dengan bibirku terus mengucup bibirnya dan tangan kananku mengusap teteknya. Yaya semakin kuat mengerang kecil, dah terasa nikmat barangkali. Mataku melirik ke jam di mejaku, sudah pukul 6pm dan masa ini Kak Nah sedang sibuk di gerainya dan akan pulang ke rumah bila tutup gerainya pukul 12 nanti dan Angah juga membantu ibunga dan biasanya akan pulang ke rumah pukul 9 malam nanti. Jadi aku masih ada banyak masa.
Aku melepaskan ciuman dan kulihat yaya terus memejamkan matanya dan menikmati usapan tanganku di teteknya, T-shirt yang dipakainya terselak sedikit menampakkan bahagian perutnya yang putih dan gebu, nafsu ku semakin gila, konekku semakin menegang. Aku masih lagi separuh tidur dengan tangan kiriku dibawah bahagian leher yaya dan tangan kananku terus mengusap teteknya. Kemudian ku masukkan tanganku ke dalam T-shirtnya dan mengusap perutnya sambil bibirku mencium lehernya ..aahhh…ahhh yaya terus merintih kecil bila tanganku sampai di bahagian teteknya, aku rasakan teteknya sudah agak besar dan mempuyai kulit yang halus serta putting yang menegang.
Aku tak tahan lagi lalu aku angkat baju yaya keatas, ingin ku liat betapa gebunya teteknya , kuperintahkan yaya buka bajunya, tanpa bantahan dan dengan mata yang terpejam yaya buka bajunya dan singlet kecil yang digunakan untuk menutup teteknya, aku tak tahan melihat tubuh yaya yang begitu putih dan gebu, ku arahkan bibirku ke arah teteknya dan bermain-main di puting dia, renggekan yaya makin kuat nafasnya makin tak karuan sambil tangan ku merayap kebahagian perutnya dan kemudian kebahagian kelangkangnya, terasa pantatnya, tak lama aku tangan ku bermain disitu, aku naikkan semula dan masukkan dalam seluarnya dan terus kedalam panties dia, sampai di pantatnya aku rasakan pantatnya dah berair, aku mainkan jariku di belahan pantatnya,,yaya semakin kuat merengek…uhhh abang geli bangg,,,yaya geli bang…jangan bang… jariku terus mencari bijinya dan bila jumpa bijinya terus aku mainkan bijinya..yaya makin kuat berbunyi dan bontonya terangkat keatas pehanya kuat mengepit tanganku.
Aku keluarkan tangan ku dari dalam seluar yaya, kemudian mengubah posisiku agar aku lagi bebas memainkan perananku, bibirku terus bergerak dari tetek ke bahagian perut sambil tanganku menarik seluar yaya kebawah. Aku perintahkan yaya mengangkat sedikt bontotnya untuk memudahkan ku melucutkan seluarnya, yaya lakukan tanpa bantahan dan dengan mata yang masih pejam. Sekarang sudah kulucutkan seluar yaya terus ..yaya bogel di hadapanku, aku angkat kepala untuk melihat tubuh yaya, nafsuku makin gila bila melihat tubuh bogel yaya dengan kulitnya yang putih bersih dan pantatnya yang belum ditumbuhi bulu, yang adapun seperti bulu roma ditanganku, menyedari aku melihat tubuh bogelnya, yaya malu dan menutup pantatnya dengan tangan.
Tapi pehanya tak dapat dikepit kerana posisiku sekarang berada diantara kedua kakinya yang berjuntai di katil, maknanya aku berdiri dengan mengunakan lututku. Aku pegang tangan yaya dan membawanya ke atas dan menundukkan mukaku ke arah pantatnya, yaya melihat dan berkata.. jangan bang..jangan..tapi aku tak peduli lagi dengan larangan yaya terus aku jilat pantatnya, dengan menggunakan lidahku, aku mainkan pada bijinya, yaya mengerang kuat dan memegang serta menarik rambutku, aku semakin lahap menjilat, kemudian aku buka pantatnya dengan menggunakan kedua tanganku yang melingkari pehanya, aku lihat bijinya masih merah jambu dan banyak cairan yang keluar dari lubang pantatnya, aku terus menjilat pantat yaya dan lidahku bermain di bijinya sampai satu ketika yaya mengejang tubuhnya, tahulah aku yang yaya hendak sampai puncaknya, rambut ku semakin kuat ditariknya.. ngeranganya makin kuat…uhhh abang ,,yaya geli…tak tahan bang…aku segera hentikan semua tindakanku dan melihat yaya dalam keadaan hampir sampai kemuncaknya.
Yaya mencengkam tanganku..dan membuka mata ..hairan rasanya kenapa aku berhenti tiba-tiba..dengan nada hairan yaya bertanya ‘ kenapa berhenti bang ?…lagilah bang yaya dah stim habis ni..aku menjawap dengan menipunya, yaya akan terus rasa begini dan semakin lama semakin hebat tapi tak boleh habis, tak boleh sampai klimaknya.. yaya hairan ..kenapa bang..aku beritahunya jika yaya nak sampai klimak mestilah dengan memasukkan kemaluan abang dalam kemaluan yaya.
Aku berdiri dan melucutkan tuala yang aku pakai, nampaklah batangku yang menegang macam kayu..ukuranya tak lah besar dan panjang, biasa saja. Tapi bagi yaya dia terkejut kerana baginya batangku cukup besar dan yaya berkata lagi..muatkah abang punya masuk dalam yaya punya. Aku dapat rasakan yang yaya memang teringin mencapai klimaknya, bermakna perangkap aku dah mengena. Aku menjawap mestilah muat tapi sakit sikit macam semut gigit sahaja, aku tanya lagi, yaya nak tak ?.. yaya memandang aku dan mengangguk dan kemudian berkata ini rahsia kita ya. Aku senyum mengangguk dan memegang batangku mengarahkanya ke lubang pantat yaya.
