Quantcast
Channel: Melayu Boleh
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live

Budak pemuasku – 1

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Saya adalah seorang wanita, single dan telah 8 tahun bekerja di sebuah perusahaan multi national yang terkenal, mungkin para pembaca mengetahui sebagai pekerja apalagi di sebuah perusahaan yang besar, karir kita tidak akan pernah mencapai posisi puncak, tentunya posisi ini biasanya diisi oleh seorang Expat yang ditunjuk langsung oleh headquarters yang bertempat di luar negeri.

Selama 8 tahun saya terus berambisi dan bekerja keras untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi lagi, dimana bukan hanya imbalan materi dan fasilitas yang lebih baik, tetapi juga untuk mendapatkan kekuasan yang lebih, hal kedua ini sifatnya lebih condong untuk kepuasan batin.

Saya rasakan juga bahwa hal ini lumrah bagi manusia untuk mendapatkan hal yang lebih dan kelebihan itu selalu berkisar di antara hal hal tersebut, hanya setiap orang mempunyai hasrat dan ambisi yang berbeda beda dan di tambah dengan faktor talenta, kemauan untuk kerja keras dan faktor keuntungan tentunya tidak semua orang akan mendapatkan level yang sama.

Di perusahaan di tempat saya bekerja, saya terkadang merasa tertekan di mana atasan saya selalu menganggap saya sebagai budaknya dan segala hasil kerja keras saya selalu di ambil creditnya untuk atasannya lagi. Terkadang sebagai wanita kita juga sering di lecehkan (tidak secara sexual dalam case saya) tetapi dalam arti batas kemampuan kita, kelemahan dan lain sebagainya. Saya mengerti di dunia ini dan sudah menjadi kenyataan ada kecenderungan pria dianggap sebagai manusia yang lebih dalam segala hal sehingga segala sesuatunya akan lebih baik bila pria yang mengerjakannya sehingga mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.

Oleh karena hal tersebut di atas saya berkesimpulan bahwa sebab sebab dari kesukaan saya untuk menjadi seorang Domina dalam fantasi permainan sex ini mungkin berawal dari ketidak puasan saya dengan kejadian kejadian dan situasi di tempat kerja saya tersebut. Permainan fantasi sex ini seakan membalaskan dendam saya terhadap ketidak puasan dan keadaan di tempat saya bekerja sehingga secara kejiwaan saya bisa menjadi sangat menikmati dan puas bila dapat melihat seorang pria tidak berdaya dan menurut atas kemauan saya apalagi ketidak berdayaannya itu dilakukannya sendiri dengan sukarela dan senang hati.

Pertanyaan pertanyaan dari para pembaca yang menanyakan akan sebab dari kesukaan saya ini semoga bisa dengan jelas terjawab dalam penjelasannya yang saya ungkapkan dengan sejujur jujurnya diatas.

Mungkin cukup penjelasan saya mengenai back ground dari kesukaan saya ini, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan seorang pria yang kebetulan juga cocok dengan fantasi saya dan juga cocok selera dengan saya dari segi fisik maupun sifatnya.

Seleksi dan Recruitment

Pertemuan saya dengan budak cowok saya yang baru ini berawal dari email. Setelah pemuatan cerita saya yang berjudul "Pemijat Submissive", banyak sekali cowok yang berkirim surat kepada saya untuk meminta dijadikan budaknya. Namun dari sekian banyak email saya memilih beberapa saja yang saya balas, tentunya dari balasan yang ada saya juga menyeleksi ulang lagi cowok-cowok yang mendaftar untuk menjadi budak saya.

Kriteria pemilihan saya terutama adalah orang yang intelegent, open minded dan tentunya benar benar menghayati perannya sebagai seorang budak. Kemudian saya juga memeriksa background orang tersebut dari segi materi, kebersihan dan status perkawinan. Saya sengaja mencari orang yang status sosialnya cukup tinggi, sudah kawin dan cukup mapan, pertimbangan ini saya pilih untuk menghindari masalah privacy saya di dunia luar, karena saya juga yakin seorang dengan kriteria yang tadi juga ingin rahasia jati dirinya di jaga sehingga kami bisa saling menjaga privacy.

Dari proses penyaringan tersebut akhirnya saya memilih satu kandidat yang saya pikir cukup memadai, namanya Anwar. Dia adalah seorang Chinese yang cukup mapan, berasal dari keluarga yang terhormat, sudah kawin dan berusia 32 tahun. Setelah kurang lebih 1 bulan kami saling mengenal diri melalui telepon dan email akhirnya saya merasa sudah cukup comfortable untuk bertemu langsung dengan dia.

Pertemuan kami atur di sebuah Mall besar di Jakarta Barat yang sangat terkenal dan ramai, pertemuan ini di sepakati pada hari dan jam kerja, di sebuah coffe shop.

Saya sengaja datang 60 menit lebih awal untuk mempelajari situasi dan menyiapkan jalan untuk back out dari pertemuan ini bila ternyata si Anwar itu tidak cocok dengan deskripsi yang telah dia berikan, terus terang pembaca saya sangat nervous sekali waktu itu.

Sambil duduk dan minum cafe late yang sudah dihidangkan saya berharap harap cemas menunggu pertemuan dengan Anwar, jantung saya berdebar debar keras, dan efek dari coffe yang saya minum sepertinya membuatnya menjadi tambah parah. Tiba tiba telepon HP saya berdering, sepertinya jantung saya hampir copot mendengarnya, memang kami sudah berjanji untuk saling menelpon bila sudah dekat di lokasi.

"Hello Mbak, saya Anwar.."
"Oh iya.. Sudah dimana kamu?" desahku sambil gemetar.

Sambil menjawab saya melihat ke sekeliling coffe shop, ketika itu saya melihat seseorang cowok yang sedang berdiri dan celingukan sambil menelpon. Mata kami beradu dan dia tersenyum sambil mengangukan kepalanya, seketika itu saya langsung tahu kalau cowok itu adalah Anwar yang sepertinya sudah saya kenal walau hanya melalui telepon dan email. Dia berjalan menghampiri saya sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya untuk berjabatan tangan.

Para pembaca, pertemuan yang mendebarkan ini ternyata cukup menyenangkan, saya seketika merasa nyaman sekali berada di dekat si Anwar setelah bertemu dan mengobrol ngalor ngidul tentang kehidupan kami. Orangnya menurut saya sangat open minded, pintar dan sedikit pemalu, secara fisik cukup menarik, tingginya sekitar 180 cm, kulitnya putih bersih kecoklatan, rambut pendek, badan cukup berisi hanya sedikit gemuk di sekitar pinggang.

Tanpa terasa kami sudah ngobrol selama 1 jam, selama ngobrol mata kami saling bertatapan, dan saya melihat ketulusan dan kejujuran di sorot matanya, sesekali dia menundukan mata bila saya bertanya yang sifatnya sangat pribadi, saya merasa berada diatas angin dan mendominasi pembicaraan. Bahan pembicaraan kami sama sekali tidak menyinggung mengenai permainan sex yang kita gemari tetapi lebih banyak ke keluarga, kerja dan lain lain. Sepertinya kita bisa saling terbuka dengan kehidupan kami. Saya juga merasakan adanya peningkatan atas kepercayaan dan merasa comfortable dengan dia.

Setelah pertemuan itu, kita berjanji untuk saling kontak untuk pertemuan berikutnya melalui email dan telepon, mungkin kita malu untuk memulai pembicaraan tentang fantasi permainan yang memang kami sukai itu secara langsung, mungkin karena ini pun pertemuan pertama kita.

Setibanya saya di rumah saya langsung menyalakan note book dan mulai menulis email untuk Anwar untuk pertemuan kita yang lebih lanjut. Di dalam email intinya saya menyatakan kepada dia bahwa saya ingin menjadikan dia seorang budak sex pemuas nafsu yang mengabdikan badan dan jiwanya kepada saya sebagai Mistressnya, tentunya dengan batas batas tertentu yang dia punyai, untuk itu saya menanyakan komitmen dia dan batas batas yang di sanggupi oleh dia.

Di dalam email saya juga menulis semacam pernyataan atau perjanjian mengenai kerahasian dan kebersihan yang harus di lengkapi dengan hasil pemeriksaan lab atas bebasnya dia dari penyakit penyakit kelamin sebagai syarat saya untuk menyewa dia sebagai budak sex saya.

Setelah kurang lebih 1 minggu (yang serasa lama sekali) saya mendapatkan email balasan dari si Anwar. Dengan berdebar debar saya mulai membuka dan membaca email balasan darinya. Di dalam emailnya dia menyanggupi segala syarat dan keinginan saya, dia juga bahkan melampirkan hasil scan dari hasil pemeriksaan lab yang meluluskan dia dari penyakit penyakit. Dia sangat ingin segera mengabdikan dirinya untuk saya dan juga menuliskan batasan batasan yang dia inginkan.

Pembaca, menurut saya batasan batasan yang di berikan oleh dia cukup bisa dimengerti. Batasan utama yang diinginkan adalah mengenai kerahasiaan sehingga permainan hanya berlaku di dalam tempat yang aman dan discreet dan di luar dari itu hubungan kita tetap hanya sebagai teman biasa, sehingga "public humiliation/punishment" tidak bisa di terapkan di dalam permainan kami. Batasan lainnya juga mengenai penyiksaan yang sampai menimbulkan luka permanen atau mengeluarkan darah juga tidak dapat di tolerir karena dapat menimbulkan bekas dan berbahaya. Kemudian ada juga batasan untuk permainan "force feminization" atau dimana saya melecehkan dia dengan mendandani dia dengan pakaian perempuan. Sebagai tambahan safety kami juga mempunyai semacam kata kode, dimana bila dia atau saya mengatakan kode itu semua permainan akan berakhir.

Bersambung . . . . .. .

Gbr cipap malay, kisah lucah fantasi tentang budak

Pengalamanku dengan suami orang

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Aku baru saja selesai mandi saat HP-ku berdering. Dari nada deringnya dapat kuketahui kalau dering itu dari nomor telepon salah seorang klienku. Dengan dalam keadaan masih telanjang bulat aku bergegas keluar dari kamar mandi, yang langsung tembus ke kamarku, kamar mandiku memang terletak di dalam kamar.

Sambil mengeringkan badanku dengan handuk, aku menerima telepon dari rumah Pak Budi, seorang klienku.

"Hallo..! Selamat sore", sapaku setelah menekan tombol.
"Hallo..! Sore Dok..!" balas suara anak kecil di seberang sana. Aku segera bisa mengenali suara di seberang sana, ini adalah suara Andi putra semata wayang Pak Budi.
"Hai..! Andi ya? Ada apa Ndi?" tanyaku.
"Dok! Carla baru saja melahirkan, cepet dong ke rumah", pinta Andi kekanak-kanakan. Andi memang baru berusia 6 tahun, dan Carla yang dimaksud adalah nama anjingnya yang berjenis mini pincher, bentuknya seperti anjing doberman namun kecil sekali oleh karena itu disebut mini pincher.
"Lahir berapa anaknya Ndi?" tanyaku lagi.
"Ndak tau Dok! Papa yang tungguin sekarang, dokter ke sini dong!" cerocos Andi lagi.
"Baiklah aku langsung ke sana sekarang, tunggu aja ya" sahutku.
"Terima kasih Dok! Daah..!" sambung Andi sambil menutup telepon tanpa menunggu jawaban dariku lagi.

Selesai berbicara dengan Andi melalui telepon, aku pun segera mengenakan pakaian. Aku memakai hem longgar kotak-kotak warna merah maroon yang serasi warnanya dengan rok miniku yang juga berwarna merah maroon. Selesai berpakaian aku bergegas menuju ke rumah Pak Budi di kawasan elite Margorejo Indah.

Sesampai di rumah Pak Budi ternyata Andi sudah menungguku di halaman rumahnya bersama seorang baby sitter. Satpam langsung membuka pintu pagar mempersilakanku untuk langsung masuk. Rumah Pak budi memang cukup besar seperti rumah-rumah lainnya di sekitar perumahan Margorejo Indah, halamannya juga luas. Kuparkir mobilku di depan garasi di samping mobil mewah milik Pak Budi, kontras sekali dengan mobilku yang butut keluaran tahun 90-an.

Begitu turun dari mobil, Andi langsung menggandeng tanganku mengajakku masuk. Kami masuk lewat garasi yang langsung tembus ke dapur yang letaknya bersebelahan dengan ruang makan. Di samping ruang makan ada pintu menuju halaman belakang. Di salah satu pojok dekat kamar pembantu, di situlah rupanya tempat yang telah disediakan untuk Carla melakukan proses kelahiran. Pak Budi tampak sedang berjongkok di dekat box tempat Carla melahirkan.

"Sore Pak Budi" sapaku.
"Ee.. Lia..! Sore.., aduh maaf sudah bikin repot", sambut Pak Budi ramah.
"Ini si Andi yang bingung terus sejak tadi" tambah Pak Budi.
"Sudah lahir berapa ekor Pak?" tanyaku pada Pak Budi.
"Sudah dua ekor dan keduanya betina, sepertinya masih ada lagi di dalam" jelas Pak Budi padaku.
"Ayo gantian, sekarang ahlinya sudah datang dan aku akan mandi dulu" Imbuh Pak Budi sambil mempersilakanku menempati posisinya.

Aku mendekat ke box tempat Carla melahirkan bayi-bayinya yang mungil, sementara itu Pak Budi naik ke lantai dua rumahnya, mungkin bersiap-siap untuk mandi. Aku ditemani Andi tetap menunggui Carla yang tampaknya sudah mulai gelisah lagi, pertanda anaknya yang ketiga akan lahir.

Saking asyiknya aku menunggui bayi ketiga Carla lahir, rupanya aku tidak sadar bahwa posisiku sedang berjongkok saat itu hingga otomatis pahaku bagian belakang terbuka lebar karena rok miniku bawahannya memang sangat lebar. Memang rok seperti ini biasanya dipakai oleh para cheerleader hingga dengan sendirinya kalau dilihat dari depan arahku berjongkok, semua isi dalam rok miniku dapat terlihat dengan jelas oleh Andi yang duduk di lantai tepat di hadapanku.

Rupa-rupanya si kecil ini sejak tadi telah tertegun memandang isi rok miniku. Aku memang memakai CD, namun CD-ku sangat mini, terbuat dari renda yang ukurannya hanya selebar jari melingkar di pinggangku, selebihnya juga berupa renda yang ukurannya sama tersambung dari belakang pinggangku, turun ke bawah melalui lipatan pantat melingkari selangkanganku. Hanya bagian depannya saja ada penutup yang ukurannya tak lebih dari seukuran dua jari berbentuk hati menutupi bagian depan liang vaginaku, sehingga CD warna merah yang kukenakan ini tidak mampu menutupi bulu kemaluanku yang menyeruak keluar dari celah-celah lipatannya. Rupanya bulu-bulu kemaluanku inilah yang menarik perhatian Andi.

"Dok! Itu kok ada rambutnya?" tanya Andi keheranan sambil menuding ke arah pangkal pahaku.

Aku cukup terkejut dan langsung mengubah posisiku. Kini aku berlutut di depan box. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan Andi, untung saja bersamaan dengan itu dari arah belakang saat kutengok ternyata Pak Budi datang menghampiri kami. Pak Budi rupanya sudah selesai mandi. Saat ini dia memakai celana pendek longgar dan T Shirt. Namun tiba-tiba Andi berkata pada ayahnya..

"Pa! Bu dokter sininya ada rambutnya" lapor Andi pada Pak Budi sambil menunjuk ke arah selangkangannya sendiri. Mukaku langsung memerah karena jengah, untung saja Pak Andi cukup bijak dan langsung menegur Andi.
"Hush, tidak boleh ngomong begitu". Andi rupanya masih belum mengerti mengapa papanya melarangnya bertanya. Tak lama kemudian Bu Lusi istri Pak Budi muncul dan menyapaku..
"Hey Nat! Sudah lama?" sapa Bu Lusi, Bu Lusi memang biasa menyapaku "Nat", kalau Pak Budi lebih suka menyapaku "Lia", tidak masalah bagiku.
"Ooh..! Selamat sore Bu!" sahutku pada sapaan Bu Lusi.
"Eeh..! Nat! Kamu di sini dulu ya, nanti makan di sini sekalian saja, kita makan malam sama-sama, aku sekarang mau ngantar Andi ke ulang tahun temannya sebentar, kita tidak akan lama kok, paling cuma kasih kado sebentar terus langsung pulang" demikian jelas Bu Lusi padaku, rupanya Bu Lusi akan pergi mengantar Andi yang memang sejak tadi tampak sudah selesai mandi.

Akhirnya Bu Lusi pergi mengajak Andi yang didampingi baby sitternya. Tinggallah aku di rumah besar itu bersama Pak Budi dan beberapa pembantunya, namun saat ini pembantu Pak Andi sedang sibuk di halaman rumah depan, ada yang menyapu halaman, ada yang menyiram taman dan yang satu lagi sedang membersihkan ruang tamu. Ini kuketahui saat aku datang tadi.

Kini tinggallah aku berdua dengan Pak Budi di teras halaman belakang yang cukup luas, untung Pak Budi tidak lama berdiri di dekatku. Pak Budi duduk di sofa teras belakang, yang letaknya di belakangku, jadi aku memunggunginya tapi jaraknya agak jauh, karena posisinya yang menghadap ke arahku maka saat aku sedikit membungkuk sewaktu membantu proses kelahiran Carla, tanpa kusadari bagian belakang rok miniku sedikit terangkat.

Karena rok yang kukenakan mini sekali maka begitu terangkat sedikit bentuk pantatku dapat terlihat dengan jelas oleh Pak Budi yang duduknya memang agak jauh dariku, namun posisi ini justru lebih menguntungkan baginya. Dengan jelas sekali Pak Budi memperhatikan lekuk belahan pantat dan pahaku bagian atas yang mulus itu. Pemandangan ini rupanya cukup membuat Pak Budi horny hingga dia sudah tidak tahan lagi, kemudian berdiri dan berjalan mendekatiku.

"Lia..! Tadi yang dimaksud Andi rambut apa toh?" Tanya Pak Budi pura-pura ingin tahu. Aku sedikit terkejut dengan pertanyaannya.
"Aaah..! Pak Budi ini kok ikutan tanya yang bukan-bukan?" sahutku tersipu malu.

