Quantcast
Channel: Melayu Boleh
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live

Diperbudak Nyonya – 1

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Sebelumnya perkenalkan, aku adalah seorang pria yang sebut saja Reno dengan umur 28 tahun. Aku merupakan pria yang memiliki wajah lumayan ganteng dan tubuh yang kekar dengan tinggi 185 cm dan berat 81 kg. Tetapi pengalaman ini telah terjadi 3 tahun yang lalu saat aku masih berusia 25 tahun. Pengalaman yang aku alami sangat menyakitkan karena aku diperbudak oleh tiga orang nyonya yang haus sex sekaligus. Bukan hanya satu hari, dua hari atau tiga hari saja, tetapi dalam wakti satu minggu atau tujuh hari.

Cerita bermula ketika aku baru datang dari daerahku di daerah Sulawesi. Waktu aku datang, aku tidak memiliki pekerjaan yang pasti dan uang yang aku bawa hanya pas-pasan. Paling-paling uang tersebut hanya bisa untuk makan tiga hari saja. Aku memberanikan diri datang ke Jakarta karena kata temanku mendapat pekerjaan di Jakarta mudah asal mau melakukan apa saja semua bisa diatur.

Ketika hari sudah malam dan sepi, mungkin sekitar pukul 9 malam. Aku sudah tidak tahu mau kemana lagi. Tiba-tiba saja ada seorang wanita naik mobil Mercy menghampiri aku. Menanyakan keadaan aku, siapa namaku, dan asal aku. Dari penampilannya dia terlihat baik, anggun, cantik, sopan, dan sekitar berumur 36 tahun. Dia adalah Nyonya Lenny. Setelah sedikit kenal aku tahu bahwa dia seorang janda tanpa anak. Dia tinggal di daerah Pondok Indah. Dia adalah seorang Direktris dari sebuah Perusahaan Swasta terkenal di Jakarta.

Aku diperbolehkan tinggal di rumahnya. Dan aku bekerja sebagai supir pribadinya. Tanpa test apapun aku diterimanya bekerja. Untunglah kataku, karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi termasuk uang. Di rumah Nyonya Lenny aku diberi makan dan pakaian yang layak. Sedangkan barang-barang yang aku bawa sudah dibuang seluruhnya atas perintah Nyonya Lenny. Karena ia suka pada kebersihan rumah dan seseorang. Ya aku tidak memikirkannya, karena semua sudah diberikan oleh Nyonya Lenny. Barang-barangku tidak penting, hanya sebuah baju, celana, dan celana dalam yang kupakai. Sedangkan yang kubawa tertinggal di Stasiun Kereta waktu aku datang. Aku merasa beruntung karena bertemu dengan Nyonya Lenny.

Aku sudah bekerja dengan Nyonya Hanna selama 2 bulan berjalan. Hari ini aku disuruhnya menjemput dua orang temannya di Bandara. Mereka datang dari daerah Bandung dan akan menginap kurang lebih selama satu mingguan di rumah Nyonya Lenny. Setelah aku mengantar Nyonya Lenny ke kantor, aku langsung menuju ke Bandara untuk menjemput kedua temannya. Aku tidak kesulitan menemukan mereka, karena aku sudah memiliki foto-foto mereka. Dari foto terlihat mereka seorang Nyonya-nyonya yang cantik dan muda. Yang satu bernama Lola dan yang satu bernama Lina.

Lalu mereka aku antar langsung ke tempat Nyonya Lenny di kantornya. Mereka banyak mengobrol dan melepas kangen mereka. Setelah diberitahu oleh Nyonya Lenny ternyata yang bernama Lina berumur 34 tahun dan bekerja sebagai Kapten pada sebuah kantor kepolisian. Lola adalah seorang waria yang bekerja pada sebuah salon kecantikan dan berumur 30 tahun tanpa operasi, jadi masih memiliki penis tetapi Nyonya Lola memiliki payudara, makanya dia disebut waria. Nyonya Lenny juga berpesan agar aku juga menuruti perintah kedua nyonya temannya itu, seperti aku mematuhi perintah Nyonya Lenny. Aku hanya bisa patuh dan tentunya mengiyakan.

Hari ini aku diberitahukan bahwa Nyonya Lenny harus dijemput pukul lima tepat. Sedangkan para karyawan lain pada hari ini dipulangkan lebih cepat pada pukul 3 sore. Mungkin sekitar pukul 4 sore sudah tidak ada karyawan lagi selain Nyonya Lenny dan kedua temannya, yaitu Nyonya Lina dan Nyonya Lola. Selama dua jam mereka berbincang-bincang serius dan sepertinya akan merencanakan sesuatu dalam jangka panjang. Tapi apa rencana mereka aku sendiri tidak tahu. Karena aku pikir itu bukanlah urusan aku. Itukan urusan para Bos-bos besar. Sedangkan aku hanya seorang supir.

Setelah pukul lima tepat aku sudah sampai di kantor Nyonya Lenny. Dari luar terlihat sepi, karena tidak ada satu mobil pun di luar. Hanya lampu di ruang kerja Nyonya Lenny saja yang masih menyala, sedangkan yang lainnya sudah dipadamkan. Lalu aku menuju ruang kerja Nyonya Lenny dan mengetuk pintu.

Lalu terdengar suara "Silakan Masuk!!" kata Nyonya Lenny.
"Selamat Sore, Bu," kataku menyapa Nyonya Lenny.
"Apa yang harus saya lakukan, Bu?" tanya aku kepadanya.
"Hari ini kamu harus patuh kepada kami" dengan nada suara yang sedikit membentak.
"Baik, Bu saya akan patuh kepada ibu"

Mendengar kataku mereka bertiga malah tertawa terbahak-bahak. Lalu Nyonya Hanna menyuruhku untuk menandatangani sebuah kertas yang aku sendiri tidak tahu apa isinya. Karena aku sedikit takut, aku langsung saja menandatangani surat tersebut secara langsung.

"Bagus sekali!!" katanya sambil mereka tertawa senang Ha.. Ha.. Ha..!!

Setelah aku menadatangani surat yang sah karena diatas materai, mereka menyuruhku untuk membaca surat yang baru saja aku tanda tangani tadi. Betapa terkejut dan kagetnya aku. Didalam surat tersebut menuliskan aku harus sanggup dan tanpa paksaan harus melayani keinginan dan kepuasan sex mereka berdua tanpa batas. Surat ini dibuat tanpa paksaan karena aku masih memiliki setumpuk hutang-hutang yang harus aku lunasi. Dalam surat itu juga menuliskan kalau aku seorang budak mereka yang harus patuh. Hatiku jadi menjerit tapi pasrah atas tindakan dan sikap mereka. Memang aku dalam bekerja dua bulan ini sudah meminjam beberapa kali kepada Nyonya Lenny untuk memeberikan uang kepada orangtuaku yang sakit dan untuk membiayai sekolah dua orang adikku.

"Nah, Sekarang kamu buka siapa-siapa lagi. Kamu adalah budak sex kami. Karena kamu punya banyak hutang," kata Nyonya Lenny kepadaku.
"Iya, Bu" kataku pelan dan pasrah.
"Kau memang penurut. Lagi pula kalaupun kau tidak mau, apa yang bisa kau perbuat. Semua yang kau miliki sekarang adalah milikku. Kau tidak punya apa-apa lagi, termasuk baju dan celana kamu, bahkan celana dalam kamu pun milikku. Ha.. Ha.. Ha..!!" Mereka tertawa penuh kemenangan.
"Ya, Bu saya akan patuh pada perintah ibu."
"BUKAN IBU!!" bentak Nyonya Lenny, "Sekarang kamu harus memanggil kami dengan sebutan NYONYA"
"Kamu mengerti!!" bentak Nyonya Lenny Lagi.
"Baik, nyonya," kataku pelan.

Permainan akan segera dimulai. Aku hanya pasrah. Walaupun aku memiliki tubuh yang kekar dan atletis aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka. Karena aku takut dan harus patuh kepada mereka. Walaupun aku mau lapor ke polisi juga susah karena Nyonya Lina adalah Seorang Kapten Polisi yang terkenal Killer.

Permainan segera dimulai. Baik sekarang, "Buka baju kemejamu!!" bentak Nyonya Lenny.

Aku segera membuka kancing kemeja yang aku kenakan. Mereka sangat menyukai tubuhku. Karena tubuhku atletis dan kekar. Dada dan perutku terawat dengan baik, apalagi aku juga dibiayai untuk fitness oleh Nyonya Lenny agar aku sehat dan bugar dalam menyetir. Setelah aku telanjang dada, lalu Nyonya Lenny menyuruhku untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang aku kenakan dan jam tanganku juga aku lepaskan. Lalu Nyonya Lola yang waria menyuruhku untuk membuka celanaku. Tapi aku hanya diam saja dan tidak menghiraukannya. Tapi aku malah mendapat marah dari Nyonya Lenny dan dia melempar aku dengan sebuah spidol yang ada diatas mejanya.

"Kamu harus patuh pada temanku, Nyonya Lola," bentak Nyonya Lenny.
"Sekarang lepas celana panjangmu!!"
"CEPAT!!" bentak Nyonya Lenny.

Melihat aku melepas celana panjangku, Nyonya Lola tertawa bahagia penuh kemenangan. Sekarang aku hanya mengenakan celana dalam saja yang berwarna putih. Mata mereka tertuju kearah tubuh dan penisku yang masih terbungkus dengan celana dalam yang masih kukenakan.

Lalu Nyonya Lina menghampiriku dan memelintir tanganku ke belakang. Lalu Nyonya Lina mengeluarkan borgolnya dan memborgol kedua tanganku ke belakang. Sedangkan Nyonya Lola mengambil gunting dan mengunting celana dalam yang aku kenakan. Sekarang aku sudah dalam keadaan polos tidak ada sehelai pun yang ada di tubuhku. Mereka puas dan tertawa melihat aku dalam keadaan bugil. Semua pakaianku disita oleh Nyonya Lenny dan dimasukkan dalam lemari besi pada ruangannya.

Lalu aku di dudukkan di kursi dalam keadaan tangan di borgol dan mata ditutup dengan sehelai kain. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepadaku. Tiba-tiba ada yang memegang penisku. Rupanya salah satu dari mereka sedang mencukur bulu kemaluanku. Kini bulu kemaluanku pun sudah bersih, kini aku tidak memiliki bulu lagi disekitar penis. Lalu penisku juga dicengkram dan dikocok-kocok dengan kuat.

Hampir saja aku keluar, tapi semua itu dapat kutahan sementara. Penisku kini sudah tegak, tegang, dan memerah. Lalu mereka mengikat penisku dimulai dari bola pelir. Mereka ikat secara terpisah dan diikat keduanya secara bersama dengan disatukan. Begitu juga dengan kepala penisku, mereka ikat dengan pengunakan bahan dari karet sehingga kepala penisku benar-benar terikat dengan kuat. Sehingga penisku tidak mau melemas. Selain itu mereka juga memberikan aku obat kuat berupa tiga butir yang harus aku minum. Mungkin hal itu yang membuat penis aku dapat tegang lama. Dan mereka mengatakan bahwa aku harus minum obat ini sehari dua kali sebanyak tiga butir.

Lalu mereka menjepit kedua puting susuku dan dihubungkan pada tali di kepala penisku. Aku benar-benar tidak berdaya dan pasrah karena tanganku masih diborgol dan mataku masih tertutup kain. Seketika mereka membuka tutup mataku dan juga borgolku. Lalu mereka menyuruhku bergaya dengan beberapa gaya. Aku pun menurut. Lalu kilatan lampu blitz memancar kearah aku. Mereka memotret aku dalam keadaan seperti itu. Mereka memotretku dengan kamere digital dan juga merekam dengan handycam.

Akupun diancam tidak boleh macam-macam, karena foto-foto bugil aku akan disebar jika aku bertindak macam-macam. Termasuk mereka juga akan menyerahkan fotoku kepada keluaragaku di kampung. Mendengar itu, aku semakin menuruti semua keinginan mereka. Kini aku duduk sambil berlutut, karena hanya seperti itu hak dan tempatku sekarang.

Sekarang aku dipakaikan kalung anjing lengkap dengan rantai pengiringnya. Selain itu mereka juga membungkam dan menutup mulutku alat penutup yang menyerupai bola, sehingga mulutku terbuka. Lalu aku disuruh merangkak layaknya seekor anjing. Setiap gerak-gerikku sudah terekam baik dalam foto maupun kamera.

Sekarang mereka membawa aku keluar kantor dengan menarik rantai pada leher aku. Aku berjalan di depan mereka, sesekali mereka menendang dan mencambuk pantatku dan pnggungku sewaktu aku berjalan lambat ataupun terlalu cepat. Kami berjalan menuju mobil yang sudah kuparkir. Keadaan kantor sudah sepi dan aman termasuk ruang parkir hanya ada mobil Nyonya Lenny saja. Karena satpam juga sudah diperbolehkan pulang sejak jam tiga tadi.

Bersambung . . . .

nyonya gersang, besar bontot nyonya, xwx budak kolej makan luar, xwx janda gan pak ali, xwx janda gan tok bomo, gambar nyonya gersang, kisah sex bontot dengan nyonya, koleksi cerita seks dengan ahsoo nyonya dan minachi yang gersang, kongkek nyonya muda, nyonya gersang sex, nyonya india bogel gersang, gambar bogel nyonya india, cerita tetek besar amoi nyonya, cerita sex nyonya, Cerita sex bersambung OB dan nyonya di kantor, cerita seks lucah tetek besar bontot tonggek amoi nyonya, cerita lucah nyonya tetek besar, cerita lucah melayu bersambung dengan janda melayu, cerita lucah kongkek nyonya, cerita gersang nyonya

gambar awek melayu tengah main

$
0
0

Gambar Bogel gambar awek melayu tengah main   Melayu Boleh.Com

Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel gambar awek melayu tengah main. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.

gamba lucah, awek melayu gambar, gambar janda main, gmbar lucah, gambar2 lucah, gamba awek, foto awek melayu tetek besar, gambar janda tengah main, gambar tgh main, foto sex melayu style doggy, www gambar lucah sex com, main awek, melayu seks gambar, www gambar blue/awek-bogel/gambar-tetek-besar html, gambar tengah seks, gambar lucah threesome, gambar melayu main sex, awek main bogel, pukibudak, tengah main

Jalang Dara

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Aku ni berkerja di Kedah. Tapi aku telah diarahkan bertugas out station selama dua minggu di Kota Bharu. Setelah seminggu di situ aku dah mula rindukan isteri. Bukannya apa. Rindukan pantatnya aje. Aku ni pulak memang kaki mengongkek. Setiap hari aku nak. Jadi bila kena berjauhan macam ni, air pun naiklah ke kepala. Nak cari jalang tu aku memang berkemampuan. Tapi kat Kota Bharu ada banyak duit pun tak guna. Sebab aku tak reti nak cari tempatnya. Nak bertanya tergamak pulak rasanya. So terpaksalah aku berpuasa aje.

Pada hari Kamis tu genaplah seminggu aku tak dapat pantat. Oleh kerana kerja aku habis awal, jadi aku pun baliklah ke hotel untuk rilek rilek sikit. Ketika itu jam dah pukul 1 petang. Maka aku pun makan tengahari di restoren hotel tersebut. Setelah selesai makan, datanglah seorang perempuan muda yang bertugas sebagai pelayan di situ.

"Ada apa apa lagi yang encik perlukan ?" Tanya pelayan tersebut pada aku. Sambil bertanya dia membersihkan meja makan tempat aku tu. Ketika itulah aku meninjau susuk tubuh gadis melayu berkenaan. Dari loghat tutur katanya, ternyata dia anak tempatan di situ.

Di dalam hati aku menjawab, "Aku perlukan tubuh mu sayang." Tapi tak berani aku melamarnya secara terus terang. Maklumlah tempat orang. Nanti tak pasal pasal bertelur pulak kat dahi aku ni.

Budak ni memang cantik. Kulitnya putih dan halus. Amat sedap kalau dapat aku peluk sampai pagi. Bibirnya pula merah merkah. Sesuai benar untuk kulum batang aku ni. Salutan kebaya sendat di tubuh si gadis itu cukup menyerlahkan kerampingannya. Dengan hiasan rambut yang tersanggul indah, dia bergaya bagaikan pengantin di atas pelamin.

"Tak ada apa lagi. Hanya bilnya saja yang belum selesai." Jawab aku. Pelayan itu pun pergi ke kaunter untuk mendapatkan bil berkenaan. Kemudian dia pun beredarlah untuk melayani para pelanggan yang lain.

Agak lama juga baru dia muncul semula di meja aku untuk menyerahkan bil. Aku pun membayar jumlah tersebut dan beredar dari situ. Sampai di dalam bilek aku pun masuk mandi. Lepas tu aku rilek rilek saja sambil menonton VCD lucah. Bukannya apa, saja nak senamkan sikit batang aku ni. Ketika itu aku cuma bertuala saja.

Tiba tiba terdengar bunyi ketukkan di pintu bilek aku. Oleh kerana terlupa merapatkan pintu, aku pun berpekik lantang "masuk !". Si gadis pelayan tadi pun bergeraklah masuk ke dalam bilek aku. Sambil itu pintu bilek aku dengan tersendirinya terkatup kembali. Ceria sungguh perasaan aku bila melihatkan kemunculan si gadis ayu tersebut.

"Maafkan saya Encik. Tapi encik ni telah tertinggal dompet kat restoren tadi." Kata gadis itu.
"Ye ke !!! Oh terima kasihlah kerana pulangkan balik. Tapi berapa banyak wang yang masih ada di dalam tu ? Saya selalu tak ingat jumlahnya." Dia pun membelek kandungan dompet aku dan mengira jumlah wang yang ada di dalamnya.
"Ada 5,427 ringgit." Jawab gadis itu.

"Ummm....!!!. Kamu ni seorang yang jujur. Dan cantik pulak tu. Ambillah 50 ringgit sebagai hadiah." Bukan main tersenyum lagi dia sambil mengambil sekeping note 50 berkenaan. Lepas tu barulah dia menggembalikan dompet itu pada aku. Sebelum sempat dia mengatur gerak untuk keluar, aku bertanyakan namanya.

"Saya Zalina. Tapi kawan kawan panggil saya Lina." Jawabnya lembut.
"Ummm... Lina. Manis nama tu. Macam orangnya juga. Berapa umur Lina sekarang ?" Tanya aku lagi.
"Tiga bulan lagi saya genaplah 18 tahun." Jawabnya ringkas.
"Jadi Lina sedang tunggu SPM lah ni. Minggu depan keputusan keluar. So lepas ni nak ke mana? Kolej? Universiti? Mahal gak perbelanjaannya tu." Aku memperjelaskan pada Lina.
"Ye Lina tau memang mahal. Itu pasal Lina kerja kat sini. Untuk tampung perbelanjaan tu nanti. Nak harapkan orang tua, memang tak ke manalah jawabnya. Tapi gaji kat sini sikit sangat. Banyak lagi yang masih tak cukup." Terang Zalina dengan lebih mendalam.

Aku turut berasa simpati mendengarkan masalah yang dihadapinya. Tapi semakin simpati, semakin keras pulak batang aku ni. Geram sungguh melihatkan kemontokkan tubuh Lina. Teringin sangat tangan aku ni nak gosok kat bawah perutnya itu.

Pantas aku bangun dan bergerak ke pintu. Selepas ianya dikunci, aku pun bersandar pada pintu tersebut. Sengaja aku bersandar di situ supaya dia tiada ruang untuk melarikan diri. Ketika itu aku memang dah bertekad nak kongkek pantat Zalina. Apa jadi sekali pun dia mesti aku pujuk sampai cair. Kalau pujuk pun tak menjadi, memang kena rogol lah budak ni nanti. Macam mana sekali pun, air benih aku akan tetap juga tersiram ke dalam lubang pantat Lina.

"Lina dengar sini baik baik. Saya amat berminat nak tolong Lina. Separuh dari wang yang ada dalam dompet ni adalah milek Lina. Tapi terlebih dahulu Lina mestilah bantu penuhi keperluan saya." Tersenyum meleret dia mendengarkan tawaran aku tu. Angka yang melebihi 2 ribu ringgit terang benderang bercahaya di matanya. Separuh dari masalah kewangan Lina boleh selesai dengan wang yang sebanyak itu.

