Quantcast
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live

Tante Wulan dan Kakakku – 1

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Saya jadi teringat kembali pengalaman seks saya waktu SMP nah karena itu saya mencoba menceritakan pengalaman seks saya dengan kata-kata yang agak terbatas, tetapi sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya Roy (nama samaran) berumur 25 tahun saat ini, bekerja di sebuah Hotel di Jakarta, sejak kecil kehidupan saya tidak lurus-lurus amat, waktu SD pernah nonton Film Biru bersama teman-teman, tetapi sampai SMA saya belum pernah pacaran dikarenakan saya adalah seorang yang tidak Supel dalam bergaul, akibat dari nonton film tersebut saya mulai berubah tanpa saya sadari dan orang lain tidak tahu bahwa saya sering ngelonjor (ngelamun jorok) tidak peduli di kelas, di bis dan di mana saja, malah kerapkali saya melakukan pelecehan seksual di dalam bis, dengan menempelkan alat vital saya ke pantat seorang gadis tetapi jika dalam keadaan yang berdesak-desakan saja.

Sebaiknya saya langsung mulai cerita, waktu SMP kelas 3, kami kedatangan tamu dari Jogya yaitu Tante Wulan. Pada saat itu dia berumur 26 Tahun dan baru 1 tahun menikah tetapi malangnya dia ditinggalkan oleh suami yang tidak bertanggung jawab, dikarenakan alasan mertua (nenek saya, red). Saya memang akrab dengannya (Tante Wulan) karena orangnya ramah, lembut dan cantik. Dan diantara banyak keponakannya, sayalah yang paling dianakemaskan olehnya. Dia sering berkata, Kamu itu orangnya baik, nggak suka nakal-nakal seperti anak-anak yang lain yang suka berkelahi, mencuri dan lain-lain.. Nah, pada saat kedatangannya kebetulan kedua orang tua saya sedang berlibur di Bali, tinggal saya dan kedua kakak wanita saya serta ditemani seorang pembantu.

Ehhh Tanteee! teriak kakak saya yang pertama bernama Riska, saya dan Risma berlomba menuruni tangga dari lantai 2 (tempat menjemur pakaian). Risma adalah kakak kedua saya, singkatnya kami menyambut kedatangannya dengan hangat tapi sayang kamar dikeluarga kami hanya ada 3. Tante Wulan pakai saja kamar saya, biar saya tidur di ruang tengah, kata saya sambil membawa kopernya ke dalam kamar. Kamar saya yang tak terlalu besar, hanya ada tempat tidur yang tidak terlalu besar, meja belajar dan lemari kecil.

Pada tengah malam Sssttt Bayu pindah saja ke dalam, sambil menunjuk kamarnya.Ahhh nggak usah Tante, Tante khan balasku tertahan.Eh di sini kan banyak nyamuk, selanya, dengan langkah gontai saya masuk ke kamar. Ketika saya merebahkan diri, teryata dia ikut masuk dan menutup pintu, saya pikir dia menggantikan saya tidur di ruang tengah, ini membuat saya malah menjadi canggung dan tidak bisa tidur, pikiran pun melayang kemana-mana, sebentar-sebentar saya memandang ke sebelah.Haa cepet banget Tante Wulan tidurnya ya ampuuun, kenapa otak gua jadi ngeres gini. Saya teringat kembali semua yang telah saya tonton (Film Biru) lalu saya duduk dan memandangi pahanya yang tersingkap sampai daerah sekitar perut.

Wowww! seksi banget kata saya dalam hati. Tante Wulan memang seorang yang sangat cantik, tinggi badannya 166 cm dengan tubuh yang proporsional kulit kuning langsat, rambut hitam pekat, panjang sebahu mirip seorang model, leher jenjangnya yang putih bersih, hidung mancung dengan bentuk yang manis sesuai dengan ukuran wajahnya, bibir yang sensual dengan warna merah natural, membuat setiap orang yang melihatnya ingin mengecupnya. Pokoknya ia adalah wanita seperti idaman saya, kadang saya berfikir, Coba kalau ia bukan tante saya.

Tanpa disadari tangan saya mulai meraba betis. Iiihh lembut banget (sambil dikecup sedikit), kata saya dalam hati, baru kali ini saya memegang betis seorang wanita, dan tangan saya menjalar ke pahanya yang membuat darah muda saya mendidih, perasaan yang tidak karuan, takut dan nafsu birahi yang tak dapat dibendung. Ya ampun, kenapa saya bisa sekurang ajar ini, saya berhenti sejenak untuk memperhatikannya apakah ia benar-benar tertidur? Untuk mengetahuinya saya tarik bantal yang berada di kepalanya secara mendadak, benar saja ia tertidur pulas.

Kemudian saya melanjutkan aksi dengan membuka tali piyamanya, pemandangan luar biasa yang belum pernah saya lihat sebelumnya, lalu saya merebahkan diri di sampingnya sambil saya dekatkan mulut saya ke mulutnya, terasa hembusan nafasnya yang hangat membuat saya makin terangsang untuk mencium bibir indahnya dan saya beranikan diri untuk melumat bibirnya.

Eemmmuuaahh tiba-tiba mengalirlah perasaan aneh dalam tubuh saya, membuat saya lupa akan semuanya dan saya tak dapat menahan lebih lama lagi, saya hisap bibirnya, saya cium hidungnya yang indah, pipinya dan kembali lagi ke bibir manis itu, saya berlama lama di sini sebentar, saya mencoba memasukkan lidah saya ke mulutnya. Eeehhmm gumamnya, Masa bodo ketahuan apa nggak! kata saya dalam hati, lalu dengan tangan kanan, saya meraba payudara yang kenyal itu sambil sesekali meremas-remasnya mesra (tanpa membuka BH-nya).

Begini saja tidak bakalan puas, pikir saya. Dengan gemetar lalu saya memiringkan tubuh indah itu. Uuuhh susah banget, tetapi akhirnya berhasil juga dan saya buka kancing BH-nya. Haaa luar biasa indahnya, kataku kagum dan kurangkul tubuh indah itu sambil saya menindihnya dari samping karena ia dalam posisi miring, kaki kananku kusilangkan diantara pahanya, menciumi seluruh wajahnya sambil meremas-remas buah dadanya, tapi tiba-tiba dia mendorongku, aku kaget bukan main sepertinya jantung ini berhenti berdetak. Saya berhenti sebentar sambil mengatur nafas dan memperhatikannya. Beruntung, ternyata dia masih dalam keadaan tidur dan tetapi posisinya kali ini sangat memudahkan bagiku untuk mengadakan operasi selanjutnya, yaitu telentang.

Perlahan saya mendaratkan wajah saya diantara gunung kembar itu, dan saya mulai menjilatinya dengan lembut, dengan gemetar saya meremas-remas, sesekali mengisap-isap puting susunya yang berwarna coklat muda dan kemerahan itu sambil memainkan ujung lidah saya, nikmat sekali benda kenyal ini yang perlahan-lahan mulai mengeras dengan diiringi suara rintihan. Aahhh uuuggh.. terlihat sekilas olehku, ia mulai tidak tenang, kepalanya bergoyang ke kanan dan ke kiri, tangannya yang meremas-remas sprei, sepertinya ia juga merasakan nikmatnya, tapi dasar orang yang sudah dikendalikan nafsu birahi, hal itu tidak menyusahkannya, malah menimbulkan sensasi tersendiri, semakin gencar saya melakukannya, bahkan kini tanganku berani menyelinap ke dalam celana dalamnya.

Wahhh bulunya lebat amat, kataku dalam hati, lalu saya mulai mengusap-usap bulu tersebut sambil menciumi seluruh buah dadanya disertai gigitan kecil di puting susunya yang membuatnya bergetar dan terasa olehku bahwa setiap kali aku membelai bulu di selangkangannya, pantatnya agak terangkat sepertinya berbicara, Masukkan jarimu, dan setelah kulepaskan CD-nya, kuberanikan diri untuk menyelipkan jari tengahku ke dalam goa kenikmatannya. Kontan saja dia menggumam, Uuuggh.. ssszzttt ahhh ahhh.. aaauuhhh tak henti-hentinya ia merintih sambil meremas-remas rambutnya. Dalam hati saya berfikir apa ia benar-benar tidur?

Tiba-tiba pantatnya agak terangkat sampai seluruh jari saya masuk ke dalam liang kewanitaannya sambil ia meregangkan kedua pahanya lebar-lebar membuat saya ingin melihat lubang kemaluannya secara dekat. Lalu saya merubah posisi, saya seperti orang yang sedang bersujud, kubenamkan hidungku di liang senggamanya sambil kugesek-gesekkan dengan hidungku, Uuhh.. baunya membuat sensasi seksku meningkat, Sssrruuupps.. (seperti menjilat ice cream) Sambil memegang kedua pahanya, aku menjilat-jilat bagian dalam liang kenikmatan tanteku itu, jujur saja rasanya aneh asin, sedikit gurih dan pokoknya nikmat, tak bisa kulukiskan dengan kata-kata.

Tiba-tiba saya dikagetkan oleh kedua tangan, yang tiba-tiba saja memegang kepala saya. Ehhhmm siapa kamu? sambil mengangkat kepala saya, Mati gue! dalam hati saya berkata dengan perlahan saya mengangkat kepala saya dari liang sorganya, saya hanya terdiam.Roy apa yang telah kamu lakukan.. kenapa kamu, berani..? kata Tante Wulan.Dengan gemetar saya berkata, Maaf kan saya Tante.Maaf lagi, enak aja nanti Tante bilangin Ibu baru tau rasa! ancamnya.

Saya hanya pasrah, saya sudah kehilangan seribu bahasa, saya hanya diam dan diam ketika saya hendak melangkah keluar kamar, ia melompat dan mengunci pintu membuat saya kaget bukan main, kupikir ia mau menghajarku, Tidur sana! perintahnya sambil membiarkan tubuhnya terlihat olehku yang hanya mengenakan baju tidur yang telah kubuka talinya dan saya membaringkan badanku membelakanginya dan ia mematikan lampu kamar. Saya telah berusaha untuk memejamkan mata tapi tidak dapat. Gimana nih, gua bisa diusir dari rumah, dalam hati saya berbicara.

Satu jam setelah itu, saya dikagetkan oleh tangan yang memegang alat vital saya, kontan saja ini membuatnya bangun (dongkrak antikku). Awalnya hanya meraba-raba saja dan akhirnya sampai masuk ke dalam celana dalam dan kurasakan tubuh hangat itu memelukku sambil berkata, Tante tau Kamu belum tidur, tapi saya terus pura-pura tidur, dan ia menelentangkan tubuh saya, sedikit saya mengintip rupanya ia melepaskan piyamanya dan benar-benar telanjang bulat. Sebenarnya saya ingin melongo tapi takut ketahuan.

Astagaaa teryata ia tadi itu cuma pura-pura, saya menahan nafas ketika ia menelungkupkan tubuhnya di atasku sambil berkata, Ini rahasia kita. Lalu menghujani bibirku dengan ciuman rakusnya, Emmuuahh eemmuuuaahh.. sambil tangannya memegang kepalaku dan memutar-mutar kepalanya. Jangan salahkan saya, jika sekarang perjakamu kuambil, katanya lagi sambil mencium bibirku dengan nafsunya dan menggoyangkan pantatnya, lalu saya tak tahan lagi, saya bangun tapi hanya sebatas duduk dan membiarkan ia berada di atas pangkuanku sambil saling melilitkan lidah, tanteku membuka t-shirt yang kukenakan dan, Ahhh, sialan ia menggigit lidahku, kataku. Maaf.. katanya singkat dan meneruskan aksinya, dan ia menggiring tanganku untuk memegang payudaranya karena aku masih agak malu, Roy silakan lakukan apa saja yang kamu suka, katanya Ya Tante, jawab saya. Sssttt jangan pangil Tante ketika bercinta, katanya lagi.

Kami benar-benar larut dalam gejolak nafsu birahi, saling berlomba untuk merebut hadiah kenikmatan, sekarang sudah benar-benar bebas, mulut saya menjelajah ke seluruh wajah sampai leher, belakang telinganya kujilat dan kuciumi dan kembali ke bagian leher sampingnya membuat kepalanya menengadah ke atas. Aaahhh uuuhh teruuuss Roy, katanya, Uuugghhh belajar dari mana kamu?, lanjutnya dengan nafas yang terengah-engah. Sudahlah jangan tanya-tanya, kata saya dengan suara bergetar, tangan kita masing-masing saling menjalar ke bagian tubuh yang paling sensitif.

Kemudian Tante Wulan mendorong tubuh saya dan menarik celana pendek serta CD yang saya kenakan. Tooeewww tugu kenikmatan berdiri dengan tegak seraya menyombongkan dirinya. Tahan sedikit ya, katanya sambil ia meraih batang kemaluan saya dengan cepat dan mengulumnya. Gila, masuk semua ke dalam mulutnya, bahkan topi baja saya sampai menyentuh tenggorokannya. Tante Wulan dengan rakusnya melahap seperti hendak menelan habis, ia bukan seperti tante saya yang saya kenal, di sini ia tampak liar, seperti orang kesurupan Aaauuuww teriak saya waktu ia menghisap dengan seluruh kekuatannya, sepertinya tenaga saya turut dihisapnya sambil ia menempelkan gigi-giginya di topi baja saya. Besar sekali punyamu dan panjang, bisiknya lirih. Sekedar informasi saja, alat vital saya berdiameter 16 cm, den panjangnya 12 cm (jika sedang tegang) menurut saya itu biasa saja, bagaimana menurut pambaca?

Bersambung . . . . .


Gadis Singapore Kini Suka Batang Hitam

Video Lucah : Gadis Singapore Kini Suka Batang Hitam - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Gadis Singapore Kini Suka Batang Hitam   Melayu Boleh.Com

French Lady

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel French Lady   Melayu Boleh.Com

I'm a Korean American male who immigrated to the US as a teen. Korean society is very conservative and very 'anti-sex' due to its Confucian culture. Of course there are lots of sexual things underground as you may have guessed from other stories in this site, however sex is still very much of a Taboo (At least when I was growing up -back in 70's). It was still an important back then for a bride to be a virgin. Having grown up in such a traditional society, you can imagine I might have a difficult time getting used to America's very open sexual mores. However there was another, even bigger problem. I was a very shy person - even by Korean standards!! (By American standards, I could have been described as clinically depressed!) Throughout my high school years, I was pretty much a shy, nonsexual, 'math and science nerd' kinda guy, never having dated, let alone attempting a sexual overture toward girls. Sure, I dreamt of having an American girlfriend. But I was too awkward and insecure to actually do anything in really life. I was having a hard enough time just try- ing to excel in academics! My high school 'sex life' consisted of looking at 'forbidden' Playboy and Penthouse magazines and mas- turbating to sexy blonde models. It was quite unacceptable to my 'normal' self and I didn't discuss my attraction to these magazines with anybody. Even in college (UCLA), I failed to experience any sex. In addition to being very shy, I was neither good look- ing nor socially adept. Usually at college dances or parties, I ended up gawking on the sideline, watching others dance, unable to find a partner for myself. I was socially awkward, introverted and didn't think my sexual urges would be acceptable to American girls. After graduating from college with a degree in chemical engineering and before going on to a prestigious graduate school, I was lucky to get a summer job as an electronic technician in Belgium. By this time, the fact that I was still a virgin at 22 was really starting to bother me. After settling in and getting used to my work routine, I began to consider a plan to visit Amsterdam's infamous red light district. Maybe a Dutch prostitute would be the way to experience sex! Or at least a starting point for me. One evening I went to an adult movie - another thing I would have been afraid to do back home in US. It was very exciting to watch the orgy sequence where these gorgeous European women were getting fucked by many different guys. Not only was it very hot but it also gave me the idea that even I could get to have sex with a beautiful girl if I were in the right place at the right time. Girls acted so horny in that movie that I felt that they might have sex even with a nerdy Asian guy like me - if I were at a real orgy party! After the movie I walked out to the now darkened city square in a very sexually aroused state. Being a Friday night there were many people going to the bars to party. In the town square I spotted a blonde woman sit- ting on a bench alone and smoking a cigarette. Still somewhat high on my sexual feelings from the adult movie, I dared to approach her to ask her the time. She must have been bored enough to have a con- versation with a timid stranger. I found out that she was French and was traveling through Belgium on summer vacation with friends - a couple. Soon, I asked her whether she would like to go to a nearby bar for beer with me. Surprisingly she accepted. After a couple beers and some small talk, we walked around the town square talking about various countries. My mind was still pretty much on sex and I admitted her that I had never had a girlfriend. Soon, surprisingly she kissed me on the lips. I held her waist and we sat on a bench to make out. While kissing her, I moved my hand over her white wool sweater to feel her breasts. They felt wonderfully soft. She wasn't wearing a bra. I thought it was wonderful enough that she would let me feel her breasts like that. But to my even greater surprise and amazement she soon lifted her sweater and let in me feel her bare breasts. I was so shocked and sexually charged that I blurted out loud, 'Jesus Christ!' She just laughed. I loved feeling her warm, white breasts. I could have fondled them on that bench for the rest of the night if given a chance! At this time, maybe because of my timidness or my obvious pleasure in fondling her breasts, she must have made up her mind that we are going to have sex. I was horny as hell but I would still not have dared to think of having sex with her. To be honest, I felt extremely lucky just to feel her soft bare breasts! Furthermore having actual sex was something unknown to me. Masturbation and fantasy? Yes. Real sex? I truly had no idea how to go about it... She asked me where I was staying. I told her that I was living in student quarters, she decided that her hotel room on the town square offered better privacy to con- tinue our petting session. I still couldn't believe my good fortune, even as we climbed the narrow stairways to her hotel room. The room was quite small and Spartan by American standards. She told me to take my clothes off and climb on to the bed, which I gladly did in hurry. Waiting in the bed, I was able to get a good view of her naked blonde body as she got undressed in the semi darkness. I was feeling so sexual aroused, I openly stared at her naked body without shame. I was lying flat on my back when she climbed on top of me aiming her pussy lips at my erect dick. I held her thighs, trying desperately to guide her where I needed her to be. Giggling in embarrassment, she lowered herself on to my dick. I knew I wanted to have sex - and very badly at that, ever since my high school days. However being a virgin at the age of 22, I really did not know how a woman felt inside her pussy. I had no idea that women could feel so soft and wonderfully creamy inside her pussy like this one did. I could only think at the time that her pussy felt warm and so smooth like slightly melted cream cheese. It was far, far better than I could ever have imagined in my wildest dream. Especially I had no idea that woman's muscles could hold my dick so firmly. It was all so amazing and incredibly wonderful. I just repeated to myself that it is a wonder of life as I deliriously plugged her. I let out moans of pleasure as she moved up and down on my hardened dick. In fact, the sensation of her soft, warm pussy had an incredible effect on me. I never expected that my dick could get so hard and so big. (I had been pretty conscious of my small Asian dick for most of my life.) And despite becoming so rigid like a hard plastic rod, it was able to freely move around side to side very smoothly as she rocked up and down. By now I was thrusting into her as much as she was riding me. I just loved that feeling of being inside this blonde woman, holding her divinely broad hips with my hands. The only way I could describe the feel- ing would be to say that I was 'Very happy in my heart.' Having sex with her seemed to make my whole body 'happy'. I also felt no longer alone - like I had when I masturbated to Penthouse pictorials. Having my dick buried so deep inside her, I felt close to her. To another human being. And strangely, it felt so natural and normal having sex with this blonde French woman whom I hardly knew. I guess, while having sex everything else in a guy's mind pretty much shuts down. I was so totally focused on the beautiful naked body of this generous woman and just marveled at her bouncing white breasts as we fucked that I couldn't really think of anything else but the pleasure that I was receiving. It felt like a long time, (given the newness of the experience) but it was actually only a short time before I groaned and shot my load inside her warm wet pussy. She road me for a little while longer to make my pleasure last, then she collapsed on me and said with a smile, 'See? Now you have experience with girls, so you'll be able to get them in the future.' What could I say? I was just so grateful for her kind heart, I was speechless! By this time I was so thankful to this French lady, if she had asked me I would have given her pretty much everything I had. I was babbling praises to every- thing French as we cuddled. I even had an initiative to climb on top of her and start pumping away into her again. She was a little taller than me. And lying together in her bed, she definitely seemed larger than me. She was on the stocky side - surely by an Asian standards. But I just LOVED holding her broad hips while pumping my dick into her. Her skin was also rougher than Asian skin. Perhaps due to Northern European weather? Or perhaps due to the rich French diet? It is hard to tell. On the other hand she was visibly delighted with my smooth skin, saying it felt like a baby's skin. Although she was not as soft all around as I imagined a girl to be, she made up for it by her wonderfully soft cream cheese pussy. After I coming in her for the third time, she got up and pulled out a wash basin. With her back to me, she started to wash out her pussy. I did not have condoms on and I wasn't sure about birth control. I just did not imagine she could get pregnant in one night. Any- how standing by the bed, she washed inside her pussy giving me more great views of her gloriously naked body. Once again I stared at her naked female body with open lust. Finally she came back to bed and told me go to sleep. But very aroused again, I soon had another stiff hard on. Having fantasized about sex all my life, the fact was that I just couldn't get enough of her cream cheese pussy that night. I started to touch her again - from her breasts to her belly down to between her legs. She giggled, and she let me fuck her again. But it was clear now that she was no longer as turned on as I was. She no longer held my dick so tightly with her pussy as she has done the first few times. She told me that she couldn't believe that I was still (and again!) hard. Well, I guess that is what happens after dreaming of having sex with a blonde girl for all these years! She must have decided to make it a little more interesting for herself. She said she would show me another way. And she turned around in bed having her back to me while lying on her side. Then she presented her ass to me so I could enter her pussy from behind. Well that was an eye popping realization for me! I found out that I could have more of my dick enter her in that position - more deeply and more comfortably than 'the missionary position'. I wondered whether this was the more natural sex position - the way God created man and woman to be. Meanwhile I pumped my dick into her with new and happy enthusiasm. I also loved the fact that I could fondle her wonderful breasts (and her broad backside) while pumping my dick into her. I liked having my face close to her shoulders and feeling her short blonde hair on my face. I just hope she enjoyed my vigorous lovemaking as much I loved entering her from behind. She was breathing fast, but I hardly noticed it in my lustful desire to thrust my dick into her as deeply as I could and to fuck her creamy pussy with just about all the strength that I had left. All I can say is that fucking this wonderful blonde French woman from behind was about the best thing that ever happened to me in my life of 22 years. I just felt so much love and tenderness toward her, being deep inside her like that. And I certainly had the best orgasm of my life as I shot every last drop from my balls into her lovely cream cheese pussy. I'm not sure whether I passed out or whether I just went in and out of a wakeful state. I certainly was tired by this time. But I was so excited by the novelty of it all, I was half awake and never totally a sleep that night. Perhaps I should have gone to sleep now that I was finally satiated after coming inside her so many times. As the sexual fire died out mundane questions came to my mind. Like, what do I say to her after this sudden intimacy? I mean, I knew her body as intimately as any man could, but I didn't even know her full name! Could I fall in love and marry her? And it was obvious that she wasn't thinking anything close in that direction. (I was 22 then and she looked to be in her mid thirties) I had to face the fact that she had allowed me to enjoy her body in an intimate nature because she felt sorry for me. She might have thought she could turn a pain- fully shy Asian student into a man - even a Casanova by initiating me into sex. But what about her past? I knew nothing and I had already hurt her a little by asking too many stupid questions - as if I could be intimate with her personally just because I coupled with her physically. I think that both she and I knew that this was a one night deal. I told her that I would go home rather than to sleep in her bed. Actually a big reason behind my decision was that there was the other couple in that bedroom. Oh, yes I forgot to tell you that there was that French couple in another bed in the same hotel room while we were having our glorious sex! They were traveling with her. Initially the guy protested to the blonde lady about having me in the bedroom, to which she replied (in French) vigorously (perhaps defending me that I was a worthy sex partner??) Anyhow we went ahead with our wild sex together and he went back to sleep with his woman in his arms! Viva la France!!!!!!! But I wasn't sure how I would be received by the others in the morning. And also it might become obvious to them that the lady was crossing racial lines in her merciful mission of love! She agreed to my decision to leave and walked me downstairs to the pension door. It was already close to the dawn as we kissed again and again. No more sexual fire (as I was VERY spent by this time!). Perhaps because everything we had that night was sex (even though it was glorious - at least for me!), it felt slightly dishonest kissing repeated- ly. I was very thankful. I just wasn't sure how to handle the situation - other than thinking I better leave before it got too complicated. We parted acting as if we couldn't stop kissing each other. I was pretty exhausted and felt feverish during next day. But I was elated that I had finally lost my virginity and that I finally knew what sex was like. All thanks to that loving blonde French lady. I don't think I can ever pay her back for her kindness. But I always do try to be extra nice, gentle, and kind to all the blonde girls I happen to meet.