Pak Budi ikut berjongkok di sampingku, tidak lama kemudian kedua tangannya meraih lenganku dan mengangkatku berdiri, kami pun berdiri berhadap-hadapan. Seketika itu juga Pak Budi langsung menciumku. Aku berusaha mengelak, namun Pak Budi lebih agresif memeluk sambil melumat bibirku.

Usia Pak Budi sekitar 35 tahun, wajahnya lumayan ganteng, badannya tegap dan gagah. Lumatannya membuatku horny, terlebih saat tangannya mulai menyusup ke dalam rok miniku, tangannya mengelus bagian depan pahaku hingga membuatku terangsang dan sedikit tak berdaya.

Akhirnya aku pun mulai berani membalas lumatan bibirnya. Kami berpagutan sambil berdiri, sementara tangan Pak Budi menyusup semakin ke atas pahaku, kurasakan jari-jari tangannya mulai menyentuh ujung CD-ku. Aku merasakan sebuah rangsangan yang cukup dahsyat, terlebih saat jari-jari tangan Pak Budi mulai menjelajah di selangkanganku. Vaginaku diremas-remas dari luar CD-ku, bibirnya tetap tidak berhenti melumat bibirku, lidahnya dijulurkan ke dalam mulutku, aku pun membalas dengan menghisapnya, demikian pula sebaliknya, kujulurkan lidahku ke dalam mulut Pak Budi dan Pak Budi langsung melumat dan menghisap lidahku.

Merasa tempat kami saat ini kurang aman dan bisa tiba-tiba kepergok oleh pembantunya, maka Pak Budi membisiki telingaku sambil mengajakku masuk ke dalam. Pak Budi rupanya juga tahu kalau posisiku saat ini sudah tidak mungkin lagi menolak, karena aku sudah benar-benar terangsang olehnya hingga ujung CD-ku juga sudah lembab oleh elusan jari-jarinya. Maka aku pun mengikuti Pak Budi dari belakang saat ia masuk menuju ruang keluarga dan kami menyelinap ke sebuah kamar tidur yang biasa mereka pakai kalau ada tamu atau kerabat yang datang menginap.

Setelah menutup dan mengunci pintu dari dalam, Pak Budi langsung menciumku kembali sambil merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Kakiku masih terjuntai ke bawah sehingga posisiku yang telentang begini membuat bagian depan rok miniku terangkat sampai pangkal paha.

Tangan Pak Budi langsung mengelus selangkanganku yang tersembul keluar, jari tangannya segera disusupkan ke dalam CD-ku melalui ujung lipatannya. Ujung jari Pak Budi langsung dapat menyentuh bibir vaginaku dengan mudahnya. Dielus dan digesek-gesekkannya bibir vaginaku dengan jarinya, sementara jari telunjuknya mengorek-ngorek klitorisku.

Tangan kirinya mulai membuka kancing hem-ku satu persatu hingga buah dadaku langsung terpampang dengan jelas karena aku tidak memakai BH. Seperti kisahku terdahulu, aku memang sejak kecil tidak suka dan tidak terbiasa mengenakan BH hingga hingga kini usiaku sudah 28 tahun, aku tetap tidak pernah memakai BH, jadi tak heranlah kalau aku juga tidak tahu berapa besar ukuran payudaraku.

Yang jelas payudaraku tidak terlalu besar bentuknya, namun sangat indah dan berwarna sedikit merah muda agak kecoklatan di puting dan sekitarnya. Kini payudaraku pun sudah mulai mengeras, dan giliran mulut Pak Budi turun mengulum kedua payudaraku secara bergantian. Dihisapnya puting susuku sambil memainkan ujung lidahnya di ujung puting susuku.

Tangan kanan Pak Budi mencari dan melepas pengait rok miniku dan kubiarkan saja bahkan kuangkat sedikit pinggangku agar dia lebih mudah melepas pengait rok-ku, kemudian ditarik dan dilemparkannya begitu saja ke lantai. Langsung saja sisa penutup alat vitalku ditariknya ke bawah, kakiku pun membantu melepas CD yang kukenakan.

Serta merta Pak budi langsung saja membenamkan wajahnya di selangkanganku sambil tangannya membuka kedua pahaku lebar-lebar. Posisinya sekarang berjongkok di tepian tempat tidur dan wajahnya berada tepat di pangkal pahaku, bibirnya mengulum bibir kemaluanku dengan lembut, lidahnya dijulurkannya di antara lipatan bibir vaginaku.

"Ayo masukin dong Pak!" pintaku pada Pak Budi.

Mungkin karena Pak Budi juga tak ingin ketahuan istrinya yang mungkin saja tiba-tiba pulang, maka ia pun begegas melepas celananya. Batang kemaluannya yang tidak terlalu besar, ukurannya biasa saja, langsung ditancapkannya ke dalam liang vaginaku.

Kami bermain tidak terlalu lama karena takut istrinya tiba-tiba muncul, namun kami merasakan orgasme secara bersama-sama saat itu. Sungguh sangat berkesan sekali kejadian itu. Enak juga ML sambil curi-curi karena takut ketahuan.

Tamat

Novel lucah, suami orang pemuas ku, cerita lucah makan budi, gambar puki luma, koleksi kisah seks pakai tudung bohsiakah aku, melayu kdahsex, novel lucah tahun 90an

Pesta seks dengan 3 Gadis Dusun – 1

$
0
0


Cenit bersandar di dinding, gadis itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Setengah busana atasnya masih rapi tapi seluruh rok dan celananya sudah terbuka. Menampakkan kedua paha yang putih mulus dan montok. Sementara tumpukan daging putih kemerahan menyembul di sela rambut-rambut hitam yang nampak baru dicukur.




Sedikit tengadah dan dengan tatapan mata sendu ia berujar lirih…




“Masukkanlah, Kak! Aku juga ingin menikmatinya….”




Aku hanya terdiam.. kami sama-sama sudah membuka busana bagian bawah, beberapa menit kemudian kami bergelut di pojok ruangan itu. Dengan penuh nafsu ku tekankan tubuhku ke tubuh gadis itu. Ia membalas dengan merengkuh leherku dan menciuminya penuh nafsu. Baca kelanjutan cerita seru pesta seks dengan 3 gadis dusun hanya di RumahSeks. Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubi-tubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya yang kenyal dan besar itu. Ia hanya melenguh-lenguh melepas nafasnya yang menderu. Setiap remasan dan kuluman… diiringi dengan erangan penuh kenikmatan.




Tanpa kusuruh ia membuka sebagian kancing bajunya. Menampakkan onggokan buah dada yang membulat dan putih. Tanpa membuka tali beha ia mengeluarkan buah dadanya itu dan mengasongkannya ke mulutku.




Dengan rakus kukulum buah dada besar Cenit sepenuh mulutku. Ia mengerang antara sakit dan enak. Nafasku pum semakin tersendat, hidungku beberapa kali terbenam ke bulatan kenyal dan hangat itu.




Puncak dadanya basah oleh air liurku yang meluap karena nafsu. Licin dan agak susah meraih puting susunya yang mungil kemerahan itu. Jelas sekali kulihat proses peregangannya. Semula puting susu itu terbenam, namun dalam sekejap saja dia keluar menonjol dan mengeras.




Cenit tahu susah mengulumnya tanpa memegang karena aku mencengkram erat leher dan pinggang gadis itu. Tanpa menunggu waktu ia memegangi buah dadanya dan mengarahkan putingnya ke mulutku.




Aku pun mengulumnya seperti bayi yang kehausan. Mengulum dan menyedot sampai terdengar berbunyi mendecap-decap. Kulihat gadis itu, dalam sayu matanya merasakan kenikmatan, bibirnya tersungging senyuman dan tawa kecil. ‘Gigit sedikit, Kak.’ pintanya padaku.




Aku menuruti kemauannya, dengan gigiku kugigit sedikit puting susunya. ‘Aih….’ Jeritnya lirih sambil menggigit bibir. Barangkali ia tengah merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian itu. Kurasakan tubuhnya melunglai menahan nikmat.




Kemudian tubuh kami saling mendekap semakin rapat. Gairah dan rangsangan nikmat menjalar dan memompa alirah darah semakin kencang. Secara naluriah aku menyelusuri tubuh sintal Cenit.




Mulai dari leher, terus ke punggung, meremas daging hangat di pinggul… terus ke bagian bawah. Akhirnya menyelip di antara paha. Gadis itu membuka pahanya sedikit, mengizinkan tanganku menggerayangi daerah itu.




Dalam pelukan erat, tanganku mencoba masuk… ehm.. bagian itu terasa hangat dan basah. Cenit menggeser pantatnya sedikit. Kedua matanya memejam sembari menggigit bibir , desah-desah halus keluar tak tertahankan. Detak jantungku semakin kencang ketika kubayangkakn apa yang terjadi di’sana’.




Gadisku menggelinjang, nafasnya sesekali tertahan, sesekali ia seperti menerawang, apa yang dia harapkan? Aku tahu, dia menginginkan itu, dia mendorong-dorongkan pantatnya ke depan, agar bagian itu lebih tersentuh oleh jemariku. Dengan penuh pengertian aku pun turun… dari leher… buah dada.. wajahku terseret ke bawah, menikmati setiap lekuk liku tubuhnya yang hangat. Setiap sentuhan dan gesekan menimbulkan rintihan lirih dari mulutnya. Wajahnya menengadah, matanya setengah terpejam, bibir agak terbuka, dan sedikit air liur menetes dari salah satu sudutnya.




“Teruskan, kak… jangan hentikan..!” pintanya. “Puaskan aku….?” katanya lagi tanpa rasa sungkan. Yah, tak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, pasti dia minta, kapan saja kami bertemu. Begitu pula aku… kalau lagi pingin, dia pasti kasih.




Perlahan aku menyusuri tubuhnya ke bagian bawah. Sekarang aku sudah di atas perutnya yang mulus. Aku bermain-main sebentar di sana. seluruh tubuh Cenit memang sangat menggairahkan. Tidak ada lekuk tubuhnya yang tidak indah. Aku sangat menikmati semuanya.




Tiba-tiba Cenit memegang kepalaku, meremas sedikit rambutku dan mendorong kepalaku ke bawah. “Ayo, Kak, udah gak tahan nih..! Jangan di situ aja dong….Aih..” Aku menurut…. Dulu aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang hal itu menjijikkan. Dalam keadaan terangsang dia sangat menginginkanya. Sesampai di bagian itu… aku terpana menyaksikan pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku. Setumpuk daging berwarna kemerahan berkilat di celah-celahnya …




Bagian itu, bibir kemaluan Cenit yang merah dan basah dipenuhi cecairan lendir yang bening. Dengan kedua jari telunjuk ku buka celah itu lebih lebar… Klentitnya menyembul… nampak berkedut karena rangsangan nikmat tidak terkira.




Berkali-kali ia berkedut… setiap denyutan dibarengi dengan nafas dan rintih tertahan gadis itu. Aku memandang ke atas. Ke arah payudaranya yang terbuka, putingnya semakin mengeras. Nafasnya terengah-engah, buah dada Cenit yang putih itu nampak naik turun dengan cepat. Kulihat lagi kemaluan gadisku itu… semakin merah dan merekah. Kubuka lagi dengan dua telunjukku… cairahn kental pun mengalir deras. Meluap dan merembes sampai ke sela paha, persis seperti orang yang sedang ngiler. Cairan itu terus mengalir perlahan… sampai ke arah anus. Kemudian perlahan berkumpul dan akhirnya menitik ke lantai. Semakin lama semakin banyak titik-titik lendir bening yang jatuh di lantai kamar itu.




Terasa ia merenggut rambutku… dan menekankan kepalaku ke arah vaginanya yang sedang terangsang itu. Aku pun semakin bernafsu…. Dengan penuh semangat aku pun mulai mengulum dan menjilati seluruh sudut kemaluan Cenit…




“Ahh…. Ahhhh… nikmat sekali, Kak!” Cenit merintih, tubuhnya menegang, cengkramannya di kepalaku semakin kuat. Pahanya mengempot menekan ke arah mukaku, sementara kemaluannya semakin merah dan penuh dengan lendir yang sangat licin.




Aku pun semakin dalam menusuk-nusukkan lidahku ke liang senggamanya. Beberapa kali klentitnya tersentuh oleh ujung gigiku, setiap sentuhan memberi pengaruh yang hebat. Gadis itu melolong menahan nikmat… aku terus menyelusuri bagian terdalam vaginanya. Oh… hangat dan sangat-sangat basah. Tak bisa kubayangkan kenikmatan apa yang dirasakannya saat ini. barangkali sama nikmatnya dengan rangsangan yang kuperoleh dari kemaluanku yang juga sudah mengeras sedari tadi.




Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal… rasanya ingin aku melepaskan nikmat di saat itu juga. Tapi aku harus menyelesaikan permainan awal ini dulu, gadis ini minta untuk segera di tuntaskan.




Semakin aku memainkan kemaluannya, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali aku menengadah menatap wajahnya yang merah. Tampak ia menghapus air liurnya yang mengucur dengan lidahnya yang merah itu. Tiba-tiba ia tertawa mengikik… seperti ada yang lucu. Ia mengusap wajahku yang bergelimang cairan vaginanya. Sambil memandangku penuh pengertian. “Lagi, Kak” pintanya.




Aku mengulangi lagi kegiatan itu, ia pun kembali merintih-rintih menahan rangsangan hebat itu di kemaluannya. Beberapa kali klentit itu kusentuh dengan ujung gigi…. Tiba saatnya, dia sudah sampai mendekati puncak. Nafas semakin memburu dan tubuhnya menegang hebat beberapa kali. Tanpa sungkan lagi, ia mengeluarkan lolongan penuh kenikmatan ketika rasa enak itu tiba…




“Ohhhhh… hhhh…ahhhhhhhh…” jeritnya lepas. “Enak sekali…”




Pantatnya mengempot ke depan setiap denyutan nikmat itu menyergap vaginanya… dan setiap denyutan diiringi dengan keluarnya cairan yang lebih banyak lagi. Beberapa cairan itu bagaikan menyembur dari liang senggamanya, aku mundur sebentar, melihat bagaimana bentuknya vagina yang sedang mengalami orgasme. Tegang, merah, basah… berkedut-kedut, cairan pun membanjir sampai ke kedua pahanya….. mengalir dengan banyaknya sampai ke mata kaki… Aku pun tidak tahan melihat keadaan itu, cepat aku berdiri… mengasongkan kemaluanku yang sudah tegang itu ke arahnya.




Ia memelukku, terasa tubuhnya bersimbah peluh, wajahnya yang memerah karena baru melepas nikmat itu disusupkannya ke leherku. Memelukku semakin kuat…




“Puaskanlah dirimu, Kak!”




Aku pun mendekap tubuh sintal itu semakin erat. Rasa nikmat berkecamuk di titik kemaluanku. Terasa semakin menegang dan mengeras…. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain.




Kuturunkan kepala gadis itu ke bagian itu. Ia menurut, perlahan ia menyusuri tubuhku dari dada terus turun ke bawah. Seperti yang kulakukan tadi, mulutnya menciumi perutku dan terus turun… sesampai di bagian itu ia memandangi penis yang selama ini selalu dia senangi.




Ia menengadah.. memandangku dengan senyuman nakal…. “Besar sekali punyamu, Kak! Ini untukku untuk selamanya,” katanya sambil mengelus dan mulai meremas pangkalnya. Aku terkesiap… jemari lembut itu mulai mengocok-ngocok kemaluanku dengan penuh cinta.




“Nikmatilah, Kak! Aku ingin kamu menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan, kamu milikku, tidak boleh untuk orang lain….” Aku mengangguk sambil tersenyum, perempuan kalau sudah cinta dan ingin pasti mau melakukan apa saja. Perlahan ia mulai mengocok pengkal kemaluanku… sesekali ia mengecup bagian kepalanya yang seperti topi baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali pula ia menempelkannya di pipi sambil matanya terpejam.




“Ohh.. inilah yang aku impikan selama ini. Kepunyaanku milik kekasihku yang perkasa…”




Kemudian ia meningkatkan kocokannya, kedua jemari tangan menggenggam dan meremas-remas menimbulkan rasa geli luar biasa. Kemaluanku semakin menegang menahan nikmat.. keras dan enak.




Gadis itu sangat lihai mempermainkan jemarinya, seolah dia turut merasakan apa yang kurasakan. Sambil terus jongkok dan menciumi pangkal kemaluanku jemarinya terus juga digesekkannya.




Akhirny aku pun tak tahan lagi… aku merenggut rambut di kepalanya, tubuhku pun menegang. Aku mendorong pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.




“Cenit…” kataku sambil mencengkram rambutnya. Ia menatapku, wajahnya tepat di ujung kemaluanku yang sedang dicengkeramnya. Gadis itu tersenyum kecil…. Dia senang menatapku yang sedang dalam puncak nikmat.




Maka, sambil setengah terpejam, aku pun mengeluarkan segalanya, kemaluanku meledak dalam genggaman tangan Cenit, menyemburkan air manikyang sangat banyak, mengenai seluruh muka gadis itu. Sebagian ada yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang mendarat di wajahnya…




“Hhhh…hhhh.hh,” perlahan nafasku mulai teratur… puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan kata-kata.




Cenit bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia melangkah. Gadis itu mengambil baju, mengusapkannya di wajah yang penuh cairan mani. Menoleh ke arahku sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arahku. Merentangkan kedua tangan, memelukku dan menempelkan pipinya di pipiku.




“Enak ya, Kak”




Aku mengangguk, memeluk tubuh yang masih bersimbah peluh itu. Memandang matanya lekat-lekat. Ia membalas tatapanku, “Aku sangat mencintaimu, Kak. Kaulah milikku dan milikilah aku selamanya…”




Entah berapa lama kami berpelukan sambil berdiri.




Ketika angin berdesir melalui kisi-kisi jendela, terasa semuanya sudah mengendur. Jiwa dan raga sudah terpuaskan. Sekarang waktunya merapikan pakaian, duduk mengobrol di ruang tamu. Sebentar lagi teman-teman kost kekasihku akan pulang. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda, seperti tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.




Tiba-tiba gadis itu berdiri seperti tersentak kaget. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. Aku tak mengerti ketika ia menunjuk dengan sudut matanya ke arah lantai. Ha ha ha… hampir lupa, cairan itu masih berserak di lantai. Buru-buru ia pergi ke belakang dan kembali dengan secarik kain. Perlahan dia lap lendir-lendir itu dengan kain tadi.




“Ini punyaku…” katanya sambil menunjuk setitik cairan. “Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum. “Dari mana kamu membedakan keduanya?” tanyaku sambil mengambil sebatang rokok.