"Boleh......" Jawab Lina. "Tapi bantuan apa yang Encik Gopal perlukan ? Lina mula tertanya tanya.
"Errrhh... Begini. Dah seminggu saya berada di sini, dan seminggu jugalah saya tak dapat bersama isteri. So.... kalau boleh apa kata Lina tolong tolongkan saya mengingatinya ?" Dengan bahasa yang agak berbelit belit aku cuba menerangkan hajat terhadap Lina.

Pada mulanya dia nampak agak keliru dan tidak beberapa tangkap akan maksud aku tu. Maklumlah budak Kelate ni selalunya agak tebal dengan hasutan ugama. Sebab itulah perkara perkara yang berbentuk lamaran maksiat agak lambat untuk Lina fahami.

Seketika kemudian aku lihat wajah Lina mula berubah. Mungkin dia sudah mula dapat mentafsirkan hajat yang aku maksudkan. Mata Lina agak terbeliak sikit. Lirik senyumannya tadi telah bertukar menjadi separuh ternganga.

"Eh... Apa maksud Encik Gopal ni ? Lina ni bukannya perempuan macam tu. Tak naklah. Lagi pun Lina masih dara. Dan kekallah hendaknya sehingga Lina kawin nanti." Dengan nada yang agak keciwa Lina cuba menegaskan penderiannya. Dia cuba bergerak ke arah pintu. Tapi aku terlebih dahulu sempat menyambar tangannya.

"Lina tolonglah saya ni !!! Saya sangat sangat perlukan tubuh Lina. Kita buat perlahan lahan. Saya jamin Lina mesti syok nanti !!!" Aku cuba memujuk Lina. Sambil itu dia nampaknya masih bergelut untuk keluar dari bilek. Tapi apa jadi sekali pun Lina memang tak akan aku lepaskan. Bilek aku tu bilek kelas satu. Jadi memang kalis bunyi. Menjerit sekuat mana sekalipun tak siapa yang akan tahu.

Aku ni pulak memang cukup gila pasal merosakkan dara melayu. Kali terakhir aku dapat peluang tu 3 tahun lalu. Itu pun dengan budak dadah yang telah terjerat ke kancah pelacuran. Taklah secantik si Lina. Tapi 10 ribu ringgit aku telah sanggup hanguskan ke arah keinginan tersebut. Kini peluang telah datang menggolek ke riba aku. Perawan melayu secantik Zalina tu memang pasti akan aku kongkek sebentar lagi.

"Kenapa Lina gelisah ? Nanti dulu... Cubalah bawa bertenang. Errrr... Apa kata jika.... Lina ambil saja kesemua wang yang ada di dalam dompet ini. Janji Lina mesti tidur dengan saya." Aku pantas memberikan tawaran yang berganda banyaknya.

Lina nampak tergamam dengan tawaran aku tu. Rontaannya tiba tiba terhenti. Tapi aku tahu perasaan Lina bercelaru di dalam usaha mempertimbangan tawaran aku tu. Dia tersepit di antara kekolotan konsep harga diri dengan kejayaan masa depan. Begitulah bunyinya dua alternatif yang terpaksa Lina pileh.

Tapi berdasarkan cita cita Lina yang tinggi, aku sudah dapat mengagak akan arah perhitungannya. Jika Lina benar benar gadis bijak, sudah pasti dia akan memileh jalan yang menjanjikan kejayaan intelektual. Bukannya konsep harga diri yang tidak bermanfaat itu.

Setelah agak lama termenung, dia pun memberikan jawapannya. "Ok lah.... Lina sanggup. Tapi 5 ribu tu Lina yang punya." Bukan main lega lagi aku mendengarkan kata kata Lina. Lamaran aku untuk mengongkeknya telah pun disambut. Nampaknya tak perlulah aku melanjutkan tawaran sehingga 10 ribu ringgit. Persetujuan itu jelas membuktikan bahawa dia ni memang tak reti langsung tentang selok belok pelacuran.

Aku berasa cukup seronok. Dengan hanya bermodalkan 5 ribu ringgit, si dara berkebaya sendat akan dapat aku tiduri. Sanggul indah di kepalanya buatkan aku berasa seperti bakal meniduri gadis pengantin. Harum semerbak bauan yang dipakainya itu tambah menghidupkan lagi suasana tersebut.

"Lina tak akan menyesal. Itu janji iklas dari saya." Sambil berkata kata aku mula membelai belai rambutnya. Itu cuma sebagai langkah ujian. Dia nampak tenang saja. Segala apa yang aku lakukan terhadapnya tidak langsung mencetuskan penentangan. Dengan perkembangan yang sebegitu rupa, aku pun mula bertambah yakin dan berani.

"Buangkan seluar dalam Lina tu. Tapi baju dan kain biarkan dulu. Lepas tu Lina baringlah di atas katil." Kata aku sambil melucutkan tuala yang terselit di pinggang. Maka berbogellah aku di depan mata Lina. Apa lagi, dengan keras Zalina meneguk air liur bila ternampak batang aku yang dah keras terpacak.

Tercegat sekejap dia mendengarkan sebegitu rupa corak arahan aku tadi. Namum tak berapa lama kemudian Lina pun mulalah bertindak mematuhinya. Dia pun tunduk untuk menyelak kain belah yang dipakai itu.

Sambil meneliti gerak geri Lina, tangan aku menggosok gosok batang yang memang dah keras. Semasa kainnya terselak, aku dapat lihat bertapa putihnya peha Zalina. Cukup jelas ia terpamir di hadapan mata aku. Itulah yang telah menghasut geram berahi aku terhadap Lina. Perlahan lahan Lina melucutkan seluar dalamnya. Lepas tu Lina pun berbaringlah di atas katil seperti mana yang telah aku arahkan.

Setelah Lina melabuhkan tubuh, aku pun segera mengikuti jejaknya. Satu persatu aku tanggalkan butang baju Lina sehingga habis semuanya terlerai. Lepas tu aku selakkan branya ke atas. Maka tersembullah puting yang berwarna kemerah merahan. Segala galanya terlambak buat habuan aku. Dengan penuh berseni aku pun menjari puting tetek si remaja itu.

Beberapa ketika kemudian Lina mula mengeliat macam kegelian. Gentelan jari aku tu telah jelas menampakkan kesan. Dari reaksinya aku tahu bahawa belum ada lelaki yang pernah sentuh di situ. Mulut Lina ternganga nganga. Dia bagaikan tak percaya akan denyutan kesedapan yang sebegitu rupa. Usia aku ni mungkin setaraf dengan ayahnya sendiri. Tapi pada ketika itu aku yakin bahawa Lina sudah berkeinginan sangat untuk berkongkek dengan aku.

Berdasarkan keadaan tersebut maka aku pun mulalah menyelak kainnya. Kain yang berbelah sampai ke pangkal peha itu telah memudahkan lagi kerja aku. Sekejap saja pantat Lina sudah berjaya aku dedahkan. Perlahan lahan aku melebarkan kangkangnya.

Pangkal peha Zalina ternyata lembut dan gebu. Helaian bulu bulu halusnya boleh dikira. Ia begitu cantik menghiasi ketembaman pantat. Manakala di persekitaran lubang pantat pula betul betul licin tanpa sehelai bulu sekali pun. "Bertuah sungguh suami kamu nanti. Tapi sayangnya aku yang dapat tebuk dulu." Kata aku di dalam hati.

Jari aku mula meraba raba alur pantat Lina. Bagaikan di sapu gincu, kemerahan kulit halus di situ. Memang pantat beginilah yang menjanjikan kebahgiaan bagi lelaki. Sedap dilihat dan sedap jugak dikongkek. Begitulah hakikat kenyataannya.

Tak lama kemudian jari jari aku pun melanjutkan lagi penjelajahan. Juntaian kelentik Lina pula yang jadi tumpuan. Ianya aku tarik tarik. Lepas tu aku usap usap. Begitulah aku perlakukan berulang kali.

Macam perempuan nak bersalin Lina mengerang. Entah apa bahasa yang terpancul dari mulutnya aku sendiri pun tak faham. Kuat dan lantang gema suaranya itu. Kelakuan Lina tak ubah seperti si sundal murahan. Lina bagaikan sudah terlupa pada sikap malu dan kesopanan gadis melayu.

Tak putus putus dia menerbitkan isyarat kesedapan. Kadang kadang Lina seperti tak mahu aku meneruskannya. Tapi kadang kadang pula nampak macam ianya sengaja ditadah tadahkan. Begitulah bersileh ganti kesan tindak balas dari Lina. Namun lama kelamaan dia mula lebih banyak bertadah dari mengelak. Aku pun paham sangat akan signalnya itu. Maka aku pun pergiatkanlah lagi tumpuan usaha pada kelentik tersebut.

Aku ni pula pasal main kelentik bolehlah dikira sebagai pakar. Jadi taklah menghairankan bila budak mentah seperti Lina tu cair habis di tangan aku. Alur pantatnya memang sudah becak sakan. Cukup seronok aku melihatkan perangai si dara melayu bila dah termakan hasutan nafsu. Lebih lebih lagi bila terperangkapnya perempuan yang sejelita si Zalina tu.

"Pantat Lina ni dah cukup basah. Sudah tibalah masanya untuk mencemarkan kehormatan Lina." Perjelas aku padanya. Ketika itu batang aku dah bukan main keras lagi. Bukan setakat keras saja, malahan berdenyut satu macam. Ia bagaikan dah tak sabar sabar lagi nak rosakkan pantat si cantik manis itu.

Lina kelihatan agak keciwa bila aku menghentikan permainan kelentik. Tanpa sedikit pun memperdulikan itu semua, aku pun mula bercelapak di celah kangkang dia. Kemudian perlahan lahan aku merangkak ke atas tubuh Lina. Sambil itu jugalah kedua belah kakinya aku disangkutkan pada kedua belah bahu aku. Sengaja aku rancang kedudukan yang sebegitu. Selain dari berkesan untuk mematau pergerakkan si mangsa, ia juga memudahkan laluan batang untuk memasuki lubang pantat.

"Sekarang marilah kita lakukan perbuatan yang terkutuk itu." Aku cuba mempersendakan keimanannya. Lina terdiam mendengarkan ayat yang berbunyi sedemikian rupa. Gerak matanya nampak bercelaru. Aku tahu memang sudah terlintas di hatinya untuk menarik diri. Sebegitulah respond yang aku hajatkan. Aku nakkan dia berasa ragu di saat saat akhir. Itu pasal lah sengaja aku memperapikan sedikit hakikat moral.

Perempuan melayu ni biasanya cukup ngelabah bila dikaitkan pasal unsur unsur dosa. Perkataan seperti zina dan maksiat memang sensitif bagi mereka. Secara tiba tiba ia boleh menjejaskan rangsangan nafsu. Siksa akhirat seolah olah sudah terbayang di hadapan mata. Begitulah agaknya!!!

Bisikan para malaikat mula bertarbiah di kepala Lina. Kesedaran berkenaan disusulinya dengan beberapa tindakkan yang serba tidak menjadi. Raut mukanya mula berkerut kerisauan. Kedua belah kaki yang terpaut pada bahu aku tu pun dah mula bertindak seperti menendang nendang. Tangan Lina pula cuba menolak nolak dada aku untuk menjauhkannya.

Sedikit sebanyak reaksi kebantahan telah dapat aku kesan dari tindak tanduknya yang sedemikian rupa. Namun posisi Lina telah terlebih dahulu aku pantau kemas. Menang tiada ruang baginya untuk melepaskan diri. Tambahan pula batang aku tu dah kemas terselit pada bibir pantat Lina. Ia hanya menunggu masa saja untuk dihenyakkan ke dalam.

Gelagat penentangan Lina amat menarik perhatian aku. Ia menyebabkan batang aku bertambah ketara denyutannya. Itulah petanda untuk segera meragut kesucian Lina. Maka batang aku pun bersedialah untuk memulakan upacara memecah dara. Sedikit demi sedikit ianya masuk ke dalam. Kepala batang yang tak bersunat aku tu perlahan lahan memasuki bibir pantat Lina.

"Ummmm.... Si manis tujuhbelas. Ishhh...!!! Sempitnya pantaaaat....!!! Itu pun belum lagi sampai pecah dara....!!!" Kata kata aku telah membuatkan Lina semakin ngalabah. Dia mengeleng gelengkan kepala. Maksud isyarat tersebut memang aku faham tapi sengaja aku tak perdulikan. Malahan dengan rakus pula aku merodokkan batang jauh ke dalam pantat Lina.

Apa lagi, berceraplah kesan bunyi yang kedengaran. Dengan itu maka tercemarlah kehormatan seorang lagi gadis melayu. Satu lagi lipatan sejarah telah tercatit. Sekali lagi batang aku telah berjaya meragut kehormatan tersebut.

"Arrhhhh.... Sakiiiiiiit........!!! Ieeeeeiiii..... Toloooong...!!!" Begitulah berulang ulang jerit pekik yang terpancul dari mulut Lina. Ia berpunca dari kesakitan yang memenuhi lubang pantatnya. Aku tahu memang teruk si pompuan bila kena pecah dara dengan aku. Lebih lebih lagi bila gerbang kehormatan Lina aku redah secara ganas. Dalam sekelip mata, kepadatan 7 inci batang aku tu terbenam hingga ke dasar pantatnya.

Cukup derita si Lina dengan penangan batang aku tu. Tak berapa lama kemudian dia mulalah menanggis teresak esak. Airmata penyesalan berlinang membasahi pipinya. Namun itu hanya membuatkan aku bertambah seronok. Aku pun mulalah menghayunkan irama sorong tarik. Oleh kerana lubang Lina tu masih terlalu sempit, maka terpaksalah aku buat secara perlahan lahan.

Pantat budak Kelate ni memang cukup ketat. Sepanjang usia aku, dah berbelas pantat dara telah aku rosakkan. Namun pantat Linalah dikira paling sempit yang pernah dapat aku kongkek. Patutlah bagai nak gila dia meraung bila kena penangan batang aku tu. Memang sungguh naya pantat si Lina pada masa tu.

Setelah agak lama, barulah Lina menampilkan sedikit reaksi sedap. Dia nampak macam geli geli nikmat. Ianya berlaku pada setiap kali aku membenamkan batang sampai ke pangkal. Mula mulanya aku tidak faham kenapa boleh terjadi begitu. Rupa rupanya bulu bulu tebal di pangkal batang aku tu yang menyebabkan puncanya.

Kekasaran serabut tebal telah berjaya bertindak sebagai sagatan yang amat mengelikan. Memang untung usaha aku tidak menebasnya selama 5 tahun. Bahagian pantat yang menjadi sasaran ialah di persekitaran bibir dan juga pada kelentik Lina. Permukaan di situlah juga yang paling sensitif pada sentuhan. Kawasan tu pulak memang licin tiada berbulu. Dalam keadaan yang sebegitu rupa, sagatan bulu panjang aku tu memanglah ketara dapat Lina rasai.

Lama kelamaan tangisan Lina mula reda. Lubang pantat Lina semakin berair. Sekali sekala aku membenamkan batang dalam masa yang agak lama. Sambil itu aku menggelek gelekkan bontot. Ia bertujuan untuk memperhebatkan pergeresan bulu ke atas kelentik dan bibir pantat si Lina.

Mengeliat habis tubuhnya bila aku buat macam tu. Amat ketara terbitan nikmat dari pantat Lina. Ianya terkemut kemut pada kepanjangan batang aku tu. Bukan main sedap rasanya bila pantat sempit mampu melakukan kemutan yang sebegitu rupa. Nak terpancut air mani aku dibuatnya. Pantas aku pun mengeluarkan sebahagian batang aku tu. Barulah boleh control sikit luapan tersebut.

Beberapa kali aku ulangi perbuatan itu. Kesan rangsangan nafsu jelas terpalit di wajah Lina. Mulutnya mula mengerang kesedapan. Isu dosa dan kesakitan sudah jauh tersisih dari perasaannya. Malahan dia sendiri pun sudah pandai memainkan peranan. Tanpa segan silu dia mengoyang goyang bontot. Ia bertujuan untuk mengandakan sentimen kenikmatan. Dari himpunan tindak balas berkenaan, terbuktilah suasana berahi yang dialami oleh Lina.

Oleh kerana dah lama tak dapat pantat, maka aku tak merangcang untuk bertahan lama. Gelagat nafsu si Lina tu pulak memang dah cukup liar. Batang mana yang boleh tahan bila diperlakukan sebegitu rupa. Lebih lebih lagi setelah melayari pemecahan dara.

Apa lagi, aku pun benamkanlah seluruh kepanjangan batang ke dalam pantat Lina. Dalam pada itu Lina semakin rancak menari narikan bontotnya. Tak lama kemudian tibalah kemuncak kegelian aku. Maka bersemburlah air mani aku kat dalam pantat Lina. Aku rasa hampir 10 das ledakkan padat telah berjaya aku hasilkan. Hajat yang dah seminggu tertakung itu aku perah dengan sepenuh nafsu. Setiap titisan air benih tersebut aku pastikan tercurah masuk ke dalam perut Lina.

Walaupun segala pancutan nafsu telah selesai tapi batang aku masih lagi terasa keras. Buat seketika aku biarkan ia terus berkubang di dalam pantat. Hati dan nafsu aku benar benar berasa puas. Dapat juga aku rosakkan seorang budak ayu yang masih mentah.

Lina pula nampaknya masih ghairah mengocak gocakkan pinggulnya. Aku tau memang terlalu awal baginya untuk mencapai kepuasan. Tapi sengaja aku tak mahu dia puas pada pusingan pertama itu. Sebab kalau dia dah puas sudah pasti dia tak nak kena lagi. Alamat melepaslah peluang aku untuk berseronok sampai ke pagi.

Sengaja aku rangcang sebegitu. Aku mahu supaya Lina masih terus berkeinginan pada khidmat batang aku ni. Setelah selesai pusingan pertama, aku pun berehat dahulu. Selepas memesan minuman dan makanan, kami berbual mesra sambil bergurau senda. Kira kira sejam kemudian kami pun mulalah berkongkek semula. Dari petang hinggalah ke pagi besok, sebegitulah aturcara aktiviti seksual yang kami lakukan. Entah berapa pusingan aku melantak pantat si Lina, aku sendiri pun tak pasti. Tapi anda cuba cubalah perhitungkan.