gambar awek seksi bogel, www lucahstory melayu com, cerita pelacur melayu french kiss, cerita seks all the time, cerita sex awek jb 2016, cerita sex during sleep, cerita sex korea melayu, cerita sex melayu missionary style, cerita sex virgin girl malayu, cerita sexmelayu virgin, Cerita Masturbath, cerita making out melayu, cerita all about party sex, xxvedio cikgu, cerita cerita sex melayu virgin, cerita ladies night lucah, cerita lucah ameeica, cerita lucah American, cerita lucah melayu boleh go, cerita lucah party time

Aksi Gadis Cun yang Seksi

Koleksi gambar awek melayu cun, awek kuala lumpur, awek comel seksi, melayu skodeng tetek

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Aksi Gadis Cun yang Seksi   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Aksi Gadis Cun yang Seksi   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Aksi Gadis Cun yang Seksi   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Aksi Gadis Cun yang Seksi   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Aksi Gadis Cun yang Seksi   Melayu Boleh.Com

Gambar bogel remaja melayu melayu, sexs yang melampau, aksi seks melayu, gadis tumbler, aksi melayu, sex yang melampau, aksi melayu boleh, Aksi Gadis melayu telanjang, aksi gadis melayu, aksimelayu, video aksi melayu bogel, aksi sexs, aksi video dan gambar gadis melayu terlampau, aksi gadis melayu sex, aksi seks, aksi gadis melayu terlampau seksi foto, aksi sex wanita melayu, foto aksi sex melayu, awek melayu cun sex, aksi siswi melayu bogel

July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3

Koleksi gambar awek bogel, melayu bogel, tudung bogel, skodeng awek lucah, tayang tetek dan cipap

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel July 22 Awek cun bertudung seksi baju ketat seluar sendat body slim bontot lentik ayu menggoda HOTS 3   Melayu Boleh.Com

gambar awek tudung sendat, awek baju sendat, awek seluar legging, awek melentik, awek pakai legging, awek tudung lentik, punggung lentik, gambar awek pakai seluar legging, awek seluar tracksuit, awek tudung body lentik, awek pakai seluar legging, body lentik, awek seluar sendat, awek melayu seluar legging, legging melayu, awek tudung melentik, awek mengoda, budak tino machang kelantan, Bogel 15 th, awek pakai legging seksi

Wan Saiful

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Aku sebenarnya bolehlah dikategorikan sebagai alim. aku sering melibatkan diri dalam macam macam hal keagamaan tapi, tak diduga ini yang terjadi.....

Aku memang mempunyai rupa yang handsome. mempunyai jambang yang halus dan hidung yang mancung. dengan ketinggian ku 175 cms sudah pasti menambah kan kemachoan aku. tapi, satu yang menjadi kesusahan ialah, walaupun aku handsome, tapi aku malang kerana aku tak pernah rasa sedikit pun berminat pada perempuan. malahan, aku rasa geli bila membayangkan perempuan punya yang berair. tentu geli yarkh...
Di, hostelaku, ada sorang mamat tu namanya Wan Saiful, handsome dan kacak. aku seringkali juga mengendapnya dibilik air ketikamandi. badannya, tak lah berapa tegap sangat tapi batangnya, kalau berkilat memang best. tapi,ku rasa pada masa tu dia bukan sama type ngan aku. sebab aku sering nampak dia dengan makwe dia.

Nak jadi cerita, satu hari aku nampak dia sedang nak pergi ke bilik air, lalu aku pun bergegas jugalah ke bilik airsebab aku tau dia nak mandi. masa tu dah larut jugaklah dalam pukul 2 pagi.
dah terserempak kat luar tu, apalagi dia pun tegur akulah"eh, baru nak mandi jugakker?"dia tanya aku pun jawablah baru balik.. dari makan. ntah macam mana tiba tiba tuala yang dia pakai tertanggal.. maka terbonjollah ais krim nya yang tengah lembik. Wow besarnya.. aku memang belum pernah buat hubungan luar tabii nie, tapi aku dapat feel.

Aku cakaplah besarnya awak punya, dia terperanjat, eh kau nie macam berminat jer... aku ketawa, lepas tu dia tanya mana adil aku tengok dia punya tapi aku punya dia tak nampak. aku kata, takkanlah dia minat nak tengok. .. dia cakap balik apa salahnya kan sama sama lelaki.

Aku malu nak tunjuk sebab aku dah stim. dia tanpa banyak soal, terus tarik tuala aku. lalu nampaklah aku punya batang yang tengah stim tu. dia cakap boleh pegang tak? aku kata nak pegang peganglah..

Lepas tu dia pegang kemudian aku tak sangka pulak dia nak hisap. sambil isap tu, dia cakap dia dah lama minat kat aku... aku tanya apsal tak bagitau dari dulu sebab aku pun dah lama minat dia. lepas tu aku pulak pusingkan dia. aku jilat kepala konek dia kemudian bijik dia.. baunya wow harumnya . aku halakan hidung aku ke bulu bulu konek dia sambil tu aku punua tangan main kat puting dia.. , dia suka nampaknya. aku terus hisapkonek dia sampai aku rasa air mazi dia keluar aku jilat habis.

Dia cakap kemudiannya. jom kita sucking sama sama, aku kata best nya. lepas tu kami pun baring kat lantai bilik air tu dan hisap sama sama. tiba tiba dia cakap, dia nak kongkek aku punya dubur. aku cakap takut, dia cakap tak sakit.. kalau macam tu aku on jerlah. dia ambik syampu dia kemudian sapu kat lubang dubur aku. dia mula mainkan konek dia di lubang dubur aku. dia tekan sikit, aku cakap sakit.. dia buat slow slow sampai semua batang dia masuk dalam lubang dubur aku. dia mula henjut. wow best...mula mula sakit tapi lama lama sedap. dia cakap dia nak pancut.. aku cakap pancut jerlah kat dalam. sambil u tangan aku tersu melancap aku punya konek. akhirnya kami keluar serentak dengan dia pancut air mani kat dalam lubang dubur aku..

Sejak hari tu kami jadi lover dan dia tinggalkan kekasih dia. kini kami tinggal satu bilik dan saling caring

cerita lucah luar tabii, melayu bogel makcik tudung, melancap sampai keluar air, gambar perempuan keluar air mani, gambar melayu pancut mani, gambar perempuan keluar air tetek melayu, gambar melancap sampai keluar air mani perempuan, gadis melancap keluar air mani, Facebook:Gambar gambar perempuan melayu cantik sedang melancap konek sampai keluar air mani, cerpen seks melayu rasa air manzi, cerita seks wanita jilat mani, cerita seks wan, cerita seks melayu wan, cerita seks dilancap pancut air mani, Cerita seks anal melayu sampai terkentut keluar mani, cerita luncah luar bilik, cerita lucah perempuan keluar air mani, cerita lucah konek melancap, www mobile sex melayu bayak air mazi, cerita keluar air

Ayu Awek Chatting

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Ayu Awek Chatting   Melayu Boleh.Com

Kisah ini berlaku kira kira 2 bulan yang lepas, Ayu adalah kawan chat Yahoo! dan aku temui dia beberapa minggu sebelum itu di dalam room selangor. Dipendekkan kata, selepas puas mengayat Ayu, dia telah bersetuju mengikut aku ke dalam sebuah bilik di hotel summit subang dan berasmara denganku.
Setelah, check in, mandi dan berbual dan bermesra ala kadar, aku mula memuji kaki ayu yang putih melepak bagaikan bunting padi itu. Ayu hanya tersenyum dan aku membalas senyumannya dengan penuh makna, aku segera memegang kakinya yang diunjurkan di atas katil, sambil memandang dan mengusap-ngusap lembut kakinya. Perlahan-lahan, aku dekatkan mulutku pada hujung jari kakinya dan aku cium sedikit dengan penuh romantis. Ayu tersenyum lagi, terpesona dengan tindakan mesraku dalam cahaya samar, tambahan lagi dalam suasana kamar yang selesa dan dingin itu. Sambil meremas-remas dan mengusap-usap kakinya, aku mula mengucup pipi Ayu, dahinya dan bibirnya perlahan-lahan. Ayu memejamkan matanya, berserah dan menikmati sentuhan demi sentuhan dari bibir dan jemariku.

Perlahan-lahan aku memegang bahu Ayu dan membaringkan tubuhnya ke atas tilam yang empuk dan luas itu. Aku mengusap-usap rambutnya yang lurus dan lembut, sambil meneruskan kucupan demi kucupan yang romantis dan ringan. Ayu membalas kucupanku dan akhir lidah kami bertautan dan saling kulum mengulum. Kadangkala aku menyedut lidah Ayu dan Ayu membalasnya dengan sedutan dan kemutan pada lidahku dengan perlahan-lahan.

Perlahan-lahan, sambil memandang mata Ayu, aku mengerakkan tubuhku dan merapatkan kembali bibirku ke hukung tapak kaki Ayu. Dari hujung kaki Ayu yang putih mulus bagaikan kapas itu, aku mengucup dan membelai kedua belah kakinya. Seterusnya lidahku segera menjalar, mengucup dan sesekali menjilat perlahan betis Ayu putih melepak, lalu meliar di kawasan lutut dan akhirnya sampai kepada peha Ayu yang agak sedikit terbuka.

Aku tahu Ayu sudah tidak mampu menolak fitrahnya yang mahu dibelai dan disentuh olehku, dia cuma mampu mengeliat dan mengeluh kegelian dan terkadang melarikan kakinya seakan tidak mahu disentuh dan terkadang pula bagaikan menyuapkan aku bahagian tubuh yang mana ia mahu aku berikan sentuhan nafsuku. Aku teruskan tindakanku dengan menarik tali ikatan tuala yang dipakai Ayu secara perlahan-lahan, langsung menyelak dan mendedahkan seluruh tubuhnya yang putih gebu, harum, menghairahkan dan menggetarkan seluruh jiwa dan ragaku.

Nafsuku semakin bergelora dan tiada apa yang lain dalam fikiranku melainkan nafsu kejantanan dan keinginan untuk melayari lautan asmara bersama Ayu. Kehangatan semakin membara dan aku kian terpesona dengan lubuk permata Ayu yang semakin dipeluhi titik-titik keghairahan dek sentuhan-sentuhan intimku. Lidahku yang semakin hampir dengan lubuk itu semakin tidak terkawal dan mahu cepat sampai ke destinasi keramat.

Ayu makin laju mengeliat dan mengeluh kesah. Tangan Ayu mengusap kepalaku dan terkadang mencengkam rambutku sekuat hatinya. Aku tahu Ayu semakin tak tentu arah di dalam gelora taufan yang mengganas. Aku memperlahankan jilatan serakahku dan mula bermain-main dengan keinginan Ayu yang teratas. Dengan berhati-hati, aku menjilat perlahan-lahan kawasan sekitar lubuk permatanya. Sedikit-sedikit aku hembuskan nafas hangat kearah lubuk permatanya dan ku jilat sedikit kulit lubuk permata Ayu. Dia semakin mendesah-desah dan sedikit-sedikit mengangkat punggungnya.

Terpesona dengan segala keindahan di depan mataku, aku meneruskan jilatan keramatku pada lubuk permata Ayu dengan sepenuh hati. Aku dapat merasakan cairan mazi Ayu membanjiri mulutku dan menerbitkan rasa yang cukup indah dan enak pada deria rasa lidahku. Aku menikmati cairan tersebut dengan penuh ghairah. Aku semakin laju menjilat, Ayu pula semakin rancak mengeluh dan mendesah, tubuhnya semakin berombak dan bergegar.

Aku meneruskan perjuanganku dengan menghisap biji kelentitnya, dan kadangkala aku gunakan teknik double stroke iaitu dengan menggunakan lidah untuk menjilat dan menggetarkan bahagian bawah kelantit manakala jari-jemariku menggentel biji kelentit itu sendiri. Keadaan Ayu sudah tak ubah seperti kuda liar yang melonjak melonjak ingin dilepaskan dan keluhan nikmatnya sudah bertukar menjadi raungan dan kadangkala merayu dan meminta aku memasukkan zakarku ke dalam pantatnya yang kini banjir tak berkesudahan itu.

Selama hampir 10 minit aku memberikan Ayu kenikmatan yang tak terhingga hanya dengan menggunakan lidahku. Tanganku mula menjalar dan meramas kedua belah payudara Ayu dengan ganas dan liar. Kadangkala aku mengangkat punggung Ayu ke atas dan menolak Ayu kakinya supaya dia melipat badannya, ini membuatkan aku boleh memasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dasar lubuk permatanya.

Ayu semakin tidak dapat mengawal dirinya. Tubuhnya menggila dan 10 minit kemudian, badan Ayu tiba-tiba terkejang dan menggigil sekejap-sekejap, aku dengan segera mengunci biji kelentit dan buah dada Ayu dengan kedua belah tangan dan mulut serta lidahku. Kedua belah kaki Ayu yang memang sedia terangkat, semakin kuat mengepit kepalaku yang berada betul-betul dikelengkangnya. Ayu meraung kenikmatan, bagaikan laut yang sudah sedia bergelora, tubuhnya menggeletek bagaikan dihempas ombak menggunung.

Setelah seminit, nafas Ayu mulai reda. Kepitan kedua belah kakinya sudah dilonggarkan dan matanya terpejam rapat. Aku melepaskan gripku pada tubuh Ayu dan berbaring di sebelahnya. Kucium bibirnya yang mungil dan comel dengan mulutku yang penuh dengan air mazinya dan aku jilat telinga dan lehernya. Selepas itu ku peluk rapat tubuhnya dan Ayu membalas pelukanku dengan sangat eratnya.

Setelah aku memberikan masa rehat lima minit kepada Ayu, aku kembali beraksi untuk menyempurnakan asmara kami. Aku tau Ayu seorang perempuan yang sangat submissive. Jadi aku perlu membuat apa yang perlu. Aku memegang rusuk Ayu dengan tapakku dan menggosok dengan perlahan. Selapas itu aku menjalarkan tangan kepada buah dada Ayu yang mekar dan pejal itu. Perlahan kugentel dan kucium putingnya yang kemerahan. Agak lama kemudian aku mula menghisap dan meramas kedua payudaranya secara berganti-ganti, kadangkala kugigit sedikit putingnya dan Ayu akan menjerit kecil kesedapan.

Setelah puas aku menghisap, aku meramas kuat payudara kanannya dengan kedua belah tangan, dan dengan rakus aku mengoyangkan lidahku ke atas dan ke bawah dengan sangat laju seperti sebuah vibrator, memberikan sensasi luarbiasa pada putingnya, Ayu mengeluh ksedapan dan mengeleng-gelengkan kepalanya sambil menarik-narik rambutku. Beberapa minit kemudian aku menukar pula kepada payudara kiri. Ayu benar-benar menikmati sensasi yang kuberikan, dengan mata terpejam rapat sambil mengeluh dan mengerang-ngerang kuat.