Seraya bangkit dan tertawa… “Punya perempuan dan laki-laki jelas beda. Punyaku lebih bening…”




“Tapi punyaku lebih enak kan?” kataku bercanda.




“Iya dong sayang…. ” katanya seraya menghampiriku dan mengusap wajahku penuh kasih dan sayang. “lain kali kita masukin ya . Kak. Aku ingin lebih menikmatinya..” bisik gadis itu, “Aku ikhlas demi Kakak…” bisiknya lagi di telingaku. Ia melingkarkan tangannya di leherku, aku pun memeluk tubuh sintal dan bermandi peluh itu lebih erat.




Malam belum begitu larut ketika aku dan Liani sedang asyik bercinta di ruang tamu rumah kostnya. Tubuh montok gadis itu terbaring pasrah di atas dipan sederhana yang terletak di salah satu sudut ruangan. Sedari tadi punyaku keluar masuk menyelusuri seluruh lipatan kemaluan gadis itu.




Berkali-kali gadis itu menggeram menahan rasa. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit. Dia sungguh menikmatinya gesekan-gesekan itu, aku juga. Yang hebatnya, gadis satu ini sepertinya tidak memerlukan foreplay. Kami langsung melakukannya begitu saja. Cukup dengan tatapan mata, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, kepuasan di malam yang basah oleh rintik hujan ini.




Jam delapan malam aku ada janji dengan Cenit kekasihku untuk bertemu di rumah kost khusus putri ini. Padahal malam ini bukan malam minggu seperti biasanya kami bertemu. Tapi dia sms aku minta ketemuan, ada yang penting katanya. Aku paham yang penting itu apa.




Yang aku tidak mengerti ketika aku tiba di rumah kost itu, ternyata dia tidak ada. Liani teman sekost nya yang menyambutku. Dia suruh aku masuk dan ketika kutanyakan kemana Cenit, dia bilang sedang keluar sebentar, ada perlu dan dia pergi dengan Rinay kawan sekampungnya. Dia bilang, kata Liani, suruh tunggu saja nggak akan lama kok. Liani, gadis lain desa yang bertubuh tinggi semampai berkulit putih dan berambut panjang itu menyuruhku duduk.




Tak lama dia pergi ke belakang , mau bikin minum katanya. Aku manut saja seraya mengambil sebatang rokok. Diam-diam kerhatikan tubuh gadis itu dari belakang ketika berlalu. Cukup lumayan, tinggi dan lumayan montok. Apalagi malam ini dia hanya menggunakan sehelai baju tidur sebatas lutut tanpa lengan. Menampakkan gumapalan-gumpalan indah khas gadis desa yang terbiasa bekerja cukup keras.




Tak terasa aku menghela nafas sambil menyaksikan pemandangan tubuh Liani yang gemulai menuju ke ruang belakang yang agak gelap itu. Pantatnya lumayan besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumitnya yang kemerahan. Kalau tidak ingat Cenit kekasihku, mungkin gadis ini pun sudah kupacari, tapi katanya dia sudah punya pacar, entah siapa aku belum pernah ketemu dengan lelaki yang katanya jadi pacarnya itu.




Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil membawa nampan dengan segelas air putih. “Maaf, Bang, cuma ini yang aku sediakan,” katanya sambil setengah embungkuk meletakkan gelas itu di meja di hadapanku.




Tanpa sadar belahan dada gaun tidur gadis itu agak melorot, menampakkan dua bulatan putih yang mau tidak mau merasuk ke mataku. Kuakui tubuhnya sangat sintal. Walaupun tinggi semampai, tubuh itu tampak padat dan berisi. Buah dadanya tampak menantang tatkala ia berdiri.




Liani mengibas-ngibaskan rambut panjangnya di depanku. Bibirnya tersenyum. “Ada perlu apa, Bang? Kok tumben nggak malam mingguan ke sininya?” tanyanya sambil membenahi rambutnya yang indah itu. Ia menatapku dari sudut matanya.




Gadis yang satu ini memang memanggilku dengan sebutan ‘Bang’, tidak seperti yang lain memanggilku’Kakak’. Aduhai tubuhmu Liani sangat sintal dan lagak lagumu malam ini seperti bukan kepada orang lain saja.




Gadis itu duduk dengan santainya di depanku sembari memegangi nampan di perutnya. Tak ada canggung sedikit pun ketika mengangkat kedua kakinya dan membiarkan gaunnya yang selutut itu tertarik sampai ke batas paha. Aku menelan air liur ku sendiri. Di rumah kost yang sepi ini hanya kami berdua sementara Cenit dan Rinay entah ke mana….




Bersambung . . . . .

Iri Hati

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Iri Hati   Melayu Boleh.Com

Namaku Audrey, aku ingin menceritakan pengalaman pahit yang sampai sekarang masih menjadi trauma yang sangat hebat bagiku. Pada waktu kejadian ini menimpa diriku aku masih siswi SMU kelas 3 di salah satu SMU negeri di Jakarta barat. Kata teman-temanku, wajahku mirip aktris Hongkong Cecilia Cung.
Aku lahir di Sumatera dan baru ke Jakarta waktu SMU. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota waktu itu. Keluargu masih tinggal di Sumatera. Ayahku mempunyai perkebunan yang cukup besar disana. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota.

Di sekolah aku sangat aktif di kegiatan ektrakurikuler. Pada tahun pertama aku dipilih menjadi menjadi pemain inti team volley dan basket di sekolahku. Karena prestasiku yang sangat menonjol di dalam team, guru olahragaku sangat kagum kepadaku.
Aku mengganti Lina yang menjadi kepala team Volley dan Basket saat itu dan posisi ini diberikan kepadaku. Lina adalah teman sekelasku. Sejak dipegang olehku team volley dan basket sekolahku menjadi juara 2 team volley dan dan juara 3 team basket di seluruh SMU negeri di Jakarta.
Pada waktu dipegang oleh Lina, prestasi team volley dan basket sekolah sangatlah buruk. Setelah team volley dan basket dipegang olehku, Lina aku keluarkan dari team volley maupun basket karena kulihat dia suka menjadi provokator yang membuat kekompakan team terganggu. Setelah Lina aku keluarkan dia marah besar padaku dan protes kepada guru olahragaku, tapi karena guru olahragaku takut kehilanganku dari team maka protes itu tidak digubrisnya. Lina sangatlah iri dan benci kepadaku. Mulai dari kejadian itu Lina berusaha untuk membalas dendam atas perbuatanku.
Masih kuingat awal kejadiannya dengan jelas. Pada saat itu pelajaran terakhir kelasku adalah pelajaran olahraga. Aku memakai kaos olahraga dan celana olahraga sekolahku yang bewarna abu-abu. Pada waktu aku sedang melakukan latihan volley kulihat Lina memperhatikanku terus, aku berusaha tidak melihatnya. Setelah selesai pelajaran olahraga dan pada waktu itu aku hendak balik menuju ke kelasku, Lina mengikutiku dari belakang dan memangilku, aku cukup kaget dia memangilku. Dia menghampiriku dan meminta maaf atas protes yang dia ajukan kepada guru olahragaku. Dia bilang dia turut bangga dengan prestasi team volley dan basket sekarang ini. Lina lalu menjabat tanganku meminta maaf sekali lagi kepadaku, sebagai tanda penyesalasannya dia mau mentraktirku di sebuah café.
Pertama aku menolaknya karena aku tidak mau merepotkannya, tapi dia terus memohon kepadaku. Aku melihat dari raut mukanya dia kelihatannya menyesal lalu aku menerima tawarannya karena merasa tidak enak dengannya. Yang tidak kusadari saat itu, semua itu hanya sandiwara dan jebakannya belaka untuk melaksanakan rencana balas dendamnya terhadapku.
Lina mengajakku di tempat parkir sekolah dimana dia memarkir mobilnya. Kami berdua masuk ke dalam mobil Honda CRV Hitam miliknya. Dalam waktu 20 menit sampailah kami di sebuah ruko baru. Kami berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam ruko.
Kami langsung disambut oleh seorang Ibu. Ibu ini mempersilahkan kami masuk ke lantai 2 dimana terdapat meja dan kursi yang telah disusun dengan rapi. Ibu itu bilang karena cafenya baru akan buka besok maka hari ini masih sepi dengan pengunjung. Ibu itu menyodorkan menu makanan kepada kami. Kami memesan makanan dan lemon tea.
Setelah 5 menit turun ke lantai dasar ibu naik dengan membawa 2 gelas lemon tea. Lina langsung meneguk habis gelas yang berisi lemon tea tersebut lalu akupun menyusul manghabiskan lemon tea karena sudah kehausan sekali setelah tadi habis berolahraga di sekolah.
Sambil menunggu makanan, kami mengobrol mengenai team volley dan basket sekolah kami, 20 menit kemudian naiklah ibu itu dengan membawa beberapa piring makanan yang telah kami pesan. Kami berdua mulai menyantap makanan tersebut. Setelah selesai makan aku merasa sedikit aneh denganku, kepalaku terasa agak pusing dan mulai merasakan ngantuk yang luar biasa, penghilatanku agak kabur dan badanku terasa lemas. Setelah itu aku tidak tahu sadar lagi apa yang terjadi berikutnya denganku.
Waktu aku sadar aku berada di suatu ruangan yang sangat panas sekali sepertinya di ruangan sauna, aku masih memakai kaos olahraga abu-abu sekolahku dan rok abu-abu SMU yang sangat basah oleh keringatku. Posisi dalam posisi duduk kaki dan tangan terikat tali dan mulutku disumpal.
Aku baru sadar dengan apa yang terjadi denganku saat itu dan baru menyadari semua ini hanya jebakan dari Lina. Aku sungguh sangat menyesal telah menerima ajakannya. Aku berharap dapat keluar dari tempat ini tanpa terjadi sesuatu yang buruk terhadapku. Aku mulai mencari jalan keluar dan berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan di tangan dan kakiku tapi usahaku sia sia saja. Aku hanya dapat berdoa agar Lina merubah jalan pikirannya dan melepaskanku bahkan aku bersedia minta maaf kepadanya karena telah mengeluarkannya dari team volley dan basket.
Lima menit kemudian masuklah ibu tadi dengan membawa sebuah handuk yang basah, tanpa sepatah katapun ibu itu lalu mendekatiku dan membekap hidungku dengan handuk yang telah dibasahi dengan cairan di dalam botol tersebut. Aku meronta ronta berusaha menghindar dari bekapan handuk yang dipegang oleh ibu itu tapi karena dalam keadaan terikat aku tidak bisa berbuat banyak. Tak lama kemudian aku sudah tak sadarkan diri lagi.
Setelah sadar diriku dalam keadaan terikat dan duduk di sebuah kursi dan dihadapanku ada sebuah TV besar. Aku merasakan seluruh badanku terasa sakit dan anusku terasa sangat perih. Kuperhatikan pula seluruh yang kupakai telah diganti mulai dari BH olahraga, CD, baju olahraga, rok abu-abu SMU.
Tiba-Tiba di TV besar itu muncul tayangan terlihatlah aku dalam keadaan terikat dan tak sadarkan diri di ruangan sauna. Rupanya tayangan adalah yang terjadi padaku selama aku tak sadarkan diri.

Tak lama kemudian Ibu tadi dan Lina membuka ikatan di tangan dan kakiku dan membawaku yang tak sadarkan diri ke sebuah kamar tidur yang besar.
Aku dibaringkan di atas tempat tidur lalu ibu itu membuka Kaos dan rok yang dipakainya lalu ia menghampiriku. Ia mengambil digital camera dan mulai memotretku lalu ia melepaskan baju olahraga beserta rok SMU-ku yang basah oleh keringatku.

Baju olahragaku diciumnya terutama di bagian yang sangat basah oleh keringatku sambil melakukan onani, demikian pula rok smuku diciumnya dan kemudian diberikan kepada Lina yang turut menikmati aroma keringat yang ada di baju olahragaku dan rok SMU-ku.
Aku yang masih memakai BH olahraga dan CD berwarna biru dipotretnya lalu ia melepaskan BH dan CDku. CDku yang basah oleh keringat diciumnya terutama di bagian yang ada bekas cairan yang berasal dari vaginaku dan ini sangat merangsang sekali buatnya lalu CD dan BHku diberikan kepada Lina untuk dinikmati juga. Aku baru pertama kali menyaksikan perilaku seksual yang sangat aneh seperti itu. Mereka sangat bernafsu sekali mencium aroma keringatku.
Ibu itu memotretku lagi dalam keadaan bugil, buah dadaku serta bulu-bulu halus disekitar vagina dipotretnya bibir vagina dibukanya dan juga dipotretnya close up, kemudian badanku dibaliknya sehingga posisiku sekarang terlungkup dan kedua kakiku dilebarkan selebar mungkin sehingga kelihatan dengan jelas lubang anusku dan kemudian dipotretnya dengan close up.
Ibu itu membalikkan badanku dan mulai menciumku dengan nafsu dan menjilati telingaku dan leherku lalu kedua puting payudaraku dihisapnya dengan penuh nafsu, payudaraku diremas remasnya dan putingku digigitnya dan dipelintirnya, lalu ia mencium dan menjilat pahaku. Kedua kakiku direntangkan dengan lebar sehingga lubang kemaluanku beserta bulu-bulu halus disekitarnya kelihatan dengan jelas lalu ia mulai menjilat bibir vaginaku dengan penuh nafsu sambil memasukkan kedua jarinya ke dalam lubang vaginaku selama beberapa saat.
Ibu itu kemudian membuka BH dan celana dalamnya sendiri dan mulai mendekatkan vaginanya ke vaginaku sedekat mungkin dan mulai mengesekannya sambil menarik kedua kakiku supaya gesekannya dan kenikmatan yang diperoleh semakin nikmat. Ia terus mengesekan vagina ke vaginaku sampai ia mengeluarkan lendir putih dari lubang vagina dan mencapai orgasme.
Badanku lalu dibalikan lagi dan pantatku dilebarkan sehingga lubang anusku kelihatan dengan jelas lalu ia menusukan kedua jarinya ke dalam anusku dikocoknya dengan kedua jarinya. Ibu itu lalu mengambil penis buatan dan dilumasinya dengan cairan. Lubang anusku yang akan menjadi sasaran penis buatan tersebut. Dengan agak susah payah ia berusaha untuk memasukan penis buatan itu ke dalam anusku. Akhirnya dengan paksa ia berhasil juga memasukan penis buatan itu dan terus memasukan sampai dalam sekali dan ditekannya terus penis itu selama beberapa saat.
Aku yang masih tak sadarkan diri tidak merasakan penyiksaan yang dilakukan terhadap anusku. Anusku diperlakukan dengan kasar tanpa ampun dengan penis buatan itu sampai ibu itu merasa puas dan lemas. Kemudian tayangan di TV berhenti. Aku merasa malu sekali terhadap apa yang telah terjadi kepada diriku, dan sangat tertekan dan ketakutan sekali dengan apa yang baru saja aku saksikan di layar TV tadi.
Tiba-tiba masukkah Lina ke dalam ruangan dimana aku berada sambil mengejek dan merendahkanku. Ia berkata akan sambil tersenyum senang karena telah berhasil membalaskan dendam terhadapku dan ini belum cukup katanya sambil menyodorkan sebuah vCD dan beberapa buah album foto.
Lina berkata vCD ini berisi tayangan yang baru aku saksikan dan foto foto di album ini berisikan perkosaan yang baru saja menimpa diriku dan dia akan memperbanyak vCD dan foto-foto tersebut dan vCD dan foto-foto ini akan diposkan ke sekolah dan diedarkan ke internet dan ia akan mencari alamat rumah orang tuaku di Sumatera dari arsip di sekolah dan mengirimkan vCD dan foto tersebut ke alamat orang tuaku kalau Aku tidak bersedia menandatangai 2 lembar kertas yang baru disodornya kepadaku.
Aku sangat ketakutan mendengar ancaman yang baru saja dilontarkan Lina kepadaku serasa mau pingsan. Aku tidak tahan menerima penderitaan ini. Aku merasa sangat tertekan dan ketakukan sekali kalau vCD dan foto-foto ini sampai dilihat oleh seluruh siswa di sekolahku, lebih-lebih lagi betapa malunya kalau sampai ketahuan oleh kedua orang tuaku.
Lina memaksaku membaca isi 2 lembar kertas itu sambil tersenyum gembira. Aku mulai membaca isi surat pernyataan persetujuan yang inti isinya, Aku harus bersedia setiap saat menuruti segala perintah dan kemauannya serta tidak boleh membantah sedikitpun perintahnya kepadaku. Aku harus menerima segala resiko yang buruk atas perintah yang ia berikan kepadaku dan berjanji tidak akan menuntut juga tidak akan melaporkannya ke Polisi. Kalau melanggar isi dari persetujuan ini vCD dan foto-foto ini akan disebarkan olehnya.
Lina terus mengancamku untuk segera menanda tangani isi perjanjian ini akhirnya karena tidak ada pilihan aku menandatangi kedua lembar surat perjanjian persetujuan antara kami berdua.
Lina melonjak girang karena aku sudah ditaluknya dan nasibku selanjutnya berada ditangannya dan dia bebas menjalankan segala kemauannya kepadaku. Lina mengajakku keluar dan memberiku HP berikut nomornya. HP itu harus terus kunyalakan karena setiap saat ia akan memberikan perintahnya kepadaku lewat HP tersebut. Jika Hp itu aku matikan akibatnya vCD dan foto tersebut akan ia sebarluaskan.
Lina mengantarku kembali ke tempat kostku dan ia mengancam harus merahasiakan kejadian ini kalau aku melanggar akan menerima resikonya. Lina berkata kepadaku besok dia akan memberikan perintah pertamanya kepadaku. Ia bilang akan membawaku ke suatu club fetish dan bondage besok.
#audrey sexy, awek cun tdung, cerita fetish sex melayu, Cerita Lucah Audrey, cerita lucah hati, cerita lucah melayu fetish, cerita lucah melayu rogol awek kelasku, cerita lucah rogol ibu kaos, puki dan kote

Bikini Tips for Gadis Melayu

$
0
0

Koleksi gambar awek melayu seksi, Bontot melayu, awek tayang tetek, melayu bikini terbaru