Aku cukup puas bila dapat pantat dara yang cantik dan lincah pula mengongkek. Manakala Lina pula gembira dapat selesaikan masalah kewangannya. Di samping itu dia juga telah menikmati bonus istimewa. Ia itu dapat puas merasai penangan batang kafir aku yang tak bersunat ini.

novel si jalang, cerita lucah si jalang, pantat jalang, novel lucah jalang, kisah lucah jalang, cerita lucah kerana duit, cerita lucah janda jalang, cerita lucah jalang, cerita lucah isteri jalang, jalang sex, Cerita sex jalang, Gadis jalang, cerita lucah kerana 50 ringgit, cerita lucah kerana 50ringgit, cerita jalang sex ghairah, cerita janda jalang, Cerita jalang, cerita lucah 50, www sex lucah janda jalang, cerita lucah novel si jalang

Makwe Suka Batang

$
0
0

Video Lucah : Makwe Suka Batang - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Makwe Suka Batang   Melayu Boleh.Com

sex remaja melayu, gadis melayu suka sex, www malay seks com, melayu suka sex, melayu boleh download, gadis sex lucah, malay sex tumblr, janda melayu tumblr, video sex melayu tumblr, tumblr video sex melayu, encik jerung, tumblr encik jerung, janda sex tumblr, video lucah melayu tumblr, encik jerung tumblr, video sex melayu tumbir, janda tumblr, www sex melayu yumblir, tumblr seks, tumblr melayu video

Azlina

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Azlina   Melayu Boleh.Com

Di kampungku ada sebuah klinik desa yang berfungsi memberi rawatan kesihatan peringkat asas kepada penduduk kampung. Fokus utama klinik desa tersebut ialah memberi rawatan kepada ibu-ibu mengandung, ibu lepas bersalin dan anak kecil. Di klinik tersebut ditugaskan seorang jururawat masyarakat. Beliau akan melawat rumah-rumah orang kampung dengan menaiki motorsikal. Kebetulan pula klinik desa di kampungku sedang dalam proses ubahsuai. Klinik desa tersebut merupakan sebuah bangunan dua tingkat, bahagian bawah berfungsi sebagai klinik sementara bahagian atas adalah kuarters untuk kediaman jururawat masyarakat. Kerana proses ubahsuai tersebut yang dijangka memakan masa tiga bulan maka jururawat masyarakat tersebut perlu berpindah bagi memudahkan kerja-kerja ubahsuai. Rumahku bersebelahan dengan klinik tersebut dan kebetulan aku dan ibuku tinggal berdua saja selepas kematian ayahku. Adikku tinggal di asrama. Atas dasar kasihan ibuku membenarkan Cik Azlina menumpang sementara di rumahku. Cik Azlina baru enam bulan bertugas di klinik desa tersebut dan ibuku merupakan kawannya yang akrab. Di rumahku ada empat bilik. Masing-masing kami mendapat satu bilik. Adalah privacy kerana masing-masing tidak mengganggu yang lainnya. Aku dengan caraku dan mereka yang lain dengan cara masing-masing. Biasanya aku lebih selesa di dalam bilik menghadap komputerku. Biasalah anak muda maka kerap juga aku melayari internet dan memasuki laman-laman lucah. Dan biasanya aku akhiri dengan melancap memuaskan nafsuku sendiri. Sekali sekala aku berbual juga dengan Cik Azlina. Orangnya ramah dan baik hati. Aku suka cara Cik Azlina berbual. Tutur katanya teratur, bahasanya indah dan yang teramat menarik ialah wajahnya yang cantik dan manis. Aku selalu memerhati Cik Azlina yang berkulit putih, berpinggang ramping dan berpunggung sederhana besar. Dalam seragam putihnya Cik Azlina kelihatan anggun. Bagiku yang berumur 17 tahun waktu itu segala-galanya amat menarik tentang Cik Azlina. Dari perbualanku dengan jururawat muda itu aku dapat tahu bahawa Cik Azlina sudah lapan bulan berkahwin dan suaminya seorang tentera yang sedang bertugas di perbatasan. Dua bulan selepas berkahwin dia ditukarkan ke kampungku kerana jururawat sebelumnya telah bersara pilihan kerana mengikut suaminya ke luar negara. Bila aku ke dapur aku akan melintasi bilik Cik Azlina. Naluri anak muda maka aku selalu mengintip melalui lubang pintu melihat ke dalam bilik jururawat muda yang cantik tersebut. Satu malam aku mengintip seperti biasa melalui lubang pintu. Terkejut aku bila melihat Cik Azlina sedang menggosok-gosok kemaluannya. Baju tidur yang dipakainya tersingkap hingga ke pangkal paha. Daging kecil di sudut atas diuli dengan jari-jarinya. Aku seronok melihat pameran di depanku. Makin lama aku lihat gerakan tangan Cik Azlina makin laju. Tundun berbulu halus itu digosok-gosok dengan tangannya. Cik Azlina hanya berbaju tidur tanpa coli dan seluar dalam waktu itu. Nafsuku tiba-tiba memuncak. Terasa pelirku mengeras di dalam kain pelikat yang aku pakai. Aku raba-raba dan gosok-gosok pelirku bila melihat Cik Azlina merenggangkan pahanya. Kebetulan Cik Azlina berbaring dengan kaki menghala ke pintu. Dengan jelas aku dapat melihat ke celah kangkangnya yang mula basah. Gerakan tangan Cik Azlina makin laju. Suara erangan mula terdengar. Pastinya Cik Azlina sedang merasai kesedapan. Gosokan tanganku juga makin laju. Batang pelirku berdenyut-denyut. Selepas mengusap farajnya beberapa ketika maka tangan Cik Azlina mula beralih ke teteknya. Baju tidur nipis diselak. Terlihat dengan jelas dua bukit kembar terpacak indah putih melepak. Putingnya yang sebesar jari itu berwarna agak kemerahan. Cik Azlina meramas kedua teteknya dengan kedua-dua belah tangan. Erangan makin kuat terdengar dan kulihat mata Cik Azlina terpejam rapat. Mungkin iblis merasukku maka aku memulas tombol pintu. Pintu terbuka dan aku meluru masuk ke dalam bilik. Paha Cik Alina yang terbuka luas aku kuak. Aku sembamkan mukaku ke tundun berbulu Cik Azlina. Aku cium dan jilat cipap Cik Azlina yang telah basah. Aku jilat kelentit yang tertonjol di bahagian atas. Cik Azlina mengerang makin kuat. Teteknya diramas makin kuat. Aku menjilat makin pantas. Cairan yang berlendir dari muara kemaluan Cik Azlina aku sedut. Bila melihat tiada sebarang tindak balas dan penentangan dari Cik Azlina maka aku makin berani. Pada mulanya aku takut juga kalau-kalau Cik Azlina akan menjerit. Sungguhpun ibuku tiada di rumah malam itu tapi aku bimbang juga. Bila Cik Azlina mula mengangkat-ngangkat punggungnya maka aku bertambah berani. Aku hidu bau faraj Cik Azlina dan hatiku berkata begini rupanya bau kemaluan wanita. Baunya tidaklah harum tapi membangkitkan nafsuku. Makin lama aku menjilat vagina Cik Azlina aku perasan yang cairan hangat makin banyak keluar dari lubang burit. Cairan berlendir itu tak berbau dan aku sedut tiap kali ia keluar dari dalam. Bila saja lidahku menempel ke kelentit Cik Azlina aku nampak kedua paha Cik Azlina mula bergetar. Tiap kali aku menjilat daging kecil itu Cik Azlina akan mengangkat punggungnya ke atas. Kerana nafsuku tak terkawal lagi aku makin ganas menjilat dan menghisap faraj Cik Azlina hingga bibir dan mukaku basah dengan lendir nikmat yang keluar membuak-buak dari lubang sempit di antara dua bibir merah yang lembab. “Sedap Din, jilat lagi Din,” terdengar suara Cik Azlina perlahan. Rambatku ditarik-tarik dan diramas-ramas oleh tangan Cik Azlina. Aku terkejut juga bila Cik Azlina memanggil namaku. Rupanya Cik Azlina sedar apa yang aku lakukan. Bagaikan mendapat lampu hijau daripada Cik Azlina maka aku makin berani. Apa yang aku lihat dalam web lucah aku praktikkan kepada Cik Azlina. Tiap perlakuan watak yang aku lihat aku tiru. Aku kuak makin luas paha Cik Azlina. Bibir merah terbuka luas dan aku terus menjilat-jilat lurah licin tersebut. Sambil menjilat aku perhati dengan perasaan ingin tahu. Di sudut atas kelentit Cik Azlina sudah basah lencun. Di lurah yang merkah aku lihat ada dua lubang kecil. Aku ingat kembali pelajaran biologi yang aku pelajari. Yang atas agak kecil dan aku tahu ini adalah lubang kencing. Yang bawah lubangnya kelihatan seperti berdenyut-denyut dan menyedut-nyedut. Aku tahu ini pastinya lubang vagina sebab aku pernah lihat punggung ayam pun berdenyut-denyut macam ini. “Fuck me, fuck me,” antara dengar dengan tidak Cik Azlina bersuara. Aku tahu Cik Azlina dah tak tertahan lagi. Akupun dah tak tertahan lagi ingin merasa kemaluan perempuan. Kain pelikat yang aku pakai aku londeh ke lantai. Pelirku terpacak keras menunggu saat untuk menyerang. Aku gementar juga kerana aku sememangnya tak ada pengalaman. Aku hanya biasa melihat vcd lucah dan majalah porno bersama kawan-kawanku. Aku bangun dan menghalakan kepala pelirku yang sudah basah ke muara cipap yang merah juga basah. Dengan perasaan penuh debar aku menolak perlahan batang balakku. Kepala konek mencecah lubang lembab. Lubang lembab yang berdenyut seperti menyedut kepala konekku. Aku menekan lebih kuat dan aku rasa seluruh kepala konek terbenam. Sungguh hangat lubang burit Cik Azlina. Aku menarik dan menekan lagi lebih kuat dan separuh batang pelirku yang berukuran lima inci itu masuk. Aku rasa seperti kepala pelirku terbakar. Lubang nikmat Cik Azlina sungguh hangat. Sungguh nikmat rasanya dan aku menekan makin kuat hingga seluruh batang pelirku terbenam. Cik Azlina mengerang makin kuat. Aku merapatkan badanku mendakap badan Cik Azlina. Aku memeluk erat tubuh gebu itu sambil mulutku menyonyot tetek pejal yang terpacak teguh bagai Gunung Kinabalu. Badan Cik Azlina seperti bergetar. Mulutku menghisap puting tetek sementara balakku terbenam dalam lorong nikmat Cik Azlina. Aku menggerakkan punggungku naik turun dan terasa batang kemaluanku seperti diramas-ramas dan dielus-elus. Kemutan-kemutan dinding vagina Cik Azlina sungguh lazat. Kesedapannya tak dapat diucap dengan kata-kata. Gerakan-gerakan badan Cik Azlina makin kuat. Getaran pinggulnya makin terasa. Kaki Cik Azlina seperti menendang-nendang udara. Mulutnya makin kuat mengerang dan matanya tertutup rapat. Aku yang pertama kali merasa nikmat bersetubuh tak dapat bertahan lagi. Batang pelirku seperti diperah-perah. Aku hanya bertahan lima minit dan dan terasa pelirku akan meledak. Sekali tekanan kuat maka terpancutlah maniku menerpa rahim Cik Azlina. Kepala pelirku terasa ngilu tapi nikmat. Serentak pancutan maniku aku terdengar Cik Azlina mengeluh kuat dan badanku dipeluk kemas. Cik Azlina menggelepar seperti ayam di sembelih. Badan Cik Azlina mengejang dan beberapa saat kemudian pelukan ke badanku mengendur. Cik Azlina terkulai lemah di atas tilam. Aku masih terkapuk lemah di atas badan Cik Azlina. Badanku terasa lemah. Aku jatuh terbaring di sisi Cik Azlina. Cik Azlina meraba-raba badanku. Aku juga meraba-raba perut dan tetek Cik Azlina yang tetap keras kenyal. “Terima kasih Din, akak puas,” terdengar suara Cik Azlina di cupingku. “Akak tak marah?” tanyaku takut-takut. “Kita kan sama-sama menikmatinya, buat apa marah.” Sambil tersenyum aku bangun sambil mengambil kain pelikat yang berada di lantai. Sebelum meninggalkan bilik aku mencium lembut pipi Cik Azlina. Cik Azlina tersenyum sambil mengenyitkan matanya kepadaku. “Kalau Din sunyi datanglah ke bilik akak.” Cik Azlina bersuara manja. Aku mengangguk dan tersenyum. Jururawat muda ini telah memberi laluan dan lampu hijau. Peluangku menikmati tubuh mungil Cik Azlina terbuka luas. Aku berjalan lemah sambil menutup perlahan pintu bilik. Kenangan indah yang tak pernah aku lupakan.

cerita rogolbudaksekolah, 3gp porn gambar bogel budak sekolah terengganu com, cerita lucah melayu budak 17 tahun, www cerita lucah melayu, cerita sex terengganu, cerita sex baju kurung, cerita lucAh terengGanu, cerita lucah porn, www gambar blue/awek-lucah/sex-awek-terengganu html, cerita lucah 17 tahun, gadis cun kampung kelantan pics, cerita lucah rogol budak, 17 tahun melayu, cerita raba baju kurung, cerita seks rogol awek, cerita lucah di terengganu, cerita lucah 17TAHUN com, Gambar dan cerita seks melayu boleh 17tahun, cerita sex melayu 17, cerita seks orang melayu baju kurung

My Maid

$
0
0

Video Lucah : My Maid - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel My Maid   Melayu Boleh.Com

Abang Ipar Mahani

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Namaku Mahani. Berusia 29 tahun. Berkulit cerah, berkaca mata dan memakai tudung kepala, itupun bila keluar bandar atau masa mengajar, bila di rumah aku lebih selesa membukanya sahaja. Berambut panjang pangkal bahu dan bentuk tubuh badanku cantik. Pakaian yang diminati, Baju Kurung, Kebaya, Kebarung dan Jubah dan inilah jenis pakaian yang sering ku gunakan bila ke sekolah. Bila di rumah aku lebih suka samada memakai kain batik dan t’shirt, seluar slack sutera dengan kemeja, kekadang sepasang gaun hingga ke paras betis, dan kekadang Baju Kurung Kedah.

Walaupun pakain kerjaku semuanya longgar-longgar belaka tapi pakaian yang aku pakai kat rumah sedikit sendat, dan tak secara langsung mengikut bentuk tubuhku. Dari situ kekadang nampak kurus sikit, tapi hakikatnya membentuk lekuk tubuhku. Malah suamiku sendiri pernah berkata ‘bergetah’. Hobiku menonton video dan selain itu berkhemah. Perwatakanku sedikit pemalu. Telah berkahwin, suamiku berumur 29 tahun juga. Kami belum punya anak dan berkemungkinan tidak akan punya anak kerana aku telah disahkan tidak berkemampuan untuk mengandung anak atau lain ertikata mandul.

Aku berkahwin pada tika umurku 25 tahun, iaitu pada 18 Mac 1995. Masa tu masih lagi menuntut di pusat pengajian tinggi. Aku bertugas sebagai seorang guru di salah sebuah sekolah menengah di Kuala Lumpur. Suamiku pula bertugas sebagai seorang pegawai di sebuah kilang di Petaling Jaya. Perkhwinan dan rumahtangga kami aman bahagia sehingga kini, tapi di sebalik kebahgiaan itu aku sebenarnya seorang isteri yang derhaka dan curang.

Begini ceritanya, suamiku mempunyai seorang abang yang mana bekerja dan mengajar di sekolah yang sama denganku. Oleh kerana itu, sebaik sahaja selepas berkahwin kami pun berpindah tinggal dengan abangnya. Aku panggil Abang Man sahaja. Beliau berumur 38 tahun genap pada 1 Julai 1999 yang lalu. Beliau masih belum berkahwin. Selain kerana masalah mencari rumah sewa, juga menjadi kemudahan untuk ku berulang alik bekerja. Kerana itu selepas berkahwin kami pun berpindah tinggal di rumah Abang Man. Mulanya aku tidak bersetuju untuk tinggal dengan orang lain kerana aku amat malu walaupun dengan abang ipar sendiri, tapi atas pujukan suamiku maka aku terpaksa juga mengalah.

Di Kuala Lumpur kami tinggal di sebuah rumah flat yang punya tiga bilik. Bilik pertama telah kami gunakan sebagai bilik komputer dan perpustakaan mini. Satu bilik untuk Abang Man dan satu bilik lagi Abang Man serahkan kepada kami suami isteri. Untuk pengetahuan, Abang Man fizikalnya seorang yang tinggi, malah lebih tinggi dari suamiku. Berwajah lembut, tenang dalam berbicara bersesuaian dengan jawatannya sebagai guru kaunseling di sekolah ku. Berkumis dan badanya agak tegap. Ramah dalam berbicara, dan kerana itu walaupun baru mengenali Abang Man aku tidak rasa kekok berbicara dengannya, malah antara aku dan suamiku nampaknya aku seakan lebih banyak berbual dengan Abang Man.

Dari suamiku sendiri beliau ada mengatakan dari kecil lagi dia dan Abang Man begitu. Jadi tak hairanlah. Baik fizikal dan sikap ramah-tamah jika nak dibandingkan dengan suamiku agak jauh berbeza. Suamiku lebih banyak pendiamnya, sedikit rendah dan sedikit kurus. Namun dia baik dalam melayanku walaupun mengetahui kelemahanku.

Selama tiga bulan tinggal bertiga kehidupan kami berjalan seperti biasa. Aku juga kian merasa selesa tinggal bersama Abang Man. Selain tiap pagi dapat menumpang beliau pergi kerja aku juga tidaklah keseorangan bila suamiku Ramlan keluar negara atau bekerja hingga larut malam bila beliau buat overtime. Sekurang-kurangnya aku tidaklah takut sangat

Kehidupan kami terus berjalan dari hari ke hari dan bulan ke bulan. Masuk bulan ke lima suatu hari suamiku telah ditimpa kemalangan dengan sebuah Pajero dalam perjalanannya balik ke rumah. Kecederaannya agak parah, malah sebaik saja sembuh suamiku tidak lagi ‘berfungsi’ dalam ertikata hubungan sex. Walaupun tampak tidak menjejaskan apa-apa dari segi zahirnya namun kepuasan yang pernah aku nikmati dulunya tidak lagi aku kecapi. Mulalah suamiku berubat ke sana-sini, malah tidak sedikit wang yang telah habis, namun sia-sia belaka. Ketegangan zakarnya lansung tidak wujud.

Dalam usia 25 tahun dan baru saja lima bulan mendirikan rumahtangga, baru mula mempelajari merasa nikmat persetubuhan yang tak pernah aku rasakan sebelum ini hilang sama sekali dengan hanya suatu pelanggaran. Kekecewaan itu terasa di hatiku apatah lagi batinku. Namun aku tetap tidak menunjukkannya kepada suamiku. Aku hanya terdaya mampu melakukan yang ringan-ringan sahaja, untuk memasukkan zakarnya ke dalam kemaluanku jauh sama sekali.

Kini setahun aku tidak menikmati hubungan sex. Terlau kosong kehidupan ini aku rasakan. Dari hari ke hari kehidupan kami berdua terasa jauh dan semakin jauh. Suamiku lebih menumpukan pada kerjayanya manakala aku pula lebih banyak termenung dan terlalu buntu dalam banyak hal. Perbicaraan kami berdua tika di rumah juga jarang-jarang, aku lebih banyak menumpukan pada kerja anak-anak muridku, manakala suamiku pula sering sahaja buat overtime.

Dalam pada itu rupanya Abang Man terhidu akan perubahan kami berdua. Dia cuba memujukku untuk menceritakan padanya. Sebagai seorang isteri, aku masih belum dapat menceritakan segala yang aku rasai pada orang lain. Namun Abang Man seolah tidak berputus asa, manakala aku pula terasa seakan diambil berat dan aku perlukan seseorang untuk menenangkan fikiranku. Dalam situasi ini hanya Abang Man insan terdekat yang dapat menghiburkan hatiku. Hari demi hari aku terasa lebih senang berbicara dengan Abang Man berbanding suamiku.

Mungkin kerana permasalahan yang beliau hadapi maka suamiku jarang sangat berada di rumah. Dalam seminggu pasti 4 malam aku akan tidur keseorangan. Masa aku di rumah lebih banyak kepada membelek kerja siang hariku, dan kekadang aku berada di ruang tamu menonton TV. Dan seringnya yang bersamaku ialah Abang Man.

Kematangan Abang Man dalam menasihatiku sedikit sebanyak menimbulkan ketenangan di hati ini. Malah seringnya yang menjamah makan malam masakan ku ialah Abang Man, suamiku pula entah di mana.

Pada suatu malam jiwa aku rasa amat tertekan. Lebih kurang jam tiga pagi aku bangun dan terus ke ruang tamu. Di situ aku menangis mengenangkan nasibku. Tanpa aku sedari rupanya perlakuanku telah diperhatikan oleh Abang Man. Kenapa dan mengapa Abang Man terbangun tidak pula aku ketahui, kemungkinan juga sebab esak tangisku itu. Yang aku sedar beliau telah duduk di sebelahku dan dengan penuh lembut bertanya apa permasalahan yang sedang aku hadapi. Kemudian terasa tanganAbang Man memegang bahuku, entah secra tiba-tiba aku terasa lemah sangat. Terus aku sembamkan mukaku kedadanya dan menangis semahuku. Aku tidak sedar berapa lama aku begitu dan berapa lama pula Abang Man cuba menenangkan aku.

Setelah kesedaran itu timbul baru aku sedar yang kini aku betul-betul berada di dalam pelukan Abang Man. Peha kami rapat dan bertemu, tangan kanannya memaut pehaku yang kiri manakala tangan kirinya telah disilangkan ke belakangku dan memaut pinggangku. Inilah kali pertama dalam sejarah hidupku tubuhku dipeluk oleh orang lain yang mana selama ini hanya ku biarkan untuk suamiku. Tak tahu apa harus aku lakukan…aku hanya berdiam diri sahaja. Pada tika itu aku cuma berkain batik dan berbaju T yang agak sendat dan Abang man pula cuma berkain pelikat dan singlet.