Aku geselkan kepala konek ku dekat bijinya, yaya mula pejam mata dan nafasnya kuat kembali, aku tekankan batangku kedalam lubang pantatnya, susah nya nak masuk, aku merungut dalam hati, aku tekan lagi masuk kepalanya saja, yaya dah mula mengerang uhhh..uhhh abang sedap..aku tekan lagi dengan agak kuat..masuk lagi tapi kali ini yaya buka matanya dan ..abang sakit bang ..yaya tak nak..bang sudah bang..sambil tanganya menolak-nolak perutku dan dadaku, aku ambil nafas dan kutekan sekuat-kuatnya..masuk hampir habis dan yaya mula menjerit…sakit bang..tolong bang..yaya tak nak bang…aku cium pipi yaya dengan harapan dapat menenangkanya..aku biarkan batangku dalam pantatnya. Pantatnya terlalu sempit dan aku rasakan kemutanya kuat sekali berdenyut-denyut batangku.
Akhirnya aku lihat yaya dah okey sikit dan pantatnya rasanya dah boleh menerima batangku, aku mula menggerak-gerakan batangku, tarik dan sorong. Yaya dah mula mendesah dan nafasnya mula laju. Pelan-pelan bang..sakit..kemudian aku rasakan pergerakan ku semakin licin dan yaya dah mula mengerang kembali ..aku tanya ..’sakit lagi..yaya jawap ‘sedap bang’. Tak lama kemudian tubuhnya mula mengejang dan tanganya mencengkam kuat belakangku, tahulah aku dia dah nak sampai, akhirnya yaya menjerit kuat ..bang…bang…ahhhh..ahhhh.. aku pun dah tak tahan lagi, tambah pula dapat pantat yang sempit begini, aku semakin laju menyorong dan menarik dan kurasakan air maniku dah bergerak ke kepala..cepet-cepat ku tarik batang ku keluar dari pantat yaya dan terpancutlah maniku ..creet…creet …creett habis dibahagian pantatnya, perutnya dan kusapukan air maniku ke dadanya.
Yaya dah terkulai keletihan..aku lihat di pantatnya ada cecair maninya mengalir bercampur darah daranya . Aku tersenyum puas mengenangkan yaya yang akhirnya menyerahkan kegadisanya kepadaku akibat dari sayangkan boyfriendnya dan kebodohanya mengenai seks.
Semenjak dari peristiwa itu aku sering melakukan hubungan seks dengan yaya yang baru berusia 14 tahun. Dan yaya makin jarang membantu ibunya di gerai sebaliknya lebih senang menggentel batangku di rumahnya.
Video Lucah : Abang Askar - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Aku terjaga dari tidur apabila terasa bibir aku dicium dengan rakus.
"Man... burit kakak rasa gatai....miang sangat-sangat, jomlah kongkek...."
Perlahan-lahan aku membuka mata.
Seorang wanita cantik berusia 25 tahun, iaitu 9 tahun lebih tua dariku,
sedang asyik mencium bibirku. Aku turut tercium haruman wangi dari tubuhnya.
Mungkin baru lepas mandi.
"Mama dengan abah dah pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana. Kita boleh
berpesta 2 hari 1 malam di rumah. ", kata wanita cantik itu sambil
melancapkan kote aku.
Tiba-tiba kedengaran suara seorang bayi menangis. Disisi aku terlentang anak
saudara aku yang berusia 6 bulan. Wanita cantik itu segera menanggalkan
terus tuala yang dipakainya. Bertelanjang bulat dihadapanku, dan terus
memasukkan puting tetek kirinya yang coklat kehitaman ke dalam mulut
anaknya.
"Kakak.... Man pun nak hisap tetek kakak", kataku sambil memicit-micit
puting tetek kanan Kak Ina sehingga keluar air susu dari puting tetek Kak
Ina.
"Kesianyaaaa.... adik pun dah lama tak dapat tetek kakak, kakak bagi baby
minum dulu, lepas tu adik lepas rindu puas-puas kat tetek kakak....
Sementara tu adik main-main dulu dengan burit kakak yer..... burit kakak
rasa gatai" pujuk kakakku dengan suaranya yang lunak dan manja.
Kak Ina mula tinggal bersama kami kembali, semenjak suami kak ina meninggal
ketika Kak Ina mengandung. Dan semenjak itu hubungan kami mulai intim.
Segala-galanya bermula daripada tindakanku yang suka meraba dan melihat puki
kakakku. Dah banyak kali aku meraba dan melihat puki Kak Ina. Kak Ina jenis
tidur mati. Boleh dikatakan dia tak sedar langsung apa yang berlaku pada
diri dia ketika dia tidur.
Bilik aku dan bilik Kak Ina bersebelahan dan berkongsi satu bilik mandi.
Jadi aku boleh ke bilik dia melalui bilik mandi. Mudahlah aku masuk ke
biliknya.
Pada suatu hari Kak Ina cuma tidur dengan berkemban kain batik saja. Aku
menyelak kain batik dia hingga ke pinggang. Kak Ina tak pakai seluar dalam.
Puki dia terus terdedah.
Selepas itu aku meleraikan ikatan kain batik di dada dia. Menarik kain batik
dia hingga ke pinggang dia. Ketika itu kain batik dia cuma berada di
bahagian pinggang . Bahagian lain semuanya terdedah.
Aku duduk disisi katil. Perlahan-lahan aku buka kaki dia sedikit demi
sedikit sehingga agak luas, supaya boleh melihat lebih jelas puki dia. Aku
buka bibir pantat dia supaya aku boleh melihat isi di dalam bibir pantat
dia.