Gambar Bogel Bikini Tips for Gadis Melayu   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Bikini Tips for Gadis Melayu   Melayu Boleh.Com

gadis melayu bikini, gadis melayu nude, gadis melayu berbikini, awek berbikini, melayu naked, awek melayu pakai bikini, awek matop, gadis melayu tumblr, gambar awek pakai bikini, foto gambar bogel gadis melancap, gambar awek melayu pakai bikini, awek seksi berbikini, nude melayu, awek seksi nude, gadis nude, naked awek, awek Malaysia nude, melayu bikini pic, gadis naked, gadis malaysia naked

Yang Ketiga

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Yang Ketiga   Melayu Boleh.Com

ok, kali ni aku cerite pasal lelaki ketige yg aku main.
die nie tunang org, dan tua 5 thn drpd aku.
mase first time aku ngan die, memang aku dah agak bende nie akan jadik..
pasal mase tu, aku punye pantat pun dah lame tak dijolok.
so mlm yg aku lepak kat bilik die tu aku terus je buat-buat yg aku ngantuk sgt.
aku terus membaringkan badan aku atas tilam die and die pun baring sebelah aku.
mule-mule die cume peluk aku je, lepas tu die mule start kiss-kiss leher aku , pipi aku,
sambil tu tangan die pulak merabe-rabe tetek aku. aku mase tu
masih lagi berbaju T lengkap dgn short.
makin lame die kiss-kiss tu aku pun tak tahan la jugak, aku pun balas.
kitorang pun ber frnch kiss la lepas tu..
aku sebenarnye dah tak tahan..mulut pantat aku bagaikan meraung-raung kelaparan.
almaklumlah dah berape bulan tak bagi mkn.
mamat tunang org ni makin lame pun merabe makin kuat, tau-tau je aku dah bogel atas
tilam die tu. die pun dah bogel gak, magic betul...
puting tetek aku tegang dan keras bile die gentel dgn jari die...aku macam biaselah..tak dapat nak kontrol suare.
aku mengerang tak henti-henti...air pantat aku dah byk yg keluar.
air tu semakin melimpah-limpah bile die sentuh bijik kelentit aku yg kiut miut tu.
erangan aku semakin hebat...aku tunggu jugak, kalau-kalau die nak
jilat pantat aku...sebenarnye itulah yg paling aku suke..
tapi mamat ni kemelayuan sikit, jenis tak jilat pantat punye, so
aku adela sedikit keciwa.
tapi tak kisahlah, asalkan aku dpt batang mlm tu.
die pun dah tak sabar, terus je die halakan konek die, dan terus je die redah
lubang pantat aku.
menggigil pantat aku bile merasekan btg die masuk dlm pantat
aku yg dah basah kuyup tu.
aku merengek...tapi aku terperanjat besar bile die masukkan
btg die saampai habis dlm pantat aku.
aku terase seperti pantat aku digonyoh dgn berus...
mak oi!!!! bulu die rupenye...kasar bukan main... macam berus
sabut!
melecet kulit pantat aku yg gebu.
tapi mase tu aku dah tak kire, pantat aku pun dah lapar yg amat.
die mule berdayung, aku pulak terus mengerang, kali ni sebab
sedap bercampur pedih kena bulu die...
aku belum pun sempat sampai ke kemuncak, bile aku dengar
die mengerang dan mendengus macam lembu kena sembelih..
hii...terus hilang stim aku tengok die klimaks style camtu.
apelagi...malam tu aku terpaksela melancap utk memuaskan pantat aku
yg sentiasa lapar ni...
hai...sedihnye...

jilat puki nude, maya karin naked pic

Nikmat Seks Pak Salim

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Nikmat Seks Pak Salim   Melayu Boleh.Com

Malu, sungguh malu. Ibu menangis tersedu-sedu bila mendengar peneranganku. Aku juga menangis mengenang nasib diriku. Aku terasa sungguh hina diriku ini. Ayah tempat kami menumpang kasih telah menodaiku, anaknya sendiri. Kejamnya ayah kerana sanggup menghancurkan masa depan anak perempuannya. Aku pada mulanya ingin merahsiakan perkara ini tapi bila aku telah terlambat datang bulan maka kepada ibulah aku mengadu.

Sehabis sekolah aku telah ditunangkan dengan seorang pemuda yang bertugas sebagai guru. Pemuda tersebut adalah anak kawan ayah. Kedua keluarga telah bersetuju untuk mengadakan majlis perkahwinan pada tahun depan, 12 bulan akan datang. Alasannya kerana keluarga kami yang kurang mampu memerlukan masa untuk mengumpul wang bagi keperluan kenduri kahwin. Aku juga memutuskan untuk bekerja sebagai cashier di sebuah supermarket ternama.

Keluarga maka ibuku memutuskan untuk mempercepatkan perkahwinanku. Ibuku tak mahu menanggung malu jika keluarga tunangku mengetahui yang aku telah hamil sebelum bernikah. Ibu membuang rasa malunya dengan mengunjungi keluarga tunangku dan memohon agar majlis perkahwinan dipercepat. Tanpa banyak soal keluarga tunangku bersetuju.

Pada waktu itu keluargaku memang tidak mempunyai wang untuk mengadakan majlis kahwin. Sekali lagi ibuku terpaksa membuang perasaan malunya dengan mengadu nasib kepada Pak Salim, majikannya. Untunglah Pak Salim memahami nasib kami dan bersedia memberi hutang kepada ibu. Ibu bolehlah membayar secara ansuran hutang tersebut.

Pagi itu Pak Salim datang ke rumah kami dan berjumpa ibu. Pak Salim mengajakku untuk ke pekan bagi membeli serba sedikit keperluan untuk persedian kenduri. Selepas meminta izin dan bersalam dengan ibu aku pun bertolak ke bandar dengan menaiki kereta Toyota Avanza kepunyaan Pak Salim. Pak Salim tersenyum apabila melihatkan wajahku yang berseri-seri kerana keseronokan. Memang pun aku seronok memikirkan arang yang tercalit di muka dapat dihapuskan dengan pertolongan Pak Salim yang budiman.

“Along, jaga diri baik-baik. Jaga perasaan Pak Salim, jangan sakiti hatinya. Pak Salim adalah dewa penolong kita.” Itulah pesanan ibu sebelum aku berangkat tadi.

Dalam perjalanan itu Pak Salim banyak bercerita tentang arwah isterinya dan kisah-kisah lampaunya. Aku pula lebih banyak mendengar dari bercakap, cuma sesekali aku ikut tertawa apabila Pak Salim membuat jenaka. Pak Salim mengakui sangat rindu apabila terkenangkan masa mudanya bersama arwah isterinya. Apabila sampai di pinggir bandar, Pak Salim menyuruh aku memakai tali pinggang keledar kerana bimbang disaman. Melihat aku terkial-kial memakai tali pinggang keledar tersebut maka terpaksalah Pak Salim membantuku. Semasa memakaikan tali pinggang itu, beberapa kali tangan Pak Salim bergesel dengan buah dadaku yang agak membonjol di balik baru kurungku. Sepanjang perjalanan aku perasan juga mata Pak Salim kerap menjeling kearah buah dadaku.

Pak Salim membawa aku membeli-belah di sebuah pasaraya yang besar dan juga butik bersebelahannya. Dia membelikan beberapa pasang baju kurung, kain ela untuk dibuat baju dan seutas jam tangan. Selesai membeli-belah Pak Salim membawaku makan di sebuah restorans makanan segera yang besar. Kami makan ayam dan kentang goreng sehingga kenyang. Selepas itu Pak Salim mengajak aku bersiar-siar di kawasan rekreasi yang terdapat berhampiran pusat membeli-belah itu. Sambil berjalan Pak Salim memegang tanganku dan menyuruh aku memeluk lengannya yang pejal dan banyak bulu itu.

Aku juga perasan Pak Salim kerap menggeselkan lengannya pada bonjolan buah dadaku. Sesekali apabila tiba di kawasan yang tiada orang Pak Salim akan menarikku rapat kepadanya sambil tangannya menggosok-gosok lembut punggung ku. Aku terasa geli diperlakukan begitu oleh Pak Salim.

Menjelang petang barulah Pak Salim mengajak aku untuk pulang. Kali ini dalam perjalanan Pak Salim kurang bercakap tetapi aku perasan ekor matanya semakin kerap menjeling ke arah dadaku. Hinggakan kadang kala Pak Salim seperti hilang tumpuan ketika memandu. Beberapa kali kereta yang dipandunya itu tergelincir ke bahu jalan. Sesekali dia resah sambil membetulkan sesuatu di celah kelangkangnya. Bila hampir memasuki kampung kami Pak Salim membelok ke rumahnya. Dia menyuruh aku masuk dulu ke rumahnya untuk berehat sementara. Rumah Pak Salim memang besar dan dia hanya tinggal seorang diri.

Pak Salim membawa dua tin minuman ringan, satu diserah kepadaku dan satu untuknya. Waktu itu kami duduk berbual di ruang tamu rumah Pak Salim yang luas. Sambil berbual Pak Salim memuji wajah dan tubuhku yang cantik. Pak Salim duduk berhampiranku dan tangan Pak Salim mula merayap lalu menggosok-gosok perutku. Aku hanya mendiamkan diri apabila tangan Pak Salim semakin naik ke atas menuju arah buah dadaku. Tubuhku sedikit tersentak tatkala pertama kali jemari Pak Salim bersentuhan dengan puncak buah dadaku tanpa sebarang halangan lagi. Debaran jantungku semakin kencang apabila perlahan-lahan buah dadaku diusap dan diramas oleh jemari Pak Salim. Melihatkan aku tidak membantah perbuatanya itu, Pak Salim memaut leher lalu mencium pipiku. Kemudian bibir aku pula menjadi sasaran kucupannya.

Ramasan tangan Pak Salim pada kedua-dua belah buah dadaku semakin kuat sambil sesekali dia mengentel-gentel puting tetekku. Aku membiarkan Pak Salim mengucup bibirku sepuas-puasnya walaupun ada kalanya bibirku terasa sakit terkena gigi Pak Salim. Aku agak terkejut apabila Pak Salim tiba-tiba sambil berbisik mengajakku untuk melakukan hubungan seks. Aku tak berani membantah kerana bagi ibu Pak Salim adalah dewanya.

Aku menurut sahaja apabila Pak Salim menyingkap dan seterusnya menanggalkan baju kurung yang kupakai. Kedinginan hawa dari pendingin udara di ruang tamu itu kuat menyapa tubuhku. Sebaik sahaja bajuku tertanggal Pak Salim terus merangkul tubuhku. Dia lalu mencium leherku. Aku terasa geli yang teramat apabila misai kasar Pak Salim bersentuhan dengan kulit leherku. Aku mula mengeliat kecil. Ciuman Pak Salim semakin ke bawah hingga akhirnya bibirnya melekap pada puncak buah dadaku. Tubuhku terasa menggigil menahan rasa geli yang teramat sangat. Semakin kuat tubuhku menggigil semakin kuat pula bibir Pak Salim menyonyot puncak buah dadaku silih berganti. Perlakuan Pak Salim itu membuatkan aku semakin tak keruan. Tanganku yang tadi hanya berdiam mulai memegang dan meramas-ramas rambut Pak Salim yang sudah hampir botak itu.

Mendapat reaksi dariku membuat Pak Salim mula menggosok-gosok pehaku. Aku bertambah geli. Tiba-tiba Pak Salim menghentikan hisapan pada buah dadaku. Dia memandang mukaku sambil tersenyum. Tetapi aku segera menundukan muka dan menekup buah dadaku yang terdedah itu. Pak Salim kemudian menanggalkan baju yang dipakainya. Kemudian dia menarik zip seluar lalu mengeluarkan batang butuhnya. Dia mencapai tanganku sambil menyuruh aku memegang batang butuhnya itu. Walaupun malu tapi aku menurut saja.

Pak Salim membiarkan aku memegang batang butuhnya yang besar itu. Panjangnya agak aku hampir lapan inci. Pangkalnya dipenuhi bulu-bulu yang panjang dan kasar. Sementara batangnya dikelilingi oleh urat-urat yang berselirat. Kepalanya pula kembang seperti kulat tahun yang sering aku pungut di atas busut selepas hujan. Inilah pertama kali aku pegang butuh orang lelaki sungguhpun bukan pertama kali melakukan seks dengan lelaki. Aku nak sangat tengok rupa batang butuh itu tapi terasa malu pula. Pak Salim kembali mengerjakan buah dadaku. Hampir seluruh buah dada aku berada dalam mulutnya sambil lidahnya bermain-main pada puting tetekku yang membengkak. Sesekali dia menggigit putingku sehingga membuatkan aku semakin kuat menggigil menahan kegelian yang teramat sangat.

Aku dapat merasakan buah dadaku menjadi keras dengan sendirinya. Pak Salim menyuruh aku melancapkan batang butuhnya. Dia memegang tanganku dan menyuruh Aku mengurut batang butuh nya dari hujung kepala hingga ke pangkalnya. Aku dapat merasakan batang butuh Pak Salim semakin keras dan berdenyut-denyut. Denyutannya semakin kuat sehingga terhangguk-hangguk apabila aku meramas-ramas batang butuhnya itu. Pak Salim mengerang sambil terus menghisap dan menyonyot buah dadaku. Kini tangan Pak Salim berusaha pula untuk membuka seluar dalam yang kupakai. Selepas seluar dalam melorot ke kakiku, aku dapat merasakan jari kasar Pak Salim menyentuh tundun cipapku. Sebaik tersentuh Pak Salim tersenyum memandang ku tapi aku buat selamba sahaja.

Pak Salim meminta untuk menanggalkan terus seluar yang masih melekat di kakiku. Aku mengangkat kakiku semasa Pak Salim menarik keluar seluar dalamku. Kini tubuhku sudah berbogel sepenuhnya. Aku mengepit kedua-dua pehaku kerana malu. Belum pernah lagi aku berbogel di depan orang selama ini sungguhpun aku telah dijamah oleh ayahku sendiri. Pak Salim memberitahuku supaya jangan malu kerana dia pun akan berbogel juga. Tanpa segan Pak Salim menanggalkan seluar serta seluar dalamnya sekali. Tubuh gempal Pak Salim penuh di tumbuhi bulu terutama di bahagian dada dan di bawah pusatnya. Dia mendongakkan kepalaku dan meminta aku melihat ke arah batang butuhnya yang keras terpacak di celah-celah pehanya.

Aku terpaku seketika kerana pertama kali menyaksikan di depan mata batang butuh seorang lelaki. Kali ini tanpa di suruh aku memberanikan diri memegang dan mengusap batang butuh Pak Salim itu. Pak Salim tersenyum lebar lalu mulutnya kembali menghisap buah dada ku sambil tangannya meramas-ramas tundun cipapku. Pak Salim menolak pahaku agar terbuka sedikit supaya jarinya dapat menyentuh pada belahan cipapku. Aku menurut sahaja.

Aku memejamkan mata apabila merasakan jari tua Pak Salim bermain-main pada alur cipapku. Terasa jari-jari Pak Salim bergerak dengan licin kerana aku perasan sejak tadi lagi cipapku telah mengeluarkan cecair. Kegelian yang aku rasa kali ini lebih berganda dari tadi. Aku merapatkan tubuhku kepada tubuh Pak Salim. Sambil itu aku mengocok kuat batang butuh Pak Salim. Sesekali aku sempat menjeling dan melihat separuh dari jari hantu Pak Salim keluar masuk alur cipapku yang semakin basah itu. Aku membuka kangkangan dengan lebih luas lagi sambil mengeliat menahan kegelian. Aku turut membalas sewaktu Pak Salim mengucup bibirku. Bagaikan faham perasaan aku ketika itu, Pak Salim menarik aku naik ke atas pehanya. Kini Aku betul-betul terkangkang di atas tubuh Pak Salim. Pak Salim melumur batang butuhnya dengan air liur dan mula menggeselkan kepala butuhnya itu betul-betul pada belahan cipapku. Aku kian berdebar menantikan tindakan Pak Salim seterusnya.

Aku menahan nafas apabila perlahan-lahan Pak Salim menekan kepala butuhnya masuk ke dalam alur cipapku. Aku memeluk Pak Salim kuat-kuat. Terasa kepala butuh Pak Salim padat memenuhi alur cipapku. Aku dapat merasakan butuh Pak Salim masuk semakin lama semakin dalam. Pak Salim menyuruh aku mengangkang lebih luas lagi supaya batang butuhnya senang masuk. Pak Salim memegang pinggangku sambil menariknya ke bawah. Kini aku dapat merasakan keseluruhan kepala butuh Pak Salim yang seperti kulat itu sudah masuk ke dalam cipapku. Pak Salim memberhenti seketika kemasukan batang butuhnya apabila aku terjerit kecil.

Sebenarnya kemasukan butuh Pak Salim tidaklah sakit tetapi kerana batangnya yang besar itu terasa amat padat dalam lubang buritku. Waktu ayahku memperkosaku dulu cipapku memang terasa sakit seperti disiat-siat dengan sembilu. Mendengar jeritanku Pak Salim menghentikan sejenak aktivitinya. Selepas beberapa minit dia memulakan lagi acara sorong tariknya dan aku membuka pahaku lebih luas. Pak Salim masih membiarkan batang butuhnya yang sedang berdenyut-denyut kuat itu di dalam cipapku. Dia menciumku sambil berbisik aku akan merasa sedap sekejap lagi.

Pak Salim kembali menggerakan batang butuhnya dalam cipapku. Mula-mula perlahan tetapi semakin lama semakin laju. Aku mula merasa geli kembali. Alur cipapku juga semakin licin. Sambil memandang wajahku Pak Salim meminta untuk memasukan lagi batang butuhnya. Aku mengangguk sahaja. Dan ketika aku mulai asyik dengan tujahan lembut itu, tiba-tiba Pak Salim menarik pinggang aku dengan kuat dan serentak itu seluruh batang butuhnya terbenam rapat ke dalam cipapku.Tanpa rasa malu lagi aku menjerit keenakan. Pak Salim memeluk erat tubuhku. Terasa kepala butuhnya berdenyut-denyut dengan lajunya. Perasaan enak ini amat berlainan ketika aku bersama ayahku.

Pak Salim memeluk dan mencium aku dengan lembut dan mesra, membuatkan aku terasa damai dan selesa. Aku mula membalas ciuman Pak Salim. Perlahan-lahan Pak Salim menggerakan batang butuhnya keluar masuk cipapku. Kian lama tujahan batang butuh Pak Salim semakin laju namun temponya tetap tersusun. Aku terasa geli ketika alur cipapku bersentuhan dengan bulu-bulu kasar di pangkal batang butuh Pak Salim. Aku makin bertambah geli bila bulunya mengusap dan menyentuh kelentitku. Sesekali aku tunduk memerhatikan batang butuh Pak Salim yang besar itu keluar masuk cipapku. Aku mula merasakan sedap dan enak.

