Quantcast
Channel: Melayu Boleh
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live

Farisha Baby Cute

$
0
0

Koleksi gambar bogel, awek bogel, melayu lucah, gadis nakal, telanjang tetek

Gambar Bogel Farisha Baby Cute   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Farisha Baby Cute   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Farisha Baby Cute   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Farisha Baby Cute   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Farisha Baby Cute   Melayu Boleh.Com

aweks gersang, cerita kopek teacher, awek caby, awek suka batg, gambar terbaru nik marisa bogel, awek caby bogel, cerita lucah main dengan elyana, cerita lucah main dengan farisya, cerita sex dengan farisya, cerita:sex melayu farisha, Elyana farisha nude, Caby bogel, budak sekolah cute nude, blog lucah farisha, blog lucah baby, baby tudung bogel, baby malay seksi, aweks caby, awek tetek besar cute, x foto bogil

Awek Liar Part 2

$
0
0

Video Lucah : Awek Liar Part 2 - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Awek Liar Part 2   Melayu Boleh.Com

www awekliar com, video lucah part2, video belasah bini kawan porn, porn awek liar, mylucah melayu par 2, melayu boleh part 2, awekporn, awek tudung part 2, awek porn seksi, awek kawan porn

Main Dengan Bekas Kekasih

$
0
0

Video Lucah : Main Dengan Bekas Kekasih - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Main Dengan Bekas Kekasih   Melayu Boleh.Com

main dengan bekas kekasih, main dengan awek, video main dengan kekasih, main dengan kekasih, video main dengan awek, main dgn, main dengan kekasih lama, seks dengan kekasih, Awek main dengan pakwe, cerita lucah pakwe, cerita sex dengan bekas awek, video awek sekolah main sex dgn pakwe, main dengan pakwe, cerita seks kekasih melayu, main dgn kekasih, awek main dgn pkwe, main dengan bekas pakwe, cerita lucah dengan kekasih, seks dengan bekas kekasih, video awek bertudung seksi main dengan bf

Awek Main Tak Buka Seluar

$
0
0

Video Lucah : Awek Main Tak Buka Seluar - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Awek Main Tak Buka Seluar   Melayu Boleh.Com

video awek main, video awek kencing, awekmain, koleksi video awek malayu main, video lucah awek main tak buka seluar, klip video awek main, Bukaseluar, awek bukak seluar, awek video main, video awek buka seluar, vedeo awek main, awek main tak buka seluar, vedio awek melayu main, awek main video, buka sex malayu, blue melayu main, awex melayu main, awek kencing video, xvideo awek melayu main, awek melayu bukak seluar com

Gara-gara SPP – 1

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Saat kelulusan hampir tiba, beberapa bulan ke depan mungkin aku sudah menjadi mahasiswa, tapi itu tidak begitu aku pikirkan, karena yang penting adalah ujian kelulusan, atau lebih dikenal dengan EBTA dan EBTANAS. Karena jika belajar dengan serius sekarang, nanti saat ujian masuk perguruan tinggi, kita akan lebih ringan belajarnya. Itu prinsipku.

Dan aku punya pengalaman menarik sebelumnya.

Seperti biasanya menjelang ujian, seluruh murid diwajibkan untuk melunasi semua tunggakan, karena bukan hal aneh di sekolahku, jika ada yang menunggak SPP atau uang bangunan, bukan karena tidak mampu membayar, karena rata-rata yang bersekolah di sekolahku, orang tuanya cukup mampu untuk membiayai. Dan jika ada yang menunggak itu mungkin dikarenakan uang yang telah orang tua mereka berikan untuk SPP dan lain-lain mereka pakai untuk hura-hura.

Dan itu terjadi pada teman sekelas Widi pacarku, namanya Lia, ia menurut Widi punya tunggakan SPP dan uang bangunan yang cukup besar, dan dia tidak berani bilang pada orang tuanya karena sebenarnya uang itu sudah mereka berikan beberapa bulan yang lalu, katanya sih sampe 1 jutaan, aku sendiri cukup terkejut, karena untuk SMU, uang segitu bukan jumlah yang sedikit.

Lia sebenarnya ingin pinjam pada Widi pacarku, tapi karena dia sendiri tidak punya uang, kemudian Widi menceritakan hal itu padaku, dengan maksud agar aku dapat memberikan pinjaman pada Lia.

Awalnya aku bersedia meminjamkan dengan sukarela, tapi entah kenapa belakangan pikiranku jadi 'ngeres', lagian biar jadi pelajaran untuk Lia, bahwa tidak gampang cari duit. Orang tuaku sendiri, walau bisa dibilang cukup mampu, selalu mengajarkan hal itu, walaupun mereka telah mendepositokan uangnya untukku, agar tiap bulan bunga depositonya bisa aku tabung atau aku gunakan bila perlu.

Entah berapa jumlah uang yang ayahku depositokan, tetapi yang jelas secara otomatis, setiap bulan saldo di rekeningku bertambah, apalagi beberapa bulan belakangan, setelah kerusuhan Mei, (yang katanya bunga bank naik tinggi) entah berapa, yang jelas setiap bulan saldoku bertambah sebanyak 300 ribuan. Saat itu saldoku memang cukup banyak untuk ukuran anak sekolah, karena untuk sehari-harinya aku tetap diberi uang jajan secara bulanan, jadi jika tidak perlu-perlu sekali aku tidak perlu ambil dari tabungan.

Maka setelah kupikir-pikir, akhirnya aku telepon Widi, minta agar Lia menemuiku langsung, agar semuanya jelas kataku, jadi bukan Widi yang pinjam, tapi Lia.

Lia memang dikenal cukup gaul, modis karena badannya memang bagus dan wajahnyapun cantik, kulitnya putih. Tapi mungkin karena pergaulanya yang salah, (karena banyak selentingan kalo dia itu pecun istilah sekarang, kalo dulu sih sebutannya perek), dia jadi seperti ini. Aku sendiri sih tidak pernah ambil pusing sebelumnya, tapi sekarang lain cerita.

Saat aku sedang berfikir, apa yang akan aku lakukan padanya sebagai pelajaran buatnya, sekaligus memuaskan hobbyku yaitu senang melihat cewek memamerkan tubuhnya, dan melihat wanita yang merasa dipermalukan di depan orang banyak. (mungkin ini adalah trauma masa kecilku yang pernah dipukul oleh ibuku, begitu sih yang aku dengar). Karena walaupun aku sadar akan adanya perbedaan di dalam diriku, tapi aku belum pernah ke psikiater, karena itu kuanggap hanya fantasiku semata. Dan lagi pula apa yang salah dengan sekedar berfantasi.

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk.

"Ya.. Siapa!"
"Saya Mas.., Slamet". Oh..

Ternyata Slamet pembantu di rumahku. Kami punya dua pembantu laki-laki di rumah ini.

"Ada telepon buat Mas yudi!" teriaknya dari balik pintu.
"Ya.. Aku turun" jawabku.

Kemudian aku turun ke ruang baca, karena di sanalah telepon diletakan, di sebelah kiri sofa besar. Ternyata. Yang telepon adalah Lia.

"Hallo Yurie ya..?, ini Lia", katanya.
"Ya.. Ada apa ya..?!", jawabku.
"Nggak tadi Widi telepon, kasi tau katanya kamu bisa pinjemin aku duit buat bayar SPP?!" sambungnya.
"Oh.. Iya, tapi berapa?!, soanya kalo banyak-banyak aku juga gak punya, tapi terus aku dapet imbalan apa nih..?!", pancingku.
"Terserah kamu deh, apa aja boleh!" jawabnya setelah terdiam beberapa saat. (mungkin dia mikir dulu)
"Soalnya kepepet nih, buat bayar SPP, aku butuhnya sih 750 ribu, tapi kamu adanya berapa?!, ntar kalo kurang aku bisa pinjem ke temen yang lain", sambungnya.
"Nggak kok, kalo segitu aku juga ada, tapi aku minta imbalan dan jaminan lho", jawabku memastikan.
"Ntar kalo kamu gak balikin duitku gimana?! Aku rugi dong!", lanjutku.
"Jaminan apa. Aku kan gak punya apa-apa?!", tanyanya kebingungan.

Sepertinya ia takut gak bisa dapet pinjaman uang dariku.

"Terserah kamu aja deh, apa imbalan dan jaminannya!" katanya lagi, dari nada suaranya terdengar kalau dia sudah putus asa.

Tiba-tiba aku dapat ide brilian.

"Gini.. Tapi itu kalo kamu mau, kalo nggak juga gak apa-apa, tadi katamu terserah aku, sebagai imbalanya, aku minta nanti sore kamu ke sini, tapi aku minta kamu hanya pake seragam sekolah, jangan pake daleman lagi, jangan pake bra ataupun CD dan buka dua kancing atas bajumu, awas kalo tidak, karena aku akan memantaumu!!" jelasku.
"Dan sebagai jaminannya aku ingin foto-foto kamu dengan pakaian minim, sexy, pokoknya seadanyalah!". Jawabku lagi.

Sekali lagi dia terdiam. Kali ini cukup lama.

"OK.. Gini, kalo kamu masih ragu, untuk 1 roll film aku kasih kamu 400 ribu, jadi 2 roll kamu dapet 800 ribu"
"Aku janji gak akan aku sebarin, cuman untuk jaminan aja, tapi kalo kamu gak mau bayar, ya terpaksa aku sebarin ke temen-temen sekolah atau aku jual aja itu foto-fotomu, Gimana..?!" jawabku menjelaskan, sambil meminta kepastian.
"Mmhhmm.. Gimana ya..?!"
"Tapi kamu janji gak akan kamu sebarin kan..?!!" tanyanya memastikan.
"Nah kena nih!" batinku.
"Iya aku janji, tapi kalo kamu gak bayar, ya itu lain soal.
"Ok deh.. Ntar sore aku ke rumahmu!" akhirnya dia menyetujuinya.

Rumahku sore itu sepi, orang tuaku sore hari itu sedang ke Surabaya naik kereta api, itulah sebabnya mengapa ia kusuruh datang sore itu, sedang kedua pembantuku pasti tidaak berani mengusikku, lagi pula sore begini kalau kebetulan orang tuaku tidak ada, mereka suka ke rumah tetangga, pacaran dengan pembantu tetangga. Dan aku sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk handycam kecil milik kakakku yang kuliah di Yogya (yang sebenarnya diluar perjanjianku dengan Lia, tapi who cares..?!!).

Aku kemudian menunggunya di ruang tamu, sengaja gerbang depan aku tutup dan aku kunci, agar Lia tidak bisa langsung masuk ke halaman rumahku, kebetulan rumahku ini ada di pinggir jalan besar yang ramai dilalui pejalan kaki dan kendaraan yang lalu lalang dan ada toko kecil tak jauh di seberang rumahku yang cukup ramai pembelinya..

Tak lama kemudian tampak sebuah taxi berhenti di depan rumahku, aku ambil teropongku dan kulihat siapa yang ada di dalam taxi, ternyata benar yang ada di dalamnya adalah Lia, tampak ia keluar akan membayar ongkos taksi, kuarahkan teropongku ke arah dadanya, tampak dadanya sedikit terguncang karena tidak memakai BH, melihat dua bukit kembarnya tersamar di balik bajunya, yang kuperkirakan berukuran 34D, ada rasa tegang dan bergairah yang menyebabkan adik kecilku berdiri, kulihat dua kancing bagian atasnya tidak dikancingkan, sehingga saat dia membungkuk untuk membayar taksi, kupastikan jika si supirnya melihat ke arah si Lia bukan ke arah uang yang Lia berikan, tentunya dia akan dapat melihat bukit kembar si Lia yang ranum itu.

Dan teryata benar, setelah menerima uangnya si supir sekilas melihat ke arah Lia, ada ekspresi terkejut di wajahnya, tapi pura-pura tidak melihatnya, karena kemudian dia segera pergi.

Kemudian Lia berjalan menuju gerbang rumahku, sayang saat itu tidak banyak orang lewat, yang dapat melihat goyangan indah payudaranya yang bergerak saat ia melangkah, ia kemudian menjangkau bel yang ada di samping pagar bagian dalam, karena ketinggian bell itu cukup tinggi baginya yang kira kira hanya 165 cm (dulu sengaja letak bell itu di tinggikan, karena banyak anak-anak yang iseng) tampak ia jinjit untuk menjangkaunya, dan saat ia kembali menginjakkan kaki ke tanah tampak goncangan dadanya makin kencang, ia tak sadar banyak orang yang lewat melihat hal itu. Karena aku kurang puas, kubiarkan ia melakukanya beberapa kali sampai akhirnya ia sadar karena banyak yang lewat terus memperhatikan dari jauh padahal ia telah berjalan melewati Lia sedari tadi, tapi Lia tampaknya pura-pura tak sadar diperhatikan.

Tapi rasanya aku ingin lebih mempermalukannya, langsung saja kuambil HP dan menelepon ke HP-nya, mudah-mudahan ia belum menjual HP-nya lagi, ternyata benar, dia mengangkat HP-nya.

"Lia, sebelum kamu masuk, tolong beliin aku tali pramuka di toko depan dong", kataku, aku tahu di toko itu menjual tali pramuka, karena aku sering belanja di toko itu, letaknya tidak persis di depan tapi agak ke samping kira-kira 15-20 meter.
"Oh ya.. Sekalian beliin rokok mild ya, baru aku bukakan pagar, ntar aku ganti" kataku lagi, lalu menutup HP-ku.

Bersambung . . . .

awek melayu vs 3negro, cerita ngewe gara gara belum bayar spp

Pengalamanku mempelajari G-spot dan orgasme wanita – 1

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Saya sempat tercengang menyaksikan orgasme G-spot pada dua kesempatan yang berbeda. Yang pertama, saya bertemu dengan seorang wanita pada waktu pembukaan pameran seni, lalu kami salig tertarik. Hari berikutnya ketika kami berbicara lewat telepon, tidak lama kemudian kami berbicara tentang seks. Pada saat itulah dia menceritakan bahwa dia adalah seorang "penyembur" seperti yang dikatakannya.

Saya berkata "Sepertinya saya mengerti apa yang sedang anda maksudkan. Apakah ketika anda mengalaminya ada cairan yang keluar dari tubuh anda?"

"Tidak", jawabnya "dia melayang keluar".

Rasa ingin tahu saya bangkit, saya terus mengejarnya dengan pertanyaan:"Apa yang menyebabkan hal itu?"

"Setiap kali saya orgasme, hal itu terjadi".

"Setiap kesempatan?"

"Setiap Saat"

"Setiap saat ketika anda bersama seorang laki-laki?"

"Tidak. Pokoknya setiap saat. Sendiri atau bersama seorang laki-laki"

Sampai disini saya masih punya beberapa pertanyaan. Tetapi saya hanya tanya satu pertanyaan: "Kapan saya bisa ketemu anda?"

Hal berikut yang saya tekankan, dia mengakui bahwa sebenarnya sedang meraba-raba dirinya sendiri ketika kami berbicara liwat telepon (seperti kecurigaan saya melalui desah napasnya di telepon). "Apa anda keberatan?" tanyanya.
"Silahkan teruskan."

Dalam satu menit saya bisa tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme. Yang berbeda dari orgasme ini adalah suara dan napasnya lebih dari sekedar ungkapan kenikmatan biasa; nampaknya perlu -- hampir tidak bisa dihindari-- pelepasan.
Dia memberi tahu saya bahwa dia teleh ejakulasi (menyembur) ketika orgasme. Sebagai seorang laki-laki saya, saya membayangkan sejumlah cairan kental warna putih baru saja keluar dari tubuhnya. tetapi untuk kepastiannya saya bertanya bagaimana rasanya cairan itu.

"Benar-benar hangat dan sangat basah," jawabnya.

"Dan kental?"

"Tidak," jawabnya. 'Tidak seperti sperma jika itu yang kamu pikirkan."

"Seberapa banyak?"

"Lebih banyak dari pada yang dihasilkan laki-laki saat dia mengalami orgasme. Tetapi anda harus melihatnya sendiri agar percaya!"

Hari berikutnya, saya menikmati pengalaman paling erotis dalam hidup saya (setidaknya sampai saat itu!). Kami tidak berhubungan badan. Saya hanya menyentuh klitoris dan dinding atas vaginanya, lalu dia orgasme dan ejakulasi berkali-kali. Perbedaannya..selain cairan yang sudah kita kenal - antara orgasme di dengan orgasme wanita lain yang saya tahhu adalah saya merasakan sesuatu yang tidak lazim - tetapi erotis- didalam dan disekitar vaginanya.

Menyebut apa yang saya rasakan sebagai "kontraksi" merupakan suatu yang tidak pantas. Pada suatu yang tidak pantas. Pada masa sebelumnya, ketika saya berhubungan dengan wanita, kontraksinya bervariasi mulai dari yang tidak bisa dilihat sampai yang jelas kelihatan. Tetapi vagina wanita ini mengejang. Tepat sebelum orgasmenya datang, dinding vaginanya bagian dalam melebar, menutup kedalam dan terasa sangat menjepit jari-jari saya. Saya harus berkonsentrasi agar jari-jari saya tetap didalam, sebab kalau mengendorkannya, ototnya akan mendorong jari-jari saya keluar.
Ketika saya menyentuh klitorisnya, saya bahkan dapat melihatnya kejang-kejang: Antara Kontraksinya, bukaan pada vaginanya akan memeperlebar ukurannya. Saya sebenarnya dapat melihat kedalam dan gerakan dinding dalam vaginanya pun kelihatan.

Biasanya setelah gerakan-gerakan ini dia ejakulasi. Dan lagi-lagi saya mendengar desah nafasnya yang unik dan tanda-tanda suaranya (seperti yang saya dengar di telepon sehari sebelumnya) ketika dia mengalami orgasme. Saya benar-benar terkesan dengan suaranya yang sangat spesifik. Dulu saya pernah mendengar banyak gaya yang berbeda dari suara yang keluar sewaktu orgasme: rintihan, erangan, napas terengah-engah, sumpah serapah dan melanggar firman ketiga.. Tetapi suara kenikmatan wanita ini kelihatannya seperti batasan bahwa dia sedang ejakulasi. Dia tidak hanya mengekspresikan bagaimana perasaannya; dia memperlihatkan pelepasan sesuatu yang penting yang ada jauh didalam. Tidak seperti wanita yang bisa tenang jika situasinya menuntut ketenangan, tidak ada jalan lain (dan saya mengkonfirmasikan dengannya kemudian) baginya untuk mengontrol segala suara yang keluar dari mulutnya (dan saya bertaruh bahwa tetangganya setuju dengan saya).