Terkejut beruk aku apabila tiba-tiba Kak Ina bangun dari tidur dan terus
berdiri ketika aku raba puki dia. Matilah aku..... mak abah akan tahu.
Kak Ina memakai semula kain batik dia. Terus masuk bilik air. Mungkin sebab
nak kencing. Dia langsung tidak mempedulikan aku yang berada di sisinya.
Kemudian dia terus masuk semula ke bilik tidur dan sambung tidur.
Aku jadi serba salah. Nak raba atau tidak selepas itu. Akhirnya aku sambung
tidur. Keesokan harinya, Kak Ina berkelakuan selamba saja. Seolah-olah tak
ada apa yang berlaku.
Hari demi hari, nafsu aku meronta. Aku tak tahan. Aku kembali meraba.
Takut-takut juga kalau kali ini Kak Ina tersedar dan terus naik angin.
Tetapi macam biasa Kak Ina tidur lena tak sedarkan diri.
Selepas puas meraba, aku masuk semula ke bilik aku dan terus tidur. Beberapa
ketika selepas aku tidur, tiba-tiba Kak Ina menggerakkan aku.
"Man,... celah punggung kakak rasa gatai. Tolong tengok apa punca." Kak Ina
membuka lampu bilikku. Kak Ina dengan selamba menyelak pesak seluar dalam
dan membuka celah punggung dia.
Aku bermimpikah?? Kak Ina menunjukkan lubang punggung dia di depan aku.
"Hoi!!! Mengigau apa ni?", Kak Ina menampar kepala aku.
"Tak der apa-apa. Cuma teringat kali pertama kita kongkek dulu"
"Kenapa? Nak check semut kat celah punggung kakak?"
"Tak... tak der apa-apa. Cuma teringat saja" kataku sambil mula mengusap
puki Kak Ina. Semakin diusap semakin mengembang kelopak puki dan bijik
kelentit dia.
Sekejap saja dah mula basah puki dia. Puki Kak Ina memang cepat terangsang.
Air mazi dia pula cukup banyak setiap kali keluar. Dalam beberapa minit saja
jari-jari aku habis basah dengan air mazi dia.
Sesekali Kak Ina menjeling manja ke arahku. Dia perempuan tercantik bagi
aku. Segala-galanya begitu sempurna. Dari rupa paras hinggalah kepada tubuh
badan.
Sawo matang kulitnya tetapi begitu gebu dan cantik sekali kulitnya. Agak
kurus dan tinggi tetapi buah dada dan punggungnya montok berisi. Kak Ina
meletakkan anaknya di atas katil setelah anaknya tidur semula.
Selepas itu aku terus menerkam dia. Kak Ina terus kangkang kaki seluas yang
boleh apabila aku menghala kote aku ke arah puki dia. Aku merodok terus kote
aku ke dalam lubang puki Kak Ina yang sudah sedia ternganga.
Kira-kira lima minit kemudian.....Creettt.... cretttt....... Aku terus
pancut ke dalam pantat dia. Aku terasa puki dia menyedut kote aku ketika aku
pancut. Menyedut keluar ke semua air mani aku ke dalam lubang faraj dia.
Selepas itu aku cuba menarik keluar kote aku.
"Heyyyy!!! Jangan tarik kote keluar lagi, sekejap saja lagi baru kakak
puas....", Kak Ina melarang aku menarik keluar kote aku.
Tak perlu tunggu lama, selalunya dalam 5 atau 6 minit Kak Ina akan sampai
kemuncaknya. Selepas Kak Ina puas barulah aku cabut keluar kote aku.
"Tunggu sini, sekejap lagi, kita kongkek lagi. Kakak nak kencing", kata Kak
Ina sambil berdiri.
"Man nak tengok kakak kencing.....", balasku.
"Adik tak pernah tengok perempuan kencing? "
"Tak..tak pernah"
“Adik tak pernah cuba intai kakak kencing masa kakak dalam bilik air?” tanya
Kak Ina.
“Tak..”
"Apasal tak intai? Ikut kakak masuk bilik air", kata Kak Ina
"Ok, jugak,... selama ni pun cuma tengok lubang kencing kakak saja... Nak
tengok juga macam mana air kencing kakak keluar", kataku sambil cuba
mengelap saki baki air mani aku yang melimpah keluar dari lubang puki Kak
Ina kerana dia sedang berdiri ketika itu.
"Jomlah cepat... Kakak dah nak terkencing ni...", Kak Ina segera menarik
tangan aku.
Di dalam bilik air, Kak Ina berdiri sambil menghala kelangkang dia ke arah
mangkuk tandas. Aku membuka bibir kemaluan dan kelopak puki dia sehingga
kelihatan lubang kencing dia.
Selepas itu air kencingnya yang entah ditahan berapa lama, menyembur keluar
dari lubang kencingnya.
Selesai kencing, Kak Ina mencangkung. Aku mengorek keluar air mani aku yang
masih bertakung di dalam lubang pukinya. Membersihkan pukinya.
"Kak Ina.... mama dengan abah pergi mana?", tiba-tiba aku terdengar suara
Kak Zila.
"Pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana." kata Kak Ina sambil bangun berdiri.
Aku mengeringkan puki Kak Ina dengan tuala. Kak Ina kangkang sedikit kakinya
untuk memudahkan aku mengeringkan pukinya.
Selepas itu Kak Ina beredar keluar dari bilik mandi.
Aku melihat Kak Zila berkemban dengan tuala di tepi pintu. Kak Zila terus
masuk ke dalam bilik air.
"Man,.. man tutuh Kak Zila. Cepat sikit. Kakak nak mandi kejap lagi", kata
Kak Zila, sambil membogelkan terus badan dia dengan menanggalkan kain
tualanya.