Beberapa ketika kemudian Pak Salim menyuruh aku bangun dan menonggeng di atas lantai . Tanganku memegang pinggir sofa. Pak Salim menghampiriku dari belakang dan memasukan batang butuhnya ke dalam cipapku dari belakang pula. Aku dapat merasakan batang butuh Pak Salim meneroka setiap lorong dan ruang cipapku. Aku mengerang dengan kuat sambil menggerakan punggung mengikut hentakan batang butuh Pak Salim. Pak Salim mengerang kuat sambil meramas-ramas buah dadaku yang terbuai-buai itu. Sesekali dia menarik pinggang ku ke belakang supaya batang butuhnya dapat masuk sedalam-dalamnya. Ketika itu aku menjerit-jerit kecil sambil menggigit bibir menahan kesedapan yang kian terasa di segenap urat saraf. Dalam keasyikan itu aku kian dapat merasakan saat-saat kemuncak semakin hampir. Cipapku semakin basah. Terasa kegelian yang teramat sangat yang tidak pernah aku rasa selama ini. Melihatkan aku yang kian resah itu Pak Salim melajukan tujahan batang butuhnya. Akhirnya aku mengerang dengan kuat ketika aku tidak lagi dapat menahan cairan yang tiba-tiba terpancut keluar dari dalam cipapku. Aku klimaks buat pertama kalinya.

Pak Salim juga semakin kuat mengerang. Dia membalikan tubuhku dan mambaringkan aku terlentang di atas lantai berkarpet. Pahaku dikangkang luas lalu menyambung tujahan batang butuhnya mengerjakan cipapku. Aku berusaha menahan serangan bertali arus Pak Salim itu. Pak Salim menyuruh aku mengemutkan cipap aku kuat-kuat. Pak Salim semakin tidak keruan. Desahan nafasnya semakin kuat. Semakin kuat aku mengemut, semakin laju tujahan butuh Pak Salim. Denyutan kepala butuhnya juga semakin terasa. Seketika kemudian Pak Salim menghentak kuat batang butuhnya ke dalam cipapku. Serentak itu beberapa pancutan air pekat yang hangat terhambur keluar dari kepala butuhnya. Cairan tersebut menyiram pangkal rahimku.

Tubuh Pak Salim menggigil-gigil menahan kesedapan seperti yang aku rasa tadi. Dengan wajah yang mambayangkan kepuasan, Pak Salim terbaring di sebelahku. Aku merasa lega kerana perkara itu sudah berakhir. Namun pengalaman sebentar tadi merupakan sesuatu yang sangat luarbiasa. Nikmat syurga dunia.

Pak Salim mengucapkan terima kasih kerana aku sudi melayannya. Dia juga memuji-muji aku kerana katanya cipap aku sangat cantik dan tembam. Katanya lagi aku pandai kemut, sampai nak tercabut kepala butuhnya bila aku kemut. Sesiapa yang dapat rasa cipapku adalah merupakan orang yang sangat bertuah, katanya. Suamiku nanti tak akan beralih kepada orang lain kerana lubang kemaluanku amat sempit dan berbentuk tanduk. Kata Pak Salim lubang tanduk amat digilai oleh lelaki dan mampu memberi kepuasan maksima. Katanya dia benar-benar puas kerana sudah beberapa tahun dia tidak merasa kenikmatan melakukan hubungan seks.

Aku hanya tertunduk dan tersipu-sipu malu menerima pujian Pak Salim. Sambil itu Pak Salim turut meminta supaya aku merahsiakan peristiwa ini. Aku mengangguk tanda setuju. Selepas berpakaian semula Pak Salim menghantar aku ke rumah. Pak Salim mencium dan meraba buah dada aku serta memberikan wang sebanyak RM200.00. Sambil itu dia berbisik untuk merasa cipapku lagi. Aku tersenyum tanda setuju. Aku melangkah turun sambil membimbing beg plastik yang berisi barang belian siang tadi.

Selepas kejadian itu sehingga aku berkahwin aku sudah lima enam kali di pantat oleh Pak Salim. Bermacam gaya Pak Salim ajarkan padaku. Tiap kali main dengan batang Pak Salim tiap kali tambah nikmatnya. Pak Salim yang berusia sebaya ayahku memang handal dan berpengalaman. Aku terbuai indah bila bersama dengannya. Aku harap suamiku akan sama handal macam Pak Salim kalaupun tidak melebihinya.

Kesetiaan

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Kesetiaan   Melayu Boleh.Com

Aku saat itu masih tinggal di kota Klaten, dan masih SMA kelas satu. Aku mempunyai tetangga yang cukup baik dan cukup dekat dengan keluargaku pula. Sering aku main ke tempat tetanggaku yang kebetulan seorang dokter itu karena dia mempunyai anak yang masih kecil dan sering kuajak main-main kalau aku sedang suntuk menghadapi hari-hari yang panas di Klaten.

Istri Pak dokter itu lumayan cantik, dia berumur sekitar 22 tahun dan baru mempunyai 1 anak yang masih TK. Pada suatu hari kebetulan aku libur karena di sekolah sedang diadakan EBTA, aku ke rumah tetanggaku yang kebetulan suaminya saat itu sedang dinas luar. Suami tetanggaku itu sering keluar kota, karena dia sebagai dokter lapangan. Saat itu kujumpai anaknya yang sedang sibuk mau berangkat sekolah (TK), aku membantunya membereskan mainannya karena biasanya Tante Ana (nama istri dokter itu) mengepel lantai setelah anaknya pergi dan menjemput anaknya setelah jam 10:00 pagi.

Tanpa sengaja saat aku merapikan mainan anaknya, aku menemukan video XX, tentu saja aku kaget campur malu, karena kebetulan Tante Ana juga ada disitu dan aku memang masih belum nonton gituan.
Sambil deg-degan aku bilang, "Tante ini video apaan..? keliatannya nggak baek di liat sama anak kecil".
"Ah kamu Mon.. anak kecil kan belum bisa nyetel video.. bilang saja kamu pingin liat," jawabnya walaupun aku sering menunggu di rumahnya sementara dia mengantar anaknya ke TK tapi lumayan juga aku deg-degan akibat itu.

"Mon, Tante ngantar Adhe dulu ya.. tolong jaga rumah bentar," katanya sambil lalu.
Nggak kebayang deh, di ruang keluarganya ada video nganggur, dengan sedikit deg-degan aku mencoba menyetel kaset itu. Rasanya panas dingin deh.

Sial, tiba-tiba Tante Ana pulang, dan masuk lewat pintu belakang, ketahuan deh.
"Mon kamu lagi nonton RCTI? rasanya RCTI belum pernah nayangin film gituan?" tanyanya.
Bagai kesambar petir aku kaget, rasanya lututku tidak mau kompromi alias ndeprok.
"Mon.. kalau kamu mau nonton bilang dong, jangan di situ, di kamar Tante aja kan nggak enak kalau ada tetangga tahu kamu kayak gituan.."
"Iya Tante.." jawabku gemetar.

Kukeluarkan kaset itu, terus kupindahkan video ke kamar Tante Ana. Aku biasa bermain di kamar Tante Ana dengan anaknya yang masih TK itu. Begitu serius aku melihat film, tapi Tante Ana malah tertawa, "Mon.. Mon.. kamu kok culun banget padahal kamu udah SMA.. kamu udah pernah liat film kayak gitu?" tanya Tante Ana.
"Belum Tante," jawabku.
"Sudah pernah pacaran?" tanya dia lagi.
"Belum Tante," jawabku lagi.
"Wah kamu masih super bujang dong Mon.." kata Tante Ana sambil menutup pintu kamar.
"Sorry ya Mon, Tante mau ganti baju dulu," kata Tante Ana lagi.

Wah saat itu aku tambah deg-degan, soalnya di kamar cuma aku dan dia! Tiba-tiba dari belakang Tante Ana memegang pinggangku (saat itu aku duduk di pinggir ranjang). Wah Tante Ana cuma memakai BH dan CD!
Tan.. te..? kataku.
"Kamu mulai gagap, kenapa Mon.. biasanya kamu khan suka ndongeng Adhe," tanya Tante Ana sambil meraba tubuhku.
Rasanya aku seperti tersetrum tegangan tinggi 20 KV. Aku tidak bisa berkata apa-apa.

"Tante.. Tante..?" kataku.
"Apa Mon..?" jawabnya dengan halus.
"Mon kamu pernah onani?" tanya Tante Ana.
"Belum.. Tante.. cuma mimpi basah aja.." jawabku sambil gemetaran.
"Boleh Tante buka celanamu.." tanya Tante Ana sambil mulai membuka ritsluiting celanaku. Kemudian Tante Ana langsung memegang jimatku. Aduh kontan saja aku kaget, namun rasa yang aneh menyelimutiku.

Tante Ana dari belakangku mencium punggungku dan meremas kejantananku sambil sepertinya merangsang dirinya sendiri.
"Mon.. Om kan sering dinas luar.. sebenarnya Tante kesepian Mon," katanya.
"I.. Iya Tante.." jawabku sambil merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan.
"Mon.. Tante punya sesuatu.. kamu tiduran dulu ya.." kata Tante Ana mesra.
"Iya Tante.." jawabku sambil menuruti perintahnya.
Tanpa kusadari, aku merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti diriku, rasa hangat tersebut berasal dari kejantananku yang diremas-remas dengan sangat halus. Kubuka mataku, ternyata Tante Ana telah membenamkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. Sambil menjerit lirih Tante Ana mengurut batang kemaluanku dengan miliknya.

Wajah Tante Ana mulai kelihatan merah tertahan. Sedetik kemudian kurasakan getaran yang aneh dan mengurut lebih keras batang nikmatku.
"Tante.. Mon rasanya ingin pipis.." kataku pada Tante Ana.
"Tahan Mon.. kamu nggak mungkin pipis.." jawabnya sambil terbata-bata.

Akhirnya ada sesuatu yang memancar melalui batang kemaluanku.
"Mon kamu.. akh.. ah.. ah.." Tante Ana sambil terbata mendekap erat tubuhku.
Sekarang rasanya kejantananku tidak begitu merasakan pijatan yang lembut. Kemudian Tante Ana melepaskan batang kejantananku dari miliknya.

"Mon.. kamu baru pertama ya.." bisik Tante Ana sambil tersenyum.
"Mon cium memek Tante ya.." kata Tante Ana.
Aku cuma bisa mengiyakan sambil rasanya kepala ini bingung. Kuikuti perintahnya, kuciumi dan ia meraih tanganku ke payudaranya. Karena aku baru pertama kali nonton apalagi beginian aku agak grogi juga. Namun akhirnya aku agak terbiasa. "Ah.. ah.. Monn.. Monn.. akh.." sepertinya Tante Ana baru merasakan orgasme setelah aku duluan tadi. Kemudian ia memeluk erat diriku, keras sekali. "Tante.. Tante.." aku mencoba mencium Tante Ana yang cantik karena aku sudah tidak kuat lagi. Batang kemaluanku telah mengeras kembali. Kupeluk Tante Ana dengan keras dan kuremas payudaranya dengan kuat.
"Tante.. tolong Tante.." desahku dengan nafas tersengal-sengal. "Mon.. kamu.. ka.. kamu suka..?" tanyanya sambil nafasnya mulai memburu lagi.
"Iya Tante.." balasku mesra.

Kemudian Tante Ana mendudukiku lagi. Karena tahu saya belum berpengalaman, maka dengan dengan dia berada di atasku, dia bisa mengontrol dirinya cuma mungkin agak capek. Kelihatan peluhnya mulai membanjiri tubuhnya, membuat aroma yang begitu khas yang membuatku bertambah hanyut.

Sepertinya aku saat ini pemenangnya, karena aku merasakan getaran yang lebat dengan denyutan yang sangat sensasional. Air tubuhnya membasahi sekitar kejantananku.
"Mon kamu sekarang di atas yah.. Tante capek.." kata Tante Ana sambil memeluk keras tidak mau lepas dari tubuhku. Kugulingkan pelan sambil kupagut bibirnya dalam-dalam karena aku hampir sampai dan tak ingin aku harus mulai dari awal lagi.

Dengan style konvensional (karena yang kutahu baru itu) aku mulai mencoba memaju-mundurkan batanganku untuk dibenamkan ke dalam liang senggama Tante Ana. Rasanya seperti patah pinggangku (karena jarang olah raga kali) Tapi semua terkalahkan dengan rasa yang menyelimuti diriku. Tante Ana sepertinya mulai terangsang lagi, kupeluk dengan kuat sambil kumainkan pinggulku, terus sambil aku berpagutan hingga terasa batang kejantananku berdenyut-denyut dan gesekan dari dinding kemaluan Tante Ana makin kuat.

"Tante.. Tante.. ugh.. " aku memaggut bibir Tante Ana.
"Mon.." jawabnya mesra.
"Akh.. oh.. oh.." dan makin kupagut bibir Tante Ana.
"Ihh.. ii.. ahh.." hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir Tante Ana.
Ternyata kami mendapat orgasme bersamaan. Akhirnya kami terkulai lemas sambil kupeluk dan tetap kupagut bibirnya.

"Tante.. maafkan Momon.. Momon nggak bisa ngontrol," bisikku.
"Mon.. ini salah Tante.. Tante telah meregut perjakamu," katanya sambil mendesah.
"Mon.. maafkan Tante, namun kamu jangan kamu lakukan pada wanita lain, cukup kalau kamu ingin, Tante mau melayanimu sampai kapan pun, jangan karena Tante telah menghilangkan keperjakaanmu kamu membalas dendam pada yang lain," bisiknya.
"Mon.. Tante nggak menjebakmu.. Tante memang rela hanya untukmu.. Tante kesepian.." balasnya sambil sesenggukan.
"Tante.. Momon janji.." jawabku sambil memeluknya rapat.

Ternyata suaminya beberapa tahun kemudian serong karena dia terlalu jauh dari istri dan Tante Ana tidak mau dimadu, akhirnya mereka cerai. Aku pada saat itu telah selesai kuliah dan telah bekerja dan akhirnya aku memperistri Tante Ana walaupun umurku beda dengannya. Untung tak begitu jauh sehingga keluargaku menyetujui. Dia istri yang baik, dia seperti itu karena sudah tahu suaminya mulai serong dan dia menginginkan suatu kesetiaan. Dia tahu saya menyayangi anaknya, dia ingin saya selalu mendampinginya. Saat ini Adhe sudah punya adik yang cantik seperti ibunya buah cintaku dengan ibunya.


awek tudung maksiat

$
0
0

Gambar Bogel awek tudung maksiat   Melayu Boleh.Com

Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel awek tudung maksiat. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.

tudung maksiat, awek tudung maksiat, gambar wanita bogel, awek tudung melayu, gmbar awek tudung isap kote, gambar awek melayu tudung, minah tudung, photo bogel gadis melayu, awek tudung boleh, tetek tudung video, awet bogel, gambar bogel minah tudung, awek sekolah tunjuk pantat, awek tudung sexx, melayu nakal bogel, awek melayu buat lucah video, video tudung maksiat, awek tudung bogel sex, Gadis bugil bertudung melancap burit, awek tudung video

Awek Cantik Bertudung Bogel

$
0
0

Koleksi gambar bertudung bogel, jilbab bogel, jilboobs, awek tudung lucah, awek hijab tayang tetek

Gambar Bogel Awek Cantik Bertudung Bogel   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awek Cantik Bertudung Bogel   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awek Cantik Bertudung Bogel   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awek Cantik Bertudung Bogel   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awek Cantik Bertudung Bogel   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Awek Cantik Bertudung Bogel   Melayu Boleh.Com

jolboobs, wanita cantik bogel, wanita bertudung bogel, gadis melayu bertudung bogel, gambar awek melayu bertudung bogel, www awek cantik com, wanita tudung bogel, gambar gadis bogel bertudung, bertudung bugil, gambar awek melayu bertudung, cipap comel, Gadis Melayu Tudung Bogel, perempuan melayu bertudung bogel, awek tudung melayu bogel, gambar awek melayu bogel brtudung, awek cantik tudung bugil, gambar lucah awek bertudung, koleksi gambar bogel gadis bertudung, gambar gadis bertudung terlanjang, gambar gadis tudung

Pregnant Lady

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Aku telah berkahwin selama 5 tahun dengan bini aku. Dia, bini aku, berdarah minang and tidaklah secantik mana. Tapi pada aku, she is the most beautiful woman in my life. Aku sekarang ada seorang anak berumur 3 tahun hasil perkahwinan aku dengan bini aku.

Bini aku seorang yang peramah dan penyayang. Tapi, bila part seks, dia kecundang. Banyak kali setelah aku main dengan dia, dia akan keluar air cepat and sebelum aku puas sepenuhnya. Lepas tu dia terus layan tidur. Aku pun apa lagi, terpaksa lanchap konek aku sorang sorang. Batang konek aku size biasa aja, lebih kurang 7 inchi setengah. So, baik aku teruskan cerita aku ni.

Jiran aku seorang lecturer dengan sebuah IPTS(Institute Pengajian Tinggi). Dia mempunyai 2 orang anak and laki dia seorang Project Manager. Jiran aku ni lawa orangnya, Sabrina (bukan nama betul) namanya. Kini Sabrina sedang mengandung 4 bulan. So, dia selalu pulang rumah awal untuk berehat kemudian pergi kembali ke opis nya.

Satu hari aku tengah cuti, aku berada di rumah aku dan aku mendengar Sabrina memanggil aku. Aku pun keluar dengan hanya menggunakan seluar shorts aku. Dia tersipu-sipu mintak tolong aku betulkan paip bilik mandi dia yang dia katakan bocor. Aku kata panggilah "plumber" dia kata dah cuba tapi tak de.

So aku pun dengan tidak ingat pakai baju, terus saja masuk rumah dia dan terus ke bilik mandi di atas lepas dia beritahu aku paip situ yang problem. Aku pun masuk, dan memang ya paip tu bocor. Aku tanya dia kalau dia ada "Spannar" dan "Plier" dan sebatang "Screwdriver". Dia senyum sambil bersandar kat pintu masuk bilik mandi tu dan kata ada! tunggu kejap.