Ketika saya meninggalkan apartemennya saya seperti lelaki yang sangat beruntung. Pelajaran-pelajaran seks yang pernah saya baca menyatakan bahwa fenomena ini ejakulasi seperti ini terjadi kurang dari 1% dari semua wanita, dan tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang akan dan siapa yang tidak akan, atau siapa dapat dan siapa tidak dapat mengalami ejakulasi semacam ini.

Pada saat itu saya benar-benar beruntung. Sebagimana yang saya ketahui setahun kemudian bahwa dia salah satu dari 1% wanita yang secara otomatis ejakulasi di setiap orgasme. Saya tidak melakukan sesuatu yang khusus- hanya memang seperti itulah cara orgasmenya.

Bersambung . . . .

Remaja Liar 3

$
0
0

Video Lucah : Remaja Liar 3 - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Remaja Liar 3   Melayu Boleh.Com

vidoe lucah melayu, lucah remaja, sex melayu tumblr, bosia melayu boleh, gadis liar malaysia, melayu bogel boleh, video blue sex lucah melayu, sex tumblr melayu, tumbir sex melayu, lucah tumblr, video lucah tumblr, sex malayu ramaja, remaja malay sex klip com, melayu sex videos, video melayu liar, vidoe sex remaja melayu boleh com, video remaja bogel, melayu tumblir, awex melayu remaja liar, remaja melayu liar

Kisah Benar Seks Cikgu Sekolah 2

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Kisah Benar Seks Cikgu Sekolah 2   Melayu Boleh.Com

Sejak itu Kak Esah menjalankan kempennya secara halus terhadap para isteri yang mendiami krs berkenaan. Pasangan pertama yang cuba kami pancing ialah Cikgu Mail dan isterinya Cikgu Salmah. Cikgu Mail merupakan guru siswazah tetapi Cikgu Salmah hanya lepasan Maktab Perguruan, Mail juga merupakan Guru Penolong Kanan di salah sebuah sekolah menengah di daerah berhampiran sedangkan Salmah mengajar satu sekolah denganku. Mereka telah beberapa tahun berkahwin tetapi hanya mendapat seorang anak perempuan baru setahun yang lalu yang baru dapat berjalan, pada masa itu sedang gigih untuk mendapatkan anak kedua. Cikgu Mail gemuk pendek orangnya tetapi isterinya kurus sederhana, pertembungan inilah yang menyebabkan sukar sedikit buat mereka mendapat anak, mengikut cerita Kak Esah sebagaimana yang diberitahu oleh Salmah kote Mail agak pendek dan susah nak betul-betul masuk ke dalam cipapnya, kalau main terbalik pulak habis tumpah air mani jadi kena buat berhati-hati.

Kak Esah dah bagi signal kat aku dia kata mesej dah sampai jadi aku boleh try anytime cuma kena tengok angin sebelah sana ok ke tidak. Satu hari Salmah datang berjumpa denganku sambil berbisik meminta aku datang ke rumahnya malam nanti untuk membincangkan projek Hari Guru yang akan datang tidak lama lagi, aku jawab baiklah. Selepas Maghrib aku sampai siap dengan bahan-bahan untuk menulis. Cikgu Mail dah bersiap-siap untuk keluar aku tanya ke mana dia jawab ada meeting persatuan mungkin lambat balik jadi hang tolong temankan kak Salmah sambil buat kerja tu (dia ni aktif dalam politik jadi kalau meeting mesti Subuh baru balik). Aku tak banyak bicara memulakan kerja sambil Salmah menidurkan anaknya. Setelah anaknya tidur dia datang menghampiriku dan kami terus membuat kerja-kerja sehingga selesai bahagian kami supaya dapat disambung pula oleh guru-guru lain yang terlibat.

Aku mencuri-curi pandang kepada Salmah untuk melihat isyarat yang mungkin terbit tapi nampaknya dia buat donno aje, akhirnya aku terpaksa mulakan kalau tak melepas terus jawabnya. Sambil menuang kopi aku bertanya macamana dia jumpa dengan suaminya, dia jawab jumpa dalam satu perhimpunan guru-guru daerah kemudian nampak si Mail bersungguh-sungguh hendak kahwin jadi dia ikutkan aje kalau diikutkan hati tak mahu sebab Mail gemuk pendek tak padan dengannya. Dia kata lepas tiga tahun kahwin baru dapat anak itupun sebab Kak Esah tolong berikan petua kalau tidak mungkin sampai sekarang masih belum beranak lagi. Aku tanya lagi pasal apa (pura-pura tak tahu), abang Mail punya anu tu pendek sebab gemuk jadi payah sikit nak masuk habis bila memancut air maninya tumpah sebab masuknya tak dalam, oh begitu rupanya jawabku. Aku memerhatikan muka Salmah, aku tengok masih lawa baru berumur tiga puluhan, berdada kecil sikit tapi ada bontot walaupun kurus.

Aku menghampirinya lebih dekat lagi dan terus meraba punggungnya, dia menoleh terkejut sambil memandangku kemudian senyum. Akupun apa lagi terus memeluknya dan mencium bibirnya yang merekah tu bertalu-talu. Nafas Salmah cepat kencangnya menandakan berahinya mula mendatang. Dia berdiri sambil mengajak aku ke bilik tidur anaknya, rupa-rupanya dia dah siap bentangkan tilam atas lantai, aku lihat dia mula membuka kain tapi baju kurung masih menutupi tubuhnya. Aku menghampirinya menyelak baju berkenaan sambil mengangkatnya ke atas dan terus menanggalkannya. Salmah tidak berseluar dalam tapi memakai bra, dia membuka kancing colinya sekaligus menampakkan bukit kecil miliknya.

Cikgu Salmah dan telanjang bulat dia menghampiriku sambil membuka pakaianku pula, satu persatu dibukanya sehingga seluar dalamku ditanggalkannya dengan menggigit dan menariknya ke bawah. Tanpa ku duga Salmah terus menghisap koteku yang sedang nak bangun hingga membesar keras hampir tak muat mulutnya yang kecil. Aku membaringkannya sambil mencium semula bibirnya yang baru sahaja menghisap koteku. Aku turun lagi ke kawasan dadanya ku ulit-ulit puting teteknya yang mengeras, mulutku turun lagi ke perutnya sambil menjilat-jilat pusatnya, Salmah kegelian. Aku turun lagi ke kawasan ari-arinya sambil memerhatikan bentuk pantatnya yang menebeng kecil di celah kangkangnya. Bulu pantatnya rapat tapi tak begitu lebat dengan biji kelentitnya jelas berada di bahagian atas tapi jelas yang biji berkenaan dah kena kerat habis tinggal tunggulnya sahaja.

Aku sedut tunggul biji berkenaan sehingga Salmah terdongak mendesah menahan berahi yang teramat, ku dengar mulutnya berkata-kata tapi tak jelas tutur bicaranya. Jari-jarinya terus meramas-ramas batang pelirku yang dah naik cukup kembang, keras dan panjang, aku merasakan bibir pantatnya dah cukup berair dengan kakinya terkangkang luas menanti hentakan daripadaku. Dia membawa kepala koteku kepada mulut cipapnya yang dah terbuka sedikit sambil berkata Now, please fuck me now, aku membetulkan posisi koteku di mulut cipapnya, menarik nafas dan sur…sur…srittt aku menekan masuk ke dalam pantatnya perlahan-lahan. Salmah mengerang menahan asakan batang pelirku, selepas masuk setengah aku menarik keluar semula batang koteku kemudian membenamkannya semula, aku tarik keluar semula dan terus ku tekan sekuat hati ke dalam cipapnya hingga santak ke serviknya. Salmah terkedu menahan tojahan koteku aduh panjangnya kote hang belum pernah lagi saya dapat yang sebegini.

Aku membiarkan sebentar koteku di perdu cipapnya sebelum acara sorong tarik bermula, aku berbisik yang aku nak main lama sikit dia kata alright pantatnya miliku malam tu jadi buatlah ikut suka. Setelah merasakan cipapnya cukup berair aku memulakan henjutan dan hentakan yang bertubi-tubi, bergoyang-goyang badannya ku kerjakan dan dia termengah-mengah menahan asakan yang keras tapi mulutnya terus berkata sedap…sedap…main…lagi…don't stop. Dia memelukku dengan eratnya sambil tumitnya mengapit punggungku, tahulah aku dia akan klimaks anytime dan tak lama dia dapat puncaknya yang pertama malam itu. Aku terasa batangku dikemut kuat ahh…I'm cumming…uhh…sedapnya. Aku berhenti sebentar memberi laluan berahinya mengapung, setelah itu aku memusingkan badannya lalu menghentamnya dari belakang pula sehingga dia tak tahan lagi lalu tertiarap atas tilam dan aku terus mengasak keras, tak lama aku rasa daging-daging punggungnya mengemut kuat dan dia klimaks lagi. Salmah terkapar lesu tapi aku tak peduli, aku akan main cukup-cukup sampai dia tak boleh main lagi sehari dua ni, aku mengiringkan badannya secara celapak aku menusukkan batang koteku ke dalam pantatnya yang dah benyai rasanya. Aku menikam lagi bertalu-talu sehingga aku terdengar pelan sikit senak rasanya burit saya…hang jangan tibai kuat sangat. Aku jawab tak pa bukan boleh rabak kena main sambil aku mencium semula bibirnya.

Aku mencabut keluar batang pelirku dan aku telentangkannya semula, aku panggung kakinya atas bahu sambil merodok masuk koteku, terbeliak matanya menahan tusukan koteku yang ku rasa begitu dalam masuknya, aku berbisik tahan sikit aku nak henjut lagi lalu aku hentak bertalu-talu cipapnya, sedap main cara itu sebab selain dapat masuk jauh ke dalam, cipapnya juga menyepit dan terasa sempit lubang pantatnya. Dia berkata cukup dah tak tahan lagi, aku melepaskan kakinya menarik tangannya terus duduk dengan dia celapak atas pehaku, aku memeluk badannya sambil menojah-nojah koteku ke atas, mulut Salmah sedikit berbuih dan jelas ku lihat air matanya membasahi pipinya. Aku tak pasti kenapa dia menangis. Aku baringkan semula Salmah sambil aku naik ke atas badannya sekali lagi, aku pacu benar-benar laju sehingga dia terdengik-dengik menahan tusukan demi tusukan, bila aku merasakan air maniku telah bersedia untuk memancut, aku rangkul tubuh kurusnya dan critt…critt…crittttt air maniku memancut jauh ke dalam rongga pantatnya.

Setelah ku rasakan tak ada lagi air yang keluar perlahan-lahan aku menarik keluar batang pelirku, aku lihat air mani turut meleleh keluar dari rekahan bibir pantatnya yang terpokah ku kerjakan. Aku melurut-lurutkan semula bulu pantatnya yang kusam bagai padi dirempuh badai malam, Salmah tersengut-sengut menangis aku tak tahu puncanya adakah dia kesal atau sebab lain, aku memakaikan semula kainnya lalu membawa dia duduk, sambil memeluknya aku bertanya mengapa dia menangis, kesal atau sakitkah. Dia geleng kepala sambil berbisik aku telah memberikan kepadanya satu nikmat senggama yang tak pernah dialami selama ini, dia tak tahu yang batang pelirku dan pantatnya telah memberikan satu rangsangan yang cukup tinggi dan bimbang dia tidak akan merasainya lagi selepas ini. Aku cakap selagi aku ada di sekolah itu dia masih berpeluang merasai nikmat seperti yang baru kami lalui sebentar tadi. Salmah menciumku dan meminta aku beredar sebab sekejap lagi mungkin cikgu Mail akan balik kerana jam menunjukkan dah hampir empat pagi.

Aku mengemaskan kertas-kertas yang perlu ku bawa balik ke rumah sambil ku lihat Salmah mengambil cadar alas tilam membawanya ke bilik air. Aku mengikutinya ke bilik air untuk mencuci butuhku yang dah lembut semula. Salmah duduk kencing dan aku melihat air kencingnya yang turun tak menentu, setelah selesai aku mengambil air dan membasuh cipapnya perlahan-lahan pedih katanya tanpa diminta dia turut membasuh koteku pula sambail membelek-beleknya, bahaya kote ni boleh ranap burit betina kena sondoi. Kami ketawa bersama, aku mengucapkan terima kasih dan mencium pipinya sebelum berjalan balik ke krsku.

main dengan cikgu, main dengan ustazah, cerita lucah pendek, seks melayu com/ceritaseks/janda gemuk, cerita ustazah, kisah lucah ustazah, seks dengan ustazah, cerita blue pendek, sex dengan ustazah, cerita seks melayu ustazah, cerita sex melayu ustazah, kisah benar blue, cerita lucah Budak sekolah menengah, sex dgn ustazah, lucah ustazah, cerita lucah guru, main dgn ustazah, budak sekolah rendah sex, cikgu/janda, cerita lucah budak sekolah rendah

Massage

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Massage   Melayu Boleh.Com

I guess you could say I'm a fairly lucky girl, I have a good paying job that I love and I live in a high rise only three blocks from my job in a middle size city. As for me, I'm a five foot six inch tall red head and weigh one hundred and twenty pounds with a thirty four C chest, twenty seven years old and have not been in a relationship for almost a year, ever since I broke up with my ex boyfriend. Every day I walk past a combined massage, nails and bikini wax business that seems to be operated by all Orientals and I keep telling myself I should try it at least to have my nails done. Well here it was, Friday, six in the evening and it was a long grueling week leaving my body a bit worn out and I was came to the nail place I thought, what the hell, a massage would do me some good, so I walked in intent on getting a massage. There was a short; five foot even, oriental which I later found out she was Japanese and she said she was just about to close the place up as she was the only one still there. I just about begged her for a massage, telling her how my week had gone and she did relent and said okay. She locked the door, put up the closed sign and led me to the back into a room that had a very comfortable looking massage table in the middle and a cabinet that housed all of the oils and whatever was used to perform a massage. She asked if I would like some help undressing and I thought why not, so I told her that I would like some help, please. She told me her name was Jade and did I want a bikini wax or shave while I was on the table and I told her I would think about it. I was wearing a dress, panty hose, bra and heels which I kicked off while she was pulling my dress over my head and after she got it off she hung it up as I took my bra off. She took my bra and hung it up telling me to wait while she takes off my panty hose. Now that kind of embarrassed me as she took hold of each side of my panty hose and pulled them down and off my body and then ran her hand over my pussy hair saying that we will talk about a shave after the massage. Now when her hand made contact with my hair, in spite of myself I got a bit flushed and turned on, much to my amazement, but then it has been quite a while since I had sex. I thought she was going to give me something like a sheet to wrap around me but she didn't and instead told me to get on the table face down. I got on the table as told, closed my eyes and relaxed so she could do her thing. When her hands started massaging my shoulders they were quite warm and again I felt a spasm in my needy pussy and I tried to put it out of my head. She massaged for a minute or so and then put warm oil on my back and started working it in and it felt so good I was almost comatose as she worked her magic on my body. She did my back and arms putting me in heaven and had now put oil on my ass and legs and started working her magic on my ass and she did a wonderful job on my ass, so good that my legs had opened all by themselves. As she started on my thighs her fingers came in contact with my pussy and I moaned as it caught me by surprise and felt so good. Jade didn't say a word or stop working on my thighs and every time she came in contact with my pussy I was biting my lip to keep from moaning but my pussy was now soaking wet and she had to know it. She worked her way down my legs after the fourth time she had touched my pussy and I was regaining some of my composure and when she finished doing my legs she told me to roll over and I did keeping my legs squeezed tightly together as I was embarrassed my cunt was so wet. She put more oil on her hands and did the front of my shoulders and then went right to my tits, which caught me again by surprise and made me gasp as she expertly started kneading them and my nipples got rock hard. As she worked on my tits she kept the heels of her hand rubbing against my nipples, which have always been sensitive and that feeling went right to my pussy and I stop myself from moaning. Jade still didn't say anything and kept massaging my now on fire tits and again my legs opened all by themselves. She stopped for a second to put more oil on her fingers and then she took hold of my nipples with her fingers and started pulling on them and rolling them in her fingers and I moaned rather loud this time. My eyes were closed but flew open when she said, "Does my baby like what Jade is doing to her beautiful tits" and she was looking at me with lust in her eyes. I moaned again and without even thinking about it, said, "Oh yes Jade, it feels so wonderful" and she leaned over and kissed me. Now I had been kissed by a girl before, actually twice, once in junior high and we were playing spin the bottle and it was one of the girls turn and the bottle stopped on me and they made us kiss and the second time was in college when my roommate was drunk and kissed me. I have to say I enjoyed it both times but never really had thoughts of taking it further but when Jade kissed me, all reason disappeared and I didn't want her to stop. Her lips were soft and succulent and her kiss sent shock waves all the way to my toes, I had never experienced a kiss like hers before and my hormones were totally raging as my pussy got flooded. I wrapped my arms around her and kissed her with all the passion I had in me while I moaned like a little whore and when she wrapped her arms around me I realized in the deep recess of my burning brain she was naked and her tits felt so good pressing against mine I think I came a little. She put her tongue in my mouth and I again moaned loud enough to be heard outside as she got up on the table and lay on top of me. I could feel her leg pressing against my pussy as my hot cunt pressed against her leg and I had lost all my senses as I just wanted to be fucked by her. She took her tongue out of my mouth, looked me in the eye and said, "Oh baby, you make me so fucking hot baby, I need you, I need to fuck you baby and make you my cunt," to which I breathlessly replied, "Oh yes fuck me Jade, fuck me, make me your cunt, I need to be your cunt sweetheart, oh god, fuck me hard Jade, fuck me hard" as I came all over her leg. She kissed me again driving me absolutely wild and told me she had to taste my pussy and make me cum in her mouth and all I could do was moan, "Yes baby yes, eat my pussy baby, eat my fucking pussy as she got between my legs. When her lips touched my pussy lips, it was so good I screamed and begged for more and when she licked my cunt from my asshole to my clit. My ass exploded off the table as cum rocketed out of my cunt into her waiting mouth and she now had her hands under my ass, holding my ass in the air as she buried her tongue in my pussy as far as she could and I almost passed out as I came again. As I returned to this world I felt Jade slide fingers into my pussy and move them around, setting off the fireworks again as my ass moved on its own volition into her hand and then I felt a finger entering my asshole as she clamped her lips onto my clit. This was a first for me, a finger in my ass while my cunt was also being finger fucked and my clit sucked on and it was heaven as I really liked the feeling of her finger in my ass rubbing against the fingers in my pussy and I was moaning over and over, "Oh yes, yes fuck me Jade!" In my whole life I had never experienced anything like what Jade was doing to me and what she was making me feel as I couldn't stop cumming and I knew I was hers to do with as she pleased from now on. I was moaning, begging and making sex noises as that feeling over powered me again and I was cumming but this time I blacked out for a few seconds or so as when I was aware again, Jade was holding me in her arms and kissing my face and tits. I moaned and she smiled at me and asked if her baby liked what she did to me and all I could say then was, "Oh God yes, yes, yes, yes!" She kissed me again but with a more gentler, but still very satisfying kiss. We lay there holding each other, kissing while Jade also played with my tits and she said to me, "You know these tits belong to me now don't you baby?" I shook my head yes as she went on to tell me my sweet cunt also belonged to her now and again I agreed. I had never felt so satisfied before and there was no way I was giving her up no matter what so when she told me I was going to eat her pussy for her all I could say was, "Yes Jade, I'll do whatever you want me to." She had me lay on my back and mounted me so her pussy was at my mouth and her hot ass was on my tits and I loved the smell of her pussy as I touched her cunt lips with my tongue. Jade said, "That's a good cunt, lick my pussy you fucking little whore, show Jade what a hot fucking cunt lapper you are baby and make Jade cum in your beautiful fucking mouth." Now the few lovers I have had never talked to me like Jade was and it drove me wild and I wanted to hear more and she didn't disappoint me. She called me a pussy licking lesbian whore, a fucking cunt, a lesbian cock sucker and that I was born to be her fucking bitch cunt lapper and I was going to spend my life on my knees to her pussy having my tongue buried in her sweet pussy and I came again like a fire hydrant going off. I felt Jade tense up, moan loudly and then my mouth was filled with her hot delicious cum and I knew she was right about me spending a lot of time at her pussy as the feeling it gave me when I made her cum in my mouth was a felling I never wanted to go away. I instantly became addicted to Jade's hot cum and knew that I was now going to so whatever Jade told me just so I could taste her sweet cum and I was now eating her pussy like a mad woman so I could make her cum in my mouth again. Jade had taken hold of the back of my head and was pushing my face into her steaming cunt and I just knew heaven couldn't be any better and when she squeezed my head between her thighs, I came without even touching my pussy. Jade lay there letting me devour her pussy and telling me I was the best cunt lapping little fucking lesbian whore she ever had and from now on I was her lesbian whore and I came again. I had made my mistress cum six times before I had to stop because my jaw was getting sore from all the licking, sucking and swallowing. We lay in each other's arms for a while recuperating, kissing and talking with Jade telling me I was the best cunt lapper she ever had and all sexy I was and how she was going to train me to be her sex slave, all of which I was eating up. After a little while she said it was time for her to shave my pussy as she likes her pussy nude and she raised stirrups from the sides of the table and locked my feet into them, then she put up two arm like things at the head of the table an locked my wrists into them. I was now totally immobile and hers to do with as she pleased and I waited with a lot of anticipation to see what she had in mind. She washed m y pussy, then put on shaving lather and very slowly shaved my cunt hair while manipulating my cunt lips and pussy hole and by the time she finished shaving me, my pussy was leaking like a faucet. Jade had very small but very effective hands and when she started putting her fingers into my steaming pussy I relaxed and let it all happen. She started out with two fingers, worked in the third and then the forth finger and before I even realized what she was doing, she had her whole hand in my pussy massaging my cunt walls and I can't even begin to describe the feeling she gave me. It was the most incredible feeling I ever had as she raked my cunt walls with her fingers and when she found my G spot the only thing holding my body to the table was the leg and wrist clamps. I came like a dam had broken never in all my years had I ever had an orgasm like she had given me and she was working it again, making me scream and moan all at the same time. She made me cum again with such force I was amazed that the clamps held me but then she came around with her hand still in my pussy and lifted my head so I could see her hand in my pussy up to her wrist. I totally lost it as a feeling like being hit by a freight train hit me and the cum shot out of my pussy in spite of have her hand and wrist filling my cunt. I was wrecked but that didn't stop Jade as she kissed me and began talking to me while slowly fist fucking me again, asking if I liked have her hand in my pussy and that she couldn't wait to show me off to her friends so that could see for themselves I could take her whole hand in my pussy and that didn't faze me as I just wanted her to fuck me harder now. She started pumping harder and telling me to take it all and that I was her hot cunted lesbian fucking whore now and my cunt was made for her to use and this time when I came I blacked out for a few seconds or maybe even longer. When I came down to almost normal Jade told me that we were going to get take out dinner and go back to my place so she could begin my sex slave lessons and my pussy got wet with anticipation.