"Baru saja tutuh Kak Ina.. tak boleh nak keras ni..."
"Tak payah tunggu keras lah, Man jolok saja butuh Man dalam burit kakak.
Cepatlah.. kakak nak mandi nak pergi kerja ni..."
Kak Zila tinggi lampai, lebih tinggi dari aku. Jadi mudah bagi aku untuk
jolok kote aku ke dalam lubang puki Kak Zila sambil kami berdiri.
"Hoi!!!... Raba-rabalah sama badan kakak, takkan nak kaku macam ni saja.
Bila masa kakak nak puas macam ni...", rungut Kak Zila.
Aku pun mula meraba-raba punggung dan tetek dia.
"Kak Zila, Man nak tengok kakak kencing"
"Huh... ada hobi baru pulak"
"Tadi Man tengok Kak Ina kencing,..."
"Oh... gitu,... Jadi.. Man nak tengok Kak Zila pula kencing yer?" tanya Kak
Zila, sambil mula mengemut-ngemut lubang puki dia.
"Yer....", jawabku.
"Tak senonoh!!!", jerkah Kak Zila sambil lubang puki dia tak henti-henti
mengemut-ngemut kote aku berulang kali.
"Sorry... sorry... saja tanya, kalau tak boleh tak apa....tak tengok pun tak
apa"
"Habis tu... kalau dia berak pun kau nak tengok juga?"
"Errr..... tak...."
"Kakak tak rasa nak kencing,... lain kali jerlah sayang tengok kakak
kencing", kata Kak Zila tersenyum sambil mengenyit mata. Kedua-dua tangannya
mencubit kedua-dua pipi aku. Huh... Kak Zila selalu permainkan aku....
"Man.... pagi ni sejuk sangatla... kejap lagi turun kat ruang tamu.... tutuh
kakak..." tiba-tiba saja Kak Ina muncul di tepi pintu.
"Ya....", jawabku lemah. Boleh mampus aku macam ni.....
Sepanjang hari ini hujan turun dengan lebat. Aku rasa malas nak keluar.
Lagipun aku tak nak tinggalkan Kak Ina kesunyian seorang diri di rumah.
Aku rasa enak betul dapat memeluk kakakku dalam suasana yang dingin begini.
Aku tidur tertiarap di atas Kak Ina. Kami berdua bertelanjang bulat.
Langsung tak berpakaian semenjak pagi tadi.
Kote aku masih lagi berkubang dalam lubang puk i Kak Ina. Selalunya itulah
yang kami lakukan. Membiarkan kote aku berada di dalam lubang puki selama
yang boleh.
Rasanya dekat 1 jam dah aku tertidur dalam pelukan Kak Ina. Aku menatap
wajah Kak Ina. Cantik betul. Hidung mancung dengan bibir yang merah mulus.
Pipinya lembut. Kadang-kadang dia kelihatan seperti budak belasan tahun.
Aku mencium pipi, hidung, bibir dia berulang kali. Seronok betul ada kakak
macam Kak Ina.
Aku menatap tetek dia. Bulat montok berisi susu. Aku membelai puting tetek
dia. Tak
perlu menunggu lama. Seketika saja puting teteknya menonjol hampir sepanjang
satu ruas jari. Kak Ina masih lagi tidur dengan nyenyak.
Cruutttt..... cruutttt.... Aku menghisap puting tetek Kak Ina. Aku menelan
air susu yang terkeluar dari puting teteknya.
Kak Ina mengeliat. Dia membuka mata seketika. Apabila dia melihat aku
menghisap puting teteknya, dia merangkul aku. Kemudian menutup matanya
semula. Sambung tidur agaknya.
Perlahan-lahan kote aku yang masih berkubang di dalam puki Kak Ina mengeras.
Aku
mula melocok batang aku. Sambil itu aku berterusan menghisap keluar air susu
dari puting tetek Kak Ina dan menelan air susu dia.
Selepas memancutkan mani aku ke dalam lubang puki Kak Ina, aku kembali
tertiarap di atas tubuh Kak Ina. Kalau boleh aku ingin tubuh bogel aku dan
tubuh bogel Kak Ina melekap buat selama-lamanya. Terasa begitu enak sekali.
Kehangatan tubuhnya terasa begitu nyaman sekali.
Di sebelah malam aku tak berpeluang menjamah tubuh Kak Ina. Dia sibuk
melayan bayinya yang agak kurang sihat. Aku pun tak mahu menyusahkan dia.
Apa-apa yang aku boleh tolong dia, aku tolong.
"Man... dah mandi belum?", tiba-tiba saja muncul Kak Zila. Dia baru balik
kerja.
"Belum lagi"
"Kalau begitu, teman kakak mandi..."
Nampaknya malam ni kena layan Kak Zila lah pula.
Hubungan aku dengan Kak Zila bermula selepas dia terlihat aku sedang kongkek
Kak Ina beberapa minggu yang lepas.
Di dalam bilik air aku membersihkan tubuh badan Kak Zila. Kak Zila berusia
21 tahun. Kerja sebagai operator kilang. Hari ini dan esok giliran dia kerja
petang hingga lewat malam.
Kak Zila memang cantik orangnya walaupun tak secantik Kak Ina. Kulit dia
putih bersih dengan puting tetek merah jambu.
Di dalam bilik air, aku membersihkan seluruh tubuh dia hinggalah termasuk
puki dan celah punggung dia.
"Man... cukur bulu burit kakak. Dah mula berserabut bulu burit kakak..."
kata Kak Zila sambil menyerahkan pisau cukur kepadaku.
"Lumur sabun dulu pada burit kakak. Senang sikit nak cukur bila licin", arah
Kak Zila.