Aduh… kenapa situasi sebegini harus terjadi. Aku ingin meleraikan pelukan Abang Man tapi aku terasa malu andai wajah ku ditatapinya nanti. Jadi aku terus saja berdiam diri. Dalam keadaan begini terasa tangan kiri Abang Man mengurut-ngurut lembut belakangku. Aku semakin lemas diperlakukan sebegitu..tapi aku juga tidak mampu menolak. Dalam pada memikirkan bagaimana jalan terbaik untuk aku menghindari dari sesuatu yang lebih jauh terjadi, terasa tangan kanan Abang Man yang sedari tadi berada di atas peha kiriku memicit-micit lembut pehaku. Aku semakin gelabah dan nafasku semakin kencang.

Tangan kanan Abang Man semakin aktif bergerak, namun lembut…turun ke paras lutut dan kemudian diurut naik ke atas malah sampai naik hampir ke pinggangku. Terasa ibu jarinya seakan dekat dengan kawasan laranganku. Diulangingnya berulangkali…mungkin kerana melihatkan aku diam..Abang Man semakin berani. Dan aku sendiri hairan, walaupun tubuhku mengigil tapi segala perlakuannya aku biarkan.

Kerana kepalaku di bawah dagunya maka dalam keadaan begitu aku sempat membelek gerak jarinya. Tangan kanannya kini di bawa pada kedudukan antara pangkal pehaku yang atas dan pelipat pinggangku. Di situ ia berhenti tapi jari tangan telunjuknya diputar-putarkan di situ. Aduh semakin dekat terasa dengan kawasan larangan tersebut dan geli sekali rasanya. Namun aku masih lagi tidak berbuat apa-apa.

Dalam keadaan takut, geli dan rimas tiba-tiba terasa tangan kanannya dilepaskan dari pehaku..belum sempat aku membuka mataku untuk melihat apa yang terjadi..tiba-tiba terasa daguku disentuh dan seterusnya di dongakkan ke atas. Aku hanya mampu memejamkan mataku untuk tidak mengadap wajah Abang Man. Setelah kepala ku terasa didongak jauh ke atas..tiba-tiba perkara yang tidak terpikir olehku sebelum ini akan terjadi telah berlaku. Bibirku dicium dan dikucup oleh Abang Iparku sendiri. Aku lemah sangat pada ketika itu…yang hanya mampu aku terus membiarkan bibir mungilku dijamah oleh bibir Abang Man..malah Abang Man mampu membawa lidahnya ke dalam mulutku. Terus aku dikucupi semahunya.

Seterusnya tubuhku terus mengigil bilamana terasa tangan kanan Abang Man kini kembali berada di pehaku dan semakin diusap dan digerakkan lembut naik ke atas….dari peha, diusapnya perlahan ke perut dan seterusnya jari jemarinya betul-betul berada di bawah pangkal buah dadaku. Aku yang sedari terus entah dan entah…panik dan terus panik….dan akhirnya terasa dengan lembut sekali buah dadaku telah dipegang oleh sekali lagi bukan suamiku. Dalam kegelian aku sendiri terasa nikmat di buat begitu. Namun aku masih berharap agar tidak terjadi lebih jauh.

Lidah Abang Man yang sedari tadi berada di ruang dalam mulutku kini telah keluar. Namun wajahku pula menjadi sasaran ciuman dan jilatannya…dan kemudian terasa lidah Abang Man semakin turun dan mencapai tengkuk ku pula. Pada tika ini aku tidak lagi mampu menolak seruan nafsu yang mana dalam aku cuba menolak ianya seakan telah separuh menguasaiku. Habis batang leherku dicium dan dijilatnya…Aku geli…geli dan ghairah…nafasku mula tidak teratur. Tanpa aku sedari rupanya tangan kanan Abang Man telah menyingkap dan memasuki baju T ku itu. Aku cuba menolak tangannya keluar..namun Abang Man lebih mampu menguasainya di ketika ini.

Buah dadaku di ramas dan diurut dengan coli yang aku pakai itu. Seterusnya coliku diangkat…dan kini terseralahlah buah dadaku yang ku jaga darimana-mana pandangan lelaki maupun perempuan dari menatapi, kecuali suamiku. Aku terasa Abang Man berhenti sekejap…lampu jalan yang terpasang sudah cukup untuk Abang Man menikmati keindahan bentuk dan kepejalan buah dadaku. Dan…aduh, perkara yang tidak pernah dilakukan oleh suamiku sendiri telah berlaku tika ini. Abang Man dengan lembut menjilat putting buah dadaku seterusnya menghisapnya dengan lembut sekali. Nafsu semakin menguasai diriku.

Kedua tanganku seakan menolak kepalanya dari terus berbuat begitu tetapi kekuatan aku tidak ke tahap maksima..kerana sebahagian diri aku juga telah di kuasai nafsu dan keinginan yang telah lama aku idamkan. Rasa sedap dan ghairah semakin menguasaiku…dan seterusnya bila Abang Man menyingkap baju T ku…aku pula dengan senang mengangkat tangan agar baju T senang di buka seterusnya coliku pula. Mataku masih lagi terpejam sedari mula tadi… Dan kini bahagian atas tubuh gebuku tiada seurat benang pun menutupinya..dalam malu aku pasrah. Bagi Abang Man tubuh ku terus dinikmati sepuas-puasnya malah rasanya tiada sinci pun ruang tubuhku yang tidak terkena jilatan lidahnya. Kemudian tubuhku ditarik dan aku terus rebah di atas sofa panjang rumah kami.

Terasa Abang Man telah meniarap di atas tubuhku…peha kanannya telah dimasukkan antara kedua belah pehaku. Bila saja Abang Man menciumi bibir mungilku..badanya rapat ke tubuhku…dan seterusnya bahagian peha kami bertindih. Pada tika itu peha kananku terasa ditindih dan menyentuh sesuatu yang keras pejal dan besar. Tangan kirinya di silangkan di bawah tengkukku manakala tangan kanannya meramas lembut buah dadaku yang kini terasa semakin keras dan puting buah dadaku terasa menonjol terkeluar sedikit.

Terasa urutan tangan kanan Abang Man mengurut dan perlahan-lahan penuh dengan nikmat turun ke bawah… menyentuh perut dan seterusnya..semakin jauh ke bawah…terasa lubang pusatku di sentuh dan di cucuk lembut. Aku mengeliat kegelian….tak lama di situ..Abang Man membawa tangannya terus lagi ke bawah…menyentuh tundunku yang sememangnya aku sendiri kagum selama ini. Terus terang sedari kecil aku memiliki sesuatu yang amat tembam..malah kalau aku baring melentang…di kawasan itu biasanya akan timbul sedikit. Gebu dan teramat tembam…malah walaupun sebelum ini aku sudah disetubuhi oleh suamiku namun kalau seluas mana aku cuba kankang dan rengangkan kedua belah pehaku….namun sedikit pun bibir kemaluanku tidak akan terbuka. Begitulah tembam dan gebunya kawasan tudun kemaluanku. Malah sewaktu sering bersama suamiku juuga beliau sering mengatakan padaku..’mengelembung" dan kekadang “apam’.

Akhirnya tangan Abang menyentuh kemaluanku…aku hanya mampu terpejam dan merapatkan kakiku. Dengan lembut Abang Man membuka kedua belah pehaku..aku pula seolah mengizinkan. Walaupun masih beralaskan kain batik tapi aku tahu Abang Man menikmati kelembutan dan tembamnya kawasan kemaluanku. Beliau mengurut-ngurut lembut di situ…kekadang di’cekup’ dengan telapak tangannya…diramas dan yang mengasyikkan bilamana Abang Man menggunakan jari telunjukknya membuat pergerakan ke atas dan ke bawah mengikuti alur kemaluanku. Setiap kali dibuatnya sebegitu, tubuhku menginjak-nginjak tidak tertahan. Rupanya hebat sekali bilamana kematangan menguasai jiwa seseorang dan dengan kematangan dan kesungguhan itulah aku tewas dalam perlakuan ini.

Aku terus menikmati permainan Abang Man…kehausanku selama ini nampaknya tak daya lagi untuk aku tahan…yang pasti aku akan langsaikan segalanya malam ini untuk membayar setahun masa dan nikmat yang terbuang. Namun aku tidak perlu untuk membalas permainan Abang Man..kerana Abang Man terlalu mahir setakat ini yang aku rasakan.

Rupanya kemaluanku telah mula mengeluarkan air pelicin. Jari Abang Man masih lagi membuat pergerakan turun naik dengan lembut sekali. Terasa kain batikku telah basah di kawasan alur kemaluanku. Kemudian terasa dengan jarinya Abang Man menekan-nekan ke dalam alur kemaluanku. Sedikit demi sedikit terasa kain batik yang ku pakai telah di celah bibir kemaluanku. Aku menikmati rasa ghairah yang amat sangat. Semakin lama semakin tidak tertahan aku dibuai Abang Man. Tika aku hampir untuk ke kemuncak tiba-tiba Abang Man melarikan jarinya…aku mula terasa hampa, namun tiba-tiba Abang Man mengambil langkah yang lebih drastik…kainku dilonggar dan kemudian dilucutkan dan diikuti perlahan-lahan seluar dalamku dilucutkan. Terasa amat malu aku pada Abang Man… Mataku terus ku pejamkan.

Terasa kedua belah tangan Abang Man menguak dan mengangkangkan ke dua pehaku yang gebu itu. Aku merasakan permainan ini akan sampai ke puncak namun tidak seperti yang ku sangka. Sesuatu yang tidak terduga olehku dan tidak pernah dibuat oleh suamiku telah dilakukan oleh Abang Man. Dia telah menciumi seluruh kemaluanku di bibir luar sehinggalah menggunakan lidahnya menerokai lurah dan lubang kemaluanku, sekali lagi rasa ghairah yang tidak bisa kuucapkan dengan kata-kata menjalar di seluruh tubuhku. Aku pernah terdengar akan perlakuan sebegini tapi aku tidak pernah terduga akan dilakukan sebegini pada malam ini. Rupanya dalam diam Abang Man punya kepakaran dan kepelbagaian teknik, tidak kusangka sama sekali.

Permainan jilat menjilat ini agak lama, kemudian Abang Man merenggangkan kepala dan lidahnya dari kemaluanku. Terasa Abang Man telah berada di celah ke dua belah pehaku. Aku pasrah kali ini, apa saja yang akan Abang Man persembahkan nanti akan ku turuti sahaja. Tika ini nafsu telah menguasai diriku seluruhnya. Abang Man menindih tubuhku….sekali lagi kami bercium. Kali ini berlainan, aku kini membalas tiap serangan Abang Man…sesekali aku pula mengambil inisiatif memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Sedap dn nikmat. Jauh di celah kangkangku terasa sesuatu yang keras, besar sedang menikam-nikam ke sana sini, mencari lubang nikmat agaknya.

Pencarian telah ketemu. Dapat kurasakan yang kepala zakar Abang Man betul-betul pada sasarannya. Secara perlahan-lahan bibir kemaluan ku dikuak oleh zakar Abang Man. Terasa sempit sekali, adakah lubang kemaluanku telah kembali sempit setelah agak lama tidak diterokai atau aku sedang ditusuki oleh zakar yang lebih besar dari suamiku. Kenyataannya aku dapat rasakan, kalau tidak kerana air pelicin yang telah membasahi kemaluanku pastinya aku akan menjerit sakit. Namun begitu ianya tetap amat ketat kurasakan…tapi itulah kenikmatan yang ku inginkan. Zakar Abang Man semakin jauh menerokai farajku…memang nyata zakar yang Abang Man miliki jauh lebih besar, panjang dan tegang dari suamiku. Akhirnya pangkal kemaluan kami bertaup rapat…terasa farajku telah dipenuhi sepenuhnya dengan rapat sekali.

Abang Man memulakan babak pertarungan yang sama-sama kami inginkan ketika ini. Dari rentak perlahan sehingga permainan sorong dan tarik ini semakin rancak. Tubuhku dihentak dengan begitu gagah sekali…setiap kali Abang Man menjunamkan zakarnya terasa terperosok farajku ke dalam, dan bila di tariknya pula seperti bibir farajku mengikuti keluar semuanya. Sesungguhnya aku telah lupa bahawa zakar yang sedang menerokaiku itu ialah zakar abang iparku sendiri… zakar yang kini berusia 35 tahun sedang membelasah dan sedang menikmati tubuh gebu adik iparnya sendiri yang berusia 25 tahun.

Aku tak kira itu semua, yang penting sebagai seorang perempuan aku juga punya nafsu, aku juga punya keinginan, persetubuhan bukan hanya hak lelaki..jadi apa salahnya aku menikmati peluang yang ada sekarang, peluang yang aku impikan. Dan untuk Abang Man pula, inilah hadiahku untuknya…sekurang-kurangnya tubuh gebuku ini dan segala yang mengiurkan ini dapat beliau menikmati tanpa mengeluarkan apa-apa modal. Malah aku tak rasa rugi apa-apa dengan menyerahkan tubuh dan mahkotaku ini untuk dinikmati oleh Abang Man…malah aku menyesal kenapa aku dipertemukan dengan Ramlan suamiku dan bukannya Abang Man.

Sedar tak sedar lebih sudah 20 minit zakar Abang Man di dalam farajku. Apa yang aku kagum dengan Abang Man, setakat ini aku sudah dua kali mencapai ke kemuncak persetubuhan, sudah dua kali tubuhku mengejang sekejang-kejangnya, tapi Abang Man terus gagah, malah semakin gagah dan galak zakarnya menghentak kemaluanku. Walaupun kepuasan sebenar persetubuhan telah dua kali ku perolehi namun untuk membalas jasa dan budi Abang Man yang besar ini aku juga harus dan aku juga mahu Abang Man mencapai ke kemuncaknya. Sedar tak sedar aku telah membisikkan ke telinga Abang Man meminta padanya untuk memancutkan air maninya ke dalam.

Tak lama kemudian sekali lagi aku terasa ghairah untuk sampai ke kemuncak yang amat sangat..dan pada masa yang sama nafas Abang Man juga sedikit kuat. Akhirnya untuk kali ketiga pada suatu kali persetubuhan aku mencapai klimaks ku...kali ini lebih hebat kurasakan. Dalam pada itu tidak sampai pun 5 saat dari kemuncakku…tiba-tiba Abang Man menusukkan zakarnya jauh ke dalam dengan suatu tusukan yang padat dan dan pelukkannya ke tubuhku erat sekali. Dan henjutan-henjutan kecil tubuh Abang Man berlaku..aku dapat merasakan zakar Abang Man kembang kuncup di dalam farajku. Sudah pasti Abang Man telah memancutkan air hikmat zakarnya ke dalam farajku.

Kemudian Abang Man merebahkan badannya di atas badanku…dia terus menciumiku sambil itu zakarnya tidak dicabut malah dibiarkannya di dalam farajku. Aku pula merasa selesa dengan keadaan ini. Sesuatu yang aku kagumi telah berlaku…walaupun Abang Man sudah memancutkan air maninya namun zakarnya terus tegang, ini tidak berlaku semasa aku aktif bersetubuh dengan suamiku. Biasanya selepas memancut zakar suamiku akan terus lembik. Lebih kurang 10 minit barulah Abang Man menarik keluar zakarnya dari farajku..sambil bibirnya mengukir senyuman manis ke arahku. Aku tidak bisa membalas sebaliknya aku terus mencapai baju, coli dan kainku dan terus bergegas lari ke dalam bilik.

cerpen melayu panas, hot malay fuck picture, SEDAP KOCAK MAHANI, seks dgn pak cik lemang

Awek Liar Part 4

$
0
0

Video Lucah : Awek Liar Part 4 - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Awek Liar Part 4   Melayu Boleh.Com

awek melayu part 4 lucah, gambar budak malaysia telanjang

Kisah Seks dengan Bohsia

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Kisah Seks dengan Bohsia   Melayu Boleh.Com

Aku nie ada citer yang nak di kongsi dengan para-para pembaca yang di hormati sekelian. Perkara nie berlaku ketika aku dan beberapa rakan jurugambar bebas duduk melepak di Air Terjun Gabai, Hulu Langat. Aku suka lepak kat situe sebab ada port baik untuk jurugambar seperti kami mengambil shoot shoot panas minah-minah rempit dengan pakwe mereka atau mungkin jugak mereka nie bohsia-bohsia yang bersepah-sepah kat Kuala Lumpur nie.

Dengan kedudukan tempat rehat aku dan rakan-rakan yang tinggi mempermudahkan kami untuk mencari angle-angle yang menarik untuk mengambil gambar-gambar yang cantik khusus nyer bohsia-bohsia atau minah-minah rempit yang mencari port untuk buat projek. Dah banyak kali aku dapat shoot-shoot yang cantik khusus nyer minah-minah tengah main tidak kira yang ringan-ringan sehingga aktiviti buat anak-anak.

Ada satu hari tue aku dengan sorang member jurugambar paper cina lepak kat situe dengan tujuan nak release tension. Tak silap aku hari tue hari Rabu dan target aku sure tak ramai orang yang datang mandi manda kat situe. Jangkaan aku ternyata meleset dimana ramai sungguh couple-couple rempit tengah terjerit-jerit macam monyet tengah bermandi manda. Aku dengan kamera digital SLR Nikon D100, Lens kapasiti 300mm-500mm 5.6 terus mencari sasaran yang sesuai untuk shoot-shoot menarik untuk tatapan peribadi.

Setelah 20 ke 30 shoot menarik aku pun dapat melihat 1-2 minah-minah yang perasan aku ambik gambar mereka. Mereka tersenyum dan melambai-lambai tangan ke arah aku sambil menggayakan aksi lucah seperti penari bogel. Aku sekadar tersenyum dan melambai kembali ke arah mereka dan memberikan isyarat agar mereka dapat naik ke kawasan rehat kami. Member aku si Sam tersengih-sengih dan terus memberikan isyarat pada aku yang dia nak naik ke kawasan atas bukit yang lebih tinggi untuk menggambil shoot-shoot permandangan yang lebih menarik.

Tiba-tiba hujan renyai-renyai mula turun di ikuti hujan yang cukup lebat. Sedang aku melepak-lepak keseorangan di bawah tempat berehat tue, datang dua orang minah-minah yang melambai-lambai tangan kat aku tadi. Mereka terus menyapa kat aku... "Hai bang! Lepak sorang jer ker".... Aku sekadar menganggukkan kepala jer. "Boleh kami join ker?" "Boleh!".. jawab aku pula. Mereka pun lepak kat sebelah aku sambil membawa beg kecil berisi pakaian salinan mereka. Aku memerhatikan minah-minah nie dari atas ke bawah. Memang mantap dan paling best nasik lemak kedua-dua mereka nie memang besar. Kena dengan citarasa aku. Dari raut wajah mereka aku yakin mereka nie budak-budak kampung dari Hulu Langat jugak.

Aku memperkenalkan diri aku terlebih dahulu kepada mereka. Kemudian minah-minah nie memperkenalkan diri sebagai Inah dan Wati. Aku describe sikit si Inah nie tinggi tapi bontot besar. Tetek power gak kulit hitam manis. Manakala si Wati nie pula cerah sikit tapi still hitam jugak ler... Rendah jer orang nyer tapi tetek dia tak ingat punya. Kalah tetek Hetty Sarlenne tue. Dua-dua umur 18 tahun baru lepas habis SPM bersekolah di Sekolah Menengah A.J Hulu Langat. Terkejut pulak aku bila minah-minah nie cakap diorang baru 18 tahun.

Aku bertanya mana pergi member-member rempit yang lain? Mereka dengan selamba menjawab cari port main kot. Aku sekadar tersenyum dan bertanya asal tak join member-member yang lain... Minah-minah nie cakap boring dan diorang sekadar datang untuk mandi manda jer. Mereka pun bertanya sama ada aku mengambil mereka untuk masuk dalam paper ker? Aku cakap takder lah, sekadar untuk koleksi peribadi jer... Diorang pun tersenyum manja sambil meminta aku mengambil gambar mereka lagi. Aku pun buat-buat jual mahal memandangkan aku berharap agar dapat mengambil gambar minah-minah yang panas dan kow-kow...

Diorang memujuk aku untuk mengambil gambar aksi mereka di bawah tempat rehat tersebut, tapi aku masih enggan kerana aku berharap dapat mengambil gambar yang lebih panas... Hujan semakin lebat dan aku pun berterus terang dengan minah-minah yang aku hanya nak shoot gambar yang power dan panas jer kalau mereka setuju. Mereka bertanya shoot yang macam mana? Aku dengan selamba mengatakan shoot kat body diorang kalau boleh tak payah pakai apa-apa lar kat badan tue.