cerita lucah massage, massage bogel, massage melayu, melayu boleh pussy, massage lucah, cerita sex melayu massage, melayu massage, cerita massage, novel lucah massage, lucah massage, cerita sex melayu eat my pussy, cerita sex massage, cerita seks massage melayu, Melayu Sex Massage, massage melayu sex, awek massage boleh main sex, cerita wet, cerita seks melayu japaness, cerita lucah wet, cerita lucah hot now

Pijat dan ngeseks dengan pembantu – 2

$
0
0
"Ya" biar sip, gitu. Ah Bapak ini kaya engga tahu aja. Sekarang depannya mau Pak ?"
Mau sih mau, cuman" malu dong ketahuan lagi tegang begini. Ketahuan sama pembantu lagi. Apa boleh buat. Dengan acuhnya aku membalikkan badan. Jelas banget yang tegang itu di balik sarungku. Punyaku memang besarnya sedang2 saja, tapi panjang. Kulihat Tini melirik sekilas kepada punyaku itu, lalu mulai mengurut kakiku. Ekspresinya tak berubah. Biasa saja. Dia memang udah biasa melihat"perangkat’ lelaki.
"Cerita lagi pengalaman kamu" kataku sambil menahan geli. Tangan Tini sudah sampai di pahaku. Kedua belah telapak tangannya membentuk lingkaran yang pas di pahaku, lalu digerakkan mulai dari atas lutut sampai
ke pangkal pahaku berulang-ulang. Terasa jelas beberapa kali jari2nya menyentuh pelirku yang membuat penisku makin kencang tegangnya. Apalagi gerakan mengurut pahaku itu membuatnya harus membungkuk sehingga aku bisa makin jelas melihat belahan dadanya dan sebagian buah putihnya itu. Bahkan sampai guratan2 tipis kehijauan pembuluh darah pada buah dadanya nampak. Aku harus berusaha keras menahan diri agar tak hilang kendali lalu menggumuli wanita muda di depanku ini, menelanjanginya dan memasukkan penisku yang sudah tegang ke lubang vaginanya. Walaupun udah high begini, aku tak akan memberikan air maniku kedalam vagina pembantuku sendiri. Semacam pantanganlah. Lebih baik sama isteri atau cari di luaran. Ada kawan kantor yang bersedia menerima penisku memasuki tubuhnya, kapan saja aku butuh. Termasuk sedang mens, tentunya dengan teknik oral kalo bulannya lagi datang.
"Banyak susahnya dibanding senengnya, Pak"
"Ah masa"

"Iya. Makanya saya hanya tahan sebulan"
"Gimana sih engga enaknya"
"Banyak tamu yang dateng maunya"main’, bukan pijit. Saya kan engga mau begituan. Lagian udah jelas di situ kan engga boleh buat main"
"Kalo tamunya ngotot minta"

"Yaah .. dikocok aja, sambil ”" Aku tunggu dia tak meneruskan kalimatnya.
"Sambil apa"

"Kalo ada yang nekat, daripada bikin repot, saya kasih aja pegang2 tetek, tapi dari luar aja. Saya engga kasih buka kancing"
"Pantesan kamu laris, ada bonusnya sih.."
"Engga semua tamu Pak, emangnya diobral. Hanya yang bandel aja. Biasanya sih kalo mulai nakal pengin pegang2, trus saya tolak terus, dia bisa ngerti. Kalo udah keluar"kan langsung surut nafsunya"

Paha kanan selesai diurut, kini pindah ke paha kiri. Mungkin karena posisinya, kayanya kali ini pelirku lebih sering disentuh dan terusap. Baru aku menyadari, lengan Tini ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku makin tegang saja, penisku sudah tegang maksimum, siap untuk digunakan. Tapi aku tetap bertahan untuk tak lepas kontrol.

Tiba2 muncul ide nakalku. Dengan menggerakkan pinggul dan kaki, aku diam2 menarik sarungku seolah-olah tak sengaja sehingga kini seluruh batang kelaminku terbuka. Aku juga pura2 tak tahu. Tapi dasar". Reaksi Tini tak seperti yang kuduga. Dia hanya sekilas melihat kelaminku, lalu kembali asyik mengurut dan acuh. Dia sudah terlalu sering melihat kelamin lelaki yang tegang".

"Setiap tamu kamu kocok"

"Engga dong, yang nakal iya, ada juga yang minta. Sebenarnya saya bukan ngocok, tapi mengurut supaya darahnya lancar, tapi tamunya yang minta sekalian dikocok"

Ah" pengin juga punyaku diurut, supaya lancar. Terus dikocok, supaya segar"

"Kamu ngocoknya selalu sampai keluar"
"Iya dong Pak, kan supaya aman. Lagian cuman sebentar."
"Oh iya"
"Iya .. ada juga sih yang lama, tapi umumnya 2- 3 menit juga keluar. Malah ada yang udah keluar duluan sebelum diurut, cuman kesentuh"
"Oh ..ya"

"Waktu saya ngerjain perutnya, kalau dianya udah tegang, sering kesentuh ama tangan saya. Eh .. tahu2 jari saya kesiram"air hangat".
Oh iya .. terus gimana "Saya emang sedikit kaget, t
api pura2 engga tahu.

supaya dia engga kesinggung" Bijaksana juga dia.
"Yang lucu lagi, ada yang udah keluar sebelum disentuh"
"Ah masa"
"Anak muda. Setelah selesai pijit belakang, terus kan saya suruh balik badan buat pijit depan. Dianya engga segera membalik. Trus saya minta ijin buat
minum sebentar. Waktu saya masuk lagi, dianya udah terlentang dan itunya ditutup pakai handuk. Padahal tadi dia telanjang. Trus waktu saya ngurut paha kaya sekarang ini lho, terasa basah2 di situ. Setelah dia pulang" spreinya basah. Dia udah keluar sewaktu telungkup"

Paha kanan dan kiriku sudah selesai diurut, pelir kanan dan kirikupun sudah beberapa kali disentuh.
Terus, what next ?

Dengan"dingin"nya Tini menutupi kembali kelaminku dengan sarung, lalu.
"Sekarang atasnya, Pak"

Tini lebih mendekat, berdiri di samping kiri perutku dan mulai memijit bahuku, trus dadaku. Bulu-bulu di lengannya makin jelas, lumayan panjang, halus, dan
berbaris rapi. Hali ini menambah rangsanganku. Kedua tanganku bebas. Kesempatan ini kugunakan buat"tak sengaja" menyentuh pantatnya yang begitu menonjol ke belakang, dengan tangan kiriku. Uh" padat banget
pantat si Tini.

Dia tak bereaksi. Tanganku makin nakal. Kali ini tak menyentuh lagi, tapi sudah meremas-remas kedua bulatan di belakang tubuhnya itu.
Tini tak protes, tapi dengan amat ’sopan" dan lihai dia menghindari kenakalan tanganku sambil terus memijit, seolah-olah tak sengaja menghindar. Benar2 dia"bijaksana". Akupun segera tahu diri, dia tak suka diganggu oleh majikannya ini.

Begitu juga waktu dia memijat tanganku. Ketika mengurut di bagian lengan atas telapak tanganku berada di wilayah dadanya. Aku lagi2"tak sengaja" menyentuh bukit kanannya". Uuuh bukan main padat dada janda muda beranak satu ini. Tapi aku tak berani melanjutkan aksi tanganku di dadanya. Ada rasa tak enak.

Kedua tangan selesai diurut. Tini menyibak sarung yang menutupi perutku, sehingga seolah-olah makin mempertegas menjulangnya penisku. Dengan perlahan ia mengurut perutku.
"Kalau perut memang engga boleh kuat2" katanya. Memang, dia lebih mirip mengusap dibanding mengurut. Hal ini makin menambah rangsanganku saja. Benar, dalam mengusap perut Tini beberapa kali menyentuh penisku, tapi tak langsung, masih kehalangan dengan kain sarung. Lebih nikmat kalau langsung".

"Selesai Pak" katanya begitu selesai mengurut perut.
Selesai ? Aku ingin dia mengurut penisku, seperti yang dilakukan kepada customernya.
"Engga sekalian " kataku setengah ragu dan dengan suara agak serak.
"Apa pak?"

"Punya Bapak diurut sekalian "
"Ah engga perlu Pak, punya Bapak masih bagus, masih sip .."
"Tahu dari mana kamu"

"Itu" tegangnya masih bagus" katanya. Anak ini benar2". Ekspresi wajahnya biasa2, polos wajar, padahal bicara tentang suatu yang amat sensitif dan
rahasia. Dan". Kaget banget aku dibuatnya. Dia tiba2 menyingkap sarungku dan lalu ”. Memegang batang penisku !
"Tuh kan" kerasnya juga masih bagus"
"Ah ..masa"

"Benar Pak, masih tok-cer"

Anak Cisompet ini benar2 mengagumkan, seperti sex-counselor aja. Apa yang dikatakannya benar. Punyaku tak pernah ngambek bila ingin kugunakan.
"Engga apa2, biar tambah sip" aku masih belum menyerah ingin menikmati urutannya.
"Eehmm".. sebenarnya saya mau aja mengurut punya Bapak, cuman rasanya kok engga enak sama Ibu"
”Kan engga perlu bilang sama Ibu"

"Seolah saya mengganggu milik Ibu, engga enak kan" Ibu kan baik banget ama saya "
"Ah .. siapa bilang mengganggu, justru kamu membantu Ibu. Ini kan untuk kepuasan Ibu" Tini termakan rayuanku. Dituangnya hand-body ke telapak tangan, lalu menyingkirkan sarungku, dan mulai bekerja.

Pertama-tama, dioleskannya ke pahaku bagian dalam yang dekat-dekat kelamin, dan diurutnya. Lalu urutan pindah ke kantung buah pelir dan bergerak keatas ke batangnya, dengan kedua tangan bergantian. Ahhh
sedapnya ” Lalu dengan telunjuk dan ibu jari dipencetnya batang penisku mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Demikian gerakannya bergantian antara mengurut dan memencet. Lalu proses diulang lagi, mulai dengan
mengurut paha, biji pelir, batang, dan seterusnya sampai empat kali ulangan.

Begitu ulangan keempat selesai, dia lanjutkan dengan gerakan urut naik-turun. Kalo gerakan ini sih lebih mirip mengocok tapi lebih perlahan" enak campur geli2" Pencet lagi dengan kedua jari, lalu urut lagi, dilanjutkan mengocok pelan. Terkadang kocokannya diselingi dengan kecepatan
tinggi, tapi hanya beberapa kali kocokan terus pelan lagi. Kurasakan aku mulai mendaki". Tangan Tini benar-benar lihai menstimulir kelaminku hingga mulai
meninggi" terus mendaki".. mungkin beberapa langkah lagi aku sampai di puncak. Tapi"..
"Udah Pak "

"Udah ..?" aku kecewa berhenti mendadak begini.
"Masih yahuud begini" kalo orang lain sih udah muncrat dari tadi"
"Ah masa"
"Bener Pak, udah lebih dari 10 menit Bapak belum"."
"Sebentar lagi aja" udah hampir kok"
"Jangan ah pak" simpan aja buat Ibu nanti malem"
"Sebentar aja deh"

"Udahlah Pak. Bapak hebat. Ibu beruntung lho memiliki Bapak"
Akhirnya aku mengalah.

"Iyalah". Makasih ya" bapak jadi seger nih" Memang perasaanku menjadi lebih segar dibanding tadi pagi. Tapi ini" rasa yang menggantung ini perlu
penyelesaian. Tiba2 aku berharap agar isteriku cepat2 pulang".
"Makasi ya Tin" kataku lagi waktu dia pamitan.
"Sama-sama Pak"

Pukul lima kurang seperempat. Tini memijatku selama satu setengah jam. Sebentar lagi isteriku pulang. Aku cepat2 mandi menghilangkan wanginya hand-body lotion, entar curiga isteriku, tumben2an pakai handbody.

Isteriku terheran-heran ketika sedang mengganti baju aku serbu dari belakang
"Eh" ada angin apa nih"

"Habis" seharian nganggur, jadinya mengkhayal aja " kataku berbohong. Isteriku sudah makfum maksud seranganku ini. Akupun sudah pengin banget, gara-gara nanggungnya pekerjaan tangan Tini tadi. Tahu suaminya udah ngebet banget, dia langsung melepas Cdnya dan pasang posisi. Kusingkap dasternya. Kusingkap juga sarungku, dan aku masuk. Goyang dan pompa. Kiri kanan, dan atas bawah. Sampai tuntas, sampai kejang melayang, sampai lemas. Seperti yang sudah-sudah. Hanya bedanya sekarang, waktu menggoyang dan memompa tadi aku membayangkan sedang menyetubuhi Tini ! Hah !

Sejak Tini memijatku kemarin, aku jadi makin memperhatikannya. Padahal sebelumnya hal ini tak pernah kulakukan. Seperti waktu dia pagi hari menyapu lantai terkadang agak membungkuk buat menjangkau debu di bawah sofa misalnya. Aku tak melewatkan untuk menikmati bulatan buah dada putihnya. Atau kalau dia sedang naik tangga belakang ke tempat jemuran. Aku bisa menikmati betis dan bagian paha belakangnya, walaupun bentuk kakinya tak begitu bagus, tapi putih mulus. Paling menyenangkan kalau memperhatikan dia mengepel lantai, makin banyak bagian dari buah dadanya yang terlihat, apalagi kalau dia memakai daster yang dadanya rendah. Tentu saja sebelum memperhatikan dia, aku harus memeriksa situasi dulu, ada isteriku atau anak-anakku engga.