Kali pertama aku mencukur bulu puki Kak Zila. Aku cuba mencukur bulu puki
Kak Zila sehati-hati yang boleh, supaya tak terluka.
Kak Zila pula kelihatan yakin terhadap aku. Kak Zila berdiri sambil membuka
sedikit kaki dia untuk memudahkan aku mencukur. Aku turut mencukur sedikit
bulu yang berada di celah punggung Kak Zila.
Selepas selesai Kak Zila duduk mencangkung dan menyuruh aku membersihkan
puki dan celah punggungnya dengan air.
Nampak comel puki Kak Zila tanpa bulu. Aku membuka bibir puki Kak Zila. Aku
menatap puki dia.
“Nak tengok kakak kencing?”, Kak Zila bertanya kepadaku.
“Nak tengok.. Man nak tengok” jawabku dengan gembira.
Air kencing Kak Zila terus terpancut di depanku. Aku melihat tanpa rasa
jijik sedikitpun malah seronok melihat Kak Zila sedang kencing. Selepas itu
aku membersihkan puki dia.
"Dahlah tu...dah bersih dah tu. Lain kali Man tengok kakak kencing lagi.
Kita masuk dalam bilik pulak... Lepas tu Man belek puas- puas burit kakak
yer…", kata Kak Zila.
Aku mengeringkan tubuh aku dan tubuh Kak Zila dengan tuala. Selepas itu Kak
Zila terus masuk ke dalam bilik. Kak Zila terus berbaring di atas katil.
"Ok. Sambung tengok burit kakak", kata Kak Zila sambil terus kangkang
kakinya. Bibir puki dia ternganga terus.
Aku melutut antara dua kaki dia. Aku raba dan belek puki dia. Menjolok jari
aku ke dalam lubang puki dia. Mengorek-ngorek lubang puki dia.
Aku melihat ke dalam lubang faraj Kak Zila. Kelihatan basah dengan air dan
berlendir. Sekali-sekala kelihatan otot-otot faraj dia terkemut-kemut.
Aku berterusan mengorek hingga habis basah jari aku dengan air pukinya.
Selepas itu aku menolak tubuh Kak Zila hingga mengiring.
Aku buka celah punggung Kak Zila. Aku tengok lubang punggung dia yang merah
gelap itu. Aku usap lembut dan geletek lubang punggung Kak Zila. Kak Zila
suka aku geletek lubang punggung dia. Sekali sekala kelihatan terkemut-kemut
lubang punggung dia menahan geli.
Aku tak tahan dah. Terus telentangkan semula tubuh Kak Zila. Aku kangkang
kaki dia luas-luas.
"Hoii... berapa punya luas nak kangkang. Kakak dah tak mampu nak terkangkang
ni.." kata Kak Zila. Ternganga luas bibir puki Kak Zila. Nampak pelbagai isi
yang kemerahan di celah puki dia.
Aku terus masukkan kot e aku ke dalam lubang pukinya. Kak Zila cuma melihat.
Selepas seluruh batang kote aku masuk ke dalam lubang pukinya, Kak Zila
merangkul aku.
Kak Zila menjelir lidahnya. Memasukkan lidahnya ke dalam mulut aku. Aku mula
mengulum dan menghisap lidah Kak Zila sehingga puas.
"Hisap tetek kakak", arah Kak Zila selepas aku puas menelan air liur dia.
Aku menghisap beberapa kali hingga puting tetek Kak Zila tersembul keras.
Dalam masa yang sama kote aku berasa lubang puki Kak Zila semakin basah.
Aku melocok kote aku. Nafas Kak Zila tersekat-sekat. Dia menikmati apa yang
aku lakukan. Kak Zila mengemut-ngemut kote aku dengan kuat menyebabkan kote
aku terasa terlalu geli.
"Kak.... jangan kemut kuat nanti Man terpancut...."
"Pancut jerlah.... apa masalahnya?", tanya Kak Zila
"Nanti kakak tak puas tak main lama", kataku.
"Biar jer kote Man dalam burit kakak lepas pancut. Lama-lama nanti kakak
puas la.. ", kata Kak Zila.
Aku tak tahan. Aku terus melepaskan air mani aku ke dalam lubang puki Kak
Zila. Sepanjang malam tu aku tidur bersama Kak Zila.
Kami tidur mengiring sambil berpelukan. Aku membiarkan saja kote aku
berkubang sepanjang malam di dalam lubang puki Kak Zila.
"Hoiii.... bangunlah.... asyik korang jer kongkek. Kak Ina pun nak kongkek
juga", Kak Ina mengejutkan kami dari tidur.
Aku dengan Kak Zila mengeliat. Aku melihat Kak Ina duduk di sisi katil. Kak
Ina bertelanjang bulat.
"Giliran Kak Ina pula kongkek dengan Man. Petang ni mama ngan abah dah nak
balik", tambah Kak Ina lagi.
"Pukul berapa sekarang?" tanya Kak Zila.
"Dah dekat pukul dua", jawab Kak Ina.
"Hahhh!! Aku kerja pukul tiga.... Apasal Kak Ina tak kejutkan Zila!". Kak
Zila terus meluru ke bilik mandi.
Aku hanya terbaring di atas katil. Kak Ina mencangkung di atas aku dan
menggesel-gesel puki dia pada kote aku. Aku memegang ke dua-dua ketul tetek
Kak Ina. Memicit-micit puting tetek hingga terkeluar sedikit susu dia.
"Jom kita pergi kat ruang tamu", ajak Kak Ina.
Aku menurut saja. Sebenarnya, Kak Ina tak begitu gemar kongkek di atas
katil. Dia lebih suka buat di ruang tamu, atas lantai ataupun sambil
berdiri.