Lama juga aku tunggu. Aku ingat makcik ni gi beli barang tu kot! Sambil tu aku ternampak seluar dalam dia yang jenis lace dan jarang, tergantung dalam bilik air. Aku pun terbayang dia pakai. Stim jugak aku, hehehe. mesti ada bulu banyak. Walau pun perut dia dah besar sikit(megandung), dia ni pun bolehlah nak katakan lawa, Kalau dapat layan sedap jugak!

Eh!Tak sampai-sampai! So aku baru nak bangun, kononnya nak pergi checklah mana perginya makcik sorang ni. Tetiba aku dengar dia panggil aku. "Lan (bukan nama sebenar aku) Lan!!" aku pun, bergegas bangun keluar dari bilik air.

Langkah aku terkedu bila aku terpandang Kak Sabrina menonggeng depan mata aku kearah katil dia. Dia pakai towel aja. Nampak aku bontot dia dan ruang celah kangkang dia. putih, tembam! Aku tergagap bertanya "Er..Kak Sabrina……" Dia terus pusing memandang aku. Dia cuba (olok-olok aja kot) cover badan dia. "Eh!Lan! Ko nampak ke akak tadi?"Dia tanya. Aku angguk ajalah.

Dia terus duduk di penghujung katil. Dia senyum dan menggamit tangannya menyuruh aku mendekatinya. Aku pun macam Zombie, terus sahaja ke depan dia. Dia tiba tiba menguak kakinya berkang kang depan aku. Towel dia pun dia lepaskan. Ternampak aku pada perutnya yang mengandung (tak lah seberapa besar) and pada tetek dia dan pada cipap dia. Aku bayangkan ada bulu. Rupanya tak ada. Hanya permukaan cipap yang tembam.

"Lan, akak tahu lan selalu nengok aka masa akak menyapu di depan rumah akak. Bini Lan Akak tahu, tak memuaskan Lan kan?" dia tanya. Aku hanya mengangguk sahaja. Dia kata, dia tahu aku layan diri melancap sorang sorang. Aku terbeliak, mana dia tahu?

"Bini Lan cerita ..alah..kita kan perempuan. so kita ceritalah sama sama!" aku tersentak! Bini aku cerita kat orang! malu aku!

Lepas tu, Kak Sabrina terus capai tangan kanan aku dan menarik aku supaya aku melutut kat depan dia. Muka aku berdekatan dengan cipap dia. "Lan, akak kasi Lan chance nak main kali ni. Akak pun dah stim sangat bila nengok Lan punya konek keras dalam seluar Lan tu!Nak rasa juga konek lan yang bini lan kata besar tu!" dia kata.

Terus dia pegang kepala aku dan menujahkan kepala aku kat cipap dia. "Jilat Lan, Jilat cipap Akak" dia kata. Aku pun membuka mulut dan menjilat cipap Kak Sabrina. Banyak air dia. Aku sedut kelentit dia dan dia memulas mulas kain cadar katil dia "Ahhh!sedap..nice!!suck my clit Lan!, Bite it!" Akak Sabrina kata. Aku pun jilat, sedut kelentit dia and aku masukkan lidah aku kedalam lubang pantat dia. Sambil tu aku tujahkan jari aku masuk lubang lagi satu. Dia kemutkan lubang tu. ketat gila.

Lepas 5 minit, dia bangunkan aku dan terus tarik seluar shorts aku.. Tersergam konek aku depan mulut dia. "Besarnya Lan!Akak nak hisap ok?Kalu Lan nak keluarkan air mani, cakap, akak nak rasa semuanya ok?" terus dia kulum batang konek aku. Sedutan mulut dia ..mak ai!!!! gilaaa!

"Akak!Akak!I am cumming!" Kak Sabrina teruskan sahaja, Aku pun pancutkan air mani aku dalam mulut dia., Dia sedut macam biasa aja. Dia telan abis air mani aku. Lepas aku relax sikit, dia keluarkan konek aku and terus baring kan aku atas katil.

Aku dah longlai. Tapi dia nak lagi. Dia mula hisap konek aku sekali lagi. Dah keras, dia terus naik atas aku, dengan menggunakan tangan dia, dia settingkan kepala konek aku kat lubang puki dia. Lepas tu, dia slide kan kedalam lubang dia. Uiiii! stim gila sial! Dah masuk semua konek aku, dia angkat and masukkan balik. Up and down. "Lan, fuck my ass with your finger!" dia arahkan aku. Aku pun tujahkan jari aku dalam lubang anus dia..dia pun dah stim gila. makin lama makin laju. air dia keluar banyak..meleleh kat tepi konek aku. oleh kerana geseran, air dia jadi macam gris. chlup, chlap, chlup, clap, sambil dia fuck konek aku.

Tiba tiba, dia senyum,,and rejam cipap dia abis atas konek aku. aku terasa cipap dia terkemut kemut. "OH Lan,! I am cumming!" dia pun menggelatar badan dia sambil dia cum. Aku ramas tetek dia dan aku hisap sekali sekala, terasa cecair keluar dari puting dia. ish..tak kan kot? aku berfikir, ni ke susu?". Dia pun lemah lepas tu dan terbaring kat tepi aku.

Dia gunakan towel lap cipap dia. Terus dia pusing kearah aku, dia senyum. "Lan one more?Dia tanya, aku angguk aja. Dia tahu aku belum keluar air mani kali kedua, dan sambil main tadi, dia kata dia tahu aku paling suka kalau perempuan hisap konek aku, sampai keluar air. Dia pun terus kulum batang konek aku sebab aku blom keluar air mani lagi.! Kulum punya kulum,sedut punya sedut, lidah dia jilat buah zakar aku, terus keluar lagi air aku lagi sekali dia telan semua. siap ada bunyi slurrrrrrp lagi tu!"Akak memang suka pada air mani Lan, pada akak, sedap. Satu hari nanti, akak Nak Lan pancutkan air mani kat dalam gelas, and Akak Nak minum macam biasa ok tapi lan kena simpan banyak banyak!?dia kata. Uiiii! Ganas makcik ni! gila air mani rupanya!Aku angguk ajalah.

Lepas tu, kita pun bercemolot sekejap dan aku pun terus balik rumah. Sana, bini aku dah menunggu. Dia tanya gi mana? Aku jawap, aku gi tolong ka Sabrina. Dia kata, "Oh!!! Tolong apa tu? dan terus senyum. Aku terpinga-pinga. Terus aku masuk rumah. Dalam rumah, bini aku panggil aku masuk bilik air, apa lagi! Layan bini akulah kali ni!!! Doggy style, Sambil main bini aku suruh aku ceritakan apa rasa cipap Kak sabrina. and bini aku suruh aku buat cam aku ngan kak Sabrina. Apa lagi! layanlah beb! The End!!!!!

cerita sex pregnant, cerita seks pregnant, melayu pregnant, cerita pregnant seks, sex melayu pregnant, ramaja sex pregnant, cerita pregnant sex, pregnant sex melayu, cerita sex melayu pregnant, cerita lucah pregnant, cerita lucah awek perintah, cerita seks melayu pregnant, Citer sex pragnent malay, seks pregnant, awek melayu pregnant, cerita blue pregnant cikgu, cerita lucah pegnant dirogol, cerita lucah melayu-main masa pregnant, cerita lucah cikgu sabarina, awek telan air mani melayu boleh org

Pak Ngah, Syafiq Dan Sara Part 2

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Shafiq menunggu dengan sabar di ruang tamunya. Murni akan tiba sebentar lagi setelah selesai urusan makan tengahhari di gerai makanan ibu dan bapanya. Diamenonton berita tengahhari di TV sambil kadang-kadang menjenguk keluar. Bimbang juga dia kalau Kak Sara dan ayahnya tiba-tiba balik. Mana tahu? Dia sekarang telah berubah menjadi optimistik, setelah menyaksikan perlakuan luar tabii ayahnya dengan Kak Sara melakukan sumbang mahram. Dan atas dasar itu jugalah dia berfikiran yang Murni yang alim itu juga tetap boleh dijamahnya petang ini.

Loceng pagar elektronik rumahnya berbunyi. Sudah tentu Murni telah sampai. Dia bergerak ke luar untuk menjemput Murni masuk. Alangkah terkejutnya dia melihat Murni ketika itu. Murni mengenakan tudung ala Wardina, baju T merah dan kain skirt panjang. Namun baju T dan kain skirt satin yang agak ketat itu lah yang membuatkan Shafiq terkedu. Walaupun tak seketat mana, tetapi Shafiq dapat melihat dengan jelas bentuk badan Murni. Sememangnya Murni seorang yang slim seperti jangkaan awal Shafiq. Berbadan kecil, dan mempunyai buah dada yang agak kecil, tetapi berbontot tembam, tidak seperti Kak Sara berbontot kecil. Saiz bontot Murni sama seperti ibunya. Beza Murni dangan ibunya adalah saiz tetek yang mana ibunya mempunyai tetek yang lebih besar dan pejal. Sebelum ini Shafiq memang tak berkesempatan melihat Murni berpakaian kasual kerana tak pernah bertemu selepas waktu sekolah.

Murni masuk menuruti Shafiq terus naik ke tingkat atas. Murni terjenguk-jenguk kagum dengan rumah Shafiq yang walaupun sedikit kecil itu, tapi dihias mewah.

“Kak Sara mana?” Murni tanya pada Shafiq ketika sedang berjalan. Murni tahu sepupu Apiq itu tinggal serumah dengannya. Dia mengenali Kak Sara di sekolah sebagai kakak seniornya dalam persatuan Pandu Puteri. Kak Sara juga merupakan gadis yang baik dan rajin belajar seperti Shafiq, kerana itulah mereka senang beramah mesra.

Shafiq terdiam, tak tahu nak jawab apa. Sebaliknya dia terus sahaja masuk ke biliknya.

“Kita discuss kat sini laa. Semua stationery ada kat sini, senang sikit,” ujar Shafiq. Murni kagum melihat bilik Apiq yang merupakan bilik kedua terbesar di rumah itu. Lengkap dengan meja belajar, komputer, katil bujang yang agak luas dan mewah serta tergantung jadual dan poster-poster kata-kata semangat di dinding. Sesiapa yang pertama kali masuk bilik ini pastinya menjangkakan pemiliknya seorang yangeducated dan kemas orangnya.

“Nanti kalau Kak Sara free kita mintak tolong dia, nak?” Murni sengaja tanyakan soalan trick itu. Dia mahu jawapan Apiq yang memastikan kehadiran Kak Sara di dalam rumah itu kerana soalan awalnya tadi tidak diendahkan Apiq.

“Okey,” balas Shafiq perlahan. Dia sengaja mengelak daripada memberitahu Kak Sara tiada di rumah. Lagipun secara logistiknya dalam jawapannya itu, kalau Kak Sara free nanti barulah dia dan Murni akan meminta tolong. Itu bermakna Kak Sara perlu balik ke rumah dahulu. Maka dalam konteks ini Shafiq tidak berbohong, cuma tidak menyatakan butirannya secara lanjut. Murni tak boleh mendakwanya berbohong. Kalau bawak kes ni ke makamah pun Murni akan kalah.

Mereka terus mengeluarkan buku rujukan dan peralatan masing-masing. Sambil berbincang, Shafiq berpindah tempat duduk ke atas katilnya. Lebih selesa dan luas katanya. Sampai di satu topik yang dibincang hangat, Shafiq mengajak Murni duduk di sebelahnya bagi mudah dia menerangkan hujahnya sambil merujuk buku di tangan. Tanpa syak apa-apa, Murni menuruti permintaannya itu.

“Oh! Okey jugak jawapan Apiq. Baiklah, kita pakai jawapan ni,” sambil Murni menulis sesuatu di notepad nya.

Shafiq merenung wajah Murni. Tak pernah mereka saling berdekatan serapat itu. Sebelum ni pun mereka hanya duduk bertentangan bersempadankan meja. Wajah Murni memang bersih tak berjeragat, putih dan berkulit halus. Memang tak begitu lawa, tapi kesempurnaan wajahnya mampu menaikkan nafsu mana-mana lelaki. Tambahan pula suaranya yang halus, tentu erangannya cukup stim. Batang Shafiq mula mengeras.

Dengan nekad Shafiq mencium pipi Murni. Murni terkejut. Dia merenung sahaja wajah Shafiq, menunggu penjelasan dari reaksi spontan Shafiq tadi.

“Apiq, kenapa?” Shafiq terus memeluk badan Murni dan merebahkannya atas katil. Diciumnya bibir Murni tak memberi peluang untuk Murni menjerit. Murni meronta-ronta sambil menumbuk-numbuk dada kekar Shafiq. Shafiq tak peduli. Badan Murni yang berisi dengan pinggulnya yang lebar itu membuatkan Shafiq seronok menggomoli tubuh empuk itu. Murni sedar yang Apiq ingin menya. Tak ingin dia mengorbankan daranya yang dijaga selama 15 tahun itu. Kerana itulah dia jarang bergaul dengan lelaki dan memakai pakaian labuh di sekolahnya. Tak disangka Apiq yang amat dia percayai, dia kenali sebagai pemalu dan bersopan santun itu, akan bertindak sebegitu terhadap dirinya.

Kote Shafiq yang keras itu dirasakan Murni menujah-nujah celah kangkangnya walaupun Shafiq masih memakai seluar sukannya. Shafiq sudah jarang memakai seluar dalam andaikata dia memakai seluar tak berzip sekarang. Ini untuk memudahkan dia melancap setiap kali dia stim. Murni tahu apa yang ingin dilakukan Apiq. Walaupun dia alim, tapi dia taklah lurus bendul seperti Shafiq dan Sara. Dia ada mendengar cerita kawan-kawannya bagaimana lelaki memasukkan zakar mereka setelah mengeras ke dalam faraj wanita. Dia juga diberitahu zakar yang besar akan lebih menyakitkan dia ketika proses memecahkan selaput dara, tetapi akan memberi lebih kenikmatan dan kepuasan sepanjang persetubuhan.

Dia tahu zakar Apiq bersaiz cukup besar, berdasarkan apa yang dirasakan sedang bergeseran di celah kangkangnya. Ini mengundang bimbang dalam hatinya. Bagaimana zakar sebesar itu mahu dimasukkan ke farajnya? Pasti sakitnya nanti tak terkata. Dia bimbang farajnya akan terkoyak dan terluka. Dia tak mahu di. Dia mahu memberi daranya sebagai hadiah pada suami malam pertama nanti. Kalau ketika itu biarpun sakit, sekurang-kurangnya dia telah bersedia.

Dia tahu Shafiq sudah nekad, dan dia pula tak terdaya melawan Shafiq yang berbadan tegap dan terkenal dengan kehebatannya bersukan di sekolah. Kini dia cuma memikirkan bagaimana mahu membuatkan Shafiq berhenti dari menggomolnya.

Secara psikologinya, andaikata dia merelakan perbuatan Shafiq, Shafiq akan mengurangkan pertahanannya, dan akan leka dengan aktivitinya. Ini sahajalah peluang yang ada untuk Murni cuba menyerang dan melarikan diri. Oleh itu dia membuat keputusan untuk “bermain bersama” Apiq, dan apabila peluang tiba, dia akan bertindak mengejut menyerang Apiq dan melarikan diri.

Shafiq mengoyakkan baju Murni. Dia tak mahu menanggalkan tudungnya kerana dia rasa wajah Murni lebih menyetimkan dengan masih bertudung. Coli sutera putih Murni itu juga dikoyakkan, kerna dia tak tahu cara membukanya. Murni sudah berhenti melawan, membolehkan dia berhenti mencium dan melihat tubuh badan Murni. Putih melepak! Dengan buah dada agak kecil sebesar buah mempelam lebih kurang, telahpun menegang bersama puting tercanak ke atas. Sama saiz dengan Kak Sara. Putingnya berwarna pink, cukup indah sekali. Diramas-ramas sebelah tetek Murni itu dengan tangan manakala sebelah lagi dinyonyotnya. Murni yang baru pertama kali merasa putingnya dinyonyot mula stim. Tak pernah dia rasakan keenakkan begitu. Tetapi dia cuba mengawal perasaannya dan masih mahu ingin lari dari situasi itu.

Sesambil itu Shafiq mencium-cium perut dan pusat Murni yang putih dan halus. Pinggangnya masih ramping walaupun berisi sedikit. Kak Sara juga ramping, tetapi keras, tidak empuk seperti pinggang Murni. Itu yang membuatkan dia lebih stim mahukan tubuh Murni. Murni semakin hilang kawalan. Nafasnya tak menentu. Kadang-kadang terdengar dengusan kecil yang tak disengajakan terkeluar dari mulut Murni.

Dalam keadaan tangannya masih mengawal tubuh Murni, Shafiq melorotkan kain skirt berfabrik satin itu dan mencampakkannya ke tepi. Kelangkang Murni cukup cantik. Dengan seluar dalam berwarna putih kehijauan itu, Shafiq dapat melihat dengan jelas peha Murni yang putih, halus licin. Diramas-ramasnya peha itu dengan tangan, lalu mencium tundun tembam yang masih berbalut itu. Dia menarik turun seluar dalam Murni sehingga tertanggal. Rupanya bulu Murni lebat berwarna hitam. Memenuhi ruang alur pantatnya yang berwarna cerah. Shafiq tidak sedar yang Murni sebenarnya mempunyai ciri yang perempuan yang mudah stim.

Ditekapkan mulutnya ke cipap Murni. Geli mulutnya Shafiq rasakan. Bulu Murni lebih lebat dari bulu kotenya sendiri. Dengan menggunakan lidahnya, Shafiq menjilat-jilat kawasan tundun tembam itu. Shafiq mula menyedari kehadiran cecair yang mula merembes keluar dari cipap Murni, membuatkan bulu-bulu Murni dan mulut Shafiq bertambah basah.

Murni menjadi semakin tak keruan. Tanpa disedarinya, tangan kirinya turut mula meraba dan menggentel teteknya sendiri, manakala jari tangan kanannya telah turun ke pantatnya. Kelentit Murni telahpun mengeras, walaupun agak tersorok di sebalik rimbunan bulunya. Dia menggentelnya sendiri, sepertimana yang pernah dia lakukan berseorangan di rumahnya. Murni memang selalu cuba-mencuba memainkan nafsunya sendiri dengan meraba kelentitnya. Tapi kali ini kehadiran mulut Shafiq di lurah nikmat itu menambahkan syahwat beliau.