Tersengih dua-dua ekor minah nie bila dengar dengan apa yang aku cakapkan. Inah akhir nyer bersetuju dengan cadangan aku tetapi dengan syarat, dia enggan di ambil gambar kat situe. "Inah tak mau lar ambik gambar macam tue kat sinie.. Nanti orang nampak"... Aku pun menjawab tegas. "Mana ada orang kat sini time hujan-hujan lebat nie".... "Lagipun bukan suruh tanggal semua pakaian tue.. Tayang sikit-sikit jer boleh lah!".... Wati pun menjawab... "Boleh janji jangan masuk paper atau internet"... Takder lah jawab aku... Yes mangsa dah mengena dan aku dah ada target baru nak meratah sekali dua-dua minah-minah nie kalau boleh lah!...

Aku mengeluarkan kamera digital aku, terus menukar lens kepada normal medium focus 15mm-45mm. Aku mengarahkan Inah yang ketika ini memakai t-shirt body fitting putih dan seluar pendek bola agar menyelakkan sikit t-shirt body fitting keatas agar menampakkan tetek yang masik di salut bra. Dia yang masih takut-takut memandang kiri kanan ke kawasan sekeliling untuk memastikan sama ada masih ada pengunjung lain yang melalui ke kawasan itu. Aku turut mengarahkan dia melucutkan sikit seluar yang di pakai sehingga paras lutut untuk menampakkan pantie yang di pakai.

Inah yang masih duduk di atas kerusi batu tersebut akhir nyer akur apabila aku mengarahkan sekali lagi agar dia lakukan dengan apa yang di arahkan oleh aku. Inah menarik t-shirt body fitting keatas dan menampakkan tetek dia yang di salut bra hitam. Tue dia! Memang power tetek dia, besar dan padat. Inah juga menarik seluar ke lutut dan akhir dapat jugak aku lihat pantie merah yang di pakai. Larr thong rupa nyer yang dia pakai. Tembam betul apabila aku focus lens aku ke lurah cipap dia walaupun masih di salut thong yang di pakai. Aku pun mengambil beberapa shoot menarik ke atas Inah yang keluh kesah jelas terpancar di raut wajah nyer.

Manakala Wati hanya memerhatikan member dia beraksi separuh lucah ketika sesi bergambar tersebut berjalan. Aku kemudian mengarahkan Wati melakukan perkara yang sama sebagaimana Inah lakukan. Dia hanya tersenyum macam kerang busuk kerana dia mengatakan yang dia tak pakai bra dan pantie kat dalam. Patut lar dia hanya memakai t"™shirt berwarna coklat yang tebal manakala seluar ketat panjang berwarna hitam. Aku pun memberi arahan agar menari sikit t-shirt di pakai agar menampakkan tetek dia. Seluar ketat yang di pakai di tarik ke bawah sikit ajer agar menampakkan cipap nyer..

Wati akur dan melakukan apa yang di arahkan. Inah hanya tergelak sakan apabila Wati menarik t-shirt keatas sambil terus melucutkan terus seluar ketat nyer. Aku suruh tarik sikit seluar ketat tue, dia lucutkan habis. Lantak lah.. janji dapat shoot menarik. Wati mengatakan seluar ketat nyer ketat sangat, terpaksa dia lucutkan habis. Aku tak kisah, lagi bagus. Beberapa shoot aku ambil dan aku mengfocus tepat kearah cipap Wati yang berbulu-bulu sederhana lebat. Memang tetek Wati hebat, cantik, bulat, besar dan padat. Aku dah stim giler dengan dua-dua minah-minah nie. So aku arahkan si Inah agar menanggalkan semua tapi dia enggan. Dia suruh cari port lain. Aku pun tak pikir panjang mengajak kedua-dua mereka untuk beraksi lucah depan kamera aku kat rumah aku lar.

Minah-minah bertanya kat mana rumah aku, aku cakap lah kat Taman Desa Condo, line clear punya. Mereka pun bersetuju dengan syarat aku menghantar mereka balik ke rumah. Nak dapat pantat free, mesti ok jer semua kan. Aku lihat si Wati dah memakai seluar ketat nyer kembali. Manakala si Inah Menukar pakaian basah selamber depan aku. Aku pun mengambil kesempatan terus ke tepi Inah dan terus memeluk nyer sambil tangan kiri aku meramas buah dada nyer... Inah relax jer malah di biarkan aper tindak tanduk yang aku lakukan. Melihatkan tiada halangan dari Inah, aku pun menyeluk kedalam pantie yang di pakai nyer dan mengorek cipap si Inah. Dia mengerang manja dan kami pun terus berciuman dengan ganas dan gelojoh.

Setelah puas aku menuju ke arah Wati yang ketika itu hanya bertuala sedang mengeringkan rambut nyer. T-shirt nyer telah di tanggalkan. Sah kalau aku tanggalkan tuala nyer sure dia nie bogel habis. Aku terus memeluk Wati dari belakang dan menggigit manja leher nyer. Dia menjerit kegelian malah aku turur meramas tetek dia yang besar dan padat tue. "Abang jangan lar! Nanti orang nampak ler... Orang pakai tuala jer, nanti terlucut"..... Kata si Wati. Selamber aku selak tuala yang di pakai dan terus menggentel cipap nyer. Dia yang cuba menahan tetapi tidak bersungguh-sungguh akhir nyer membiarkan tindakan aku. Mungkin dia dah stim kot..

Aku yang stim nak mampus nie terus pergi kedepan Wati dan menyelak sikit tuala yang di pakai terus menjilat tetek yang aku geramkan milik si Wati dia. Dia hanya mampu memeluk kepala aku dan mendengus manja. Kemudian aku selak tuala nyer habis dan terus menyerang cipap nyer. Aku menjilat dan menyedut cipap nyer tanpa belas kasihan lagi. Wati mengerang manja dan memegang kepala aku sesolah tidak sedarkan diri. Sebelum dia klimaks sengaja aku berhenti dan dia mengarahkan aku agar menyambung kembali jilatan aku. Aku cakap nanti kat rumah abang sambung dengan batang... Dia merayu-rayu agar habis jilatan aku. Boleh aku cakap, tetapi nanti abang nak pancut dalam time main boleh?... tanya aku kepada si Wati. "Aper sajer" kata Wati. Aku pun meneruskan jilatan aku sehinggalah dia sampai klimaks nyer.... Dia tersenyum puas dan meminta aku memeluk dia pulak. Aiks sempat nak romantik ler pulak.

Aku lihat si Inah sudah menyalin pakaian dan sedang merapikan rambut nyer yang lurus ikal mayang itu. Aku bertanya kepada nyer sama ada aku boleh pancut dalam kalau main dengan dia nanti. Dia jawab boleh. Tapi kalau bunting dia mintak aku bawak dia pie klinik kasi gugur lah. Aku no problem punya. Aku terus pergi ke arah dia menyambung cumbuan kami sambil meramas tetek dia dari luar baju jer. Dia cakap kat aku yang dia syok kat aku sebab suka ambik gambar dia. Alah minah-minah nie bukan aper, nak cari payung jer lebih. Tapi aku tak kisah bro"™, janji ada tetek ngan cipap untuk lepas benih-benih aku kan.

Kami bertiga pun terus bersiap-siap untuk turun dari Gabai, manakala si Sam dah cabut dengan kereta dia sendiri. Aku pulak bawa satu kereta untuk bawak minah-minah pie makan dulu sebelum aku pulun mereka berdua nie. Ketika berada di dalam kereta aku lihat kedua-dua minah-minah tidur lena. Si Inah duduk di depan manakala si Wati duduk dibelakang. Sepanjang perjalanan ke Klang Lama sempat aku meramas tetek si Inah dan cipap nyer juga. Dia dah tak sedar nie, ahh lantak ler.. habuan dah ada di depan mata. So biarkan minah-minah nie tidur dan lepas nie aku pulak akan meniduri kedua-dua minah yang mantap-mantap nie.

Kami singgah di Bangsar dan makan di Burger King. Aku turut mengbungkus untuk di bawa balik bimbang jikalau selepas beraksi ranjang mana tau lapar lah pulak. Lahap betul kedua-dua minah nie makan. Tetapi aku tak kisah kerana berbaloi aku keluar modal nie. Sampai jer kat rumah aku terus kedua-dua minah-minah nie melepak di atas sofa aku sambil menonton astro. Aku pulak pie mandi sebab nak menyegarkan diri. Aku kemudian sekadar memakai boxer menyertai mereka di ruang tamu. Si Inah aku lihat dah membuta di atas karpet lantai aku manakala si Wati sedang membaca majalah URTV aku.

Aku mencuit Wati agar ke dalam bilik aku dan dia tersenyum panjang dan terus melompat dari sofa untuk ke bilik aku. Aku biarkan si Inah yang dah pejam membuta lena di buai mimpi. Aku on dua dv cam dimana satu di atas kepala katil manakala satu lagi di atas tri-pod sisi katil. Tujuan untuk merakam aksi ranjang kami berdua. Wati hanya tersenyum melihatkan gelagat aku yang sedang memeriksa kedua-dua dv cam tersebut. Aku kemudian mengarahkan Wati agar baring di atas katil aku. Dia terus menghempaskan diri di atas katil sambil mengeliat-liat seperti cacing kepanasan.

Aku kemudian membaringkan diri di tepi Wati dan terus berciuman dengan nyer. Sambil tangan aku meramas-ramas dari lembut ke kasar keatas tetek nyer... Dia mula mengeluarkan sound-sound erotik yang aku suka. Aku kemudian cuba menanggalkan kesemua pakaian Wati malah dia turut membantu sama. Aku kemudian menanggalkan boxer aku dan kami terus bergomolan di antara satu sama lain. Kami yang telah telanjang bulat dapat rasakan kepanasan badan diantara satu sama lain.

Tetek Wati menjadi sasaran aku yang seterus nyer. Tak padan kan dengan umur yang baru 18 tahun besar nak mampus. Ada 32C cup kot! Aku meramas manja buah dada sekejap kiri sekejap kanan. Aku kemudian memicit manja dan menguli-uli puting tetek nyer. Aku dapat rasakan tetek nyer semakin menegang dan keras... Ohhh best betul. Besar betul tetek nyer, tak cukup satu tapak tangan aku untuk meramas. Jejari aku yang sebelah pula sibuk mengerjakan cipap Wati yang sudah bash dan lencun. Wati telah hilang di dalam alam kenikmatan. Acara ramas meramas tetek Wati aku sempurnakan dengan rakus dan ganas bagi melepaskan gian dan geram sejak dari Gabai lagi.

Aku pun meneruskan aktiviti yang seterusnyer dengan melapah dan menjilat cipap Wati. Dia dengan sendiri mengangkangkan kaki nyer apabila merasakan bibir cipap nyer tersentuh dengan lidah aku. Aku hulurkan lidah aku ke alur cipap nyer. Wati menggeliat sampai terangkat-angkat punggung nyer. Air azimat nyer semakin banyak keluar sehingga seperti becak. Aku menggigit manja biji kelentit nyer. Tiba-tiba dia menendang-nendang kaki nyer ke udara dengan satu jeritan... "Ahhhhh Abang Wati Sampai Dah"..... "Ahhhhhhhh! Sayangggggggg Abang"..... Dia menarik kepala aku dan membenamkan muka aku kecelah kangkang nyer... sesak nafas aku di buat nyer.....

Setelah puas aku lihat Wati klimaks aku pun menggesek-gesekkan kepala batang aku ke arah cipap Wati sambil aku menggigit manja bibir nyer. Wati terus memeluk aku sambil kami berciuman. Dengan sekali tekan sajer aku dapat merasakan seluruh nikmat cipap Wati. Terasa kepanasan menyelinap batang aku. Acara sorong tarik, sorong dan jolok, tarik di mulai dengan perlahan dan kelamaan semakin laju dan pantas. Dasar cipap dah tak dara lagi, mudah batang aku menyelunsur maju dan Wati semakin memeluk tubuh aku dengan erat dan pautan kaki nyer di pinggang ku semakin kuat dan kukuh.

Aku dah dapat rasakan yang Wati telah beberapa kali klimaks, namun aku masih mahu bertahan agar berbagai posisi ingin aku praktikkan bersama-sama Wati. Tetapi memandangkan ini games yang pertama maka aku tak boleh bertahan lama lagi. Aku anggarkan baru 15 minit aku berjuang, aku sudah terasa penamat aku akan sampai. Aku melajukan henjutan aku dan tidak sampai beberapa henjutan dan aku terus memancut ke dalam cipap Wati. Aku memancutkan 5-6 pancutan deras ke dalam pantat Wati sambil menggigit keras leher nyer agar meninggalkan kesan love bite. Aku membiarkan semua sisa-sisa air mani aku keluar dan di buang ke dalam cipap nyer.

Aku kepenatan begitu juga dengan si Wati.. Dia tersenyum puas sambil meramas manja bahu aku. Aku tanyakan kepada nyer sama ada dia puas, dia sekadar menganggukkan kepala sahaja. " Wati Abang nak main lagi boleh?".... tanya aku kepada Wati. Wati sekadar tersenyum dan mengangkang kaki nyer tanda mengizinkan aku berjuang lagi. "Tapi Abang nak main bontot Wati" Boleh ker?"..... "Ahhhh Sakit ler nanti... Wati tak pernah buat cam tue".... jawab Wati.. "Alarrr kita cuba ler perlahan-lahan"... aku cuba meyakinkan Wati... Akhir nyer dengan hanya senyuman meleret panjang sebagai tanda setuju untuk dia di liwat. Wati wati... aku mencium bibir nyer.

Tapi bukan sekarang aku nak liwat dia.. Aku cakap dia aku nak main dulu dengan Inah... Dan dia setuju kerana dia terasa kepenatan akibat permainan kami tadi. Aku pun bangun dan terus ke bilik air untuk membersihkan batang aku. Cepat betul batang aku nie recycle, walaupun tak tegang keras tapi ok ler.... Aku keluar dan melihat si Wati dah memejam mata, mungkin yer dia kepenatan... Ahhh biarkan dia berehat, aku ada agenda yang seterus nyer. Inah akan menjadi santapan aku yang seterus nyer.

Apabila berada di ruang tamu aku lihat si Inah masih lena di buai mimpi. Aku pun mengambil satu dv cam yang ada tri-pod di sisi katil tadi dan di focuskan terus ke arah Inah. Ermmm erotik juga cara Inah tidur di mana t-shirt putih yang di pakai terselak menampakkan perut dan seluar jeans jer telah terbuka button nyer.. Mungkin ketat kor seluar jean nyer... Aku yang masih berbogel memikirkan apa cara atau posisi yang sesuai untuk melanyak si Inah nie.. Main atas karpet tebal nie bukan boleh main bantai jer.. Kang dua-dua sakit belakang dan pinggang.

Aku tidak tunggu lama apabila untuk membuat keputusan untuk memantat dengan Inah. Aku cuba menanggalkan seluar jeans Inah sekali dengan pantie nyer... Inah mengeliat kecil tapi masih belum membuka mata nyer lagi. Fuhhh minah nie tidur mampus ker... Susah jugak nak tanggalkan jeans jer yang ketat nie... Setelah berjaya di tanggalkan jeans nyer aku turut menanggalkan pantie yang di pakai oleh Inah. Dia masih hanyut lena di buai mimpi... Tiba-tiba aku mendapat idea untuk main hardcore dengan Inah yang masih tidur nie.... Aku sengaja tidak menanggalkan t-shirt dan bra yang di pakai nyer...

Kaki Inah aku kangkangkan dan aku plessingkan batang aku tepat ke cipap nyer. Aku lihat alur cipap Inah masih kering dan aku pasti akan membuatkan Inah menjerit sakit apabila aku tujahkan batang aku dengan kasar terus kedalam cipap nyer. Aku kuakkan bibir cipap Inah dengan nafas yang aku tahan aku kumpulkan kekuatan dengan kasar aku junamkan batang aku kedalam cipap Inah. Hasil nyer Inah tersedar dan terus menjerit kesakitan tapi aku sempat mencium bibir nyer bagi menggelakkan suara dia lantang di dengari oleh jiran sebelah. "Ermmmmm Ahhhhhh Ermhhhhhh" bunyi Inah... Inah menolak dada aku dan dia terus menangis sambil berkata... "Abang taknak ler macam nie... sakit lahhh pantat orang".... "Pantat Inah pedih lar".....

Aku buat don't no jer malah aku bangun sikit dan melihat batang aku selamat di dalam cipap Inah. Ada sedikit kesan melecet pada bibir cipap Inah. Tetapi aku makin ghairah dan terus menarik kasar dan menyorong batang aku di dalam cipap Inah... "Aduh! Aduh! Sakit ler abang, Inah taknak ler main macam nie".... Aku pun terus mencium bibir Inah tetapi Inah enggan menyaut bibir aku apabila memalingkan muka ke kanan. Aku pun akur dan memujuk Inah yang nanti aku tak buat lagi... "Inah sorry Abang tak buat lagi... Inah tidur tadi, stim pulak tengok Inah cantik tidur macam tue"... "Tue yang datang gian Abang nak main ganas dengan Inah tue".... kata ku kepada Inah.

Inah memandang wajah aku dan tersenyum manja. "Betul ker Inah cantik tidur tadi".... tanya Inah. "Sumpah! Abang tak tipu"... jawab aku pula... Inah tersenyum dan menarik kepala aku untuk kami bercium-ciuman sambil bermain sup lidah. Bohsia! Kalau dah puji sikit confirm cair.... detik hati aku berkata-kata. Inah pun membiar aku kembali menyorong tarik dan seterus nyer. Sambil kami bermain sup lidah tangan aku tidak lupa untuk meramas tetek Inah dari luar t-shirt nyer.... Cipap Inah mula menerbitkan air nikmat apabila mula lembab dan banjir apabila henjutan aku semakin lancar tanpa halangan. Henjut dan henjut aku merasai kepanasan batang aku di dalam cipap Inah dan dia mula ghairah dan kayal apa mengeluarkan ayat yang aku tak paham langsuang. "Uhhhh Ahhhhh.... Errrksssss Ermmmm Ahhhh Sedap Nyer Abangggggggg Dalammm lagiiiii kuattttt errrrrrrkkkkssssss ahhhhhhhhhhhhh uhhhhhh".... nada suara Inah.

Sesudah puas dengan cara biasa aku memberhentikan henjutan dan mengarahkan Inah Menonggeng untuk aku bagi doggy kat dia. Aku turut mengarahkan Inah menanggalkan t-shirt dan bra nyer sekaligus.. Dengan mudah Inah menanggalkan t-shirt nyer dan bra. Cantik betul body dia apabila aku perhatikan dari belakang. Dengan pantas aku menolak badan Inah untuk menonggeng sambil meramas kasar tetek dia aku menyuakan batang aku ke bibir cipap nyer. Aku rapatkan kaki Inah dan menggesekan batang aku ke bibir cipap nyer. Dengan sekali teka kesemua batang aku masuk ke dalam cipap Inah! "Ahhhhhh Abang Sedap nyer"... "Hentak kuat lagi Abang".....

Aku berada di dalam position yang baik dan dengan sekali tolak mudah untuk aku tarik dan sorong batang aku kedalam cipap nyer. Aku kemudian menolak badan nyer ke bawah sehingga dia tertirap dengan kedua-dua lutut aku akan di rapatkan ke peha nyer supaya lubang cipap nyer akan padat dan ketat apabila di tujah dengan batang aku. Setelah tujahan demi tujahan mebuatkan aku kesedapan yang amat sangat tiba-tiba aku teringin mencuba main bontot si Inah nie.

Aku perhatikan bontot Inah memang kiut dan lembab di sekeliling nyer. Henjutan-henjutan yang pantas berganti dengan sorong tarik yang perlahan dan aku berhenti. Aku cabutkan batang aku dan cuba menggeselkan pada lubang bontot nyer. Inah sekadar memalingkan kepala dan memandang ke arah muka aku seperti menanti apakah tindakan aku yang seterus nyer. Dengan perlahan-lahan aku menjolok kepala batang aku kedalam alur lubang bontot Inah dan dia sekadar bersuara... "Abang, boleh masuk ker... Tak sakit ker".... Aku sekadar tersenyum dan terus memasukkan batang aku kedalam lubang bontot Inah. Dia merengek kesakitan dan mungkin pedih akibat tusukkan batang aku di dalam lubang bontot nyer... Batang aku suku telah masuk dan Inah sekadar merengek... "Abanggggg sakit... taknakkkk.... pedih ler"..... Aku turut meramas manja buat dada nyer sambil menjilat leher nyer agar kesakitan itu dapat di kurangkan.