Di ruang tamu, Kak Ina menyerongkong di atas lantai. Punggungnya ditonggek
hingga celah punggungnya merekah sehingga menampakkan lubang punggungnya.
Nampak comel lubang punggung Kak Ina.
Aku meramas punggung Kak Ina sambil sekali sekala mengusap lubang punggung
Kak Ina.
"Hoii!!!... Cepatlah kongkek! Macamlah tak pernah tengok lubang punggung
kakak. Lepas kongkek kakak sambung tengok balik...", rungut Kak Ina.
Aku segera memasukkan kote aku ke dalam lubang puki dia. Kak Ina terus
mengemut-ngemut lubang puki dia. Enak betul puki Kak Ina. Kak Ina
betul-betul pandai melayan kote aku.
Aku melocok kote aku. Kak Ina mengerang nikmat sekali sekala. Terasa semakin
berlendir dan basah kote aku.
Lubang puki Kak Ina seolah-olah menyedut kote aku menyebabkan kadang-kadang
terasa susah sikit untuk melocok kote aku. Tiba-tiba terasa telur aku
diusap-usap. Tapi bukan Kak Ina yang usap.
"Ok.. bye.. nak pergi kerja dah ni...", tiba-tiba Kak Zila muncul di ruang
tamu sambil mengusap kote aku.
"Ok...bye", kataku.
"Ok. Hati-hati. Jangan lupa beli ubat", Kak Ina ingatkan Kak Zila supaya
beli pil perancang.
"Ok", jawab Kak Zila, Aku melepaskan air mani aku sepuas-puasnya ke dalam
lubang puki Kak Ina. Lubang puki Kak Ina pula menyedut kote aku
sekuat-kuatnya. Sehingga aku terasa seolah-olah habis air mani aku disedut
keluar.
Terasa begitu menikmatkan lebih-lebih lagi Kak Zila membelai-belai telur aku
ketika itu. Kemudian Kak Zila melepaskan telur aku dan menuju ke pintu
keluar rumah.
Aku dan Kak Ina meneruskan aktiviti kami sehinggalah abah dan mama balik ke
rumah pada petang itu.
Video Lucah : Janda Manja - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Video Lucah : Bila Berduaan Di Dalam Bilik - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah
Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek
Nama aku Razlan. Tinggi aku lebih kurang 171 cm dan berat badan aku lebih kurang 70 kg. Kira aku ni tinggi la juga orangnya, tapi kulit aku gelap sikit, ala-ala mamak sikit. 'Batang nikmat' aku boleh tahan juga saiznya, panjangnya ada la hampir-hampir 6 inci dan ukur lilitnya ada la lebih kurang 4 inci. Untuk orang Asia, aku punya saiz tu kira canggih la juga kan.
Aku ni ada satu minat yang lain sikit dari lelaki-lelaki lain yang sebaya aku. Aku minat sangat-sangat kat wanita-wanita yang berusia dalam lingkungan 30-an dan awal 40-an, lebih-lebih lagi golongan-golongan janda yang fizikalnya masih mantap lagi. Contoh kategori wanita yang menjadi minat aku ni ialah salah seorang aktress Malaysia iaitu Rosnah Johari. Selama ini aku memang selalu sangat aku melancap sambil merenung gambar-gambar Rosnah Johari dan berangankan adegan-adegan seks aku dengan dia.
OK la, melalui ruangan ini aku nak menceritakan pengalaman aku lebih kurang 6 tahun yang lepas bersama dengan seorang janda cantik yang beranak dua dan berumur lebih kurang 35 tahun pada waktu itu. Aku panggilnya dengan nama Kak Ros sahaja.
Kak Ros ni nampak bersopan bila keluar dari rumah dan tak nampak langsung ciri-ciri seorang yang gatal atau miang walaupun dia dah lama menjanda. Kak Ros selalunya berbaju kurung dan bertudung bila keluar bekerja dan masih tetap bertudung pada waktu-waktu biasa. Orangnya kurus dan tinggi, sama separas telinga aku. Kulitnya putih, halus dan gebu sekali. Teteknya sederhana besar namun sentiasa kelihatan menonjol kerana cara jalan Kak Ros yang sedikit mendada.
Pinggang Kak Ros ramping dan punggungnya bulat montok dan sedikit tonggek. Wajahnya cantik tanpa ada sebintik jerawat pun, ada mirip-mirip aktress idaman aku iaitu Rosnah Johari, itu yang buat aku syok sangat dapat berkenalan dengan Kak Ros ni. Kalau sesiapa yang tak mengenali Kak Ros pasti akan mengatakan yang Kak Ros ni berusia dalam lingkungan 20-an. Pandai sungguh Kak Ros ni menjaga kecantikan tubuh badannya dan itulah yang buat aku cukup-cukup stim setiap kali berjumpa dengan Kak Ros.
Kak Ros sudah bercerai lebih kurang 3 tahun sewaktu aku baru mula mengenalinya. Kedua-dua anaknya tinggal di kampung, dijaga oleh kedua orang tua Kak Ros. Kak Ros bekerja di sebuah bank di kawasan Subang Jaya. Dia tinggal pun di sebuah apartment yang dimilikinya sendiri di kawasan yang sama. Kebetulan pula aku juga tinggal menyewa sebuah bilik utama di sebuah rumah teres di kawasan Subang Jaya. Jadi, senang la aku bertemu dengan Kak Ros selalu.
Selama perkenalan kami berdua, Kak Ros cukup sporting dan mesra dengan aku. Pergaulan kami berdua kadangkala aku rasakan bagai sepasang kekasih, cuma kami tak pernah mengucapkan kata-kata cinta sahaja. Usik-mengusik, cubit-mencubit sudah jadi perkara biasa bagi kami berdua, cuma usikan-usikan dan perbualan kami masih tetap terbatas lagi waktu itu. Aku pun sebenarnya takut-takut juga nak bergurau lebih-lebih, takut apa yang aku idam dan hajatkan daripada Kak Ros nanti tidak kesampaian.