Selepas itu aku pula berbaring dan Ayu mula menjilat dan menghisap batangku yang hampir sebesar 3/4 dari diameter tin coke dan sepanjang ubat gigi darlie 250 g (paling besar), batangku memang western size, wanita-wanita yang pernah aku setubuhi kebanyakannya terperanjat dengan saiz batangku, tetapi sebenarnya aku lebih mementingkan teknik daripada bergantung pada saiz zakarku. Aku mengusap-usap ghairah rambut Ayu dan mengusap usap belakang tubuhnya. Mengikut pengalamanku, sesetengah wanita memang suka diusap pada bahagian belakang tubuhnya, mereka merasakan sentuhan pada kawasan itu memberi makna yang tersendiri dalam hubungan seks. Padaku, tiada apa yang lebih menyeronokkan selain melihat wanita yang aku setubuhi terdampar keletihan dan tersenyum puas selepas melakukan persetubuhan denganku. Dan aku suka memberikan pengalaman yang sangat romantis untuk mereka, agar mereka tidak dapat melupakan aku.

Setelah hampir 15 minit Ayu memberikan aku blowjob yang padaku hanya so-so, aku mula mengalihkan perhatian kepada lubuk pantatnya. Kubaringkan Ayu dan kukangkangkan kedua belah kakinya. Ayu merenung wajahku dengan penuh nafsu. Dengan perlahan-lahan, aku letakkan kepala zakarku menyentuh kelentit Ayu dan kugoyangkan perlahan-lahan ke atas dan ke bawah. Ayu kembali memejamkan matanya dan sesekali ternganga kesedapan.

Setelah aku rasakan agak basah kembali lubuk pantatnya itu, segera aku tolakkan sedikit ke dalam pantatnya, lebih kurang setengah inci dan berhenti. Perut Ayu terangkat dan tangannya memaut punggungku minta aku menolak lebih dalam. Bagaimanapun aku tidak menghiraukan isyarat Ayu sebaliknya perlahan lahan aku keluarkan sedikit zakarku. Gerakanku yang pertama ini amat perlahan, aku mahu merasakan sensasi sentuhan kulit zakarku dengan kulit pantatnya dan aku mahukan Ayu merasai nikmat yang sama. Aku juga mahu Ayu merasa betapa zakarku meneroka ruang pantatnya dengan gagah dan penuh kejantanan, dan paling penting, aku mahu bertahan lama.

Sedikit demi sedikit, aku sorongkan kepala zakarku kembali kedasar lubuk pantat Ayu. Kali ini aku masukkan lebih kurang satu inci. Masih ada 5 inci untuk disarungkan. Ayu mengeluh dan memandangku sambil merayu..

“Abang.., please.. Dalam lagi.. Please.. Sedap, besar.. Cepat sikit Bang.. Ayu nak dalam lagi”, tangannya kuat memaut pinggangku.

Aku senyum dan memandang tepat mata Ayu yang sangat kuyu itu. Aku menarik dan menyorong kembali zakarku laju sedikit, setelah beberapa kali sorongan, aku meneroka seinci lagi, menjadikan sudah dua inci batangku terbenam dalam lubuknya.

“Abang.. Sedap.. Lagi Bang.. Argghh aa.”
“I love you sayang.. Ayu nak Abang?”
“Abang.. Ayu nak sangat Abang. I love you very much.. Please.. Abang.. Jgn seksa Ayu.. Dalam lagi..”
“Emm.. Sekejap sayang yer.. Abang sayang sangat kat Ayu.. Malam ni cuma milik kita berdua sayang, you can have me all night long”
“Oh.. Abangg..”

Aku menyorong-tarik zakarku dengan kelajuan yang bertambah sedikit tapi masih tetap pada ke dalaman dua inci. Ayu mengerang semakin kuat, menyuarakan kenikmatan yang tak terhingga. Aku mencapai sebiji bantal dan aku letakkan di bawah bontot Ayu. Aku segera meneruskan semula permainan tadi dan meningkatkan kelajuan sorong tarik zakarku. Pantat Ayu semakin becak dan licin.

Aku menujah semakin dalam, kini 3 inci bahagian batangku yang sangat keras, besar dan bersemangat mengisi ruang pantat Ayu. Aku terus menujah tanpa henti selama hampir 10 minit sehinggalah terbukti tepat dugaanku, Ayu tidak dapat bertahan. Dadanya berombak dan tangannya kuat mencengkam lenganku. Matanya terpejam rapat. Mulutnya ternganga.., hanya perkataan “Aarghh” yang kedengaran dan diikuti keluhan nafas yang kencang. Seluruh tubuhnya kejang membeku. Aku menghentikan stroke sementara waktu.

Setelah cengkamannya jarinya reda. Aku teruskan stroke-ku, perlahan sedikit tetapi dengan daya tujahan yang lebih keras dan dalam. Ayu tak mampu menahan nikmat ghairah.. Dia hanya mampu menerima sahaja tujahan demi tujahan zakarku yang penuh rakus dan berkuasa. Aku sendiri sudah tidak mampu menahan permainan ini, aku tidak mahu menunggu dan aku cuma mahu zakarku melanyak pantat yang sangat basah dan benyek itu.

Beberapa minit selepas aku mengawal tujahan zakar, nafsuku sudak tidak terkawal lagi. Aku melipat kaki Ayu ke arah kepalanya dan menyuruh Ayu menahan kangkang begitu, aku sungguh bertuah kerana Ayu dikurniakan tubuh yang agak lentur dan dia boleh melipat badannya dengan sempurna sekali. Aku sudah tidak dapat bersabar lagi, Dengan satu stroke yang amat perlahan tetapi amat padu dan berkuasa, zakarku membolos dan menujah pantat Ayu sedalam-dalamnya. Mata Ayu tiba-tiba menjadi putih. Mulutnya ternganga luas, tangannya semakin kuat menarik kakinya supaya semakin rapat kepada badan. Dan aku pula kini bagaikan di awangan, syurga yang teramat indah, penuh cinta dan nikmat.

Aku mula menghenjut, mengayak dan melanyak pantat Ayu dengan penuh kekuatan dan kelajuan. Tenaga dari seluruh tubuhku aku pusatkan pada pinggangku, dan segala deria rasaku cuma terkumpul pada titik utama tubuhku iaitu pada zakarku. Aku cuma dapat merasakan kenikmatan pada zakarku dan menghayati setiap saat, sentuhan dan irama di dalam bilik itu. Aku dapat mendengar Ayu meraung-raung, mengerang dan menjerit-jerit tetapi aku sendiri tidak mampu memahami maknanya sedangkan aku sendiri tidak dapat mengawal keluhan dan raungan nikmat yang mulutku keluarkan. Aku sudah tidak peduli apa pun lagi.

Setelah 20 minit berhempas pulas, aku tidak dapat menahan zakarku lagi, Aku tau Ayu sudah klimax dan merayu meminta aku menghentikan henjutanku tetapi aku tidak menghiraukannya, setiap kali kakinya kendur, setiap kali itulah aku akan menguatkan lagi tujahanku. Dan kali ini, giliran aku pula merasakan puncaknya. Kuhenjut-henjut dan kuayak-ayak ganas zakarku, akhirnya.. dengan satu tujahan yang paling berkuasa dan muktamad, zakarku memuntahkan deras segala air mani yang pekat dan panas yang telah lama terpendam, aku segera menekan zakarku sekuat-kuatnya kedasar lubuk pantat Ayu yang panas dan dalam itu. Mindaku terlontar ke hujung dunia dan gelap dunia pada pandangan mataku. Kuayak-ayak lagi zakarku, cuba mengeluarkan semua titisan air maniku. Kucengkam bontot Ayu dengan keras, kucium Ayu dengan rakus dan kadangkala ku henyak lagi pantatnya dengan zakarku yang sekejap-kejap menegang dan mengendur. Hampir 5 minit lamanya. Aku kepuasan, langsung terbongkang di atas tubuh Ayu. Ayu mengendurkan dan meluruskan kakinya, matanya kuyu.

“Abang, thanks..”. Ayu bersuara lemah.
“Anything for you baby..”, aku menjawab ringkas.

Kami berciuman, memandang kuyu mata masing-masing sambil tersenyum, berpelukan dan akhirnya tertidur keletihan.

*****

Kini Ayu sudah berpindah ke Johor tetapi kadangkala kami masih bertemu bila ada masa. Aku rasa amat gembira dapat menemui seorang gadis yang seperti Ayu. Pada mataku, Ayu seorang gadis yang hebat, dan aku terfikir, masih adakah gadis lain yang seperti Ayu.

melayu bogel cerita sex, Awek chatting, cerita lucah chating pelajar melayu, Cerita lucah chatting, cerita lucah melayu hubungan dalam chatting, cerita lucah sex chat nikmat, pelajar melayu sedap, Tengah Sedap Hisap Pakwe Laki Plak Call

Gerekk La Awek Ni Isap Sampai Pangkal

Video Lucah : Gerekk La Awek Ni Isap Sampai Pangkal - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Gerekk La Awek Ni Isap Sampai Pangkal   Melayu Boleh.Com

Video awek melayu tudung suka isap, awek ni boleh, free videos sex tudung melayu isap, sex video pangkali, youjizz melayu isap

Awek testing

Koleksi gambar awek bogel, melayu bogel, tudung bogel, skodeng awek lucah, tayang tetek dan cipap

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Awek testing   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Awek testing   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Awek testing   Melayu Boleh.Com

xvideo sex melayu, cat bogel, gambar awek tudung selak baju, awek tetek besar melancap, awek selak kain, awek pantat super bogel tayang puki, awek melayu tudung bogel test henfone, foto janda tayang cipap, cerpen lucah test, awek melayu selak kain, awek tudung tetek besar selak baju, awek tudung melayu bogel batang, awek tudung labuh selak kain, awek tudung dihisap tetek, awek tudung bogel melancap, awek tetek besar tudung naked, awek melayu tetek besar naked pic, Awek test batang lain, awek stim tetek, awek melayu tetek super besar telanjang

Hurry Up

Video Lucah : Hurry Up - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Hurry Up   Melayu Boleh.Com

3gp Download Video Sex Awek Melayu Memang Boleh

Rina

Video Lucah : Rina - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Rina   Melayu Boleh.Com

melayu sex curang video, video lucah melayu 480p, www video lucah terbaru com, sex melayu lucah terbaru, video lucah rina, Fhoto awek com, video puki rina, video seks rina muryani, VIDEO SEX MELAYU RINA, sex lucah yang terbaru, sex benar melayu, puki rina, novel seks curang terbaru, melayu seks istri curang, Melayu boleh gallery, kumpulan foto bogel awek melayu, koleksi cerita lucah rina, gambarbogellucah, cerita lucah rina, 480p melayu

Pakai Sarong Demi Keselamatan Diri

Video Lucah : Pakai Sarong Demi Keselamatan Diri - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Pakai Sarong Demi Keselamatan Diri   Melayu Boleh.Com

koleksi video seks melayu, bokep fatin, video lucah free download, video lucah fatin, fatin jilbab melayu, video bokep melayu lucah, download video bokep fatin gadis jilbab melayu, koleksi bokep fatin melayu, koleksi video seks cikgu, koleksi bokep fatin, free download lucah, kumpulan bokep fatin melayu, download video bokep melayu, download video lucah remaja, video fatin seks, kumpulan video bokep fatin gadis melayu, ustazah malay sex, video fatin gadis melayu, koleksi video lucah saya, kumpulan bokep fatin

Video Asli Ariel, Luna Maya & Cut Tari

Koleksi gambar bogel, awek bogel, melayu lucah, gadis nakal, telanjang tetek

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Video Asli Ariel, Luna Maya & Cut Tari   Melayu Boleh.Com
 Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Video Asli Ariel, Luna Maya & Cut Tari   Melayu Boleh.Com

luna maya bogel, gambar bogel luna maya, video ariel dan luna maya asli, cut tari bogel, foto bogel luna maya, gambar bogel cut tari, gambar lucah luna maya, gambar luna maya bogel, lunamaya bogel, tetek luna maya, awek puki besar, tari bogel, cut tari bogil, gambarlunamayabogel, gambar awek melayu berpakaian dalam, gambar sex luna maya, luna bogel, www foto bogel gabar sex lucah gadis melayu com my, www awek pakai baju ketat, foto luna maya bogel

Amateur Video

Video Lucah : Amateur Video - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Amateur Video   Melayu Boleh.Com

video melayu sex melayu, video sexx lucah melayu, vedio sex melayu amatur, www melayu-sexmelayu com, awek melayu kuat sex, melayu seks boleh, awek melayu amatur seks video, amatur sex melayu, amatur seks, amatur melayu sex, video sex kantoi boleh com, luncah amateur, gambar sex amaturs melayu, amateur melayu 2016, amatuer wife melayu sex, amatur awek melayu, amature video sex melayu, amatur lucah malay, amatur seks melayu com, amatur seks melayu

Baru Nak Belajar

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Baru Nak Belajar   Melayu Boleh.Com
Ni nak cerita lah pasal pengalaman zaman persekolahan dulu. Hari tu kelas abis awal, macam biasa aku ajak member pergi lepak kat taman riadah, port kita orang. Kalau dah lepak dengan member tempat camtu biasa lah apa lagi kalau tak bersembang pasal awek masing-masing. Cuma aku aje yang belum ade lagi, mungkin sebab aku ni memilih sangat sejak break-off dengan awek aku. Ego lah katakan.

Tiba-tiba saja ternampak 2 orang awek dari sekolah perempuan dekat kawasan tu sedang berjalan seperti mencari satu tempat untuk mereka duduk. Aku pun apa lagi, pasang susuk lah! Ini lah 'chan' aku nak tunjuk terror kat depan member-member.

Akupun mulakan langkah macam seorang perwira.. Tunjuk macho lah konon..

"Hai" aku menyapa kat dia orang. Mereka hanya balas senyuman kat aku.
"U berdua ni baru balik sekolah ke?" tanya aku lagi.
"Ya.." dengan nada sombong mereka menjawab.
"Eh jual mahal nampak?" aku bertanya dalam hati. Tak Pa, ikan pasti makan umpan, salah seekor mesti dapat punya.
"By the way, nama I Lan and U?" tanya aku lagi dengan konfiden.
"I Yati dan yang nih sepupu I, Yuni.."

Si Yati, 15 tahun, ni putih gebu dan si Yeni, baru 13 tahun, kulit 'sawo matang' macam aku juga. Lepas tu mulalah aku jual minyak kat diaorang. Member-Member aku pun berbulu mata diaorang sebab aku dapat layan dua awek, sekor pun aku tak offer nak kenal kan untuk dia orang.. Dalam diam member-member hilang entah kemana. Ternampak pulak couple kat depan tengah syok beromen. Kita pun apa lagi ketawa-ketawa malu lah konon nampak macam tu..

"U all tak pernah ke nampak benda macam tu atau pun pernah tak buat benda macam tu?" dengan tak sengaja aku tertanya kat diaorang.
"Eh tak lah! Gila ke, kita ni masih sekolah lagi mana boleh buat macam tu.." jawab Yuni yang tiba-tiba bersuara.
"Ai? Apasal pulak kita masih sekolah tak boleh buat pulak? Ingat orang dah kerja aje boleh buat?" Aku jawab dengan sahaja.
"Kalau I ringan-ringan pernah juga dengan ex-bf I" celah Yati.
"Oh ye ke? Macam mana best tak?" aku tanya dengan sungguh-sungguh nak tahu.
"OK lah tapi tak rasa apa pun mungkin my ex tu tak tau romen lah" sambung Yati lagi. Yuni hanya seyum sinis dengar jawapan dari Yati tu.

Hai nampak nya kenduri besar lah aku malam ni..

"Kalau gitu I jadi bf you lah I boleh bagi U feeling punya" jawab aku dengan berseloroh. Kee! Kee! Kee! Ketawa gatal bercampur miang memecah senja tu.
"U mesti dah expert eh!" tanya Yuni.
"Expert tu tidak lah tapi boleh tahan experience jugalah" jawabku lagi.
"Betul ke? Dengan siapa? Dah banyak ke girl yang U buat cam tu?" tanya Yati.
"Yang tu tak leh jawab dulu, kalau U nak tau kenalah cuba dengan I dulu, nanti U mesti tau punya.." sambil tu aku merapatkan lagi tempat duduk aku dengan Yati.
Yati berbisik kat aku, "I nak, tapi Yuni siapa nak handle dia?"
"No problem I tahu macam mana nak handle dia" sambil aku tarik tengkok Yati dan berbisik.

Sempat aku jilat telinganya untuk memulakan adengan yang memberahikan. Uhh.. Yati mengeluh kesedapan dengan jilatan lidah api aku.

"Eh korang buat apa ni!?" tanya Yuni.
"Tak de apa apa, ringan-ringan aja, U relax lah tengok kita buat, kalau nak belajar teknik-teknik beromen, sambil tu tengokkan kalau ada orang OK!" perintahku. Sambil tu aku suruh Yuni duduk kat sebelah aku.

Yati sudah mula hayal dek pelukkan elektrik aku sambil mengusap-usap tengkok dia, ni lah kelemahan perempuan, bibir aku pun mula mendekati bibir Yati. Kita berciuman basah sambil lidah kami bergomol antara satu sama lain. Yuni hanya perhatikan kelakuan kami berdua. Tanganku meraba-raba ke tetek Yati yang agak padat tu. Hmm besar juga tetek dia, Yati biarkan apa yang aku buat. Tak cukup dengan tu aku pun menyapai tangan Yati untuk meraba pelir aku, dia turutkan kemahuanku, uhh sedapnya. Satu demi satu aku tanggalkan butang uniform Yati, ternampak longkangnya yang gebu tu, aku menyelokkan tanganku ke dalam colinya dan meramas-ramas tetek si Yati. Dia mengerang kesedapan, makin keras dia memicit buah pelir aku. Dalam itu aku pun melepaskan butang coli Yati, aku pun menyelaknya dan lidah apiku pun mula mencari sasarannya nya.

"Eerrgghh..", Yati mendesah lagi mungkin sedap atau mungkin tak tahan geli.

Aku tak peduli sambil cuba memasukkan payudaranya ke mulutku sambil menggigitnya. Rasa macam nak telan aje gunung tu. Tanganku mula menjelajah ke peha Yati yang putih gebu itu, dengan perlahan aku meraba selengkangnya. Aku mengusap-usap seluar dalam cotton-nya yang dah basah sejak tadi lagi.

Tiba-tiba Yati menarik Yuni mendekati kami, diambil tangan Yuni ke riba aku. Aku terasa panas, mungkin si Yuni pun dah naik stim. Aku mula menurun kan zipku dan mengeluarkan 'pedang pemecah langit'ku dengan dibantu Yati. Dia merosotkan seluarku ke paras lutut, maka terlihatlah pedang yang terhunus bersama dua biji bebola besi.

Yati terus melancapkan aku. Yuni seperti dirasuk, mula mengikut apa yang dibuat Yati tadi. Dia mula bermain dengan bebolaku. Aku pun begitu juga, mula memasukkan jariku ke alor sungai yang sempit itu. Semakin laju jariku berdayung, begitu juga dengan Yati yang seperti lagi menumbuk sambal.

"Aahh.. Aahh.. Aahh..", kata Yati yang dah tak tahan itu, tapi aku tak pedulikannya, aku terus mendayung sampai dia klimaks!

Sudah itu dengan matanya yang setengah buka setengah tutup berbisik kat aku..

"U memang best, I tak pernah rasakan macam ni" aku senyum sahaja.

Kapal tak sampai lagi. Aku menyorong kepala Yati ke konekku yang mengeras macam batang besi tadi. Dia tahu apa yang harus dia lakukan walaupun nampaknya dia belum pernah kerja-tiup (blowjob) tu. Aku mula merangkul Yuni dan menciumnya. Dia tak melawan dan ikutkan saja apa yang aku buat.