Yang membuatku merasa beruntung adalah ketika aku terpaksa pulang lagi ke rumah karena ada berkas kantor yang ketinggalan. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Aku parkir mobilku di tepi jalan, tidak di garasi, toh hanya mengambil
dokumen. Aku ketok pintu depan tak ada yang menyahut.

Kemana nih si Uci (anakku yang SMU masuk siang). Si Tini pasti ada di belakang. Ternyata pintu tak terkunci, aku masuk, sepi, langsung ke belakang. Maksudnya mau memperingatkan anakku dan pembantu tentang kecerobohannya tak mengunci pintu. Sampai di belakang tak ada seorangpun. Ke mana mereka
ini. Aku kembali ke ruang tengah. Saat itulah Tini muncul dari kamar mandinya. Aku berniat menegurnya, tapi niatku urung, sebab Tini keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan"tumpah"?. Lebih dari separuh dada tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersembunyi. Dan bawahnya ”Seluruh pahanya tampak ! Handuk sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja. Aku segera mengambil posisi yang aman buat mengamatinya, dibalik pintu kaca belakang. Viterage itu akan menghalangi pandangan Tini ke dalam. Aman. Habis mandi dia masih berberes-beres berbagai peralatan cuci, dengan hanya berbalut handuk. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin dikiranya tak ada orang, berarti Si Uci lagi pergi. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah, dengan membelakangiku Tini membungkuk mengambil sesuatu di dalam ember. Seluruh pantatnya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya dari belakang !

Tak hanya itu saja. Setelah selesai berberes, Tini melangkah memasuki kamarnya. Sebelum masuk kamar inilah yang membuat jantungku berhenti. Tini melepas handuknya dan menjemurnya dengan telanjang bulat ! Hanya beberapa detik aku menikmati tubuh polosnya dari belakang agak samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas. Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya nyaris bagus, kecuali agak gemuk. Dada besar, pinggang menyempit, pinggul melebar dan pantat bulat menonjol kebelakang. Dia langsung melangkah masuk ke kamarnya. Dalam melangkah, sepersekian detik sempat terlihat bahwa bulu2 kelamin Tini lebat !

Aku tegang. Rasanya aku harus melanggar janjiku sendiri untuk tak meniduri pembantu. Ini adalah kesempatan baik. Tak ada siapapun di rumah. Aku tinggal masuk ke kamarnya dan menyalurkan ketegangan ini. Kukunci dulu pintu depan. Dengan mantap aku melangkah, siap berhubungan seks dengan wanita muda bahenol itu. Tapi sebelum keluar pintu belakang, aku ragu. Bagaimana kalau dia menolak kusetubuhi ?. Kemarin saja dia menolak meneruskan mengocok penisku sampai keluar mani. Apakah sekarang ia akan membiarkan vaginanya kumasuki ? Dia begitu merasa bersalah sama isteriku. Bahkan hanya buat mengonaniku, apalagi bersetubuh. Aku menimbang. Rasanya dia tak akan mau. Lagipula, apakah aku harus melanggar pantanganku sendiri hanya karena terrangsang tubuh polosnya ? Tapi" aku sudah high sekarang"

Ah sudahlah, aku harus bersabar menunggu Senin depan, saatnya dia memijatku lagi. Mungkin aku bisa merayunya sehingga dia merasa ikhlas, tak bersalah, memberikan tubuhnya buat kunikmati. Untuk menyalurkan yang sudah terlanjur tegang ini terpaksa aku akan mengajak"makan siang"? wanita rekan kantorku seperti biasa kulakukan : makan siang di motel ”’.!

Kami sudah di dalam kamar motel langgananku. Begitu pelayan berlalu, aku langsung mengunci pintu dan kupeluk si Ani, sebut saja begitu, mantan anak buahku, pasangan selingkuhku yang selalu siap setiap saat kubutuhkan.
"Eehhmmmmhh"? reaksinya begitu ciumanku sampai di lehernya."?Katanya mau makan dulu "

"Makan yang ini dulu ah .."? kataku sambil tanganku yang telah menerobos rok mininya mampir ke selangkangannya.
"Ehhmmmm ” kok tumben semangat banget nih" tadi malem engga dikasih ama dia ya "
"Udah kangen sih " Kutanggalkan blazernya.

"Huuu .. gombal ! Kemarin aja acuh banget ”?
"Kan sibuk kemarin ”? kubuka kancing blousenya satu persatu. Padahal kami masih berdiri di balik pintu.
"Alesan " BH-nya juga kucopot, sepasang bukit itu telah terhidang bebas di depanku. Dengan gemas kuciumi kedua buah kenyal itu. Putingnya kusedot-sedot. Gantian kanan dan kiri. Walaupun sudah sering aku melumat-lumat buah ini, tapi tak bosan-bosan juga. Mulai terdengar lenguhan Ani. Tanganku sudah menerobos CD-nya, dan telunjukkupun mengetest,"pintu"?nya sudah membasah. Lenguhan telah berubah menjadi rintihan. Yang aku suka pada wanita 30 tahun ini selain dia siap setiap saat kusetubuhi, juga karena Ani cepat panasnya.

Mulut dan jariku makin aktif. Rintihannya makin tak karuan. Hingga akhirnya"
"Ayo".. sekarang"Pak .."? katanya. Akupun sudah pengin masuk dari tadi. Kupelorotkan CD-nya dan kulepas celana dan CD ku juga. Kutuntun Ani menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya. Kusingkap rok mininya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Siap. Padahal roknya masih belum lepas, begitu juga kemejaku. Kuarahkan penisku tepat di pintunya yang basah itu, dan kutekan.
"Aaaaafffff hhhhhh" teriak Ani. Dengan perlahan tapi pasti, penisku memasuki liang senggamanya, sampai seluruh batang yang tergolong panjang itu tertelan vaginanya. Kocok" goyang". Kocok". Goyang". Seperti biasa.
Sampai jari2 Ani mencengkeram sprei kuat-kuat diiringi dengan rintihan histeris. Sampai aku menekan kuat2 penisku guna menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya. Sampai terasa denyutan teratur di dalam sana. Sampai kami berdua rebah lemas keenakan". Begitulah. Persetubuhanku dengan Ani begitu sama gayanya. Gaya standar. Hal ini karena kami hampir selalu diburu waktu, memanfaatkan waktu istirahat makan siang. Atau juga karena Ani cepat panasnya. Aku merasakannya monoton. Aku ingin sesuatu yang baru, tapi masih sayang melepaskan Ani, sebab sewaktu-waktu dia amat berguna meredakan keteganganku. Berarti harus menambah"koleksi"? lagi ?

Mungkinkah sesuatu yang baru itu akan kudapatkan dari Tini ? Ah, masih banyak hal yang musti kupertimbangkan. Pertama, tentang janjiku yang tak akan meniduri pembantu. Kedua, resiko ketahuan akan lebih besar. Ketiga, si Tini belum tentu mau, dia merasa terhalang oleh kebaikan isteriku. Tapi bahwa aku akan mendapatkan sesuatu yang lain, yaitu : jauh lebih muda dari umurku, buah dada yang sintal dan besar, foreplay yang mengasyikkan dengan memijatku, makin mendorongku untuk mendapatkan Tini. Tak sabar aku menunggu Senin depan, saatnya Tini akan memijatku lagi"..

Senin, pukul 12.00. Aku menelepon ke rumah. Uci yang mengangkat, belum berangkat sekolah dia rupanya. Aku mengharap Tini yang mengangkat telepon sehingga bisa janjian jam berapa dia mau memijatku. Satu jam berikutnya aku menelepon lagi, lama tak ada yang mengangkat, lalu

”?Halo"? suara Tini. Aha !
"Uci ada Tin"?
"Udah berangkat, Pak"?
"Si Ade ?

"Mas Ade tadi nelepon mau pulang sore, ada belajar kelompok, katanya"? Kesempatan nih.
"Ya sudah".. ehm".. kerjaan kamu udah beres belum"?
"Hmm udah Pak, tinggal seterika entar sore"?

Bersambung . . . . ..

Anak Partner Part 2

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Tokeh menghantar Marianne ke lpgterbang tetapi terus berlalu kerana ada tugas penting katanya ini diberitahu sendiri oleh Mar sebaik sahaja kami bertemu di VIP-Lounge. Aku mempersilakan Mar duduk sambil mengambil secawan kopi untuknya, dia hanya tersenyum manis menyambut cawan kopi sambil membalas dengan sekarton cigar DavidDoff “Pemberian Daddy” katanya. Pandai pulak tokeh ni mengambil hati kerana cigar berkenaan memang kesukaan aku sejak dulu. Dalam pesawat kami tak banyak berbual disebabkan sama-sama letih maklumlah aku terkejar-kejar sepanjang pagi dan tengahari tadi menghabiskan kerja-kerja yang perlu dibereskan sedangkan Mar pula kalut dengan sekolah dan kerja-kerja rumahnya sebelum berkejar ke lpgterbang pula. Sepanjang penerbangan tu kami tertidur dan hanya sedar apabila p’guri meminta kami menegakkan tempat duduk sebab kpl terbang akan mendarat tak lama lagi.

Sebaik pendaratan dan keluar kami dapati hari dah agak gelap dan aku terus sahaja mendapatkan limo yang telah ditempah lebih awal untuk membawa kami ke tempat penginapan. Sampai sahaja ke tempat berkenaan aku yang selalu juga menginap di situ telah disambut dengan mesra oleh pengurus pada petang itu sambil menyatakan bilik buat kami semuanya sudah siap tapi aku segera menarik tangannya sambil berbisik sesuatu. Ia tersenyum lalu membawa kami menaiki buggy menghala ke salah sebuah villa yang agak terpencil di pinggir hutan sambil sebuah lagi buggy mengekori di belakang membawa beg-beg kami. Dia membuka pintu villa dan meminta pembantunya memasukkan beg-beg kami sementara itu Mar agak tercengang dengan perubahan yang tidak disangka-sangkanya tapi masih sempat menghulurkan tip kepada pembatu berkenaan. Aku mengucapkan terima kasih kepada pengurus kamcingku itu sambil meletakkan sesuatu ke dalam poketnya, ia hanya tersenyum sambil berbisik “Just tonite only Sir” aku angguk kerana villa tu dah dibooking orang sebenarnya.

Aku memanggil Mar sambil mengarahkannya memilih bilik mana yang disukainya “Wah hebatlah uncle ni dalam tak diam punya member kat sini dan dapat pulak villa ni” aku jawab “Takdalah dia tu tadi adalah kenalan uncle semasa di U dulu jadi tentulah dia dapat tolong, by the way cepat call your daddy or mummy katakan kita dah sampai….and pandai-pandai cakap sebab kita tak tidur di bilik yang di tempah nanti dia orang ingat apa pulak”. Mar terus menelefon ibunya dan entah apa yang dia goreng akupun tak pasti tahu-tahu dia datang memelukku sambil berbisik semuanya beres dan nanti tak ada orang telefon kacau kita sebab uncle nak relakkan katanya, aku angguk sambil tersenyum. “Mar nak makan dulu ke atau nak mandi dulu?” “Ingat mandi dulu lagi baik nanti makan bila-bilapun boleh”. Dia terus menuju ke biliknya bersalin pakaian untuk mandi.

Sedang enak si Mar mandi akupun masuk ke bilik mandi walaupun dia nampak terkejut namun masih meleret senyumnya, “Uncle tumpang mandi sama bolehkan?” tanpa bicara diapun berdiri di tengah-tengah tub untuk memberi ruang kepadaku masuk tapi aku hanya tercegat di tepi tub memandang sesusuk tubuhnya yang bertelanjang bulat dengan kedua-dua tanganya mencekup cipapnya, “Bukakla apa nak malu uncle tengok Mar nanti Mar tengok uncle punya pulak” “I malu you know why, because I’ve so little pubic hair macam budak kecik aje” “That no problem sooner or later dia akan tumbuh juga tapi kalau memang keterunan tak banyak bulu that cannot help; how about your sister and madam (ibunya)” aku menambah “Well, sis lebih banyak but mummy selalu cukur so tak ada bulu langsung”. “Bukakla don’t be shy” kataku lagi.

Mar melepaskan tangannya lalu terserlah cipapnya yang tembam memutih dengan bulu-bulu jarang yang boleh dikira, alor rekahannya memerah dengan biji kelentit terletak elok diatasnya. Aku terus menarik kudup kelentitnya untuk melihat keseluruhan suis berahinya, bijinya agak panjang juga maklumlah. Koteku terus mencanak naik tersenggut-senggut dan tanpa disuruh Mar terus mengusap manja sambil berbisik “Your dick is fat and long not like daddy’s....short” “How can a huge thing like yours can penetrate women vagina without pain?”. Nampaknya rasa ingin tahu begitu tebal dihati Mar lalu sambil menggosok-gosok badannya aku berkata “Uncle have two wives but none of them run away bila tengok uncle punya malah mereka suka dan nak selalu merasa kote uncle ni…kalau Mar suka boleh cuba nanti tapi uncle tak mahu paksa”. Mar merebahkan kepalanya lalu ku sambut dan kami bercium sepuasnya sambil meneruskan mandian kami.

Aku mengeringkan badan Mar sambil meminta ia berpakaian dan aku menyusul di belakangnya ke arah bilik masing-masing. Aku hanya memakai boxer DOM bila Mar memanggil aku ke biliknya, rupanya ia meminta aku membantunya mengeringkan rambutnya sambil ia menyapu sedikit bedak di pipinya, ia hanya memakai bathrobe tanpa mengikat tali di pinggangnya. Aku jadi tak tahan lalu ku pusingkan badannya menghadapku dan tanpa berkata apa-apa Mar mencium bibirku dengan rakusnya. Aku mencempungnya lalu membawanya ke bilikku kerana katilnya lebih besar jadi lebih senang kalau nak berjuang dengan dara pingitan sorang ni. Pakaiannya dah terlucut habis sambil tangannya merangkul pangkal tengkukku, “Uncle do it to me but please be gentle ‘cos I’m still virgin takut koyak-rabak my pussy nanti” “Don’t worry my dear I know what to do….sure Mar nak lagi nanti bila kena uncle punya”.

Kami bergomol sakan dengan saling menjilat tubuh masing-masing pandai gak anak dara ni beromen, kami berpusing lalu melakukan 69 cipapnya habis lencun ku kerjakan dengan biji kelentitnya dah memerah menerima hisapan dan jilatan lidahku entah dah berapa kali ia klimaks aku tak pasti cuma mulutnya yang kecil tu tak dapat menerima kemasukan batangku yang dah membesar serta memanjang ke tahap maksimum tersedak-sedak Mar menggagahi tojahan batangku dalam tekaknya. Aku berhenti lalu membaringkan dara ini punggungnya ku alas dengan bantal kecik sambil melapikkan tuala putih di bawahnya. Kedua-dua kakinya dilipatkan lalu ku sandarkan pada badanku aku membawa kepala koteku mengusap-ngusap biji kelentitnya; mulut cipapnya yang masih tertutup rapat agaknya ia takut lalu menyepit lubangnya tapi lurahnya dah lencun dengan air pelicin yang membasahi hingga ke lubang duburnya. “Uncle akan mulakan kalau Mar rasa sakit tolak dengan kaki ke badan uncle ye”. Ia hanya angguk samada ia faham atau tidak aku tak tahu.

Aku menguakkan labia majoranya lalu meletakkan kepala koteku dimulut salur vaginanya sambil menekan-nekan halus dan perlahan kepala koteku membelah laluan sempit Marianne buat pertama kalinya sedikit demi sedikit hingga sampai ke kulipis daranya, Mar tersentak sambil membuka matanya bila merasa koteku dah menyentuh selaput daranya. Aku menghadiahkan sebuah senyuman sambil mengucup pipinya “I know you can do it” Kataku, ia cuba membalas senyumku tapi jelas terbayang kegusaran di wajahnya. Aku menarik semula koteku lalu meletakkannya betul-betul dicelah alor yang menunggun tembamnya lalu ku henjut masuk dengan agak keras, kepala koteku menyelinap masuk memecahkan kulipis daranya, Mar yang terkejut tiba-tiba sahaja cuba bangkit berpaut pada tanganku “Sakit uncle its so painful yours too big for me please stop uncle….please”

Aku menarik keluar koteku tapi sebaik sahaja kelegaan datang kepadanya sekali lagi aku menekan dengan keras dan berderut rasanya koteku menyelinap masuk sampai ke dasarnya terjungkit punggung Mar menahan kemasukan batang pelirku, ia memandangku sambil merambu air matanya menahan pedih buritnya yang terpokah buat kali pertama. Aku memangku kepalanya sambil mendakap erat ke dadaku dengan batang pelirku jauh terbenam dalam lubuk cipapnya yang menyepit kuat sebagai menghalang kemaraan koteku malangnya kepala koteku dahpun mencecah batu meriannya, perlahan-lahan aku mula menggerakkan koteku keluar masuk sedikit demi sedikit si Mar dah mula tenang kakinya ku turunkan agar mengangkang dengan lebih selesa untuk menerima tojahan padu koteku sebentar lagi.

Tanpa menunggu lebih lama lagi aku memulakan adegan sorong-tarik sepenuhnya yang walaupun pada mulanya terasa berat bagaikan di gear pertama bahana ketatnya lubang dara ni tetapi koi-koi ia mula memberi ruang untuk batang pelirku bergerak dengan selesa dan licin. Akupun bungkas sauh terus melayarkan bahtera di awal malam itu, bersiul-siul mulut Mar menahan tojahan demi tojahan dan asakan demi asakan batang pelirku yang dah membesar padu “Sedap uncle….sedap sungguh fuck me….fuck me real hard” Terdengar rintihan Mar sambil badannya menggeleding menahan kesedapan yang kini mula membakar setiap urat dan liang romanya. Badannya habis berpeluh malah bulu roma di lengannya jelas berdiri bagaikan orang kesejukan, aku menghayun semakin laju sesantak yang mampu diterokai koteku hinggalah tiba-tiba ia memelukku dengan cukup kuat sambil kemutan liang pantatnya mencengkam batang pelirku “Ahhh….I’m cummin…cummin ohhh sedapnya uncle sedapnya” Ulangnya bertalu-talu dan aku membiarkan gadis muda ini menikmati klimaks sulung batang pelir yang terendam jauh dalam lubang cipapnya.