Kalau kami berdua menaiki motosikal aku, Kak Ros pastinya akan memeluk aku ketika membonceng. Itulah yang buat aku seronok sangat bila dapat memboncengkan Kak Ros di atas motosikal aku. Apatah lagi dengan keadaan yang seperti itu pastinya tetek Kak Ros yang selama itu menjadi kegeraman aku pasti akan melekap kuat dan mesra di belakang badan aku. Itu yang buat 'batang nikmat' aku sentiasa menegang keras dan terseksa hebat di dalam seluar aku. Kadangkala tu rasanya macam tak nak turun dari motor je.
Kak Ros seperti tidak kisah langsung dengan perbuatannya dan itu yang buat aku bertambah seronok dengan Kak Ros. Samada Kak Ros jenis yang memang tak rasa apa apabila berkeadaan seperti itu dengan seorang yang berpangkat adik kepadanya ataupun sememangnya dia sendiri menikmati keadaan yang seperti itu, aku sendiri tak berapa pasti. Yang aku pasti memang aku cukup suka dengan keadaan itu.
Selepas lebih kurang dua bulan hubungan kami terjalin, maka terjadilah satu peristiwa yang selama ini amat-amat aku hajatkan daripada Kak Ros. Pada suatu pagi hari Sabtu iaitu hari cuti aku, lebih kurang pada pukul 7 pagi, aku mendapat panggilan telefon dari Kak Ros. Oleh kerana pada telefon bimbit aku terpapar nama Kak Ros, maka aku dengan senang hati menjawab panggilan tersebut walaupun sebenarnya aku masih lagi sedap diselimuti mimpi. Kalau orang lain yang telefon aku, jangan harap la aku akan menjawabnya.
Melalui telefon, Kak Ros memohon maaf kerana mengganggu aku pagi-pagi hari. Dia katakan kepada aku yang dia tengah bosan dan mahu mengajak aku keluar bersarapan pagi serta meminta aku mengambilnya dengan motosikal aku. Aku pun bersetuju dan meminta masa sedikit untuk mandi terlebih dahulu. Siap mandi, aku terus keluar menuju ke apartment Kak Ros untuk mengambilnya.
Seperti biasa, Kak Ros sudah sedia menunggu aku di luar pagar kawasan apartmentnya. Pagi itu Kak Ros bertudung putih, memakai kemeja putih dan seluar yang berkain lembut. Dengan wangian yang menaikkan nafsu syahwat aku, Kak Ros begitu mempesonakan aku. Tanpa banyak bicara, Kak Ros terus membonceng motosikal aku dan kami terus ke sebuah gerai mamak untuk menikmati sarapan pagi.
Selesai sarapan Kak Ros bertanya kepada aku, "Hari ni Razlan ada planning nak keluar kemana-mana ke?"
"Tak ada, rasa-rasanya nak lepak kat bilik je, Kak Ros ada nak ke mana-mana ke?" Soal aku semula kepada Kak Ros.
"Tak ada juga, tak taulah apa yang Kak Ros nak buat hari ni." Kak Ros seolah merungut.
"Kalau macam tu, lepak kat bilik sewa Razlan je la." Aku beranikan diri mempelawa Kak Ros.
"Kalau tak jadi masaalah pada Razlan, boleh juga rasanya. Balik rumah Kak Ros pun tak ada apa yang nak dibuat."
Walaupun sedikit terperanjat dengan ajak-ajak ayam aku, namun jawapan Kak Ros benar-benar menggembirakan aku zahir dan batin.
Selesai membayar harga sarapan, kami pun terus menuju ke bilik sewa aku. Waktu ketika itu lebih kurang pukul 10 pagi dan cuaca masih lagi sejuk sebab malam tadi hujan sangat lebat. Sampai ke rumah, aku terus mengajak Kak Ros ke bilik sewa aku kerana sememangnya ruang tamu rumah tersebut kosong dan tiada tempat untuk tetamu duduk-duduk. Ketika itu penghuni bilik-bilik lain masih lagi tidur. Kak Ros seperti biasa saja aku lihat, tak ada rasa takut untuk mengikut seorang lelaki hingga ke bilik sewanya. Aku pulak dari tadi tak senang duduk rasanya sebab batang nikmat aku menanduk-nanduk keras ke arah seluar aku menandakan bahawa dia tengah terdesak untuk mencari sarungnya.
"Pandai Razlan kemas bilik, macam bilik orang kahwin." Komen Kak Ros setelah melihat bilik tidur aku tersusun kemas dengan set bilik tidur murah yang aku beli setahun yang lepas. Segala peralatan audio, TV dan peti ais aku letakkan dalam bilik sebab bilik sewa aku besar dan selesa. Disebabkan bilik aku adalah bilik tidur utama, maka bilik air juga ada terdapat di dalam bilik aku.
Kak Ros duduk di tepi katil aku dan aku terus memasang siaran TV. Aku memohon kepada Kak Ros untuk ke tandas sebentar bagi melepaskan hajat aku. Kak Ros hanya tersenyum seraya mengangguk. Aku tanggalkan seluar aku dan mengenakan tuala mandi ke badan aku. Semasa itu aku merasakan Kak Ros ada menjeling-jeling ke arah aku semasa aku menanggalkan seluar.