Tetek Yuni tak sebesar tetek Yati tapi padat dan kenyal. Aku menyelak uniform serta coli Yuni. Sambil tangan kananku pula menyelak seluar dalam Yuni yang pun dah basah kuyup. Kedua-dua awek ni tak de bulu cipap lagi. Jari-jariku mula bermain di celah selengkang Yuni yang lubangnya terlalu kecil lagi sempit itu.

Sekarang giliran Yuni pula untuk menikmati kelazatan zakar aku sambil Yati memerhatikan perbuatan adik saudaranya tu. Yati menjilat-jilat pula pelir aku. Waah aku bagaikan raja dilayan dayang-dayang. Aku meramas tetek kedua awek tu. Kiri dan kanan.

Hari sudah gelap tak nampak satu manusia dikeliling kami. Aku suruh Yati baring di kerusi panjang tempat kita duduk. Aku baring diatas Yati.

"Bang! Yati takut pregnant"
"Don't worry sayang I tak pancutkan kat dalam" pujukku.

Aku menyuruh Yuni mengarahkan batangku ke mulut cipap Yati, ni first time dapat buat adengan berat sebab tu belum tau shooting lagi, dengan pelahan Yuni memasukkan dan aku membantu dengan menolak pelahan juga.

"Aaww..", jerit Yati.
"Sshh.., Sikit lagi sayang" rayuku pada Yati.

Zitt.. Terasa dara Yati terkoyak olehku.

"Ooh..", Yati kesakitan.

Aku mengulum lidah Yati supaya dia tidak dapat menjerit lagi. Aku pula mula menghayunkan badanku. Kami berdua mula mengimbangi permainan kami. Yati dah tak tahan lagi langsung klimaks! Dia menciumku dengan kuat, meyedut lidahku kepuasan biar pun sakit pada mulanya.

Kini Yuni pula merebahkan dirinya di depanku, bagaikan minta di'fuck'. Aku menguakkan kakinya tinggi dengan dibantu Yati.

"Ti sakit tak?" tanya Yuni pada Yati.
"Sikit je lepas seminit tu tak sakit lagi" pujuk Yati pada Yuni agar melayani nafsuku.

Aku pun rasa dah tahu kat lubang mana aku nak sental, aku pun mula dengan pelahan. Tapi kali ini batangku rasa perit sedikit sebab lubang Yuni yang masih terlalu kecil lagi untuk batang aku yang 5.5" tu dan bulatnya adalah sebesar bulat duit syiling 50 sen.

"Aahh!!"

Setelah selaput daranya dirobek Yuni menjerit kesakitan. Yati menutup mulut Yuni supaya jangan menjerit. Aku pun suruh Yati menghalakan selengkangnya ke arah mulut Yuni. Dan menyuruh Yuni menjilat pantat Yati. Yuni menghirup sisa-sisa air alor Yati tadi. Srrp srrp.. Terdengar jilatan Yuni. Yati yang kesedapan memejamkan matanya. Yuni mula rasa keenakan dek buayan syurgaku. Dengan pantas aku meneraju kapal yang hampir berlabuh itu.

Yuni klimaks, aku tahu kemutan dan rasa kehangatan air cipapnya yang menyembur batangku di dalam, kemudian aku suruh mereka berlutut di depanku sambil melancap depan muka dua saudara tu. Crrutt crrutt crutt air maniku memancut dengan banyaknya ke muka mereka sambil kusuruh mengeluarkan lidah masing-masing. Hhmm sedapnya mereka kata kat aku.. Rasa sakit di puki dia orang dah hilang kini batang aku pulak yang melecet sebab mengoyak dan merobek dua dara sunti sekali goes. Aku mengaku itulah pengalaman make love aku yang pertama dan mereka pun rasa beruntung juga sebab dapat bujang aku pada malam tu.

Satu hari tu pemeriksaan dah nak dekat, jadi Yuni pun ajaklah member dia sorang tu nak belajar sama. Nama dia Juniati tapi dipanggil Juni aje lah! Dia bengap. Sekejap nak tanya aku pasal tu dan ni. Terkadang tu sengaja aku gesel tetek dia yang agak besar kalau dibandingkan dengan gadis yang seumur dengannya. Paras dia dikatakan lebih cantik dari Yuni atau Yati. So agaknya aku dah bosan dok layan pertanyaan dia, aku sengaja masuk kan batang pensil ke celah longkang dia.

"Eh apa ni?" tanya Juni.
"Tak de ape saj nak tengok berapa besar U punya dengan Yuni dan Yati.." jawab aku berseloroh.
"Ya lah mari kita tengok siapa punya yang besar!" celah Yuni.
"OK aku setuju" sokong Yati"
"Tak nak lah! Malu lah ada Abang!" jawab Yuni.
"Apa nak malu kita orang dah biasa tengok masing telanjang!" kataku lagi.

Dengan tak cakap banyak, Yuni dan Yati pun memaksa bukak baju Juni dengan diperhatikan olehku.

"Eh tak nak! Tak nak! Apasal ni korang?" ronta Juni.
"He he he padan muka kau tadi suruh buka elok-elok tak mau kan dah kena paksa" Yuni bersenda.

Akhirnya terdedah juga badan Juni di hadapanku. Dia memakai coli putih brand Bee Dees menampakkan teteknya yang keras. Lalu aku sengaja menyelak skirt uniform Juni.

"Ha pakai seluar dalam pun Bee Dees lah!" Juni ni anak orang berada jadi pakaian dia boleh dikatakan Branded. Benar sangkaan aku, dia memakai baju dan seluar yang sepasang.
"Eh pakai branded, apasal nak tutup pulak tunjuk kan lah, U mesti bangga dengan Branded stuff U!" kataku lagi.

Yuni dan Yati pun dah buka pakaian masing-masing, hanya tinggal baju dan seluar dalam mereka sahaja yang menantikan perasmian dari aku.

"Ia lah Juni buka lah skirt kau Juni, kalau tak kita paksa lagi nak tak?" Yati mengugut Juni.
"OK OK OK aku buka, tapi untuk apa korang buat ni?" Tanya Yuni dengan tersipu.
"Alah nanti tau lah kau.." jawab Yati.

Wah rupa rupa nya payudara Juni lebih besar kalau dibandingkan payudara Yuni dan Yati. Kita orang pun tengok lah cerita blue yang kita buat sendiri. Untuk pengetahuan korang, kita ada rakamkan adegan seks kita. Sebab Ayah Yuni ni juru video jadi diam kita pakailah sendiri.

"Eh tu korang ke Yuni, Yati?" tanya Juni dengan terperanjat.
"Siapa lagi kalau tak kita, saja kita tape buat kenangan.." jawab Yuni.
"Ee, tak sangka korang boleh buat benda cam ni, takulah" jawab Juni lagi.

Sebelum apa-apa aku pun merangkul leher Juni dan menciumnya. Juni meronta tapi aku terus jilat telinga, leher dan kelongkangnya. Juni pun tak terdaya nak melawan lagi kerana keenakan jilatanku.
Uhh Juni mendesah, "Sedapnya.." katanya halus.

Yuni dan Yati mula mendekati kami. Juni kita baringkan di sofa. Yati dan Yuni memegang peha Juni kiri dan kanan. Juni hanya dapat memejamkan matanya kerana malu. Aku baring di atas badan Juni yang empok tu. Dan teruskan jilatanku di seluruh badannya. Aah.. Aku pun menyelak seluar dalam Juni dan terlihat bulu halus Juni di dalamnya.

Pukinya mula basah dan aku mau ia tambah basah dengan menjilatnya. Yuni merapatkan wajah dekat aku seperti minta dijilat seketika. Aku dan Yuni pun bermain lidah. Sementara Yati pula secara diam bermain lidah dengan Juni. Yuni, Yati dan aku pun secara bergilir menjilat puki Juni. Dia dah tak tahan dengan kelakuan kami. Sudah berapa kali dia cum tapi batangku masih belum merasmikannya lagi.

Kemudian aku pula yang duduk di sofa, Yuni dan Yati menarik seluar dalam aku ke paras lutut. Mereka bermain-main dengan batangku yang sejak tadi belum dijamah. Kusuruh Juni turun dan melihat apa yang mereka sedang lakukan pada batang butuhku. Yuni menjilat kepala butuhku Yati menjilat buah pelirku. Kakiku diangkat tinggi supaya dapat kulihatkan lubang buritku yang juga minta dijilat.

Juni terasa ghairah dengan adegan jilat menjilat itu. Lalu mereka pun bergilir menjilatku. Aku pun hayal dengan kenikmatan itu. Yuni dan Yati dah tak sabar minta di'fuck'. Yati naik atas batangku dengan memandang ke arah aku. Dengan perlahan dia memasukkan batangku yang besar ke dalam rimba nafsunya.

"Uuh.. This is what I want", kata Yati.

Juni dan Yeni duduk di antara kanan dan kiriku sambil aku memicit dan meramas buah dada mereka yang masih awal ranum tu. Yati menghenjut seperti menunggang kuda. Semakin pantas semakin kuat nafasnya menghembus.

"Aah I cum, I cum, I cum..", Henjutan Yati menjadi lemah lalu dia pun menciumku menandakan dia dah 'cum'.

Giliran Yuni pula dengan menghulurkan bontotnya ke arahku. Yati menghulurkan batangku ke puki Yuni yang masih ketat walaupun sudah berkali di belasah olehku. Yuni menghulur dan menarik bontotnya kemudian aku menghentakkan batangku dengan kuatnya ke puki Yuni.

"Aaww..", jerit Yuni yang sedap-sedap sakit itu. Dia pun melajukan gerakannya.
"Aahh.. oohh.. aahh yes fuck me fuck me..", Yuni dah bagaikan orang hilang akal. Aku pun menghentakkan batangku dengan sekuatnya ke puki Yuni. Aahh.. Yuni berhenti seketika menandakan dia pun dah cum.

Kini giliran Juni pula untuk mengorbankan daranya padaku. Yati dan Yuni menarik kaki kiri dan kanan Juni dan menaikkanya supaya ia terbuka luas. Juni hanya bisa diam, mungkin ingin merasakan kenikmatan yang sudah dikecapi oleh Yuni dan Yati. Dengan perlahan aku menyorong batangku, pukinya dikuak oleh Yani dan Yati yang suka bekerjasama dalam hal-hal macam ni.

Uuhh bila batangku mula memasuki lobang Juni. Terasa betapa basahnya puki dia dan terasa agak licin di dalam mungkin kerana dah terlalu banyak air alornya mengalir. Kumasukkan setengah batangku dan kutarik semula kumasukkan lagi dan terus ke dalam lubang puki Juni. Dia hanya memejamkan matanya sambil mulutnya terbuka seperti menjerit tanpa suara. Aku meramas ramas buah dada Juni yang aku geramkan sejak tadi. Aku hisap-hisap dan aku jilat teteknya.

Dalam sesi selama 45 minit itu akhirnya aku terasa air alor Juni memancut di kepala butuhku, terasa kehangatannya aku pun menarik keluar butuhku dan mengarahkan ke muka Juni. Yati dan Yuni mendekat kan wajah masing seperti menunggu terpancutnya airmaniku yang lazat.

Crrutt crutt crutt air maniku terpancut dengan banyaknya di muka dan di dada Juni. Yati dan Yuni menjilatnya seperti kucing minum susu.

Kami pun terbaring di depan sofa berempat kali ini. Juni katakan dia tidak menyesal apa yang dia buat hari ini. Dia sebenarnya memang nak tahu benda ni cuma tak de orang nak bagi.

cerita dan gambar awek tudung melayu boleh, baju ketat membawa nikmat, gambarbogel xyz/kakak-baru-nak-belajar-sex-dengan-adik html

Gadis Kampung

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Kenangan dan peristiwa yang berlaku masa dulu-dulu sampai bila pun tidak dapat dilupakan. Ianya tetap menjadi sejarah yang sering datang dalam ingatan. Tidak kira kita sudah insaf, taubat dan sebagainya tapi dimasa-masa tertentu dia akan menjelma juga.

Aku berasal dari sebuah kampong disempadan antara Negeri Terengganu dan Kelantan. Semasa aku kecil-kecil dulu sememangnya kampong ku ini tidak ada kemudahan asas seperti sekarang. Letrik, air paip dan jalan tar yang menyambongkan kampongku dan jalan besar semuanya belum ada. Kebanyakan penduduk di kampongku ini adalah sebagai petani. Musim padi mereka menanam padi. Walau bagaimana pun ada juga diantaranya yang menoreh getah dan lain-lain kerja-kerja pertanian. Dan salah satu yang istemewanya dikampongku ini ialah terdapat sebuah sungai yang sederhana besarnya. Airnya pun tidaklah deras sangat dan tidaklah dalam sangat. Sungai inilah yang menjadi punca bekalan air untuk diminum dan mandi manda. Malah sungai ini jugalah kadangkala menjadi tempat membuang najis.

Dan semasa aku kecil-kecil dulu lagi juga aku sudah biasa sangat dengan perkataan-perkataan burit, pelir, kocak dan lain-lain perkataan yang lucah dan cabul. Mungkin kerana orang-orang melayu kuat sex atau tidak, aku tidak tahu. Perkataan-perkataan yang mencarut begini menjadi mainan mulut budak-budak, apa lagi bila berlaku pertengkaran atau perbalahan semasa bermain. Bukan saja setakat tahu sebut perkataan tersebut, malah tahu juga apa maksud dan maknanya. Burit adalah kemaluan perempuan, pelir adalah kemaluan lelaki dan kocak ialah persetubuhan diantara lelaki dan perempuan. Tapi walau bagaimana pun aku dan budak-budak lain semasa itu hanya tahu sebut dan faham saja, sedangkan perasaan terhadap perlakuannya belum ada lagi.

Perkataan-perkataan lucah dan mencarut begini, aku pun tak ingat aku dapat dari mana. Sama ada dari budak-budak lain yang lebih besar dari aku, mau pun dari orang-orang dewasa sendiri. Tapi seingat aku orang-orang dewasa sendiri yang selalu membuat teka teki dan pantun-pantun dengan perkataan-perkataan lucah tersebut. Contohnya adalah;

Cat ra.. ra.., Che Mamat jual budu, Kocak burit kera, Keluar air dua sudu

Ada lagi pantun dua kerat seperti ini:

Kayu mumut junjong sireh, Burit gemok pelir murih ( marah/geram )

Mumut ertinya kayu yang tidak keras/empulur.

Walau bagaimana pun apabila aku telah semakin besar dan sudah pun melangkah ke darjah enam, perasaan dan naluri sex aku sudah mula datang. Apa tah lagi selepas aku bersunat dan mula naik ketingkatan satu, sekolah menengah. Aku semakin tertarik bila melihat burit budak-budak perempuan walaupun usia mereka baru lapan atau sembilan tahun. Dan aku tahu dimana aku dapat melihat dan memerhati burit-burit budak perempuan ini. Tentunya ketika mereka semua sedang mandi disungai dikampongku itu.

Sememangnya keadaan dikampong, budak-budak perempuan dan lelaki main sama-sama, mandi sama-sama dan mengaji Quraan sama-sama. Kalau hari bersekolah, balik saja dari sekolah mereka semua akan mengaji Quraan dirumah Lebai Salleh. Selepas mengaji barulah kebanyakan budak-budak akan mandi sungai hinga berjam-jam lamanya. Yang tentunya bukan lagi mandi tetapi bermain. Main selam menyelam, kejar mengejar didalam air, main terjun dan sebagainya. Dan dimasa itu walau pun usia sudah sepuluh atau sebelas tahun, masih lagi mandi telanjang. Malah ada sesetengah budak perempuan yang teteknya telah membengkak pun masih mandi telanjang lagi. Tak tahulah mungkin orang tua pun tidak ambil berat sangat tentang hal ini.

Sebagaimana yang aku katakan tadi, aku sentiasa saja berada ditepi sungai memerhatikan budak-budak mandi. Bukan saja memerhatikan budak-budak lain mandi, tapi aku juga mengawasi adikku sendiri yang mandi bersama-sama mereka. Bimbang juga aku pada adik perempuanku yang dalam darjah empat tu mandi, maklumlah dia tu bukannya pandai sangat berenang. Kadang-kadang aku juga akan mandi sama. Tapi oleh kerana aku sudah bersunat, aku tidak lagi mandi telanjang. Aku akan memakai kain basahan atau pun mandi dengan seluar pendek.

Dan dalam memerhatikan adikku dan budak-budak lain yang mandi telanjang ini, aku pasti akan memerhatikan kepada budak-budak perempuan yang lebih besar sedikit, yang teteknya telah mula membengkak. Pelir aku akan naik tegang apa lagi bila melihat burit mereka yang putih dan telah mula meninggi dan mengelembong itu. Dan dalam ramai-ramai yang mandi itu, aku begitu syok bila melihat pada burit Ani yang dalam darjah lima itu. Kulitnya yang putih melepak itu membuatkan buritnya juga putih licin dan meninggi. Teteknya juga sudah mula membengkak. Aku pun naik hairan, dia yang baru darjah lima itu sudah membengkak teteknya. Tapi memanglah kalau lihat dari badannya, dia tu seolah-olah sudah dalam darjah enam atau dalam tingkatan satu seperti aku.

Setelah beberapa hari memerhatikan burit Ani, aku menjadi naik geram. Hinggalah pada suatu hari aku dan kawan-kawanku juga ikut mandi sama. Sambil bermain dan menyelam itu aku terus menyelam menuju pada Ani yang sedang bermain dengan kawan-kawannya. Bila menghampirinya didalam air itu, aku terus menyentuh buritnya yang terdedah itu. Menjerit juga Ani ketika itu, mungkin dia terkejut. Aku minta maaf dan berpura-pura tersalah langgar. Tapi aku masih tidak puas hati dan tidak lama kemudian aku selam lagi dan menyentuh lagi burit Ani. Tapi kali ini bukan saja aku sentuh malah sempat juga aku usap-usap sekejap. Nampaknya kali ini Ani tidak lagi menjerit tapi masih marah dan mengatakan aku nakal. Aku selam lagi dan kali ketiga aku dapat menyentuh burit Ani.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Gadis Kampung   Melayu Boleh.Com
Dan kali ini Ani tidak menjerit dan marah pun tidak, hinggakan sempat aku sentuh pada celah buritnya. Ini telah membuatkan aku semakin berani. Dan bila aku selam kali keempat, aku selam dengan agak lama lagi. Aku usap dan main-mainkan dicelah buritnya yang begitu memberahikan itu hingga aku rasa nafasku dah tak tahan barulah aku timbul kepermukaan air semula. Aku senyum kepada Ani dan dia juga senyum kepada aku. Jadi aku dapat mengagak yang Ani juga tentunya merasa nikmat dengan sentuhanku tadi. Pelirku ketika ini bukan main tegang lagi. Tapi selepas itu aku tak dapat lagi menyelam untuk menyentuh burit Ani kerana dia dan kawan-kawannya sudah mula naik kedarat dan bersiap-siap untuk pulang kerumah. Memang hari pun sudah agak petang.

Aku terasa begitu tidak tenteram setelah beberapa hari aku tidak kesungai kerana terpaksa menolong ayah dan ibuku membanting padi disawah. Peluang aku untuk menyentuh burit Ani tidak ada langsung. Memang kalau tidak mandi disungai tak ada kesempatan untuk menyentuhnya. Dan setelah kerja disawah dah habis, aku kesungai semula. Tapi aku terkejut bila aku lihat Ani sudah mandi dengan memakai kain basahan. Mungkin dia bimbang bila aku mandi bersekali dengannya, aku akan menyelam dan menyentuh buritnya. Namun begitu aku terus juga turun mandi.

Dan aku bertekad akan terus juga menyelam kearah Ani walau pun dia memakai kain basahan. Lalu aku menyelam lagi menuju kearahnya dan aku sentuh juga celah kangkangnya walau pun berlapikkan kain basahan. Tapi tiba-tiba Ani telah menyelak kain basahannya dan mendedahkan buritnya. Memangnya dia perasan yang aku menyelam kearahnya tadi. Apa lagi aku pun terus mengusap-usap buritnya yang telah beberapa hari tidak aku usap itu. Malah pada kali ini Ani sengaja membukakan kangkangnya sedikit menyebabkan semakin senang aku mengusap dan memainkan jariku dicelah buritnya itu.