Mar membuka matanya sambil tersenyum meskipun dahinya masih berkerut antara kenyataan dan mimpi. “Begini rasanya ya uncle, first the pain that almost knock-out me than followed by this feeling….ohh uncle you are so wonderful”. Aku hanya angguk sambil memusingkan badannya mengiring sambil memulakan tojahan sekali lagi. “Ahh…this one so full uncle please be gentle” rayu si Mar, memang main mengiring masuknya lebih dalam tapi nikmatnya juga bertambah aku menekan masuk setakat yang boleh dan mula melajukan tusukan demi tusukan tak lama si Mar klimaks lagi walaupun datangnya kali ini lebih kecil berbanding yang tadi. Badan kami dah habis lencun dengan peluh yang jatuh berbiji-biji kebetulan aircond dalam bilik memang tak ku pasang untuk menambahkan sensasi bersenggama dalam suhu bilik. “Mar masih boleh bertahan lagi” tanyaku dia hanya mampu memandang lalu ku balikkan badannya secara doggie dan balun lagi hingga tertiarap gadis muda ni menahan hentakan.

Aku menelentangkannya semula sambil berbisik “Uncle nak Mar cuba dayung sekali lagi and we can cum together try your best and give me the big one”. Aku menopang sebelah kakinya sambil berdayung perlahan-lahan aku dapat merasakan si Mar cuba mengikut alun dayunganku dan bersama-sama belayar sekali lagi, aku mempercepatkan dayungan sambil mengangkat sedikit punggungnya, nafas Mar kembali kencang dengan mulutnya berdesis sekali lagi aku tahu dia akan klimaks bila-bila masa sahaja lalu ku tojah sekeras mungkin dalam-dalam dan panjang-panjang supaya ia benar-benar mengalami keseronokan bersenggama bagai mereka yang dah berumahtangga. Si Mar cuba membalas dengan memberikan kemutan-kemutan kecil yang beralun-alun getarnya setiap kali batang pelirku menojah masuk, aku mendakap badannya kemas-kemas membiarkan kakinya membelit pundakku lalu ku benamkan sedalamnya batang pelirku terus critttt…..crittttt….critt air maniku memancut ke dalam lubang pantat gadis muda ni hingga bergegar badannya menahan gelombang berahi yang ku lepaskan tambahan pula dah lebih tiga hari aku tidak menyentuh cipap isteri-isteriku memang ku simpan untuk ku lempiaskan buat si Mar.

Perlahan-perlahan ku lepaskan tubuhnya yang dah lembik tak bermaya terkapar hanya nafasnya sahaja yang turun naik sambil tu aku menarik keluar koteku yang dah separa kendur, lubang pantatnya terbuka sambil air mani yang baru ku pancutkan meleleh keluar menuruni lurah punggungnya lalu jatuh ke atas tuala yang ku lapikkan di bawah punggungnya. Aku mencium dahinya tanda terima kasihku ia membuka matanya sambil membalas ciuman di bibirku, kami terbaring keletihan dan terus hanyut……….

crita seks lucah com

Rina

$
0
0

Video Lucah : Rina - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Rina   Melayu Boleh.Com

video lucah melayu 480p, melayu sex curang video, sex melayu lucah terbaru, www video lucah terbaru com, video lucah rina, gambarbogellucah, Fhoto awek com, video lucah melayu yang baru, video puki rina, sex lucah yang terbaru, sex benar melayu, rina seks, puki rina pideo, puki rina, novel seks curang terbaru, melayu seks istri curang, Melayu boleh gallery, kumpulan foto bogel awek melayu, koleksi cerita lucah rina, cerita lucah rina

Gadis Melayu Cantik Layan Pakwe

$
0
0

Video Lucah : Gadis Melayu Cantik Layan Pakwe - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Gadis Melayu Cantik Layan Pakwe   Melayu Boleh.Com

Main Dengan Bangla

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Hai.. aku nak cerita sikit pasal pengalaman aku dengan Bangla-Bangla kat rumah aku. Namaku Ayu. Aku mempunyai tetek yang besar dan badan yang menggiurkan. Aku mula berjinak-jinak dengan seks semasa bercouple dengan kekasihku, waktu itu umurku 16 tahun. Namun, biasalah lelaki, dah dapat madu sepah dibuang. Keinginan seks ku tak dapat dipenuhi dan pantatku meronta-ronta inginkan batang. Maka bermula detik hitam yang telah memusnahkan hidupku. Aku dibuang family dan hidupku seperti seorang yang hina.

Kisah bermula macam ni. Suatu hari, hari jumaat, familyku bercadang pergi bercuti 3 hari sehingga ahad. Aku terasa malas. Lagipun tahun ni aku 17 tahun, akan menduduki SPM. Dan aku perlu studi untuk mid-term exam minggu hadapan. So aku tidak mengikut mereka bercuti.

Gambar Bogel Main Dengan Bangla   Melayu Boleh.ComSemasa dirumah,aku melayari internet dan membaca cerita-cerita erotik diwebsite. Cerita-cerita gadis dimain beramai-ramai oleh orang putih atau negro. Pantat ku mula berdenyut-denyut stim. Aku hanya mampu menggunakan jari. Namun aku tak puas.

Teringat aku sekarang pukul 6.30 petang. Banyak Bangla-Bangla baru balik dari kerja. Tergerak hatiku nak cuba bersetubuh dengan Bangla-Bangla yang dikatakan mempunyai batang yang besar.

Aku pun keluar ke halaman pura-pura menyiram bunga. Dengan berpakaian agak seksi, bersinglet dan seluar pendek. Keadaan aku dapat menarik perhatian seorang Bangla yang gatal. Dia memang berani kacau-kacau aku masa aku nak sekolah.

Aku pun bersiul lah pada dia. Aku cakap nak mintak tolong sikit, ada paip bocor. Dia pun dengan bangang-bangang masuk ke rumah ku. Dia kenalkan diri dia sebagai Malek.

“Abang Malek,tolong Ayu kejap ye?”

“Ok adik manis, famili mana?”suara abang Malek menggatal.

Sedang dia repair-repair paip aku, aku sengaja memancutkan air dari hos pura-pura terkene singlet ku yang putih. Melihat aku tidak memakai bra, aku tau abang Malek stim.

“Kejap ye, abang Malek, Ayu nak ambil tuala.”

Abang Malek hanya mengangguk sambil telan air liur tengok tetek aku. Aku pun sengaja berkemban dengan tuala singkat ke bilik air. Sekali lagi abang Malek menelan air liur.

Setelah selesai, aku ajak dia minum jap. Sedang aku buat air. Tiba-tiba abang Malek menerkam ku dari belakang. Dia memelukku erat sambil menutup mulutku. Aku hanya pura-pura meronta. Melihat aku semakin merelakan diriku, dia mula mencium tengkuk ku.

Lepas tu dia melucutkan tuala ku,aku telanjang bulat depan abang Malek. Dia terus mencium ku sambil tangannya meramas-ramas tetek ku yang besar.

“Sedapnya... lama tak rasa macam ni,” kata hatiku.

Lepas tu abang Malek hisap tetekku. Dia hisap dan gigit macam bayi dahagakan susu ibu. Aku tengok merah tetek aku dikerjakan abang Malek. Abang Malek menjilat-jilat badan ku dari atas sampai ke bawah. Dia berhenti kat pantatku dan mengusap-ngusap dengan jarinya. Maka air mani ku mula mengalir dan dia memasukkan satu jarinya ke dalam pantatku. Aku mengerang nikmat.

“Sedapnya abang Malek...” rintihku.

Abang Malek berhenti dan membuka seluarnya. Aku tengok batang abang Malek besar. Aku terus melutut dan mengulum batang abang Malek. Tak lama. Dia bangunkan aku dan menyuruhku menonggeng di sofa. Agaknya tak tahan dah tu. Dia masukkan batangnya perlahan-lahan.

Aku mengerang sakit dan sedap. Lepas 2-3 minit melihat aku mula menerima batangnya. Abang Malek mula mendayung.

“Aaaahh aahhh.. sedap bang.. laju bang...” keluh ku kenikmatan.

Tangan abang Malek tak lepas dari tetek ku. Tetek ku diramas-ramas dengan kasar. Abang Malek mendayung makin laju tanda nak klimaks. Dia menghentak-hentak batangnya yang besar sedalam-dalamnya lalu memancutkan air maninya dengan banyak!

Serentak dengan itu aku klimaks dan badanku lesu. Aku terus baring di sofa dan abang Malek baring di kapet. Air maninya masih mengalir dari pantatku.

Setelah berehat, aku suruh dia balik,mandi dan makan tapi sebab nak lagi, aku ajak dia datang rumah pukul 11 malam. Takut aku tertidur, so aku bagi kunci pagar. Pintu rumah sengaja tak dikunci supaya abang Malek boleh masuk.
Jam dah pukul 10.30 malam aku rasa mengantuk. Aku tertidur di atas katil queen saiz di bilikku. Tiba-tiba aku terjaga, rasa macam ada orang baring di sebelahku.

Terkejut aku, abang Malek datang dengan 5 orang lagi kawan-kawannya. Dia orang semua telah berbogel. Batang dia orang masih kecut. Aku macam nak jerit tapi stim tengok batang banyak-banyak macam ni. Mana nak dapat.

“Main je la… bukan rugi pun,” kata hatiku..

“Nak apa” aku saja berkeras.

“Adik Ayu.., kawan-kawan mau puaskan adik juga. Ayu tara kisahkan?” Tanya abang Malek.

Tiba-tiba kawan-kawan abang Malek mula mengelilingi aku ditepi katilku. Aku tergaman. Dia orang mula merentap pakaian ku sehingga aku telanjang bulat. Tetek dan pantatku jadi santapan Bangla-Bangla tersebut. Dengan pantas tangan dia orang merayap ke tubuhku. Tetek ku dinyonyot oleh dua Bangla serentak.

“Bestnya..” kata hatiku.

Tanganku melancapkan batang Bangla-Bangla yang lain. Batang dia orang mula menegang dan aku dapat lihat semua batang-batang dia orang sangat besar. Tetek ku merah dijilat, dinyonyot, diramas dengan ganas.

“Slow sikit abang...” pinta ku.

Aku merasakan pantatku basah. Aku dapat lihat abang Malek sedang mejilat pantatku dengan ganas! Abang Malek memasukkan satu jarinya.

“Aaaaaahhh...” aku mula mengerang.

Lepas tu aku merasakan abang Malek mula bertindak lebih ganas. Dari satu jari. Dia masukkan dua jari, tiga kemudian empat jari dan akhirnya dia masukkan kesemua jarinya ke dalam pantat ku.

“Aaaarrrgghh... sakit abang Malek...”

Abang Malek berhenti. Aku ditonggengkan dan abang Malek yang mula menjolok pantat ku, sambil tu sorang mamat Bangla baring di hadapan ku dan menghulurkan batangnya. Aku kulum batang tu dengan gelojoh kerana menahan kenikmatan di pantatku. Bangla-Bangla yang lain mengusap-ngusap batang mereka supaya sentiasa tegang!!

Aku tak tahu berapa kali aku klimaks. Sorang demi sorang menjolok pantat ku. Dia orang terlalu ramai dan masing-masing kehausan nikmat seks. Setelah semua Bangla merasa pantatku, seorangnya baring di atas katilku.

Aku mula mencangkung dan memasukkan batangnya ke dalam pantatku. Aku mula mengoda Bangla tersebut. Tiba-tiba aku terasa ada orang menjilat-jilat bontotku. Geli... seronok diperlakukan begitu. Tak lama kemudian, abang Malek memasukkan jarinya ke dalam bontotku.

“Aaaarrghh.. sakit bang.... aaaaaaaaarrrrgggg.....” jeritku kerana abang Malek memasukkan batangnya ke dalam lubang bontotku. Sakitnya.

Abang Malek merendamkan batangnya kedalam bontot ku. Dan dia mula mendayung sambil tangannya meramas-ramas tetek ku dari belakang. Dorang berdua melajukan dayungan. Pantat dan bontot ku penuh dengan batang dia orang yang besar.

Tak lama kemudian, Bangla dibawahku mula mengerang-ngerang. Dia hentak batangnya dan pancut ke dalam pantatku. Serentak dengan itu, abang Malek pun meracau-racau dan pancut di dalam bontotku. Dia orang berdua kepuasan. Dia orang mencabut batang dia orang dari pantat dan bontot ku!!

Bangla yang lain mengambil tempat baring di atas katilku. Aku berada di posisi yang sama terus dijolok dari bawah. Kemudian Bangla lagi sorang tak melepaskan peluang merodok bontotku. Sekali lagi aku didayungi dua batang.

Lepas 10 minit, lubang bontot dan pantatku dipenuhi dengan air mani dia orang. Pasangan yang terakhir segera mengambil posisi yang sama. Dia orang mula mendayung dan merodok dengan laju. Aku hanya boleh mengerang kenikmatan dapat merasa enam batang dalam satu masa. Tak lama kemudian..

“Aaaaaaaahhhhhh.... aaaaahhhh... aahhhhhhhh....” kedua-dua Bangla tersebut pancut.

Dia orang mencabut batang dia orang dan air mani dia orang mengalir keluar. Aku terbaring keletihan. Dia orang berenam terus ke tandas membersihkan batang dia orang.

Abang Malek datang semula ke katil dengan segelas air. Aku meneguk air tersebut. Tak lama kemudian, badanku rase panas. Aku rasa gatal-gatal di pantatku. Aku syak abang Malek mencampurkan pil perangsang di dalam minuman ku.

Aku lihat dia orang semua tersengih macam kerang busuk. Aku betul-betul inginkan batang di dalam pantatku. Abang Malek datang ke arahku dan menghulur batangnya.

Aku segera mengulum batang abang Malek. Aku mengulum dengan penuh selera. Aku seolah-olah tak rasa penat. Setelah puas, aku menoleh kearah Bangla-Bangla yang lain. Aku dapati ada 5 tambahan Bangla lain, bermakna adae 10 Bangla menunggu untuk meratahku sepuasnya.

Aku tak pedulikan semua itu. Pantatku terasa teramat gatal. Aku betul-betul stim. Agenda seks dengan 11 orang Bangla pun bermula.

Badanku habis digomol, tetekku dihisap, diramas, lubang pantat dan lubang bontotku dijilat sepuasnya. Mulutku tak putus-putus mengulum batang-batang Bangla di kelilingku. Aku makin stim.

“Ayu... mau main sekarang?” tanya abang Malek.

“Cepat la abang Malek... Ayu tak tahan ni.. Ayu nak batang..” rayuku seperti orang gila batang.

Salah sorang dari Bangla tersebut baring di atas katilku. Aku diarah menunggang Bangla tersebut membelakanginya. Bangla-Bangla yang lain menyuruhku mengulum batang dia orang bergilir-gilir sambil mengodak pantatku bersama Bangla dibawahku.

Tiba-tiba. Abang Malek menolakku ke bawah. Aku blur. Tetekku diramas. Aku tak menyangka abang Malek nak buat sesuatu yang extreme. Dia dengan selamba memasukkan batangnya ke dalam pantatku.

“Aarrrrrrrrrrgghhhh... abang Malek...jangan....” rayuku.

Tanganku dipegang. Sekali lagi abang Malek mencuba. Batangnya masuk semakin dalam.

“Abang.... sakit.... sakit abang... tak muat.... Ayu tak nak,” rayuku lagi.

“Aaaaaaaaaarrrrrrrrrghhhhhh...” batang abang Malek masuk sepenuhnya ke dalam pantatku.

Dua batang besar di dalam pantatku. Air mata ku mengalir. Sakit. Senak terasa penuh pantatku. Teramat penuh. Abang Malek dan Bangla di bawah mula mendayung.

“Aaarrrrrghhhh... sedap... sedap... laju abang... sedap...” aku mula mengerang dan menyedari pantatku dapat menerima kedua-dua batang tersebut.

Aku klimaks dua kali dalam dayungan dua konek tersebut. Batang dia orang menggesel dan menyentuh semua g-spot aku dan aku tenggelam penuh nikmat.

“Sedapnya bang... sedap... laju lagi bang...”

Tak lama kemudian. Dia orang mula meracau-racau dan kedua-dua mereka pancut serentak. Terasa perutku penuh dengan air mani. Dia orang cabut batang dia orang dan aku dapat tengok pantatku barai dan besar dirodok dia orang.

Bangla-Bangla yang lain terus mengambil giliran untuk mendayungku. Aku yang masih lagi stim akibat pil perangsang terus membiarkan dia orang merodok pantatku. Aku dikerja bergilir-gilir dalam keadaan dua batang di dalam pantat ku sehingga kesemua Bangla tersebut kepuasan. Aku pun tertidur kepenatan.

Aku terjaga dan aku tengok jam pukul 5 pagi. Aku ke tandas membasuh badanku. Pantatku terasa sakit. Masa aku keluar dari tandas. Bangla-Bangla tersebut dah bangun dan mengusap batang dia orang.

“Ayu... kami nak lagi... boleh tak Ayu sayang?” kata abang Malek kepadaku.

Sekali lagi aku dikerjakan dengan batang-batang besar dia orang. Dan sekali lagi aku diberi minuman yang dicampur dengan pil perangsang. Malah pusingan kali ni lebih ganas.

Sorang baring dengan batangnya di dalam bontotku sambil aku menunggang dengan ganas mamat bangla tu. Dua batang lagi di dalam pantatku. Nikmatnya tak terkata. Seharian aku dibasahi air mani Bangla.