Setelah yakin Inah boleh menerima permainan seks luar luar biasa aku dan dengan pantas aku menekan habis batang aku ke dalam lubang bontot nyer. Inah menjerit kecil "Auchhhhhhhh sakit"... tetapi itu tidak menghalang aku untuk terus menyorong dan menarik batang aku di dalam lubang bontot nyer... Cukup nikmat aku dapat rasakan apabila sorongan batang aku di grip oleh kemutan lubang bontot Inah. Dia merengek-rengek kesakitan dan aku pula merengek-rengek kesedapan. Baru beberapa kali henjutan batang di lubang anus Inah telah terasa batang aku akan memancutkan air nikmat untuk kali kedua.

Inah merintih-rintih entah sakit entah sedap dan aku pula akan memancut kan benih aku. Dengan cepat aku mencabut batang aku dari lubang bontot nyer dan terus menjunamkan batang aku ke dalam cipap Inah. "Arrrrhhhhh Sedap nyer Abang"...... Dengus Inah. Aku mendesis panjang kerana terlalu nikmat. Ku lihat wajah Inah dari tepi seperti telah terawang-awangan mungkin akibat terasa nikmat yang tak terhingga. Ku tekan-tekan dan meramas tetek nyer dan menghentak sedalam-dalam nyer batang aku kedalam dasar cipap nyer... Inah bersuara.... "Ahhhhhhhhhh Arrrrggggghhhhh Oooouuuccchhhhhhhhh".

Aku cuba untuk menahan dari memancutkan air nikmat tetapi gagal. Aku terus menghenjut dan akhir nyer aku mengaku kalah. Pancutan demi pancutan yang hebat apabila aku membenamkan batang aku di dalam cipap Inah. "Arrhhhhhhhhh"... jerit aku dan aku menghentakkan sedalam-dalam boleh batang aku di dalam cipap Inah. "Ouuccchhhhhh Pantat Inah Best dan Sedapppp"... kataku kepada Inah... Sambil meramas manja tetek Inah ku goyang kan bontot aku agar turut sama memberi rangsangan kepada Inah. Akhir nyer aku terjatuh kepenatan di samping Inah. Kami kesedapan dan Inah turut kelemasan bersama-sama aku. "Sayang abangggg! Kata-kata Inah dan dia terus mencium pipi aku mungkin tanda terima kasih di atas asakan batang aku ke dalam pantat nyer......

Mereka terus melepak kat rumah aku selama tiga hari lagi malah menjadi santapan seks aku yang tak mengenal erti penat.. Hari-hari mau dan cipap, jubor dan mulut silih berganti menjadi tempat buangan air nikmat aku. Inah dan Wati ternyata memberikan kepuasan yang hebat kepada aku sepanjang mereka tinggal di condo aku. Malah Wati dan Inah kini secara rasmi telah menjadi gadis belaan aku atau anak ayam untuk tujuan memuaskan nafsu aku.

main dengan bohsia, cerita bohsia, seks dengan bohsia, main dengan minah rempit, bohsia klang, Cerita seks melayu bohsia, cerita lucah melayu bohsia, kisah bohsia, cerita seks bohsia, cerita sex minah rempit, kisah bohsia dirogol, main dgn bohsia, cerita lucah main dengan bohsia, Cerita seks Bohsia melayu, cerita melayu bohsia, sek bohsia melayu, cite bohsia baek punya, cerita main bohsia, main dengan juru gambar, kisah sex dengan bohsia

Miss Ely

$
0
0

Koleksi gambar bogel, awek bogel, melayu lucah, gadis nakal, telanjang tetek

Gambar Bogel Miss Ely   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Miss Ely   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Miss Ely   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Miss Ely   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Miss Ely   Melayu Boleh.Com

gambar bogel v, Miss bogel, main burit janda muda, cerita lucah miss, mylucah asian, budak kl bogel, mizz yaya melqyu bogel, miss indonesia bogel, gambar mizz yaya bogel, awek miss v, miss indon bogel, ceritalucah ely, gambar melayu bogel y, ymelayu nogel, awek tayang miss v, awek tudung nampak miss v, gambar bogel miss fyqa, gambar bogel miss a, gambar bogel ely, awek tunjuk miss v

Bawa Balik Minah Kilang

$
0
0

Video Lucah : Bawa Balik Minah Kilang - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Bawa Balik Minah Kilang   Melayu Boleh.Com

bawa balik minah indon cari makan, cerita lucah bawa balik awek

Nikmat Bersama Kekasih

$
0
0

Video Lucah : Nikmat Bersama Kekasih - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Nikmat Bersama Kekasih   Melayu Boleh.Com

Nikmat seks melayu, video awek melayu nikmat, nikmat melayu, nikmat bersama kekasih, sex malayu video, sex org melayu nikmat, vedio sex lucah melayu, pakwe power makwe sex, video seks pelajar kekasih melayu, nikmatsex, nikmat sexmelayu, http /sexorgmelayu www com, nikmat bersama seks, melayu nikmat video, melayu nikmat sex com, melayu nikmat sex, melayu boleh nikmat, melayu boleh com video, video sex malayu video sex malayu

Pakai Topi Konon Nak Cover Muka

$
0
0

Video Lucah : Pakai Topi Konon Nak Cover Muka - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Pakai Topi Konon Nak Cover Muka   Melayu Boleh.Com

Kisah lucah perempuan

awek thailand bogel

$
0
0

Gambar Bogel awek thailand bogel   Melayu Boleh.Com

Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel awek thailand bogel. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.

puki thailand, GAMBAR PUKI REMAJA, foto cipap amoi 2016, koleksi gambar gadis Thailand kangkang, puki remaja, puki remaja melayu, cipap remaja, foto melayu main bogel, pepek thailand, puki thai, gambar burit minah thai 15 tunjuk burit, cerita seks amoi cina, puki awek thailand, pepek remaja, Cipap thailand, gambar puki remaja melayu, gadis gadis thailand mandi bogel, puki tailand, burit thai, melayu thai bogel

Nak Membontot Tapi Tak Masuk

$
0
0

Video Lucah : Nak Membontot Tapi Tak Masuk - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Nak Membontot Tapi Tak Masuk   Melayu Boleh.Com

gambar pelir msuk dlm puki, www awek tudung bogel burit dimasuk batang, video lucah curang, filem lucah malayu gemuk, gambar hijab melayu gemuk sex, gambar butu masuk lubang pukik berair, membontok, membontot tudung, remaja membontot, free sex ustazah boleh, lucah melayu free masuk

Anak Partner Part 3

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Sebaik terjaga aku merasakan sangat lapar kerana seharian masih belum pekena yang heavy lagi cuma kote sahaja yang dah dapat habuan tapi perut dak lagi, aku menggerakkan Marianne agar bangun dia terpisat-pisat mengesatkan matanya sambil cuba menutup tubuhnya yang bolen seratus peratus tapi "Tak payah cover anything Mar 'cos uncle have seen all of it indeed" tambahku lagi "Cepat bersiap kita kena makan sikit nanti tak larat pulak". "What do you mean tak larat uncle…..I'm still young and full of energy….may be on your side I'm not so sure" hantu betul budak ni ke situ pulak fikirnya bentak hatiku.

"No I'm not talking about mainlah itu kejap lagi kita boleh sambung balik tapi kalau tak makan macamana nak main lama-lama" terus aku cempung gadis muda tu ke bilik air dan suruh dia bersihkan badannya yang berbau air mani dan peluh. "By the way uncle nak tanya sikit….tadi uncle pancut kat dalam tak apa ke nanti buncit pulak perut tu baru padan muka" soalku "No problemlah uncle I'm now on a safe side….kalau tak tentu uncle tak dapat punya" sambil dia tertawa menampakkan giginya yang cantik. Setelah bersiap kami terus menaiki buggy yang sengaja ditinggalkan sebuah terus menghala ke Coffee House membuat pesanan dan makan, aku lihat si Mar ni makan begitu berselera agaknya lapar sangat hingga habis licin pinggannya tak bersisa kalau ikut pesan orang tua gadis yang tak membazir makanan seperti si Mar ni elok sangat dibuat bini kaya raya kome nanti.

Selesai makan kami kembali ke villa, aku menikmati cigar Daviddoff bila Marianne membawa secangkir kopi hitam bersama segugus anggur sambil aku menghembuskan asap cigar perlahan-lahan si Mar menyuapkan anggur sebiji sebiji ke mulutku aduh nikmatnya rasa kalaulah dia ni dah habis bersekolah mahu aku meminang kat tokeh untuk jadi isteriku sorang lagi. "Uncle mind you I tanya soalan…..do you think I'm pretty enough to be someone wife?" "Why?" Tanyaku balik "Dead sure you are pretty enough….malah more than pretty you have everything….you know like anak orang kaya pandai pulak tu heh….susah juga nak cari calon husband nanti" Aku mengusik Marianne.

"But I have someone in my mind but dia ni so difference kalau nak compare with my self" Jelas si Mar lagi "So Mar cakap sahaja kat uncle nanti uncle kasi tau tokeh pilihan hati Mar dia mesti dengar cakap uncle". Si Mar datang menghampiriku sambil memeluk leherku "Masalahnya orang tu ialah uncle sendiri" Aku pura-pura terkejut "Unclekan dah tua tak sesuai untuk Mar" "Tapi bolehkan uncle you masih handsome and benda you tu masih kuat lagikan….bolehlah uncle" Rayu Marianne. "Okay but Mar must promise to finish your study with flying colours….so I will reserve a place for you…..and one more never to flirt around must take care of yourself" Aku bertegas.

Mendengarkan itu sekali lagi ia mencium bibirku lalu kami berkucupan semula dengan penuh nafsu sambil perlahan-lahan bergerak ke arah bilik tidur semula. Tanpa banyak bicara kami terus bertelanjang bolen sambil bergomol sekali lagi. Kakinya berjuntai di birai katil dan aku terus menikam masuk batang pelirku ke dalam liang pantatnya dengan sekali henjut sampai ke dasarnya. Marianne terangkat lagi punggungnya agaknya masih ada saki baki sakit yang dirasainya tapi tak lama dia terus menerima dengan air pelicinnya tumpah membasahi alor yang merekah memudahkan pergerakan keluar masuk batang pelirku berdecap-decup rasanya pantat muda si Mar ni.

Aku melipatkan kedua-dua kakinya sambil meminta ia memaut kakinya sendiri dalam posisi ini kedua-dua lubang pantat dan dubur berada dalam kedudukan yang mudah untuk dipacu sepuasnya. Aku meneruskan mengasak lubang pantatnya sambil melumurkan air pelicin pada mulut lubang duburnya pula. "You want to fuck my anal uncle?….if so please be gentle your cock so huge and my anal so small" bimbang juga si Mar ni takut koyak lubang duburnya yang comel tu "I will do it slowly so very slowly….takanlah I nak rosakkan my future wife" Aku memujuk. Aku terus mencabut keluar kote dari lubang cipapnya dan perlahan-lahan menlendat pembukaan duburnya. "Mar sayang tahan sikit ye kalau sakit tapi kalau sakit sangat cakap tau" Tambahku lagi. Seraya itu aku menekan masuk perlahan-lahan bila ku pastikan sudah cukup licin duburnya untuk menerima kepala koteku yang dah kembang tu, lama juga aku mengulit barulah Mar melepaskan kawalan bagi membolehkan kepala koteku menjenguk masuk buat pertama kali dan terus aku tekan sedikit lagi hingga melepasi hasyafahnya.

Mulut si Mar ternganga sambil menahan kemasukan kepala koteku "Sakit uncle lebih sakit dari my pussy so please uncle" aku tak menjawab hanya angguk dan mengeluarkan semula kepala koteku, agak tercohong juga lubang dubur Marianne sebelum merapat semula. Sekali lagi aku mencuba membenamkan kepala koteku lalu ku tekan dan tarik secara kecilan untuk membolehkan si Mar memberi ruang kemasukannya sambil tanganku mengurut-ngurut punggungnya, sekali sahaja ia melonggar terus aku menekan keras memasukkan lebih dalam batang pelirku.

Marianne terjerit kesakitan dan hampir sahaja melepaskan kakinya tapi sempat ku tahan so sebelum ia bertindak sebaliknya aku menghuja sekali lagi hingga santak tak boleh masuk lagi, Marianne makin kuat tangisnya tapi aku dah tak peduli lagi terus sahaja memainkan keluar masuk batang pelirku….ketatnya tak boleh nak cakap maklumlah dah le pertama kali iapun dalam rela tak rela jadi tambah menyempitkan lagi laluan. Aku meneruskan dayungan sementara esakan si Mar kian reda sambil ia memandangku, aku mengenyitkan mata tanda ok dan dia membalas dengan senyuman yang gusar, air matanya ku seka sambil ku kucup bibir dan pipinya. Kelegaan itu membuatkan aku didatangi gesaan pancutan mani yang menghampiri lalu tanpa berkata apa-apa ku pacu Marianne sungguh-sungguh sampai terdengik-dengik ia menahan paluan demi paluan. Aku meniarapkan terus tubuhnya dan dengan membelitkan kakiku pada kakinya yang terkangkang luas ku tusuk sedalam mungkin lubang duburnya lalu semburan demi semburan air maniku terhambur dalam lubang duburnya yang hampir relah ku kerjakan.

Marianne menggigit bucu bantal menahan asakanku yang bertubi-tubi tu dan kalau tidak tentulah jeritannya kedengaran membelah malam di pinggir hutan berkenaan. Aku mencabut keluar batang pelirku dengan kelelahan yang memanjang si Mar berpusing lalu perlahan-lahan mengurut batang pelirku sambil menjelirkan lidahnya mengambil saki baki air mani yang masih melekat di hujung mulut koteku. Sambil tu ku lihat pehanya basah akibat lelehan air mani yang keluar, Marianne terus mengulum koteku sehingga benar-benar kendur barulah ia melepaskannya. "I love you uncle….love you so much" dan kami berdakapan hingga tertidur………………..

cerita lucah uncle, awek bohsia bogel cun, istri melayu 4some, ibujandaseks, melayu bolen, cerita lucah partner, uncle cerita seks, cerita lucah part 3, malayu sex with uncle sex video, lucah tahi melekat keluar, lucah anak parter bisnes, kisah lucah: org kaya, cerita anal jolokan kat dubur emak, hisap batang uncle, Gambar bogel makcik melayu gemok com, cerita seks uncle, video sex melayu asli, cerita lucah uncle Su, cerita lucah uncle 2016, cerita lucah bohsia part 3

Driver Ayah

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Driver Ayah   Melayu Boleh.Com

Cerita ni berlaku masa saya 11 tahun. Zaman saya baru belajar tentang seks dan perasaan ingin tahu saya sangat kuat. Sewaktu peristiwa ini berlaku, saya dan keluarga duduk di sebuah banglo yang sederhana. Emak suri rumah, dan ayah kendalikan perniagaan nye sendiri.

Oleh kerana ayah sentiasa ulang-alik ke pejabat, outstation dan lain-lain tempat lagi, ayah membuat keputusan untuk mengambil seorang driver supaya senang untuknya ke sana ke sini dengan mudah. Beberapa calon yang dating untuk ditemuduga dan akhirnya seorang pemuda dalam lingkungan umur awal 30-an dipilih. Abang Zul asalnya dari kawasan perkampunagn Kedah, sudah beristeri tetapi belum mempunyai anak. Sudah hampir 2 tahun di Kuala Lumpur, bekerja sebagai driver untuk syarikat penghantaran barang.

Oleh kerana Abang Zul tiada tempat tinggal yang tetap, ayah telah member Abg Zul sebuah bilik di ruang belakang rumah kami, bersebelahan dengan bilik Mak Midah, pembantu rumah kami.

Setelah beberapa bulan bekerja dengan kami, tibalah hari yang merupakan pengalaman saya yang pertama mengenali nikmat seks bersama seorang lelaki. Hari itu, ayah terpaksa pergi ke Singapura untuk mengendalikan hal-hal perniagaannya. Mak mengambiul keputusan untuk mengikut ayah kerana hendak jalan2 di kota Singapura. Tinggal saya seorang bersama Abang Zul dan Mak Midah, yang kebetulan akan pulang ke kampong pada keesokan harinya. Selepas Mak Midah telah berangkat keesokannya, Abg Zul pun mengunci pintu dan memasuki rumah. Hari tu agak panas, jadi Abg Zul hanya mengenakan singlet dan kain pelekat yang nipis sahaja. Saya tak sedar Mak Midah telah pulang, hingga saya turun dari bilik selepas menonton tv. Semasa berjalan ke dapur, saya terserempak dengan Abg Zul yang sedang membuat air minuman. Tiba-tiba hari tu, saya terasa lain macam. Tak pernah ditinggalkan di rumah seorang, dan tak pernah pulak berseorangan dengan seorang lelaki yang kurang saya kenali. Dan mungkin, kali itu lah pertamanya saya terasa perasaan nafsu membuak. Setelah Abg Zul siap membuat minumannya, saya pula ingin mengambil cawan dari almari. Waktu tu saya masih agak pendek untuk budak berumur 11 tahun, jadi susah nak mencapai cawan yang disimpan agak tinggi. Selalunya Mak Midah yang tolongkan membuat segala persiapan makan dan minum.

“Nak ambik cawan? Meh abang ambik kan…” Abg Zul pun dating dari arah belakang saya, dan mencapai untuk ambil cawan. Semasa dia berdiri di belakang saya, terasa bonjolan lembut menggesel belakang saya. Saya agak terkejut kerana sebelum ni tak pernah terasa bonjolan orang lain melainkan saya punya sendiri. Agaknya susah untuk mendapatkan cawan tu, sbb Abg Zul agak lama berdiri di belakang saya, dan asek menggeselkan batangnye yang masih lembik itu di belakang saya. Setelah member saya cawan itu, saya pun dengan resah membuat air. Perasaan nafsu saya menjadi jadi. Otak dah mula fikir yang bukan2 tentang Abg Zul. Saya curi pandang Abg Zul yang sedang menyandar pada almari dapur sambil menghirup kopinya. Dia tersenyum sambil memandang saya yang sedang kelam kabut membuat air. Setelah saya selesai di dapur, saya senyum dan berjalan ke ruang tamu bawah untuk menonton TV.

Setelah bebrapa lama, saya perasan Abg Zul dating ke ruang tamu dan duduk berdekatan saya yang sedang menonton TV. “Cerita apa ni?” Tanya Abg Zul sambil dia merebahkan dirinya atas sofa bersebelahan saya. “Ntah…drama melayu…” saya semakin resah dan mula rasa tak tentu arah. Abg Zul senyap sambil melayan cerita di TV. Saya mengambil kesempatan mencuri curi tengok Abg Zul yang hanya memakai singlet dan kain pelekat nipis tu. Kulitnya agak gelap, badannya yang agak keras dan berotot, tinggi dan bermisai sedikit. Ketika itu Abg Zul mula meluruskan kakinya dan meletakkan kedua tangannya di belakang kepala sambil menonton. Dia menoleh kearah saya dan titiba sedar yang saya sedang asyik memandangnya dengan perasaan ghairah. Batang saya sendiri mula mengeras sambil saya bayangkan bagaimana rupa bentuk badan Abg Zul tanpa pakaian. Agaknya Abg Zul dah tahu saya sedang memerhatinya, tapi buat tak tahu saje.