Untuk menyelam kali kedua, aku mengambil nafas yang panjang sedikit. Aku ingin melakukannya dengan lebih lama lagi. Dan kali ini aku kelebekkan buritnya dan jolok-jolokkan jariku dicelahnya menyebabkan Ani semakin luas membuka kangkangnya. Aku dapat rasa dicelah burit sudah basah, melekit dan berlendir-lendir.

Hari sabtu ialah hari tidak bersekolah. Jadi semua budak-budak akan mengaji Quraan dua kali iaitu pada sebelah pagi dan tengahari, selepas waktu zohor. Pagi itu adik aku pun telah ketempat mengaji Quraan awal-awal lagi. Aku memangnya berada dirumah saja kerana aku telah pun tamat mengaji dan sudah dua kali habis Quraan. Nak kesawah bersama-sama ayah dan ibu, memangnya tak ada kerja-kerja yang sesuai untuk aku. Jadi aku duduk kat rumah saja. Tapi bila adikku balik dari mengaji, rupa-rupanya Ani ikut sama datang kerumahku. Berdebar juga aku bila lihat Ani datang kerana biasanya jarang juga Ani datang kemari. Rupa-rupanya adikku yang ajak Ani datang untuk bermain-main dengannya.

Bila aku lihat adikku dan Ani main masak-masak, aku pun tumpang sekaki untuk bermain sama. Sebenarnya aku sengaja untuk bermain dengan Ani. Jadi bila aku main sekali, adikku cadangkan supaya kami main permainan mak/ayah. Oleh kerana adikku lebih kecil dari Ani, dialah yang jadi anak. Aku sebagai ayah dan Ani sebagai mak. Lepas mereka berdua pura-pura masak dalam tempurong, kami pun pura-pura makan. Selepas makan, aku kata kat mereka berdua, hari sudah malam dan jom pergi tidur. Aku suroh adikku tidur diluar kerana dia sebagai anak dan aku serta Ani tidur dalam bilik sebagai mak/ayah. Ani tidak berkata apa-apa dengan cadangan aku dan dia terus masuk kebilik yang ada dirumahku itu. Aku pun terus masuk sama kedalam bilik dan mengunci pintu meninggalkan adikku tidur diluar. Ani sememangnya sudah berbaring diatas katil yang ada dibilik itu. Apa lagi aku pun terus baring disebelahnya dan memeluk tubuhnya. Pelirku ketika ini sedahpun mula menegang.

Dalam fikiranku ketika itu tidak ada yang lain melainkan untuk menyentuh dan mengusap burit Ani. Lalu aku letakkan tanganku dicelah kangkangnya yang masih lagi berlapikkan skirt yang dipakainya. Kemudian dengan perlakan-lahan aku selak skirtnya keatas dan aku mula menyentuh seluar dalamnya pula. Tapi hanya sekejap saja, tanganku sudah merayap masuk kedalam seluar dalamnya dan terus aku usap buritnya. Semakin aku usap Ani semakin membukakan kangkangnya. Jari-jari aku pula mula menyelinap masuk kecelah buritnya dan sekejap saja aku dapat rasa buritnya mula basah dan melekit-lekit. Aku yang sudah tidak tertahan mula membuka kancing dan zip seluarku. Lalu aku pegang tangan Ani dan bawakan kearah pelirku yang tegang itu. Aku sungguh merasa nikmat bila Ani pegang dan picit-picitkan pelirku.

Aku semakin tidak tertahan lalu seluar dalam Ani aku tanggalkan. Dalam hatiku tiada yang lain, aku akan kocak Ani pada pagi itu. Aku bangkit untuk menangggalkan seluar aku sama. Sambil menanggalkan seluarku, aku tak putus-putus dari memandang kearah Ani yang sedang terlentang dengan kakinya terkangkang diatas katil itu. Tapi belum sempat aku menanggalkan sepenuhnya seluarku, tiba-tiba aku terkejut bila adikku mengetuk pintu.

Cepat-cepat aku memakai semula seluarku. Begitu juga dengan Ani, terus saja dia bangkit dan memakain semula seluar dalamnya yang aku lucutkan tadi. Setelah semuanya sempurna barulah aku membuka pintu. Aku dan Ani masing-masing buat-buat selamba saja. Dalam fikiran aku, bukan main lagi frust dan nak marah pada adikku itu. Kalau tidak kerana adikku ketok pintu tadi sudah tentu dapat aku kocak Ani, kerana Ani sendiri pun nampaknya hanya menunggu saja aku mengocaknya.

Aku meminta adikku menyimpan balik segala alat permainan, tempurong dan sebagainya itu. Aku tak nak rumahku itu berselerak dan akan membuatkan ibuku berleter bila bila dia balik nanti. Dan semasa adikku mengemaskan barang permainan, Ani sempat menceritakan pada aku yang dia pernah tengok ayah dan ibunya melakukan perbuatan seperti aku dan dia lakukan sekejap tadi. Kata Ani, dia sememangnya tidur sebilik dengan ayah dan ibunya. Dia tidur dibawah dan ayah serta ibunya tidur diatas katil. Pada suatu malam, ibu dan ayahnya sangka dia sudah tidur, jadi mereka berdua berpelukan dan bercium mesra.

Kata Ani dia dapat lihat ayahnya menghisap tetek ibunya yang tidak memakai baju malam itu. Kemudian dia lihat ayahnya memasukkan pelirnya kedalam burit ibunya. Kata Ani lagi dia dengar ibunya mengeluh-ngeluh dan kadang-kadang ibunya mengatakan sedap bila ayahnya menghenjutkan punggongnya. Dia dapat lihat pelir ayahnya keluar masuk didalam burit ibunya. Aku yang mendengarnya ketawa bukan main. Lalu aku kemudiannya meminta Ani datang lagi pada minggu depan dan akan cuba melakukan sebagaiman ayah dan ibunya lakukan.

Sebagaimana dalam cerita aku yang lepas, aku dan Ani telah sempat tidur sekatil malah aku juga telah sempat mengusap-usap buritnya, cuma tak sempat melakukan kocak saja kerana diganggu oleh adikku. Dan setelah peristiwa itu, boleh dikatakan setiap minggu iaitu pada hari sabtu, Ani akan datang kerumahku. Memang Ani tahu bahawa pada hari sabtu saja dia dapat bersua dengan aku kerana pada hari persekolahan biasa memangnya tak ada kesempatan, maklumlah aku belajar sessi petang sedangkan dia dan adikku disekolah rendah belajar sessi pagi. Jadi aku dapat membaca bahawa tentulah Ani ingin merasa lagi akan kenikmatan bila buritnya diusap oleh aku, kalau tidak masakan dia berani datang lagi kerumah aku. Malah mungkin dia ingin supaya aku melakukan lebih dari usap pada buritnya itu. Maklumlah dia juga sudah tahu dan telah lihat bagaimana ayahnya melakukan sesuatu pada burit emaknya.

Namun demikian aku cukup hampa. Walaupun Ani datang, aku tidak dapat mengambil kesempatan itu untuk melakukan aktiviti sex dengannya, walaupun hatiku begitu mendesak. Walaupun beberapa kali aku mengajak adikku bermain emak/ayah lagi, tapi adikku tak mahu, sedangkan Ani sememangnya mahu. Sakit hati aku pada adikku semakin bertambah. Adikku sekarang lebih suka main selambut dengan guli dan sebagainya. Namun demikian, ketika adikku berada jauh sedikit dari Ani dan aku, aku mengambil kesempatan juga dengan meraba-raba pada celah kangkang Ani. Tapi hanya setakat itu sajalah yang dapat aku lakukan.

Pada suatu hari sabtu beberapa bulan kemudiannya, aku terpaksa menunggu rumah kerana ayah, ibu dan adikku dari pagi-pagi lagi telah pergi melawat bapa saudaraku yang sedang sakit tenat dikampong seberang. Oleh kerana aku tinggal sorang-sorang, aku pun bangkit agak lewat sikit. Dan diantara aku jaga dengan tidak, aku terdengar suara orang memanggil adikku dari bawah. Sambil mengesat-gesat mataku aku kepintu untuk melihat siapa yang memanggil.

Dan agak terkejut aku bila aku dapati Ani tercegat dimuka pintu dan bertanya kenapa adikku tidak datang mengaji Quraan. Setelah aku terangkan segalanya, barulah Ani faham. Aku kemudiannya cepat-cepat mempelawa agar Ani naik kerumah. Namun ketika ini dalam hatiku begitu berdebar sekali. Apa tidaknya kerana aku sudah mula merasakan inilah ketika yang paling baik untuk aku lakukan bersama-sama dengan Ani, ketika semuanya tak ada dirumah.

Ani rupa-rupanya bersetuju dengan pelawaan dan ajakan aku. Dengan perlahan Ani menaiki anak tangga dan duduk diatas lantai diruang tamu. Bila aku pandang muka Ani aku nampak dia lain macam dan agak gelisah juga. Mungkin dia juga seperti aku, teringatkan peristiwa lepas. Agak lama juga aku dan Ani terdiam. Apa yang ingin aku katakan sebelum ini, rupa-rupanya tak terkeluar. Tapi entah macam mana akhirnya terkeluar juga kata-kata dari mulut aku. Aku bertanya pada Ani,

" Nak main apa pada hari ini ? " kata aku dengan suara yang agak terketar-ketar juga.

Ani tersenyum sipu saja mendengar soalan aku, mungkin dia malu untuk memberitahu aku, dan sebelum sempat Ani jawab aku terus berkata.

" Kita main mak/ayah seperti dulu bagaimana ? "

Aku sudah mula menjadi semakin berani, mungkin keinginanku mengatasi rasa maluku. Aku memandang tepat pada Ani, tak sabar-sabar menanti jawapan darinya. Ani juga tidak menjawab, hanya tersengeh saja. Tapi aku sudah dapat membaca bahawa mungkin Ani malu untuk mengatakan ya. Lalu aku ajak Ani masuk kebilikku, bilik yang mana Ani telah terlentang bogel dulu.

Didalam bilik, Ani terus saja baring diatas katil, tanpa disuruh. Memang sah bahawa Ani juga ingin merasa nikmat bila buritnya disentuh. Dan aku pun apa lagi, terus aku berbaring disebalahnya sambil tangan aku terus saja memeluk tubuh Ani. Ani seakan menerima saja pelukan aku. Dan seperti dulu juga tanganku terus menuju kecelah kangkangnya. Skirt yang dipakainya terus aku selak. Begitu juga dengan seluar dalamnya terus aku londehkan. Burit Ani yang putih dan meninggi itu sudah mula terdedah. Lalu tanganku terus mengusap-usap buritnya itu. Jari-jariku juga mula merayap kecelah buritnya. Kangkang Ani semakin lama semakin luas. Tidak ada suara yang kedengaran baik dari aku maupun dari Ani. Hanya tanganku saja yang memainkan peranan.

Burit Ani yang semakin basah dan berlendir-lendir itu telah menyenangkan jari-jariku bergerak dan bermain-main dicelah buritnya. Dan sesekali aku jolokkan jariku kedalam buritnya, menyebabkan Ani seakan-akan bersiul suaranya dan ternganga-nganga juga mulutnya. Aku pula begitu syok bila melihat Ani terkial-kial begitu. Aku sorong tarikkan jariku keluar masuk dicelah buritnya menyebabkan bergerak-gerak punggong Ani. Walaupun Ani tidak mengatakan sedap atau nikmat, tapi aku tahu tentu dia sedang dalam kenikmatan sekarang. Dan ketika ini aku dapat lihat yang lubang burit Ani semakin membesar bekas dimasuki jari-jariku.

Aku juga sudah tidak dapat menahan nafsuku. Burit Ani yang ternganga itu cukup memberahikan. Lalu Ani yang masih terkangkang itu aku lepaskan seketika. Aku bangkit untuk menanggalkan seluarku pula. Sudah lama pelir aku didalam seluar meronta-ronta untuk keluar. Dan sambil itu aku lihat Ani juga telah membuka skirt dan bajunya sama menyebabkan kami berdua sama-sama tanpa seurat benang pun. Dan ketika inilah aku dapat melihat yang tetek Ani rupa-rupanya sudah mula membengkak.

Dalam keadaan berbogel itu, aku mula menghampiri Ani yang sedang terbaring dan terus menindih tubuhnya. Tanganku mula menyentuh dan meraba-raba pada teteknya yang tengah membengkak itu. Entah macamana rupa-rupanya mulutku sudahpun menghisap tetek Ani yang sebesar buah langsat itu menyebabkan Ani seakan-akan bersial lagi. Tidak lama aku menghisap tetek Ani kerana apa yang aku inginkan sebenarnya ialah burit Ani bukannya teteknya. Pelirku yang tegang sejak tadi itu seakan-akan tercari-cari lubang burit Ani. Lalu dengan perlahan aku membuka kangkang Ani agar burit Ani ternganga sedikit.

Dan tidak sabar-sabar aku terus letakkan kepala pelirku betul-betul dicelah kedua-dua bibir burit Ani yang berair dan berlendir-lendir itu. Dengan perlahan aku tolak pelirku kedalam, sambil aku memerhatikan kearah muka Ani untuk melihat reaksinya. Bukannya apa kerana mengikut buku yang aku baca yang dipinjamkan dari kawanku, bahawa akan terasa sakit bila dara dipecahkan. Kerana itulah aku meman! dang kearah Ani untuk melihat tindak balasnya. Ketika ini aku dapati Ani masih lagi seakan-akan bersiul dengan kadang-kadang dia mengetapkan bibir mulutnya mungkin menahan keenakan bila kepala pelirku tersentuh biji kelentitnya.

Bila aku dapati Ani semakin keenakan, maka semakin aku menekan batang pelirku supaya masuk kedalam burit Ani lagi. Walaupun agak ketat, tapi semakin lama semakin kedalam pelirku memasuki lubang burit Ani. Kepala takoknya aku dapati sudah terbenam. Tidak dapat aku gambarkan betapa nikmatnya aku ketika ini. Terasa panas saja kepala pelirku yang berada didalam burit ketika itu. Rasa gelinya pula semakin terasa hinggakan aku sudah mula terasa yang air maniku akan terpancut keluat. Ani pula semakin kuat bunyi desisnya.

" Ani rasa sakit ke ? " tanya aku dengan agak risau juga.

Aku kembali lega bila Ani mengeleng-ngelengkan kepalanya bila aku bertanya begitu. Dalam pada itu aku sendiri sudah seakan-akan mahu mencapai kepuasan. Lalu aku tekan lagi batang pelirku kedalam burit Ani hingga tenggelam keseluruhan batang pelirku ditelan oleh burit Ani.

" Aduh, sakit Mad " tiba-tiba aku terdengar suara Ani.

Pada ketika ini aku terasa yang pelirku akan memuntahkan air maniku didalam burit Ani pada ketika itu juga. Dalm dalam terkial-kial itu aku terus saja menghenjutkan punggongku menyebabkan pelirku keluar masuk kedalam burit Ani, tanpa menghiraukan kata-kata sakit yang keluar dari mulut Ani. Dan terpancutlah air maniku hingga melimpah pada burit Ani.

" Rasa sakit lagi tak ? " tanya aku pada Ani sambil aku menarik nafasku yang masih tercungap-cungap itu. Perasaan takut mula datang dalam diriku.

" Ada juga tapi sikit-sikit saja. Mula-mula tadi tu sakit betul " jawab Ani yang menyebabkan aku sedikit kelegaan.

Aku kemudiannya meminta Ani kebilik air untuk membasuh buritnya yang cukup berlendir akibat air maniku itu. Aku juga turut sama bersekali dengan Ani menuju kebilik air. Dan ketika Ani berjalan aku dapati Ani berjalan agak mengengkang. Mungkin dia masih terasa kesan kepedihan tadi.

Tidak lama kemudian, bila Ani ingin pulang kerumahnya, aku dapati Ani berjalan masih lagi agak mengengkang. Bila aku tanya Ani mengatakan untuk menahan sisa kepedihan tadi. Jadi aku pujuk lagi dengan mengatakan kesan kepedihan itu akan hilang sekejap saja lagi. Aku juga nasihatkan Ani supaya dia berjalan seperti biasa terutama bila berada dirumahnya nanti. Bikannya apa-apa aku bimbang ibunya bertanya dan akan syak sesuatu. Dan Ani menganggok saja. Sambil itu aku berkali-kali ingatkannya supaya jangan beritahu sesiapa akan perbuatan kami itu tadi. Aku lega bila Ani berjanji tidak akan memberitahu pada sesiapa pun.

Dalam tempun seminggu selepas aku melakukan kocak dengan Ani, fikiran aku sentiasa saja dalam ketakutan. Bukannya apa-apa, aku bimbang kalau-kalau Ani merasa sakit semasa dirumahnya, dan bila ibunya bertanya dia akan beritahu apa yang sebenarnya berlaku. Dan kalau ibu atau ayahnya tahu, entah apa jadi padaku. Aku bayangkan yang polis datang tangkapku. Aduh, begitu seksa fikiranku ketika itu.

Dalam aku membayangkan kerungsingan, pada minggu berikutnya Ani datang kerumahku dan tersenyum simpul saja dia sambil berbual-bual dengan adikku. Aku lihat tak ada tanda-tanda takut atau kesakitan pada wajahnya. Aku juga gembira dan agak lega. Kalau dalam masa seminggu ini Ani tak beritahu orang, tentu aku akan selamat, fikir aku dalam hatiku.

Walau pun minggu-minggu seterusnya Ani selalu saja datang kerumahku, tapi peluang untuk melakukan kocak lagi tidak ada. Aku tahu sangat tujuan Ani yang selalu datang kerumahku itu ialah kerana ingin melakukan lagi perbuatan tersebut. Walau pun kadang-kadang ketika Ani datang, ayah dan ibuku tak ada, tapi adikku pula yang tak nak berenggang dengan Ani.

Pada petang Jumaat, ketika aku kekedai runcit, aku tertembung dengan Ani ditengah jalan. Dan ketika itulah Ani mengajak aku supaya datang kerumahnya pagi besok kerana kata Ani ayah, ibu dan adik-adiknya akan kebandar. Aku segera beritahu Ani yang aku pasti akan datang besoknya, apa tidaknya kerana aku sendiri pun sudah teringin sangat mengulangi berkocak dengan Ani. Pada malam itu aku seakan-akan tidak sabar rasanya menunggu besok pagi.

Nikmat berkocak dengan Ani kerap menjelma. Burit Ani yang putih meninggi itu sentiasa terbayang, apatah lagi bila burit tersebut sedikit terbuka bila Ani kangkang lebar-lebar. Kalaulah dimasa itu seperti aku sekarang ini, pastinya burit Ani itu akan aku jilat dan kucup semau-maunya. Tapi masa itu aku baru dalam tingkatan dua. Mana aku tahu dengan jilat menjilat seperti sekarang. Gaya aku berkocak dengan Ani dimasa itu pun hanya dengan meniarap diatas badannya saja. Aku belum tahu lagi kocak secara tertonggeng dan sebagainya.

Pagi besoknya apabila aku agak ayah dan ibu Ani telah keluar untuk kebandar, aku pun terus kerumahnya. Aku lihat juga pada sekeliling kalau-kalau ada budak-budak lain nampak aku. Walaupun aku tahu rumah Ani itu agak terpelusuk sedikit dan jarang budak-budak bermain disitu, tapi aku harus beringat juga. Setelah aku pasti tiada orang yang lihat, aku terus naik kerumah Ani yang sememangnya pintu rumahnya itu telah terbuka. Aku cepat-cepat menutup pintu. Ani yang ada didalam ketika itu agak terkejut dengan caraku, tapi kemudiannya barulah dia senyum pada ku.