Lepas rehat 2-3jam. Aku digangbang lagi sekali dengan kesan pil perangsang masih terasa. Hujung minggu tersebut aku terasa sungguh penat. Aksi-aksi ganas dalam internet semuanya aku terokai dengan nikmat dihujung minggu.

bohsiakah aku, cerita2lucah sxx, cerita lucah bohsiakah aku, urut badan cerita lucah, cerita lucah bangla 2016, bangla main melayu, ceritalucah dirogol ramai oleh bangla, dirogol bangladesh, seks dengan bangla, bangla main anak dara, bangla dengan melayu, cerita remaja melayu seks dengan bangla, dirogol bangla, awek melayu main bangla net, banggla sama perempuan melayu lucah, bangla dapat anak dara melayu cun, www cerita banla vs melauy, Bangladesh main anak dara, bangla main dengan melayu, bangla main burit melayu

main threesome

$
0
0

Gambar Bogel main threesome   Melayu Boleh.Com

Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel main threesome. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.

melayu threesome, melayu 3some, cerita lucah threesome, threesome melayu, melayu treesome, main threesome, 3some melayu, cerita lucah 3some, awek melayu threesome, awek threesome, gambar threesome melayu, gambar melayu threesome, tudung threesome, treesome melayu, cerita lucah treesome, gambar bogel threesome, awek 3some, gambar main threesome, gambar 3some, cerita seks melayu threesome

Kisah Seks mAKCIK sAL

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Kisah Seks mAKCIK sAL   Melayu Boleh.Com

Bila aku terbaca cerita-cerita dalam kolum ini, aku rasa amat terangsang sekali terutamanya bila cerita tersebut hampir menyamai peristiwa yang aku alami. Rasanya tak keseorangan aku didunia yang bernafsu ini. Aku ini bukanlah pandai bercerita tapi aku nak cubalah dengan berpandukan gaya penulisan yang telah aku baca dalam kolum ini.

Ni cerita aku masa dahulu yang tetap segar dalam ingatan aku. Dulu pasal hubungan seks bukanlah aku setua jagung, aku dah lama merasainya, nothing new. Kau orang pun faham kan, siapalah yang tak pernah nakal disekolah dulukan? Oklah, bagi aku cerita sekolah tu biasalah, tapi takkan sama thrillnya dengan apa yang aku lalui selepas SPM.

Kisah ini bermula selepas peperiksaan SPM. Mak aku suruhlah aku tolong mengurus bakerinya secara sepenuh masa. Sebenarnya bakeri itu dikongsi oleh mak aku dan kawan baiknya iaitu Auntie Sal. Auntie Sal ni biasalah dengan keluarga aku sejak kecil, umurnya 47 dah kahwin, anak besar dah. Dia ni bolehlah dikategorikan dalam kategori cergas dan ceria atau lebih tepat “gedik”, orang tempat aku kata. Tapi berbeza dengan Mak aku, Auntie Sal ni concentrate dengan bisnes bakeri ni saja, mak aku ligat, macam-macam bisnes.

So, most of the time Auntie Sal akunilah yang jaga kedai, pekerja buat pastry sebelah pagi saja jadi sebelah petang akulah yang berada dikedai tolong Auntie Sal (sebenarnya tak tolong apa pun, tolong kacau aje, sebab tu mak aku suruh aku duduk dikedai)

Mula-mula, boringlah aku rasa, tambahan lagi bila kena sindir dengan kawan-kawan aku yang lalu depan kedai, tension-tension. Hari-hari begitu, sampai dah tak ada apa nak buat atau tengok, semua pastry, semua mesin habis aku dah test, main dsb. Layan customer ajelah yang boleh tahan, itupun kalau awek yang masuk, tapi bukan setiap jam ada customer, malam tak ada langsunglah. So aku pun tak tahu kenapa dan macammana, aku mula memerhatikan Auntie Sal aku dan entah kenapa juga, pada masa itulah baru aku menyedari betapa menarik dan seksinya Auntie Sal aku, sebelum ni bertahun-tahun tak pernah pun aku nampak dia begitu, aku buta kot, aku kata pada diri aku. Sebenarnya mungkin dah dua minggu aku tak projek dengan budak perempuan di sekolah lama aku.

Auntie Sal aku ni tinggi sikit dari aku, badannya sedap berisi, kata orang. Rupa, kalau ikut taste aku yang sebenar, kira “out” lah tapi body, macammanalah aku tak notice sebelum ini, punyalah seksi, buah dada bulat macam dua belon bertangkup, nampak pejal dan tegang pula tu, perutnya pula taklah flabby tapi firm dan menurun kebawah sampai ke tundunnya. Yang paling aku tak tahan tengok ialah PUNGGUNG nya, Oh,My God, mula-mula aku kata pada diriku, punggung Auntie Sal aku ni memang beautiful, besar tapi bulat dan menonggek (macam Jenifer Lopez), rasa macam nak jilat dan gigit. Aku ni memang dah lama suka punggung, memang favourite aku. Kat sekolah pun memang aku target perempuan yang punngungnya tonggek tapi bukanlah yang besar sebab aku amat terasa horny dan nikmat bila cium punggung atau bila budak perempuan duduk atas peha aku dan gesel punggung atas batang aku. Jangan tanya kenapa, memang aku dah begitu.

Berbalik pada Auntie Sal, setelah menyedari rasa horny aku pada dia barulah aku rasa excited. Auntie Sal ni selalu dressing pakai seluar dan blouse atau t shirt dengan tudung dia. Selalunya dia pakai seluar dan t-shirt yang fit so nampak clearlah. Kalau dia pakai seluar loose dan blouse pun, dadanya yang menetek dan punggungnya yang menonggek tetap nampak, tak boleh nak sembunyi, lagi stim tengok.

Mula-mula tu aku cuma perhati secara tak langsung saja masa dia menonggeng susun pastry atau masa tengah menonggeng belakang kaunter layan customer. Batang aku yang sememangnya sentiasa keras sejak itu lagilah keras berdenyut-denyut melihatkan punggungnya yang tertonggeng. Yang paling membuatkan aku tak tentu arah ialah melihat Auntie Sal duduk atas kerusi cashier sambil bersiku atas kaunter, fhuh, punyalah aerodinamik dan pejal punggung Auntie Sal. (Aku selalu duduk belakang kaunter juga) Kalau lihat dari belakang Auntie Sal, shape punggungnya memang bulat dan berlurah, aku memang betul-betul rasa nak melutut belakang punggungnya dan ramas punggungnya atau tembab batang aku yang keras tu atas punggungnya, itulah keinginan aku yang ketara. Ada ketikanya aku terlalu kuat mengelamun bila aku tenung punggung Auntie Sal sehingga tak sedar customer depan Auntie Sal tersenyum melihat gelagat aku, punyalah malu.

Semakin hari berlalu, aku menjadi semakin horny dan obsessed dengan Auntie Sal aku. Yang menghairankan sekali ialah, bila aku projek dengan girlfriend aku, walaupun dia menonggeng dalam kereta untuk ku nikmati (girlfriend aku faham favourite aku), aku rasa tak thrill, aku asyik teringat punggung Auntie Sal saja. Melancap, jangan ceritalah, dua tiga kali sehari dah jadi biasa, setiap kali aku melancap mesti aku bayangkan Auntie Sal.

Akhirnya aku dah tak tahan, aku pun mula mencari jalan nak raba punggung Auntie Sal aku. Bila saja dia menonggeng aku mesti sengaja langgar punggungnya sambil tanganku berlalu diatas punggungnya. Berderau darah aku bila aku buat begitu. Peluang yang paling baik untuk aku raba dengan lama punggungnya ialah ketika Auntie Sal duduk belakang kaunter, aku akan selalu buat hal nak ambil kotak dalam kabinet bawah kaunter dan sambil aku tunduk nak capai kotak sebelah tangan aku aku pautkan pada punggungnya, nak stabilkan dirilah kononnya. Punyalah stim aku dan kerapkali lepas tu aku terus ke bilik air belakang dan apalagi, melancaplah.

Hari-hari aku buat begitu, Auntie Sal aku pun tak perasan atau tak kisah kot, kata aku. Hari-hari juga aku tak pernah lewat kekedai sampai mak aku pun hairan tapi aku dipujinya, bagus katanya, baru ada disiplin. Kalaulah mak aku tahu! Aku pun teruslah buat macam itu hari-hari. Betullah kata orang, alah bisa tegal biasa dan bagi betis nak peha, aku dah mula ubah stail pula, tengokkan Auntie Sal tak pernah mengelak pun, aku memang sure dia tak kisah atau dia memang suka tapi biasalah, malu. Mulalah aku ubah lagi strategi dari raba punggung aku mula gesel atau tembab batang aku yang keras tu kat punggungnya. Dulu aku pakai jeans tapi sekarang aku pakai seluar cotton pula, nak bagi lagi sedap rasa bila batang aku gesel kat punggungnya, kadang-kadang aku tak pakai seluar dalam pun. Nikmatnya ketika itu, tak tahu nak cerita. Paling syok tembab punggung Auntie Sal belakang kaunter ketika nak masukkan kertas mesin kira. Auntie Sal akan pegang cover dan spring mesin manakala aku terkial-kial masukkan kertas dan sepanjang masa itu memang aku tekan habislah batang aku kat punggung dia, kalau Auntie Sal pakai seluar yang macam getah tu, memang paling aku suka sebab aku boleh rasa batang aku sedikit tersepit dicelahan punggungnya, nasib baik aku tak terpancut sebab aku jenis yang lambat terpancut.

Yang paling pelik ialah reaksinya. Auntie Sal langsung tak tunjukkan sebarang reaksi, selamba aje, terangsang pun tidak, marah pun tidak, malah macam tak ada apa-apa. Bagi aku, aku dah rasa mission accomplished, aku continue memuaskan keinginan aku, siang tembab punggung Auntie Sal, malam, melancap bagai nak gila atas katil aku. Sebenarnya aku mengharapkan juga respon darinya tapi dah tak ada, takpelah, aku pun dah rasa puas dengan apa yang aku buat dekat punggung dia dan kalau aku rasa nak fuck sangat, seperti biasalah, dalam kereta dengan girlfriend akulah. Girlfriend aku pun hairan juga kerana aku asyik doggy style aje.

Keadaan macam ni berterusan agak lama juga, adalah dua tiga minggu sehinggalah satu hari tu, masa tak ada customer, Auntie Sal berbual-bual kosong dengan aku, Tanya aku pasal result SPM akan datang dan universiti mana aku nak pergi. Aku beritahu dia aku nak memohon universiti di KL dimana Auntie Sal kata nanti takadalah orang nak tolong dia lagi. Aku pun bagi cadangan supaya ambillah budak-budak perempuan yang buat pastry tu membantu tapi katanya susah, especially dalam bab-bab duit. Aku angguk saja la, tapi aku betul-betul tersentak bila dia berseloroh menambah, “….lagipun, kalau budak-budak tu yang tembab Auntie, tak rasa apa-apa, flat aje” sambil ketawa berdekah-dekah.

Aku punyalah terkejut sampai boleh rasa habis sejuk kaku semua badan aku. Oh My God, dia perasan. Secara tiba-tiba aku rasa amat malu sekali, tak tahu nak cerita. Aku termangu terus bila pandang Auntie Sal yang tersengih tengok reaksi aku, “Hai, dah buat selalu, takkan malu pula ?” Aku tak tahu nak kata apa kecuali “Er,er”. Melihatkan reaksi aku yang terkedu ni, mungkin dia kesian tengok aku yang panik ni dan kata, “Auntie takpe Azman, tak kisah langsung, biasalah”. Aku nak kata apa lagi, “ye, ke” sajala. Lepas tu Auntie aku bangun dan masuk dalam ofis kecil di belakang, buat akaunlah agaknya. Tinggallah aku yang masih trauma ni. Hai, malu-malu, rasa macam nak hantuk kepala kat dinding saja.

Tak lama lepas tu Auntie Sal panggil aku dari dalam ofisnya dan aku pun pergilah. Aku masuk ofis dan nampak Auntie Sal tengah duduk atas sofa dan baca majalah, la, aku ingat buat kerja, rileks rupanya. Sambil mendongak melalui cermin hitam ofis melihat ke luar, Auntie Sal tanya, “Petang ni tak ada orang sangat?” dan aku angguk. Kemudian Auntie aku meletakkan majalah dan adjust kedudukannya atas sofa, kakinya disilangkan dan tangannya diletakkan atas tepi sofa, menyokong badannya dan membuatkan sebanagian dari punggungnya yang gebu itu terdedah kepada pandangan aku, fhuh, aku kata dalam hati, pejalnya dan cantik. Serta merta aku boeh rasa darahku memanas dalam tubuh aku. Kemudian dia suruh aku duduk dan aku pun duduk bersandar di tepi sana sofa. Pada ketika itu, aku dah boleh agak dah dan memang aku sure, kejap lagi mesti something happen, melihatkan pada suasana ketika itu. Aku macam tak percaya tapi aku play alonglah. Auntie aku tersenyum-senyum perhati aku duduk.

“Ni Azman, Auntie nak cakap sikit dengan Azman”. “Pasal apa yang Azman buat kat Auntie ka?” aku menyampuk, ”Azman minta maaf Auntie, terlalu ikut rasa” aku menambah. Auntie aku ketawa kecil dan kata, ‘ikut rasa ka, lama tak dapat ka”, phuh, Auntie Sal ni, direct betul. “Auntie tak marah Azman, Cuma surprise lah, tak pernah pun Azman tunjuk minat kat Auntie selama ni”. Hah, at this point aku rasa baik aku mula kelentonglah all out. “Saja tak tunjuk Auntie, nanti Auntie tak suka” kata aku, “Oh, ye ke” kata Auntie Sal pula.

Mulalah, aku pun jalankanlah jarum aku, aku dah nekad, tak sangka jadi macam ni, so dah jadi kira menyeluk perkasamlah, aku fikir. Lagipun aku memang dah betul-betul stim kat Auntie Sal. Aku pun ceritalah kat Auntie Sal yang aku dah lama minat kat dia. Bila dia tanya minat macam mana, aku pun direct bagitahu aku minat pasal dia seksi dan macam-macam lagi. Bersinar-sinar mata Auntie Sal dengar penjelasan aku dan dia pun kata dia dah tua dan tak sangka aku minat kat dia. Aku pun bodeklah dia lagi, jarum dah masuk dalam.

Dipendekkan cerita, kalau nak cerita semuanya panjang, aku memang dah stim habis ketika tu, batang aku dah keras betul dan sakit kerana aku kepit celah peha aku. Aku pun jarakkanlah peha aku, apalagi, macam springlah batang aku tertojol keatas dalam seluar cotton aku, seluar dalam tak pakai pula tu. Auntie Sal terbeliak dan tersipu-sipu tengok tonjolan batang aku dalam seluar. “Ish, kau ni Azman, tak senonoh betul” kata Auntie Sal. Aku pun sambil bergurau dan kata, “Habis, Auntie tu, pakai seluar ketat, nampak punggung padat tu, mana nak tahan”, aku ketawa.

“Oklah, Oklah, jangan buang masa lagi”, kata Auntie Sal sambil mengesot atas sofa kearah aku dan menjeling keluar cermin ofis, “…tengah takde orang ni”. Phuh, Auntie Sal, tak sangka aku, aku ingat nak main pusing “round about” dulu, direct rupanya. Kemudian Auntie Sal pun positionlah dirinya sebelah aku dan menyandar, buah dadanya yang besar tu kelihatan membukit keras depan aku, aku lihat saja dengan penuh minat. “Azman tengok luar sama ye”, suruh Auntie aku, aku angguk faham. Ye, le takut siapa-siapa masuk kedai ke. Lepas tu aku pun apa lagi, mulalah, tangan kanan aku letak belakang Auntie Sal dan tangan kiri aku landinglah atas buah dadanya yang masih berbaju dan aku mula meraba perlahan-lahan, cubalah bayangkan, buah dadanya besar sampai tak cukup tapak tangan aku nak cover semua. Badan Auntie Sal tersentak-sentak kecil bila tangan aku melayari kedua-dua buah dadanya, dah stimlah tu.

Sepanjang masa aku meraba buah dadanya, kami berdiam diri dan Auntie Sal tak lepas memandang aku, mata dia memang horny habis macam perempuan yang dah lama tak romen, agak aku memang lama dia dah tak rasa gini. Aku pula, badan aku ketar habis, bukan takut tapi excited, dengan budak-budak perempuan aku biasa tapi nilah first time aku main dengan wanita dewasa, 47 tahun pula, kawan mak aku lagi. Sampailah sekarang ni aku tak pernah merasa seperti apa yang ku alami dengan Auntie Sal.

Agaknya dah lama aku raba buah dadanya in slow motion, dia minta aku buka baju dia, aku pun berhenti raba dan kedua-dua tangan aku sekarang sedang membuka butang blousenya sampai bawah, phuh, kata aku, badannya, memang solid. Dadanya betul-betul firm dan perutnya licin betul, taklah macam remaja perempuan tapi bagi wanita umur 47, memang Auntie Sal pandai jaga badan. Buat seketika aku tenung dengan berahi dari dada sampai pangkal perutnya. Batang aku punya berdenyut-denyut stim.

Kemudian baru aku teringat aku tak kiss Auntie Sal lagi, aku pun letak tangan kanan aku belakang kepalanya dan aku pun tundukkan kepala aku untuk kiss bibirnya, sebaik saja bibir aku menyentuh bibirnya, Auntie Sal mengeluh dan tangan kirinya menekan kepala aku kerahnya, aku pun French kiss lah Auntie Sal, matanya dah tertutup dan aku dapat rasa tangan kanannya sekarang sedang membuka ikatan tali seluar cotton aku dengan pantas sekali, tangannya kemudian terus menyeluk masuk dalam seluar aku dan dia grab dan picit terus batang aku yang sedang berdenyut tu, aku tersentak habis dan aku berhenti kiss Auntie Sal. Aku pun tengok Aunti Sal, “Auntie ni ganas betul” dan dia cuma ketawa kecil tapi tangannya tak lepas memegang batang aku, “Boleh tahan juga Azman punya ye”, katanya, “Boleh tahan?” kata aku, “Uncle punya besar lagi ke?” dan aku ketawa, Auntie Sal tak jawab dan terus ramas dengan agresif batang aku macam dah lama tak ramas batang. Kepala batang aku terasa amat panas dan berdenyut bagai nak gila, rasa macam nak pancut dan aku suruh Auntie perlahan sikit stroke dia. Kemudian aku pula mula membuka cangkuk coli Auntie Sal dan mendadalah Auntie Sal depan aku, dadanya bulat perfect dan putingnya dah keras betul. Akupun mula meramas dengan lahap sekali dengan tangan kiri aku manakala tangan kanan aku, aku selitkan dibawah punggungnya yang pejal.

Whew, tangannya melancap batang aku, tangan aku ramas dada dan punggungnya, panas, panas. Punggung Auntie Sal terangkat-angkat mengikut ramasan aku di dada dan punggungnya dan aku pun sama kerana rangsangan di batang aku.Kami pun terus buat begitu, sesekali Auntie Sal mengeluh, “Azman, ramas lagi, Auntie suka”, nampaknya Auntie Sal ni cukup suka dadanya diramas, walaupun aku lebih suka punggungnya tapi no problem, apa saja.