Titiba, Abg Zul berpindah ke atas carpet dan bergerak kea rah kaki saya. Seperti mahu baring, dia mangambil cushion yang besar dan menyandarkan badannya sambil menolah kea rah saya dan berkata “takpa kan, abang tumpang baring? Kat bilik abang panas sikit…” saya senyum dan mengangguk sahaja. Degupan jantung saya semakin laju. Abg Zul lagi sekali meluruskan kakinya dan meletakkan kedua tangannya kebelakang kepalanya. Apabila dia meluruskan kakinya, saya ternampak bonjolan Abg Zul lagi sekali. Sah dia tak memakai seluar dalam, sbb saya dapat melihat bentuk kepala batangnye yang agak besar, nampaknya seperti batangnye masih lembik, tetapi sesekali saya perasan batangnye bergerak, entah sengaja digerakkannya atau tidak, saya sah tak kisah. Saya semakin gersang dan batang saya mula basah dengan air mazi. Titiba Abg Zul buat-buat seperti menggaru dadanya, sambil menggosok sedikit kawasan dadanya yang berbulu sedikit. Kemudian tak lama lepas tu, tangannya turun kea rah perut. Dia mengusap-usap perutnya di atas kain singletnya itu. Lepas beberapa minit, tangannya turun kearah bonjolannya. Dia mula menggosok bonjolannya. Titiba dia menolah kearah saya dan senyum. “Sorry ye dek, gatal pulak…..takpe kan, abang buat macam ni?” tanyanya. “Erm…takpe…” saya hanya mampu tersenyum. Kemudian, saya tanpa berfikir panjang, saya membuka mulut dan bertanya. “abang, kenapa burung abang tu bergerak macam tu?” Abg Zul tersenyum lalu menjawab “agaknya burung abang ni sejuk kot…kan air-con tu kan pasang…” saya masih lagi memerhatikan bonjolan Abg Zul. Dan dengan sengaja, Abg Zul menggerakkan batangnya lagi, membuatnya melonjat-lonjat dari dalam sarung kainnya. Abg Zul kemudian berkata “adik punya burung tu tak sejuk ke? dahlah paki seluar pendek je…” Saya hanya menggeleng kepala dan tersenyum…kemudian Abg Zul menggosokkan lagi bonjolannya, sehingga ia telah keras dan kepala batangnya mengembang. Saya perhatikan kain pelekat Abg Zul menegak di arah koneknya. Abg Zul memandang kea rah saya lagi san tersenyum, lalu berkata “adik pernah tak tengok konek orang besar?” saya menggeleng. “Adik nak tengok tak?” Saya dia seketika, lalu mengangguk. Abg Zul bangun membetulkan dirinya, lalu berdiri di depan saya yang masih duduk atas sofa. Sambil tersenyum, Abg Zul menggosokkan kepala saya dan berkata “Adik ni baik kan? Nanti, adik jangan cerita kat orang abang nak tunjuk burung abang kat adik ok? Kalau tak abang tak nak tunjuk…ok?” saya mengangguk sahaja. Abg Zul pun kemudian mendekati saya. Saya pun membetulkan posisi duduk saya dengan menghadap badan Abg Zul yang sedang berdiri. Kawasan koneknya di depan muka saya, dan saya dapat melihat batangnya sudah memang keras, berdiri di bawah kain pelekatnya meronta-ronta ingin dikeluarkan. Saya juga perasan terdapat tompok basah dimana air mazi Abg Zul yang agak banyak telah mengalir. Abang Zul mengambil kedua tangan saya dan meletakkannya di punggungnya. Dia kemudian menujah batangnya ke muka saya. Batangnye yang keras dengan lembut menyucuk muka saya. Saya tercium bau batang Abg Zul yang seperti sabun dicampur dengan peluh sedikit. Tak sabar2 rasanya untuk melihat batang Abg Zul, tetapi saya masih lagi takut. Abg Zul kemudian membuka simpulan kainnya sendiri, dan melepaskan kainnya ke bawah. Dengan titiba, batang Abg Zul jelas kelihatan di depan mata saya. Jantung saya berdegup laju. Batang saya mengeras sehingga terasa sakit di dalam seluar pendek saya. Batang Abg Zul panjang, dalam 17cm, tebal juga, dan berwarna coklat. Kepala batangnya bewarna coklat gelap. Bulu-bulu jembutnya dipotong rapi. Telur Abg Zul juga besar, agak gelap juga, dengan tahi lalat yang kecil di sebelah bawahnya. Saya dah tak tentu arah – dengan cepat Abg Zul mangambil tangan saya yang sebelumnya di atas punggungnya, dan mengarahkan kedua0dua tapak tangan saya ke batangnya. Kini saya dapat merasakan batang Abg Zul yang panas, keras, dan lubang kencingnya yang basah dengan air mazi. Abg Zul membuka singletnya dan kini sudah telanjang bulat di depan saya. Abg Zul kemudian menyuruh saya berdiri sambil tangannya menjalar, meraba sekitar tubuh saya yang 11 tahun itu. Tangannya yang besar dan kasar bermain dengan bontotku yang gebu. Diramasnye bontotku sambil menarik badan saya ke badannya. Dapat saya rasakan batangnye yang panas itu di dasar perut ku. Kemudian Abg Zul berkata “abang nak tengok adik bukak baju boleh” saya Cuma mengangguk. Kemudian Abg Zul duduk atas sofa dan meninggalkan saya berdiri seorang.

Saya mula membuka t shirt saya, kemudian dengan perlahan, saya melorotkan seluar pendek saya. Saya agak ketakutan dan malu untuk bertelanjang depan Abg Zul, tapi Abg Zul hanya senyum dan menyandar di sofa. Sambil itu, dia bermain dengan batangnya yang keras ban panjang itu. Abg Zul bermain dengan air mazi yang keluar dengan pekatnya itu, sambil membasi kepala batangnya dengan jarinya. Selepas saya sudah bertelanjang bulat, dan masih terasa takut dan malu, Abg Zul menarik saya sambil tersenyum. Dia menarik saya hingga saya disuruh duduk bercangkung do atasnya dengan kedua kaki saya di sebelah badannya, dan saya dapat rasakan batangnya yang panas di celah kangkang saya. “adik suka tak buat macam ni?” Tanya Abg Zul. Saya hanya mengangguk. “Adik nak tak main dengan burung abang?” saya tak mahu melepaskan peluang, jadi terus saya mangangguk. Kemudian Abg Zul menggeselkan batangnya yang keras itu di celah kangkang saya lagi, dan sesekali melanggar batang saya sendiri yang keras itu. Abg Zul kemudian bermain dengan telur saya. Mengusap batang saya yang keras. Ketika Abg Zul berbuat demikian, saya terasa macam nak terkencing, tapi perasaannya agak lain. Saya masih belum kenal perasaan bila memancutkan air mani. Kemudian Abg Zulberhentikan mainan ke atas batang dan telur saya, dan mula bangun. Kini Abg Zul sedang berdiri di depan saya, dengan batangnya yang mencanak itu bergerak dan menegang sambil melelehkan lagi air mazi. “Peganglah dik…burung abang ni dah tak tahan dah…” kata Abg Zul. Saya dengan cepat, menggenggam batang Abg Zul dengan kedua tapak tangan. Walau pun belum berpengalaman, saya seperti tahu yang batang Abg Zul diminta untuk dilakukan begitu. Kulit nya yang lembut saya gerakkan. melorot ke atas dan ke bawah. Abg Zul mula mengerang kesedapan. Kemudian Abg Zul mengambil tangan saya lalu meletakkannya di telurnya. Saya bermain dengan telurnya yang besar itu. Kemudian Abg Zul menolak kan kepala saya untuk lagi dekat dengan batangnya. Abg Zul berkata “adik nak rasa air burung abang tak?”…saya hanya memandang muka Abg Zul yang sedang keghairahan, dan kemudian dengan sendiri, saya memasukkan kepala konek Abg Zul yang basah itu ke dalam mulut saya. Saya hanya menghisap dan menjilat kepala nya sahaja, tetapi saya ingin juga masukkan kesemuanya…sesekali rasa macam meloya, tapi saya masih cuba. akhirnya, hamper kesemua batangAbg Zul dapat saya masukkan dalam mulut. Saya mula mengisap dengan gelojoh. Menjilat dan mengulum telor Abg Zul yang besar itu juga. Abg Zul mempercepatkan gerakannya. Punggungnya menghayun kedepan dan belakang, sambil menujahkan batangnya ke dalam mulut saya. “AAAAAAAH…..ssedap dik…..aaaaahh…” Mata Abg Zul dipejamkan, sambil nikmat batangnya diisap oleh budak 11 tahun ini dilayani. “sssssssssss…..aaaaahhh…..pandai adik isap ye…” kata Abg Zul sambil mengusap rambut saya. Abg Zul mencapai batang saya yang sudah perit dan tegang sejak dari tadi dan mula bermain dengannya sambil membongkokkan sedikit badannya. Kemudian, untuk pertama kalinya, saya terasa seperti sesuatu yang aneh sedang berlaku dengan batang saya yang dimainkan oleh Abg Zil. Rasa seperti terkencing, tapi air yang keluar putih, pekat, dan laju. Terasa nikmat walaupun saya menggigil ketika memancutkan air itu. Abg Zul pun mendengus dengan lebih kuat. Kemudian dia menggerakkan hayunan batangnya dengan lebih laju. “aaaaah…..aaAAAH…..AAAAAHHHHH! ABANG NAK PANCUT!!! AAAAAHHH! SSSSSSSSS! AAHHHHHH!” Abg Zul kemudian mula memancutkan air maninya yang pekat ke dalam mulut saya. Tak pernah saya merasakan air mani di dalam mulut saya. Rasa agak pelik dan meloyakan, tapi Abg Zul tetap memancutkan lagi air mani yang pekat itu ke dalam mulut saya. Meleleh keluar air maninya dari mulut saya. Saya hanya memandangkan muka Abg Zul yang sudah kepenatan itu. Batangnya semakin lembik di dalam mulut saya. Abg Zul seperti kekejangan selepas terpancut, lalu, mengeluarkan batangnya dari mulut saya. Kami berdua kepenatan, tetapi saya kembali tegang dan ingin Abg Zul pancutkan airnya lagi. “Hehee…adik tak penat ke? Abang dah penat sangat ni…nak lagi ke?” tanye Abg Zul. Saya senyum dan mengangguk. “ok, biar abang rehat sekejap, lepas tu, malam nanti abang mai ngan adik lagi nak?” Saya gembira dengan janji Abg Zul itu. Tak sabar rasanya.

Abang Zul tak berhenti senyum sambil dia memakai balik kain pelekatnya itu. Singletnya dilemparkan atas bahu. “Dah, pegi mandi dulu, nanti malam sikit kita main lagi ok?” Oleh sebabkan saya masih lagi gersang, saya dengan tidak berfikir bertanya “Kalau saya nak mandi ngan Abang Zul boleh tak?” “Haa? Nak mandi ngan abang? Hmm…nakal jugak adik ni ya…”…

Cerita Lucah Melayu Dengan Ayah, cerita lucah anak dan ayah, koleksi cerita lucah abg adik, kisah lucah driver, surirumah gersang, surirumah awek sexy dan hot melayu, resah tetek, nikmat ayahmelayu com, lucah itu saya, cherita lucah benah ayah, cerita sex ayah melayu, cerita sex 11tahun baru belajar, cerita melayu lucah belajar nikmat dngn abg, cerita lucah melayu driver, cerita lucah dengan ayah sendiri, cerita lucah batang besar ayah, surirumah pantat gersang

Bersama Gadis Cantik

$
0
0

Video Lucah : Bersama Gadis Cantik - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Bersama Gadis Cantik   Melayu Boleh.Com

video lucah semat link, video sex jururawat melayu, semat porn, video sex semat link, semat link porn, semat sex, video seks melayu cantik, melayu cantik lucah, video lucah ustazah melayu, video sex gadis cantik, video luca gadis cantik, vedio seks melayu bertudung cantik#spf=1, gadis cantik lucah, sex gadis comel, gadis tudung Cantik, video sex perempuan melayu cantik, semat link seks, lucah cantik, semat link video sex, video sex awek melayu comel

Pondok Durian 3

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Pondok Durian 3   Melayu Boleh.Com

Kak Farah yang terbaring bogel tersenyum puas kepada Pak Leman. Tangannya memegang dan melurut butuh Pak Leman yang terkulai melambai-lambai di celah paha. Batang licin itu dilurut-lurutnya. Aku terpegun bila melihat Kak Farah menarik Pak Leman rapat ke arahnya dan batang Pak Leman yang terkulai lemah itu dicium dan dijilat-jilat mesra.

Tanpa sedar aku melajukan lancapanku dan sekali lagi dinding pondok durian menjadi sasaran pancutanku.

“Pin.. pin..” aku terdengar bunyi hon kenderaan. Aku yakin kenderaan tersebut adalah lori kepala merah kepunyaan Ah Kau, peraih durian dan buah-buahan.

Dari jauh aku mendengar deruan lori Ah Kau yang datang mengambil durian. Perlahan-lahan lori Ah Kau berhenti di sebelah pondok Pak Leman. Memang menjadi kebiasaan Ah Kau akan datang ke dusun sebagai peraih buah-buahan untuk dijual ke kota. Aku menyembunyikan diri agar perbuatan skodengku tidak diketahui orang.

“Pak Leman.. ada durian hari ni?” Ah Kau melaung sambil terjun dari lorinya.

“Masuklah Ah Kau.” Jawab Pak Leman lesu. “Aku ada di dalam.”

Ah Kau menolak pintu pondok yang tak berkunci. Ah Kau terkejut melihat dua manusia terbaring berbogel di atas pangkin. Macam gagak dengan bangau, yang seorang putih dan gebu sementara yang seorang lagi hitam legam dan sudah tua. Matanya terbeliak tak berkedip dan beberapa saat kemudian tangannya mula meraba benjolan di dalam seluar pendek berkaki besar yang dipakainya....

Aku makin penasaran. Perasaanku teruja. Apakah apek tua ini akan sama-sama menikmati Kak Farah yang muda belia itu? Bersediakah Kak Farah menerima butuh berkulup cina tua? Bersediakah burit melayu menerima pelir cina yang tak bersunat? Aku tak sabar menunggu adegan seterusnya... Sungguhpun lututku lembik aku gagahkan juga mengintip lakonan tiga watak.

“Pak Leman, ini rezeki. Boleh gua tumpang sekaki?” Ah Kau bersuara.

“Boleh. Kau bertuah hari ni Farah. Kau dapat merasa batang melayu dan batang cina.”

Aku lihat Kak Farah diam saja. Mungkin kepenatan bertarung beberapa pusingan dengan Pak Leman. Tapi Kak Farah tak membantah permintaan Ah Kau yang rasanya seusia Pak Leman. Memang nasib Kak Farah diratah oleh lelaki tua. Dan kedua lelaki tua tersebut tentu rasa beruntung menikmati daun muda yang sedang mekar.

“Ah Kau, awak tunjuk lancau lu yang tak bersunat tu. Biar budak ni dapat rasa kulup lu.”

“OK, OK.. lancau gua pun sudah lama tak guna.”

“Ini barang bagus Ah Kau, lubang banyak sempit.”

Aku geram mendengar percakapan dua orang tua tersebut. Seronok mereka memperkatakan tentang Kak Farah. Ikutkan hati aku akan menyerbu pondok tersebut mengajar kedua orang tua tak sedar diri ini. Tapi naluriku membantah. Teringin aku melihat lancau cina yang dikatakan tak bersunat itu macam mana bentuknya. Apakah sama dengan pelir aku waktu aku belum bersunat dulu. Waktu usiaku sepuluh tahun semasa aku di darjah empat.

Ah Kau duduk di pangkin mendekati Kak Farah yang masih terlentang kaku. Tangan Ah Kau meraba dan meramas lembut buah dada Kak Farah yang sedang mekar. Pangkal dan puting payudara Kak Farah yang kenyal dan berkulit halus dipicit dan digenggam. Ah Kau tersengih melihat gunung kembar Kak Farah yang terpacak bagai busut jantan. Kak Farah yang tadinya terpejam mula mengeliat bila dada bidangnya diusik-usik oleh apek cina.

Ah Kau makin penasaran. Buah dada mengkal tersebut di usik dan diramas perlahan-lahan. Lembut, kenyal, licin dan seribu satu perasaan menjalar ke otak Ah Kau, cina tua yang sudah lama tak merasai nikmat seks. Ah Kau menarik nafas panjang dan menelan liur.

Jantung tua Ah Kau pastinya makin bertambah kencang degupannya. Sementara tangannya meramas dan memicit gunung kembar Farah, matanya tak lekang memandang celah paha Kak Farah. Kesan tindakan tangan Ah Kau di buah dadanya, Kak Farah mula merenggangkan kedua pahanya menampakkan kemaluannya yang tengah mekar itu. Bulu-bulu hitam halus menghiasi tundun yang membengkak. Bulu-bulu hitam pendek itu sungguh cantik pada pandangan Ah Kau. Mata Ah Kau terbeliak melotot pemandangan yang telah lama tidak dilihatnya. Perasaan geramnya bertambah-tambah.

Kak Farah mengeliat, mulut terbuka sedikit dan mata kelihatan kuyu. Pahanya dikangkang lebih luas menampakkan lurah yang merekah. Bibir kemaluan yang lembut dan merah benar-benar membuat keinginan Ah Kau ditahap maksima. Tak tahan dengan pemandangan indah di hadapannya, Ah Kau terus menerkam cipap tembam Kak Farah. Sudah lama Ah Kau tidak melihat burit perempuan. Burit terbelah merah di hadapannya benar-benar memukau. Dia melutut sambil menghidu bulu-bulu halus di tundun yang membukit. Hidungnya kemudian bergerak ke bawah ke lurah yang sedang merekah lembab. Bau cipap Kak Farah disedut dalam-dalam. Aroma khas kemaluan wanita dihidu, nafasnya ditarik dalam-dalam. Pertama kali dalam hidupnya Ah Kau mencium cipap perempuan melayu. Sungguh segar berbanding bau burit cina kepunyaan isterinya dulu.

”Hidu puas-puas Ah Kau, selepas ni belum tentu kau dapat peluang macam ni lagi,” kedengaran suara Pak Leman.

”Ini bau banyak bagus ooo,” Ah Kau bersuara sementara batang hidungnya masih menempel di tundun Kak Farah.

Puas menghidu aroma burit muda, Ah Kau mula menjilat bibir burit Kak Farah yang merah dan lembut, sementara Kak Farah mengangkang lebih luas bila nafsunya mula terangsang. Bukaan yang luas ini memudahkan apek tua bertindak. Kak Farah kedengaran merengek… aahh... ahhhhh.. issshhh... Kak Farah membiarkan saja lidah kasar Ah Kau meneroka lubang keramatnya.

Aku melihat Ah Kau mula mengigit lembut biji permata Kak Farah. Ah Kau teramat suka kepanasan dan aroma kemaluan Kak Farah. Rasanya Kak Farah terangsang habis kerana cairan lendir banyak meleleh keluar dari belahan bibir burit. Lelehan pekat tersebut dijilat dan disedut Ah Kau. Berdecit-decit bila Ah Kau meneguk air nikmat Kak Farah. Berselera sekali apek cina mencicipi air nafsu Kak Farah. Agaknya Ah Kau tak pernuh meneguk air burit bininya.

”Leman, aku belum pernah cuba perempuan melayu. Ini budak banyak best la.”

”Rezeki awaklah, Ah Kau.”

Rupanya Ah Kau belum pernah memantat perempuan melayu sebelum ini. Kerana itulah agaknya Kak Farah diuli dan digomol dengan penuh ghairah. Mungkin dia dapat merasakan perbezaan antara perempuan melayu dan perempuan cina, bininya.

”Kawan aku kata burit perempuan melayu ketat dan panas. Aku nak cuba budak ini.”

”Sekali cuba, kau boleh ketagih Ah Kau.”

”Katagih burit, ok. Jangan ketagih dadah sudahlah.”

Kedua orang tua tersebut menjadi-jadi carutnya. Kak Farah yang terbaring bogel menjadi bahan bualan mereka. Pak Leman hanya memandang saja mungkin kerana dia sudah teramat puas melayani Kak Farah sebentar tadi. Kini gliran apek cina pula berhadapan dengan hidangan percuma di hadapannya. Bila-bila saja hidangan nikmat ini akan disantapnya. Aku sendiri yang berdiri di luar pondok telah lama menggigil melihat pemandangan di hadapanku. Walaupun Kak Farah adalah kakakku tapi pemandangan indah itu mencabar kelelakianku. Batang pelir aku telah lama meronta-ronta ingin keluar dari celana yang kupakai. Aku tak sabar menunggu Kak Farah diratah oleh apek cina.

Batang pelir Ah Kau meronta-ronta ingin keluar dari seluar. Secara spontan Ah Kau melurutkan seluarnya. Batangnya yang keras mencanak dengan kulit nipis masih menutup kepala konek. Aku terpegun melihat Ah Kau yang berumur lebih setengah abad masih gagah. Pelirnya biasa-biasa saja, taklah besar, aku rasa kepunyaan Pak Leman lebih besar dan lebih panjang. Cuma pelir Ah Kau lebih cerah dibandingkan kepunyaan Pak Leman yang hitam legam.