Ani rupa-rupanya sudah sedia maklum akan kedatanganku dan atas ajakannya itu. Ani terus saja mengajak aku masuk kebilik, katanya bilik ibu dan ayahnya, dan aku pun terus saja berjalan mengekorinya dari belakang. Didalam bilik Ani membuka pakaiannya satu persatu hingga bogel dan terus baring diatas katil. Dia seolah-olah menunggu saja aku menindih dirinya. Aku pun apa lagi, terus saja membuka pakaianku sama dan terus baring disebelah Ani. Tanpa tunggu lama aku terus pelok Ani. Oleh kerana sama-sama berbogel, kehangatan tubuh masing-masing begitu cepat terasa. Dan belum sempat aku menyentuh buritnya, Ani terlebih dulu meraba dan memegang batang pelirku dan diurut-urutnya. Ani tidak malu dan berani bertindak dahulu mungkin kerana kami melakukannya didalam rumahnya.

Pelirku yang telah tegang semakin tegang bila diurut-urut oleh Ani. Aku sendiri pun apa lagi, terus saja memainkan burit Ani. Lepas aku usap, aku kelebekkan celah buritnya itu dan jari-jari aku pun mulalah bermain-main dicelahnya. Aku jolokkan jariku kedalam buritnya hinggakan semakin lama semakin basah dan melekit. Suara Ani yang merengek-rengek tidak aku hiraukan, malah aku semakin menjolok-jolok lagi jariku kedalam.

Aku kemudiannya naik keatas badan Ani. Kangkang Ani mula terbuka lebar. Belum sempat aku meletakkan pelirku dicelah buritnya yang ternganga itu, Ani sendiri telah memegang pelirku dan diarahkannya kecelah buritnya. Aku cuma menekannya saja hinggakan terus menjunam masuk kedalam. Kali ini Ani tidak mengadu rasa sakit lagi. Malah sambil terkangkang begitu dia terus merengek-rengek. Aku mula menghenjut. Semakin laju aku menghenjut, semakin kuat rengetan suara Ani. Sambil menghenjut mulutku mencari-cari teteknya yang sebesar buah langsat itu, lalu aku hisap dan kulum dengan rakusnya. Pelir aku pun pada kali ini agak lambat untuk memuntahkan cecairnya. Jadi agak lama aku menghenjut dan merasai kenikmatan. Burit Ani yang agak ketat itu seolah-olah tidak ingin melepaskan pelirku keluar dari dalamnya.

Ani semakin kuat merengek-rengekkan suaranya dan akhirnya dia mendengus seperti lembu kena sembeleh sambil kedua-dua kakinya memaut erat pinggangku. Pelirku yang masih tidak keluar lagi cecair itu terus aku surong tarikkan hinggakan terdengar bunyi cucit-cucit pada burit Ani. Dan akhirnya pelir aku pun tidak tertahan lagi dan terus memuntahkan air mani pekat melimpahi burit Ani. Aku juga akhirnya terkulai layu diatas badan Ani.

Aku kemudiannya mengambil pakaianku dan menuju kebilik air yang terletak dibahagian dapur rumah Ani. Semasa aku keluar dari bilik, Ani masih lagi terlentang bogel diatas katil. Begitu keletihan nampaknya dia. Dan selepas siap aku membasuh pelirku, aku masuk semula kebilik. Aku dekati Ani yang masih terlentang, lalu aku hisap teteknya menyebabkan dia terjaga. Aku memberitahu Ani bahawa aku ingin balik kerumahku. Aku bimbang kalau-kalau ayah dan ibunya balik awal dari bandar. Dan semasa aku ingin turun dari rumahnya, aku lihat Ani berjalan menuju kedapur dalam keadaan bogel mungkin untuk membasuh sama buritnya yang berlendir-lendir dipenuhi dengan cecair pekat yang keluar dari pelir aku tadi.

Hubungan sex antara aku dengan Ani tidak terhenti setakat itu saja. Kami berdua sentiasa saja berkocak bila ada peluang. Aku pun tidak ingat berapa kali kami lakukan. Tapi bukan saja kami lakukan dirumah aku atau rumah Ani, malah aku dan Ani pernah melakukannya didalam semak dikawasan sawah dan juga dibawah pokok buloh ditepi sungai. Kalau aku tidak mencari Ani, Ani sendiri akan mencari aku untuk melakukan kocak. Mungkin kami sudah ketagih dengan kenikmatan tersebut. Dan perkara ini terus berlarutan tanpa diketahui oleh sesiapa. Aku pun tak tahu apa akan jadi jika sekiranya perbuatan aku ini diketahui oleh orang lain.

Tapi kata orang, sesuatu itu akan ada pengakhirnya. Bila Ani dalam darjah enam dan akan naik ketingkatan satu, ayah dan ibunya telah menghantar Ani untuk tinggal dengan neneknya dikampong asal mereka. Kalau tak silap aku diKelantan. Jadi sejak itu aku dan Ani mula berpisah. Memang ada jarang-jarang sekali Ani datang kerumah ayah dan ibunya dikampong itu selepas itu, tapi dia pun sudah tidak kerumahku lagi. Mungkin dia dah sedar akan perbuatan terkutok itu. Yang tinggal hanyalah kenangan, kenangan manis diantara aku dan Ani. Dan kenangan ini akan sentiasa datang menjelma dalam fikiranku terutama ketika aku sedang memerhatikan kanak-kanak bermain sesama mereka. Tapi aku harap mereka tidak akan melakukan perbuatan seperti aku dan Ani lakukan.

Real Papa Henjut

Video Lucah : Real Papa Henjut - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Real Papa Henjut   Melayu Boleh.Com

gambar lucah minah rempit

banglow tempat seks kak siti

Koleksi cerita lucah, kisah lucah, kisah sex, baca lucah, majalah lucah melayu terbaek

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel banglow tempat seks kak siti   Melayu Boleh.Com

Ini adalah kisah nyata diriku. Namaku Amir dan panggilan mesraku ialah Am. Usiaku 30’an. Pendapatanku amat lumayan dan hobiku mengumpul kenalan untuk dikongkek. Telah hampir 15 tahun hidupku bergelumang dosa, iaitu sejak aku frust bercinta dengan kekasih yang amat aku sayangi. Sejak itu aku bertekad untuk merosakkan setiap gadis yang aku kenali. Berdasarkan pengalaman dan pergaulan harian, aku dengan mudah dapat memikat gadis yang aku ingini. Dengan skill aku yang tersendiri, jarang yang terlepas dari penangan butohku. Perinsipku adalah “kalau tak dapat hari ini, lain kali boleh dapat juga.” Sesetengahnya memakan masa hampir seminggu baru aku dapat.

Petikan dari pengalamanku juga, aku pernah amat menyukai pada seorang kenalan perempuan yang berumur awal 40’an. Dia ni isteri seorang pegawai majlis daerah. Siti namanya. Suaminya tidak dapat memberikan kepuasan kepadanya lantaran lemah sahwat kerana berbagai penyakit. Si Siti ni bertubuh kecil. Potongan rambutnya seperti Zarina Zainuddin, mengerbang tapi kemas. Dia bertubuh kecil, sekecil Shela Majid. Wajahnya ayu dengan make up yang sederhana tebal tetapi mampu memukau setiap lelaki yang memandang. Bibirnya sentiasa merah merkah dan menggairahkan. Buah dadanya menonjol dengan potongan badan yang cukup menggiurkan. Dia sentiasa berbaju kebaya atau kurung moden.

Satu malam aku bertemu dengannya dekat tempat parking, lalu aku mengajaknya ke tempat tinggalku. Aku membawanya ke banglowku di kawasan penempatan yang terasing dari hiruk-piruk kota dan tiada gangguan. Aku tinggal sendirian di situ.
Di ruang tamu rumahku aku meminta dia membiasakan diri seperti di rumah sendiri. Maklumlah kerana inilah kali pertama kami bertemu secara berdua sahaja dan di dalam bunglowku sendiri pula. Well… dia begitu cepat menyesuaikan diri. Sambil kuhulurkan minum, aku berbual dengannya sambil mendengar alunan musik romantik.
"Am tak sunyi tinggal seorang?" tanyanya memulakan bicara. "Siapa yang sudi temankan Am kak?…" balasku sambil memegang tangan dan merapat ke tubuhnya di atas sofa sambil membelainya. Dia memelukku secara tiba-tiba bagai tak ingin dilepaskan.

"Kak…., Am sunyi sekali di sini. Rumah besar tapi….!" kataku tersekat-sekat. "Kalau Am sunyi… biar akak saja yang hiburkan…! Itu pun kalau Am mau…!" katanya lagi sambil mengusap-usap pangkal paha ku. Lepas tu bibir kami pun bertaup rapat. "Bila-bila pun akak sudi temankan. Kalau Am nak akak boleh layan Am lebih dari suami akak sendiri…!"
Siti memegang tanganku dan membawanya ke arah bukit berkembar miliknya. Terasa kenyal daging yang membukit tersebut. Tanpa disuruh aku meramas kedua teteknya dengan ganas. Tak puas dari luar, aku buka kancing bajunya satu persatu hingga terburai kesemuanya. Teteknya bagai bersesak padat hendak keluar dari bra yang dipakainya. Dalam cahaya terang, teteknya nampak putih bersih tanpa sebarang cacat cela. Tanpa membuang masa aku pun tanggalkan cangkuk branya dari belakang. Lepas tu kulurutkan pula baju serta kain yang dipakainya.

Maka terdamparlah pakaiannya di atas lantai marble di ruang tamuku itu. Yang tinggal hanya seluar dalam yang bentuk “V” yang masih berperanan melindungi daerah terlarangnya itu. Aku mengulum dan menyonyot kepala teteknya yang bagaikan tumbung kelapa dengan bentuk bengkakkan di sekeliling tompok hitam kepala teteknya. Aku pasti anda pernah melihat bentuk seperti ini di dalam filem lucah. Malahan teteknya yang pejal itu juga membengkak seperti belon.
Dengan bernafsu sekali aku kerjakan teteknya. aku kulum dan aku nyonyot semahunya hinggakan dia menjerit-jerit kecil, “ahhh.. aaahh… ahhh…… seeddddaaapppnya…! Ammmm….!!!” bila ku gigit-gigit puting teteknya itu. Permainan kepala tetek berlangsung agak lama. Ianya sentiasa diiringi dengan dengusan nikmat dari mulutnya.
Kemudian kucium seluruh tubuhnya hingga dia menlentik-lentik tidak dapat menahan kegelian. Aku tidak mengucup bibirnya buat sementara waktu kerana bibirnya yang merkah itu akan ku lumat di akhir permainan nanti. Lagipun bibirnya amat menawan dengan gincu yang berkilat-kilat bagaikan berair dan sudah pasti ianya mahal.

Permainan di ruang tamu berlangsung cukup lama. Akhirnya aku merangkul tubuhnya untuk didukung masuk ke dalam bilik tidurku yang telah disusun kemas oleh pembantuku di siang hari tadi. Di atas tilam setebal satu setengah kaki itu aku londehkan seluar dalamnya dari tubuh. Kini terpampanglah segitiganya yang tembam dengan bulu hitam lebat merimbun di situ. Aku kangkangkan kedua pehanya selebar-lebarnya. Di bawah cahaya neon yang terang benderang itu maka terpampanglah rahsia peribadi miliknya itu.
"Kak… Am nak gunting sikit bulu akak ni ye….! Am nak buatkan satu bentuk yang menarik ok???" Kataku pada kak Siti. Terbedik-bedik biji matanya memikirkan hajat yang ku sampaikan itu. Tapi aku memang tak berniat nak tunggu jawapan darinya. Aku pun pantas mencapai pisau cukur, sikat dan gunting yang terletak di atas almari solekku.

Bagai seorang tukang gunting profesional aku melarikkan mata pisau cukur ke atas tundunnya. Dengan kedudukan mengangkang seluas itu, aku bebas mengerjakan laman terlarangnya itu. Mula mula aku buangkan bulu-bulu di sekeliling lurahnya. Kemudian aku bentukkan bentuk “Love” pada area atas sedikit dari kelentitnya yang nampak terjojol keluar. Aku gunting dan aku rapikan serapi yang mungkin.
Tanpa sebarang bantahan kak Siti menyerahkan kemaluannya untuk aku kerjakan. Sambil itu aku melayan kenakalan ku dengan mengentel-gentelkan kelentitnya berulang-ulang kali. Lama kelamaan terpancarlah lendiran yang membasahi lurah di bawahnya. Setelah selesai, aku menariknya masuk ke dalam bilik air di bilik aku itu. Di situ aku mula mencuci kemaluan kak Siti dengan shampoo. Aku buang semua cebisan bulu-bulu yang terlekat di celah lurahnya. Makulumlah lurahnya itu begitu melengas berair semasa aku mencukur bulu buritnya tadi.
Sambil menyempoo, aku urut dan kuis-kuis kelentitnya. Aku buat kak Siti bagaikan si anak kecil yang tak reti mencuci kangkangnya sendiri. Tanpa membantah kak Siti menyerahkan kangkangnya ke tangan ku. Terpejam pejam matanya menikmati belaian tangan ku di situ.

"Am…! Seedddaaappp laaaaa…!!! Main lagi kat situ……! Akak dah tak tahaaan… niiiiiiiii." Aku pun usap dan aku picit-picit kelentinya dengan rakus. Apa lagi, berlejeranlah lendir yang membasahi celah kangkangnya. Batang kejantananku juga sudah perit menonjol seluar jean yang masih aku pakai. Setelah selesai, aku bangunkan dia dan menariknya kembali ke dalam bilik.
Acara belaian diteruskan. Tapi kini giliran Kak Siti pula mengerjakan aku. Aku berbaring saja di atas katil. Pakaianku dibuangnya satu persatu. Akhirnya aku dibogelkan oleh Kak Siti dengan ganasnya. Pakaianku dirabutnya dengan kuat hingga baju T yang aku pakai itu terkoyak. Aku amat menyukai caranya. Sambil dia membuang pakaianku, tangannya membelai dan mengusap-usap tubuh serta kemaluanku. Akhir sekali tangannya menggenggam kemaluanku sambil mengosok dengan lembut. Ianya membuatkan aku terasa amat nikmat walaupun hanya dengan belaian tangannya saja.

Kak Siti ternyata bijak memainkan peranan. Setiap kali terasa kemaluanku digigit-gigit manja, dan sesekali juga seluruh batangku masuk ke dalam mulutnya. Ianya dihisap dan dilulur. Tanpa ku sedari aku menjerit, “aarrrruuuggghhh…!” Ketika itu batang kemaluanku ditokaknya dengan kuat secara tiba-tiba. Ianya seolah olah tanpa mahu dilepaskannya. Lama batangku ditokak di dalam mulutnya. Kadang-kadang bagai dikunyahnya lembut.
Semakin lama semakin sedap ku rasakan. Apa lagi, aku pun mulalah menyorong tarik batang pelirku keluar masuk ke dalam mulut kak Siti. Tanganku pula tidak diam begitu sahaja. Aku pegang kepala kak Siti yang kecil itu. Sambil itu aku tarik tekan kepalanya hingga ke pangkal batang pelirku. Akibatnya berlumuranlah batang pelirku dengan air ludah Kak Siti.

"Aaarrrrr gggggghhhh…! Kkkkaaaaakkkkk tttttaakkk ttttaaahhhaan……!!! Aaaammm….! gggrrhhh…..!!!!!!" Berbagai macam bunyi yang tak tentu bahasa terbit dari mulut kak Siti. Namun aku tetap juga sorongkan batang saktiku itu sedalam-dalamnya ke dalam mulut tersebut. Akhirnya dapat ku rasakan yang ianya dah masuk melepasi kerongkong kak Siti. Ketika itu kehangatan bagaikan memijat-mijat pelirku. Memang dah terlalu dalam aku sorong batang pelirku itu. Keadaan itu jelas terbukti apabila bibir kak Siti pun sudah bertaut rapat ke pangkal tundun aku.

Agak lama juga aku benamkan batang pelirku ke kerongkong Kak Siti. Saja aku geram nak pekenakan mulutnya yang cantik itu. Kak Siti hampir tersedak kerana tidak dapat menahan nafas lagi. Matanya putih menahan nafas. Kak Siti mengelepar bagai ayam yang disembelih. Namun mulutnya tetap juga tak terlepas dari tancapan batang pelirku. Tangannya merewang-rewang cuba melepaskan mulutnya dari batang pelirku. Kakinya menendang-nendang, tapi tak satu pun yang mengenai sasaran. Yang berselerak hanyalah bantal, selimut dan cadar yang bagai dilanda taufan layaknya.
Kak Siti meronta semahu-mahunya. Celah kangkangnya berlendir dan comot dipaliti lendiran dari dalam buritnya sendiri. Memang banyak lendir pelicin yang terbit di situ. Lebih lebih lagi bila dah tiada bulu di sekeliling lurahnya itu. Maka jelaslah kelihatannya lendiran yang meleleh dari situ. Ianya dah penuh membasahi pangkal pehanya akibat dari rontaannya tadi. Nampaknya Kak Siti sudah pun berapa kali mencapai kemuncaknya. Lebih lebih lagi semasa tubuhnya mengejang keras sambil memeluk erat pada tubuhku.

Rontaan Kak Siti semakin lemah. Aku pun cabut keluar batang pelirku dari mulut Kak Siti untuk membiarkan ia mendapat nafas semula. Ketika itu kak Siti terlentang bulat bagaikan pengsan. Matanya tertutup rapat dengan hanya buah dadanya saja yang bergerak pantas naik turun bagaikan di pam-pam. Sambil kewalahan menarik nafas, dengusan nafasnya kuat sekali mengeluarkan bunyi, “ggggrrrhh….!!! gggrrrhhh….!!!” yang tidak putus-putus. Air liur berbuih-buih keluar dari mulut Kak Siti. Setelah sudah hampir dua setengah jam aku mengerjakannya, namun tiada tanda-tandanya yang aku telah puas. Yang pastinya aku akan terus mengganyang Kak Siti selepas ia pulih sebentar lagi.
Setengah jam telah berlalu bilamana batang kejantanan aku dah terkulai layu. Kesan tompokan merah dari gincu Kak Siti nyata terpalit di sekeliling kepala dan batang aku yang dilingkari oleh urat-urat kasar. Puas gak rasa hati ku kerana gincu mahal yang mencantikkan bibirnya itu, akhirnya menjadi alat bagi menyedapkan batang aku.

"Kak…dah okey ke???" tanyaku sambil mengusap lembut wajahnya. Dia tersenyum memejamkan mata sambil menganggukkan kepala. Gerak tangan aku perlahan-lahan mengusap tompokan bulu kemaluannya yang sudah berbentuk love. Terasa kesat dan tajam di situ kerana bulunya dah aku gunting pendek. Kemudian aku julurkan jari telunjukku menuruni lurah buritnya masih licin.
Jejariku bermain dan mengentel daging kelentitnya yang mulai mengeras. Semakin lama semakin keras ianya kurasakan. Dengan dua batang jari, aku mengepit kelentitnya sambil mengocok-gocok. Kelentitnya terjojol keluar dari kulit nipis yang menutupinya. Kelentik kak Siti aku pusing-pusingkan dengan jari ku yang berada pada hujung kelentit berkenaan. Apa lagi, berlenggoklah punggung Kak Siti mengiringi perbuatanku itu. Jika dia tak menyambut sebegitu nescaya koyaklah kelentiknya aku kerjakan.

Batang pelirku pun mulai mengeras. Aku kuak kedua peha Kak Siti hingga terkangkang luas. Kini giliran lidahku pula untuk mengerjakan kemaluan kak Siti. Aku mencium daerah terlarangnya. Aku sembamkan mukaku di situ dan aku putarkan mukaku pada buritnya. Sambil itu aku giat menghirup cairan licin yang terdapat di situ. Akibatnya, cairan tersebut semakin banyak terpancar dari burit sempit kepunyaan kak Siti.
Erangannya jelas terdengar. Kak Siti sudah tidak lagi tahu erti malu. Ini terbukti bila mana dia dengan tanpa segan silunya menjerit sekeras-kerasnya. Suasana banglow dan bilikku yang luas itu bergema dengan jeritan nafsunya yang memenuhi segenap ruang.
"Kak nak yang special tak?? tanyaku lagi. "Am… buatlah apa saja yang Am suka pada akak malam niii. Akak serahkan segalanya untuk hidangan Am….! Am boleh seksa akak lagi macam tadi pun……! Seedddddaaap…. sayang….!!!" bisik Kak Siti ke telingaku.