Kemudian aku pun mula main dalam lagi, sedang sebelah tangan aku meramas bagi nak gila dadanya, aku pun tunduk dan mula mencium dadanya yang sebelah lagi, aku cium dan jilat setiap inci dadanya kecuali putingnya, saja nak tease Auntie Sal. Dah lama aku tease dia macam tu sampai dia kerap mengeluh aku pun terus zoom atas puting dadanya dan hisap dengan kuat putingnya. Auntie Sal terjerit penuh kenikmatan dan dia marah aku, “Azman, jangan buat macam tu, nanti orang dengar” dan aku pun mendongak sekejap kepala aku untuk melihat melalui cermin, still tak ada orang. “Takpe, Auntie tak ada orang”, kata aku, “Careful la” kata Auntie Sal lagi dan aku mengangguk. Kemudian aku pun mula ramas balik dadanya, sekejap perlahan sekejap laju. Auntie Sal tersandar di kepala sofa, matanya ditutup dan tangannya masih meramas-ramas batang aku yang keras macam kayu dalam seluar. Keadaan kami macam berehat pula. Kami terus melakukan rabaan dan ramasan perlahan-lahan sambil berbual pula, macam berkenalan pula. Barulah aku tahu yang Auntie Sal dan Uncle dah bertahun tak main dan Auntie Sal rasa yang Uncle ada girlfriend di luar tapi dia tak kisah. Yang aku respek ialah Auntie Sal tak pernah main luar sehinggalah sekarang bila aku menunjukkan perhatian padanya, bertuahnya aku.

Kemudian aku pun bangun dan Auntie Sal serta merta tanya aku, “Nak pergi mana?”, aku jawab, “Tak kemana”, sambil aku terus buka baju aku, kemudian aku jatuhkan seluar aku yang dah tak berikat tu, maka berdirilah aku depan Auntie Sal tanpa seurat benangpun, aku rasa excited bila aku buka pakaian depan Auntie Sal, tak pernah lagi aku berbogel didepan wanita yang berpakaian. Auntie Sal bersahaja saja tengok aku dan komen, “Azman ni macam dah expert pula, biasa jadi gigolo ke” dan dia ketawa kecil, aku pula menambah, “Kalau Man jadi gigolo, Auntielah fist customer”, “Merepeklah” kata Auntie Sal sambil menghulur tangannya dan memegang kembali batang aku yang dah terdedah. Kemudian Auntie Sal menarik batang aku kearahnya dan akupun bergerak kearahnya macam lembu kena tarik hidung. ‘Azman suka punggung Auntie kan, Auntie suka ni” kata Auntie Sal sambil memuncung mulutnya kearah batang aku.

Tanpa disuruh terus Auntie Sal masukkan batang aku dalam mulutnya, oooh sedapnya, terkinja-kinja badan aku bila lidah Auntie Sal main-main batang aku, lutut aku rasa lemah macam tak boleh berdiri dan tangan aku terus pegang tudungnya sambil aku tariknya kesisi agar aku boleh duduk atas sofa. Auntie Sal ikut saja pergerakan aku dengan batang aku masih dalam mulutnya dan akhirnya kami berada dalam posisi dengan aku duduk atas sofa terkangkang dan Auntie sal melutut celah peha aku, menghisap batang aku. Semakin lama semakin kuat pula hisapan Auntie Sal sampai batang aku rasa sakit dan aku minta Auntie Sal perlahankan hisapannya. Nampaknya Auntie Sal benar-benar suka hisap batang aku. Aku kemudiannya membongkok atas kepala Auntie Sal dan tangan aku menuju ke belakangnya, ke punggungnya yang masih berseluar itu. Kemudian kedua-dua tangan aku masukkan kedalam seluar getahnya dan mulalah aku meraba punggungnya yang bulat dan besar itu,sana-sini. Jari-jariku dengan rakus mencelah dicelahan punggungnya dan mengesel di sepanjang lurah punggungnya. Terangkat-angkat punggung Auntie Sal bila jariku sentuh hujung atas lurah punggungnya dan duburnya.

Aku kemudiannya menolak kepalanya dari celahan pehaku walaupun Auntie Sal agak keberatan, dah syok habis tu. Auntie Sal menoleh keaatas kearah aku, mata dia dah kuyu. Buat seketika aku rasa macam powerlah, dan macam tak percaya pula, Auntie Sal hisap batang aku, suka habis pula tu. Aku kemudian suruh Auntie Sal bangun dan didepan aku sekarang Auntie Sal berdiri dengan blouse terbuka menampakkan buah dadanya yang putih gebu dan tegang tu, seluar ketatnya membalut susuk bawah tubuhnya yang kelihatan sungguh berisi dan lazat, dan keadaannya yang masih mamakai tudung membuatku rasa horny dan kinky, tak faham, tak faham aku, kalau akulah husband dia, memang aku risau habis. Macammanalah husband dia boleh tak fuck dia selalu, mungkin begitulah kalau dah lama kahwin, aku agak.

Aku masih bersandar disofa dengan kakiku dijarakkan menampakkan batangku yang agak oversize dan sangat keras menegak keatas. Auntie Sal tersenyum melihat aku dari atas ke bawah especially batang aku yang baru dihisap tadi. “Azman nak Auntie buat apa?” tanyanya apabila melihat aku juga dengan laparnya sedang melihat tubuhnya. Baru aku sedar yang aku dah tak ketar lagi, dah confidence habis. Aku pun menyuruh Auntie Sal menanggalkan blousenya dan Auntie Sal pun mula buka pin tudungnya, “No,no Auntie Sal, bukan tudung, blouse saja” aku menghalangnya. Wajah Auntie Sal kehairanan sambil berkata, “Blouse saja?”, “Ya” jawabku pendek. Auntie Sal menurut dan menanggalkan blouse dan mencampakkannya keatas meja, phuh, aku tak pernahlah tengok wanita pakai seluar dan tudung saja dengan buah dada menetek tapi aku betul-betul rasa hornylah.

Kemudian aku menyuruh pula Auntie Sal berdiri mengiring supaya aku boleh lihat susuk tubuhnya dari sisi especially punggungnya yang seksi tu. Wow, punggungnya memang menonggeng dan terangkat habis dan shapenya bulat betul. “Hai, nak suruh Auntie modeling ke?” Auntie Sal berseloroh, “Oh, Auntie, you have the best butt, Auntie, tak pernah Man tengok punggung sebest Auntie punya”, aku meluahkan kekaguman aku. Auntie aku menempak pula, “Yela tu”, “Betul Auntie, with all my lust” dan aku aku ketawa, Auntie Sal pun ketawa bersama. By now aku dah mula stroke batang aku sendiri, melihatkan kelazatan susuk punggung dan tubuhnya.

Lepas tu aku suruh pula dia pusing membelakangkan aku, Auntie Sal ikut saja setiap arahanku dan dia pun pusing menampakkan punggung lebarnya yang masih berseluar, mataku kini terpaku pada punggungnya yang cantik dipisahkan oleh lurah yang dalam. Kemudian aku suruh Auntie Sal menanggalkan seluarnya dan Auntie Sal pun membongkok, membulatkan lagi punngungnya yang pejal dan terus menanggalkan seluarnya menampakkan punggungnya yang licin, bulat, berisi, gebu dan menonggeng itu, serta-merta aku rasa nak terkam pungggungnya dan jilat habis setiap inci punggungnya, aku betul-betul excited dengan keadaan ini, rileks,rileks, kata aku. “Ni, tudung ni, bila nak buka, Auntie rasa tak kena lah”, tanya Auntie Sal, serius. “Tudung, janganla, Man syok tengok Auntie macam ni, macam Ustazah pula, Ustazah Jenifer Lopez yang seksi” dan aku ketawa kecil. “Azman ni peliklah, kinky, tak sangka Auntie” katanya. Mataku masih menjilat punggungnya yang lazat itu.

Kemudian aku mengesot badanku kedepan, kehujung sofa dan bertenggek disitu. Kedua-dua tangan aku depakan dan pegang sisi punggung Auntie Sal dan aku tarik sedikit kerahku membuatkannya menonggeng lagi. Apalagi, she’s in my favourite position, aku pun terus memberikan ciuman demi ciuman di punggungnya, Auntie Sal ketawa geli hati, aku teruskan ciuman bertalu-talu disetiap inci punggungnya dan kemudiannya aku mula membuat jilatan dikedua-dua belah hemisfera punggungnya yang lazat itu. “Azman, Azman, tak pernah orang buat Auntie macam ni seumur hidup Auntie, dahsyatlah Azman ni, dah biasa ke?” kata Auntie Sal. Aku buat tak tahu aje, aku teruskan jilatan aku, hanya seseorang yang tahu kenikmatan punggung wanita sahaja yang akan memahami kesedapan menikmati punggung wanita.

Dari jilatan dan ciuman di punggungnya yang pejal berisi itu aku mula membuat jilatan dilurah punggungnya pula, mukaku ku sembabkan diantara kedua-dua hemisfera punggungnya dan lidahku mula memainkan peranannya menjilat sedalam-dalamnya lurahnya yang panas itu sehinggalah jilatan aku sampai kebahagian bawah anunya. Masa tu memang muka aku dah kena sandwich habis dek punggung Auntie Sal. Auntie Sal memberi respons dengan membongkok dan menonggengkan lagi punggungnya, dia dah rasa sedap agaknya. Aku boleh rasa tubuh Auntie Sal tergedik-gedik kerana jilatan aku di anunya. Aku meneruskan jilatan aku yang agresif itu walaupun agak sukar aku bernafas disandwich punggungnya, nafas Auntie Sal pun dah kencang. Kemudiannya aku mengalihkan kedua tanganku dari sisi punggungnya ke depan, ke buah dadanya, tanganku mengcengkam kedua-dua buah dadanya yang bergayut dan aku ramas mengikut tempo jilatanku. Auntie Sal mengeluh sesungguhnya, memang dia dah stim dan macam nak klimaks. “Azman, kaki Auntie… lenguh…but…don’t stop”, kata Auntie Sal tersekat-sekat. Aku tak tahu macam mana nak position pula tapi yang pasti aku tak boleh stop jilatan ni, Auntie Sal dah horny habis ni.

Aku pun kemudian pegang semula sisi punggungnya dan aku rebahkan badanku kebelakang, kepalaku disandarkan atas belakang sofa, menarik sekali punggung Auntie Sal yang tetap berada diatas muka aku. Auntie Sal faham apa yang aku nak buat dan dia pun bergerak kebelakang dan memijak sofa. Dah in position aku menarik punggungnya turun dan duduk diatas muka aku dan aku terus menjilat anunya tak henti-henti manakala Auntie Sal menyokong badannya dengan meletakan tangannya diatas sofa dan tepi kepala aku. Aku memang dah tak nampak apapun sebab punggung Auntie Sal betul-betul dah cover muka aku tapi aku boleh rasa Auntie Sal terkinja-kinja sambil mengoyangkan punggungnya atas muka aku. Aku dah tak boleh berkata apa-apa tapi aku boleh dengar Auntie Sal mengeluh, perlahan tapi berterusan, “Oh, Man, jilat kuat lagi Man…Oh Man”, semakin lama semakin kuat henyakan punggungnya keatas muka aku sehinggalah akhirnya punggungnya itu di henyak dan digoyangkan kiri dan kanan atas muka aku dengan kuat sekali dan suara Auntie Sal Cuma asyik kedengaran “Oh, Man”, “Oh, Man” “Oooooh Maaaan, Auntie dah sampaiiii”. Tubuh Auntie Sal aku boleh rasa macam menggigil kesejukan diatas muka aku.

Auntie Sal dah klimaks, aku rasa klimaks real punya, mungkin dah lama Auntie Sal tak klimaks macam ni. Aku, pula, terus terang tak pernahlah aku buat position macam ini dengan budak perempuan yang aku screw, ni first time tapi aku macam expert pula, itulah kata Auntie Sal kemudian. Lama juga Auntie Sal nak reda, aku biarkan dia duduk atas muka aku sampailah aku rasa badannya tersentak sikit-sikit saja. Akhirnya dia pun bangun dan duduk tersandar disebelah aku yang tercungap-cungap bernafas, Auntie Sal tersenyum melihat aku dan berkali-kali kata, “Tak sangka ye” “Sungguh tak sangka, hebat”, aku pun senyum dan berseloroh, “Mestilah”.

Kemudian aku pun bangun dan nak baring atasnya, aku dah tak tahanlah, nak fuck anu yang baru aku jilat tadi tapi Auntie Sal pegang batang aku yang berdenyut-denyut tu dan menghalang aku dari memasukkannya dalam anu dia. Aku pun kehairanan, Auntie Sal faham apa yang nak aku buat dan dia berkata, “Azman, Auntie rasa tak sedap hatilah kalau Azman nak masuk, entah kenapa, Cuma Auntie tak boleh lagilah” dan aku mengangguk, agak kecewa juga. Melihatkan reaksi wajah aku, mungkin Auntie Sal faham kekecewaan aku dan berkata, “Bukan Auntie tak nak, Auntie nak sangat Azman masuk Auntie, tapi Auntie rasa tak boleh, seumur hidup Auntie Azmanlah lelaki selain dari Uncle yang pernah sentuh Auntie dan Azman memang hebat, memang Auntie nak sangat” aku dengar dan diam sahaja kononnya kecewa sangatlah tu, tangan Auntie aku masih memegang dan mengusap perlahan batang aku yang tak henti-henti berdenyut tu.

Sebenarnya aku tak kisah pun sebab aku minat permainan seks lebih dari fucking, jadi aku pun nyatakanlah pada Auntie Sal, “Oklah Auntie, Man pun rasa tak tergamak juga nak masuk dalam Auntie”, “Kenapa?” Tanya Auntie sal dan dengan wajah serius aku menjawab, “Takut Auntie Sal tak tahan, menjerit kang” dan aku ketawa besar, merah padam muka Auntie Sal, “….alah, macamlah dia punya besar sangat, masuk tak rasa apapun” perli Auntie Sal dan tangannya memicit kuat batang aku, aku terjerit kesakitan, “hah, cakap besar baru kena picit dah meraung” kata Auntie sal sambil tersenyum, kemudian aku menambah, “Auntie buatlah apa yang Auntie nak buat, Man tak kisah”. Auntie sal diam sejenak dan memandang aku, “Azman, kalau Auntie masturbate Azman, boleh tak?…………… Auntie nak tengok Azman bila klimaks” tanya Auntie Sal. Aku mengangguk setuju.

Auntie sal pun merapatkan dirinya sebelah aku dan duduk mengadap sisiku, tangan kanannya yang sedang memegang batang aku tidak dilepaskan sejak tadi. Kemudian Auntie sal tunduk kebawah, kearah batangku dan mula mencium dan menjilat pehaku menuju kerah batang aku. Aku kegelian sungguh dek lidahnya yang panas. Jilatannya diteruskan tanpa henti sampailah ke telur aku, dijilatnya dengan lahap telur aku, batang aku berdenyut lagi hebat dan akhirnya Auntie sal menjilat seluruh batang aku dari pangkal sampai ke hujung. Auntie sal tidak menghisap batang aku cuma menjilatnya, rupa-rupanya kalau orang perempuan jilat bahagian batang orang lelaki, memang sungguh mengasyikkan. Auntie sal terus menjilat buat beberapa lama sehinggga batang aku terasa berdenyut dan tergerak-gerak macam nak pancut dan dia pun berhenti sambil memandang keatas arahku, “Nak pancut?” tanyanya dan aku mengangguk dengan nafas tercungap sedikit.

emudian Auntie Sal pun kembali duduk disisiku, “Hai, macammana ni, baru sekejap dah nak pancut, kata sampai orang terjerit-jerit” sindir lagi Auntie Sal. Aku tersengih saja dan berkata, “Auntie Sal hot sangat, tengok pun dah nak terpancut”, “yelah” jawab Auntie Sal, “Auntie masturbate ye?” tambah Auntie sal sambil melihat wajahku untuk persetujuan, aku mengangguk dan aku pun melunjurkanlah badan aku agar punggungku berada di hujung sofa dan kepala ku disandarkan dibahagian atas sofa, dalam posisi ini batangku yang keras dan agak besar tu tertojol sepenuhnya keatas. Auntie Sal merenung saja pada batang aku tu, mungkin terfikir macammana nak lancapkan aku agaknya. “Auntie ambil krim ye” katanya dan aku angguk saja, dalam hati berdebar-debar menantikan kenikmatan yang bakal tangan Auntie aku berikan. Auntie Sal pun bangun dan berjalan kearah meja, mataku merenung tajam lenggokan punggungnya yang amat seksi dan lazat itu, lagi memberangsangkan aku melihat Auntie Sal berjalan bogel tapi masih bertudung, sampai di meja Auntie Sal, sengaja aje dia menonggeng nak ambil baby oil dari lacinya, dahlah tu, dia jeling belakang tengok aku pula. Aku pun berseloroh lagi, “Hai, dahlah keras bagai nak rak ni, tonggeng pula, nanti adala yang tak boleh duduk seminggu tu”, Auntie Sal membalas, “Tiga minggu keras takpe, takkan satu minit dah tak tahan, sabarlah sikit”.

Setelah mengambil baby cream, Auntie Sal dengan tersenyum-senyum melihat batang aku kembali duduk disebelah aku. Dia pun memicit krim ketangannya dan aku mencelah, “Jangan banyak sangat Auntie, licin sangat tak sedap” dan Auntie Sal berkata, “Amboi, tahu sedap dan tak sedap, ni tiap-tiap hari buat kerja la nampaknya”, kemudian Auntie Sal dengantangannya yang berkrim itu pun memegang batang aku, phuh, batang aku yang panas bila terkena krim yang sejuk, terangkat punggung aku, Auntie Sal ketawa kecil, “sabar, sabaaaar!” katanya. Auntie Sal pun mulalah menggerakkan tanganya atas dan bawah batang aku, melancapkan batang aku. Terasa nikmatnya, sungguh berbeza melancap sendiri dengan dilancapkan oleh orang lain. Tangan kanan aku kemudian aku masukkan melalui belakangnya dan memegang buah dada kanannya dan perlahan-lahan aku mula meramasnya. Sambil melancap batang aku Auntie sal menyandar pada sofa dan memerhatikan aku nak tengok reaksi aku. Melecap melecup bunyi lancapan yang dibuatnya, semakin lama semakin laju dan secara automatik punggung aku terangkat-angkat seperti nak fuck tangannya. Aku sememangnya bila melancap atau dilancap, memang tak dapat kawal diri, kenikmatan yang aku rasa akan diterjemahkan dengan perbuatanku samada terkinja-kinja penuh nikmat atau mengeluh.