Ah Kau memegang dan melurut batang pelirnya yang sudah keras. Kulit kulup bergerak dan menampakkan kepala licin sungguh merah. Pertama kali aku melihat kemaluan lelaki dewasa yang tak bersunat. Rupanya macam kepunyaanku waktu aku belum berkhatan cuma kepunyaan Ah Kau lebih besar dan lebih panjang. Aku teruja ingin melihat sejauh mana kehebatan kulup apek cina ini bertarung dengan burit Kak Farah yang tengah mekar itu.

“Ah Kau, suruh budak perempuan tu hisap kulup kau. Bagi dia rasa kau pula. Selama ni dia hanya hisap batang tua aku ni. Hisapan dia banyak sedap ooo..”

Ah Kau bergerak merapatkan dirinya ke wajah Kak Farah. Aku lihat Kak Farah sudah segar semula. Tindakan Ah Kau sebentar tadi telah mengembalikan kekuatannya dan nafsunya kembali bangkit. Kak Farah mengerling batang pelir cina tua yang menghampirinya. Agaknya dia cuba membandingkan batang melayu yang bersunat kepunyaan Pak Leman dengaan batang cina berkulup kepunyaan Ah Kau tauke durian.

Ah Kau merapatkan kepala kulupnya ke muka Kak Farah. Digerakkan batang pelirnya ke sekitar bukit kembar, pipi, hidung dan mulut Kak Farah. Aku lihat Ah Kau menarik kulit kulup ke pangkal agar kepala merah itu merayap sekitar muka Kak Farah. Agaknya supaya perasaan geli dan enak akan bertambah bila kepala merah itu tidak dihalang oleh kulit khatan. Terlihat kulit kulup berlipat-lipat dan tersangkut di sekeliling takuk kepala pelir.

Kak Farah menarik nafas dalam-dalam bila kepala merah menempel di batang hidungnya. Agaknya Kak Farah ingin menikmati aroma kepala pelir apek cina. Kepala merah yang kelihatan lembab itu menari-nari di batang hidung Kak Farah yang agak mancung. Tiap kali Kak Farah menarik nafas, badannya akan bergetar dan mengeliat. Agaknya bau kepala pelir Ah Kau menimbulkan sensasi nikmat dan membakar nafsu birahi Kak Farah.

Semasa aku belum bersunat dulu memang ada sejenis bau bila aku mengoles jariku ke kepala pelirku yang lembab dan aku menghidunya. Aku tak berapa suka baunya. Tapi mungkin bau yang tak disukai oleh orang lelaki malah disukai oleh orang perempuan. Sama seperti bau burit yang disukai oleh orang lelaki. Tapi sejak aku bersunat bau itu tak ada lagi.

Ah Kau tersengih-sengih bila Kak Farah menikmati kepala butuhnya. Sengihnya makin lebar bila lidah Kak Farah mula menjalar dan menari-menari di kepala merah yang terdedah itu. Hanya beberapa ketika air jernih mula keluar dari lubang kecil di hujung kepala butuh.

Bila saja Ah Kau menjarakkan sedikit lacaunya itu, terlihat seperti bebenang jenih terbentang dari hujung lidah Kak Farah dan kepala pelir apek cina. Nampaknya air mazi Ah Kau telah mula keluar membasahi kepala merah. Air mazi yang berfungsi melicinkan kemasukan pelir ke lubang burit dijilat dan ditelan oleh Kak Farah. Lendir licin dan agak masin itu menjadi pembuka selera bagi hidangan seterusnya.

Kak Farah nampaknya makin bersemangat. Batang sederhana besar itu dikulum dan dinyonyot penuh nafsu. Kepala merah menyelam dalam mulut Kak Farah. Bibir Kak Farah yang merah segar itu melingkari batang tua apek cina. Beberapa minit saja aku lihat badan Ah Kau menggeletar.

“Cukup, cukup Farah. Gua tak tahan. Gua tak mau pancut dalam mulut lu. Gua mau rasa lu punya cibai pula.” Terlihat Ah Kau menarik keluar batang pelirnya yang basah kuyup dari mulut comel Kak Farah. Terlihat sedikit kekecewaan di wajah Kak Farah. Agaknya dia belum puas menghisap batang pelir apek cina. Mungkin batang berkulup cina tua tersebut sedap rasanya.

“Kangkang Farah, kangkang luas-luas bagi Ah Kau rasa lubang burit kamu yang sempit tu,” Pak Leman bersuara.

Ah Kau mula bergerak menghampiri kangkang Kak Farah yang terbuka luas. Pelirnya yang masih tegang itu terhangguk-hangguk mencari pasangannya.
“Ini peluang kau Farah dapat rasa butuh tak bersunat. Kau sedut habis-habis kulup Ah Kau biar dia teringat-ingat kamu siang malam,” Pak Leman berceloteh.

Kak Farah hanya menunggu tindakan Ah Kau seterusnya. Kangkangnya dibuka luas bagi memudahkan Ah Kau melayari bahteranya. Burit muda berbulu hitam jarang-jarang dengan bibir merahnya seperti tersenyum menanti kepala merah yang akan bertandang. Lurah yang merkah itu telah lama banjir dengan air nikmat yang keluar dari telaga keramat Kak Farah.

Ah Kau menempelkan torpedonya ke pintu gua. Digerak naik turun supaya kepala merah bertambah basah dengan cairan pelicin. Badan Kak Farah tersentak-sentak bila kepala merah menyondol biji kacang di penjuru belahan bahagian atas. Kepala butuh Ah Kau bertambah licin dipaliti dengan lendir yang telah lama membanjiri taman pusaka Kak Farah.

“Gelilah Leman, banyak sedap.” Ah Kau bersuara. Kepala merahnya belum lagi membelah bibir lembut di celah kangkang Kak Farah.

“Apa lagi kau tunggu, jolok sajalah barang kau tu,” Pak Leman mencabar Ah Kau agar bertindak cepat. “Aku tengok budak Farah ni dah tak sabar nak merasa kulup kau tu.”

Ah Kau merapatkan lagi badannya ke badan Kak Farah. Kepala merah yang dah terbuka itu menyondol lebih kuat dan terus menyelam ke terowong nikmat. Digerak badannya maju mundur dan balak keras Ah Kau keluar masuk dengan lancar ke lubang burit Kak Farah. Kak Farah kelihatan menendang-nendang angin dan mengerang kesedapan bila Ah Kau menggerakan batang pelirnya maju mundur.

Tiba-tiba aku teringat peristiwa silam. Waktu aku berumur 10 tahun aku cukup takut bila melihat tok mudim. Aku akan bersembunyi di semak bila aku akan disunatkan. Rakan-rakanku datang memujuk mengatakan aku tidak boleh berkahwin jika tidak bersunat. Bimbang tak boleh kahwin bila dewasa, aku memberanikan diri untuk berkhatan. Separuh pengsan bila pisau tok mudim mencantas kulit kulupku. Dua minggu aku terkengkang-kengkang bila berjalan.

Sekarang dihadapanku Ah Kau yang tak bersunat sedang rancak berkahwin dengan Kak Farah. Butuh berkulup itu begitu selesa keluar masuk lubang burit Kak Farah yang sedang mekar. Jelas sekarang aku tertipu dengan helah Pak Usuku dan kawan-kawan yang mengatakan orang tak bersunat tak boleh kahwin.

Ah Kau makin rancak membenamkan batang pelirnya ke celah kangkang Kak Farah. Makin lama makin laju dan tak sampai lima minit aku lihat badan Ah Kau menggigil seperti orang demam kura dan pinggulnya seperti tersentak-sentak. Aku rasa Ah Kau sedang memancutkan air nikmatnya ke dalam burit Kak Farah. Seminit kemudian aku nampak Ah Kau dengan nafas tercungap-cungap rebah di sebelah Kak Farah. Batang pelirnya mula mengecil dan kepala merah kembali bersembunyi ke dalam kulit kulup.

“Banyak sedaplah Leman. Lubang budak ini sungguh sempit. Aku tak boleh tahan, lancau aku rasa geli. Rugi aku pancut cepat sangat.”

Apek tua ini terlalu cepat mengalah. Agaknya sudah lama dia tak memburit hingga dia tak dapat mengawal maninya. Atau memang resam pelir tak bersunat cepat pancut kerana kepalanya amat sensitif. Berbeza dengan Pak Leman yang boleh bertahan lama. Hampir satu jam Kak Farah dikerjakannya.

Kangkang Kak Farah terbuka luas. Cairan putih berlendir meleleh keluar dari lubang burit yang sedikit terbuka. Terlihat lubang yang sedikit ternganga itu berkerinyut dan berdenyut terkemut-kemut. Aku rasa Kak Farah belum lagi mendapat kepuasan tetapi apek cina terlampau cepat menarik keluar batang pelirnya. Apek cina kalah bertarung terlampau cepat. Kak Farah kecewa.

Aku rasa tak rugi aku bersunat. Aku harap bila besar nanti aku mampu bertahan lama bila bersama kekasihku. Aku mau seperti Pak Leman yang mampu bertahan hampir satu jam. Aku harap isteriku akan mendapat kepuasan maksima.....

cerita sex cina, cerita lucah main dengan cina, cerita lucah dusun, cerita lucah melayu main batang cina, cerita lucah berkhatan, main dengan apek tua, main dengan apek cina, main dengan apek, cerita lucah pondok durian, cerita lucah kulup, perempuan melayu main dengan cina, PERAMPUAN JANDA MALAYSIA SEXAY, kisah sex main janda kat pondok, cerita sex melayu cina, cerita sex cina tua, cerita lucah dusun durian, cerita seks tak sunat, cerita lucah tak sunat, cerita lucah sunat, Cerita seks kanak kanak main pondok

Help Daddy

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Help Daddy   Melayu Boleh.Com

Bianca was turning 15 on Sunday and her mom was away interstate on business for a week as usual, probably fucking that lawyer down in Florida that daddy knew nothing about Bianca guessed. Bianca was tempted to tell daddy about it but thought it best not to intervene. She suspected that her parents had not had sex for months and she thought her daddy had been looking at her in an unusual way of late.

Her daddy was a very handsome dark haired spunk that her girlfriends tried to flirt with all the time, even though he was 42. He was captain of the surf club and went to the gym several times a week as well as being the managing partner of a successful law firm. Bianca was a stunning young woman of voluptuous proportions. She had entered puberty early at 12 and now, on the eve of her fifteenth birthday stood 5 foot 7 inches tall with long wavy honey blonde hair, a handsome rather than cute face, full natural lips and an athletic size 12 figure, (not one of those skinny stick insects), but a real woman’s figure that bore testimony to her prowess as a representative hockey player. Her enticing figure was capped by full, firm, luscious breasts, barely contained by her DD bras. Bianca had begun masturbating regularly at the age of 10 and at the age of 13 she had discovered her mother’s motorised 6-inch rubber dildo.
Almost a year ago Bianca had accidentally broken her hymen during an especially torrid masturbation session and gradually over the past few months had worked up to fully consuming that vibrating black rubber cock in her hungry young pussy. Now she was hungry for a real cock, her father’s. She had seen him half erect one morning a few weeks ago as he made his way to the bathroom. Bianca had marvelled at the length, thickness and beauty of her father’s uncircumcised olive-pink cock with its huge mushroom- like head poking enticingly out of his foreskin. Even since then she has been masturbating to the vision of her father’s cock, knowing that it was not getting the pussy it so deserved. Three weeks ago Bianca had discovered a pair of her panties in the laundry basket and they were soaked with a huge load of warm cum, her daddy’s! He must have wanked off into them just before she got home from school.
Ever since Bianca has wondered whether her daddy was fantasising about her while he masturbated his lovely big cock. She has regularly checked the laundry basket every day since and almost every day has found a pair of her used panties soaked with semen, sometimes stiff and dry (indicating he had wanked off into them in the morning after she left for school) and sometimes still warm and wet (indicating that he had jacked off not long before). Bianca would always put those cum soaked panties to her nose and breathe in the aroma of her daddy’s male seed, wishing she had seen it spurting. She wanted that big daddy-cock real bad. It was Saturday morning and mom was still away. Bianca got up early and went to the kitchen in her short see- though nightie. She made fresh orange juice, coffee and toast with marmalade for herself and daddy and took it into his bedroom on a tray. Daddy was lying in bed half awake and sat up as Bianca entered. He had been lying there enjoying the extra lie-in of a Saturday morning and had been quietly stroking his cock around which he had wrapped a pair of Bianca’s light blue satin and lace panties which had extracted from the laundry basket last night in anticipation of his morning wank as he thought of what his underage daughter’s pussy must look like. He looked at Bianca as she walked from the door carrying the breakfast tray and had his first glimpse in years of his daughter’s tits and pussy. Although she was wearing a nightie it was almost totally transparent, providing a tempting but still partly censored view of her sexual organs. Her areolas were a large 2 inches in diameter and her nipples were thick, standing out proudly an her firm milky orbs. Between her thighs he could see a thick forest of dark brown, hiding her lips of heaven that he ached to see and touch. Bianca sat the breakfast tray on his bedside table, sat on his bed and lent over and kissed him lightly on his cheek. As she did so one of her breasts escaped her loose nightie, but it slid back in as she straightened.
Although his cock (still wrapped in her panties) had started to deflate upon her entry, it had reinvigorated with the vision of her nipples and thick bush and now this brief glimpse of her exposed left tit brought his huge cock to full erection again. "Morning daddy, I brought you some breaky," she said with a smile that bathed his soul in warmth and made his cock throb. "Thanks gorgeous" he said and lent over and gave her another kiss, this time lightly on her sweet full lips as he stole a quick look down the neck of her nightie to be rewarded with an all too brief uninterrupted view of her large suckable nipples. Bianca then surprised him by quickly slipping into bed beside him, her nightie riding up to her waist as she did so and he catching an unimpeded view of her huge hairy sex for an all too short 2 seconds before she pulled the sheet up. She then grabbed the tray and sat up in bed beside him chatting as they ate and drank. Her thigh was now naked to the waist and their naked thighs touched as they talked. His cock would not go down and it was lucky that the breakfast tray hid his massive erection. Bianca had noticed her father’s erection under the sheets when she entered the room. She had also thought she had caught a glimpse of light blue satin near her father’s groin as she lifted to enter the bed. By pretending to shift and get comfortable in the bed she had managed to briefly brush her thigh close to her father’s cock and had felt what was unmistakably the feel of satin. The sheets were cotton. Bianca was now sure that her daddy had her light blue panties (that she had taken off and put in the laundry basket last night) now wrapped around is erect man-cock. She saw her chance. Bianca picked up the now finished breakfast tray and placed it on the bedside table, then turned back and rested sitting up on the pillows with her father. "Daddy, you know that expensive black Armani dress I tried on at the mall with you last night, do you think you could buy it for my birthday?" she asked as she fluttered her eyes seductively at him.
"Oh baby, I don’t know. It is very expensive at $1,500." Bianca turned more toward him, purposely letting one shoulder strap of her nightie slide off. Daddy was mesmerised and briefly lost for words as Bianca’s nightie slid low on one side exposing her luscious right breast to his lustful gaze. He assumed Bianca was unaware of this and he was not about to tell her immediately as he enjoyed his lurid vision of her tit. "Oh, and daddy, what about that lovely black pearl necklace, could I have that too, with those black gorgeous Gucci shoes." He was momentarily brought back to reality as he realised Bianca was talking about a $4,000 outlay. Even though he could well afford it, it was much more than he had planned spending. "Oh baby, it is such a lot of money you know." Bianca looked at her father and smiled as she had a plan, a plan that would get her daddy’s cock and the expensive outfit. In a move that was smooth and deceptively fast she slid the sheets off the both of them. Her father was greeted to an uninterrupted full view of his daughter’s gloriously huge pubic bush and he was momentarily so entranced by that lovely vision of her hairy sex that he overlooked what he was exposing. Bianca gazed in a combination of satisfaction, amusement and lust at her father’s huge erect throbbing cock. It was half hidden by her blue satin panties that were wrapped around the gorgeous thick subject of her desire, but his cock-head was expose and pre-cum was oozing profusely and a dark stain showed where it had even soaked into her panties. "Oh daddy, daddy, what are you doing, you’ve got my panties around your dick?" Her father was immobilised by a combination of embarrassment and fear. Despite the shock of the situation his cock refused to deflate as he was still exposed to the luscious vision of his daughter’s right tit and hairy box.
Bianca reached over and placed her hand around his pantie-covered cock and that huge cock started to throb powerfully almost immediately. "Is this for me daddy... am I who you think about as you masturbate daddy... buy me the outfit daddy and you can fulfill all your desires daddy … you can have everything daddy... I will let you do everything you’ve wanted to do daddy... and I will not tell mom." He was totally stunned at first and then shocked and then, within seconds, his cock, his lust, took over. "Oh baby, baby, I want to fuck you so bad. You can have it all baby, just let me have this morning of sex with you and everything you want is yours." Little did he know it, but Bianca wanted more than just one morning of daddy-sex, she wanted him to have her all the time … and she was going to make certain she did. In fact, she knew he was going to be her "sex-slave." "Okay daddy, do it …do it to me now, for as long as you want, mom will not be home till late tonight." He groaned and threw the rest of the sheets off and pulled her to him. His mouth met hers and she opened her lips to receive his tongue. Their mouths meshed in wet passion as tongues caressed and they tasted each other. Bianca felt her pussy lips expanding with arousal and could feel that she was exceedingly wet and ready for her father’s massive cock to invade her. He pushed himself up on his arms and postioned himself over her with his thighs now wedged between hers. He looked down in lust and ripped her nightie off, tearing it in two with the urgency of his desire to have an unfettered view of both of her heaving tits. He fell upon her right tit and suckled on it, then he fell upon her left tit and suckled, all the time fondling, grabbing and sucking. He slid down and fell upon her hairy sex. He smoothed a path through her forest and found her wet pink lips of heaven, all glistening with her juices and engorged by her arousal.
Her clit was large and erect like a little cock about 2 inches long. He sucked it, kissed it and stuck his tongue into her... he tasted her, she tasted divine … her suckled on her clit and cunt lips like a man possessed. He was possessed, possessed of an insatiable desire to ravage his till 14 years old daughter. Bianca spread her thighs and cried out; "Stick it into me Daddy … stick your fat daddy-cock into me now." He slid up her firm yielding body and positioned his monster cock at the entrance to the tunnel of heavenly pleasure … his daughter’s cunt. She looked down with awe and lust to see and feel that huge daddy-cock throbbing and caressing her slit and clit. "DO IT DADDY! DO IT! DO IT TO ME! FUCK YOUR COCK INTO ME! INTO MEEEEE!!" He lunged and thrust and 8 fat throbbing inches of incestuous daddy-cock slid into her … into her warm wet pulsing daughter cunt. "Oh daddy, daddy I love it your cock is lovely sex is lovely, fuck me hard daddy! Fuck me all day long daddy!" Their joint arousal was so high that both were already on the cusp of orgasm. "Gonna cum baby... can’t stop it baby... have to pull out... have to pull out as I’m about to cum." Bianca grabbed his arse firmly with both hands, his hard smooth muscular thrusting arse and cried out; "Cum in me daddy! Cum in me daddy! Fill me with daddy cream now! Fill me all up! FILL ME UP WITH SPUNK DADDY!! LOTS OF DADDY-SPUNK!! COME ON, DO IT TO ME!!" It was too much. He could not resist, despite the fear of impregnating his 15 year old daughter. His cock was in control.
He let out a primal cry and groaned and thrust into her powerfully, trying to get all his cock and balls into her cunt. The first thick rope of cream came surging out like a fire hose full of spunk. She felt it. "Oh yes daddeeee... my daddy is spurting sperm into me... make a baby in me daddy... make a baby." He grunted and rooted her like a stallion possessed as he discharged spurt after thick spurt of creamy sperm. His huge ball sack carried a massive amount of sperm. Bianca counted 15 thick spurts of spunk, apart from his generous post-spurt oozing; his creamy discharge went on for over a minute. She got pregnant that weekend. Bianca’s mother cancelled her return home on Saturday night and came home Monday morning. By then Bianca and daddy had fucked 12 times and he had unloaded litres of creamy sperm into her fertile cunt.
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live