Aku semakin gairah bila mendengarkan lafaz pengabdian kak Siti terhadap ku. Aku pun angkat kaki Kak Siti setinggi yang boleh. Kemudian aku buka kangkangnya lebar-lebar. Hasilnya, maka terpampanglah dengan jelasnya setampok burit yang sudah terhidang di depan mata kepalaku.
"Akak tahan aje macam niee…..! Jangan tutup kangkang akak. Ini paling special untuk akak malam niee…!" kataku padanya. Tanpa memegang tubuhnya, aku hanya menjulurkan lidah ku menyentuh bibir buritnya. Kedua belah tangan ku sudah pun ke belakang tubuhku. Tangan kak Siti memegang kakinya sendiri supaya sentiasa terkangkang ketika aku menjalankan operasi dengan menggunakan mulut ku.
Aku jilat buritnya dari lubang dubur hingga naik ke atas kelentitnya. Ketika dikelentitnya, dengan skill tersendiri aku jilat secara memanjang ke atas. Serentak dengan itu, pantatnya pun ikut naik mengikuti jilatanku.

Apa lagi, buka main gila kak Siti menjerit, “uuuugggghhh….!!!! sedaaaapppnya….!!! AAAaaamm……..!” Berkali-kali aku lakukan begitu iaitu tanpa menyentuh bahagian lain. Akibatnya, pemusatan keseluruhan nikmat yang kak Siti perolehi hanya tertumpu pada sekitar bahagian kelentitnya sahaja. Sesungguhnya itulah nikmat yang setiap perempuan cari. Cecair pelincir banyak keluar semasa operasi ini berlangsung. Suara jeritan nafsu kak Siti terus lantang berkumandang. Aku rasa ianya boleh kedengaran hingga ke perkarangan banglowku…!
"Ammm…akak dah tak tahan nieeeee…… eeeeeee…!!!!!! Masukkan batang Am ke dalam ya sayanggggg…!" Masa tu batang pelirku juga bagai meronta minta aku segera tusukkan ia ke dalam burit Kak Siti. Batang pelirku di raih oleh tangannya sambil digentel pada kelentitnya sendiri. Semakin ganas semakin ngilu terasa di hujung pelirku. Aku mengerang dalam kenikmatan.
Setelah tak tahan dipermainkan sebegitu rupa, maka kedua tanganku mulalah memegang kaki Kak Siti. Ianya aku kuak luas hingga terpampanglah buritnya dengan keadaan lubang yang kelihatan amat sempit. Aku rasa ianya hanya muat untuk menampung jari kelingking aku sahaja. Namun tetap aku halakan juga kepala torpedoku tepat di mulut buritnya.

Aku lihat Kak Siti menahan nafas sambil mengemut buritnya. Dapat aku rasakan lubang buritnya semakin mengecil kerana kepala pelirku terasa semakin merapat di situ. Aku tekan batang aku ke bawah untuk cuba memaksa ia memasuki pintu yang maha sempit itu. Burit dan punggungnya memang ikut tertekan ke bawah. Namun kepala pelirku sedikit pun tidak lepas masuk ke dalam lubang buritnya walaupun banyak air pelincir di situ.
Dua kali aku cuba tapi masih tetap sama. Aku mula tertanya tanya mungkinkah batang pelirku terlalu besar untuk lubangnya itu? Tapi saiz batang butuhku biasa sahaja cuma panjang sedikit dari kebanyakan lelaki Melayu. Akhirnya aku cuba menjoloknya dengan jari kelingkingku. Tapi Kak Siti pula segera menghalang. Tangannya dengan cepat menangkap tanganku sebelum sempat kujolokkan masuk ke dalam lubang buritnya.

"Am….! Yang ini special dari akak…! Jangan guna jariiiiii…..!" Kak Siti meminta kerjasama ku. Memang nyata lubang buritnya terlalu sempit. Aku tak dapat masukkan kepala butohku walau pun sedikit. Ianya hanya sekadar mencecah bibir dan pintu kemaluannya saja.
"Kak…! Kenapa sempit sangat niee…..?" Inilah kali pertama aku menutuh burit isteri seseorang yang sebegitu sempit. Bahkan ianya lebih sempit dari milik gadis perawan. Aku mula merasakan amat bertuah dapat menikmati persetubuhan ini.
"Am….! Ini rahsia akak tau…..! Khas untuk Am saja….!" katanya pada ku. "Akak akan tahan nafas sambil mengemut burit akak macam niii…." Kak Siti pun menunjukkan buritnya padaku. "Jadi…. itulah pasal lubang akak sentiasa sempit…..! Semasa Am nak masukkan tadi, otot di sekeliling lubang akak ni akan mengeras. Sebab tulah susah butuh Am nak masuk…!" Ujarnya dengan panjang lebar.

Aku akui bahawa kak Siti memanglah hebat. Walaupun agak berumur tapi buritnya sempit mengalahkan anak dara sunti…! Kak Siti memang mahir di dalam kesenian memainkan buritnya sendiri. Sebagai perbandingan, aku pernah menyuruh beberapa orang perempuan yang aku setubuhi selepas tu untuk melakukan cara serupa. Namun tak ada yang dapat menandingi kehebatan Kak Siti. Dia bukan saja sekadar dapat menahan kemutan dengan agak lama, malahan ia juga bertindak memicit-micit batang
pelir aku semasa hujaman dan tarikan. Ianya mampu kak Siti lakukan hanya dengan menggunakan kekuatan kemutan otot buritnya. Jadi memanglah tak hairan bila aku paling sedap bila dapat bersetubuh dengan Kak Siti.
Tak lama kemudian aku mencuba lagi untuk kali ketiganya. Masa tu aku perhatikan kak Siti agak terleka. Dia langsung tak perasan yang aku nak cuba rodokkan butoh aku ke dalam lubang kemaluannya. Menyedari akan kesempatan tersebut, aku pun rodoklah buritnya dengan ganas. Dengan satu tikaman yang amat keras aku terjahkan butoh aku ke arah lubang burit kak Siti. Secara tiba-tiba jugalah kepala pelirku terbenam ke dalam lubang buritnya.
Kak Siti kaget dengan tindakanku.

Aku berjaya kali ini. Sedikit demi sedikit hingga akhirnya tenggelam juga semua batang pelirku. Ianya dah pun selamat berkubang di dalam lubang nikmat Kak Siti. Aku tersenyum sedaaappppp…! Tanpa banyak membuang masa, acara sorong tarik pun bermulalah. Ianya seiringan dengan kemutan yang berterusan dari Kak Siti. Enjutan dari perlahan hinggalah ke pergelutan yang ganas berlaku antara aku dan Kak Siti.
Kumutan kemaluannya seiring dengan enjutan tongkat saktiku. Butoh ku rasanya seperti disedut-sedut memasuki kemaluannya semasa ia mengemut batang ku. Butoh ku juga terasa bagaikan tetek lembu yang diperah-perah bila berada di dalam kemaluan kak Siti. Ternyatalah bahawa lubangnya terlalu sempit jika dibandingkan dengan anak gadis lain yang pernah aku setubuhi. Itulah yang membuatkan aku amat ketagih untuk berulang kali bersetubuh dengan kak Siti.
Permainan agak lama menunjukkan tanda-tanda akan berakhirnya persetubuhan kami. Kak Siti sudah pun beberapa kali mencapai klimax. Berbagai style kami dah lakukan. Samada dari depan, sisi, atas, bawah dan belakang. Begitu juga dengan acara lipat-melipat juga yang tidak kurang hebatnya. Melentik-lentik tubuh Kak Siti aku kerjakan.

Bagaikan ahli akrobatik dia jadinya.
Tubuh kecil molek Kak Siti yang ringan itu memudahkan kerjaku. Aku pangku dia sambil berdiri saja. Kemudian aku lipat kakinya hinggakan bertemu lutut dengan bahunya sendiri. Lepas tu ku hujam senjataku ke dalam kemaluannya secara terbalik dalam posisi begitu. Kepala pelirku menyentuh dan menghentak masuk hingga ke pintu rahim kak Siti yang agak pejal di dalam buritnya itu. Kasaran tindakkan aku tu membuatkan Kak Siti menjerit keras kerana terkejut disondoli kesenakkan.
Setelah hampir puas aku terlentangkan tubuhnya seperti posisi awal tadi. Sebelum mengakhiri persetubuhan, aku kejutkan kemaluan kak Siti dengan satu hujaman keras. Butoh panjang aku tu merodok buritnya sedalam yang mungkin. Pangkal butoh aku pun sampai dah boleh menyentuh-nyentuh biji kelentitnya.
Hujung kepala butuh ku pula dah sampai ke penghujungan telaga bunting kak Siti. Ia dah mula dapat menyentuh bahagian yang terasa keras dan agak kenyal di situ. Bila dah sampai ke tahap yang sebegitu, maka seiring Kak Siti pun mulalah menjerit ganas.
"AAAHHH…..!!! UUHHHH………!!! hhheeee……!!! iiiiiiiitttttttt…..!!!" Terteran-teran
suara kak Siti. Aku pulak dengan satu kejutan yang pantas, aku cabut keluar keseluruhan batang sakti ku dari buritnya.

"Aaaaaaauuuuuuggggggghhhhhhh……!!!!!!!!" Jerit lolong dari kak Siti. Sambil itu kemaluannya bagaikan terkencing-kencing memancutkan beberapa das air yang serba jernih dan melekik-lekik. Ketika itu aku perhatikan bahawa kelakuan kemaluan kak Siti itu tak ubah seperti dia sedang menerbitkan air kencing. Itu yang membuatkan aku terkejut dan kaget.
Itulah pengalaman pertamaku dapat menutuh burit perempuan yang sampai kemaluannya boleh terpancutkan kencingan air yang sebegitu banyak. Air yang terpancut dari kemaluan kak Siti itu macam air kencing tapi aku rasa ianya bukanlah air kencing. Mungkin ianya satu macam semburan air nafsu yang terbitnya dari daya kemutan buritnya yang maha hebat itu.
Air nafsunya keluar lagi apabila ia mengemut-ngemutkan buritnya. Ketika aku gintel kelentitnya, lebih kencang kencingannya hingga membasahi sebahagian selimut dan tilamku. Sambil melolongkan jerit nikmat, Kak Siti tanpa segan silu terus memancutkan kencingan air nafsunya itu. Ukiran kenikmatan yang amat sangat di wajahnya itu membuatkan aku bertambah nafsu padanya.
Kekadang terpancut kencingan airnya hingga membasahi batangku yang sedang berada betul betul di hadapan kemaluannya. Ia berlaku beberapa kali lagi. Ketika itu tangan ku kemas mengepit kelentit Kak Siti. Keadaan yang sebegitu rupa hanya berlaku apabila Kak Siti benar-benar 100% puas dengan foreplay yang cukup panjang.

Setelah berkali-kali ku perhatikan, aku mula mengetahui teknik dan caranya untuk membuatkan Kak Siti mengelepar sampai memancutkan kencing air nafsunya pada setiap kali aku mengongkek buritnya. Suaminya sendiri tidak pernah menutuh buritnya sampai keluar air nafsu seperti yang aku lakukan itu. Kata kak Siti ianya terlalu nikmat dan tidak tertahan nafsunya bila aku berbuat begitu terhadapnya. Bayangkanlah bahawa pernah dia datang ke rumahku di tengah malam buta semata-mata untuk meminta aku mengongkek buritnya sampai terkeluar kencingan air nafsunya.
Pada malam tu saja kami dah berjaya lakukan sebanyak beberapa kali lagi. Akibatnya kami berdua merasai amat keletihan pada siang harinya. Berbogelan kami tidur berpelukan di atas tempat tidur yang sudah serba kebasahan. Badan kak Siti pula penuh terpalitkan air maniku yang kental. Bila air mani tu dah kering, ianya mulalah berkeruping pada badannya. Begitu jugalah pada keadaan muka dan di dalam mulut Kak Siti. Habis kesemua kecantikannya telah bersalut dengan kesan kesan pancutan air mani aku. Keesokannya, setelah puas melayari bahtera dengan kak Siti pada malam tadi, aku terpaksa mengambil cuti kerana amat keletihan.

Kini Kak Siti bagaikan ahli keluargaku sendiri. Dia bebas untuk masuk keluar ke dalam banglowku walaupun di siang hari ketika pembantu rumah aku ada di rumah. Aku pula sentiasa berkesanggupan untuk melayan nafsu buasnya. Walaupun kadang-kadang bila aku sedang bersetubuh dengan orang lain, Kak Siti rela menungu gilirannya untuk aku mnyetubuhi buritnya selepas itu. Bayangkanlah berapa lama masa yang diperlukan untuk aku ejakulasi lagi…! Pernah dari jam 10.00 malam hingga 3.00 pagi barulah air maniku keluar.
Inilah kesah cerita ku. Namun nama penuh terpaksalah aku rahsiakan. Cerita ini adalah pengalamaku sendiri. Itulah juga sebabnya aku masih membujang sampai ke hari ini. Sebab aku boleh mendapat nikmat seks pada bila-bila saja. Ada di antara perempuan yang aku kenali itu boleh aku ajak terus, dan ada pula yang terpaksa aku pujuk rayu dengan bermacam janji. Tetapi memang kesemua perempuan yang aku ngorat itu telah berjaya aku celapak kangkang mereka. Aku setubuhi mereka sampai selama beberapa jam. Bila benih zuriat aku tu dah berjaya aku taburkan ke dalam gudang bunting mereka, barulah aku berpuas hati.

Setiap anak dara yang terjerat masuk ke dalam banglowku ini, hanya aku benarkan pulang setelah aku melucutkan taraf kedaraan mereka itu. Begitu juga janda maupun isteri, semuanya pasti dapat menjadi habuan batang aku ni. Ada yang mudah dapat dan ada juga yang terpaksa bersusah-susah barulah boleh dapat. Namun kak Sitilah yang paling aku suka…! Sebab keupayaannya luar biasa dan ganas. Tempat tak kira, dari banglowku sendiri, dalam hutan, tepi sungai maupun dalam kereta.
Aku pernah pergi ke rumah seorang kawan perempuan pada hari raya. Dia tu masih menuntut di sekolah menengah yang berhampiran. Budaknya tinggi lampai dan berkulit putih melepak. Bodynya tu saja boleh buat berasap batang lelaki bila melihatkannya. Apa tidaknya, bontot dia dahlah besar, menunggek lak tu…! Buah dadanya yang tersergam indah itu jelas melengkapkan dia sebagai seorang perempuan yang cukup sempurna kejelitaannya.
Aku berkenalan dengan dia kira kira 2 bulan yang lalu. Pertama kali aku tengok dia aku dah syak bahawa dia tu masih dara lagi. Masa tu dia memakai T-shirt tanpa lengan yang jelas mendedahkan pusatnya. Kain yang dipakainya pula agak sendat dan ketat. Dengan corak pakaian yang sebegitu, memang mendidih nafsu aku dibuatnya. Segala liku bentuk tubuhnya yang cantik itu terpamir di depan mata kepala ku dengan sejelas jelasnya.

Awal awal lagi aku dah memasang niat serong terhadapnya. “Kejap nanti, dara kamu tu mesti aku pecahkan…!” Kata suara nafsu aku. Tapi ternyata dia bukannya gadis yang mudah untuk dirosakkan. Dari pagi aku melayaninya dengan berbagai janji dan pujukan. Namun dia tetap tidak berani untuk masuk ke banglowku.
Lepas makan tengahari, aku lepak dengan dia kat sebuah taman yang tak berapa jauh dari banglowku. Lebih kurang satu jam berada di situ, dia mula mengadu hendak buang air besar. Memandangkan tandas awam kat situ keadaannya kurang memuaskan, maka terbukalah alasan yang baik untuk aku mengundangnya ke banglowku. Oleh kerana dah terdesak maka dia pun bersetujulah dengan cadangan aku tu.
Bila dah masuk ke dalam bilek aku, senanglah kerja aku untuk memasukkan jarum pujukan yang selanjutnya. Rupa rupanya memang sudah ditakdirkan daranya itu pecah dengan sondolan butoh aku. Maka terjebak jugalah keperawanan si jelita itu menjadi mangsa butoh aku. Kesan kesan darah yang terdapat pada cadar putih aku tu akhirnya menjadi bukti akan kedurjanaan yang telah menodai kesuciannya itu.

Pada hari raya tahun itu aku memandu kereta kat kawasan rumahnya. Aku ternampak dia sedang menjirus bunga diperkarangan rumahnya. Masa tu dia berkain batik yang agak singkat lagi sendat. Segera aku memberhentikan kenderaan untuk menonton aksi pergerakkan tubuhnya yang cukup membangkitkan nafsu aku. Dari perhatian ku, aku dah dapat mengagak bahawa dia tidak memakai sebarang seluar dalam. “Nantilah….! Kejap lagi akan ku selak kain kamu tu sampai nampak lubang sedap kamu tu.” Lafaz hajat hajat serong di hatiku.
Dia berT-Shirt hitam yang berlengan panjang. Tetapi potongannya amat singkat iaitu 6 inci di atas paras pusatnya. Bila dia mengangkat lengannya dengan agak tinggi, kemerahan puting susunya pun mampu terjenguk jenguk sikit bagi mengesahkan yang dia juga tak memakai coli. Bahagian perutnya yang putih melepak tu cukup cantik bila terdedah begitu. Segala yang ku lihat itu benar benar telah mengundang hajat berahi ku terhadapnya.

Aku pun segeralah parking kereta dan masuk untuk bertandang raya di rumahnya.
Secara kebetulan pula di rumahnya itu hanya tinggal dia dan ibunya saja. Ahli-ahli keluarganya yang lain tidak pulang berhari raya. Tak berapa lama kemudian ibunya pula tinggalkan aku berduaan dengan dia di rumah itu. Ibunya keluar ke rumah jiran sebelah untuk berhari raya di situ.
Dia pun datanglah kepada ku dengan membawa sedulang air minuman. Masa tu aku sedang duduk di atas sofa. Bila sampai aje dekat aku, aku pun pantas bertindak menyelak kainnya. Dia terperangkap tidak dapat menghalang perbuatan tak senonoh aku tu kerana kedua belah tangannya sedang memegang dulang air minuman. Maka dengan sewenang-wenanglah aku boleh bermaharajarela menyingkap kainnya dengan sesuka hati ku.
Apa lagi, terdedahlah kemaluannya yang tidak berbulu itu. Aku lilitkan kainnya itu pada paras pinggangnya. Maka terbogellah tubuhnya dari pinggang ke bawah. Kemudian aku tarik dia supaya duduk di atas pelir ku yang dah siap terpacak keras. Butoh aku tu tepat memasuki lubang kemaluannya. Apa lagi….! Aku pun hayun lah aksi persetubuhan kat ruang tamu rumahnya itu.
Masa tu pintu depan kat ruang tamu tu pun sedang terbuka luas. Dengan keadaan kami yang mengadap ke muka pintu, aku pasti sesiapa juga yang lalu lalang di situ sudah pasti boleh nampak akan perbuatan kami itu. Maklumlah hari raya. Memang pun ramai yang lalu lalang kat situ. Dan ramai juga yang telah dapat menyaksikan persetubuhan kami. Tapi aku rasa kebanyakkannya lebih berminat nak tengok kecantikan batang tubuh si dia tu.