Dalam bilik air, aku duduk di atas mangkuk jamban dalam keadaan berbogel. Aku benar-benar tak tahan dengan gelora nafsu aku terhadap Kak Ros. Masih lagi terasa-rasa akan tetek Kak Ros yang melekap mesra di bahagian belakang badan aku dan juga bau aroma yang harum semerbak yang dipakai oleh Kak Ros pagi ini. Ditambah pula kehadiran Kak Ros ke dalam bilik sewa aku, menambahkan lagi nafsu syahwat dan fikiran-fikiran jahat aku terhadap Kak Ros.
Perlahan-lahan tangan kiri aku menggoncangkan 'batang nikmat' aku sementara tangan kanan aku memegang sebatang rokok yang telah aku nyalakan tadi. Sambil memejamkan mata, aku berangan-angan mengadakan hubungan seks dengan Kak Ros di dalam bilik tidur aku ini. Tangan kiri aku masih lagi menggenggam sambil menghayun perlahan-lahan dengan irama yang sama kepada batang nikmat aku. Beberapa minit kemudian batang nikmat aku memuntahkan air nikmatnya. Aku puas, berehat seketika dan terus membasuh batang nikmat aku.
Oleh kerana aku merasakan bahawa peluang untuk aku menikmati tubuh Kak Ros yang menjadi idaman aku selama ini adalah 75 peratus, maka aku menggosok gigi terlebih dahulu sebab tak mahu mulut aku berbau busuk akibat merokok ketika melakukan ciuman mulut dan usapan-usapan lidah dengan Kak Ros nanti.
Keluar dari bilik air, aku lihat Kak Ros sedang duduk bersimpuh di atas katil aku sambil membaca surat khabar yang aku beli tadi dengan kini kain tudungnya telah dibuka. Aku terpesona dengan kejelitaan Kak Ros yang tanpa tudung itu di depan mata aku. Inilah pertama kali aku lihat Kak Ros tanpa tudungnya dan aku lihat Kak Ros mempunyai rambut yang sangat cantik, lebat, hitam dan lurus serta panjangnya hanya separas bahu sahaja.
Dengan keadaan sedang bersimpuh itu, aku melihat sebuah pemandangan indah daripada kecantikan dan keghairahan rupa tubuh badan yang dipamerkan oleh Kak Ros. Indah.. Memang indah, Kak Ros memang indah pada pagi itu. Aku terpaku seketika menatapi keindahan tersebut, Kak Ros terlalu mempersonakan mata aku.
"Kenapa Razlan pandang Kak Ros macam tu, ada apa yang tak kena ke?" Soal Kak Ros tersenyum sambil menyelak sedikit rambutnya. Aku merasakan bahawa Kak Ros seperti cuba menggoda aku, mungkin.
"Tak ada apa yang tak kena. Cuma Kak Ros nampak mengancam dan menggoda sangat pagi ni."
Kak Ros tertawa kecil mendengarkan jawapan aku. Aku mengambil seluar pendek aku yang tergantung di dinding pintu. Aku menyarungkan seluar pendek sahaja kerana aku rasa Kak Ros seperti mahu berada lama di dalam bilik sewa aku ini.
Kak Ros tersenyum kepada aku. Manis sungguh senyuman Kak Ros aku rasakan. Senyuman yang aku bayangkan seolah-olah mengharapkan sesuatu daripada aku. Kemudian, aku memberanikan diri untuk duduk bersebelahan Kak Ros di atas katil. Di atas katil, aku bersila sambil dengan agak sengaja aku menggeselkan peha aku sedikit ke tepi pehanya. Kak Ros hanya menjeling tersenyum kepada aku dan tiada sebarang bantahan daripada Kak Ros atas perbuatan aku itu.
Kini dengan kedudukan aku yang betul-betul rapat dengan Kak Ros membolehkan aku mencium bau aroma tubuh badannya yang begitu harum dan benar-benar menggoda nafsu jantan aku. Rasa-rasanya seperti mahu saja aku menerkam dan menggomol tubuh Kak Ros ketika itu juga. Tetapi aku ni bukan jenis lelaki gopoh dan gelojoh. Aku lebih suka menikmati seks secara perlahan-lahan sebab aku mahu pasangan aku turut sama menikmati permainan seks kami, namun teknik dan gaya aku suka yang berbagai-bagai. Aku tak suka yang ganas-ganas sangat sebab aku rasa tak puas seperti itu dan lagipun kalau aku buat cara itu, cepat sangat air nikmat aku terpancut. Jadi, biar lambat asal nikmat.
Kini, kecantikan, kehalusan dan keghairahan tubuh serta wajah Kak Ros sudah betul-betul berada dekat di depan mata aku. Secara otomatiknya, batang nikmat aku yang baru sebentar tadi menghamburkan air nikmatnya, kini memacak tegak kembali. Kak Ros berhenti membaca akhbar dan dilipat serta diletakkan di atas meja kecil yang terletak bersebelahan katil aku.
Kak Ros tetap tersenyum kepada aku seraya bersuara manja, "Kita lepak kat sini lama sikit ye Razlan, hilangkan rasa bosan Kak Ros, borak-borak dengan Kak Ros."
Aku tersenyum menerima ajakan Kak Ros yang kini semakin menggoda dan sememangnya inilah yang aku hajatkan dari Kak Ros selama ini.
biar lambat asal nikmat, Cerita sex biar lambat asal nikmat, kak ros lucah, gelora batin, biar lambat asal nikmat 5, menikmat gelora nafsu seks, biar lambat asal nikmat com, korae bogal, Biar lambat asal nikmat 1, cerita sex biar lambat asal nikmat 6, gelora nafsu janda, gelora batin janda, cerita lucah mendada, biar lambat asal nikmat part 1, biar lambat asal nikmat part, Cerita seks melayu gelora batin janda, myadulttv nafsu orang tua, biar lambat asal nikmat 6, gelora janda, cerita lucah gelora nafsu