Melihatkan reaksi aku Auntie Sal mempercepatkan lagi lancapan tangannya manakala tanganku dengan kuat sekarang ini meramas dadanya, aku mulai mengeluh tanpa kawal, “Oh, Auntie, fuck me’ fucke me Oh sedapnya” berulang kali. Auntie Sal pun aku tengok dah stim habis dengan perbuatannya. Auntie sal terus melancap aku dengan agresifnya, sebelah tangannya dimasukkan dibawah pinggang aku dan dia turut sama menolak punggung aku keatas. Agak lama juga Auntie Sal berhempas pulas melancapkan batang aku, dia pun bertanya kepenatan, “Belum lagi?” sambil merenung batang aku tanpa lepas, “dekat dah, kuat lagi Auntie, need more”, jawab ku dan serta merta aku rasa tangan Auntie Sal macam lipas kudung turun dan naik sepanjang batang aku dengan laju sampailah aku dah rasa nak terpancut dan aku mengeluh kuat, “Auntie, Auntie, yes,yes, yes, kuat, lagi, lagi, don’t stop”, badan aku bergeliut macam cacing kepanasan, memang aku panaspun, peluh mencurah-curah.

Akhirnya aku pun tak dapat tahan diri aku dari sampai ke kemuncak klimaks, badanku bergetar dengan hebat sekali dan tanpa dapat dikawal lagi batangku memancutkan tinggi diudara seperti suntikan demi suntikan air maniku, jarang aku terpancut sebegini kecuali aku benar-benar horny. Walaupun aku dah terpancut Auntie Sal tetap memainkan batang aku sehinggalah aku benar-benar settle down. You know what, lepas aku pancut, secara tiba-tiba aku rasa macam malu melihatkan keadaan aku, yelah dipangku oleh seorang wanita yang sedang melancapkan aku, tak pernah aku berada dalam keadaan ini, tapi rasa tersebut sekejap saja dan aku kembali biasa. Aku lihat pehaku dan sofa basah dan tangan Auntie Sal juga dibasahi oleh air maniku. Auntie sal tersenyum lebar pada aku dan berkata, “Tak sangka kau macam ni Azman, kalau Auntie muda dan solo lagi, Auntie akan buat apa saja untuk Azman” dan aku menjawab sambil ketawa, “No problem Auntie, sekarang pun boleh, kecil tapak tangan, batang Man boleh tahan” dan Auntie aku menjentik batangku yang dah mula lembek, “Teruk la Azman ni, hah dah lembek pun” kata Auntie Sal sambil memegang batangku yang terkulai mulai layu. “Kata boleh dua tiga round sekali, ni dah lembek ni, macammana”, perli Auntie Sal.

Berdesing juga telinga aku dengar tapi aku kena akuilah dengan Auntie Sal ni aku puas habis dari segi mental dan juga fizikal dan aku pun menjawab, “Entahlah Auntie, mungkin Auntie ni hebat”. “Oklah Azman, pakai baju cepat, nanti orang masuk kedai, entah ada yang dah masuk tak sedar” kata Auntie dan bergegas dia bangun, mencari tisu dan mengesat kesan air maniku ditangannya. Aku masih tersandar keletihan dan cuma memerhati Auntie Sal menyarung kembali pakaiannya, surprisingly tudungnya masih intact. “Ala Azman, cepatlah” kata Auntie lagi bila melihat aku masih berbogel dan aku pun bangun dan pakai pakaian aku. Selesai berpakaian Auntie Sal menghampiri aku dan memeluk aku, tangannya digosokkan diatas batang aku dan dia berkata, “Thank you Azman, ni best ni” sambil memicit batangku, “Boleh buat macam ni lagi ke, Auntie?” tanyaku serius sambil aku meramas punggungnya yang pejal dan Auntie Sal menjawab, “Entahlah Azman, Auntie takut terlajak, Auntie tak pernah macam ni…… tapi kalau betullah ada somebody else yang nak all the way dengan Auntie, I don’t mind if it’s you, ikhlas Azman, anyway kalau Azman nak tembab Auntie, tembablah” dan Auntie Sal ketawa kecil.

Lepas tu memang setiap hari aku ramas atau tembab punggung Auntie Sal. Main macam haritu memang taklah kecuali dua kali saja iaitu pada malam sebelum aku berangkat ke universiti, orallah, apalagi dan kali terakhir seminggu sebelum aku berkahwin. Itupun aku kena rayu habis dekat Auntie Sal.

Terus terang aku katakan memang aku tak boleh lupakan kenikmatan yang aku rasa dengan Auntie Sal even sampai sekarang, bila aku tengok wanita yang berumur serta merta aku akan rasa horny. So semuanya ini rahsia yang aku dan Auntie Sal saja tahu.

cerita lucah makcik, main dengan makcik, makcik sex, kisah seks, cerita seks makcik, cerita lucah mak cik, cerita seks mak cik, foto tetek mantap, cerita seks mak, cerita sex makcik, mak cik sex, Kanak2 puan bgel, cerita sex mak cik, seks makcik, sex makcik, cerita main dengan makcik, cerita lucah dengan makcik, seks dengan mak cik, cerita seks melayu mak cik, cerita sex melayu makcik

Ayin Awek Cantik

$
0
0

Video Lucah : Ayin Awek Cantik - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Gambar Bogel Ayin Awek Cantik   Melayu Boleh.Com

bohsia seks terbaru, cerita lucah 2016, www melayu-boleh me, cerita seks melayu 2016, video seks melayu 2016, melayu sex 2016, melayu boleh seks, sex melayu 2016, video sex melayu 2016, www melayu boleh me, melayu cantik sex, seksmelayu, malay sex 2016, melayu boleh 2016, Video LUCAH 2016, Cerita sex melayu 2016, video sex melayu cantik, seks melayu 2016, 3gp melayu 2016, sex melayu cantik

lubang puki awek melayu

$
0
0

Gambar Bogel lubang puki awek melayu   Melayu Boleh.Com

Melayu-Boleh.Com - Gambar Bogel lubang puki awek melayu. Himpunan koleksi gambar awek melayu bogel lucah nakal. Tunjuk pepek dan puting tetek.

lubang puki, puki, puki awek, gambar lubang puki, lubang burit, gambar puki awek melayu, lubang pantat, puki perempuan, gambarpukimelayu blogspot net, lubang puki melayu, pukimelayu, puki janda, puki makcik, gambar lubang burit, gambar puki awek, gambar lubang burit melayu, burit janda, koleksi gambar puki, gambar lucah perempuan melayu bogel tunjuk pepek merah, gambar bogel puki

Help Daddy

$
0
0

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Gambar Bogel Help Daddy   Melayu Boleh.Com

Bianca was turning 15 on Sunday and her mom was away interstate on business for a week as usual, probably fucking that lawyer down in Florida that daddy knew nothing about Bianca guessed. Bianca was tempted to tell daddy about it but thought it best not to intervene. She suspected that her parents had not had sex for months and she thought her daddy had been looking at her in an unusual way of late.

Her daddy was a very handsome dark haired spunk that her girlfriends tried to flirt with all the time, even though he was 42. He was captain of the surf club and went to the gym several times a week as well as being the managing partner of a successful law firm. Bianca was a stunning young woman of voluptuous proportions. She had entered puberty early at 12 and now, on the eve of her fifteenth birthday stood 5 foot 7 inches tall with long wavy honey blonde hair, a handsome rather than cute face, full natural lips and an athletic size 12 figure, (not one of those skinny stick insects), but a real woman’s figure that bore testimony to her prowess as a representative hockey player. Her enticing figure was capped by full, firm, luscious breasts, barely contained by her DD bras. Bianca had begun masturbating regularly at the age of 10 and at the age of 13 she had discovered her mother’s motorised 6-inch rubber dildo.
Almost a year ago Bianca had accidentally broken her hymen during an especially torrid masturbation session and gradually over the past few months had worked up to fully consuming that vibrating black rubber cock in her hungry young pussy. Now she was hungry for a real cock, her father’s. She had seen him half erect one morning a few weeks ago as he made his way to the bathroom. Bianca had marvelled at the length, thickness and beauty of her father’s uncircumcised olive-pink cock with its huge mushroom- like head poking enticingly out of his foreskin. Even since then she has been masturbating to the vision of her father’s cock, knowing that it was not getting the pussy it so deserved. Three weeks ago Bianca had discovered a pair of her panties in the laundry basket and they were soaked with a huge load of warm cum, her daddy’s! He must have wanked off into them just before she got home from school.
Ever since Bianca has wondered whether her daddy was fantasising about her while he masturbated his lovely big cock. She has regularly checked the laundry basket every day since and almost every day has found a pair of her used panties soaked with semen, sometimes stiff and dry (indicating he had wanked off into them in the morning after she left for school) and sometimes still warm and wet (indicating that he had jacked off not long before). Bianca would always put those cum soaked panties to her nose and breathe in the aroma of her daddy’s male seed, wishing she had seen it spurting. She wanted that big daddy-cock real bad. It was Saturday morning and mom was still away. Bianca got up early and went to the kitchen in her short see- though nightie. She made fresh orange juice, coffee and toast with marmalade for herself and daddy and took it into his bedroom on a tray. Daddy was lying in bed half awake and sat up as Bianca entered. He had been lying there enjoying the extra lie-in of a Saturday morning and had been quietly stroking his cock around which he had wrapped a pair of Bianca’s light blue satin and lace panties which had extracted from the laundry basket last night in anticipation of his morning wank as he thought of what his underage daughter’s pussy must look like. He looked at Bianca as she walked from the door carrying the breakfast tray and had his first glimpse in years of his daughter’s tits and pussy. Although she was wearing a nightie it was almost totally transparent, providing a tempting but still partly censored view of her sexual organs. Her areolas were a large 2 inches in diameter and her nipples were thick, standing out proudly an her firm milky orbs. Between her thighs he could see a thick forest of dark brown, hiding her lips of heaven that he ached to see and touch. Bianca sat the breakfast tray on his bedside table, sat on his bed and lent over and kissed him lightly on his cheek. As she did so one of her breasts escaped her loose nightie, but it slid back in as she straightened.
Although his cock (still wrapped in her panties) had started to deflate upon her entry, it had reinvigorated with the vision of her nipples and thick bush and now this brief glimpse of her exposed left tit brought his huge cock to full erection again. "Morning daddy, I brought you some breaky," she said with a smile that bathed his soul in warmth and made his cock throb. "Thanks gorgeous" he said and lent over and gave her another kiss, this time lightly on her sweet full lips as he stole a quick look down the neck of her nightie to be rewarded with an all too brief uninterrupted view of her large suckable nipples. Bianca then surprised him by quickly slipping into bed beside him, her nightie riding up to her waist as she did so and he catching an unimpeded view of her huge hairy sex for an all too short 2 seconds before she pulled the sheet up. She then grabbed the tray and sat up in bed beside him chatting as they ate and drank. Her thigh was now naked to the waist and their naked thighs touched as they talked. His cock would not go down and it was lucky that the breakfast tray hid his massive erection. Bianca had noticed her father’s erection under the sheets when she entered the room. She had also thought she had caught a glimpse of light blue satin near her father’s groin as she lifted to enter the bed. By pretending to shift and get comfortable in the bed she had managed to briefly brush her thigh close to her father’s cock and had felt what was unmistakably the feel of satin. The sheets were cotton. Bianca was now sure that her daddy had her light blue panties (that she had taken off and put in the laundry basket last night) now wrapped around is erect man-cock. She saw her chance. Bianca picked up the now finished breakfast tray and placed it on the bedside table, then turned back and rested sitting up on the pillows with her father. "Daddy, you know that expensive black Armani dress I tried on at the mall with you last night, do you think you could buy it for my birthday?" she asked as she fluttered her eyes seductively at him.
"Oh baby, I don’t know. It is very expensive at $1,500." Bianca turned more toward him, purposely letting one shoulder strap of her nightie slide off. Daddy was mesmerised and briefly lost for words as Bianca’s nightie slid low on one side exposing her luscious right breast to his lustful gaze. He assumed Bianca was unaware of this and he was not about to tell her immediately as he enjoyed his lurid vision of her tit. "Oh, and daddy, what about that lovely black pearl necklace, could I have that too, with those black gorgeous Gucci shoes." He was momentarily brought back to reality as he realised Bianca was talking about a $4,000 outlay. Even though he could well afford it, it was much more than he had planned spending. "Oh baby, it is such a lot of money you know." Bianca looked at her father and smiled as she had a plan, a plan that would get her daddy’s cock and the expensive outfit. In a move that was smooth and deceptively fast she slid the sheets off the both of them. Her father was greeted to an uninterrupted full view of his daughter’s gloriously huge pubic bush and he was momentarily so entranced by that lovely vision of her hairy sex that he overlooked what he was exposing. Bianca gazed in a combination of satisfaction, amusement and lust at her father’s huge erect throbbing cock. It was half hidden by her blue satin panties that were wrapped around the gorgeous thick subject of her desire, but his cock-head was expose and pre-cum was oozing profusely and a dark stain showed where it had even soaked into her panties. "Oh daddy, daddy, what are you doing, you’ve got my panties around your dick?" Her father was immobilised by a combination of embarrassment and fear. Despite the shock of the situation his cock refused to deflate as he was still exposed to the luscious vision of his daughter’s right tit and hairy box.
Bianca reached over and placed her hand around his pantie-covered cock and that huge cock started to throb powerfully almost immediately. "Is this for me daddy... am I who you think about as you masturbate daddy... buy me the outfit daddy and you can fulfill all your desires daddy … you can have everything daddy... I will let you do everything you’ve wanted to do daddy... and I will not tell mom." He was totally stunned at first and then shocked and then, within seconds, his cock, his lust, took over. "Oh baby, baby, I want to fuck you so bad. You can have it all baby, just let me have this morning of sex with you and everything you want is yours." Little did he know it, but Bianca wanted more than just one morning of daddy-sex, she wanted him to have her all the time … and she was going to make certain she did. In fact, she knew he was going to be her "sex-slave." "Okay daddy, do it …do it to me now, for as long as you want, mom will not be home till late tonight." He groaned and threw the rest of the sheets off and pulled her to him. His mouth met hers and she opened her lips to receive his tongue. Their mouths meshed in wet passion as tongues caressed and they tasted each other. Bianca felt her pussy lips expanding with arousal and could feel that she was exceedingly wet and ready for her father’s massive cock to invade her. He pushed himself up on his arms and postioned himself over her with his thighs now wedged between hers. He looked down in lust and ripped her nightie off, tearing it in two with the urgency of his desire to have an unfettered view of both of her heaving tits. He fell upon her right tit and suckled on it, then he fell upon her left tit and suckled, all the time fondling, grabbing and sucking. He slid down and fell upon her hairy sex. He smoothed a path through her forest and found her wet pink lips of heaven, all glistening with her juices and engorged by her arousal.
Her clit was large and erect like a little cock about 2 inches long. He sucked it, kissed it and stuck his tongue into her... he tasted her, she tasted divine … her suckled on her clit and cunt lips like a man possessed. He was possessed, possessed of an insatiable desire to ravage his till 14 years old daughter. Bianca spread her thighs and cried out; "Stick it into me Daddy … stick your fat daddy-cock into me now." He slid up her firm yielding body and positioned his monster cock at the entrance to the tunnel of heavenly pleasure … his daughter’s cunt. She looked down with awe and lust to see and feel that huge daddy-cock throbbing and caressing her slit and clit. "DO IT DADDY! DO IT! DO IT TO ME! FUCK YOUR COCK INTO ME! INTO MEEEEE!!" He lunged and thrust and 8 fat throbbing inches of incestuous daddy-cock slid into her … into her warm wet pulsing daughter cunt. "Oh daddy, daddy I love it your cock is lovely sex is lovely, fuck me hard daddy! Fuck me all day long daddy!" Their joint arousal was so high that both were already on the cusp of orgasm. "Gonna cum baby... can’t stop it baby... have to pull out... have to pull out as I’m about to cum." Bianca grabbed his arse firmly with both hands, his hard smooth muscular thrusting arse and cried out; "Cum in me daddy! Cum in me daddy! Fill me with daddy cream now! Fill me all up! FILL ME UP WITH SPUNK DADDY!! LOTS OF DADDY-SPUNK!! COME ON, DO IT TO ME!!" It was too much. He could not resist, despite the fear of impregnating his 15 year old daughter. His cock was in control.
He let out a primal cry and groaned and thrust into her powerfully, trying to get all his cock and balls into her cunt. The first thick rope of cream came surging out like a fire hose full of spunk. She felt it. "Oh yes daddeeee... my daddy is spurting sperm into me... make a baby in me daddy... make a baby." He grunted and rooted her like a stallion possessed as he discharged spurt after thick spurt of creamy sperm. His huge ball sack carried a massive amount of sperm. Bianca counted 15 thick spurts of spunk, apart from his generous post-spurt oozing; his creamy discharge went on for over a minute. She got pregnant that weekend. Bianca’s mother cancelled her return home on Saturday night and came home Monday morning. By then Bianca and daddy had fucked 12 times and he had unloaded litres of creamy sperm into her fertile cunt.

Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh

$
0
0

Koleksi gambar awek bogel, melayu bogel, tudung bogel, skodeng awek lucah, tayang tetek dan cipap

Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com Gambar Bogel Nov 10 : awek melayu seksi cantik bogel cun ketat tetek breast tudung montok lucah boleh   Melayu Boleh.Com

awek tudung, awek melayu seksi, melayu cantik bogel, awek melayu cantik, gambar awek cantik bogel, Awek tudung cantik seksi, awek cun ketat, tudung cantik bogel, Bogelcun, gadis melayu cantik, awek cantik seksi, awek badan cantik, awek seksi fb, perempuan cantik bogel, melayu bogel cantik, awek cantik dan seksi, gadis melayu cantik bogel, awek danok telanjang, gadis melayu cun montok, gambar gadis melayu cantik
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live