Selama lebih sejam butoh aku berkubang dalam buritnya. Akhirnya aku pancut air mani aku ke dalam perutnya. Oleh kerana terlalu geram, maka amat banyak air benih itu aku taburkan ke dalam sarang buntingnya yang tengah subur itu. Tiba-tiba terdengar suara maknya masuk dari dapur ke ruang tamu. Kelam kabut dia bangun memperbetulkan kainnya. Nasib baik aku dah selamat tembak kesemua air mani ku ke dalam kemaluannya. Puas betul rasanya bila dapat selesaikan persetubuhan di dalam keadaan yang serba tidak selamat.
Bila maknya datang dia pun segera ke dapur. Maknya duduk di hadapan aku dengan membelakangi dapur. Aku berbual dengan maknya buat seketika. Perlahan lahan anaknya dia muncul dari dapur. Kali ini dia berkeadaan tanpa seurat benang di tubuhnya. Terkebil-kebil biji mata ku mengkagumi keberaniannya. Tapi maknya sedikit pun tak nampak perbuatan anaknya itu sebab ianya berlaku di belakangnya. Aku lihat pada kemaluannya dah penuh diselaputi air mani aku yang berwarna pekat keputihan. Tak kurang juga banyaknya yang dah melimpah ke pangkal pehanya. Dengan penuh bangganya dia mempamirkan hasil penzinaan yang baru saja selesai kami lakukan tadi.
Tanpa menoleh ke belakang, maknya bersuara menyuruh anaknya mengangkit kain di jemuran belakang rumah. Selamba aje anaknya menjawab persetujuan untuk melakukannya. Masa tu berdebar jantung ku takut kalau kalau maknya menoleh ke belakang. Anaknya pun segeralah bergerak ke arah pintu belakang. Tiba tiba talipon berdering dan segera diangkat oleh maknya.

Sementara berlangsungnya perbualan talipon, aku memohon izin untuk ke bilek air di dapur sana.
Tujuan aku yang sebenarnya hanyalah untuk memerhatikan tingkah laku anaknya. Bila sampai saja di dapur aku lihat kain batik dan baju anaknya masih lagi terperap di atas lantai. Segera aku bergerak menuju ke pintu dapor yang memang dah ternganga itu. Perlahan lahan aku mengintai ke luar. Memanglah budak tu sedang mengangkit kain jemuran di belakang rumahnya. Dia berdiri mengadap ke arah aku. Tapi selamba aje dia melakukan kerja itu di dalam keadaan bertelanjang bulat.
Secara kebetulan pulak, tak berapa lama kemudian lalulah seorang hindu penjual roti. Aku teka sudah pasti budak itu segera berlari masuk ke dalam rumah kerana malu. Tapi sangkaan aku ternyata tidak tepat. Dia masih lagi selamba buat kerja di situ dengan menghalakan belakangnya ke arah si penjual roti. Si roti itu pula bukan main seronok lagi dapat tengok tubuh budak melayu yang serba putih melepak itu. Tapi dia cuma dapat tengok bahagian belakangnya saja. Seberapa hampir, dia pun parkinglah motosikalnya di situ. Jaraknya tak sampai 10 kaki dari kedudukan aku. Dengan budak perempuan itu pula tentulah lebih dekat lagi. Segala pelusok bahagian belakang tuboh bogel budak perempuan itu dapat ditontonnya dengan amat jelas.

Tak lama kemudian si cantik manis yang berbogel itu beraleh posisi. Dia berdiri mengadap si penjual roti tersebut. Dia seolah oleh sengaja nak mempamirkan tetek dan kemaluannya pada pada lelaki berkenaan. Mata lelaki itu jelas tertumpu pada celah kangkang budak tu. Cukup minat dia melihatkan ketembaman setampuk tundun yang tak berbulu itu.
Malahan kegeraman dia semakin ketara bila mana dia dah mula mengeluarkan butohnya sendiri. Batang yang hitam legamnya itu memang sudah jelas terpacak keras. Dari gaya keadaan tersebut aku agak dah tentu sekarang kurangnya seminggu batang itu tidak diservis.
Apa lagi, butoh yang keras itu pun mulalah dihayunnya dengan tangan sendiri. Budak perempuan itu pulak tercegat berdiri melayan pandangan ke arah batang hitam yang tidak bersunat itu. Mungkin dia berminat pada keadaan kepala butoh itu yang menyelinap keluar masuk melalui kulit yang tidak berkhatan itu.
Kepala butoh hindu yang sepanjang dua gengam tangan itu semakin pantas dihayun. Kegeraman nafsunya cukup tercuit dengan keadaan kemaluan perempuan melayu itu. Mana tidaknya, burit itu masih lagi penuh berselupur dengan kesan kesan air mani aku yang serba memutih. Segala bukti yang terpalit di celah kangkang budak itu adalah jelas menunjukkan bahawa dia baru saja selesai melakukan persetubuhan. Si penjual roti itu sudah pasti beranggapan bahawa kemaluan si cantik rupawan itu memang dah selalu menjadi sarang bagi memenuhi desakan butoh beberapa orang lelaki.

Aku lihat kepala butohnya dah mula berkilat kilat untuk meledakkan air mani. Dia melakukan beberapa langkah ke hadapan dan berhenti betul-betul di tepi pagar. Sambil melangkah, seluar yang dipakainya terlucut hingga ke pergelangan kakinya. Maka berbogellah juga si penjual roti itu dari paras pinggang ke bawah. Masa tu hanya jarak 3 kaki sahaja di antara dia dengan budak perempuan tu. Aku tau tujuannya untuk mendekatkan jarak ialah untuk memandikan budak telanjang itu dengan hujan air maninya nanti.
Tak berapa lama kemudian mulalah bersembur-sembur terbitnya pancutan air mani dari butoh yang tak berkhatan itu. Budak perempuan itu pula masih lagi selamba aje berdiri di tempatnya. Apalagi, alamat ratalah tubuh bogel itu kena simbah dengan air mani hindu tersebut. Lelehan tompok tompok yang serba keputihan penuh terpalit kat muka dan dadanya. Bibir merkah delima budak itu pun juga turut sama terkena semburan peluru nafsu si penjual roti itu.

Bukan main puas lagi hatinya dapat pekenakan lancapan yang sebegitu rupa ke atas seorang jelitawan melayu. Tak berapa lama kemudian dia pun beredarlah dari situ. Aku pun masuk semula ke dalam ruang tamu. Masa tu si maknya baru saja meletakkan gagang talipon. Aku pun duduk kembali di atas sofa dan meneruskan perbualan dengan maknya.
Sambil berbual aku nampak anaknya mucul dari dapur dengan membawa sebakul kain yang baru diangkitnya tadi. Berdebar jantung aku bila melihatkan keadaannya masih lagi telanjang. Kali ni lebih teruk lagi. Sekarang bukan saja kangkangnya yang penuh dengan kesan air mani, tapi kat muka dan dadanya pun sama juga.
Mujurlah ketika itu maknya sedang rancak berbual dengan aku. Jadi dia langsung tak berkesempatan untuk menoleh ke belakang. Si anaknya pula berbogelan aje di belakang maknya dan terus mendaki tangga menaiki tingkat atas.

Tak berapa lama kemudian aku pun meminta diri untuk pulang. Lepas peristiwa itu, adalah beberapa kali aku datang menjengok semula ke rumah tersebut. Bila dia datang menyambut aku kat pintu pagar dengan memakai T-shirt singat dan berkain batik, kat situ jugalah aku lucutkan kain batik yang dipakainya. Lepas itu barulah aku pimpin tangannya dan terus masuk ke dalam rumah. Bila air mani aku dah penuh bertakung di dalam perutnya barulah aku pulang.

Main Siang Hari

Video Lucah : Main Siang Hari - Koleksi Video Lucah, Video Seks, Melayu Sex, Adult Video, Video Melayu Lucah, Klip Lucah

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Gambar Bogel Main Siang Hari   Melayu Boleh.Com

Melayu tudung seks 3gp, Ft awek main di siang hari, AWEK ZEX SIANG HARI, video janda doggy pagi hari, sex viedo melayu main siang hari com, sex siang, Sex di siang hari, melayutudungseks3gp, melayu siang hari main, main siang hsri, main siang hari, Video lucah siyang melayu

Perselingkuhan abad ini



Sebetulnya saya setengah percaya setengah tidak dengan cerita di situs ini. Rasanya kok gampang sekali, dapat cewek dan langsung bisa ML. Bagaimanapun, Rumah Seks termasuk situs favorit yang minimal seminggu sekali saya baca sejak awal 2001. Saya punya cerita asli yang kalau masuk tabloid atau majalah (khususnya gosip tentang musik) bisa bikin heboh.




Awal 1990, saya kuliah di Universitas Nagri di Surabaya. Saya punya pacar bernama Dini yang umurnya tiga tahun dibawah saya. Kami pacaran lumayan lama, sekitar 4 tahun. Bodinya seksi, cantik dan pintar. Terus terang banyak teman yang cemburu, soalnya saya waktu itu gondrong, kumel dan metal. Maklum gitaris band rock amatiran. Biarpun begitu, rata-rata teman se-band saya sekarang sudah top dan sering tampil di TV. Sebutin saja 3 grup musik asal Surabaya, bukannya sombong, 10 tahun lalu mereka penah ngeband bersama saya. Dini putus sejak saya kembali ke Jakarta (1994) dan bekerja di bank swasta. Saya sendiri akhirnya dapat pengganti Dini, dan sudah menikah sejak 1999 lalu.




Tidak disangka, Juli 2001 saya bertemu dengannya. Ternyata ia sudah menikah dengan teman band saya. Saya tidak akan menyebutkan nama band-nya, yang jelas mereka sekarang nomor satu dan baru konser bersama grup Inggris di Senayan. Kami pun mengobrol bersama (sama suaminya juga) dan bercerita masa lalu. Mereka tinggal di Bekasi, sedang saya di kawasan Jakarta Selatan. Periode Agustus-September, band mereka tur keliling Indonesia. Waktu itu Dini sedang hamil 5 bulan dan ia tidak mau tinggal sendirian, ia menginap di markas band, yang jaraknya hanya 5 km dari rumah saya, tentu saja ada beberapa kru band yang menemaninya.




Saya pun rajin datang, bukannya ngelaba, tapi asyik ngobrol tentang band dan alat musik bersama krunya. Dini kadang ikutan, tapi lebih sering di kamar nonton VCD. Kejadiannya seminggu kemudian. Krunya terpaksa menyusul band ke Palu (Sulawesi), sebab panitia di sana 'bloon' tidak mengerti mengeset alat plus panggung. Karena sendirian lagi, saya mengajak Dini menginap di rumah. Toh istri saya sudah kenal dengannya dan suaminya. Oh ya, istri saya tidak tahu kalau Dini itu mantan saya.




Waktu itu Rabu malam. Istri saya sejak pagi ke rumah orangtuanya, sebab ayahnya sakit (padahal hanya kangen) dan baru pulang Kamis siang. Saya dan Dini pun mengobrol lagi sambil nonton VIP yang diputar di AXN.

"Kamu masih seneng cewek yang toketnya segede Pamela Anderson..?" tanya Dini iseng.

"Seneng sih, asal kenceng. Cuma kalau kegedean malah ngeri..," jawab saya cuek sambil menyalakan laptop.

"Eh katanya banyak situs porno Indonesia ya..? Bukain dong..!" ujarnya tiba-tiba.

"Entar kalau kepingin gimana..? Banyak setan lewat lo..," jawab saya.

"Udah deh.., bukain dulu..!"




Saya tahu Dini dulu termasuk yang punya nafsu besar dalam sex. Jaman pacaran, kami rajin menonton BF bersama supaya menambah pengetahuan. Saya pun membukakan Rumah Seks, dan saya membiarkan dia membaca sendiri. Setengah jam kemudian rautnya sudah berubah merah padam.

"Emang bener ada kisah asli kaya gini..?" tanya Dini.

"Lu mau bikin cerita..?" tantang saya.

"Gua nggak bisa ngarang," lanjutnya sambil tangannya menggaruk-garuk selangkangan.

Jangan ngeres dulu, doi pakai long dress ibu-ibu hamil. Dia menggaruk karena memang gatal. Tidak banyak bicara, saya langsung duduk di sebelahnya, dan pura-pura membaca bersama sambil menempelkan ke pipinya.




"Andi, gua bisa horny nih. Tolongin, ya.. tapi janji lo jangan bilang siapa-siapa.."

Jawabannya hanya satu, "Beres.."

Saya pun mengusap pahanya sambil mencium pipinya. Eh, dia malah kasih bibir dan melumat lidah saya. Wah, masih galak juga nih anak.

"Ndi, si Roni (suaminya) udah 3 bulan tak mau main. Padahal lu tahu sendiri, orang hamil kan nafsunya gede," kata Dini sambil menggosok celana pendek saya.




Biarpun hamil, body Dini masih cihuy. Kulitnya seputih salju dan susunya lumayan kencang, tidak terlalu besar. Kami pun berpagutan sambil mencopot baju masing-masing.

"Ndi, jangan kaget, ya.." bilang Dini pelan sambil melolosi longdresnya.

Ternyata ia tidak memakai celana dalam.

"Soalnya dari tadi aku udah 5 kali pipis (katanya sih bawaan orang hamil) jadi males pakai. Lagian, lu kan nggak nafsu ama ibu hamil." jawabannya kali ini salah.




Melihat pemandangan itu sangat menggiurkan. Bayangkan, perutnya membuncit dan bulu kemaluannya bertaburan lebat. Padahal dulu saya paling tidak mau kalau melihat cewek gendut, apalagi berbulu lebat. Ternyata seksi sekali.

"Ndi, gua susah posisi macem-macem. Standar aja ya..,"

Saya berdiri dan ia duduk di karpet sambil menghisap batang kemaluan saya.

"Gila nih barang. Ditinggal 9 tahun malah tambah gede," katanya diiringi suara slurp.., slurp.

Saya tidak dapat menjawab, hanya merem melek keenakan. Dari belasan cewek yang pernah saya tiduri, Dini adalah 'the best sucker'. Hisapannya lebih kencang dari vacuum cleaner.




Sepuluh menit kemudian giliran saya menyapu. Bulu kemaluannya yang lebat dan tebal ternyata membuat batang kejantanan saya semakin tegang. Posisi saya yang jongkok mendapat pemandangan baru, hutan lebat dengan perbukitan plus gunung kembar. Perutnya yang hamil 5 bulan ternyata membuat sensasi tambahan. Lidah saya pun menerobos bibir vaginanya dan mengenai bagian dalam.

"Aduuh.., itilku kena, terus, jangan ditarik..!" kata Dini sambil tangannya menjambak rambut saya.

Hanya lima menit kemudian ia berteriak, "Ndi.., mau keluar nih. Telan ya..!"

Saya jilat cairan yang membasahi vaginanya.

"Gilaa, enak bener. Nyesel nih gua putusin elu," teriak Dini sambil bersandar di sofa.

"Tunggu setengah jam, ya.. Ndi. Entar gantian elu gua puasin."




Kami pun kembali membaca Rumah Seks, com sambil ngemil Pringles, makanan favorit kami zaman dulu.

"Ndra, lagi dong, cepetan..! Entar istrilu dateng, berabe kan..?"

Kami pindah ke ruang tamu. Kami dulu suka eksperimen di berbagai lokasi. Dapur, taman, loteng, bioskop dan lain-lain. Dini ternyata punya cara baru. Ia menari erotis diiringi lagu Samba Pati-nya Santana. Kemudian menarik kepala saya dan dipaksa menghisap payudaranya. Awalnya enak benar, lama-lama kok ada yang aneh. Tahunya, menetes ASI!

"Gua kan hamil, ya.. keluar dong. Rasanya enak bener kalau keluar. Gua sering maen pakai alat pengisap ASI sambil onani," kata Dini tanpa ditanya.




Ia kemudian mendorong wajah saya dan memencet putingnya hingga ASI menyemprot deras ke wajah saya. Persis seperti gambar di websites lactating. Kemudian ia tiduran dan batang kemaluan saya dijepit di antara payudaranya yang masih menetes susu. Waduh, sensasinya luar biasa. Lalu inilah yang ditunggu. batang kemaluan saya digenggam kencang dan seakan dipaksa masuk liang vaginanya.

"Goyang, Ndi, yang keras kaya dulu..!"

Ternyata vagina cewek hamil itu lebih kencang ketimbang biasa, batang kemaluan saya serasa dipijat.




Selama melakukan senggama, Dini masih mengarahkan putingnya ke wajah saya, hingga susunya menciprati mata. Hampir 20 menit kami bergulat di karpet ruang tamu.

"Ndi, jangan berhenti. Lu tunggu semenit lagi, dan rasain ya..!"

Saya kira dia mau keluar lagi. Tiba-tiba terasa penis saya basah. Dini kencing!

"Ndi, jangan dicabut, please.. Gua baru sekarang nih kesampaian."

Ternyata Dini ingin bersenggama sambil kencing. Saya pernah baca di buku 'rahasia memuaskan suami' teknik ini. Memang hebat. Kalian pada cobain deh. Nafsu saya tidak tahan merasakan sensasi ini.




"Gua mau keluar Din. Di dalam apa dimana..?" tanya saya tersengal-sengal.

"Di tetekku aja. Biar kulitnya halus dan kencang."

Saya cabut batang kemaluan saya dan sama tangannya langsung dijepit ke tengah payudaranya. Beberapa detik kemudian, muncrat lah sperma saya membanjiri gunung kembarnya. Bayangkan posisinya teman. Kaki saya hampir patah, sebab saya berjinjit (Dini kan perutnya hamil) jadi tidak bisa telentang di atasnya.




Saya kira permainan telah selesai. Tapi Dini punya sesi tambahan. Batang kemaluan saya yang belepotan peju ditambahkan ASI yang terus-terusan diperas, kemudian diletakkan di dalam tangannya dan diminum. Saya yang bengong langsung ditarik dan kami berciuman.

"Biar adil. Gua minum peju, elu minum peju memek dan kita berdua dapat susu."




Kami kembali ke ruang tengah nonton TV sambil makan Pringles. Rasa asinnya dapat mengusir 'nek minum ASI dan sperma.

"Roni tak suka gaya macem-macem. Mungkin ia kebanyakan main sama fans ceweknya, jadi bosan. Ya.. ini pembalasannya. Cuma, gua cinta Roni," katanya kalem.

Saya hanya tersenyum, sebab saya tahu persis fans cewek grup ini banyak sekali. Waktu main di Senayan kemarin, saya kecipratan satu cewek SMA yang body-nya aduhai. Mereka menginap di hotel H yang mewah di Senayan, jadi mudah sekali mengajak fans-nya. Lagian itu hanya fans, pikir saya manajernya.




"Elu masih sering nonton BF nggak? Ini gaya sering gua baca di majalah K dan buku lain. Pingin nyobain, tapi gua kan bukan cewek gampangan. Lagian udah kawin," tukas Dini sambil mengelus batang kemaluan saya.

"Din, bentar ya.. gua mau kencing nih..!" kata saya.

"Eit.., ntar dulu. Kini giliran elu nyobain."

Ia kembali membuka vaginanya dan menarik batang penis saya.

"Masukkin terus pipis di dalem..!" perintahnya.

Saya pun menurut. Waduh rasanya lebih hebat daripada sperma muncrat.

"Enak kan..?" lanjutnya ringan.




Kemudian kami mandi air panas bersama dan tidur. Hanya saja ia tidur di kamar depan, saya di kamar saya. Daripada ketahuan istri bisa perang kaya USA vs Afganistan. Dan sekali lagi dugaan saya salah. Esoknya istri saya datang sambil tersenyum.

"Enak main ama Dini..?" tanyanya.

Saya awalnya tidak mau mengaku. Baru kemudian istri saya bilang, "Itu emang rencana kita. Dini udah minta izin. Makanya aku nginep di rumah bokap. Aku sih oke aja, asal nanti kita bisa main bertiga."

Saya hanya terbengong.




Baru saya ingat, ternyata istri saya waktu nonton BF tahun lalu bilang ingin threesome. Apakah itu ceweknya dua atau cowoknya dua.
Viewing all 6253 articles
Browse latest View live