Menyedari perbuatan Murni itu, Shafiq juga turut memainkan peranan menjilat-jilat dan menghisap-hisap ketulan daging kecil di pantat Murni. Seraya terdengar dengusan Murni “Ah! Ah! Apiq, sedapnya Piq! Jilat lagi, Piq,” Shafiq bertambah stim mendengar keluhan manja Murni. Batangnya mengeras secara maksimum, membuatkan dia berasa sedikit sakit. Semakin hilang sabarnya untuk memasukkan batangnya ke dalam lubang itu. Dia terus menanggalkan baju T-nya dan melorotkan seluar sukannya.

Sambil berbogel, Shafiq kembali berbaring atas badan Murni dan mencium bibir Murni. Murni kelihatan sedang enak menikmati syahwatnya sambil mata tertutup rapat dan menggigit bibir. Ciuman Shafiq mula dibalas. Dijolok-jolokkan lidahnya ke dalam mulut Shafiq. Shafiq yang masih kaku dalam ciuman itu cuba mengulum lidah Murni. Manis dirasakan, mengulum lidah seorang gadis yang masih dara.

Kepala batang konek Shafiq mula menujah-nujah permukaan cipap Murni. Dirasakannya masih kesat dan kasar kawasan itu. Ciuman Murni tadi pula semakin mengganas. Pipi, leher dan dada Shafiq turut menjadi sasaran mulut Murni yang masih bertudung itu.

“Apiq sayang, biar Murni tambahkan air dulu,” lantas tubuh Shafiq dibaringkan pula oleh Murni. Sesungguhnya Murni telah hilang pedoman sama sekali. Dia tak kira. Dia mahu merasa batang Apiq kali ini. Apa nak jadi, jadilah. Dia sudah tak sabar untuk mengecapi nikmat seorang wanita sejati.

Tangannya mula memegang batang Apiq, dilorot-lorotkan ke atas dan ke bawah. Memberikan nikmat baru bagi Shafiq, pertama kali dilancapkan tangan perempuan yang halus itu.
“Arghhhhh,” Shafiq mengerang. Dirasakan airnya bagaikan terus mahu terpancut keluar. Tapi Murni lebih bijak. Dia memainkan batang Shafiq secara perlahan-lahan, membuatkan Shafiq tak keruan menahan nikmatnya.

Murni terus mengulum kote Shafiq yang telah mengeras itu. Sepanjang 8 inci, bukanlah satu tugas mudah untuk Murni. Hanya separuh saja yang dapat ditelan Murni, telahpun sampai ke kerongkongnya. Di naik turunkan kepalanya. “Arghhhh! Sedapnya Murni,” Shafiq mengerang lagi. Murni teruskan kulumannya sambil dihisap-hisap dan disedut-sedut batang Shafiq yang kekar itu. Shafiq dengan jelas dapat melihat panorama indah ini, seorang gadis yang bertudung dalam ketelanjangan, sedang mengulum batangnya.

Sampai masa, sudah tak tertahan lagi Shafiq dibuatnya. Dia memegang dan mencengkam tudung kepala Murni, lalu menghamburkan air maninya dalam mulut Murni. Hamis air mani Shafiq Murni rasakan. Beginilah rupanya rasa air mani, fikir Murni. Tak pernah terjangka olehnya sebelum ini untuk merasa air mani. Segala jijik dan gelinya hilang sama sekali dihanyutkan nafsu. Ditelannya mana sekadar yang mampu. Lebihan air yang melimpah itu berjujuran jatuh ke cadar tilam dan kain tudungnya.

“Apiq, Murni nak! Masukkan laa, Piq,” rayu Murni dengan nada manja. Shafiq termenung seketika, menikmati orgasmenya. Boleh lagi ke ni? Fikir Shafiq. Sememangnya batangnya masih lagi keras, sukar untuk kendur. Itu dia tahu. Tapi adat orgasme, memang meletihkan badan, tatkala air mani terpancut keluar. Jantung berdegup kencang, nafas tak lagi berirama. Boleh lagi ke dia meneruskannya?

Murni berbaring di sisinya, sambil mengangkang semula. Dia memandang Apiq penuh pengharapan. Dia sudah tak peduli, batang Shadiq perlu diloboskan ke pantatnya kali ini. Dia mahu rasa setiap denyutan batang zakar Apiq yang berurat kekar itu.

Melihatkan mata Murni yang seakan-akan merayu, Shafiq bangkit dari pembaringan dan merebahkan badan ke atas tubuh empuk Murni. Kepala batangnya terasa nyilu sebaik menyentuh alur pantat Murni. Dia segera mengacukan batangnya ke lubang burit Murni.

“Bukan situ, sayang. Masuk sini,” Murni membimbing semula batang Shafiq, ke lubang pantatnya. Membuatkan Shafiq sedikit terkeliru. Biarlah, masukkan je la, bisik hati Shafiq.

Tusukan pertama tak begitu mudah, seolah-olah terasa ada plastik lembut yang menutup ruang lubang itu. “Tak boleh laa, Murni,” ujar Shafiq. Murni tahu Shafiq tak tahu-menahu tentang memecahkan dara. Malah dia sangkakan, dialah gadis pertama yang diratah Shafiq. “Lagi sekali,” pinta Murni.

Shafiq sekali lagi cuba menjolok, dan sepantas kilat Murni mengangkatkan punggungnya sekuat hati, agar batang itu dapat memecahkan selaput daranya. “Arghhhhhh!!! Sakitnya!!!” teriak Murni seraya menurunkan kembali pinggulnya. Zakar Shafiq yang sudah keluar semula itu kelihatan diselaputi cecair merah. Kan aku dah cakap, mesti terkoyak punya, Shafiq mengeluh. Shafiq mula berasa risau kerana disangkanya dia telah men”cedera”kan Murni.

Air mata Murni mula menitis. “Murni, janganlah macam ni. Shafiq dah tak buat dah,” pujuk Shafiq. Murni tersenyum dalam tangisan, merenung anak mata Shafiq yang penuh kejujuran tak bersalah itu. “Teruskan, Piq. Alang-alang” Setelah termenung beberapa ketika, Shafiq bersetuju dengan keputusan Murni itu. Kak Sara juga pernah merintih sakit ketika dijolok ayahnya, tetapi meraung “Sedap, sedap!” selepas itu. Mungkin ini merupakan satu langkah proses persenggamaan sahaja, Shafiq mempositifkan fikirannya.

Shafiq kembali memperbetulkan posisi. Perlahan-lahan dia menikam kembali batangnya itu ke dalam pantat Murni. Masih sempit dirasakan, sama seperti ketika memecahkan dara gadis “alim” ini tadi. Nikmatnya naik sampai ke kepala. Ketat, padat dan terasa bagaikan “hidup”. Reseptor-reseptor ruang cipap Murni dan batang Shafiq saling bertindakbalas, memberikan nikmat yang tak terkata. “Ah, ah, ah, ah, ah” Murni tercungap-cungap mengikut rentak hentakan Shafiq. Dari perlahan, semakin laju pompaan Shafiq, mengerjakan lubang pantat Murni. Terasa oleh mereka berdua denyutan yang entah mana hadirnya dalam rongga faraj Murni. Setiap seminit dua Murni akan klimaks. Banyak sungguh airnya, bagikan tiada penghabisan.

Mujur Murni yang merayu, barulah Shafiq dapat menikmati kelazatan seperti ini. Sememangnya lubang pantat amat berbeza dengan lubang burit yang pernah dirasa Shafiq dulu. Dan batang yang baru mengeluarkan air mani sebenarnya masih dapat beraksi sekaligus memberikan keenakkan seperti ini. Sememangnya selepas ini andaikata Shafiq bersetubuh lagi, akan dikerah segala keringat upayanya sehingga kehabisan tenaga. Shafiq bersumpah!

“Oh my god! Oh my god! Ah! Ah! Ah!” Murni sudah bagai hilang waras. Menjerit tak tentu hala, sambil membalas pompaan Apiq dengan menggerak-gerakkan pinggulnya kiri dan kanan, juga ke depan. Dia mahu setiap inci batang Apiq bergesel dengan dinding farajnya. Sampai di satu ketika, panas sungguh dirasakan, peluh menitis keluar. Lantas dia menyentap menanggalkan kain tudungnya sendiri yang sudah dibasahi peluh mereka dan air mani Shafiq tadi. Shafiq tersenyum kecil dalam hatinya. Apa agaknya perasaan Lebai Kassim kalau dia tahu Shafiq sedang mempompa anak daranya? Sudah hilang perwatakan alim Murni yang dijajanya selama ini.

Shafiq semakin garang, dilajukan tujahannya. Dengan sekuat hati, akhirnya terpancut sekali lagi airnya membanjiri ruang pantat Murni. Menyedari batangnya masih tegang, Shafiq meneruskan lagi usahanya menghenjut, membuatkan Murni kehilangan tenaga. Untuk kali ketiga, Shafiq terpancut lagi. Persetubuhan itu berlangsung untuk dua pusingan lagi. Pada pancutan kelima, barulah Shafiq terdampar keletihan. Murni benar-benar berasa puas. Takungannya penuh dengan air Shafiq, walaupun pancutan kedua Shafiq dan seterusnya tidak lagi sehebat pancutan pertama, tetapi masih tetap pekat, likat memenuhi lubangnya.

Shafiq melihat kotenya. Kemerah-merahan, pedih dirasakan. Anehnya, ia masih tegak kukuh, bagaikan tak akan kendur lagi. Shafiq tak peduli. Tenaganya sudah sampai ke penghujung. Dia mahu melepaskan lelahnya saja kini.

“Tak takut Kak Sara ternampak ke?” soal Murni. Kagum Shafiq dibuat Murni. Walaupun dihenyak habis-habisan, masih lagi mampu sedarkan diri. Sedangkan Kak Sara baru kena dua kali dengan ayahnya, sudah pengsan.

“Kak Sara tak ada kat rumah,” Shafiq menjawab perlahan. Murni tersenyum. Rupa-rupanya dah dirancang rapi. Biarlah. Dia sayangkan Shafiq. Sebelum ni dia memang seperti gadis-gadis lain, terpikat pada kekacakan Shafiq. Cuma dia saja yang cuba menafikan perasaannya. Walhal ketika melancap pun sebenarnya Murni membayangkan tubuh Shafiq.

Murni meraba-raba badannya yang melekit dengan keringat peluh mereka berdua. Murni tersenyum puas. Biarlah apa pun yang terjadi, dia mahu menikmati perhubungan yang dimurkai ini secara konsisten. Lagi dan lagi, sampai bila-bila. Sampai dia mati. Dia sangat sayangkan Shafiq. Murni, yang sudah hilang murninya!

free cerita lucah, cerita lucah terpancut, shafiq pakngah dan sara, kisah lucah terpancut, cerita lucah free, cerita seks pak ngah syafiq dan sara 1, cerita lucah shafiq 2, cerita seks melayu skirt labuh, www cipap murni dan kawan kawannye, Cerita seks skirt labuh, cerita seks skirt tudung, cerita sex dengan pak ngah, cerita melayu skirt, cerita lucah terpancv, cerita lucah syafiq sara, cerita lucah syafiq murni, cerita lucah skirt ketat, Cerita lucah melayu terpancut, cerita lucah kain skirt, cerita lucah 2 puki

Melayu Terlampau

$
0
0

Video Lucah : Melayu Terlampau - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Melayu Terlampau   Melayu Boleh.Com

Pakai Sarong Demi Keselamatan Diri

$
0
0

Video Lucah : Pakai Sarong Demi Keselamatan Diri - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Pakai Sarong Demi Keselamatan Diri   Melayu Boleh.Com

koleksi video seks melayu, Sex gadis kcik, video lucah free download, bokep fatin, video lucah fatin, fatin jilbab melayu, video bokep melayu lucah, download video bokep fatin gadis jilbab melayu, koleksi bokep fatin melayu, kumpulan bokep fatin, koleksi video seks cikgu, bokep video seks melayu, koleksi bokep fatin, kumpulan bokep fatin melayu, sarong malay sex video, lucah melayu download, kumpulan video bokep fatin gadis melayu, melayu sex video sarong, koleksi video lucah saya, free download lucah

Gara-gara SPP – 3

$
0
0
Kini tampak jelas terlihat payudara Lia yang berukkuran 34D itu, karena seragamnya yang basah seperti tercetak mengikuti bentuk tubuhnya. Ia tampak terkejut dan hendak berteriak, tapi ia tahan, sepertinya takut penghuni rumahku curiga.

Mengetahui kekhawatirannya, aku segera memberitahu bahwa saat itu keadaan rumahkku sedang kosong, orangtuaku ke luar kota, tapi pembantuku aku bilang sedang tidak ada, (padahal mereka mungkin sedang pacaran) jadi aku bilang tinggal kami berdua yang ada di dalam rumah, kontan saja dia langsung hendak memukulku, tapi kuhindari dan berlari ke atas, ke kamarku, dan seperti yang kuduga dia mengejarku.

Aku segera masuk dan menghidupkan handycam, membiarkan alat itu merekam sendiri dengan menaruhnya di tempat yang telah kupersiapkan, yaitu di antara pakaianku yang menggantung di dinding di sebelah pintu, dan mengambil posisi di luar jangkauan kamera. Dan biarkan semuanya terekam dengan sendirinya.

Dan setelah beberapa saat kemudian baru dia masuk, aku tahu Lia pasti tadi mencari-cari kamarku, karena dia lantai dua ini ada 3 kamar, kamarku, kamar kakakku dan kamar tamu.

Ia masih pasang tampang merajuk kemudian aku dipukulnya dengan manja. Kemudian aku kembali menanyakan permintaanku yang kedua, bahwa ia kuminta datang ke rumahku dengan tanpa pakaian dalam sama sekali, dan ia benar datang tanpa mengenakan BH, tapi bagian bawahnya belum terbukti, kalo itu tak dapat dibuktikannya, aku tidak akan mememinjamkan uangku padanya.

"Ayo sekarang buktikan kalo, kamu gak pake celana dalam!" perintahku padanya, "Kalo gak, aku gak bakal pinjemin duit buat kamu". Kataku lagi.

Lia tampak keberatan.. Dan bingung.

"Ya udah. Kalo gak bisa buktikan, pinjam duitnya juga batal dong!?" kataku mendesak.

Aku tahu itulah senjataku yang tidak bisa dia tolak. Aku terus memintanya untuk memperlihatkan bahwa dia memang benar tidak memakai CD.

"Kalo malu, ya udah gak usah dari deket", kataku sambil berjalan dengan maksud agar Lia menghadap ke kamera yang ada di belakangku tanpa aku menghalagi kamera.

Akhirnya ia pun menyerah, dengan masih menghadap ke arahku dan ke arah kamera tentunya, ia berjalan mundur untuk menjauhiku, sampai di depan lemari pakaian, sehingga ia tidak bisa mundur lagi.

"Ayo tunjukin, nanti aku kasih duit", kataku mengingatkan tujuannya datang ke rumahku.

Kemudian dengan perlahan, tangannya mulai menarik roknya ke atas, tampaklah pahanya yang putih mulus sampai ke atas pusarnya, dan terlihatlah bagian vaginanya yang bersih dan terawat rapi, hanya tampak beberapa bulu halus di sekitarnya.

Aku tadinya mengira akan melihat bulu hitam lebat, seperti milik Widi, tapi ternyata, vagina Lia, tampak bersih, dan terawat, dan sejak saat itulah aku menyukai vagina yang terawat, tidak ditumbuhi bulu lebat.

Melihat aku terbengong alias terkejut, Lia tidak langsung menurunkan rok pendeknya. Dia malah sepertinya bangga melihatku terkagum-kagum akan keindahan daerah v-nya.

"Kamu cantik sekali Lia", kataku terlontar begitu saja dari mulutkku.

Memang harus diakui bahwa sebenernya Lia itu cantik dan sexy, dengan wajahnya yang cantik mirip Dina Lorenza bagiku, dan kulitnya yang putih, makin menambah kecantikannya, ditambah lagi, buah dadanya yang besar dan pantatnya yang berisi, makin menimbulkan kesan sexy.

Memang sebenarnya aku dulu waktu kelas satu, sempat suka padanya, tapi karena aku cenderung pemalu dengan cewek, akhirnya aku hanya sekedar suka, karena kemudian banyak cowok yang jadi pacarnya, dan beredarlah isu bahwa ia itu pecun. Dan akhirnya akupun jadian dengan Widi, itupan karena dicomblangi oleh temanku yang ceweknya adalah sobatnya Widi, sampai sekarang. Kini perasan itu hadir lagi, ada sedikit rasa suka di hatiku. Tapi perasaan itu akhirnya kubuang jauh-jauh, Lia kan terkenal pecun, batinku dalam hati.

Setelah tersadar, aku lalu mengelurkan dompetku dan mengeluarkan uang Rp. 50 ribu, dan memberikan kepadanya.

"Ini bonus buat pertunjukan yang tadi" kataku.

Hatiku sebenarnya berharap Lia menolaknya, tapi harapanku ternyata salah, Lia malah mendekat dan mengulurkan tangannya menerima uang pemberianku. Lia pada awalnya menunjukan sedikit perasaan malu, tapi segera sirna digantikan oleh senyumnya yang mengembang di bibirnya yang mungil. Segera ia memasukan uang itu ke dalam saku roknya. Dan kembali pikiranku berkata, "Dasar pecun!"

"OK sekarang kembali ke rencana semula, yaitu sesi pemotretan" kataku pada Lia.
"Sesuai kesepakatan kan? 1 rol berarti 400 ribu, ya kan?!", tanya Lia padaku memastikan.
"Iya, deal!" jawabku.

Kemudian berlangsunglah acara pengambilan foto-foto sexy Lia, yang dengan tanpa diketahuinya adegan itu juga terekam oleh kamera handycam yang tersembunyi di sela-sela baju yang tergantung di dinding dekat pintu yang tertutup.

Saat itu Lia kuminta melepaskan beberapa kancing bajunya untuk menambah kesan sexy, belahan dadanya yang putih dan sexy menimbulkan daya tarik sendiri, kemudian berlajut kuminta Lia untuk melepaskan seluruh kancing bajunya, sehingga kini dari atas sampai bagian perutnya yang rata terlihat dengan jelas.

Lia tampaknya semakin asyik dan tidak malu-malu lagi, jika ia malu maka aku akan berkata, "Aku kan sudah melihat bagian yang terpenting yang kau miliki, kenapa harus malu. Lagian ini hanya untuk jaminan kok!"

Dan kata-kata itu mujarab sekali, Lia pun kemudian tak malu lagi, melakukan pose-pose yang aku minta. Semua pose yang ada di kepalaku sudah aku minta pada Lia untuk melakukanya.

Kini tubuh indahnya benar-benar terekspose secara lebih vulgar, karena kini seragam Lia sudah berganti dengan kaos dalam tipis milikku, tadi sempat kuminta ia melepaskan bajunya dan menggantinya dengan kaos dalam tipis milikku.

Setelah beberapa kali berfoto, kuminta ia membuka kaosnya dan membiarkan bagian atas tubuhnya tidak tertutupi sehelai benang pun, tadinya ia agak malu dan menutupi kedua payudaranya dengan tangannya, tapi setelah kudesak dan kurayu ia mau berpose tanpa menutupi kedua payudaranya.

Sedang roknya kini telah bertambah pendek karena aku gunting 10 cm lebih pendek. Sehingga kini rok itu benar-benar tidak bisa menutupi keindahan tubuh bagian bawahnya, saat ia membungkuk, akan terlihat bagian kewanitaannya menyembul di sela-sela belahan pantatnya yang indah.

Tadinya Lia menolak roknya aku potong, karena takut dimarahi ibunya saat pulang ke rumah nanti, tapi karena aku desak, agar makin sexy kataku, akhirnya dia merelakan rok seragamnya aku potong.

Tak terasa, sudah satu roll film aku habiskan untuk mem-fotonya.

"Wah udah satu roll nih," kataku padanya, sambil mengeluarkan dompetku lagi. Karena sesuai janjiku, aku harus membayarnya 400 ribu setiap roll-nya.

Lia pun menerima uang yang aku berikan dan kembali memasukannya ke dalam sakunya.

"Mau tambah lagi nggak?" tanyaku.
"Iya dong, kan belum cukup uangnya!" balasnya sambil senyum.
"Tapi aku gak mau gini terus ah, bosen, aku ingin gaya yang lain, dan lokasi yang lain", kataku lagi.
"Gimana kalo di kolam renang belakang?!" tanyaku.
"Boleh aja, asyik juga sepertinya" jawabnya senang.
"Kalo gitu, mulai saat ini, kamu lepas semua kain yang menempel di badanmu, aku ingin kamu tidak mengenakan seutas benangpun selama berada di lingkungan rumahku ini!!" aku mulai berkata agak keras padanya.
"Dan sejak saat ini, aku yang berkuasa terhadap dirimu, dan kamu harus menuruti semua perkataanku kamu mengerti?!!"
"Kalau kamu mau menuruti semua kemauanku, kamu akan kukasih bonus uang lagi!!"
"Tapi kalo tidak foto-foto ini akan aku sebarkan Lia..!!" kataku lagi sambil memperlihatkan satu roll film yang ada di genggamanku.
"Ayo buka semua pakaianmu!!" kataku sambil menepuk pantatnya yang terbuka dengan agak keras, kerena roknya yang kini sangat pendek itu telah tersingkap.

Tampak ia agak terkejut, dan hampir menangis, mungkin dia kaget melihat perubahan sikapku, yang tadinya lembut kini berubah sedikit kasar padanya.

Kini Lia benar benar tidak punya pilihan lagi, karena tentunya ia tak ingin foto-fotonya tersebar luas, ia akan malu sekali jika teman-temanya melihat foto-foto itu, walau ia sama sekali tidak telanjang dalam foto foto itu, tapi secara keseluruhan sepertinya tak ada bagian tubuhnya yang tidak dapat dengan jelas terlihat.

Lia terdiam sejenak..

"Ayolah Lia, buka semua pakaianmu, aku tahu, di sekolah kamu terkenal sebagai pecun, aku yakin bukan sekali ini saja kamu bugil di depan laki-laki, sudah pasti kamu sudah seringkali telanjang di depan cowok!" kataku padanya.
"Akui saja?! "Betul kan?!" desakku padanya.

Lia hanya diam.. Dan kemudian mengangguk kecil.

"Nah benar kan kataku, nah mulai sekarang kamu adalah pecunku, dan kamu sekarang harus menuruti semua keinginanku".
"Kalo kamu kuminta datang, segera datang!, pokoknya apapun permintaanku, kamu harus turuti!!".
"Kalau tidak kamu tahu sendiri akibatnya!, kamu mau kan jadi pecunku..?!!" aku berkata padanya dengan nada sedikit keras.

Lia mengangguk..

"Jawab dong, jangan diam aja" kataku lagi.
"Iya, aku mau.." jawabnya kemudian.

Nah mulai saat itu resmilah Lia menjadi pecunku, Tapi yang paling sering adalah, Lia kujadikan objek eksibisiku, seperti juga saat itu.

Bersambung . . . .

Model kembang desaku

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Kisah ini benar adanya, hanya saja untuk menjaga privacy dengan model-model yang pernah menjadi 'korban' petualanganku, maka dengan menyesal namanya aku samarkan, kali ini aku akan mengisahkan petualanganku dengan model yang wajahnya mirip Yessy Gusman. Aku bertemu dengan model cantik yang memiliki nama Indah ini ketika aku meliput pemilihan model di salah satu hotel bintang 5. Sebagai fotografer yang sudah dikenal di kalangan artis papan atas, membuatku selalu mendapat sambutan setiap aku muncul di berbagai event. Ini mungkin yang membuat model baru seperti Indah, ikut 'hanyut' akan kehadiranku.

"Hai, namaku Indah. Kenalan dong dengan Mas!", sapanya dengan senyum manisnya yang menggemaskan.
"Oh., Boleh!", jawabku kaget.
"Mas, mau dong di foto untuk media Mas!", serang Indah.
"Lho, kok tahu kalau aku fotografer?", kataku memancing.
"Lho siapa yang nggak kenal fotografer sekaliber Mas Boy! Di kalangan model sensual, nama Mas Boy kan sangat terkenal", kata Indah merayu.
"OK! Aku jadi nggak enak hati nich, dipuji cewek secantik kamu. Kalau memang kamu kepingin tampil di mediaku, tahu dong syarat utamanya. Harus tampil sensual, kalau perlu tanpa busana he.. he.. he..", kataku dengan nada memancing.
"Tapi dijamin jadi gadis sampul kan? Kalau dijamin aku mau, yang penting yang miskin (maksudnya tanpa busana) tolong untuk Mas saja, jangan dimuat di media massa dan internet", jawab Indah.

Setelah sepakat, akhirnya aku janjian pemotretan dengan Indah di salah satu hotel di bilangan jalan Pramuka, Jakarta Timur. Pada hari Rabu yang telah disepakati, Indah datang bersama tiga rekannya yang tidak kalah cantik. Namanya Maya dan Ayu (bukan nama sebenarnya). Pemotretan dimulai di kolam renang tentunya, sambil ngetes kebenaran omongan Indah. Benar saja, Indah langsung mengenakan busana renang yang indah dengan warna cerah. Membuat Indah kelihatan semakin cantik saja.

"Gimana Mas, okey nggak?", tanya Indah sekeluar dari kamar ganti.
"Badanmu benar-benar oke. Aku nggak sangka, cewek secantik kamu punya nyali sebesar kamu!", pujiku.
"Demi karier dan masa depanku, resiko apapun aku hadapi Mas!", tantang model yang memiliki ukuran bra 36B ini.
"Loh, kok nekad amat. Emang keluarga dan pacarmu mendukung?", aku mencoba mengorek lebih dalam.
"Apapun yang aku tempuh, mereka mendukung. Karena mereka memang membutuhkan uluran tanganku. Sehingga mereka tidak bisa protes atas perbuatanku", jawabnya dengan wajah menunduk.
"Indah, aku bisa bantu kamu. Tapi resikonya sangat berat, karena kamu mesti korban harga diri dan perasaan", kataku.
"Nggak apa-apa Mas, yang penting Mas bisa mengorbitkanku menjadi model dan pemain sinetron terkenal", jawab Indah sungguh-sungguh.
"Oke, sekarang kita mulai sesi pemotretan untuk sampul mediaku dulu di kolam renang ini. Setelah itu, kita sesi pemotretan di room, gimana?", kataku.
"Oke!"

Lalu pemotretan berlangsung sampai pukul 05.30 dan menghabiskan 5 rol film isi 36, dengan berbagai gaya yang sangat menantang. Matahari mulai menghilang dari peredarannya, pemotretan di kolam renang aku akhiri dan dilanjutkan di kamar. Setelah beristirahat dan makan malam, Indah menawariku untuk sesi pemotretan lagi.

"Mas, foto lagi yuk!"
"Sip!"
"Pakai baju apa nich?", tanya Indah.
"Ngapain pakai baju, tadi kan udah lima kostum. Bosan ah..", ujarku menggoda.

Godaanku disambut serius oleh Indah. Indah dengan secepat kilat melucuti busana G string yang dari tadi menempel. Aku terperangah melihat kemolekan tubuh Indah yang memang indah, hampir saja kameraku terjatuh hanya karena memelototi tubuh putih mulus di hadapanku.

"Loh, kok bengong, ayo foto lagi apa nggak!", ujar Indah membuyarkan imajinasiku.
"Oo, ya.. ya!", jawabku tergagap.

Pemotretan di room makin seru saja, karena Indah adalah tipe model yang menuruti semua perintahku. Sehingga tanpa terasa 3 rol telah berlalu. Di saat aku mengarahkan gaya tidur Indah, secara tidak sengaja tangan Indah menyentuh 'senjata pamungkas'ku yang dari tadi telah mengacung seperti anggota DPR yang melakukan interupsi.

"Loh, apaan nih Mas! Kok keras amat?", tanya Indah sambil memegang rudalku yang kencang sekali. Akupun blingsatan mendapat reaksi sensitif dari Indah.
"Iya nich. Aku juga nggak konsen motretnya, habisnya tubuh kamu indah banget. Baru kali ini aku melihat tubuh bagus seperti ini", rayuku.
"Ah, yang bener! Aku yakin Mas sering melihat tubuh lebih indah daripada tubuhku, kalau Mas Bilang tubuhku Indah, aku yakin Mas menghinaku", katanya merajuk.
"Aku 'kan mesti motret dulu", kataku sambil menelan ludah.
"Buktinya Mas dari tadi, diem aja. Nyentuh tubuhku aja nggak, kalau memang tubuhku Indah, dari tadi Mas kan udah menyerangku", kata Indah nakal.

Tanpa dikomando lagi, aku menyerang Indah dengan ganas. Indah pun memberikan perlawanan lebih ganas. Indah langsung menncopoti celana dan bajuku.

"Mas, kalau memang kepingin ngomong aja. Jangan ditahan, jadinya nggak baik Mas. Kayak gini, laharnya meleleh di celana, 'kan cayang", kata Indah sambil melahap senjataku dengan lahapnya.

Karena aku sudah horny dari siang, maka lahar panasku dengan cepat muncrat dengan kencangnya. Tanpa bisa menghindar, laharku pun ditelan Indah.

"Aduuh, Mas! Kok aku nelan lahar Mas sih, tapi asin-asin enak gitu", katanya manja.

Kemudian aku lunglai tak berdaya. Dengan sabar Indah menyeka seluruh daerah 'senjata pamungkas'ku. Seusai menyeka, Indah mengocok-ngocok senjataku dengan nafsunya.

"Horee.. 'Mas Boy kecil' bangun..", sambut Indah sambil menjilati ujung senjataku.
"Ohh.. Kamu kok pinter say..", ujarku dengan suara parau karena gairah seksku membara lagi.

Sedotan Indah semakin mantap dan lahap, imajinasiku kian melayang. Tanganku kemudian menyambar gunung kembar yang dari tadi belum sempat kuremas-remas. Begitu gunung kembarnya kuremas, Indah langsung terpancing.

"Mas, ciumi gunungku dong", pinta Indah manja.

Kemudian aku melahap dua gunung yang sangat ranum dan menantangku untuk meremas-remasnya.

"Aakk, Mas! Aku nggak tahan nich"
"Say, posisi 69 ya!", pintaku.

Aku langsung menindih tubuh Indah sehingga membentuk 69, aku tanpa diminta langsung menciumi gua nikmat yang akan membawaku ke sorga itu.

"Mas, kok uennak gini sich. Aku nggak tahan nich, mau.. kel.. aahh.. nah.. kan keluar", ujar Indah.

Kemudian aku membalik badan, sehingga kami saling berhadapan. Indah langsung tersenyum dan langsung menyambar bibirku, kami pun kemudian berciuman dengan hangat.

"Mas, aku kepengin 'disuntik' sama senjata Mas, kayak apa sih rasanya", kata Indah menggodaku.

Senjataku, kuarahkan ke gua yang dari tadi menunggu disodok, biar laharku keluar kian deras.

"Akk..!!" teriak Indah sambil mengigigit bibirnya.

Sodokanku pelan-pelan kutekan semakin dalam hingga membuat mulutnya menganga dan memainkan lidahnya. Kemudian aku menyambar lidah Indah, dan goyangan demi goyangan terus kutingkatkan.

"Mas, genjot yang keras lagi dong, ak.. ku mau kel.. uar lagi".

Genjotan aku tingkatkan hingga membuat Indah sampai ke puncak kenikmatan.

"Aduuh.. Akk, Mas! Aku keluar lagi..", Indah memang orgasme untuk kedua kalinya, sementara senjataku masing mengacung.
"Lho, Mas belum keluar ya?"
"Emang kamu nggak merasakannya Say?"
"Habisnya, aku enak banget. Jadi nggak mikirin Mas Boy"

Tanpa diminta, Indah langsung naik dengan posisi duduk dan mengarahkan lubang 'gua'nya ke 'senjata pamungkas'ku. Goyangan Indah kian liar, ketika ia berada di atas perutku. Ini membuat rasa nikmatku kian memuncak dan..

"Ya.. Yaa.. Keluar lagi deh" kata Indah.

Mendapat reaksi orgasme Indah, membuatku terpancing dan membalikan tubuh Indah sehingga posisinya di bawah. Dengan cepat aku memasukkan senjataku yang sudah memuntahkan lahar.

"Mas terus, terus.. Terus Mas.. Yang keras.."

Mendapat support dari Indah membuat sodokan kian kutingkatkan.

"Say, ak.. ku keluar", kataku dengan nada tidak karuan.
"Aku juga Mas.. Bareng ya.."

Selesai genjot-genjotan, aku dan Indah tidur terlelap hingga jam 6 pagi. Indah tersenyum melihatku bangun.

"Pagi Mas.."
"Pagi, kok kamu bangun pagi amat?"
"Iya, kebiasaanku bangun subuh", jawab Indah sambil menyedot rokok putih dalam-dalam.
"Mas, boleh nggak aku mohon satu permintaan, sebelum kita pisah hari ini?", kata Indah sambil tersenyum nakal.
"Boleh! Paling kamu minta ongkos pulang 'kan?", Kataku enteng.
"Buk.. Bukan itu!"
"Lalu minta apa, kalau bukan minta uang?"
"Minta 'rudal'mu lagi, puasin aku lagi donk.."
"Gimana yach..", godaku.
"Gimana apanya?" kata Indah lagi-lagi dengan nada manja.
"Maksudku, gimana memulainya ha.. ha.. ha..", kataku sambil melirik.

Indah langsung mengejarku dan kami pun kejar-kejaran seperti anak kecil rebutan mainan. Aku melompat ke tempat tidur dan Indah terus mengejarku.

"Mas nakal deh"

Kamipun kemudian berpagutan dan berciuman dengan saling serang. Tanganku langsung meremas-remas gunung kembarnya. Hal itu membuat Indah semakin ketagihan dan tangan Indah memegang tangan kananku dan menuntunnya untuk mengorek 'gua selarong'nya yang sudah kebanjiran lahar. Jari tanganku langsung kuarahkan ke gua tersebut hingga..

"Akk, nikmat Mas. Teruskan Mas, terus ach.. ach aku keluar.. Mas!", 'kicau' Indah.
"Mas, tuntaskan yuk"
"Okelah", kataku.

Senjataku sebenarnya belum keras betul, sehingga aku malas-malasan untuk memasukannya ke 'gua' Indah. Bleezz..

"Mas, aku kepingin kenikmatan ini dari Mas Boy terus. Mau nggak?"
"Siapa nolak" jawabku sambil terus memompa Indah.

Indah menggoyangkan pantatnya dengan lincahnya hingga membuatku tidak tahan..

"Say.. aahh.. aku mau.. keluar.. nich.."
"Aku juga Mas.., aahh.."

Akhirnya kami berdua sampai ke puncak kenikmatan 'pamungkas'. Jam telah menujukan jam 12.00, artinya kami harus check out.

"Mas, kalau tabloid yang memuat fotoku sudah keluar tolong kabarin ya, entar aku kasih hadiah deh", pintanya dengan senyum menawan.

Dan seminggu kemudian foto Indah muncul di tabloidku.

Tamat

www muslimah tudung bogel com, gambar tetek bogel, cerita lucah model, cerita lucah melayu aku menjadi model, gmbr awek tdung cntik manis, kisah lucah model, main dengan awek kenalan internet namanya sue, malay sex bugil, www gairahseksku com

selfie bogel

$
0
0

Gambar Bogel selfie bogel   Melayu Boleh.Com

Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel selfie bogel. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.

gambar bogel isteriku, melayu / bogel isteri ku, isteriku bogel, biniku bogel, gambar isteri ku bogel, amoi pepek, gambar bogel ku, biniku dirogol, gambar biniku bogel, gambar isteriku bogel, tetek biniku, gambar tetek bini, isteri ku bogel, cikgu tika, gambar isteriku, Gambar bogel aku, Gambar bini aku bogel, foto bogel biniku, bini ku bogel, gambar bogel biniku

Siswazah n Siswi

$
0
0

Video Lucah : Siswazah n Siswi - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Siswazah n Siswi   Melayu Boleh.Com

sex melayu pepek tembam, video melayu boleh siswazah siswi, video lucah siswi, gambar bogel siswazah, sex siswazah, siswi melayu, siswazah sex com, siswi gersang video, cerita lucah siswazah, siswi melayu skodeng, video lucah siswazah dan siswi, siswazah sex, siswazah n siswi, siswazah gersang, sex video siswazah, sex n video melayu, melayu boleh com n, donwload video sexy melayu boleh, cerita seks melayu siswi, cerita pepek graduan

Cute Singapore GF

$
0
0

Video Lucah : Cute Singapore GF - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Cute Singapore GF   Melayu Boleh.Com

sex askar

Janda Cantik

$
0
0

Video Lucah : Janda Cantik - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Janda Cantik   Melayu Boleh.Com

Viewing all 6253 articles
Browse latest View live